NGO: IPO

  • Telkom Bidik Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha

    Telkom Bidik Pasar Fiber di Atas 25% Usai Lepas Aset ke Anak Usaha

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membidik peningkatan pangsa pasar pada bisnis wholesale fiber connectivity di atas 25% usai melepas bisnis dan aset ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia. Adapun saat ini, pangsa pasar Telkom di segmen ini baru mencapai 16%.

    Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Budi Satria Dharma Purba, menjelaskan pengalihan aset dan bisnis ke TIF dapat mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, yang mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar perseroan.

    “Saat ini kita market share sekitar 16% dengan pengalihan ke TIF nanti dengan efisiensi dan competitiveness yang akan dibangun, kita berharap bahwa market share itu berada di atas 25%,” ungkap Budi dalam konferensi persnya di The Telkom Hub, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

    Menurutnya, peningkatan market share di segmen wholesale fiber juga berdampak langsung pada optimalisasi nilai aset infrastruktur yang selama ini belum tergarap. Dengan penguatan peran TIF sebagai entitas khusus pengelola bisnis wholesale fiber, Telkom berharap dapat meningkatkan daya saing di pasar domestik dengan valuasi di atas Rp 100 triliun.

    “Harapannya kalau kita bisa drive minimum 25% untuk mencapai valuasi tadi di atas Rp 100 triliun tentunya kalau harapan dan ekspektasi kita lebih dari itu,” imbuhnya.

    Adapun saat ini, aset InfraNexia usai spin-off mencapai Rp 35 triliun di tahap 1. Ke depan, spin-off ditargetkan hingga 99,99% atau sekitar Rp 90 triliun. Meski memiliki aset yang terbilang besar, Telkom sendiri belum berencana membawa InfraNexia Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.

    Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, mengatakan perseroan belum mengambil keputusan terkait rencana tersebut. Adapun anak usaha Telkom Indonesia yang terakhir IPO adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel pada November 2021 lalu.

    “Jadi kalau saat ini kami belum mengambil keputusan terkait rencana ya membawa Infranexia ini ke pasar melalui mekanisme IPO karena memang sekarang ini fokus kami masih ke dalam menyelesaikan proses spin off asset wholesale fiber connectivity yang sekarang kami sedang lakukan tahap 1 dan nanti untuk tahap 2 nya di semester pertama tahun 2026,” ungkapnya.

    Meski begitu, Dian tak menutup kemungkinan melakukan IPO untuk anak usaha tersebut. Akan tetapi, kemungkinan tersebut dapat dilakukan jika proses spin off rampung dilaksanakan.

    “Opsi masih terbuka ya, baik itu IPO maupun menggandeng mitra strategis. Karena prioritas saat ini masih memastikan bahwa Infranexia bisa menjadi integritas fiberco yang mumpuni yang bisa membawa pertubuhan yang lebih tinggi lagi untuk Telkom dan bisa meng-create value terhadap Telkom grup. Jadi jawabannya adalah opsi masih terbuka, kemungkinannya belum dipastikan sebagai suatu keputusan di saat sekarang,” lanjutnya.

    Tonton juga video “Langkah Nyata Telkom: Jangkau Merauke, Menggerakkan Ekonomi Digital Lokal”

    (ahi/hns)

  • Superbank Optimistis Garap Pasar Bank Digital Pasca Melantai di BEI

    Superbank Optimistis Garap Pasar Bank Digital Pasca Melantai di BEI

    JAKARTA – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Desember.

    Dalam penawaran umum perdana (IPO) ini, Superbank menetapkan harga saham sebesar Rp635 per lembar dengan melepas sebanyak 4,4 miliar saham baru, yang setara dengan 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dari aksi korporasi tersebut, perseroan berhasil meraih dana segar senilai Rp2,79 triliun.

    Dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk mempercepat ekspansi usaha serta memperkuat kemampuan Superbank sebagai bank berbasis layanan digital.

    Berdasarkan prospektus, sekitar 70 persen dana akan dialokasikan sebagai modal kerja untuk memperbesar penyaluran kredit ke segmen underbanked, baik ritel maupun UMKM, yang menjadi fokus utama pertumbuhan perseroan.

    Sementara itu, sekitar 30 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal, mencakup pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, sistem pembayaran digital, infrastruktur teknologi informasi, penguatan sistem operasional, serta investasi jangka panjang di bidang kecerdasan buatan (AI), analitik data, dan keamanan siber.

    Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan menyampaikan bahwa pencatatan saham ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat struktur permodalan sekaligus memperluas jangkauan layanan keuangan digital bagi masyarakat Indonesia, dan IPO ini menandai fase baru dalam Journey of Trust Superbank.

    a menjelaskan perjalanan tersebut berawal dari kepercayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan izin transformasi Superbank menjadi bank dengan layanan digital yang berfokus pada segmen underbanked.

    Menurutnya kepercayaan itu kemudian diperkuat oleh dukungan para pemegang saham dan jutaan nasabah yang telah menggunakan layanan perseroan.

    “Sebagai perusahaan publik, kami berkomitmen untuk terus menjaga dan menumbuhkan kepercayaan tersebut, sekaligus memperluas akses layanan keuangan bagi lebih banyak masyarakat Indonesia, Superbank For All,” ujarnya dalam konferensi pers Rabu, 17 Desember.

    Tigor menilai potensi pertumbuhan bank digital di Indonesia masih sangat besar, mengingat pangsa pasar perbankan digital secara keseluruhan masih relatif kecil dibandingkan industri perbankan nasional.

    Ia memperkirakan total market share bank digital di Indonesia saat ini masih berada di kisaran 1 persen.

    Dalam menghadapi persaingan, Tigor menyampaikan Superbank mengandalkan strategi berbasis ekosistem sebagai keunggulan utama, salah satunya melalui dukungan ekosistem Grab.

    Menurutnya dengan puluhan juta pengguna dari layanan transportasi, pengantaran, dan OVO, Superbank menempatkan diri sebagai mitra yang terintegrasi erat dalam ekosistem tersebut.

    “Jadi kami merasa pendekatan ekosistem ini akan menjadi pembeda besar ke depannya,” katanya.

    Sejak awal transformasinya, Tigor menjelaskan bahwa Superbank mengusung model bisnis digital-first dengan memanfaatkan ekosistem Grab dan OVO untuk menjangkau masyarakat secara langsung melalui platform yang telah digunakan dan dipercaya.

    Ia menambahkan strategi ini mulai dijalankan pada 2024, ketika Superbank menjadi bank digital pertama di Indonesia yang memungkinkan pengguna dan mitra Grab membuka rekening, menabung, serta menggunakan rekening tersebut sebagai metode pembayaran langsung di aplikasi Grab tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan.

    Ia menambahkan strategi tersebut dilanjutkan pada tahun ini melalui peluncuran berbagai inovasi, antara lain OVO Nabung by Superbank, produk tabungan berbasis ekosistem yang memungkinkan pengguna OVO menabung secara instan dengan bunga hingga 5 persen per tahun, serta Kartu Untung, produk tabungan berbasis gamifikasi hasil kolaborasi dengan KakaoBank.

    Tigor menyebutkan implementasi strategi ekosistem ini terbukti memberikan hasil nyata, baik dalam membangun kredibilitas, mempercepat adopsi, maupun menyederhanakan pengalaman perbankan dalam aktivitas sehari-hari pengguna.

    Sejak peluncuran aplikasi digital pada Juni 2024, Superbank telah melayani lebih dari 5 juta nasabah dengan tingkat keterlibatan yang terus meningkat.

    “Momentum ini tercermin dari pertumbuhan rata-rata jumlah transaksi harian yang meningkat lebih dari 40 persen pada kuartal ketiga 2025 dibandingkan periode sebelumnya, dengan lebih dari 1 juta transaksi diproses setiap harinya,” jelasnya.

    Ke depan, Tigor menyampaikan Superbank akan terus memperkuat sinergi ekosistem digital Grab–OVO dan Emtek, serta dukungan dari pemegang saham strategis lainnya, termasuk Singtel, KakaoBank, dan GXS.

    “Kombinasi kapabilitas teknologi, jangkauan ekosistem, dan pengalaman perbankan regional ini semakin memperkuat posisi Superbank dalam menghadirkan layanan finansial yang lebih inklusif, relevan, dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia,” ucapnya.

    Senada, CEO Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, pihaknya menyambut pencatatan perdana saham Superbank di Bursa Efek Indonesia sebagai tonggak penting dalam upaya bersama dalam memperluas akses layanan keuangan yang aman, inklusif, dan terjangkau bagi jutaan pengguna, mitra pengemudi, dan UMKM di Indonesia.

    “Dengan kapabilitas perbankan digital Superbank yang terintegrasi di aplikasi Grab dan OVO, kami melihat peluang yang semakin besar untuk memanfaatkan teknologi dan data secara bertanggung jawab guna menghadirkan solusi tabungan dan pembiayaan yang relevan bagi segmen underbanked, sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dalam jangka panjang,” jelasnya.

    Ia menambahkan Grab akan terus mendukung Superbank dalam memaksimalkan kekuatan ekosistem kami untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Adapun, pencatatan saham Superbank menambah daftar emiten sektor keuangan digital di BEI dan mencerminkan tingginya minat pasar terhadap model perbankan berbasis ekosistem yang dinilai memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang, meskipun tetap dihadapkan pada tantangan kualitas aset dan pencapaian profitabilitas.

    Sebagai informasi, pada hari pertama perdagangan, saham SUPA dibuka di level Rp790 atau melonjak 24,41 persen dari harga IPO Rp635, dan langsung menyentuh batas auto reject atas (ARA).

    Pada kesempatan yang sama, Direktur BEI Kristian Manullang, menyampaikan bahwa Superbank menjadi perusahaan ke-26 yang melantai di BEI sepanjang 2025, dan merupakan emiten ke-956 sejak Bursa Efek Indonesia berdiri.

    “Pencapaian hari ini tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perseroan untuk memperkuat permodalan, memperluas kapasitas pembiayaan, serta meningkatkan peran Perseroan dalam mendukung pertumbuhan sektor riil dan inklusi keuangan nasional,” tuturnya.

  • Lebih Dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

    Lebih Dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI telah 22 tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003.

    Saat IPO, BRI menawarkan 3,81 miliar saham dengan harga Rp875 per saham. Jika memperhitungkan aksi korporasi berupa stock split dan rights issue sepanjang dua dekade terakhir, harga saham BBRI kini telah meningkat sekitar 48 kali lipat dibandingkan harga IPO.

    Adapun, sejak resmi tercatat di BEI, saham BBRI menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Pertumbuhan tersebut terlihat sudah sejak tahun-tahun awal ketika kapitalisasi pasar BRI menembus Rp100 triliun hanya dalam empat tahun pertama.

    Momentum ini kemudian berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya yang kian menandai kepercayaan pasar yang semakin kuat. Pada 2013 kapitalisasi pasar mencapai Rp200 triliun dan meningkat menjadi Rp300 triliun pada 2015.

    Untuk memperkuat likuiditas serta memperluas basis investor, BRI juga melakukan dua kali stock split. Pertama pada Januari 2011 dengan rasio 1:2. Kedua, pada November 2017 dengan rasio 1:5. Tujuannya agar harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel.

    Memasuki awal 2020-an, tren penguatan saham BBRI tetap berlanjut seiring dengan stabilitas kinerja fundamental perseroan. Pada 2022, kapitalisasi pasar BBRI kembali menunjukkan penguatan dan berhasil menembus Rp700 triliun.

    Performa positif ini berlanjut sepanjang 2023, sejalan dengan stabilnya kinerja fundamental perseroan. Bahkan, saham BBRI menembus level all time high. Menjelang penutupan tahun, harga saham mencapai Rp5.725 per saham pada 28 Desember 2023. Kenaikan harga tersebut berkontribusi pada kapitalisasi pasar BBRI yang berada di kisaran Rp867 triliun.

  • Elon Musk Cetak Sejarah Jadi Orang Terkaya Tembus Rp 9,18 Kuadriliun

    Elon Musk Cetak Sejarah Jadi Orang Terkaya Tembus Rp 9,18 Kuadriliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Kekayaan Elon Musk kembali mencetak rekor global. Pendiri SpaceX itu menjadi orang pertama di dunia yang memiliki harta lebih dari US$ 600 miliar (sekira Rp 9,18 kuadriliun), seiring melonjaknya valuasi perusahaan roket miliknya.

    Lonjakan kekayaan tersebut dipicu langkah SpaceX yang meluncurkan tender offer dengan valuasi sekitar US$ 800 miliar (sekira Rp 12,24 kuadriliun) pada awal Desember 2025. Angka ini melonjak dua kali lipat dibandingkan valuasi US$ 400 miliar (sekira Rp 6,12 kuadriliun) pada Agustus 2025.

    Berdasarkan perhitungan Forbes, kepemilikan Musk sekitar 42% di SpaceX membuat nilai hartanya bertambah sekitar US$ 168 miliar (sekira Rp 2,57 kuadriliun) menjadi sekitar US$ 677 miliar (sekira Rp 10,36 kuadriliun) per Senin (15/12/2025) pukul 12.00 waktu setempat.

    Dengan capaian tersebut, Musk resmi menjadi individu pertama dalam sejarah yang memiliki kekayaan di atas US$ 600 miliar (sekira Rp 9,18 kuadriliun). Sebelumnya, belum ada satu pun orang yang mampu menembus ambang US$ 500 miliar (sekira Rp 7,65 kuadriliun).

    SpaceX juga dikabarkan menargetkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2026 dengan valuasi yang diperkirakan dapat mencapai US$ 1,5 triliun (sekira Rp 22,95 kuadriliun). Jika rencana ini terealisasi, Musk berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia. Hingga kini, manajemen SpaceX dan Musk belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana tersebut.

    Tanpa memperhitungkan IPO sekalipun, nilai kepemilikan Musk di SpaceX diperkirakan mencapai US$ 336 miliar (sekira Rp 5,14 kuadriliun) dan menjadi aset terbesarnya.

    Sementara itu, kepemilikan 12% saham Tesla bernilai sekitar US$ 197 miliar (sekira Rp 3,01 kuadriliun), di luar opsi saham dari paket kompensasi CEO 2018 yang sempat dibatalkan pengadilan Delaware pada Januari 2024. Nilai opsi tersebut masih didiskon sekitar 50% atau setara US$ 69 miliar (sekira Rp 1,06 kuadriliun) sambil menunggu proses appeal di Mahkamah Agung Delaware.

    Apabila gugatan tersebut berujung tidak menguntungkan, Tesla tetap bisa menjadi jalur alternatif bagi Musk menuju status triliuner. Pada November 2025, pemegang saham Tesla menyetujui paket kompensasi bernilai fantastis yang berpotensi memberi Musk saham tambahan hingga US$ 1 triliun (sekira Rp 15,3 kuadriliun) sebelum pajak.

    Paket tersebut dapat terealisasi jika perusahaan mampu mencapai target kinerja ambisius, termasuk peningkatan kapitalisasi pasar (market cap) lebih dari delapan kali lipat dalam 10 tahun.

    Selain SpaceX dan Tesla, Musk juga memiliki xAI Holdings. Perusahaan ini disebut tengah menjajaki pendanaan baru dengan valuasi sekitar US$ 230 miliar (sekira Rp 3,52 kuadriliun), melonjak tajam dari klaim valuasi US$ 113 miliar (sekira Rp 1,73 kuadriliun) saat xAI dibentuk pada Maret 2025 melalui penggabungan dengan platform media sosial X.

    Forbes memperkirakan kepemilikan Musk di xAI Holdings sekitar 53% dengan nilai sekitar US$ 60 miliar (sekira Rp 920 triliun).

  • IPO Superbank SUPA Tembus Oversubscription 318,69 Kali, Investor Antre

    IPO Superbank SUPA Tembus Oversubscription 318,69 Kali, Investor Antre

    Jakarta, Beritasatu.com – Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) mencatatkan respons pasar yang luar biasa menjelang pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember 2025.

    Dalam masa penawaran, saham SUPA mengalami kelebihan permintaan hingga 318,69 kali, dengan total pemesanan dari investor menembus angka lebih dari 1 juta order. Capaian tersebut menjadi salah satu rekor tertinggi untuk IPO di sektor perbankan digital nasional.

    Antusiasme yang tinggi ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis SUPA sebagai bank berbasis digital. Selain itu, pencapaian tersebut juga menegaskan kepercayaan pasar terhadap strategi transformasi digital yang tengah dijalankan perseroan serta prospek pertumbuhan jangka panjang industri perbankan digital di Indonesia.

    Tingginya tingkat oversubscription dinilai sebagai indikator kuat kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan.  Minat pasar terhadap saham SUPA juga didukung oleh peran enam perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai penjamin emisi, sehingga memperluas jangkauan dan minat publik terhadap IPO ini.

    CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai keberhasilan IPO Superbank menjadi sinyal positif bagi perkembangan pasar modal domestik, khususnya di sektor perbankan digital.

    “IPO SUPA mencetak rekor dengan tingkat oversubscription mencapai 318 kali dan permintaan investor lebih dari 1 juta order. Ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental dan prospek Superbank. Respons seperti ini menunjukkan bahwa appetite investor terhadap IPO sektor perbankan digital masih sangat kuat,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (16/12/2025).

    Ia menambahkan, tingginya minat investor pada fase penawaran diharapkan berdampak positif terhadap likuiditas saham SUPA setelah resmi tercatat di BEI. 

    “Selain itu, keberhasilan IPO ini juga berpotensi menjadi katalis bagi pengembangan sektor perbankan digital di Indonesia,” pungkasnya.

  • Starlink Punya 8 Juta Pengguna, Valuasi SpaceX Rp13,3 Kuadriliun saat IPO 2026

    Starlink Punya 8 Juta Pengguna, Valuasi SpaceX Rp13,3 Kuadriliun saat IPO 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX diperkirakan melakukan IPO pada 2026, dengan valuasi mencapai US$800 miliar atau Rp13,33 Kuadriliun. Nilai jumbo tersebut tidak terlepas dari 8 juta basis pengguna Starlink yang mereka miliki pada November 2025.

    Saat ini, penawaran umum perdana SpaceX berhasil mengumpulkan US$25 miliar atau Rp416,5 triliun dari minat para investor.

    Dilansir dari Cryptopolitan pada Senin (15/12/2025), CFO perusahaan Bret Johnsen mengonfirmasi perusahaan telah menyetujui kesepakatan di mana investor dapat membeli saham dengan harga $421 atau sekitar Rp7.014.596 per lembar, sehingga meningkatkan nilainya menjadi sekitar US$800 miliar atau Rp13,33 Kuadriliun.

    Analis industri memperkirakan Starlink mempunyai pendapatan antara US$11,8 miliar atau Rp196,59 Triliun sampai US$15 miliar atau Rp249,90 Triliun di tahun 2025. Pendapatan ini didukung oleh lebih dari 7.500 satelit mereka yang beroperasi di orbit Bumi rendah, yang menjadikannya jaringan satelit terbesar di dunia saat ini.

    Sebagai perbandingan, pada Juli 2025 perusahaan tersebut menjual saham seharga US$212 atau sekitar Rp3.531.623 per lembar. Dan memiliki valuasi US$400 miliar atau sekitar Rp6,66 Kuadriliun.

    Valuasi sangat besar ini akan menempatkan SpaceX di antara 20 perusahaan publik terbesar di dunia dan menjadikannya perusahaan rintisan swasta paling berharga di dunia, bahkan melampaui valuasi OpenAI yang baru-baru ini mencapai US$500 miliar atau sekitar Rp8,33 Kuadriliun.

    Dalam surat kepada pemegang saham tanggal 12 Desember 2025, Johnsen menyatakan bahwa IPO ini bisa saja mengumpulkan lebih dari US$25 miliar atau Rp416,5 triliun dan kemungkinan terjadi paling cepat pada Juni 2026. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tanggal dan besaran valuasi IPO ini masih belum pasti dan sangat bergantung pada kinerja perusahaan serta kondisi pasar.

    Faktor Utama Lonjakan Valuasi SpaceX

    Nilai SpaceX meroket tajam terutama berkat kesuksesan bisnis internet satelitnya, Starlink. Layanan ini telah berkembang pesat, dari hanya 1 juta pelanggan pada Desember 2022 menjadi lebih dari 8 juta pelanggan aktif pada November 2025.

    Perluasan ini menjadikan Starlink sebagai sumber pendapatan terbesar SpaceX, yang menghasilkan US$7,7 miliar atau Rp128,31 Triliun pada tahun 2024 atau 58% dari total pendapatan perusahaan.

    Pendapatan ini didukung pula oleh kontrak pemerintah, termasuk penggunaan versi militer yang disebut Starshield, yang menyumbang sekitar US$2 miliar atau Rp33,33 Triliun di tahun 2024 dan diperkirakan naik menjadi US$3 miliar atau sekitar Rp49,98 Triliun di tahun 2025.

    Sebagai pemimpin di pasar peluncuran komersial berkat roket Falcon 9 dan Starship, SpaceX berencana menggunakan modal IPO untuk mendanai ambisi besarnya, yaitu meningkatkan penerbangan Starship, membangun pusat data AI di luar angkasa, membangun Moonbase Alpha, dan mengirim misi ke Mars.

    Selain itu, mereka baru-baru ini mengakuisisi lisensi spektrum nirkabel senilai lebih dari US$17 miliar atau sekitar Rp283,20 Triliun untuk memungkinkan koneksi satelit langsung ke ponsel pintar standar, bekerja sama dengan T-Mobile. (Nur Amalina)

  • Hartono Bersaudara Jadi Orang Terkaya di Indonesia 2025, Kekayaannya Tembus Rp729,83 Triliun

    Hartono Bersaudara Jadi Orang Terkaya di Indonesia 2025, Kekayaannya Tembus Rp729,83 Triliun

    GELORA.CO  – Hartono bersaudara, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono menempati posisi pertama orang terkaya di Indonesia per Desember 2025. Namun, kekayaan Hartono bersaudara mengalami penurunan.

    Melansir Forbes, kekayaan separuh dari para taipan Indonesia dalam daftar orang terkaya mengalami kenaikan dibanding tahun lalu. 

    Dalam tahun yang penuh gejolak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 17 persen, membantu meningkatkan kekayaan kolektif ke rekor 306 miliar dolar AS dari 263 miliar dolar AS pada tahun lalu. 

    Adapun, kekayaan Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono tetap berada di peringkat pertama orang terkaya di Indonesia, meskipun kekayaan bersih gabungan mereka turun sebesar 6,5 miliar dolar AS atau setara Rp108,3 triliun menjadi 43,8 miliar dolar AS atau setara Rp729,83 triliun.

    Ini menjadi penurunan kekayaan terbesar, di mana saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, aset terbesar mereka, turun 15 persen dari tahun lalu di tengah kekhawatiran investor tentang dampak ketidakpastian kebijakan moneter dan fiskal terhadap bank.

    Di posisi kedua orang terkaya di Indonesia ditempati miliarder petrokimia dan energi, Prajogo Pangestu, yang mengumpulkan lebih dari 140 juta dolar AS dari IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk pada bulan Juli, anak perusahaan infrastruktur dari Chandra Asri Pacific yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan kekayaan bersihnya sebesar 23 persen menjadi 39,8 miliar dolar AS atau setara Rp663,18 triliun.

    Secara keseluruhan, kekayaan setengah dari mereka yang ada dalam daftar orang terkaya meningkat. Lonjakan terbesar, mencapai 9,4 miliar dolar AS, dicatat oleh keluarga Widjaja, yang naik satu peringkat ke peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai 28,3 miliar dolar AS atau setara Rp396,57 triliun.

    Saham perusahaan infrastruktur dan energi unggulan mereka, Dian Swastatika Sentosa, meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu di tengah ekspansinya di bidang energi terbarukan. Pada bulan Juni, perusahaan tersebut membuka pabrik panel surya terbesar di Indonesia dengan kapasitas tahunan hingga 1 gigawatt dalam usaha patungan dengan PLN Indonesia Power Renewables milik negara dan Trina Solar dari China.

    Tahun lalu, Low Tuck Kwong, taipan batu bara yang berada di peringkat ketiga terkaya, turun ke peringkat keempat dengan kekayaannya turun sebesar 2,1 miliar dolar AS menjadi 24,9 miliar dolar AS atau setara Rp414,9 triliun.

    Saham perusahaan produksi batu baranya, Bayan Resources, merosot karena laba bersih terdampak oleh harga batu bara yang lebih lemah dan biaya operasional yang lebih tinggi, turun 16 persen menjadi 534 juta dolar AS dalam sembilan bulan hingga September.

    Permintaan yang meningkat pesat untuk pusat data menyebabkan saham PT DCI Indonesia Tbk meroket, dan mendorong kedua pendirinya, Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman, masuk ke dalam sepuluh besar orang terkaya di Indonesia untuk pertama kalinya. 

    Mereka menjadi peraih keuntungan persentase terbesar tahun ini dan muncul di peringkat ke-6 dengan kekayaan 11,3 miliar dolar AS atau setara Rp188,28 triliun dan di peringkat ke-8 dengan 8,2 miliar dolar AS atau setara Rp136,63 triliun.

    Wajah baru di dereta miliarder tahun ini adalah Hartati Murdaya, Direktur Utama Central Cipta Murdaya. Dia menggantikan mendiang suaminya, Murdaya Poo, yang meninggal pada bulan April di usia 84 tahun. 

    Kuncoro Wibowo harus keluar dari daftar orang terkaya di Indonesia karena saham jaringan toko perangkat kerasnya, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk, anjlok lebih dari 40 persen di tengah menyusutnya keuntungan. Nilai kekayaan bersih minimum untuk masuk dalam daftar turun menjadi 920 juta dolar AS atau setara Rp15,32 triliun

  • OJK Buka Peluang BUMN Kembali IPO Lewat Pendalaman Pasar Modal

    OJK Buka Peluang BUMN Kembali IPO Lewat Pendalaman Pasar Modal

    JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka peluang bagi badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya untuk kembali melantai di pasar saham melalui penguatan program pendalaman pasar modal.

    Adapun langkah ini dilakukan menyusul belum adanya IPO dari perusahaan pelat merah dalam dua tahun terakhir.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan keterlibatan BUMN di pasar modal memiliki peran strategis dalam memperkuat likuiditas serta memperluas diversifikasi instrumen investasi bagi investor.

    “OJK memahami bahwa partisipasi BUMN dan anak perusahaannya di pasar modal memiliki peran strategis dalam memperkuat likuiditas serta diversifikasi instrumen investasi,” ujar Inarno dalam keterangan resmi, Minggu, 14 Desember.

    Inarno menjelaskan, OJK secara berkelanjutan melaksanakan program pendalaman pasar modal bersama Self Regulatory Organization (SRO) dan para pelaku pasar, termasuk perusahaan efek, untuk memperkuat ekosistem pasar modal nasional.

    Melalui program tersebut, sambung Inarno, OJK juga aktif melakukan sosialisasi dan diskusi dengan perusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki kesiapan untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), termasuk BUMN dan anak perusahaannya.

    “Melalui program tersebut, OJK melakukan sosialisasi dan diskusi dengan perusahaan yang memiliki kesiapan untuk melakukan IPO, termasuk BUMN dan anak perusahaannya, guna meningkatkan pemahaman terkait proses penawaran umum serta mengidentifikasi hambatan yang dihadapi,” kata Inarno.

    Meski demikian, OJK menegaskan keputusan untuk melakukan IPO sepenuhnya merupakan pertimbangan dan kebijakan bisnis masing-masing perusahaan termasuk BUMN.

    Inarno menekankan OJK tidak berada pada posisi untuk menentukan atau memaksakan keputusan tersebut.

    “Keputusan untuk melakukan IPO sepenuhnya merupakan pertimbangan dan kebijakan bisnis masing-masing perusahaan,” ujarnya.

    Di samping itu, OJK memastikan perannya tetap fokus pada pengawasan agar setiap proses penawaran umum berjalan secara profesional, transparan, serta menjunjung tinggi perlindungan terhadap kepentingan investor.

    “Peran OJK adalah memastikan proses berjalan secara profesional, transparan, serta melindungi kepentingan investor,” tutup Inarno.

  • Saham BCA Anjlok, Harta Bos Djarum Merosot Rp 108 Triliun

    Saham BCA Anjlok, Harta Bos Djarum Merosot Rp 108 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Harta kekayaan orang kaya di Indonesia kembali mengalami kenaikan dengan total US$ 306 miliar (sekitar Rp 5.093 triliun) dari sebelumnya US$ 263 miliar (sekitar Rp 4.381 triliun) pada 2024.

    Kekayaan mereka didorong oleh penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami kenaikan 17% tahun ini. Namun, pasar saham tidak selalu menguntungkan para taipan. Ada juga yang harus mengalami penurunan kekayaan karena pergerakan pasar saham.

    Pemilik Djarum sekaligus orang terkaya di Indonesia, R Budi dan Michael Hartono, contohnya. Kekayaan gabungan mereka turun US$ 6,5 miliar (sekitar Rp 108,2 triliun) menjadi US$ 43,8 miliar (sekitar Rp 729,3 triliun).

    Pasalnya, saham Bank Central Asia, aset utama mereka, melemah 15% secara tahunan seiring kekhawatiran investor terhadap dampak ketidakpastian kebijakan moneter dan fiskal terhadap perbankan. Meski demikian, mereka tetap berada di posisi puncak selama lebih dari satu dekade.

    Seperti dilansir dari Forbes, taipan petrokimia dan energi Prajogo Pangestu mempertahankan posisi kedua. Ia meningkatkan kekayaannya 23% menjadi US$ 39,8 miliar (sekitar Rp 662,7 triliun) setelah meraup lebih dari US$ 140 juta (sekitar Rp 2,3 triliun) dari initial public offering (IPO) Chandra Daya Investasi pada Juli, anak usaha infrastruktur Chandra Asri Pacific.

    Secara keseluruhan, separuh dari nama dalam daftar mencatat peningkatan kekayaan. Lonjakan terbesar, US$ 9,4 miliar (sekitar Rp 156,5 triliun), dibukukan keluarga Widjaja yang naik ke posisi ketiga dengan US$ 28,3 miliar (sekitar Rp 471 triliun).

    Selain itu, ada juga beberapa wajah baru yang masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia, yakni Hartati Murdaya, direktur utama Central Cipta Murdaya, menggantikan mendiang suaminya, Murdaya Poo, yang wafat pada April di usia 84 tahun.

    Sebaliknya, ada pula yang terdepak dari daftar, salah satunya Kuncoro Wibowo, pemilik jaringan toko peralatan Aspirasi Hidup Indonesia. Saham perusahaan tersebut anjlok lebih dari 40% akibat penurunan laba.

    Sekadar informasi, ambang minimum kekayaan untuk masuk daftar turun menjadi US$ 920 juta (sekitar Rp 15,3 triliun) dari US$ 1,05 miliar (sekitar Rp 17,5 triliun) tahun lalu.

  • Banjir Sentimen Positif Akhir 2025, Airlangga: Spillover hingga 2026

    Banjir Sentimen Positif Akhir 2025, Airlangga: Spillover hingga 2026

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai sentimen positif perekonomian nasional pada akhir 2025 berpotensi berlanjut hingga tahun depan.

    Optimisme tersebut didorong oleh solidnya pasar modal, stabilitas indikator ekonomi, serta berbagai agenda kebijakan dan kesepakatan dagang yang mulai memasuki tahap final.

    Airlangga mencatat, sepanjang 2025 ada sebanyak 24 emiten yang melakukan IPO di bursa dengan dana yang terkumpul mencapai Rp 15,2 triliun. Selain itu, pada Desember sendiri terdapat 13 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO, termasuk tujuh perusahaan berskala besar.

    “Sepertinya ada spillover ke Januari. Kalau Januari positif, Januari efek akan membawa kita untuk ekonomi yang lebih baik pada 2026. Dengan demikian yang di-manage adalah upside risk lebih tinggi daripada downside risk,” kata Airlangga di perayaan HUT AEI ke-37 di gedung BEI, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

    Menurut Airlangga, kondisi ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah dinamika global maupun tekanan domestik yang terjadi sepanjang 2025. Hal itu tecermin dari sejumlah indikator ekonomi utama yang masih berada di zona positif.

    “Indeks konsumen masih di atas 100, bahkan pada November naik di 124. Penjualan retail year on year (yoy) masih lebih tinggi 5,9%. PMI manufaktur juga naik di 53,3%, inflasi terjaga di 2,72%, kredit tumbuh 7,36% dan kredit investasi secara yoy naik 15,72%, kredit konsumsi 7%, kredit modal kerja yang relatif rendah di 2,39%. Nah, belanja masyarakat tadi sudah tinggi dan IHSG hijau. The number talks by itself,” jelasnya.

    Data tersebut menunjukkan konsumsi rumah tangga yang masih positif, stabilitas harga yang tetap terjaga, hingga investasi yang terus meningkat.

    Sejumlah Kesepakatan Dagang Mulai Efektif

    Masih dalam pembahasan target pertumbuhan ekonomi, sejumlah kesepakatan juga sudah mengantre pada tahap finalisasi dan ratifikasi. Pemerintah menargetkan penyelesaian perjanjian tarif perdagangan dengan AS pada akhir 2025, sementara perjanjian Indonesia-Uni Eropa (EU-CEPA) diharapkan berlaku efektif pada 2027.

    Selain itu, Indonesia juga tengah melanjutkan proses aksesi ke Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Menurutnya, proses perjanjian dengan OECD juga akan berlangsung dengan cepat.

    “Kemarin juga datang tim OECD dipimpin oleh deputy secretary general dan evaluasinya Indonesia progress-nya visible, artinya kelihatan dan antusiasmenya tinggi. Berbagai negara berharap Indonesia bisa bergabung dengan OECD pada 2027,” kata Airlangga.

    Kemudian, Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU) bersama negara-negara former Soviet juga sudah pada tahap penandatanganan. Seluruhnya diharapkan dapat memperluas pasar dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan target yang ditetapkan.

    Pemerintah Siapkan Paket Stimulus Ekonomi Jelang Nataru

    Pemerintah turut menyiapkan berbagai paket stimulus ekonomi untuk menjaga momentum konsumsi masyarakat menjelang hari-hari besar. Dimulai dari 22 Desember 2025-10 Januari 2026, telah disiapkan diskon transportasi, program Every Purchase Is Cheap (EPIC) berupa diskon di pasar modern dengan target Rp 56 triliun, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) setiap tanggal 12 Desember dengan target Rp 34 triliun, serta program Belanja di Indonesia Aja (Bina) dengan target Rp 30 triliun.

    “Jadi total perencanaan Rp 120 triliun, tetapi kalau kita bisa capai di atas Rp 100 triliun atau Rp 110 triliun, itu sudah luar biasa,” pungkas Airlangga.