NGO: IDAI

  • Ada Daycare Anak Stunting di Semarang, Baru ‘Lulus’ kalau Sudah Sehat

    Ada Daycare Anak Stunting di Semarang, Baru ‘Lulus’ kalau Sudah Sehat

    Jakarta

    Prevalensi kasus stunting di Kota Semarang terus menurun signifikan. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) per 2024 prevalensinya sudah berada di bawah 20 persen.

    Bahkan, mengacu catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang 2024, tersisa 1 persen balita yang mengalami stunting dari hasil survei operasi timbang rentang Februari dan Agustus 2024 di 81.739 balita.

    Salah satu ‘resep’ keberhasilan stunting di Semarang adalah penyediaan day care. Day Care Rumah Pelita di Semarang menjadi tempat asuh anak-anak yang mengalami masalah tumbuh kembang. Tidak hanya berkaitan dengan tinggi badan, tetapi perkembangan kognitif mereka.

    Menurut Subkoordinator Perencanaan Sosial Bappeda Kota Semarang, Johanes Adhi Nugroho, day care diberikan sebagaik layanan holistik bagi anak-anak stunting dari orangtua yang bekerja. Di tempat ini, balita tidak hanya dititipkan saat orang tuanya bekerja, tetapi juga mendapatkan pemantauan dan intervensi secara menyeluruh.

    Subkoordinator Perencanaan Sosial Bappeda Kota Semarang, Johanes Adhi Nugroho berbicara soal keberhasilan penanganan stunting di Kota Semarang. Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth

    “Anak-anak yang dititipkan di day care mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi, pemantauan tumbuh kembang secara berkala, serta edukasi kesehatan. Bahkan, mereka tidur siang di ruang ber-AC yang nyaman. Artinya, dari pagi hingga sore, semua kebutuhan kesehatannya dipenuhi,” jelas Johanes saat ditemui di Kota Semarang, Jumat (25/7/2025).

    Hingga pertengahan 2025, Kota Semarang telah memiliki 11 day care yang tersebar di seluruh kecamatan. Dari jumlah tersebut, 10 day care didanai melalui APBD, sementara satu lainnya di wilayah Kelurahan Bandara Jawa, Semarang Utara, dibangun melalui program Tanoto Foundation. Khusus untuk day care yang didukung Tanoto Foundation, juga tersedia ‘Rumah SIGAP’ sebagai pusat stimulasi dan pengasuhan anak usia 0 hingga 3 tahun.

    Setiap day care bisa menampung 12 sampai 20 anak, dengan rasio pengasuhan sekitar 1 pengasuh untuk setiap tiga hingga empat anak. Tenaga pengelola terdiri dari nutrisionis, tenaga kesehatan, hingga psikolog.

    “Layanan di day care ini progresif. Anak bisa keluar dari day care ketika status stunting-nya sudah tidak lagi ditemukan, terutama jika tinggi badannya sudah sesuai standar organisasi kesehatan dunia WHO. Namun, bila di kemudian hari hasil evaluasi menunjukkan ia kembali masuk kategori stunting, maka anak tersebut bisa kembali ditangani,” tambah Johanes.

    Anak-anak yang masuk ke day care sebelumnya terdeteksi mengalami stunting melalui Posyandu atau fasilitas layanan kesehatan lain. Selain memberikan intervensi pada anak, day care juga menjadi sarana edukasi bagi orang tua agar mampu mempertahankan status gizi anak usai keluar dari program.

    “Edukasi tidak hanya untuk anak, tapi juga keluarga. Kami tidak ingin anak kembali stunting setelah keluar dari day care. Jadi ada materi pengasuhan dan gizi keluarga yang disampaikan,” ujar Johanes.

    Keberhasilan program day care juga tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor, termasuk akademisi, organisasi profesi, dan sektor swasta. Pemerintah Kota Semarang menggandeng organisasi profesi seperti Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam audit kasus stunting dan kematian ibu-bayi.

    “Penanganan stunting ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Maka dari itu, ada pertemuan rutin tim percepatan penurunan Stunting yang melibatkan CSR, akademisi, hingga organisasi profesi. Bahkan Tanoto Foundation membantu monitoring dan evaluasi program edukasi perubahan perilaku melalui komunikasi efektif,” katanya.

    Johanes menambahkan, pendekatan yang digunakan pemerintah Kota Semarang adalah pola pembangunan kreatif. Tidak hanya fokus pada penurunan stunting, tapi juga menyentuh persoalan lain seperti kemiskinan ekstrem dan kematian ibu dan bayi.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Cara Menghitung IMT Anak Usia 5-18 Tahun: Panduan untuk Orang Tua Cerdas

    Cara Menghitung IMT Anak Usia 5-18 Tahun: Panduan untuk Orang Tua Cerdas

    Jakarta

    Orang tua tentu ingin memastikan anak tumbuh sehat dan aktif. Salah satu indikator kesehatan yang sering diabaikan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT).

    Dengan memahami dan menghitung IMT anak usia 5-18 tahun, orang tua bisa mengetahui apakah berat badan dan gizi anak dalam kategori yang baik atau tidak. Yuk, pelajari cara menghitung IMT.

    Apa Itu Indeks Massa Tubuh (IMT)?

    Indeks massa tubuh adalah hasil perhitungan berat badan seseorang dibagi dengan kuadrat tinggi badan. Dikutip dari laman Universitas Airlangga, cara ini dikembangkan para ahli untuk mengetahui kisaran berat badan yang sehat sesuai dengan tinggi badan.

    Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, Indeks Massa Tubuh anak usia 5-18 tahun digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, dan obesitas.

    Cara Menghitung IMT Anak Usia 5-18 tahun.

    Cara menghitung Indeks Massa Tubuh menurut Kemenkes adalah:

    Berat badan (kg)/Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

    Rumus ini bisa ditunjukkan dengan kg/m2/ IMT dibulatkan dalam satu desimal.
    Jika menggunakan kalkulator dengan tombol (x2) berikut cara mudah menghitungnya:

    Masukkan angka berat badan dalam kgTekan tombol bagiMasukkan angka tinggi badan dalam meterTekan tombol x2. Maka akan muncul tinggi badan dalam kuadratTekan tombol =, maka muncul nilai IMTBulatkan angka IMT menjadi satu desimalKetentuan IMT/U Anak Usia 5-18 Tahun

    Setelah mendapatkan hasil IMT, bagi hasil IMT dengan umur anak. Bandingkan hasil akhir dengan tabel berikut.

    Gizi kurang: -3SD s/d -2SDGizi baik (normal): -2SD s/d +1SDGizi lebih: +1SD s/d +2SDObesitas: >+2SD

    Contoh perhitungan, misalnya IMT anak 10,2 dan umurnya 7 tahun.

    Maka: 10,2:7= 1,45 yang berarti gizi lebih.

    Cara Mencegah Obesitas pada Anak

    Kini obesitas sudah banyak dialami oleh anak-anak. Dikutip dari buku Masalah Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Akibat Pandemi oleh Nadiya Ayu Nopihartati, dkk, pencegahan obesitas pada anak usia sekolah bisa dilakukan dengan cara berikut:

    Sering melakukan aktivitas fisik dengan olahraga secara teraturMengonsumsi makanan yang rendah lemak dan sehat, menjaga berat badan anak dengan cara yang sehat.

    Menurut IDAI cara mencegah obesitas bisa dilakukan dengan rumus 5210. Begini penjelasannya:

    5 kali minimal makan buah dan sayur setiap hari. Usahakan buah dan sayur selalu adaAnak tidak boleh duduk lebih dari dua jam. Kebanyakan duduk bisa membuat metabolisme tubuh terganggu dan tidak ada pembakaran kalori.Aktivitas fisik minimal 1 jam per hari yang disesuaikan dengan dengan usia anak0 berarti tidak konsumsi gula tambahan dari manapun

    (elk/kna)

  • Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Jakarta

    Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama. Namun, dalam kondisi tertentu, ibu menyusui mungkin perlu memompa dan menyimpan ASI agar tetap bisa diberikan ke si kecil.

    Salah satu penyimpanan ASI yang umum adalah dengan menggunakan Freezer. Tapi, seberapa lama ASI bisa disimpan di dalam freezer?

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer?

    Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut anjuran batas aman penyimpanan ASI di Freezer:

    Freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C): 2 MingguFreezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C): 3-6 bulanFreezer dengan pintu di atas (-20 °C): 6-12 bulan

    ASI juga bisa disimpan di lemari es dan suhu ruang, dengan ketentuan sebagai berikut:

    Meja (suhu ruang max 25 °C): 6-8 jamLemari es (4°C): 5 hari

    Sementara itu, dikutip dari laman Health Children, dokter anak di Pediatric Associates of NYC dan NYU di Langone Medical Center, Dina Dimaggio, MD, FAAO memaparkan penyimpanan ASI di dalam Freezer menurut Panduan dari American Academy of Pediatric (AAP)

    Freezer (-18°C) atau lebih dingin: Hingga 9 bulanFreezer dalam (-20°C) atau lebih dingin: Hingga 12 bulan

    Untuk penyimpanan di suhu ruang dan lemari es, aturannya sebagai berikut:

    Meja atau suhu ruang (25 °C): 4 jam atau 6-8 jam jika diperah dengan sangat bersihLemari Es (4°C): 4 hari

    “Simpan ASI dalam wadah kecil, idealnya 50-110 ml untuk mencegah pemborosan,” kata Dina dalam tulisannya.

    Jika ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI sampai muncul gelembung pada bagian tepi (jangan sampai mendidih), lalu, segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini bisa menghentikan aktivitas lipase pada ASI.

    Cara Menghangatkan ASI dari Freezer

    Setelah mengeluarkan ASI dari freezer, lakukan cara berikut untuk menghangatkan ASI sebelum memberikannya ke bayi:

    Masukkan botol atau kantong ASI ke dalam kulkas pada suhu 4°C semalamanTempatkan wadah penyimpanan asi pada air hangat yang mengalir atau mangkuk berisi air hangatUsahakan jangan sampai air hangat pada mangkuk menyentuh bibir wadah penyimpanan ASITidak disarankan untuk memanaskan ASI dalam microwave atau kompor, karena berisiko melukai bayi dengan susu panas dan menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASIASI yang paling lama disimpan yang pertama diberikan (first in first out)Sebelum diberikan kepada bayi, kocok wadah penyimpanan ASI dengan lembut agar panas terdistribusi merataSisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh digunakan ulang dan tidak dianjurkan untuk membekukan ASI kembali setelah dicairkan dan dihangatkan.

    Sebagai informasi, ASI yang telah dihangatkan terkadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. Dalam kondisi ini ASI masih aman dikonsumsi.

    (elk/tgm)

  • Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Berapa Lama Waktu Penyimpanan MPASI di Kulkas Menurut Ikatan Dokter Anak?

    Jakarta

    Sebelum berusia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi anak bisa terpenuhi dengan Air Susu Ibu (ASI). Namun, mulai usia 6 bulan, anak memerlukan tambahan makanan selain ASI, yang disebut dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    Menyiapkan MPASI rumahan seringkali menjadi pilihan bagi orang tua, demi memastikan asupan gizi yang diberikan. Namun, tak sedikit yang masih bingung tentang berapa lama MPASI bisa disimpan di kulkas.

    Dikutip dari Panduan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) dari UKK Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa makanan yang bisa terkontaminasi bakteri, seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, pasta, nasi, dan sayuran. Makanan ini harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius.

    Dalam buku panduan dari IDAI, tidak dijelaskan berapa lama waktu penyimpanan MPASI di kulkas, namun, dikutip dari laman The Bump, juru bicara American Academy of Pediatrics (AAP), Dina Dimaggio, MD dan Anthony Porto, MD, MPH, memaparkan jangka waktu penyimpanan MPASI yang tepat, yaitu:

    Buah dan sayuran yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama dua hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanPuree (makanan yang dihaluskan) sayuran dengan kadar nitrat tinggi bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulanDaging, unggas, ikan, dan telur yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan dalam freezer selama satu bulan.Cara Menyiapkan MPASI secara Higienis

    Untuk menyiapkan MPASI secara higienis, ikuti beberapa cara dari IDAI berikut ini:

    Pastikan kebersihan tangan serta peralatan makan yang digunakan untuk menyiapkan makan dan menyajikan MPASICuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu dengan sabun setelah ke toilet dan membersihkan kotoran bayi.Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan amanPisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah da bahan makanan matang.Tips Memberikan MPASI saat Anak Sulit Makan

    Ketika diberikan MPASI, mungkin anak akan menolak makanan. Namun, tak perlu khawatir, ada sejumlah tips dalam memberikan MPASI berikut ini.

    Berikan makanan rumah yang sehat, baik untuk makanan sehari-hari maupun selinganTawarkan jenis-jenis makanan yang baru. Makanan baru terkadang butuh ditawarkan hingga 10-15 kali untuk bisa diterima dan dimakan dengan baik oleh anakSajikan jenis-jenis makanan yang baru dengan makanan yang disukai anakHindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan jenis makanan tertentuTawarkan finger food atau makanan yang bisa digenggam anak yang sehat, sehingga anak bisa belajar makan secara mandiriMenolak makanan dan sulit makan adalah hal yang wajar terjadi.Jangan pernah memaksa anak untuk makan. Memaksa makan bisa mengganggu tanda-tanda makan dan kenyang pada anak.

    (elk/tgm)

  • Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tak Cepat Basi, Ini Tips dari Dokter Anak

    Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tak Cepat Basi, Ini Tips dari Dokter Anak

    Jakarta

    Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna bayi. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, MPASI harus menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang bertumbuh.

    Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Kebutuhan gizi yang tinggi ini tak bisa didapatkan hanya dari ASI. Bukan berarti menghentikan pemberian ASI, MPASI hanya sebagai sarana untuk melengkapi ASI.

    MPASI rumahan menjadi pilihan banyak orang tua karena dinilai alami dan bergizi. Penting untuk mengetahui cara simpan MPASI agar tidak cepat basi dan terbuang sia-sia.

    Cara Simpan MPASI Rumahan agar Tidak Basi

    Dokter anak konsultan nutrisi metabolik, dr Yoga Devaera, Sp.AK menyarankan untuk menyimpan MPASI di freezer atau di kulkas.

    “Frozen atau simpan dalam kulkas, panaskan saat akan digunakan,” kata dr Yoga kepada detikcom, Sabtu (12/7/2025).

    Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), makanan seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, nasi, pasta, dan sayur-sayuran harus disimpan di lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius. Sebab bakteri penyebab kontaminasi bisa tumbuh di makanan-makanan tersebut. Makanan beku yang ada di lemari pendingin bisa dipanaskan dengan microwave.

    Sementara itu, dikutip dari laman Bump, juru bicara American Academy of Pediatrics sekaligus dokter anak, Dina Dimaggio, MD dan Anthony F, Porto, MD, MPH menyarankan untuk membekukan pure seperti buah di wadah cetakan es batu. Sebagai informasi, menurut Academy of Nutrition and Dieteticd, pure adalah makanan berteksur halus yang disajikan sebagai makanan padat pertama bayi.

    Tuang dua sendok pure per wadah. Setelah dibekukan, pindahkan pure ke kantong freezer berlabel. Makanan bisa dibekukan hingga 1 bulan.

    Pure sayuran dengan kadar nitrat tinggi, serta daging, unggas, ikan, dan telur yang telah disaring bisa disimpan di lemari es selama satu hari atau dibekukan selama satu bulan.

    Tips Memberikan MPASI kepada Anak

    Ada sejumlah tips dalam memberikan MPASI kepada anak. Berikut di antaranya.

    1. Jangan Bingung dalam Memberikan Makanan Pertama ke Anak

    Tidak ada satupun makanan yang tepat untuk memulai. Bahkan beberapa dokter anak mungkin berbeda pendapat tentang saran yang diberikan kepada orang tua.

    IDAI menyarankan untuk memulai MPASI dengan makanan yang dihaluskan, sehingga menjadi pure. Adapun banyaknya energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah sebanyak 200 kkal per hari.

    Mengenai jenis makanannya, Dina Dimaggio, MD dan Anthony F, Porto, MD, MPH memberi saran untuk memulai dengan buah dan sayuran utuh sederhana yang biasa dikonsumsi keluarga. Misalnya, pisang, apel, labu, wortel, atau ubi jalar.

    Jika suka makan alpukat, haluskan alpukat matang dengan ASI atau susu formula sampai halus dan memiliki konsistensi seperti sup. Berikan sedikit atau sebanyak yang diinginkan bayi.

    2. Ketahui Makanan yang Perlu Dihindari

    Bayi memang bisa menikmati beragam makanan, namun ada juga beberapa yang harus dihindari. Bayi di bawah 1 tahun tidak boleh diberikan madu atau makanan yang mengandung madu karena risiko botulisme.

    Botulisme adalah keracunan yang disebabkan oleh Clostridium botulinum. Makanan yang tidak dipasteurisasi seperti susu, daging, telur, ikan, atau ayam yang kurang matang juga harus dihindari karena bisa mengandung bakteri berbahaya.

    Biasanya, dokter anak akan menyarankan untuk menunda pemberian makanan yang berpotensi alergi sampai usia satu tahun. Contoh makanan yang berpotensi alergi yaitu kacang tanah, kacang kedelai, telur, gandum, ikan, kerang, dan lain sebagainya.

    Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penting untuk memberi bayi makanan yang berpotensi alergi lebih awal. Dengan asumsi bayi tidak berisiko tinggi alergi makanan, setelah usia enam bulan, bicarakan dengan dokter tenang memasukkan makanan-makanan ini ke menu makan bayi.

    4. Ketahui Tanda-tanda Alergi

    Beberapa tanda-tanda alergi yang perlu diwaspadai, yaitu:

    Pembengkakan mulut atau lidah, pembengkakan mata, gatal di seluruh tubuh, eksim yang semakin parahMuntah atau diareBatuk, tersedak, atau kesulitan bernapasBibir, mulut atau jari kebiruan, atau denyut nadi lemahHilangnya kesadaranMPASI Kemasan Vs MPASI Rumahan

    Dikutip dari laman IDAI, MPASI komersial atau kemasan dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO). Ketentuan ini meliputi standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisinya. MPASI komersial juga mengandung zat pengawet yang aman bagi bayi, dibuat dengan steril, dan memiliki kandungan makro dan mikronutrien yang sesuai kebutuhan nutrisi bayi.

    dr Wiyani Pambudi SPA, IBLC juga mengatakan bahwa MPASI kemasan sudah diproduksi dengan aman dan mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain itu, MPASI kemasan mungkin juga lebih praktis.

    “Cuma concern-nya, sebisa mungkin ini sebagai alternatif aja. Karena kalau kita lihat, MPASI yang dibuat sendiri di rumah itu aset keluarga lho,” kata dr Wi, dikutip dari pemberitaan detikHealth sebelumnya.

    Aset keluarga yang dimaksud, yaitu dengan membuat MPASI home made, ibu akan mendapat pengetahuan dalam bahan makanan untuk menu rumahan sebagai bahan MPASI. Pengetahuan ini juga bisa diturunkan kepada anak.

    MPASI buatan sendiri juga memiliki kekayaan tekstur, aroma, rasa, dan kandungan gizi yang lebih terjamin. Keragaman pangan saat bayi makan MPASI yang dibuat di rumah juga memberi pengalaman makan yang lebih kaya dan kemudahan dalam proses pembelajaran makan bayi selanjutnya.

    (elk/tgm)

  • Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Jakarta

    Musim pancaroba, di mana ketika cuaca berubah-ubah kerap menjadi momen yang rawan bagi anak terkena batuk dan flu. Kondisi ini bisa membuat orang tua khawatir, apalagi jika anak mudah terserang penyakit.

    Untuk mencegah anak terkena batuk dan flu, ada sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, tanpa harus minum obat. Dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan, risiko batuk dan flu bisa diminimalisir.

    Tips Cegah Batuk Flu Anak Saat Musim Pancaroba Tanpa Obat

    Untuk mencegah batuk dan flu saat musim pancaroba, tingkatkan sistem kekebalan tubuh anak dengan memberi nutrisi seimbang hingga melakukan aktivitas olahraga. Penting juga untuk menjaga kebersihan untuk meminimalisir penularan penyakit.

    1. Berikan Nutrisi Seimbang

    Dikutip dari laman Families Fighting Flu, sistem kekebalan tubuh yang kuat bisa membantu anak melawan penyakit secara lebih efektif. Salah satu cara untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh adalah dengan memberikan nutrisi yang tepat.

    Berikan makan seimbang yang kaya buah, sayur, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh. Vitamin C, yang terdapat dalam buah seperti jeruk, stroberi, dan paprika dan Vitamin D, yang ada di telur, susu, dan sereal bisa mendukung fungsi kekebalan tubuh.

    2. Pastikan Anak Mendapatkan Tidur yang Cukup

    Anak-anak membutuhkan jam tidur yang disesuaikan dengan usianya. Dikutip dari laman Connection Academy, umumnya, anak dengan usia pra sekolah disarankan untuk tidur 10-13 jam, anak sekolah dasar 9-12 jam, dan sekolah menengah pertama dan di atas 8-10 jam.

    3. Jaga Kebersihan

    Anak-anak sering menyentuh wajah mereka. Sehingga, virus mudah masuk ke tubuh melalui mata, hidung, atau mulut. Ajarkan anak untuk mencuci tangan, seperti saat sebelum makan, setelah batuk atau bersin, setelah menggunakan toilet, dan setelah berada di tempat umum.

    Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol dengan kadar minimal 60 persen. Tapi, ingatkan anak-anak untuk mencuci tangan dengan benar sesegera mungkin.

    4. Kurangi Stres

    Dikutip dari laman IOWA Health Care, meningkatkan hormon stres bisa menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Berikan anak-anak banyak waktu untuk beristirahat dan bermain kreatif untuk membantu menurunkan tingkat stres dan mencegah mereka jatuh sakit.

    5. Hindari Berbagi Barang yang Mengandung Kuman

    Berbagi barang yang sering digunakan bersama bisa menjadi tempat berkembang biaknya kuman. Ajari anak untuk tidak berbagi sedotan, gelas, atau menggunakan barang apapun yang bersentuhan dengan mulut atau wajah mereka.

    6. Lakukan Aktivitas Fisik

    Olahraga sedang secara teratur juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa berolahraga intensitas sedang bisa mengurangi frekuensi pilek. Dikutip dari laman WebMd, aktivitas tersebut mencakup hal-hal seperti berjalan kaki 20-30 menit setiap hari atau bersepeda beberapa kali dalam seminggu.

    7. Batasi Kontak dengan Orang Sakit

    Dikutip dari laman Hopkins Medicine, jika memungkinkan, batasi kontak anak dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, minta anak untuk memakai masker saat berkontak dengan banyak orang.

    Apakah Anak Perlu Diberikan Vaksin Influenza?

    Dikutip dari laman Healthy Children, setiap anak usia 6 bulan ke atas memerlukan vaksin influenza setiap tahun. Menurut Prof dr Cissy B. Kartasasmita, PhD., MSc.m Sp.A (K), dalam laman Kementerian Kesehatan, sekitar 20-30 persen influenza terjadi pada anak-anak, sementara pada orang dewasa hanya 5-10 persen. Sehingga, vaksin influenza direkomendasikan berbagai badan kesehatan dunia, seperti World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

    Vaksinasi influenza bisa menurunkan laju infeksi, perawatan rumah sakit, dan kematian anak-anak. Menurut dr Cissy, dengan melakukan vaksinasi, berarti anak sudah terlindungi dari virus. Tak hanya orang tua, keluarga, atau teman si anak juga akan terlindungi.

    (elk/tgm)

  • Tips Menyimpan ASI di dalam Freezer agar Nutrisinya Tidak Hilang menurut IDAI

    Tips Menyimpan ASI di dalam Freezer agar Nutrisinya Tidak Hilang menurut IDAI

    Jakarta

    Tips Menyimpan ASI di dalam Freezer agar Nutrisinya Tidak Hilang menurut IDAI

    Bagi ibu menyusui yang aktif bekerja atau memiliki aktivitas padat, menyimpan Air Susu Ibu (ASI) di freezer menjadi solusi yang praktis. Tapi, penyimpanan yang kurang tepat bisa membuat nutrisi di ASI hilang.

    Padahal, ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi. Penting untuk memahami cara menyimpan ASI agar kandungan gizinya tetap optimal.

    Tips Menyimpan ASI di dalam Freezer agar Nutrisinya Tidak Hilang

    Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat disimpan di freezer, sebaiknya ASI disimpan dalam batasan waktu yang dianjurkan. Untuk penyimpanan di freezer dengan pintu di atas (-20°C), lama penyimpanannya adalah 6-12 bulan, sedangkan freezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C) selama 3-6 bulan. Sementara, untuk penyimpanan di freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C), waktunya adalah 2 minggu

    ASI yang disimpan lebih lama aman digunakan tetap aman, tapi kandungan lemaknya mulai terdegradasi, sehingga kualitasnya menurun. Adapun beberapa tips dalam membekukan ASI yaitu:

    1. Kencangkan tutup botol penyimpanan ASI
    2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol, karena volume ASI akan meningkat pada saat beku
    3. Jangan simpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.
    4. Simpan ASI pada bagian belakang, di mana suhu berada dalam kondisi paling stabil

    Sementara itu, menurut Ketua/Founder Komunitas Pejuang ASI Indonesia, dr Ameetha Drupadi, CIMI, agar nutrisi ASI tidak hilang, simpan ASI di botol kaca atau plastik BPA-free, kantong khusus penyimpanan asi, serta tutup rapat dan hindari bekas makanan.

    “Labeli setiap wadah. Tulis tanggal dan jam pemerahan. Tambahkan nama bayi,” kata dr Ameetha kepada detikcom, Jumat, (11/7/2025).

    Kandungan ASI

    ASI memiliki kandungan bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu selama kehamilan hingga tingkat nutrisi ibu. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut dengan kolostrum.

    Kolostrum sangat baik diberikan ke bayi yang baru lahir. Zat ini mengandung banyak antibodi, sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi untuk memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

    Tips Memerah dan Mencairkan ASI

    Untuk memerah dan mencairkan ASI, ketahui beberapa tips dari IDAI berikut ini.

    Pompa payudara sesuai jam bayi minum ASIUntuk meningkatkan jumlah ASI yang diperah, kompres payudara dengan air hangat dan pijat dengan lembut sebelum memerahJika jumlah ASI yang keluar sedikit, jangan putus asa. Biasanya, memompa secara rutin akan meningkatkan produksi ASI dalam 2 mingguSimpan ASI sebanyak yang diminum bayi. Sebab, ASI dalam volume kecil akan lebih cepat dicairkan dan jarang tersisa atau terbuang jika volume minum bayi tiap sesi hanya sedikit.Jika memompa ASI saat bekerja di kantor, simpan ASI dalam cooler bag yang sudah diisi es batu atau ice pack atau ice gel.Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpanASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikan ASI dalam keadaan dinginUntuk ASI beku, pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian ASIJangan menaruh wadah ASI di dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.Goyangkan botol ASI dan teteskan ke pergelangan tangan terlebih dahulu. – …Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah suhu sudah hangatdan aman untuk diberikan ke bayi.Berikan ASI yang dihangatkan ke bayi dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI yang sudah dihangatkan.

    (elk/tgm)

  • Batas Aman Simpan ASI di Freezer Menurut Ikatan Dokter Anak

    Batas Aman Simpan ASI di Freezer Menurut Ikatan Dokter Anak

    Jakarta

    Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi, terutama di usia 0-6 bulan. Meski demikian, tidak semua ibu bisa memberikan ASI secara langsung setiap saat, sehingga menyimpan ASI menjadi solusi praktis.

    Salah satu cara menyimpan ASI yang umum adalah dengan membekukannya di dalam freezer. Namun, tahukah ibu bahwa ada batas waktu penyimpanan ASI yang benar?

    Batas Aman Simpan ASI di Freezer

    Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut panduan menyimpan asi di freezer:

    Freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C): 2 MingguFreezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C): 3-6 bulanFreezer dengan pintu di atas (-20 °C): 6-12 bulan

    ASI sebaiknya disimpan pada bagian belakang freezer, di mana suhu ada di kondisi yang paling stabil. Hal ini juga disampaikan oleh, Ketua/Founder Komunitas Pejuang ASI Indonesia, dr Ameetha Drupadi, CIMI.

    “Penyimpanan ASI dalam freezer tergantung dari jenis freezernya,” kata dr Ameetha, saat dihubungi detikcom, Jumat (11/7/2025).

    Untuk freezer dalam satu kulkas (-15°C), penyimpanannya selama dua minggu. Dalam hal ini, suhunya tidak stabil, kulkas sering terbuka.

    Sementara, untuk freezer terpisah dari kulkas atau dua pintu (-18°C), ASI bisa disimpan 3-6 bulan. Penyimpanannya stabil dan kulkas jarang dibuka.

    Terakhir, untuk deep freezer atau khusus pembeku yang sangat dingin (-20 °C), penyimpanan ASI bisa mencapai 6-12 bulan. Dalam kulkas ini, penyimpanan sangat stabil dan kulkas jarang dibuka.

    Batas Aman Simpan ASI di Kulkas-Suhu Ruang

    Tak hanya di freezer, ASI juga bisa disimpan di lemari es ataupun suhu ruang. Tapi, dengan ketentuan berikut ini.

    Lemari es (4°C): 5 hariCooler bag tertutup (-15-4 °C): 24 jamMeja (suhu ruang max 24 °C): 6-8 jam

    Sama seperti penyimpanan di freezer, ASI yang disimpan di kulkas sebaiknya diletakkan pada bagian belakang.

    Untuk penyimpanan ASI di cooler bag dibutuhkan es batu/ice pack/ ice gel sebagai pendingin. Biasanya ASI dibekukan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam cooler bag. Pastikan pendingin menyentuh wadah ASI sepanjang waktu dan hindari untuk membuka cooler bag.

    Sementara itu, untuk ASI yang diletakkan di suhu ruang, wadah harus ditutupi dan dijaga sedingin mungkin. Jika perlu, balut dengan handuk dingin.

    Cara Menyimpan ASI yang Harus Diketahui

    Selain mengetahui batas waktu penyimpanan, ada beberapa cara lain yang harus diketahui. Mulai dari pemilihan wadah dan pelabelan tanggal harus diketahui.

    Pastikan mencuci tangan sebelum memerah ASI ataupun menyimpannyaPastikan wadah penyimpanan bersih. Gunakan botol kaca atau kontainer dengan tutup rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA)Hindari menyimpan ASI menggunakan kantong plastik yang tidak diperuntukan untuk ASI atau botol susu disposable. Sebab, wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.Simpan ASI sesuai dengan kebutuhan bayiBerikan label nama dan tanggal ASI diperah pada wadah ASIPenulisan tanggal kapan ASI diperah bertujuan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lamaJangan campurkan ASI yang telah dibekukan dan ASI yang masih baruJangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.Jangan mengocok ASI karena bisa merusak komponen penting dalam susu.

    (elk/tgm)

  • Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Jakarta

    Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai wabah virus yang berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya menimbulkan kepanikan global, seperti COVID-19, sementara yang lain silih berganti dalam skala lokal.

    Menyadari wabah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Berikut sejumlah virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

    Deretan Virus Yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir

    Ada banyak virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berikut tujuh di antaranya:

    1. SARS COV-2

    SARS-COV-2 merupakan virus penyakit COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.

    Dikutip dari laman Live Science, studi tahun 2021 menunjukkan, SARS-COV-2 kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia. Virus ini bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    Dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Virus Corona, beberapa gejala dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal atau merasa kelelahan. Di Indonesia, tercatat 6.811.780 kasus COVID 19 di Indonesia hingga tahun 2023. Angka kematiannya mencapai 161.865 orang.

    2. Avian Influenza

    Avian influenza menyebabkan penyakit flu burung. Meski penyakit ini umumnya menginfeksi burung, beberapa strain dari virus mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala yang serius hingga fatal.

    Flu burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 2003. Berdasarkan data dari WHO dari tahun 2003-2023, terdapat 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sebanyak 168 di antaranya terjadi di Indonesia.

    3. Dengue

    Dengue merupakan virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia dengan lebih dari 1.400 kematian.

    Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya mencapai nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan, mual, muntah, hingga timbul bintik-bintik merah pada kulit.

    4. Chikungunya

    Seperti namanya, virus chikungunya merupakan penyebab dari penyakit chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, sepanjang tahun 2019, terdapat 5.042 kasus chikungunya yang ditemukan tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sementara itu, diberitakan oleh detikcom, di awal tahun 2025, terdapat 17 warga Kota Kediri dan 37 warga Tasikmalaya yang terkena penyakit ini. Gejala akut penyakit chikungunya meliputi demam dan nyeri sendi.

    5. Virus Hepatitis A

    Virus hepatitis A adalah virus hepatitis paling umum yang bekembang menjadi masalah kesehaan di seluruh duna. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa di Pacitan dengan 1.326 kasus dan Depok 306 kasus.

    Tingkat infeksi hepatitis A berkaitan erat dengan akses makanan atau air minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk. Gejala Hepatitis A biasanya meliputi pusing, mata dan kulit menjadi kuning, mual dan muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.

    6. Rabies

    Kasus rabies pada manusia didapatkan melalui gigitan anjing dan hewan liar lainnya yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai dunia. Pada bulan April tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 31.113 kasus rabies dan 11 kematian dengan 95% disebabkan oleh gigitan anjing. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

    Dilaporkan bahwa dari tahun 2021-2023, kasus gigitan hewan rabies mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 68 orang. Adapun gejala dari rabies yaitu, demam, badan lemas, sakit kepala hebat, insomnia, kesemutan, hingga sakit tenggorokan.

    7. Morbili

    Virus morbili adalah penyebab dari penyakit campak. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia termasuk 10 terbesar di dunia dengan kasus campak. Kasus di Indonesia mengalami peningkatan akibat penurunan cakupan imunisasi pada masa pandemi.

    Dikutip dari jurnal Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyakit Campak pada Balita di Puskesmas Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, terdapat 8.819 kasus probable campak pada tahun 2019, naik dari tahun 2018. Jawa Tengah memiliki kasus probable campak tertinggi dengan 1.562 kasus, diikuti oleh Jakarta dengan 1.374 kasus, dan Aceh 972 kasus.

    Sementara, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2022 angka kasus campak meningkat hingga 3.342. Beberapa gejala dari campak di antaranya demam mencapai 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah, pilek, ruam, dan bintik koplik.

    (elk/tgm)

  • Mbak Wali Paparkan 8 Aksi Konvergensi Kota Kediri Pada Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Kabupaten Kota di Jatim

    Mbak Wali Paparkan 8 Aksi Konvergensi Kota Kediri Pada Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Kabupaten Kota di Jatim

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati memaparkan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting kepada panelis tim percepatan penurunan stunting beserta mitra strategis Provinsi Jawa Timur saat Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Paparan dilakukan di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri.

    Pada paparan tersebut, Mbak Wali menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis situasi dari pelaksanaan Aksi Konvergensi #1 di Kota Kediri telah menghasilkan penetapan 10 kelurahan sebagai lokus prioritas penanganan stunting tahun 2025, meliputi Kelurahan Betet, Banaran, Pesantren, Gayam, Blabak, Banjarmlati, Ngletih, Rejomulyo, Manisrenggo, dan Mrican.

    Penetapan ini didasarkan pada sejumlah indikator utama, yaitu angka prevalensi stunting, jumlah kasus stunting, jumlah keluarga berisiko stunting tertinggi, serta rendahnya capaian pemenuhan layanan esensial di wilayah tersebut.

    Lebih lanjut, Wali Kota Kediri juga menjelaskan bahwa pada aksi Konvergensi #2 menggambarkan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur dalam percepatan penurunan stunting di Kota Kediri. Pada tahun 2024 telah disusun time line rencana kegiatan setiap bulan yang tertuang dalam dokumen Rencana Kerja TPPS tahun 2025.

    Aksi Konvergensi #3 berupa Rembuk Stunting secara berjenjang mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, hingga Kota. Forum ini menetapkan kelurahan lokus stunting serta program prioritas tahun rencana, sebagai bentuk komitmen bersama dalam percepatan penurunan stunting.

    “Pada aksi Konvergensi #4 diwujudkan melalui dukungan regulasi sebagai landasan pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Hingga saat ini, telah diterbitkan 6 Peraturan Daerah , 7 Peraturan Walikota , dan 13 Keputusan Wali Kota yang mendukung pelaksanaan program. Regulasi ini menjadi payung hukum dalam menjalankan program. Lalu, pada Aksi Konvergensi #5 dalam pemberdayaan masyarakat, kontribusi dan dukungan Tim Penggerak PKK utamanya sebagai agen perubahan perilaku di masyarakat dalam pola pengasuhan dan pendidikan keluarga serta mendukung layanan posyandu, berkolaborasi dengan Kader Kesehatan, IBI, IDI, IDAI, Perguruan Tinggi, Komunitas Peduli ASI, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak, Forum Anak, dan Tim Pendamping Keluarga,” imbuhnya.

    Kemudian pada Aksi Konvergensi#6, Pemerintah Kota Kediri melalui inovasi Aplikasi PAPI ASIK, yaitu Program Pemantauan Ibu, Anak dan Siklus Kehidupan menghadirkan penyediaan data layanan dan riwayat ibu hamil dan bayi. Data hasil timbang balita di Posyandu secara real time diinput oleh kader posyandu setiap bulannya.

    Sebagai upaya monitoring dan evaluasi tahunan dilakukan survei balita stunting menggunakan aplikasi ArcGIS sehingga tersaji data balita stunting dalam Geoportal berupa Data Spasial dalam bentuk peta sebaran balita dan pemanfaatan Aplikasi Elsimil dalam mengelola data pendampingan keluarga risiko stunting untuk diintegrasikan dalam Satu Data Kota Kediri.

    Pada Aksi Konvergensi ke-7 difokuskan pada publikasi massif baik media sosial, media cetak maupun podcast rutin untuk menginformasikan progres penanganan stunting dan mendorong partisipasi masyarakat. Terakhir, Aksi Konvergensi #8 menggambarkan capaian Pemerintah Kota Kediri terhadap target Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) yang secara umum telah melampaui target nasional. Evaluasi kinerja tahunan terhadap indikator intervensi spesifik di Kota Kediri menunjukkan bahwa terdapat beberapa capaian yang belum sepenuhnya memenuhi target.

    Salah satu indikator yang belum mencapai target adalah pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia kurang dari enam bulan, cakupan imunisasi dasar lengkap juga belum mencapai 100%. Beberapa indikator lainnya yang menjadi fokus evaluasi meliputi pelayanan KB pasca persalinan, cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan, serta rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak, khususnya air limbah domestik.

    Wali Kota termuda di Indonesia ini, juga menjelaskan Kota Kediri terus memperkuat praktik baik dalam penanganan stunting dengan memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Salah satu contoh unggulan adalah program GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan). Sebagaimana balita stunting memerlukan asupan tinggi protein. Adapula program penempatan dokter spesialis anak di Puskesmas.

    Pelayanan dokter spesialis di puskesmas dilaksanakan 1 minggu sekali dengan melayani 10 balita terindikasi stunting dari data balita weight faltering yang telah dilakukan intervensi spesifik di Posyandu tetapi tidak menunjukan perbaikan. Maka Kelurahan dan TP PKK mengadvokasi keluarga balita stunting untuk dirujuk ke Puskesmas. Apabila balita membutuhkan penanganan lebih lanjut, balita tersebut dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Di akhir paparannya, Mbak Wali menekankan bahwa upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kota Kediri bukanlah semata menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat melalui pendekatan pentahelix. Kolaborasi, inovasi, dan komitmen yang terus dijaga akan menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan unggul menuju Indonesia Emas 2045.

    Turut mendampingi saat penilaian ini, Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Bappeda Chevy Ning Suyudi, Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin Yuswanto, Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Fajri, Kepala OPD terkait, perwakilan Forkopimda Kota Kediri, pewakilan Organisasi Profesi, perwakilan akademisi, pelaku usaha, media, serta anggota TPPS Kota, TPPS Kecamatan dan Kelurahan. [nm/ted]