NGO: IDAI

  • 7 Makanan Sehari-hari Bagus untuk Kesehatan Liver, Termasuk Kopi

    7 Makanan Sehari-hari Bagus untuk Kesehatan Liver, Termasuk Kopi

    Jakarta

    Organ liver atau hati bertanggung jawab atas berbagai proses tubuh, mulai dari produksi protein, kolesterol, empedu, hingga menyimpan vitamin, mineral, serta karbohidrat. Hal ini membuat menjaga kesehatan liver sangat diperlukan.

    Dikutip dari WebMD, banyak cara untuk menjaga kesehatan organ liver ini. Salah satunya adalah dengan memulai gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan-makanan tertentu.

    Beberapa makanan atau minuman sehari-hari ternyata bagus untuk menjaga kesehatan liver, berikut daftarnya:

    1. Kopi Hitam

    Sebuah penelitian tahun 2016 telah menunjukkan bahwa minum kopi hitam membantu menurunkan risiko sirosis atau kerusakan hati permanen, pada orang dengan penyakit hati kronis.

    Penelitian lain yang juga diterbitkan tahun 2016 membuktikan bahwa Minum kopi juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker hati, serta memiliki efek positif terhadap penyakit hati dan peradangan.

    2. Brokoli

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan renyah ini dapat membantu melindungi Anda dari metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD) yang terjadi ketika lemak menumpuk di hati.

    3. Air Putih

    Membiasakan diri untuk minum air putih daripada minuman manis merupakan langkah paling tepat untuk menjaga kesehatan liver. Minum lebih banyak air juga dapat membantu terhindar dari dehidrasi dan membuat hati berfungsi lebih baik.

    4. Bayam

    Sayuran berdaun hijau memiliki antioksidan kuat yang disebut glutathione. Antioksidan ini dapat membantu menjaga hati untuk bekerja dengan baik. Dan bayam sangat mudah disiapkan. Bayam dapat menjadi bahan dasar salad dan juga lezat jika ditumis dengan bawang putih dan minyak zaitun.

    5. Bawang Putih

    Dikutip dari Medical News Today, sebuah penelitian tahun 2019 terhadap orang dewasa di China menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi bawang putih mentah menurunkan risiko kanker hati.

    NEXT: Teh Hijau

    6. Teh Hijau

    Teh hijau mengandung banyak antioksidan yang disebut katekin. Penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker, termasuk kanker hati.

    7. Wortel

    Sebuah penelitian pada tahun 2023 mengaitkan pola makan nabati dengan turunnya risiko NAFLD (Nonalcoholic Fatty Liver Disease) yaitu kondisi perlemakan hati (fatty liver) yang tidak terkait alkohol.

    Salah satu makanan nabati yang direkomendasikan adalah wortel karena mengandung nutrisi yang mendukung fungsi hati, seperti beta karoten, vitamin A, dan antioksidan.

    Simak Video “Kata IDAI soal Makan Bergizi Gratis: Rp 7.500 Bisa Buat 3 Butir Telur”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Penjelasan Kemenkes Soal Mutasi Ketua IDAI, Dokter Piprim ke RS Fatmawati, Sudah Sesuai Aturan – Halaman all

    Penjelasan Kemenkes Soal Mutasi Ketua IDAI, Dokter Piprim ke RS Fatmawati, Sudah Sesuai Aturan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan penjelasan terkait mutasi dokter spesialis di RS vertikal milik pemerintah.

    Hal ini merespons kisruh rotasi dokter spesialis anak sekaligus Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso yang viral di media sosial.

    Melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Kemenkes menegaskan rotasi tersebut merupakan hal biasa dalam organisasi.

    Selaim dr. Piprim, ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes.

    Kemenkes menilai, perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

    Saat ini di RSF, hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera memasuki masa pensiun.

    “Kehadiran dr.Piprim diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF,” tulis keterangan itu pada Selasa (29/4/2025).

    Kemenkes menjelaskan,RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).

    Kemenkes juga membantah adanya informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat.

    Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu.

    Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF.

    Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan.

    “Adapun mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” tegas rilis tersebut.

    Kemenkes menegaskan, rotasi ini bukan penghambatan karir dr. Piprim.

    Namun, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional.

  • Kemenkes Ungkap Alasan Mutasi Ketua IDAI, Sebut Tak Ganggu Layanan Jantung Anak RSCM

    Kemenkes Ungkap Alasan Mutasi Ketua IDAI, Sebut Tak Ganggu Layanan Jantung Anak RSCM

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI menyebut pihaknya tidak menghambat karier dr Piprim B Yanuarso sebagai pendidik di Fakultas Kedokteran maupun praktik layanan di RSCM. Mutasi mendadak Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tersebut diklaim semata-mata demi pengembangan RS Kemenkes.

    “Rotasi ini bukan merupakan penghentian atau penghambatan karier dr Piprim. Sebaliknya, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional,” tegas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman, saat dihubungi detikcom Selasa (29/4/2025).

    Aji menyebut mutasi mendadak dilatarbelakangi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF). Karenanya, dr Piprim bersama 12 dokter lain, dialihkan dari RSCM ke RS Fatmawati.

    RSF ditegaskan aji saat ini hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera pensiun.

    “Kehadiran yang bersangkutan diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF,” katanya.

    Sebagai catatan, RSF disebut Aji masih menjadi rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).

    “⁠Informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat. Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu,” klaim dia.

    Menyoal kekhawatiran terganggunya pasien-pasien yang selama ini dilayani dr Piprim di RSCM, Kemenkes RI mengusulkan untuk melakukan perpindahan layanan, mengingat jarak tempuh kedua RS tersebut tidak terlalu jauh.

    “Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF. Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan,” terang Aji.

    “⁠Mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Respons Dokter Piprim saat Ramai Soal Mutasi Dadakan Ketum IDAI: Menyalahi Prosedural, Diskriminatif – Halaman all

    Respons Dokter Piprim saat Ramai Soal Mutasi Dadakan Ketum IDAI: Menyalahi Prosedural, Diskriminatif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini ramai soal mutasi dr Piprim B Yanuarso, yang juga dikenal Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

    Pemindahan ketuan umum dr Piprim Yanuarso ini dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF). 

    Kebijakan tersebut tercantum dalam edaran yang diteken Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Lanjutan Azhar Jaya.

    Terkait hal ini, dr Piprim pun memberikan responsnya. Ia mengungkapkan bahwa mutasi   ini dianggap menyalahi prosedural, tidak adil dan diskriminatif. 

    Pada keterangannya, dr Piprim menyebut jika ia belum menerima secara fisik surat mutasi tersebut. 

    “Jadi kronologinya pada hari Jumat sekitar jam 10-an saya ditelepon oleh salah seorang teman sejawat yang ada melihat potongan foto yang memuat ada nama saya dimutasi dokter. Bukan hanya saya, ada beberapa dokter. Dan saya dimutasikan dari rumah sakit rscm ke RS Fatmawati,” kata dr Piprim lewat keterangan resmi, Selasa (29/4/2025). 

    “Itu tanggal 25 April. Sampai dengan kemarin 28 April saya sendiri belum menerima fisik surat mutasi tersebut. Sehingga saya juga tidak tahu ini beneran atau hoax.  Tapi sepertinya beneran ya. Surat mutasi yang ditandatangani oleh dirjen Azhar Jaya itu sampai sekarang belum saya terima,” sambungnya. 

    Ia pun menyampaikan alasan kenapa mutasi tersebut menurutnya menyalahi aturan. 

    Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2019 tentang tata cara mutasi aparatus sipil negara (ASN), disebutkan bahwa prinsip mutasi harus dilakukan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas dan kesesuaian kompetensi. 

    Syarat mutasi adalah adanya permohonan mutasi, dalam hal ini seharusnya dilakukan oleh orang yang ingin mutasi. 

    Atau, ada usulan resmi dari instansi. Kemudian ada persetujuan dari pejabat pembina kepegawaian instansi asal dan instansi tujuan. 

    Lalu ada evaluasi kerja, prestasi kerja, minimal dua tahun terakhir. ASN juga tidak boleh dalam hukuman disiplin. Mutasi juga tidak boleh dilakukan secara mendadak tanpa ada klarifikasi ke pegawai. 

    “Dalam kasus saya, tidak ada pemberitahuan resmi, tidak ada dialog, tidak ada klarifikasi atau persetujuan dari saya. Bahkan saya mengetahui mutasi dari teman, bukan dari jalur resmi. Saya kira ini ada pelanggaran prosedural mutasi,” imbuhnya. 

    Kemudian, berdasarkan  Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2022 tentang mutasi ASN.

    Disebutkan dalam aturan ini bahwa mutasi ASN harus disertai alasan tertulis yang resmi. Ada prosedur administratif, pemberitahuan, klarifikasi jabatan, dan penilaian kebutuhan organisasi. 

    Mutasi yang mendadak tanpa alasan dikomunikasikan ini bertentangan dengan prinsip manajemen ASN. 

    “Dalam kasus saya, tidak ada alasan mutasi yang dikomunikasikan. Tidak ada pemberitahuan transparan sebelumnya,” tegasnya. 

    Kemudian peraturan ketiga, Peraturan Pemerintah (PP) No 17 Tahun 2020 tentang manajamen ASN. 

    Aturan tersebut menyatakan mutasi ada pengembangan karir ASN, harus didasarkan pada uji kompetensi dan masa jabatan. Dan harus menghormati hak ASN atas kejelasan karir. 

    “Dalam kasus saya tidak ada uji kompetensi dan tidak mempertimbangkan masa jabatan atau hak karir,” lanjutnya. 

    Kemudian peraturan keempat, peraturan prinsip dasar mutasi ASN dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

    Mutasi harus menjunjung sistem merit atau berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Prinsip keadilan dan tanpa diskriminasi. 

    “Dalam kasus saya sistim merit tidak dihormati. Saya dalam catatan prestasi kinerja dalam 2 tahun berturut-turut termasuk yang berprestasi sangat baik, tapi kemudian dimutasi mendadak tanpa dasar yang sah.

    Saya kira proses ini tidak adil dan diskriminatif,” kata dr Piprim lagi. 

    Lebih lanjut dr Piprim mengatakan jika dirinya tidak menolah mutasi dan tempat penugasanya.

    Namun, prosedur mutasi yang saat ini tengah dibicarakan dinilai bermasalah. 

    Di sisi lain dirinya juga tengah menjadi tenaga pendidik calon sub spesialis kardiologi anak di Fakultas Kedokteran RSCM. 

    Nantinya, calon sub spesialis kardiologi anak ini nantinya diharapkan menjadi konsultan jantung anak. 

    Menurut dr Piprim, Indonesia saat masih sangat kekurangan konsultan jantung anak. 

    Disebutkan baru ada sekitar 70-an konsultan jantung di seluruh Indonesia. 

    Setidaknya, Indonesia butuh minimal 500 untuk konsultan jantung anak.

    “Bagaimana nasib murid saya kalau tiba-tiba saya di mutasi secara paksa ke RS Fatmawati yang notabene bukan RS pendidikan. Kalau mutasi tetap dilakukan Kemenkes, saya kira kontra produktif (dengan) pencetakan konsultan jantung anak di seluruh Indonesia yang juga akan bekerja di RS vertikal,” tutupnya. 

     

  • Herannya Ketua Ikatan Dokter Anak yang Mendadak Dimutasi, Belum Terima Surat Resmi

    Herannya Ketua Ikatan Dokter Anak yang Mendadak Dimutasi, Belum Terima Surat Resmi

    Jakarta

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim B Yanuarso belakangan disorot pasca ramai beredar surat edaran dirinya dimutasi secara mendadak. Informasi tersebut bahkan diakui dr Piprim tidak didapatkan langsung dari pihak Kementerian Kesehatan RI, melainkan dari rekan sejawat pada Jumat (25/4/2025).

    Hingga Senin (28/4), dr Piprim mengaku belum mendapatkan surat mutasi tersebut seperti yang marak dibicarakan. Meski begitu, surat yang diteken Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Azhar Jaya, sudah terkonfirmasi benar adanya oleh Kemenkes RI.

    dr Piprim menyesalkan langkah mutasi keputusan Kemenkes RI, yang dinilai jelas menyalahi aturan. Misalnya, dalam edaran MenPAN RB Nomor 21 Tahun 2022 tentang mutasi kepegawaian di Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2022, salah satu yang disoroti adalah transparansi mutasi pegawai ASN.

    “Disebutkan juga mutasi harus disertai dengan alasan tertulis yang resmi, ada prosedur administratif, ada pemberitahuan klarifikasi jabatan, penilaian kebutuhan organisasi,” jelas dr Piprim dalam keterangan video yang diterima detikcom Selasa (29/4/2025).

    “Mutasi yang mendadak tanpa alasan yang di-komunikasi kan bertentangan dengan prinsip manajemen ASN,” lanjutnya.

    Mutasi ASN juga perlu dilakukan berdasarkan evaluasi kompetensi. Sementara menurut dr Piprim, perpindahannya dari RSCM ke RS Fatmawati tidak melalui uji kompetensi.

    Ia menekankan tidak mempersoalkan kebijakan mutasi tersebut, selama dilakukan dengan proses yang benar dan transparan. Hingga kini, ia mengaku belum mendapatkan penjelasan resmi tertulis dari Kemenkes RI.

    Pria yang sempat mengabdi di beberapa wilayah terpencil termasuk Nias dan Sulawesi Tengah itu juga khawatir pelayanan jantung anak di RSCM akan terhambat. Tidak hanya di pelayanan, sebagai tenaga pendidik subspesialis kardiologi intervensi jantung anak, ada empat konsulen yang masih membutuhkan pembimbingan.

    dr Piprim mengaku heran, bila berkaca pada kasus tersebut, hal ini bertentangan dengan keinginan pemerintah untuk memperbanyak dokter spesialis.

    “Sebagai dosen pendidik klinis ini banyak amanah-amanah calon subspesialis kardiologi anak, tempat kami di FK UI ada calon konsultan dari Sumatera Barat, ada dari Sulawesi Tengah, ada dari Bengkulu, Solo, Semarang, dari Papua, ini bagaimana nasib murid-murid saya kalau saya begitu saja tiba-tiba dimutasi secara paksa?” katanya.

    Bila mutasi tersebut tetap dilakukan, dr Piprim menilai hal ini malah bersifat kontraproduktif dengan wacana pemerintah untuk mencetak sebanyak-banyaknya dokter spesialis.

    “Kita tahu hanya ada sekitar 70 calon konsultan jantung anak di Indonesia, sementara kita membutuhkan minimal 500 konsultan jantung anak,” tutur dia.

    Ia menilai masih banyak cara yang bisa dilakukan Kemenkes RI untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jantung anak di RS Fatmawati, misalnya dengan mekanisme pengampuan yang dilakukan divisi kardiologi anak.

    “Jadi tanpa mengorbankan pelayanan jantung anak di rscm kepada pasien-pasien saya dan murid-murid saya calon konsultan jantung anak,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Pilah-pilih Informasi, Jangan Sebar Hoaks soal Imunisasi, Bisa Ancam Kesehatan Anak Indonesia – Halaman all

    Pilah-pilih Informasi, Jangan Sebar Hoaks soal Imunisasi, Bisa Ancam Kesehatan Anak Indonesia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Di era gempuran info di media sosial, orang tua perlu memilah informasi terkait imunisasi dan vaksinasi.

    Hoaks telah terbukti menurunkan cakupan imunisasi secara nasional yang mengakibatkan kesehatan anak Indonesia terancam.

    Selama bertahun-tahun hoaks terkait imunisasi dan vaksinasi terus beredar.

    Misalnya anggapan imunisasi membuat anak yang sehat menjadi sakit, vaksin mengandung babi atau bahan berbahaya hingga vaksin dianggap haram.

    Informasi yang menyesatkan itu sering kali disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Dampak Nyata Hoaks

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan, di era media sosial seperti ini informasi sangat mudah disebarluaskan melalui pesan WhatsApp dan postingan di media sosial.

    Sayangnya, banyak masyarakat mudah percaya pada pesan-pesan berantai itu sehingga meningkatkan keraguan dan keresahan masyarakat terkait imunisasi.

    “Misalkan vaksin itu ada babinya atau juga pertanyaan bahwa proses vaksin itu apakah suci atau tidak. Apakah imunisasi wajib dalam Islam, apakah ada hadisnya,” ujar dia dalam webinar yang digelar Kementerian Kesehatan pada Rabu (9/4).

    Pernyataan yang misinformasi itu mengakibatkan, penolakan imunisasi di beberapa daerah, lalu muncul Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit lama seperti difteri, campak dan polio.

    “Hal ini yang membuat cakupan imunisasi secara nasional menurun. Ini menjadi tantangan tenaga kesehatan untuk memberikan penjelasan dengan penuh empati kepada masyarakat yang menolak vaksin,” ujar dr Piprim.

    Bagi dr Piprim, imunisasi bukan hanya soal medis, tetapi juga soal kemaslahatan.

    Seorang bayi sedang menerima imunisasi polio di Puskesmas Nagaswidak, Palembang, Kamis (27/7/2023). Imunisasi pada bayi dan anak memiliki manfaat yang sangat besar. Imunisasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi dan membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Kementerian Kesehatan memperkenalkan jenis antigen baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah.Keempat jenis vaksin tersebut adalah vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio.ehingga Imunisasi pada anak diharapkan dapat menciptakan ekosistem kesehatan Indonesia menuju kelas dunia. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO (TRIBUN SUMSEL/TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO)

    Dalam catatan IDAI, hoaks berupa vaksin mengandung racun dan berbahaya membuat banyak keluarga di awal tahun 2000 menolak imunisasi, kemudian pada 2005 terjadi KLB polio.

    Saat itu, wabah polio menyerang 305 orang di 47 kabupaten/kota di 10 provinsi. 

    Untuk diketahui, polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio dan menyerang sistem saraf. 

    Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian dalam waktu singkat.

    Polio dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. 

    Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit ini. Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah penularannya.

    Imunisasi adalah Hak Setiap Anak

    Agar anak tumbuh dan berkembang mencapai potensinya, seorang anak memerlukan asuh, asih, dan asah serta tak kalah penting adalah imunisasi.

    Ada banyak penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin seperti tuberkulosis, kanker hati, polio, campak, rubella, tetanus, difteri hingga pertusis.

    GENERASI EMAS DAN SEHAT INDONESIA. Di era gempuran informasi di media sosial, orang tua perlu memilah informasi terkait imunisasi dan vaksinasi. Hoaks telah terbukti menurunkan cakupan imunisasi secara nasional yang mengakibatkan kesehatan anak Indonesia terancam.

    “Imunisasi penting untuk melindungi dari penyakit berbahaya. Imunisasi itu hak setiap anak. Semua pasti mendambakan anak yang tumbuh dan kembangnya optimal,” kata Ketua Pokja Imunisasi Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Hartono Gunardi di Jakarta pada Jumat (21/3).

    Karena itu, Prof Hartono mengatakan, sebagai upaya mewujudkan generasi emas Indonesia, kebutuhan dasar anak Indonesia harus dipenuhi.

    Ia menekankan, meski seorang anak dibesarkan dalam lingkungan bersih dan tampak sehat. Imunisasi tetap diperlukan.

    “Vaksin itu aman dan efektif sebagai perlindungan jangka panjang. Ini adalah investasi bagi generasi masa depan,” ujar dia.

    Mari Melawan Hoaks

    Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2023, sebanyak 14,5 juta anak di dunia masih belum mendapatkan imunisasi dasar (zero dose).

    Di atas kertas Indonesia mengalami kemajuan, dimana tahun 2023 hanya ada sekitar 662 ribu anak yang belum menerima vaksinasi.

    Namun di sisi lain, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah zero dose tertinggi keenam di dunia.

    Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, menyadari salah satu penyebab banyaknya anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi adalah informasi yang tidak benar dan menyesatkan.

    “Info itu pada awalnya akan menimbulkan keraguan, ketakutan hingga penolakan terhadap imunisasi,” ujarnya.

    Ia meyakini, perlu kolaborasi bersama untuk menghadapi kondisi ini.

    Media misalkan memiliki peran krusial dalam meluruskan persepsi masyarakat dan menangkal hoaks terkait imunisasi.

    Selain itu juga komunitas digital seperti influencer hingga tokoh agama.

    Direktur Global Health strategies Indonesia, Ganendra Awang Kristandya, menekankan kekuatan media sosial harus diarahkan untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia .

    Hoaks kesehatan menyebar sangat cepat.

    “Semua pihak termasuk influencer, tokoh agama harus lebih banyak bersuara tentang fakta imunisasi. Seperti  imunisasi sebagai hak dasar anak,” tegasnya dalam kegiatan yang digelar Kemenkes pada Senin (21/4).

    Di kesempatan berbeda, Team Leader for Risk Resilience and Governance a.i. United Nations Development Programme (UNDP), Siprianus Bate Soro menegaskan, berita hoaks menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi.

    “Kami mengajak semua, media untuk bersama-sama menyajikan informasi yang benar dan akurat untuk melawan disinformasi sebagai upaya meningkatkan cakupan imunisasi,” jelas dia.

     

  • Bisakah Anak yang Didiagnosis Autis Disembuhkan? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Bisakah Anak yang Didiagnosis Autis Disembuhkan? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Autis atau autisme merupakan kelainan atau gangguan pada fungsi otak dan saraf.

    Sehingga, dapat memengaruhi seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 

    Lalu, apakah anak dengan autis bisa disembuhkan?

    Pertanyaan ini mungkin yang paling banyak ditanyakan oleh orang tua ketika anaknya terdiagnosis autisme. 

    Menurut dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K),M.Med , ketika anak didiagnosis autis, anak tidak diberikan obat. Kecuali, anak kerap melakukan perilaku berbahaya. 

    “Misalnya, pukul-pukul kepalanya sendiri atau membahayakan, mengganggu lingkungannya. Mau ngajak main, dia enggak tahu caranya, temannya didorong,”ungkapnya pada media briefing virtual yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia, Selasa (15/5/2025).

    Namun, obat yang diberikan, kata dr Amanda tidak bertujuan untuk menyembuhkan. 

    Obat dari dokter ini hanya untuk mengurangi perilaku di atas. 

    “Tapi obatnya juga bukan menyembuhkan, ya. Hanya mengurangi perilaku mal adaptif. Atau misalnya kalau ada kelainan penyerta, misalnya epilepsi, mungkin memerlukan obat,” imbuhnya. 
     
    Lantas, jika tidak ada obat, apa yang harus dilakukan orang tua?

    Orang tua bisa memberikan beberapa terapi. Biasanya jika anak masih kecil, bisa dimulai dengan terapi sensorik integrasi. 

    Tujuan dari terapi ini adalah bagaimana anak bisa memproses semua yang tertangkap oleh panca indra dari lingkungan. 

    “Nah, sensorik integrasi ini membantu anak untuk dapat melakukan itu. Biasanya kalau sensorik integrasi sudah lebih baik, maka perhatian dan interaksinya juga akan membaik,” imbuhnya. 

    Kemudian anak dengan perilaku yang kurang baik seperti maladaptif, agresif, atau tidak pandai mengadakan kontak mata, bisa diterapi dengan terapi perilaku atau terapi behavior. 

    Sedangkan jika anak mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari, terutama yang menyangkut motorik halus, maka bisa dilakukan terapi okupasi.

    “Sama juga kalau ada gangguan kesulitan dalam motorik kasar, olahraga, misalnya mungkin perlu fisioterapi,” lanjutnya.

    Saat ini sudah banyak pelatihan untuk orang tua yang bertujuan mengajarkan bagaimana menstimulasi dan mengajarkan anak berkomunikasi di rumah. 

    “Jadi tujuannya bukan untuk menyembuhkannya karena perlu dicamkan bahwa autism ini bukan penyakit. Jadi kita nggak bicara kapan anak saya sembuh atau gimana anak saya supaya bisa sembuh,” lanjutnya. 

    Karena anak yang autis sebenarnya hanya memiliki cara yang berbeda untuk berkomunikasi dan memproses informasi dari lingkungan.

    “Jadi kita cuma membantu mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Goal akhirnya adalah membantu dia untuk mengembangkan strategi supaya dia bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (*)

  • Presiden teken PP untuk lindungi anak di ruang digital

    Presiden teken PP untuk lindungi anak di ruang digital

    …, negara-negara besar pun sudah lebih dahulu dari kita melakukan upaya-upaya perlindungan anak.

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto meneken Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak yang salah satunya mengatur pembatasan penggunaan media sosial (medsos) dan pembatasan akses konten-konten digital untuk anak.

    Di halaman samping Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, Presiden mengumumkan pengesahan PP tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak di hadapan kurang lebih seratusan siswa SD, SMP, dan SMA, perwakilan guru, dan tokoh-tokoh perlindungan anak.

    “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada hari ini, Jumat, 28 Maret 2025, saya Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengesahkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak,” kata Presiden Prabowo saat mengumumkan PP terbaru pemerintah itu.

    Dalam acara bertajuk Bersama Jaga Anak Indonesia, Digital Aman, Bangsa Hebat, Presiden Prabowo menegaskan bahwa PP itu dibentuk dari inisiatif Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang melaporkan mengenai rencana pembentukan PP pada tanggal 13 Januari 2025.

    “Waktu itu, saya segera menyetujui semua saran, yaitu segera kita lakukan upaya-upaya untuk melindungi anak-anak kita. Saya katakan: Teruskan! Konsultasi dengan semua pihak, dan ini pun sudah dirintis oleh beberapa negara-negara lain, negara-negara besar pun sudah lebih dahulu dari kita melakukan upaya-upaya perlindungan anak,” kata Presiden Prabowo.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden menegaskan bahwa anak-anak Indonesia harus tumbuh sehat jiwa dan raganya.

    Di lokasi yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengawali acara dengan menyampaikan laporan mengenai pembentukan PP tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak.

    Meutya Hafid menjelaskan bahwa PP itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo mengenai perlindungan anak-anak di ruang digital.

    Dalam prosesnya, Meutya mengatakan bahwa Pemerintah telah menggelar tujuh kali forum diskusi publik (FGD) dan menampung lebih dari 200 masukan dari berbagai kelompok, baik di dalam negeri dan luar negeri.

    Meutya pun berterima kasih kepada seluruh kementerian/lembaga yang ikut terlibat bersama Kementerian Komunikasi dan Digital dalam menyusun PP tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

    Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementerian Sekretaris Negara, Sekretariat Kabinet, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Himpunan Psikologi Indonesia, Save the Children, dan UNICEF.

    Di halaman samping Istana Merdeka, sejumlah menteri dan tokoh yang hadir dalam acara pengumuman PP tentang perlindungan anak itu, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi.

    Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Ketua KPAI Ai Maryati, Ketua LPAI Prof. Seto Mulyadi alias Kak Seto, dan Ketua Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Najelaa Shihab.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, SubsKardio (K), mengatakan, konsumsilah makanan dan minuman sehat selama perjalanan mudik.

    Hindari jajanan yang tidak sehat dan juga makanan cepat saji selama perjalanan.

    “Hindari memberikan camilan manis atau minuman bergula pada anak selama perjalanan,” sebut dr Piprim dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Rabu (26/3/2025).

    Ia menyebut, makanan dan minuman tinggi gula dan karbohidrat cepat serap justru menurunkan imunitas dan memicu gangguan perilaku.

    Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menurunkan fungsi sel imun (neutrofil) hingga 40 persen dalam beberapa jam setelah konsumsi.

    Selain itu, perjalanan mudik juga rawan dehidrasi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan konsentrasi, terutama pada anak-anak.

    “Dehidrasi pada anak dapat terjadi lebih cepat daripada orang dewasa karena rasio luas permukaan tubuh terhadap volume cairan yang lebih tinggi. Pastikan anak minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi,” ungkap dia.

    Dokter Piprim menyarankan, orangtua dapat membawa kudapan sehat seperti buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, serta protein hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging yang dapat menstabilkan kadar gula darah, memperbaiki jaringan tubuh dan memperkuat sistem imun, serta memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga anak tidak mudah lapar selama perjalanan.

    Ia menyarankan, bagi orangtua memastikan anak dalam kondisi sehat sebelum berangkat. Jika anak memiliki riwayat penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum perjalanan terutama jika anak memiliki isu kesehatan khusus dan bawa obat-obatan yang diperlukan.

    Pastikan anak cukup istirahat sebelum perjalanan dan saat di tempat tujuan.

    Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup menjaga sistem kekebalan tubuh mereka.

    Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews, kurang tidur dapat menurunkan fungsi imun dan meningkatkan risiko infeksi.

    Tidur yang cukup membantu tubuh memproduksi sitokin, protein yang melawan infeksi dan peradangan.

    Anak perlu tidur cukup minimal 8-10 jam sebelum perjalanan mudik, serta saat tiba ditempat tujuan. Hindari juga aktivitas berlebihan di hari pertama karena tubuh anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (cuaca, suhu, udara, jam tidur) setelah perjalanan panjang.

     

  • Update Vaksin TB M72 yang Diteliti di RI, Sudah Masuk Uji Klinis Fase 3

    Update Vaksin TB M72 yang Diteliti di RI, Sudah Masuk Uji Klinis Fase 3

    Jakarta

    Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut terlibat dalam penelitian vaksin tuberkulosis (TBC) baru jenis M72. Ini menjadi langkah yang penting, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus TB tertinggi di dunia.

    Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan estimasi kasus TBC sebanyak 1.090.000 kasus. Indonesia berada di bawah India dengan 2,8 juta kasus dan di atas China dengan 741 ribu kasus.

    Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Ina Agustina Isturini MKM mengatakan vaksin ini rencananya bakal digratiskan untuk masyarakat.

    “Ini salah satu komitmen dari pimpinan saat ini, bahwa vaksin TB ini akan masuk dalam program pemerintah. Karena kita serius ingin melakukan eliminasi TB tahun 2030 dan mencapai target nasional maupun global,” ucap dr Ina dalam konferensi pers daring, Senin (24/3/2025).

    Penelitian vaksin TB M72 ini sudah masuk ke dalam uji klinis fase 3. Peneliti Utama Nasional Vaksin TB Prof Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) memperkirakan vaksin ini bakal tersedia di akhir 2028.

    Penelitian ini melibatkan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Sejauh ini, sudah ada 1.839 orang yang terlibat dari target 2.000 partisipan.

    “Saat ini sebetulnya vaksin TB yang diteliti ada 15 kandidat per September 2024. Enam kandidat sudah masuk ke fase 3, ini fase terakhir, uji klinis ketiga. Salah satu yang cukup maju adalah M72 yang saat ini juga kita teliti di Indonesia,” Prof Erlina dalam kesempatan yang sama.

    Selain Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi juga terlibat dalam penelitian ini. Sampai uji klinis fase 2b, efikasi vaksin M72 menunjukkan perlindungan hingga 50-54 persen.

    Dengan subjek penelitian yang semakin banyak di uji klinis fase 3, Prof Erlina berharap efikasinya bisa meningkat.

    “Kita mengharapkan sih lebih dari itu. Tapi ketentuan WHO kalau efikasi sudah melewati batas 50 persen itu sudah memenuhi syarat, sudah cukup bagus artinya,” ungkap Prof Erlina.

    Kenapa Bikin Vaksin TB Baru?

    Prof Erlina menuturkan vaksin TBC yang tersedia saat ini, BCG (Bacillus Calmette-Guérin), tidak efektif untuk remaja dan orang dewasa. Selain itu, vaksin BCG juga sudah sangat tua, sehingga diperlukan alternatif vaksin baru yang dapat bekerja lebih baik.

    “BCG ini sudah ada lebih dari 100 tahun lalu, ditemukan tahun 1921, dan ternyata di dunia kasus TB itu nggak habis-habis dan bahkan meningkat di tahun-tahun tertentu. Ini menunjukkan bahwa vaksin itu tidak cukup efektif ketika masuk dewasa,” ujarnya.

    Prof Erlina mengingatkan vaksin BCG tetap efektif sebagai pencegahan TB pada anak. Apabila terjangkit, tingkat keparahan infeksi TB yang dialami anak bisa ditekan dengan efektif.

    Oleh karena itu, ia mengimbau orang tua untuk tidak perlu ragu memberi vaksin BCG pada anak. Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin BCG diberikan pada anak usia 0-1 bulan.

    Kemenkes berharap vaksin M72 ini nantinya bisa menjadi solusi menekan insidensi TBC dari 388 per 100 ribu kasus pada tahun 2024, menjadi 65 per 100 ribu kasus pada 2030. Angka kematian akibat TB diharapkan juga menurun nantinya.

    “Diharapkan dengan adanya vaksin TB, insidensi akan turun tahun di tahun 2030. Kematian turun dari 49 per 100 ribu menjadi 6 per 100 ribu penduduk. Jadi vaksin ini menjadi harapan yang luar biasa untuk bisa secara jangka panjang menurunkan kasus TB di Indonesia,” tandas dr Ina.

    (avk/kna)