NGO: CSIS

  • Bila Tak Jadi Gabung Brics, RI Tetap Bisa Berperan Aktif di Pentas Dunia?

    Bila Tak Jadi Gabung Brics, RI Tetap Bisa Berperan Aktif di Pentas Dunia?

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia diperkirakan akan mampu memainkan peranan aktif di pentas dunia bila bergabung dengan organisasi Brics.

    Lantas, bagaimana bila Indonesia memilih jalan sebaliknya atau tidak bergabung dengan kelompok negara yang diinisiasi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan itu?

    Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri mengatakan Indonesia sudah mempunyai berbagai wadah yang cukup kuat dan bisa dipergunakan untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara anggota Brics, secara bilateral.

    Selain itu, Indonesia juga memiliki platform lain yang sudah dipergunakan selama ini, untuk mendorong kepentingan negeri ini seperti forum G20.  Di forum itu, dia menilai Indonesia memaksimalkan mendorong berbagai kepentingan Indonesia.

    Oleh karena itu, dia mempertanyakan mengapa Indonesia harus bergabung pula ke dalam Brics. Tanpa bergabung dalam organisasi Brics pun, jelasnya, Indonesia mampu memainkan peran aktif dalam pentas dunia.

    “Kelihatannya malah cukup dan kita mungkin lebih perlu untuk memfokuskan diri serta meningkatkan kinerja kita agar berbagai forum-forum tersebut memang bisa membawa manfaat yang lebih tinggi lagi kepada kita,” ujarnya dalam siaran Broadcash di kanal YouTube Bisniscom.

    Yose Rizal Damuri mengakui bahwa ada sebagian pihak yang menyebut Brics sebagai ‘global south’. Namun, dia mengatakan sebenarnya Indonesia pun dari dulu sudah berusaha memperkuat global south ini.

    Indonesia, katanya, punya wadah yang bernama kerja sama ‘Selatan-Selatan’ atau South-South Cooperation, lalu ada juga Konferensi Asia-Afrika (KAA). Karena itu, tuturnya, berbagai forum-forum patut didorong, bukan malah ikut-ikutan misalkan dengan bergabung ke dalam suatu kelompok yang terbilang baru.

    “Kenapa kita tidak mengefektifkan berbagai forum, berbagai platform yang kita sudah punya. Tahun depan misalnya, ada perayaan 70 tahun Asia-Afrika. Ini merupakan momen yang penting buat Indonesia kalau kita memang ingin membuat South-South Cooperation yang lebih kuat lagi  dibandingkan dengan hanya mengambil berbagai narasi yang dibentuk oleh pihak-pihak lain.  Seperti narasi yang dibentuk oleh BRICS sekarang ini. Kita bisa membawa narasi yang memang sesuai dengan keinginan kita,” ujarnya.

    Indonesia pun menurutnya bisa membawa juga narasi yang menjadi jembatan bagi perdamaian dunia mengingat saat ini terjadi banyak konflik di berbagai belahan dunia, terutama antara negara maju seperti  G7, dengan negara-negara yang membawa narasi serta aspirasi yang berbeda.

    G20, ucapnya, sebenarnya itu bisa menjadi forum untuk membawa misi perdamaian itu asalkan Indonesia memang menjadi lebih aktif lagi di kelompok ini, di samping Indonesia bisa membawa forum-forum sendiri seperti KAA.

    Bergabung menjadi anggota Brics menurutnya bisa membuat Indonesia menjadi tidak fokus dengan berbagai platform yang sudah dimiliki selama ini. Padahal wadah-wadah tersebut berpotensi untuk dikembangkan.

    “Jadinya malah nanti karena memang seperti tadi saya katakan bahwa Brics itu lebih didominasi dengan suara-suara counter narrative yang mungkin kurang produktif pada saat ini. Kita membutuhkan pemikiran, membutuhkan tenaga yang sebenarnya mungkin kita bisa bawa ke tingkatan internasional itu dari berbagai forum yang memang kita sudah punyai,” terangnya.

    Jikalau pun Indonesia menjadi anggota Brics, tentunya harus tetap mempertahankan karakteristik bebas aktif dengan tidak terlalu membawa counter narrative karena yang lebih penting bagi Indonesia adalah mendorong reformasi tatanan dunia yang berkeadilan.

    “Kita mendorong reformasi dari berbagai tatanan dunia yang ada. Memang kita harus akui bahwa tatanan dunia itu perlu melakukan perubahan-perubahan. Tetapi ini tidak akan bisa produktif kalau kita hanya mengikuti berbagai narasi yang sifatnya sangat bertentangan,” ucapnya.

  • Gabung Brics, Pengamat: Indonesia akan Makin Aktif di Pentas Dunia

    Gabung Brics, Pengamat: Indonesia akan Makin Aktif di Pentas Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia diyakini bakal memainkan peran aktif dalam percaturan politik internasional dengan bergabung ke dalam kelompok negara-negara Brics.

    Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri mengatakan bahwa kebijakan internasional Indonesia itu adalah bebas dan aktif. Artinya, bebas dari berbagai tekanan atau juga tidak bergabung kepada salah satu blok.

    “Kita juga harus aktif memberikan kontribusi kepada perdamaian dunia, kepada kestabilan dunia, yang juga diamanatkan sebenarnya di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,” ujarnya dalam siaran Broadcash di kanal YouTube Bisniscom.

    Menurutnya, pada masa-masa yang akan datang, Indonesia tampak akan lebih aktif lagi memainkan peran di pentas internasional. Brics, tuturnya, menjadi salah satu wadah bagi Indonesia untuk memainkan peran aktif tersebut.

    Untuk bergabung ke dalam Brics, menurutnya Indonesia harus melihat dari sisi kacamata geopolitik atau stratejik, serta tentunya dampak ekonominya pula. Secara strategis, lanjutnya, Indonesia akan mendapatkan posisi yang lebih baik, sedangkan secara ekonomi membawa banyak keuntungan saat bergabung dengan Brics.

    “Brics itu juga walaupun awalnya adalah satu platform atau satu forum yang ditujukan untuk forum ekonomi, kelihatannya sekarang-sekarang ini sudah tidak terlalu lagi membicarakan mengenai permasalahan-permasalahan ekonom. Yang lebih banyak malah kita dengar sekarang-sekarang ini bahwa BRICS banyak membicarakan isu geopolitik ataupun isu security yang lebih banyak.”

    “Bahkan banyak negara-negara anggota Brics atau ada beberapa negara anggota yang memposisikan diri sebagai counter narrative daripada tatanan dunia yang dibawa saat ini,” bebernya.

    Jadi, sambung Yose, meski ada dampak ekonomi dengan bergabung ke dalam Brics, Indonesia masih harus mendiskusikan lagi niatnya itu. Hal itu diperlukan untuk melihat secara jernih keuntungan bagi Indonesia. 

    Langkah tersebut, menurutnya, wajar karena kondisi wadah tersebut sudah berbeda misalnya dari 10 atau 15 tahun lalu ketika didirikan.

     

    Perang Kepentingan di Brics

    Dia menjelaskan, pada mulanya Bric merupakan satu kumpulan dari negara-negara yang dianggap pasar berkembang atau emerging markets dan bisa mempunyai kontribusi lebih tinggi lagi. Negara-negar tersebut juga mempunyai aspirasi yang lebih tinggi lagi atas perkumpulan itu sehingga mereka bisa menyuarakan aspirasinya.

    “Permasalahannya adalah apakah negara-negara anggota BRICS ini memang mempunyai aspirasi yang sama. Sekarang kita lihat bahwa ternyata masing-masing itu juga berbeda-beda,” ungkapnya.

    Rusia saat ini membawa aspirasi mengenai geopolitik yang nampak sekali dalam konferensi tingkat tinggi terakhir. Isu itu tidak terlalu diterima oleh negara-negara anggota lainnya. Di samping itu, di dalam Brics pun terdapat rivalitas misalnya antara China dan India yang kerap bersitegang soal wilayah perbatasan.

    Di sisi lain, isu mengenai dedolarisasi menjadi agenda yang kuat bagi negara-negara Brics selama beberapa tahun belakangan. Bila nantinya memutuskan untuk bergabung dalam perkumpulan negara-negara itu, maka Indonesia bisa membawa agenda penggunaan mata uang lokal atau local currency settlement dalam transaksi perdagangan.

    “Jadi local currency settlement ini menurut saya mempunyai potensi yang lebih besar dibandingkan dengan agenda dedolarisasi yang datangnya dari Brics. Jadi masing-masing negara punya agendanya sendiri-sendiri yang tentunya kalau dibawa ke Brics harapannya mendapat dukungan dari negara-negara lain dan agenda Brics kadang memang tidak didukung oleh sebanyak negara-negara seluruhnya ini,”katanya.

  • Iran Disebut Akan Hantam Israel dengan Senjata Lebih Canggih

    Iran Disebut Akan Hantam Israel dengan Senjata Lebih Canggih

    Teheran

    Israel telah menyerang Iran pada 26 Oktober, sebagai balasan serangan yang terjadi 1 Oktober. Nah dilaporkan, Iran akan membalas serangan itu sehingga kemungkinan akan terus terjadi jual beli serangan.

    Laporan media Wall Street Journal dari sumber di Arab Saudi dan Iran menyebut bahwa Iran sedang bersiap menyerang Israel kembali. Namun kali ini, mereka akan menggunakan senjata lebih canggih, berupa rudal yang lebih powerful dan peralatan lain yang belum dipakai di serangan sebelumnya.

    Dikutip detikINET dari Fox News, pejabat Mesir menyatakan telah menerima peringatan dari Iran, bahwa sebagai tanggapan terhadap serangan udara Israel di 26 Oktober, Iran akan membalas dengan metode yang kuat dan ‘kompleks’.

    Iran merasa perlu membalas lantaran ada 4 tentara tewas dan seorang warga sipil juga meninggal dalam serangan Israel. Serangan Iran nantinya diklaim akan jauh lebih agresif dalam menyasar target militer Israel dan ada kemungkinan teritori Irak akan digunakan untuk meluncurkan rudal ke Israel.

    Belum jelas senjata apa yang akan dipakai Iran dalam serangan lanjutan itu. Menurut Missile Threat Project di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Iran punya ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan. Jenderal AU AS Kenneth McKenzie pernah mengatakan Iran punya lebih dari 3.000 rudal balistik.

    Lintasan rudal balistik membawanya keluar atau mendekati batas atmosfer Bumi, sebelum muatan hulu ledak terpisah dari roket dan jatuh ke sasaran. Nah, Iran menggunakan varian rudal balistik Shahab-3 dalam serangan awal Oktober kemarin terhadap Israel.

    Shahab-3 adalah fondasi rudal balistik jarak menengah Iran. The Missile Threat Project mengatakan Shahab-3 mulai beroperasi di 2003, dapat membawa hulu ledak hingga 1.200 kilogram. Iran Watch menyebut varian terbaru Shahab-3, rudal Ghadr dan Emad, memiliki akurasi hingga mendekati 300 meter dari target.

    Media Iran melaporkan Teheran juga menggunakan rudal Fattah-1 dalam serangan tersebut. Teheran menyebut Fattah-1 rudal hipersonik, yang berarti bisa melaju Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 6.100 kilometer per jam).

    Tak hanya itu, Iran juga dilaporkan mengerahkan Fattah-2, penerus Fattah-1. Menurut pejabat Iran, rudal ini menargetkan sistem pertahanan Arrow Israel, yang dirancang mencegat rudal balistik jarak jauh.

    Sistem pertahanan Israel

    Adapun Israel mengoperasikan berbagai sistem untuk memblokir serangan, mulai rudal balistik hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah. Pertama, Iron Dome sebagai lapisan bawah pertahanan rudal. Sistem pertahanan rudal yang lebih atas dari Iron Dome adalah David’s Sling, yang melindungi dari ancaman jarak pendek dan menengah.

    David’s Sling, proyek gabungan antara RAFAEL Advanced Defense System milik Israel dan perusahaan pertahanan AS Raytheon, menggunakan rudal pencegat kinetik Stunner dan SkyCeptor untuk menghancurkan target sejauh 300 kilometer.

    Di atas David’s Sling terdapat sistem Arrow 2 dan Arrow 3 milik Israel, yang juga dikembangkan bersama dengan AS. Menurut CSIS, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk pada fase akhir, yakni saat rudal menukik ke target.

    Israel juga baru saja mendapat bantuan senjata penangkis rudal dari Amerika Serikat untuk mengantisipasi serangan Iran berikutnya yaitu Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) yang dioperasikan oleh 100 tentara.

    Menurut produsen Lockheed Martin, pembuat senjata terbesar AS, sistem THAAD sangat efektif terhadap rudal balistik. Raytheon, perusahaan senjata Amerika lain, membuat radar canggihnya. Sistem ini punya 6 peluncur yang dipasang di truk, dengan 8 rudal pencegat di tiap peluncur. Biayanya sekitar USD 1 miliar per baterai dan perlu sekitar 100 awak untuk mengoperasikannya.

    (fyk/fyk)

  • Bursa Pilgub DKI Jakarta 2024, Akankah Ada Anies vs Ahok Lagi?

    Bursa Pilgub DKI Jakarta 2024, Akankah Ada Anies vs Ahok Lagi?

    Jakarta, Gatra.com – Empat hingga lima bulan mendatang, Indonesia akan melangsungkan Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Nama-nama sejumlah tokoh mulai ramai diperbincangkan masuk bursa Pilkada DKI Jakarta 2024, khususnya Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

    Berdasarkan salah satu media nasional menyebutkan adanya kemungkinan Anies vs Ahok lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang. Menanggapi kemungkinan itu, Founder Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga, meyakini bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

    “Lebih besar peluang Anies bersama PDI daripada Anies melawan Ahok. Jadi peluang Anies melawan Ahok itu kecil karena secara memori publik kepada Ahok itu menurun ya jauh, dari beberapa hasil survei-survei juga segala macam,” ujarnya dalam diskusi di Total Politik, Jakarta Selatan, Senin (8/7).

    Tak hanya itu, pria yang juga menjadi jubir Anies Baswedan di Pilpres 2024 kemarin ini menyebutkan bahwa publik Jakarta sudah lelah dengan konflik yang terjadi di Pilkada Jakarta 2017 silam, tentang politik identitas.

    “Kedua juga ada kelelahan di masyarakat kita untuk tidak masuk dalam konflik yang gak berkesudahan. Jadi menurut saya itu perdebatan ini politik identitas itu ‘kan melelahkan dan tidak produktif,” sebut Andi.

    Berbeda dengan Andi, Peneliti Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Edbert Gani, melihat bahwa kemungkinan Anies vs Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024 masih cair karena berpaku pada dinamika politik yang ada di PDIP.

    “Kuncinya itu sebenarnya nanti ada di PDIP, karena dua tokoh ini ‘kan paling ditunggu orang, ingin tahu Ahok ini misalkan mau maju itu dari partai mana. Dan yang pasti sebagai kader PDIP, orang pasti mikir Ahok ini akan dicalonkan oleh PDIP,” ucap Edbert.

    Oleh sebab itu, dia menilai bahwa dengan dinamika yang ada saat ini, tidak ada kepastian dua nama ini akan bersaing di Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang.

    Kendati demikian, Edbert menilai jika Anies vs Ahok kembali terjadi, ini merupakan hal produktif dan perdebatan sengit dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Hal ini karena keduanya merupakan Mantan Gubernur DKI Jakarta.

    “Masing-masing bisa membawa apa yang mereka sudah pernah lakukan, dan membandingkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Gubernur lainnya,” tutur dia.

    Lebih jauh, dia menyoroti perbandingan elektabilitas dan popularitas antara kedua Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Menurutnya, bagi Ahok tantangannya lebih kepada soal ingatan publik tentang dirinya.

    “Perlu diaktivasi kembali. Jadi sel-sel tidur pendukung Ahok ini harus dihidupkan kembali. Karena kalau tidak diaktivasi kembali, kita akan susah keluar, seberapa banyak pendukung Ahok sebenarnya, karena itu tadi susah lama dia tidak menjabat sebagai Gubernur,” kata Edbert.

    Beda halnya dengan Anies yang dalam konteks popularitas sekarang lebih tinggi, karena sebelumnya berkompetisi di Pilpres 2024 dan juga menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 lalu.

    “Lebih mudah untuk Anies karena masih cukup kental ingatan publik tentang apa yang sudah dilakukan oleh Anies. Dan dalam konteks popularitas tentu saja lebih tinggi Anies sekarang, karena dia sebelumnya berkompetisi di Nasional (Pilpres), jadi Gubernur juga sebelumnya. Jadi, kalau dalam konteks itu akan jauh lebih berat untuk Ahok,” pungkas Edbert.

    214

  • Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son Hui tiba di Rusia pada Selasa (29/10/2024). Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) merilis laporan bahwa Pyongyang mengirimkan pasukan untuk membantu Moskow dalam perang Ukraina.

    Dalam laporan media resmi Rusia, TASS, Choe telah tiba di kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia. Sumber diplomatik mengatakan bahwa ‘besok Choe akan berada di Moskow’.

    Kantor berita Rusia melaporkan Choe akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia. Namun, belum ada informasi terkait siapa pejabat yang akan ditemui Choe di Moskow, sementara Kremlin juga tidak mengkonfirmasi adanya rencana Choe bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

    Ketibaan Choe di Rusia sendiri terjadi saat Washington dan Seoul melaporkan bahwa Korut telah mengirimkan pasukan ke perang Rusia-Ukraina. Aliansi yang dipatroni AS, NATO, mengatakan pada hari Senin bahwa ribuan pasukan Korut bergerak menuju garis depan.

    Pentagon mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa beberapa tentara Korut berada di wilayah Kursk, wilayah perbatasan Rusia tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan besar pada bulan Agustus. Beberapa ribu lagi disebutkan sedang menuju ke wilayah itu.

    “Setiap pasukan Korut yang bertempur dalam perang akan menjadi ‘sasaran yang adil’ untuk serangan Ukraina. Kami tidak akan memberlakukan batasan baru pada penggunaan senjata AS oleh Ukraina jika Korut memasuki pertempuran,” ujar Pentagon dikutip Reuters.

    Di sisi lain, setelah pembicaraan dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada hari Selasa, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa langkah-langkah Korut membawa perang ke babak baru.

    “Perang ini menjadi internasional, meluas melampaui dua negara. Kami sepakat untuk memperkuat pertukaran intelijen dan keahlian, mengintensifkan kontak di semua tingkatan, terutama yang tertinggi, untuk mengembangkan strategi tindakan dan tindakan balasan guna mengatasi eskalasi ini,” tambah Zelensky di X.

    “Yoon memberi tahu Zelensky bahwa jika Korut menerima bantuan dari Rusia dan mampu memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dari keterlibatannya dalam perang, hal itu akan menimbulkan ‘ancaman besar’ bagi keamanan Korsel,” kata kantornya.

    Korsel mengatakan akan mulai memasok senjata ke Ukraina jika pasukan Korut bergabung dalam perang Rusia. Sejauh ini, Presiden Rusia Putin tidak membantah keberadaan pasukan Korut di negara itu.

    Dalam kesempatan yang berbeda, peran apa yang mungkin dimainkan oleh pasukan Korut masih belum jelas. Pentagon mengatakan indikasi awal adalah bahwa Rusia mungkin menempatkan mereka dalam peran infanteri.

    “Kami tetap khawatir bahwa Rusia bermaksud menggunakan tentara-tentara ini dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Kursk,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan.

    Lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan jumlah pasukan Korut yang terlibat ‘membuat ini lebih dari sekadar upaya simbolis’.

    “Namun, pasukan tersebut kemungkinan akan berperan sebagai pendukung dan jumlahnya kurang dari 1% dari pasukan Rusia,” katanya.

    “Rusia sangat membutuhkan tenaga kerja tambahan, dan ini adalah salah satu elemen upaya Rusia untuk mengisi jajaran tanpa mobilisasi kedua,” tambahnya, seraya mencatat kehadiran tersebut dapat bertambah.

    (luc/luc)

  • Antara Lawatan Prabowo ke G20, BRICS, hingga Gibran Jadi Plt Presiden

    Antara Lawatan Prabowo ke G20, BRICS, hingga Gibran Jadi Plt Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk sementara akan menggantikan tugas sebagai presiden saat Prabowo Subianto melawat ke luar negeri.

    Seperti diketahui, informasi yang berkembang, Presiden Prabowo Subianto akan melawat ke sejumlah Negara di luar negeri. Mulai dari kunjungan kenegaraan ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Lalu, menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC.

    Dari AS, Prabowo akan terbang ke Peru untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 14—15 November 2024. Terakhir, Prabowo akan bertolak ke Rio de Janeiro, Brasil untuk menghadiri KTT Group of Twenty (G20) pada 18—19 November 2024 mendatang.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi telah memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri dua konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut.

    “Kan ada undangan, ada G20, ada APEC, sebagai Kepala Negara ya pasti beliau kan harus hadir,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

    Nantinya, Prasetyo membenarkan bahwa selama kekosongan pemerintahan saat Prabowo melakukan lawatan ke Luar Negeri, maka Negara akan dipegang oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.

    Dia mengatakan bahwa saat ini Kementeriannya sedang menyiapkan surat untuk penunjukkan Gibran sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Presiden selama kepergian Prabowo ke luar Negeri. 

    “Ya pasti dong [pemerintahan dipegang Gibran], kan aturannya pasti begitu. Iyalah pasti [kami keluarkan surat],” pungkas Prasetyo.

    BRICS atau OECD?

    Kunjungan Prabowo ke G20 dan APEC akan berlangsung di tengah proses keanggotaan Indonesia sebagai negara BRICS yang diajukan pada KTT di Kazan, Rusia pekan lalu.

    BRICS sendiri merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Afrika (Afrika Selatan). Kelimanya merupakan negara-negara awal yang tergabung dalam blok ini.

    Adapun, BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010, sementara Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi anggota BRICS tahun ini. 

    Prabowo mengungkapkan alasan Indonesia ingin bergabung dalam blok ini. Menurutnya, negara-negara anggota BRICS merupakan negara-negara besar. Terlebih lagi, dia juga melihat bahwa banyak beberapa negara tetangga juga sudah menyatakan minat pada blok tersebut. 

    “Dan BRICS kita lihat ekonomi-ekonomi besar, India, Brazil, Tiongkok, Afrika Selatan sudah di situ dan negara-negara tetangga kita banyak yang sudah ke situ. Thailand, Malaysia nyatakan minat, Emirat Arab, Mesir,” terang Prabowo.

    Sementara itu, keinginan Prabowo membawa Indonesia ke BRICS bertolak belakang dengan kebijakan luar negeri pendahulunya yang ingin Indonesia menjadi negara OECD.

    Sebelumnya, pada akhir pemerintahan Jokowi, pemerintah mengungkapkan sedang mengerjakan sederet tugas sebagai syarat untuk aksesi menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Tim Nasional OECD menyampaikan tugas berupa perbaikan-perbaikan public service tersebut sebagai upaya agar standar pelayanan dapat setara dengan negara maju, sesuai dengan standar OECD. 

    “Kami berharap bahwa proses ini yang akan kita kerja sama antar-Kementerian/Lembaga, kita kerja sama juga dengan masyarakat, dengan institusi termasuk di sini dari KPK,” tuturnya dalam usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan Peluncuran Portal Aksesi OECD, Kamis (3/10/2024). 

    Pemerintah pun terus melakukan benchmarking atau tolok ukur dengan negara-negara yang telah menjadi anggota OECD. 

    Menteri Keuangan yang menjadi Wakil Ketua Tim Nasional OECD, dalam hal ini Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan instansinya terus melakukan reformasi seperti pengelolaan APBN, fiskal, perpajakan, belanja, pembiayaan maupun reformasi yang tercantum dalam UU No.4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK). 

    “Jadi, banyak yang masuk di dalam OECD itu sebetulnya sudah masuk di dalam reform yang sudah kita kerjakan,” ujar Sri Mulyani. 

    Dikritik CSIS

    Sementara itu, Centre for Strategic and International Studies atau CSIS mengkritisi keputusan pemerintah untuk bergabung ke blok ekonomi BRICS, padahal Indonesia sudah menjadi anggota G20.

    Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri mengaku kaget dengan keputusan pemerintah yang mengikuti jejak tiga negara Asean lain yaitu Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang bergabung ke BRICS. Dia menekankan, level Indonesia sudah di atas Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

    “Indonesia itu sudah berada di atas dari tiga negara anggota Asean ini, Indonesia itu anggota G20 kok, kita enggak terlalu memerlukan satu platform baru untuk tampil ataupun mempunyai corong di tingkatan global,” ujar Yose dalam media briefing yang disiarkan di kanal YouTube CSIS Indonesia, Jumat (25/10/2024).

    Oleh sebab itu, dia menilai seharusnya pemerintah cukup fokus ke G20. Bahkan, sambungnya, Indonesia bisa pimpin negara-negara kawasan dengan membawa Asean sebagai organisasi bergabung ke G20.

    “Seperti African Union misalnya, dan itu yang kita bisa coba kembangkan ke depannya, bukan bagian dari satu kelompok yang mungkin sampai sekarang belum ketahuan juga tujuannya untuk apa,” kata Yose.

  • Ekonomi Vietnam Terus Meroket, Apa Penyebabnya?

    Ekonomi Vietnam Terus Meroket, Apa Penyebabnya?

    Jakarta

    Menurut perkiraan terbaru dari Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Vietnam diperkirakan mencapai 6,1% pada akhir 2024 dan 6,5% pada 2025.

    Kedua perkiraan ini lebih tinggi dibandingkan prediksi pada April, dengan peningkatan pertumbuhan disebabkan oleh pemulihan ekspor manufaktur, pariwisata, dan investasi, menurut laporan tersebut.

    Hal ini menunjukkan bahwa Vietnam bisa mengalami pertumbuhan yang lebih besar pada 2025 dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

    “Vietnam memang menghadapi beberapa tantangan serius, terutama di sektor domestik yang lemah dan ketergantungan berlebihan pada sektor investasi asing langsung (FDI), namun dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, prospek ekonominya tetap cerah,” kata Nguyen Khac Giang, peneliti dan rekan tamu di ISEAS Institute kepada DW.

    Apa penyebab ekonomi Vietnam terus tumbuh?

    Seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya, Vietnam sangat bergantung pada investasi asing langsung (FDI).

    Antara 2021 dan 2023, aliran masuk FDI ke Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina rata-rata mencapai sekitar $236 miliar (sekitar Rp3.681,6 triliun) per tahun, menurut Laporan Investasi ASEAN 2024.

    Saat investor Barat mencoba mengurangi ketergantungan mereka pada Cina di tengah ketegangan geopolitik antara Washington dan Beijing, negara-negara Asia Tenggara menjadi pilihan utama untuk investasi asing dari AS, Jepang, dan Uni Eropa.

    “Saya pikir Vietnam dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya berkat keunggulan domestik dengan populasi 100 juta dan kelas menengah yang terus berkembang, serta mengoptimalkan manfaat dari posisinya dalam persaingan kekuatan besar antara Cina dan AS,” katanya.

    Cina juga berinvestasi di Asia Tenggara, dengan Beijing dan Hanoi membangun “kemitraan strategis komprehensif” pada 2008.

    ‘China Plus One’

    Seperti Cina, pertumbuhan ekonomi Vietnam berada di bawah kendali sistem satu partai, dengan Partai Komunis memiliki kendali penuh atas fungsi negara, organisasi sosial, dan media.

    “Cina adalah mitra dagang terbesar Vietnam, tetapi yang lebih penting, Cina memainkan peran penting dalam sektor manufaktur Vietnam karena sebagian besar bahan baku berasal dari Cina. Saya tidak berpikir itu akan berubah dalam waktu dekat,” kata Nguyen.

    “China Plus One” adalah strategi bisnis ekonomi global bagi investor untuk mengurangi ketergantungan penuh pada pasar dan rantai pasokan di Cina, dengan memperluas ke negara lain sambil tetap mempertahankan kehadiran di negara Asia tersebut.

    Negara-negara Asia Tenggara dianggap sebagai alternatif yang cocok.

    Bich Tran dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan kepada DW bahwa Vietnam sering menjadi pilihan utama.

    “Vietnam adalah salah satu pilihan utama bagi banyak perusahaan dengan kebijakan China Plus One karena kedekatan geografis dan budaya yang serupa,” kata Tran.

    “Bagi mereka yang sudah beroperasi di Cina, pindah ke Vietnam lebih mudah, dan bekerja dengan orang Vietnam lebih familiar dibandingkan dengan Indonesia atau Malaysia,” tambahnya.

    “Namun demikian, Vietnam jauh lebih kecil daripada Cina, sehingga hanya dapat menyerap sejumlah kecil perusahaan yang ingin relokasi. India, jika mereka membuka ekonominya, akan memiliki peluang lebih baik untuk bersaing dengan Cina dibandingkan Vietnam,” tambahnya.

    Vietnam menarik ekonomi Barat

    Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar kedua Vietnam dan pasar ekspor terbesar.

    Pada September 2023, Washington dan Hanoi meningkatkan hubungan diplomatik mereka, menandatangani “Kemitraan Strategis Komprehensif untuk Perdamaian, Kerja Sama, dan Pembangunan Berkelanjutan.” Analis mengatakan perjanjian ini sebagian besar untuk meningkatkan manfaat ekonomi.

    Amerika Serikat adalah salah satu dari daftar mitra strategis Vietnam yang terus bertambah, termasuk Australia, Cina, India, Rusia, Korea Selatan, dan baru-baru ini Prancis.

    Namun, investasi besar dari Washington adalah kunci peluang ekonomi bagi Vietnam.

    Apple, raksasa teknologi AS, kembali dinobatkan sebagai perusahaan paling berharga di dunia tahun ini.

    Vietnam telah menjadi lokasi manufaktur penting bagi perusahaan tersebut, dengan Apple menginvestasikan lebih dari $15 miliar (sekitar Rp234 triliun) di negara itu dalam lima tahun terakhir.

    Vietnam memiliki biaya tenaga kerja yang rendah dan tenaga kerja yang muda dan besar, dengan 58% dari populasi hampir 100 juta berusia di bawah 35 tahun, menjadikan negara ini tempat yang menarik untuk investasi.

    Reformasi struktural sebagai langkah lebih lanjut

    Pertumbuhan yang kuat menghadapi hambatan domestik, meskipun Vietnam menjadi salah satu negara dengan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan, Vietnam memiliki reputasi buruk dalam hal korupsi, sensor politik, hak asasi manusia, dan masyarakat sipil.

    Perusahaan kecil dan menengah di Vietnam mengalami kesulitan untuk menjadi kompetitif seperti produsen yang mengekspor ke pasar internasional.

    Karena perubahan iklim, seperti Topan Yagi baru-baru ini, harga kebutuhan pokok seperti produksi pangan juga meningkat. Vietnam juga sering menghadapi kekurangan listrik, dan para ahli mengatakan negara ini harus meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

    Sebastian Eckardt, manajer praktik untuk Asia Timur di Bank Dunia, mengatakan reformasi struktural diperlukan.

    “Selama paruh pertama tahun ini, ekonomi Vietnam mendapat manfaat dari pemulihan permintaan ekspor. Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan tidak hanya sepanjang sisa tahun ini tetapi juga dalam jangka menengah, pihak berwenang harus memperdalam reformasi struktural, meningkatkan investasi publik, sambil hati-hati mengelola risiko keuangan yang muncul,” kata Eckardt.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Prabowo Temui PM Vietnam di Hanoi, Apa yang Dibahas?’:

    (ita/ita)

  • Seberapa Besar Kekuatan Militer Iran Dibandingkan Israel?

    Seberapa Besar Kekuatan Militer Iran Dibandingkan Israel?

    Jakarta

    Hizbullah melancarkan rangkaian serangan drone tempur dan roket ke wilayah utara Israel selama satu pekan terakhir. Meski begitu, kelompok bersenjata yang berbasis Lebanon itu memperingatkan bahwa pembalasan mereka atas tindakan Israel yang membunuh komandan tinggi mereka pada Juli lalu belumlah tuntas.

    Pada Selasa (06/08), tim medis dan aparat keamanan melaporkan empat orang terbunuh dalam serangan di satu rumah di kota Mayfadoun, Lebanon yang terletak 30 kilometer di utara perbatasan.

    Pertempuran ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara Israel, Iran dan Hizbullah. Ketegangan ini memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik besar.

    Bagaimana nasib masing-masing pihak jika perang besar benar terjadi?

    EPAPemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam sebuah serangan udara di ibukota Iran, Teheran.

    Pekan lalu, Hamas menyatakan pemimpin politik mereka, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di ibu kota Iran, Teheran. Israel belum mengonfirmasi apakah mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Ketegangan meningkat semenjak Iran meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel pada tanggal 13 April. Selain itu, pesawat tak berawak Israel menghantam sebuah target militer di Iran.

    Getty ImagesKemampuan rudal Iran merupakan bagian penting dari kekuatan militernya.

    Pihak mana yang lebih unggul?

    BBC mempertimbangkan pertanyaan ini menggunakan sumber-sumber yang tercantum di bawah ini. Perlu dicatat kemampuan signifikan masing-masing negara mungkin dirahasiakan.

    International Institute for Strategic Studies (IISS) membandingkan kekuatan persenjataan militer kedua negara. Kajian IISS menggunakan berbagai metode resmi dan sumber terbuka untuk menghasilkan estimasi terbaik yang bisa dilakukan.

    Organisasi lain, seperti Stockholm International Peace Research Institute, juga melakukan kajian. Meski begitu, keakuratannya bisa berbeda-beda untuk negara-negara yang sering tidak menyajikan angka secara publik.

    Nicholas Marsh dari Peace Research Institute Oslo (PRIO) menyebut IISS dipandang sebagai tolok ukur untuk menilai kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia.

    BBC

    Menurut IISS, belanja anggaran pertahanan Israel lebih besar dibandingkan Iran. Ini membuat Israel memiliki kekuatan yang signifikan dalam setiap potensi konflik.

    IISS menambahkan anggaran pertahanan Iran sekitar US$7,4 miliar (Rp118 triliun) pada tahun 2022 dan 2023. Adapun anggaran pertahanan Israel lebih dari dua kali lipatnya, yaitu sekitar US$19 miliar (Rp303 triliun).

    Perbandingan pengeluaran pertahanan Israel dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (ukuran hasil ekonominya) juga dua kali lipat dari Iran.

    Baca juga:

    Getty ImagesF-35 adalah salah satu pesawat paling canggih di dunia.

    Langkah selanjutnya

    Israel dan Hizbullah saling meningkatkan serangan mereka terhadap satu sama lain. Israel melancarkan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon.

    Mereka mengatakan telah melakukan pembunuhan terhadap komandan senior Fuad Shukr pada tanggal 30 Juli 2024.

    Sementara Hizbullah menembakkan rudal mereka ke Israel bagian utara. Sistem anti-rudal Iron Dome Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal tersebut.

    Menurut Jeremy Binnie, pakar pertahanan Timur Tengah dari jurnal analisis pertahanan Janes, Iron Dome akan menjadi sistem utama yang mempertahankan diri dari roket artileri dan rudal jarak pendek yang diluncurkan dari Lebanon.

    WAEL HAMZEH/EPA-EFE/REX/ShutterstockPoster mendiang komandan senior Hizbullah Fuad Shukr diperlihatkan dalam sebuah upacara peringatan untuk menandai satu minggu sejak dirinya terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel di Lebanon.

    “Meskipun Hizbullah secara luas dianggap memiliki begitu banyak rudal sehingga akan mampu setidaknya menggencar pertahanan udara Israel meski sifatnya sementara,” ujarnya.

    Baca juga:

    Nicholas Marsh dari Institut Penelitian Perdamaian Oslo mengatakan bahwa Iran telah menerbitkan daftar target yang luas.

    “Itu bisa jadi merupakan upaya pengalihan perhatian. Tetapi akan sulit bagi Israel untuk melindungi semua target yang ada,” ujarnya.

    “Yang menjadi pertimbangan utama Israel adalah berapa banyak target yang bisa mereka tembak jatuh sebelum bisa mendekati negara mereka.”

    Apakah mungkin ada eskalasi besar?

    Editor Defence Eye, Tim Ripley, mengatakan kepada BBC bahwa para ahli strategi militer harus berpikir “out of the box” (tidak konvensional) mengenai respons Iran dan Hizbullah.

    “Anda harus menempatkan diri Anda pada pola pikir orang-orang Iran, Hizbullah, dan Houthi [militan Islam yang telah menyerang pelayaran internasional di Timur Tengah]. Mengapa menyia-nyiakan upaya Anda untuk lagi-lagi melakukan hal yang sama?”

    Menurut Ripley, Iran dapat mendorong Hizbullah untuk melancarkan serangan di perbatasan. Mereka diperkirakan menyadari bagaimana serangan Hamas pada 7 Oktober mengejutkan Israel, sementara serangan rudal konvensional gagal menembus pertahanan Israel dengan mudah.

    Getty ImagesPara petugas penyelamat mencari di reruntuhan kompleks bangunan yang dihantam serangan Israel di jantung pinggiran kota Beirut yang didominasi kaum Syiah pada 13 Agustus 2006.

    Ripley juga mengatakan bahwa Iran mungkin akan mempertimbangkan untuk menyita tanker-tanker minyak asing.

    Namun, Jeremy Binnie dari Janes percaya bahwa eskalasi seperti itu tidak mungkin terjadi:

    “Pasukan elite Hizbullah, Radwan, telah berlatih untuk operasi lintas batas, tetapi menurut saya mereka tidak akan terlibat dalam pembalasan,” katanya.

    “Di satu sisi, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan jauh lebih siap untuk skenario itu dibandingkan 7 Oktober; di sisi lain, penculikan sejumlah kecil warga negara Israel kemungkinan akan memicu eskalasi besar, seperti yang terjadi pada tahun 2006.”

    Baca juga:

    Getty ImagesPetugas pemadam kebakaran berjalan di atas atap sebuah rumah di Israel utara yang terkena serangan roket yang ditembakkan dari Lebanon selatan pada tanggal 23 Juli 2006.

    Pada tahun 2006, Israel melancarkan serangan darat di Lebanon setelah Hizbullah menculik dua tentara Israel. Terjadi pertempuran sengit dan banyak korban jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak.

    Baca juga:

    Ripley mengatakan Israel dapat melakukan serangan lebih lanjut terhadap Hizbullah untuk menjatuhkan semangat mereka alih-alih memberikan dampak yang signifikan terhadap kekuatan perangkat keras militer kelompok tersebut.

    “Itulah yang mereka lakukan di Lebanon pada tahun 2006 dan di Gaza sekarang,” katanya.

    Keunggulan teknologi

    Data IISS menunjukkan bahwa Israel memiliki 340 pesawat militer yang siap tempur. Fakta ini memberikan Israel keunggulan dalam bidang serangan udara yang tepat sasaran.

    Di antara jet-jet tersebut adalah pesawat F-15 dengan jangkauan serangan jarak jauh, F-35 pesawat “siluman” berteknologi tinggi yang dapat menghindari radar dan helikopter serang cepat.

    IISS memperkirakan Iran memiliki sekitar 320 pesawat tempur. Jet-jet tersebut berasal dari tahun 1960-an dan termasuk F-4, F-5, dan F-14 (yang terakhir adalah pesawat yang terkenal dalam film Top Gun tahun 1986).

    Namun, Nicholas Marsh dari PRIO mengatakan bahwa tidak jelas seberapa banyak dari pesawat-pesawat tua ini yang benar-benar bisa terbang.

    Sanksi Barat terhadap Iran menyulitkan mereka mengimpor suku cadang untuk memperbaiki pesawat-pesawat ini.

    Getty ImagesF-14 Tomcat dihentikan oleh Angkatan Laut AS hampir 20 tahun yang lalu, tetapi masih beroperasi di Iran.

    Iron Dome dan Arrow

    Tulang punggung pertahanan Israel adalah sistem Iron Dome dan Arrow mereka.

    Insinyur rudal Uzi Rubin merupakan pendiri Organisasi Pertahanan Rudal Israel di Kementerian Pertahanan negara itu.

    Rubin kini menjadi peneliti senior di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem. Kepada BBC, dia mengaku merasa “aman” ketika menyaksikan Iron Dome dan sekutu internasional menghancurkan hampir semua rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan Iran ke Israel pada Sabtu (03/08).

    “Saya merasa sangat puas dan senang… Sistem ini sangat spesifik terhadap target-targetnya. Ini adalah pertahanan rudal jarak pendek. Tidak ada yang serupa dengannya [di sistem] yang lain.”

    Baca juga:

    Amir Cohen / ReutersSistem pertahanan rudal Iron Dome Israel membantu menghancurkan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan oleh Iran selama akhir pekan.

    Seberapa jauh Iran dari Israel?

    BBC

    Israel berjarak lebih dari 2.100 kilometer dari Iran. Editor Defence Eye, Tim Ripley, menyebut rudal-rudal adalah cara utama untuk menyerang negara itu.

    Program rudal Iran dianggap sebagai yang terbesar dan paling bervariasi di Timur Tengah.

    Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS mengatakan bahwa Iran memiliki “lebih dari 3.000” rudal balistik.

    Menurut Proyek Pertahanan Rudal CSIS, Israel juga mengekspor rudal ke beberapa negara.

    EPAIran menembakkan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak ke Israel pada 13 April.

    Rudal dan drone tempur Iran

    Iran melakukan pengembangan ekstensif pada sistem rudal dan drone tempur sejak perang dengan negara tetangganya, Irak, dari tahun 1980 hingga 1988.

    Iran mengembangkan rudal dan drone tempur jarak pendek dan jarak jauh yang banyak di antaranya baru-baru ini ditembakkan ke Israel.

    Para analis yang mempelajari rudal yang ditargetkan ke Arab Saudi oleh pemberontak Houthi menyimpulkan bahwa rudal tersebut diproduksi di Iran.

    ReutersSebuah gedung konsulat Iran di Suriah hancur dalam serangan udara pada tanggal 1 April. Serangan menewaskan personil militer senior Iran.

    Serangan jarak jauh

    Tim Ripley dari Defence Eye menyebut Israel sangat tidak mungkin terlibat dalam perang darat dengan Iran.

    “Keuntungan besar Israel adalah kekuatan udaranya dan senjata-senjata berpemandu. Jadi, Israel memiliki potensi untuk melancarkan serangan udara terhadap target-target utama di Iran,” ujarnya.

    Menurut Ripley, Israel kemungkinan besar akan membunuh para pejabat Iran dan menghancurkan instalasi minyak dari udara.

    IRGC handout / ReutersPara analis mengatakan bahwa angkatan laut Iran tidak mampu bertempur dalam perang. Angkatan laut Iran yang sudah tua memiliki sekitar 220 kapal, sementara Israel memiliki sekitar 60 kapal, menurut laporan IISS.

    “Hukuman adalah inti dari semua ini… Para pemimpin militer dan politik Israel selalu menggunakan kata itu.”

    “Itu adalah bagian dari filosofi mereka, bahwa mereka harus menimbulkan rasa sakit untuk membuat lawan-lawan mereka berpikir dua kali untuk menentang Israel,” ujarnya,

    Tokoh-tokoh militer dan sipil Iran yang terkenal telah terbunuh dalam serangan udara, termasuk dalam penghancuran gedung konsulat Iran di ibukota Suriah pada 1 April.

    Serangan itu memicu serangan balik Iran.

    Namun, Israel belum mengaku bertanggung jawab atas hal tersebut. Begitu pula dengan sejumlah serangan lain yang menargetkan pejabat-pejabat terkemuka Iran.

    Di sisi lain, mereka juga tidak membantah bahwa mereka telah bertanggung jawab.

    Angkatan Laut

    Menurut laporan IISS, Angkatan Laut Iran yang sudah menua memiliki sekitar 220 kapal, sementara Israel memiliki sekitar 60 kapal.

    Para analis mengatakan angkatan laut Iran tidak mampu bertempur dalam perang.

    EPAIISS mengatakan bahwa angkatan laut Israel memiliki sekitar 60 kapal.

    Serangan siber

    Israel akan mengalami lebih banyak kerugian dibandingkan Iran dalam serangan siber.

    Sistem pertahanan Iran kurang maju secara teknologi dibandingkan Israel. Artinya, serangan elektronik terhadap militer Israel dapat berdampak jauh lebih besar.

    Direktorat Siber Nasional pemerintah Israel menyatakan “intensitas serangan siber lebih tinggi dari sebelumnya”.

    “Setidaknya tiga kali lebih tinggi, dan dengan serangan di setiap sektor Israel. Kerja sama antara Iran dan Hizbullah (organisasi militan dan politik Lebanon) meningkat selama perang,” sebut mereka.

    Iranian government / Getty ImagesPada tahun 2008, Presiden Iran saat itu, Mahmoud Ahmadinejad, mengumumkan peningkatan produksi uranium di pabrik nuklir di Natanz.

    Laporan tersebut melaporkan ada 3.380 serangan siber antara serangan 7 Oktober dan akhir 2023.

    Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran, Brigadir Jenderal Gholamreza Jalali, mengatakan bahwa Iran menggagalkan hampir 200 serangan siber pada bulan menjelang pemilihan parlemen baru-baru ini.

    Pada bulan Desember, Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji, mengatakan bahwa serangan siber menyebabkan gangguan nasional pada SPBU-SPBU nasional.

    Ancaman nuklir

    Israel diasumsikan memiliki senjata nuklirnya sendiri. Namun, Israel sengaja mempertahankan kebijakan resmi supaya kemampuan nuklir mereka dibuat ambigu.

    Iran dianggap tidak memiliki senjata nuklir. Meskipun ada tuduhan sebaliknya, Iran menyangkal telah berusaha menggunakan program nuklir sipilnya untuk menjadi negara bersenjata nuklir.

    Geografi dan demografi

    Iran adalah negara yang jauh lebih besar dibandingkan Israel. Populasi Iran (hampir 89 juta) sembilan kali lipat lebih besar dari Israel (hampir 10 juta).

    Iran juga memiliki jumlah tentara aktif sekitar enam kali lipat lebih banyak dari Israel.

    Menurut IISS, terdapat 600.000 tentara aktif di Iran, sementara Israel memiliki 170.000 tentara.

    ReutersSebuah rudal balistik tergeletak di pantai Laut Mati setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel pada Sabtu (03/08).

    Bagaimana Israel bisa membalas?

    Dr Eric Rondsky, peneliti Timur Tengah yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, mengatakan Israel bertanggung jawab atas kegagalan tersebut dengan menyatakan keadaan siaga tinggi ketika Iran menyerang.

    Militan yang didukung Iran di negara-negara tetangga secara teratur melancarkan serangan terhadap target-target yang merupakan kepentingan Israel.

    Jeremy Binnie, pakar pertahanan Timur Tengah di Janes, percaya bahwa Israel tidak mungkin membalas dengan segera: “Secara potensial, mereka memiliki sejumlah pilihan jika mereka ingin membalas, seperti mengebom situs-situs di Lebanon atau Suriah.”

    Binnie meragukan akan ada perang skala besar konvensional.

    Getty ImagesAmerika Serikat menuduh Iran melengkapi pemberontak Houthi di Yaman dengan drone tempur.

    “Tentara tidak akan berperang, angkatan laut tidak akan berperang, mereka (Iran dan Israel) berada jauh dari satu sama lain.

    “Kami melihat situasi di mana kedua belah pihak memiliki kemampuan serangan jarak jauh versus pertahanan udara pihak lain. Kami melihat satu sisi dari hal itu dengan kemampuan serangan jarak jauh Iran versus pertahanan Israel pada hari Sabtu (03/08) dan Minggu (04/08).”

    Dia mengatakan bahwa Israel harus melanggar wilayah udara negara-negara berdaulat seperti Suriah, Yordania dan Irak apabila eskalasi perang terjadi.

    Namun, Israel memiliki dinas rahasia yang berpengalaman yang dapat melakukan operasi klandestin alias diam-diam di dalam wilayah Iran.

    ‘Kartu Iran’

    Pakar Timur Tengah Tariq Sulaiman mengatakan kepada BBC Urdu bahwa sejumlah anggota parlemen dan kabinet Israel adalah pro-perang dan menginginkan perang terjadi. Hal ini memberikan tekanan pada perdana menteri Israel untuk bertindak.

    “Setiap kali Netanyahu mendapati dirinya rentan secara politik, dia segera menggunakan kartu Iran,” ujarnya.

    Getty ImagesPejuang Houthi membajak kapal milik Inggris dan Jepang di Laut Merah pada 19 November 2023.

    Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Universitas Ibrani Israel pada bulan April menemukan bahwa hampir tiga perempat dari publik Israel menentang serangan balasan terhadap Iran apabila tindakan seperti itu akan membahayakan aliansi keamanan Israel dengan para sekutunya.

    Sebuah pernyataan dari universitas mengatakan bahwa survei tersebut dilakukan pada tanggal 14 dan 15 April melalui internet dan telepon, dan mengambil sampel dari 1.466 pria dan wanita yang mewakili warga Israel dewasa, baik Yahudi maupun Arab.

    Apa yang dimaksud dengan ‘perang proksi’ Israel dan Iran?

    Meskipun Israel dan Iran belum pernah berperang secara resmi hingga saat ini, kedua negara telah terlibat dalam konflik tidak resmi. Tokoh-tokoh penting Iran di negara-negara lain terbunuh dalam serangan yang secara luas dituduhkan kepada Israel, termasuk di Iran sendiri..

    Adapun Iran menargetkan Israel melalui proksi-proksi mereka. Kelompok militan dan politik Hizbullah berperang dalam perang proksi terbesar Iran melawan Israel dari Lebanon. Iran tidak menyangkal telah mendukung Hizbullah.

    Dukungannya untuk Hamas di Gaza juga serupa. Hamas melancarkan serangan 7 Oktober ke Israel, dan telah menembakkan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel selama beberapa dekade.

    Houthi militants handout / EPAPejuang Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Israel dan negara-negara Barat meyakini Iran menyediakan senjata, amunisi, dan pelatihan untuk Hamas.

    Houthi di Yaman secara luas dipandang sebagai proksi Iran. Arab Saudi mengatakan bahwa rudal-rudal Houthi yang ditembakkan ke arahnya dibuat di Iran.

    Kelompok-kelompok yang didukung Iran juga memiliki kekuatan yang cukup besar di Irak dan Suriah. Iran mendukung pemerintah Suriah dan disebut-sebut menggunakan wilayah Suriah untuk menyerang Israel.

    Ahmen Khawaja, Carla Rosch, Reza Sabeti, dan Chris Partridge ikut berkontribusi untuk artikel ini.

    (ita/ita)

  • China Berpotensi Lancarkan Blokade Laut-Udara terhadap Taiwan

    China Berpotensi Lancarkan Blokade Laut-Udara terhadap Taiwan

    Jakarta

    Alkisah, semua anggota Pasukan Pembebasan Rakyat Cina, PLA, dilarang mengambil cuti selama perayaan tahun baru Imlek pada 10 Februari lalu. Pada enam hari pertama usai pergantian tahun, setidaknya 43 jet tempur dan 29 kapal perang Cina bermanuver di Selat Taiwan, kata Kementerian Pertahanan di Taipeh.

    Beijing mengklaim kedaulatan atas Taiwan yang merdeka sejak 1949. Sejak beberapa tahun terakhir, PLA rutin menggelar “patroli kesiapan tempur” dengan mengirimkan jet tempurnya melintasi “perbatasan” tidak resmi antara kedua negara.

    Agresi militer Cina menjadi semakin intensif sejak 2022, setelah kunjungan Ketua Kongres AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Beijing mengharamkan kunjungan kenegaraan di Taiwan, atau lawatan pejabat tinggi negara asing. Partai Komunis Cina menganggap kunjungan resmi sama dengan pengakuan terhadap kedaulatan Taipeh.

    Sesaat setelah lawatan Pelosi, Cina menggelar latihan militer terbesar di sekitar Taiwan, antara lain dengan ujicoba peluru kendali balistik, manuver jet tempur dan armada kapal perang.

    Analis keamanan di Taiwan dan AS sepakat, patroli dan latihan militer oleh PLA akan meningkat di masa depan. Dikhawatirkan, militer Cina kelak akan mengerahkan kekuatannya untuk mengepung dan mengisolasi Taiwan tanpa melancarkan serangan secara langsung.

    Dikawal kubu seteru

    Januari silam, Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-te memenangkan pemilu kepresidenan dan bakal dilantik pada tanggal 20 Mei mendatang. Lai dikenal sebagai seorang nasionalis garis keras yang tidak jengah menyuarakan kemerdekaan, sebuah pantangan bagi Partai Komunis Cina.

    Di seberang selat Taiwan, Presiden Xi Jinping sudah mencanangkan reunifikasi sebagai harga mati. Su Tzu-yun, peneliti di Institut Pertahanan Nasional dan Riset Keamanan, INDSR, meyakini Beijing melihat Taiwan sebagai batu loncatan untuk berekspansi di kawasan. Lokasi Taiwan di “gugus kepulauan pertama,” di mana Laut Cina Selatan berbatasan dengan Samudera Pasifik, menjadikannya strategis.

    Su memperkirakan, tekanan militer dari Cina akan “menjadi semakin normal dan lebih rutin,” dibandingkan tahun 2022. Amanda Hsiao, analis senior Cina di wadah pemikir International Crisis Group, juga menganggap “ancaman yang paling nyata saat ini bukan invasi pendaratan oleh Cina, melainkan provokasi harian,” di laut dan udara.

    Di bawah ancaman blokade militer

    Dalam sebuah laporan yang dirilis bulan Januari silam, Center for Strategic and International Studies, CSIS, memperkirakan dalam lima tahun ke depan ada kemungkinan lebih besar bagi Cina untuk melancarkan blokade laut dan udara terhadap Taiwan, ketimbang invasi darat.

    Laporan itu beranjak dari wawancara dengan lebih dari 80 pakar militer di Taiwan dan Amerika Serikat pada akhir tahun 2023 silam. Lee Hsi-ming, pensiunan admiral Taiwan dan salah seorang partisipan survey, meyakini blokade sebagai “ancaman yang sangat besar bagi Taiwan,” katanya kepada DW.

    “Saya harus mengakui bahwa kami tidak punya kapabilitas konvensional atau asimetris yang bisa mencegah atau menggagalkan operasi semacam itu,” imbuhnya.

    Sebagian analis miiliter juga mengamini betapa blokade laut dan udara sebagai opsi paling aman bagi Cina. “Jika Beijing mendeklarasikan perang terhadap Taiwan, satu-satunya hal yang dipedulikan oleh Presiden Xi Jinping adalah risiko kegagalan,” tandas Lee. “Cina sadar kemungkinannya kecil bahwa invasi darat berskala besar akan bisa berlangsung lancar.”

    Kepentingan domestik AS

    Sudah begitu, laporan CSIS turut mencatat keraguan analis di kedua negara terhadap kesediaan pemerintah AS untuk menurunkan kekuatan tempurnya dalam skenario blokade Cina.

    Ketidakpastian meningkat terutama menjelang pemilu kepresidenan di AS. Ketika Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat menjanjikan intervensi militer, calon presiden Partai Republik belum mengadopsi komitmen yang sama. Namun begitu, Hsiao dari CSIS meyakini Trump akan mampu menawarkan perlindungan yang lebih kuat bagi Taiwan.

    Namun pandangannya itu disanggah Elbridge Colby, bekas asisten menteri pertahanan AS. “Pemerintahan Partai Republik di masa depan pastinya akan lebih memprioritaskan Cina,” kata Elbridge Colby, merujuk pada hubungan ekonomi dan perdagangan.

    Menurutnya, keterlibatan militer AS akan banyak bergantung kepada keinginan kuat Taiwan untuk mempertahankan diri. “Amerika pada akhirnya hanya akan menolong mereka yang membantu dirinya sendiri,” kata dia.

    rzn/hp

    Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Lihat juga Video ‘Aksi Teror Kapal Perang China di Perairan Taiwan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bahlil Tuding Tom Lembong Halusinasi Soal Sebut IKN Sepi Peminat

    Bahlil Tuding Tom Lembong Halusinasi Soal Sebut IKN Sepi Peminat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merespons kritik Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Thomas Lembong yang menyebut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sepi investor.

    Ia menyebut Thomas Lembong berhalusinasi.

    “Saya enggak perlu menanggapi orang-orang yang halusinasi ya,” katanya di The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place, Rabu (31/1).

    Thomas Lembong mengatakan investor memang sudah meragukan IKN Nusantara sedari awal dibangun. Hal itu ia sampaikan menanggapi Bahlil yang menyebut investor sekarang bimbang menanamkan modalnya imbas pernyataan kubu AMIN yang tak ingin melanjutkan IKN.

    “Itu (ucapan Bahlil) nonsense (omong kosong) lah. Investor kan sudah ragu dari awal, bukan ragu sekarang, ya kan?” jelas Thomas usai Diskusi Publik Timses Capres Cawapres di Auditorium CSIS, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).

    Ia menyindir berbagai kesepakatan alias Letter of Intent (LOI) dari investor asing yang tak kunjung terealisasi.

    Pria yang akrab disapa Tom juga mengkritik dalih Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut ingin mengutamakan investor lokal di IKN.

    “Sekarang dibilang ‘Oh kita fokus ke investor lokal saja dulu’, tapi faktanya lebih dari 90 persen uang yang digelontorkan untuk IKN kan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), saat ini. Jadi saya kira kepercayaan investor yang lemah itu dari dulu, dari awal (pembangunan IKN), bukan mulai dari sekarang (setelah pernyataan AMIN),” tegasnya.

     

    (fby/sfr)