NGO: GARDA

  • 83 Polisi Terluka Saat Amankan Kerusuhan di Jawa Timur, 18 Dirawat Inap

    83 Polisi Terluka Saat Amankan Kerusuhan di Jawa Timur, 18 Dirawat Inap

    Surabaya (beritajatim.com) – Demonstrasi yang berujung kerusuhan di sejumlah wilayah Jawa Timur menyisakan korban di pihak kepolisian. Dari data Biddokes Polda Jatim, tercatat sebanyak 83 anggota polisi mengalami luka akibat bentrokan saat melakukan pengamanan.

    Dari jumlah tersebut, 65 personel menjalani rawat jalan, sementara 18 lainnya harus dirawat inap karena mengalami luka serius. Dari 18 personel yang dirawat, 15 orang mengalami luka robek, patah tulang, hingga cedera otak ringan. Mereka dirawat di RS Bhayangkara Surabaya.

    Selain itu, satu personel dirawat di RSSA Malang Kota akibat patah tulang selangka, satu personel dirawat di RS Mitra Keluarga karena luka robek di kepala, dan seorang Polwan dirawat di RS Bhayangkara Kediri dengan luka robek di bagian depan kepala.

    Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, melalui Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyampaikan apresiasi atas dedikasi para personel yang tetap profesional di tengah risiko besar dalam pengamanan aksi unjuk rasa.

    “Personel kami jadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban. Mereka menghadapi risiko serius, mulai lemparan benda keras, serangan fisik, hingga upaya pembakaran fasilitas kepolisian,” kata Jules, Selasa (2/9/2025).

    Selain menimbulkan korban dari kepolisian, aksi anarkis juga meninggalkan dampak sosial yang luas. Puluhan pos polisi dirusak, kantor pemerintahan mengalami kerusakan, dan jalan protokol sempat lumpuh akibat blokade massa.

    Situasi ini menimbulkan kekhawatiran warga, terutama di pusat kota Surabaya, Malang, dan Kediri. Polda Jatim menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas keamanan bersama elemen masyarakat agar kondisi tetap kondusif.

    Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang berupaya memecah belah persatuan. “Kami mengapresiasi tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya secara swakarsa dengan gerakan serentak warga jaga warga,” jelas Jules.

    Menurutnya, gerakan warga jaga warga bukan hanya terlihat di Surabaya, tetapi juga di berbagai kota dan kabupaten lain di Jawa Timur. “Kesadaran kolektif ini yang menjadi kunci untuk Jogo Jatim agar Jawa Timur ini aman dan kondusif,” tutup dia. [uci/beq]

  • Diterpa Isu Demo, Warga Ikut Jaga di Polsek Jajaran Polres Tuban

    Diterpa Isu Demo, Warga Ikut Jaga di Polsek Jajaran Polres Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Diterpa isu demo, masyarakat di Kabupaten Tuban ikut menjaga keamanan di Polsek jajaran Polres Tuban, sebagai antisipasi dan bentuk kepedulian warga sebagai upaya menjaga situasi kamtibmas di kabupaten Tuban agar tetap aman dan kondusif.

    Sejak kemarin, minggu 31 Agustus 2025, warga ikut menemani Kepolisian jaga di Polsek jajaran Polres Tuban. Oleh karena itu, Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale memberikan apreasiasi atas peran aktif dari warga yang secara sukarela ikut membantu Polisi dalam menjaga keamanan.

    “Kami menyadari pentingnya keberadaan Kepolisian sebagai garda terdepan pelayanan masyarakat, sehingga warga bersama Polisi menunjukkan sinergitas dengan turut serta membantu menjaga keamanan,” ujar Kapolres Tuban. Senin (01/09/2025).

    Menurutnya, partisipasi dan keterlibatan yang dilakukan warga ini menjadi bentuk nyata kepedulian serta dukungan terhadap upaya menjaga situasi kamtibmas di kabupaten Tuban agar tetap aman dan kondusif.

    “Keterlibatan ini juga sebagai bukti jalinan kebersamaan antara Polri dan warga dalam menjaga ketertiban masyarakat,” terang Tanasale sapanya.

    Sebab, kehadiran masyarakat yang turut aktif dalam menjaga kamtibmas menjadi bukti nyata bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama bukan hanya aparat semata.

    “Karena Tuban adalah rumah kita, mari kita jaga bersama-sama, serta Kabupaten Tuban ini bisa tetap Kondusif,” tambahnya.

    Ia berharap ikatan antara Polri dan masyarakat semakin erat dan kepercayaan terus terjaga serta keamanan wilayah Tuban senantiasa kondusif. Terlebih, ada isu Rabu depan bakal ada demo di gedung DPRD Tuban, sehingga antisipasi ini dilakukan.

    “Karena sinergi yang terbangun antara aparat dan masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban khususnya di Kabupaten Tuban,” . [dya/ian]

  • Pendemo Itu Pintar, Perusuh Itu Dungu

    Pendemo Itu Pintar, Perusuh Itu Dungu

    Kota Pekanbaru

    Rocky Gerung turut mengomentari unjuk rasa yang terjadi beberapa hari ini di berbagai daerah. Menurutnya, pendemo dan perusuh bertolak belakang dalam konsep pemikiran.

    “Pendemo itu pintar, perusuh itu dungu,” kata Rocky Gerung di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (1/9/2025).

    Rocky Gerung lantas mengomentari kehadiran Polwan di tengah aksi massa di depan DPRD Riau. Menurutnya, Polwan telah ‘memuliakan kepintaran’ karena demo di Riau berjalan damai.

    “Polwan memuliakan kepintaran. Karena itu, demo damai di Riau ini bisa jadi model untuk Indonesia,” katanya.

    Kehadiran Polwan sebagai garda terdepan dalam mengamankan unjuk rasa tersebut bukan menjadi penghalang, tetapi justru untuk memberikan kenyamanan bagi pendemo.

    “Polwan ada di garis depan bukan untuk menghalangi, tapi untuk memberi rasa nyaman. Dan rasa nyaman harus mendahului rasa aman,” lanjutnya.

    Founder Tumbuh Institute itu mengaku sempat ingin ikut turun dan menyampaikan orasi saat melihat demo di depan gedung DPRD Riau, siang tadi. Ia mengaku terkesan dengan pengamanan Polwan yang berada di barisan terdepan.

    “Saya ingin turun untuk berorasi, tapi saya lihat suasananya damai. Justru dalam tata cara berdemo yang damai itu, saya ingin acungkan kalau saya punya 11 jari, 11 jari buat Polwan Polda Riau,” ucapnya.

    “Polda Riau sangat sukses memperlihatkan bahwa demonstrasi oke, kerusuhan tidak boleh, dan Polwan ada di garis depan untuk menjaga supaya tidak ada perusuh masuk,” ujar Rocky.

    Di momen HUT ke-77, Rocky Gerung menyampaikan ucapan selamat dan menyebut Polwan lahir karena adanya etika kepedulian.

    (mea/wnv)

  • Relawan Prabowo Ajak Masyarakat Tenang, Dukung Aparat Ciptakan Keamanan

    Relawan Prabowo Ajak Masyarakat Tenang, Dukung Aparat Ciptakan Keamanan

    Jakarta

    Arus Bawah Prabowo (ABP), relawan Presiden Prabowo Subianto, mengajak masyarakat tidak gampang terprovokasi dan menjaga persaudaraan di tengah dinamika demonstrasi. Relawan juga mendukung aparat dalam menjaga stabilitas negara.

    “DPP Arus Bawah Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan menjaga rasa persaudaraan. Semangat persatuan nasional harus terus dipelihara di atas segala perbedaan pandangan politik,” kata Ketua Umum DPP ABP, Michael Umbas kepada wartawan, Senin (1/9/2025).

    Michael menegaskan seluruh langkah penegakan hukum harus dijalankan dengan proporsionalitas, profesionalitas, dan ukuran yang jelas. Michael menyebut prioritas utama aparat yakni menjaga ketertiban umum sekaligus mencegah timbulnya ketakutan di tengah masyarakat.

    “Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto, DPP Arus Bawah Prabowo menyatakan dukungan penuh kepada aparat keamanan untuk bertindak tegas terhadap setiap aksi anarkis dan perusakan fasilitas umum yang merugikan rakyat. Kehadiran TNI-Polri adalah garda terdepan dalam menjamin rasa aman seluruh warga bangsa,” katanya.

    Dia meminta kader, anggota, dan simpatisan Arus Bawah Prabowo di seluruh daerah agar hadir di tengah masyarakat untuk membantu terciptana suasana aman, damai, dan kondusif, sekaligus menyerukan penolakan terhadap ajakan-ajakan yang berpotensi memecah belah.

    Sekretaris Jenderal Arus Bawah Prabowo, Ary Nugroho, mengatakan kepercayaan rakyat harus dijaga dengan integritas. Ary menyatakan setiap pejabat maupun aparat wajib mengedepankan etika dan kepentingan rakyat kecil.

    “DPP Arus Bawah Prabowo menegaskan kembali pentingnya gotong royong menjaga keluarga, lingkungan, dan Tanah Air. Jangan biarkan upaya adu domba, fitnah, dan kepentingan politik sesaat merusak persatuan serta stabilitas nasional yang telah kita bangun bersama,” ucap Ary.

    Ketua DPP ABP Supriyanto menambahkan, seluruh elemen bangsa terkhusus anak-anak muda harus ikut berperan aktif menjaga ketenangan dan kestabilan sosial. Dia mengingatkan anak-anak mudah bijak menyikapi isu dan tidak gampang dihasut.

    “Kita harus bijak menyikapi situasi. Jangan mudah termakan isu-isu provokatif yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mari kita jaga suasana kebangsaan agar tetap kondusif dan harmonis. Tugas kita bersama adalah memastikan Indonesia terus bergerak maju dengan mengedepankan persatuan dan semangat gotong royong,” kata Supriyanto.

    (gbr/tor)

  • Trump Makin Gila! Usai Ibu Kota, Tentara Sipil Serbu Chicago-Baltimore

    Trump Makin Gila! Usai Ibu Kota, Tentara Sipil Serbu Chicago-Baltimore

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menggepung kota baru dengan tentara cadangan negeri itu, Garda Nasional. Setelah ibu kota Washington, kini beberapa kota dan negara bagian mendapat peringatan dari sang presiden.

    Trump sebelumnya mengklaim langkah itu untuk menurunkan tingkat kejahatan di sejumlah kota. Setelah ibu kota Washington. D.C, kebijakan Trump itu kini menghantui kota Chicago, negara bagian Illinois dan kota Baltimore, negara bagian Maryland.

    Perlu diketahui Garda Nasional adalah kekuatan cadangan utama militer pemerintah federal dan negara bagian AS. Garda nasional biasa disebut tentara sipil dengan jumlah sekitar 419.000 di 2023.

    “Tujuan utama Presiden AS Donald Trump dalam mengirimkan pasukan ke kota-kota Amerika adalah untuk menguasai pemilu pada tahun 2026,” kata Gubernur Illinois JB Pritzker pada hari Minggu, dikutip AFP, Senin (1/9/2025).

    Menurutnya “tidak ada upaya dari pemerintahan Trump untuk mengoordinasikan rencana tersebut dengan para pejabat setempat”. Kota-kota lain yang diancam akan dikirimi pasukan oleh pemerintahan Partai Republik Trump juga “dikuasai oleh rival-rival politiknya”.

    “Dia ingin menghentikan pemilu pada tahun 2026 atau, sejujurnya, mengambil alih kendali pemilu tersebut,” kata Pritzker kepada acara CBS Sunday “Face the Nation”.

    “Dia hanya akan mengklaim bahwa ada masalah dengan pemilu, lalu dia menempatkan pasukan di lapangan yang dapat mengambil alih kendali,” jelasnya.

    Gubernur tersebut mengatakan bahwa setiap pengerahan pasukan yang bertentangan dengan keinginan pemerintah negara bagiannya akan menjadi “invasi oleh pasukan AS jika mereka benar-benar melakukannya”.

    Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem sebelumnya mengatakan bahwa dia akan menambah sumber daya untuk operasi Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) di Illinois. Ttetapi keputusan apa pun untuk mengirim pasukan cadangan Garda Nasional atau pasukan lainnya sepenuhnya berada di tangan Trump.

    “Jika pasukan dikirim bersama ICE, mereka akan segera diadili, karena itu ilegal,” kata Pritzker lagi.

    Trump sendiri langsung mengkritik Pritzker. Hal ini diutarakannya di laman media sosialnya, Truth Social.

    “Enam orang tewas, dan 24 orang tertembak, di Chicago akhir pekan lalu, dan JB Pritzker, Gubernur Illinois yang lemah dan menyedihkan, baru saja mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan bantuan dalam mencegah KEJAHATAN,” tulis Trump di platform Truth Social.

    “Dia GILA!!! Sebaiknya dia membereskannya, CEPAT, atau kita akan datang!” tegasnya.

    Merujuk Washington D.C, CBS mengutip penurunan tajam dalam kejahatan selama pengerahan pasukan yang sedang berlangsung. Saat ini kebijakan memasuki minggu ketiga.

    Angka pembunuhan turun 41%. Sementara angka perampokan 69%, dan pembajakan mobil 83%.

    Di sisi lain, seorang warga Chicago berusia 35 tahun yang bekerja di toko rokok, CJ Jackson, mengatakan pengerahan Garda Nasional akan menjadi “ide yang bagus”.

    “Kita membuat beberapa remaja lepas kendali di sini… Mereka menembak anak-anak setiap hari,” katanya menyebut kasus penembakan massal di AS.

    Namun, Greta, 24 tahun, seorang pekerja toko yang tidak mau menyebutkan nama belakangnya, mengatakan ia “sedikit gugup” tentang potensi pasukan militer di jalan.

    “Ada sisi buruk di setiap kota… Saya pikir itu lebih menakutkan daripada membuat orang merasa aman,” tambahnya.

    Dalam data AFP, meski Trump menyebutkan kota-kota yang dipimpin Partai Demokrat memiliki kriminalitas tinggi, angka menunjukkan, kejahatan kekerasan yang tinggi tersebar di sejumlah kota, termasuk di Missouri, Texas, dan Tennessee yang dikuasai Partai Republik.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gerak Jakarta harap DPR lebih serius dengar aspirasi rakyat

    Gerak Jakarta harap DPR lebih serius dengar aspirasi rakyat

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Gerak Jakarta, Dhini M, meminta DPR RI lebih serius mendengar dan menindaklanjuti aspirasi rakyat serta menghentikan kebijakan tak pro-rakyat.

    “Kami menuntut DPR RI untuk menghentikan kebijakan yang tidak pro-rakyat, menolak kenaikan tunjangan anggota dewan, serta lebih serius mendengar dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat,” kata dia di Jakarta, Minggu.

    Hal ini Dhini sampaikan sebagai respon atas unjuk rasa yang dilakukan berbagai elemen selama beberapa hari terakhir di sejumlah titik termasuk kawasan gedung DPR/MPR RI, dan berujung ricuh.

    Kericuhan pun memakan korban jiwa, seorang pengemudi ojek daring yaitu Affan Kurniawan. Dia menjadi korban penabrakan oleh polisi (Brimob) pada aksi demonstrasi pada hari Kamis, 28/8).

    Dhini menyampaikan gerakan yang dia pimpin mengecam keras tindakan represif aparat yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, serta mendesak investigasi yang transparan dan akuntabel agar keadilan bagi almarhum segera ditegakkan.

    “Tragedi ini menjadi peringatan serius agar Negara mengutamakan keselamatan warga sipil dan menghormati hak rakyat untuk menyampaikan pendapat secara damai,” kata Dhini.

    Dhini lalu mengajak masyarakat bersatu dengan peran dan cara yang kita bisa, menyebarkan penguatan untuk satu sama lain, memberi dukungan sebesar-besarnya untuk siapapun yang saat ini berperan menjadi garda depan, melakukan apa yang kita bisa untuk untuk membuat situasi menjadi lebih baik.

    “Kami mendorong Presiden segera melakukan tindakan nyata agar konflik sosial ini tidak semakin meluas dampaknya,” katanya.

    “Semua yang hari ini sudah digariskan untuk terjadi sebagai bangkitnya Indonesia atas kesadaran yang baru,” kata dia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sekelumit Kisah Surabaya Lautan Api: Rakyat dan Polisi Jadi Korban, Gubernur Khofifah Terkena Lemparan Botol

    Sekelumit Kisah Surabaya Lautan Api: Rakyat dan Polisi Jadi Korban, Gubernur Khofifah Terkena Lemparan Botol

    Surabaya (beritajatim.com) Selama dua hari terakhir, Jumat sampai Sabtu, 29-30 Agustus 2025, kota Surabaya mendadak jadi lautan api. Berbagai fasilitas umum rusak. Mulai dari kursi dan hiasan taman, lampu jalan, hingga tanaman dan pot di sepanjang jalur hijau. Sirine ambulance dan pemadam kebakaran saling berbalas. Arus lalu lintas utamanya di kota Surabaya lumpuh hingga belasan jam.

    Dengan semua yang terjadi selama dua hari, massa aksi solidaritas hanya berhasil menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada hari kedua. Tidak ada anggota DPRD Kota atau Provinsi yang hadir di tengah massa aksi. Padahal kemarahan massa di Surabaya sama dengan kota lain. Marah dengan berbagai kemewahan dan fasilitas yang diterima oleh anggota dewan. Hingga memunculkan teriakan yang sama dari emosi yang berbeda. Bubarkan DPR.

    Aksi sudah berlangsung kisruh semenjak hari pertama pada Sabtu (29/8/2025). Massa yang didominasi pakaian hitam-hitam seolah sudah ‘berperang’ melawan aparat yang berjaga di Gedung Grahadi sejak sore. Tampak aparat yang berjaga di lokasi hanya bersikap ‘bertahan’. Tidak agresif. Tidak seperti demo-demo sebelumnya di Jawa Timur.

    Sejumlah petugas yang ditemui di depan Gedung Negara Grahadi mengatakan bahwa ada instruksi dari pimpinan agar para anggota di lapangan bersikap pasif. Karena sehari sebelumnya institusi Polri menjadi sorotan usai Affan Kurniawan salah satu Driver Ojol di Jakarta tewas dilindas mobil rantis saat demo di kawasan Tanah Abang.

    Anggota di lapangan yang tidak berseragam cenderung hanya memantau situasi. Sembari menghimbau masyarakat yang hendak masuk ke Jalan Gubernur Suryo agar putar balik. Padahal, pada demo sebelum-sebelumnya di lokasi yang sama, petugas kepolisian aktif dan sigap menangkap oknum peserta demo yang membuat kerusuhan. Sehingga, hampir seluruh demo di Grahadi selalu dalam kondisi terkendali.

    Sementara pasukan Brimob dan Dalmas menjadi garda terdepan untuk mempertahankan dan mengendalikan massa aksi. Para pasukan yang sudah dilatih untuk menghadapi demo itu sempat kocar kacir. Hitungan beritajatim yang berada di lokasi, pasukan kepolisian berseragam itu dua kali mundur dan membubarkan barisan. Bukan karena perintah komandan. Tapi, karena massa aksi berhasil mengembalikan gas air mata yang ditembakan polisi.

    Sejumlah petugas kepolisian menjadi korban dalam aksi hari pertama di Grahadi. Pun di pihak peserta aksi, korban juga berjatuhan. Tim medis dengan membawa bendera tanda palang merah yang diikatkan di tongkat pramuka tidak berhenti melakukan penyelamatan kepada kedua belah pihak.

    Aksi hari berlangsung hingga Adzan Subuh dikumandangkan. Para massa aksi yang terus terpecah dan didorong mundur oleh petugas hingga ke Jalan Pemuda, Jalan Walikota Mustajab hingga Jalan Panglima Sudirman memilih berkeliling kota Surabaya.

    Aksi massa membakar hampir semua pos polisi yang berdiri di pusat kota hingga Bundaran Waru. Salah satu yang paling mencekam adalah pembakaran pos polisi Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo. Disepanjang jalan Darmo, ada 4 titik api yang besar. Tidak ada pemadam. Tidak ada petugas kepolisian. Hanya ada massa aksi dan warga sekitar yang mengabadikan momen langka di Kota Surabaya itu dengan gawainya.

    Tidak hanya membakar pos polisi, massa aksi juga merusak kantor Polsek Tegalsari. Mereka melempari batu. Masuk ke dalam ruang depan Polsek Tegalsari dan menghancurkan semua barang yang ada di lokasi. Massa aksi juga mencoba menyerang Polsek Wonokromo. Namun penyerangan itu gagal. Kapolsek Wonokromo Kompol Hegy Renata bersama anggotanya dibantu dengan warga Joyoboyo berhasil menggagalkan niat para peserta aksi massa.

    Saat itu arus lalu lintas di pusat kota Surabaya lumpuh. Tidak ada sepeda motor yang melintas. Hanya ada massa pendemo, anggota kepolisian yang bertahan dengan tameng, dan nyala api dari fasilitas umum yang dibakar massa. Kondisi begitu mencekam. Para pengusaha yang memiliki tenant di pusat Surabaya kompak menutup usahanya. Para sekuriti disiagakan. Tidak ada yang berani membuka gerbang pagar tenant. Termasuk Tunjungan Plaza (TP) Mall Surabaya.

    Aksi hari pertama selesai ketika para pasukan TNI berdialog dengan massa aksi. Mereka sempat berswafoto bersama dan massa sepakat membubarkan diri. Namun kondisi kota Surabaya tetap mencekam. Tidak ada kepastian saat itu apakah krisis di Surabaya sudah selesai. Sejumlah pihak menilai akan ada aksi lanjutan yang lebih besar. Lantaran belum ada langkah konkret pemangku jabatan untuk menyelesaikan konflik.

    Manajemen TP Mall Surabaya sempat mengeluarkan pengumuman akan menutup tenant dan meliburkan semua aktivitas pada hari Sabtu (30/8/2025) atau pada hari kedua aksi Bubarkan DPR berlangsung. Namun manajemen lantas mengeluarkan pengumuman terbaru jika TP Mall akan buka pukul 16.00 dan tutup seperti biasa. Sayangnya, karena kondisi memanas. Manajemen memutuskan untuk tutup pukul 20.00 atau 2 jam lebih cepat.

    Aksi hari kedua dimulai pada Sabtu siang di depan Polda Jawa Timur. Para mahasiswa dari sejumlah kampus berorasi di depan gedung Polda Jatim dengan menggunakan pengeras suara dari mobil komando. Aksi di Polda Jatim berlangsung kondusif. Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto muncul menemui pendemo. Ia naik ke mobil komando menjadi satu dengan mahasiswa.

    Sebagai orang nomor satu di jajaran kepolisian Jawa Timur, Nanang berkomitmen membebaskan para massa aksi di hari sebelumnya yang diamankan polisi. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat terkait tragedi Affan Kurniawan. Ia berkomitmen Polri akan melakukan evaluasi internal supaya kejadian serupa tidak kembali terulang.

    “Kami menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Mudah-mudahan menjadi introspeksi kami supaya kejadian kedepan tidak terulang lagi,” kata Nanang.

    Setelah Nanang selesai berbicara. Sempat terjadi lemparan ke markas Polda Jatim oleh segelintir oknum di bagian belakang. Beruntung, massa mahasiswa langsung memisahkan diri. Aksi provokasi dari kelompok tidak dikenal itu hanya berlangsung sebentar dan dapat ditangani massa mahasiswa.

    Disaat yang sama, markas Polrestabes Surabaya juga digeruduk massa. Mereka menuntut agar massa aksi yang diamankan pada hari sebelumnya supaya dibebaskan. Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan lantas menemui massa aksi. Dihadapan massa aksi, Luthfie berjanji akan segera memenuhi tuntutan mahasiswa. Aksi di Jalan Sikatan 1 itu berlangsung kondusif. Sampai, akhirnya massa aksi berbaju hitam, tidak menggunakan almamater ikut masuk barisan dan langsung melakukan pelemparan.

    Pihak kepolisian tidak langsung ambil tindakan. Mereka menghimbau agar massa aksi berhenti melakukan tindakan pelemparan. Tidak digubris, pihak kepolisian lantas menembakan gas air mata dan menindak para massa perusuh. Mahasiswa yang merasa massa perusuh bukan bagian kelompok langsung memisahkan diri ke arah Jalan Veteran.

    Sementara kelompok peserta aksi massa mundur hingga ke Jembatan Merah. Sepeda motor yang terparkir di sepanjang jalan Sikatan terjatuh. Batu-batu bertebaran. Total ada 41 orang yang diamankan oleh polisi. Setelah diselidiki lebih jauh, sumber beritajatim di internal kepolisian menyebut jika massa aksi yang diamankan terafiliasi dengan gangster. Namun, sampai berita ini ditulis, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanti belum memberikan keterangan resmi.

    Setelah beraksi di Polrestabes Surabaya, pukul 18.30 WIB, Massa aksi memadati Jalan Gubernur Suryo. Mereka melakukan unjukrasa di depan Gedung Negara Grahadi. Ribuan orang berteriak meminta agar Khofifah menemui massa pendemo. Sekelompok massa lantas merusak fasum di sekitar lokasi. Anehnya, Tidak ada petugas kepolisian yang datang ke Grahadi. Saat itu, hanya nampak prajurit TNI dengan pakaian dinas lengkap berjaga di halaman Grahadi dengan tameng.

    Waktu terus berlanjut. Semakin malam, massa semakin brutal. Namun, tidak ada massa aksi yang menerobos masuk ke halaman Grahadi. Mereka hanya melempar batu, merusak fasum, dan memaki para penjaga. Tensi aksi lantas turun ketika Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menemui massa aksi dan berdialog sekitar pukul 19.30. Kepada massa, Rudy menjelaskan jika di gedung Grahadi tidak ada orang lain, selain dirinya dan pasukan. Ia lantas mendengarkan tuntutan massa aksi yang minta polisi segera melakukan pembebasan terhadap pendemo yang diamankan.

    “Nanti saya akan komunikasikan dengan pak Kapolrestabes. Saya kenal baik dengan beliau,” jelas Rudy.

    Dialog antara peserta aksi massa dan jenderal TNI itu berlangsung 15 menit. Rudy lantas kembali masuk ke Grahadi. Situasi kembali tenang. Massa aksi bahkan menyempatkan berswafoto bersama anggota TNI yang berjaga. Tidak ada pengrusakan. tidak ada lemparan batu mengarah ke Grahadi.

    Satu jam kemudian, Rudy kembali keluar menemui massa bersama dengan Khofifah. Kehadiran Khofifah disambut letusan kembang api dan aksi bakar-bakar di Jalan Gubernur Suryo. Beberapa kelompok dari barisan belakang juga sempat melempari Khofifah dengan botol dan gelas air mineral. Namun, Khofifah tak gentar. Ia tetap berdiri tegak dan berdialog dengan peserta aksi massa.

    “Sekarang proses karena 41 orang. 2 sudah dilepaskan, sekarang proses pemeriksaan sedang berjalan. Kalau sudah diminta keterangan, selesai ya pasti pulang. Saya sama Pak Pangdam setelah ini langsung ke Polrestabes. Memastikan semua peserta aksi massa pulang,” ujar Khofifah.

    Munculnya Gubernur Khofifah yang malam itu ditemani oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin sempat membuat tensi massa aksi mereda. Kehadiran kedua pejabat tinggi Jatim itu sempat menghentikan aksi lempar batu dan pengrusakan di Grahadi. Dari dialog tersebut, massa aksi menangkap bahwa rekan-rekannya akan segera dipulangkan. Maksimal pukul 22.00 WIB.

    Pukul 22.15 WIB massa mulai kembali aktif. Merasa dibohongi, massa aksi mulai melakukan pengrusakan secara brutal. Alhasil, gedung cagar budaya di kawasan Grahadi Sisi Barat (Trimurti) berhasil dibakar massa. Barang-barang di dalam gedung yang biasa dipakai wartawan Pokja Pemprov itu dijarah. Massa mulai tidak terkendali. Sampai di situasi ini, tidak nampak kehadiran polisi. Hanya anggota TNI dengan tameng yang berusaha menyetop aksi massa. Namun, pasukan berseragam hijau itu gagal membendung massa aksi yang semakin aktif.

    Pihak kepolisian baru datang sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka lantas menembakan gas air mata secara masif. Seluruh wartawan yang sedang berkumpul melakukan peliputan pun panik dan kabur. Di momen kritis saat para wartawan ada yang tertinggal dan terjebak gas air mata, sejumlah jurnalis senior mengangkat kartu pers berteriak agar polisi menyetop aksinya sejenak.

    Setelah polisi masuk. Penerangan di sepanjang Jalan Gubernur Suryo dan Grahadi padam. Tidak lama setelah polisi datang, puluhan anggota TNI yang naik 5 truk turun di Jalan Basuki Rahmat depan TP Plaza. Mereka berbaris dan berjalan memasuki arena pengamanan di Jalan Gubernur Suryo dengan nyanyian.

    Situasi malam kedua lebih mencekam dari malam sebelumnya. Massa aksi lalu membakar habis kantor Polsek Tegalsari. Menjarah barang-barang di dalamnya. Melempari petugas dengan batu dan terus melawan hingga pagi hari. Massa aksi dan aparat sempat bentrok di depan kantor DPRD Jatim. Massa aksi juga sempat kembali hendak menyerang Polsek Wonokromo. Namun, kembali gagal karena ada perlawanan dari warga.

    Dua malam mencekam di Surabaya. Masyarakat takut. Pengusaha resah. Rasa nyaman tinggal di kota Surabaya perlahan pudar. Setiap bangunan vital di sudut kota penuh petugas jaga. Gedung Grahadi yang menjadi sasaran amuk massa selama dua hari berturut-turut kini dijaga oleh tentara. Mereka memarkirkan sejumlah kendaraan militer di halaman Grahadi. [ang/aje]

     

  • Iran Tangkap 8 Mata-mata Mossad Israel, Bahan Peledak Disita

    Iran Tangkap 8 Mata-mata Mossad Israel, Bahan Peledak Disita

    JAKARTA – Garda Revolusi Iran menangkap delapan orang mata-mata yang dicurigai mencoba mengirimkan koordinat lokasi-lokasi sensitif dan detail tentang tokoh-tokoh militer senior kepada Mossad Israel.

    Mereka dituduh memberikan informasi tersebut kepada badan intelijen Mossad selama serangan udara Israel terhadap Iran pada Juni, saat Israel menyerang fasilitas nuklir Iran dan menewaskan para komandan militer tinggi serta warga sipil dalam pukulan terburuk bagi Republik Islam tersebut sejak perang tahun 1980-an dengan Irak.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal ke lokasi militer, infrastruktur, dan kota-kota Israel. Amerika Serikat memasuki perang pada 22 Juni dengan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Garda Revolusi Iran menuding para tersangka menerima pelatihan khusus dari Mossad melalui platform daring.

    Dilansir Reuters, Sabtu, 30 Agustus, para mata-mata itu ditangkap di Iran timur laut sebelum melaksanakan rencana mereka. Bahan bahan untuk membuat peluncur, bom, bahan peledak, dan jebakan telah disita.

    Media pemerintah melaporkan awal bulan ini, polisi Iran telah menangkap sebanyak 21.000 tersangka selama perang 12 hari dengan Israel, meskipun mereka tidak mengatakan apa yang diduga dilakukan oleh orang-orang ini.

    Pasukan keamanan melancarkan operasi penangkapan yang meluas dan juga meningkatkan kehadiran mereka di jalanan selama perang singkat yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi AS.

    Iran telah mengeksekusi delapan orang dalam beberapa bulan terakhir, termasuk ilmuwan nuklir Rouzbeh Vadi, yang digantung pada 9 Agustus karena memberikan informasi kepada Israel tentang ilmuwan lain yang tewas dalam serangan udara Israel.

    Kelompok hak asasi manusia mengatakan Iran menggunakan tuduhan spionase dan eksekusi cepat sebagai alat untuk represi politik yang lebih luas.

  • Sempat Hilang, Honda BeAT Affan Kurniawan Akhirnya Ditemukan!

    Sempat Hilang, Honda BeAT Affan Kurniawan Akhirnya Ditemukan!

    Jakarta

    Honda BeAT yang dipakai Affan Kurniawan ngojol sempat hilang setelah insiden pelindasan rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Selatan, Kamis malam (28/8). Skuter matik (skutik) tersebut sampai dicari-cari rekan terdekat korban.

    Salah satu kerabat Affan Kurniawan, Iyan Ressy mengatakan, Honda BeAT milik Affan Kurniawan dengan nomor polisi (nopol) B 5029 BNK tersebut sempat tak ditemukan di lokasi kejadian. Dia sampai membuat pengumuman melalui media sosial pribadi.

    “Siapa pun yang bawa motor almarhum, tolong dikembalikan ke tempat kediaman korban. Kami berharap kejujuran Anda. Dan siapapun yang melihat, bisa infokan ke saya,” tulis Iyan Ressy, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (30/8).

    Mobil Rantis Brimob lindas Affan Kurniawan hingga tewas. Foto: Doc. Istimewa

    Kabar baiknya, tak lama kemudian, Iyan kembali membuat postingan terkait motor Affan telah ditemukan. Dia turut menyertakan bukti foto BeAT bersama empat orang pria, lengkap dengan STNK sebagai tanda bukti. Kini, kendaraan tersebut sudah diserahkan ke pihak keluarga.

    “Alhamdulillah, motor almarhum Affan sudah ditemukan dan kembali ke keluarga. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu memberikan informasi,” kata dia.

    Diberitakan sebelumnya, Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas mobil rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Selatan, Kamis malam (28/8). Kini, jasadnya telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

    Ketua Umum asosiasi ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan rasa belasungkawanya atas kepergian Affan Kurniawan. Dia meminta seluruh mitra driver se-Indonesia melakukan doa bersama.

    “Kami menghimbau rekan-rekan ojek online seluruh Indonesia untuk mengadakan doa bersama di masing-masing daerah dan tabur bunga simbol berduka,” ujar Igun kepada detikOto.

    “Untuk menghindari tragedi serupa tidak terjadi kami juga meminta rekan-rekan ojek online untuk menahan diri tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin membenturkan ojek online dengan sesama ojek online atau pihak lainnya karena adanya perbedaan pendapat atas tragedi tersebut,” kata dia menambahkan.

    (sfn/dry)

  • BRI Dukung Program Sapi Merah Putih, Dorong Swasembada Pangan Nasional

    BRI Dukung Program Sapi Merah Putih, Dorong Swasembada Pangan Nasional

    “Sebagai bank yang memiliki fokus pada pemberdayaan segmen UMKM, BRI turut mendorong keberhasilan Program Sapi Merah Putih melalui pembiayaan, pendampingan, serta penguatan ekosistem. Kami percaya, program ini akan berkontribusi besar dalam menciptakan ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, dan mengurangi impor sapi,” jelasnya.

    Dukungan BRI diwujudkan dalam bentuk fasilitas transaksi keuangan, pembiayaan untuk modal kerja dan investasi bagi PT Moosa dan mitra bisnisnya. PT Moosa merupakan perusahaan bioteknologi yang berfokus pada peningkatan genetik sapi lokal dan sapi perah melalui teknologi reproduksi hewan, serta molekuler modern.

    Dengan komitmen kuat untuk segmen UMKM serta jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok negeri, perseroan optimis kontribusi nyata ini akan turut memperkuat basis produksi sapi lokal serta mengurangi impor susu.

    “Kami berharap Program Sapi Merah Putih tidak hanya menjadi simbol swasembada pangan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan di pedesaan. BRI akan terus berada di garda depan mendukung petani dan peternak Indonesia untuk tumbuh, serta turut menggerakkan roda ekonomi kerakyatan”, pungkas Hery Gunardi.(*)