NGO: CORE

  • Kinerja Solid! Tugu Insurance Naikkan Laba Inti Meski Hadapi Tantangan Industri – Halaman all

    Kinerja Solid! Tugu Insurance Naikkan Laba Inti Meski Hadapi Tantangan Industri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) sukses membukukan kinerja positif, di mana laba inti atau core net profit konsolidasi mengalami peningkatan 62,7 persen menjadi Rp 706 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 434 miliar. Keberhasilan ini menjadi sorotan di tengah kondisi industri yang penuh tantangan sepanjang 2024.

    Perolehan laba inti ini tidak memperhitungkan pendapatan satu waktu (one-time revenue) senilai Rp 868 miliar yang diterima Tugu Insurance pada 2023. Di sisi lain, kinerja operasional perusahaan tetap bertumbuh, meskipun laba bersih mengalami penurunan 47% (year-on-year/YoY) dari Rp 1,32 triliun pada 2023 menjadi Rp 700,85 miliar di 2024. Penurunan laba bersih ini terjadi karena Tugu Insurance tidak lagi membukukan pendapatan lain-lain dari kemenangan kasus atas Citibank (N.A).

    Direktur Keuangan & Layanan Korporat Tugu Insurance, Emil Hakim, menyampaikan bahwa kinerja positif ini didukung oleh beberapa lini bisnis utama, yaitu:

    Asuransi kebakaran dan properti: meningkat 38,2% YoY menjadi Rp 3,81 triliun.
    Asuransi energi, terutama onshore: melonjak 395% YoY dengan nilai Rp 338,76 miliar.

    “Peningkatan laba inti Tugu Insurance ini didorong oleh pertumbuhan premi bruto dan pendapatan usaha lainnya. Selain itu, perusahaan juga mampu menjaga stabilitas beban komisi serta beban klaim,” jelas Emil.

    Tugu Insurance mencatat peningkatan premi bruto sebesar 10,73% YoY menjadi Rp 8,54 triliun. Pendapatan underwriting juga naik 13,8% YoY menjadi Rp 2,97 triliun. Selain itu, pendapatan usaha lainnya turut meningkat 29,28% YoY menjadi Rp 519,85 miliar.

    Sementara itu, ekuitas perusahaan mencatat kenaikan 2,22% menjadi Rp 10,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga akhir Desember 2024, Risk-Based Capital (RBC) Tugu Insurance mencapai 432%, jauh di atas rata-rata industri yang berada di angka 326%.

    Memasuki 2025, Tugu Insurance tetap berpegang pada strategi yang telah dijalankan, dengan fokus pada:

    Pengelolaan risiko yang lebih optimal.
    Peningkatan kerja sama dengan business partner di berbagai sektor unggulan.
    Penetrasi agresif di berbagai distribution channel baru untuk memperluas jangkauan pasar.

    Digitalisasi layanan, mulai dari proses pembelian, pelaporan klaim, hingga pelayanan pelanggan.
    Dengan strategi ini, Tugu Insurance optimistis dapat terus tumbuh dan mencatatkan kinerja terbaik di tahun-tahun mendatang.

  • CEO Apple Kasih Bocoran Tak Terduga Usai Rilis iPhone 16e

    CEO Apple Kasih Bocoran Tak Terduga Usai Rilis iPhone 16e

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple mengumumkan akan menghadirkan produk baru dalam waktu dekat. Pengumuman ini tak lama setelah perusahaan meluncurkan ponsel teranyar iPhone 16e yang menyasar segmen menengah-ke-bawah (mid-to-low) pada Februari 2025 lalu. 

    CEO Apple Tim Cook sendiri yang mengumumkan kehadiran produk baru itu melalui akun X personalnya. Namun, ia belum banyak bicara terkait detail produk yang akan dirilis. 

    Video yang diunggahnya hanya menyertakan tulisan ‘There’s something in the Air’. “Minggu ini,” tulis Cook dalam postingan di akun X resminya, dikutip Selasa (4/3/2025).

    Postingan itu tak menjelaskan apapun, namun nampaknya merujuk pada varian Air untuk salah satu seri produk Apple. Laman 9to5Google menilai produk itu tak lain adalah MacBook Air. Rumor terkait laptop tipis itu juga sudah mulai beredar. 

    Salah satunya chip MacBook Air akan menggunakan M4. Kabarnya akan ada sejumlah peningkatan dari RAM 24 GB menjadi 32 GB, serta bandwidth memori lebih cepat, dua core CPU dan kamera 12 MP.

    Apple akan menghadirkan dua model dalam seri terbaru yakni 13 inci dan 15 inci. MacBook terbaru ini juga mendapatkan dukungan layar eksternal lebih luas dari internal, persis seperti yang dihadirkan dalam MacBook Pro M4.

    Laman tersebut juga mengungkapkan tagline yang ada dalam video Cook pernah digunakan 2008. Saat itu Apple menggunakan kalimat yang sama pada peluncuran generasi pertama MacBook Air.

    Sementara itu, Mark Gurman dari Bloomberg mengatakan kemungkinan bukan hanya MacBook Air yang tampil. Namun panggung Apple juga akan menyediakan tempat untuk peluncuran iPad Air.

    Menurutnya bukan tak mungkin pengumuman gabungan dua perangkat itu dilakukan Apple minggu ini. Apalagi mengingat persediaan iPad Air sebelumnya memang terus berkurang.

    (fab/fab)

  • Efek Ramadan, Tren Deflasi Diperkirakan Akan Berakhir

    Efek Ramadan, Tren Deflasi Diperkirakan Akan Berakhir

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah ekonom meyakini tren deflasi yang terjadi dua bulan belakangan akan berakhir akibat momentum Ramadan.

    Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan deflasi yang terjadi dua bulan pertama 2025 tidak terlepas dari program diskon tarif listrik 50% yang dikeluarkan pemerintah.

    Listrik, sambungnya, merupakan salah satu komponen konsumsi yang punya kontribusi besar dalam perhitungan inflasi. Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa diskon listrik tersebut tidak berlaku lagi untuk Maret 2025 dan seterusnya.

    Pada Maret 2025 juga terdapat momen Ramadan yang secara historis kerap menaikkan harga barang dan jasa. Oleh sebab itu, Yusuf meyakini tren deflasi akan berakhir.

    “Pada bulan Maret, di mana ada momentum Ramadan dan lebaran, kami memperkirakan inflasi akan terjadi kembali,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (4/2/2025).

    Senada, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menjelaskan secara tahunan terjadi deflasi sebesar 1,24% pada Februari 2025 yang sebagian besar karena diskon tarif listrik. Menurutnya, jika indeks harga konsumen tidak mencatat dampak diskon tarif listrik maka inflasi akan mencapai 0,9% secara tahunan pada Februari 2025.

    “Dengan kata lain, terdapat potensi normalisasi berupa kenaikan inflasi sebesar 2,14% setelah diskon tarif listrik berakhir,” ujar Josua, Selasa (4/2/2025).

    Apalagi, dia melihat adanya pemulihan permintaan konsumen sehingga dapat berkontribusi pada inflasi sisi permintaan yang moderat. Selain itu, depresiasi rupiah beberapa waktu terakhir turut akan mendorong terjadinya inflasi barang impor yang akan menambah tekanan harga secara keseluruhan.

    Sebagai informasi, secara bulanan terjadi deflasi sebesar 0,76% pada Januari 2025 dan 0,48% pada Februari 2025.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, pada Februari 2025 kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi 3,59% MtM dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67%,” kata Amalia, Senin (3/3/2025).

  • Xiaomi 15 bakal Meluncur di Indonesia 13 Maret, Berapa Kisaran Harganya? – Page 3

    Xiaomi 15 bakal Meluncur di Indonesia 13 Maret, Berapa Kisaran Harganya? – Page 3

    Xiaomi 15 ditenagai oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 8 Elite (3nm), sebuah chipset octa-core dengan kecepatan hingga 4.32 GHz.

    Prosesor ini dipadukan dengan GPU Adreno 830, menjadikan Xiaomi 15 salah satu ponsel Android tercepat di pasaran. Pengalaman bermain game dan menjalankan aplikasi berat menjadi sangat lancar dan responsif. Hal ini didukung oleh pilihan RAM hingga 16GB dan penyimpanan internal hingga 1TB (UFS 4.0).

    Layarnya juga tak kalah impresif. Xiaomi 15 menggunakan layar AMOLED 6,36 inci CrystalRes dengan kecerahan hingga 3.200 nits.

    Resolusi 2.670 x 1.200 piksel, refresh rate 1-120Hz, dan touch sampling rate hingga 300Hz memberikan pengalaman visual yang luar biasa.

    Layar ini juga mendukung Dolby Vision, HDR10+, dan HDR10, serta telah tersertifikasi TÜV Rheinland untuk Low Blue Light, Flicker Free, dan Circadian Friendly.

    Dengan rasio screen-to-body mencapai 94% dan bezel tipis 1,38mm, Xiaomi 15 menawarkan pengalaman menonton yang imersif. Layar ini dilindungi oleh Corning Gorilla Glass Victus 2, memberikan perlindungan ekstra terhadap goresan dan benturan.

    Dilengkapi dengan teknologi canggih, Xiaomi 15 memberikan performa yang optimal dan pengalaman pengguna yang menyenangkan.

  • Sinergi Foundation Bentuk Dua Entitas Baru sebagai Ikhtiar Maksimalkan Pengelolaan Dana Umat

    Sinergi Foundation Bentuk Dua Entitas Baru sebagai Ikhtiar Maksimalkan Pengelolaan Dana Umat

    JABAR EKSPRES – Indonesia tercatat sebagai negara dengan populasi Muslim terbanyak kedua di dunia. Jumlah penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia mencapai 245,97 juta orang.

    Banyaknya penduduk Muslim berbanding lurus dengan potensi dana zakat, infak-sedekah, dan wakaf (ZISWAF) yang juga sangat besar.

    Butuh lembaga dan sistem yang mumpuni untuk menghimpun dan mengelola dana tersebut agar bisa digunakan untuk kemaslahatan umat.

    Sejak 2011, Yayasan Semai Sinergi Umat atau Sinergi Foundation telah berkiprah di bidang pengelolaan dana ZISWAF khususnya daerah Jawa Barat.

    Bahkan, jika ditarik lebih jauh lagi, kontribusi Sinergi Foundation di sektor ini telah berlangsung sejak tahun 2002 ketika masih menyandang nama Dompet Dhuafa Bandung.

    Baca juga : Di Kajian Online Sinergi Foundation Bersama Odelia Hijab, Ustaz Salim A. Fillah Beberkan Kunci Meraih Keberkahan Rumah Tangga

    Selama itu, Sinergi Foundation terus berkembang untuk menyajikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Evaluasi dan evolusi terus dilakukan di dalam lembaga, mulai dari struktur hingga program-program yang ditawarkan dan dijalankan demi menjaga amanah yang dititipkan kepada lembaga.

    “Di tahun 2025 ini, dengan mengemban semangat Tumbuh Lebih Baik, Sinergi Foundation membentuk dua entitas baru, yakni Sinergi Amil Zakat dan Sinergi Nazhir Wakaf. Pembentukan ini didasari berbagai pertimbangan terkait dengan pengelolaan lembaga. Regulasi yang berlaku di Indonesia menjadi pertimbangan utama, mengingat sebagai lembaga ZISWAF di Indonesia, Sinergi Foundation harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang ada,” kata
    Pengurus Yayasan Semai Sinergi Umat – Sinergi Foundation, Ima Rachmalia, saat acara jumpa pers, di Gedung Wakaf, Kota Bandung, Senin, (3/3/2025).

    Selama ini, pengelolaan dana Zakat, Infak-Sedekah (ZIS) dan Wakaf yang dilakukan dalam satu payung yang sama membuat Yayasan Semai Sinergi Umat atau Sinergi Foundation terikat dua regulasi yang berbeda.

    “Regulasi yang dimaksud adalah Undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf,” ujarnya.

    Selain itu, kata Ima, Zakat dan Wakaf juga memiliki prinsip inti pengelolaan yang berbeda sehingga tidak bisa disatukan.

    Pengelolaan zakat merujuk pada Zakat Core Principles yang diterbitkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Sementara pengelolaan wakaf semestinya berkiblat pada Wakaf Core Principles dari Badan Wakaf Indonesia (BWI).

  • Indonesia Deflasi Dua Bulan Berturut-turut, Ekonom CORE: Tidak Biasa Jelang Ramadan – Halaman all

    Indonesia Deflasi Dua Bulan Berturut-turut, Ekonom CORE: Tidak Biasa Jelang Ramadan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal berpendapat, deflasi selama dua bulan berturut dinilai tidak biasa apalagi menjelang Ramadan.

    Faisal bilang, deflasi pada Februari 2025 utamanya didorong oleh diskon tarif listrik untuk kalangan menengah yang berlaku selama dua bulan mulai Januari hingga Februari 2025. Namun, dia juga melihat pendorong deflasi berasal dari kelompok makanan.

    “Tapi di luar faktor insentif, sebenarnya pada Februari masih ada deflasi di beberapa komoditas pangan. Nah kalau dilihat dari keseluruhan kelompok makanan mengalami deflasi walaupun tingkat deflasi nya tidak sedalam dengan listrik ya,” ujar Faisal saat dihubungi Tribunnews, Senin (3/3/2025).

    Menurut Faisal, untuk komoditas makanan seharusnya mengalami inflasi apalagi menjelang Ramadan. Meskipun inflasinya tipis dan akan meningkat pada Ramadan yakni bulan Maret ini.

    “Tetapi menjelangnya harusnya sudah ada dorongan kenaikan harga-harga namun kali ini tidak. Jadi itu suatu perbedaan tidak biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” papar Faisal.

    Bahkan, Faisal menyoroti belum ada dampak peningkatan supply dari faktor produksi padahal bulan Februari ini sudah memasuki musim panen di berbagai wilayah.

    “Jadi artinya ini lebih besar karena faktor demand dari sisi permintaan. Yang artinya merefleksikan dari sisi daya beli masyarakat belum pulih pada saat sekarang” ujarnya.
     
    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi secara tahunan atau year on year sebesar 0,09 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, deflasi tahun ini utamanya didorong oleh kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi sebesar 12,08 persen secara tahunan.

    Kelompok tersebut memberikan andil deflasi sebesar 1,92 persen dengan komoditas andil deflasi tahun ini oleh tarif listrik sebesar 2,61 persen.

    “Komoditas dengan andil deflasi terbesar pada kelompok ini adalah tarif listrik dengan andil deflasi sebesar 2,16 persen,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (3/3/2025).

    Amalia menyebut, komoditas lain di luar kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang juga memberikan andil deflasi cukup dalam adalah beras, tomat, dan cabai merah dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,11 persen.

    Adapun berdasarkan wilayah, deflasi secara tahunan terjadi pada 22 provinsi. Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat yaitu 1,98 persen. Posisi kedua Bengkulu sebesar 1,26 persen dan ketiga Sulawesi Selatan sebesar 1,09 persen.

    “Sebaran inflasi tahunan menurut wilayah secara tahunan, 22 provinsi mengalami deflasi sementara 16 lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat yaitu 1,98 persen,” jelas Amalia.

    Sebelumnya, pada Februari 2025 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    Tingkat deflasi bulanan atau month to month pada Februari turun 0,76 persen dibandingkan Januari 2025. Kelompok penyumbang deflasi pada Februari yaitu diskon tarif listrik.

    “Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59 persen dan memberikan andil deflasi 0,52 persen,” kata Amalia.

  • BPS Prediksi Produksi Beras Meningkat, Pemerintah Diharapkan Serap Gabah Petani

    BPS Prediksi Produksi Beras Meningkat, Pemerintah Diharapkan Serap Gabah Petani

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari- April 2025 mencapai 13,95 juta ton beras, atau meningkat sebesar sebesar 2,88 juta ton (25,99%) dibanding Januari-April 2024. Proyeksi ini berdasarkan potensi produksi beras Januari 2025 yang sebesar 1,24 juta ton dan produksi beras Februari-April 2025 diperkirakan mencapai 12,71 juta ton.

    “Potensi produksi beras sepanjang Januari-April tahun 2025 diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak Januari-April 2019,” ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS pada Senin (3/3/2025).

    Terkait hal ini, peneliti dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Eliza Mardian Eliza menilai laporan BPS ini memberi sinyal positif bagi para petani. Kepastian pasar akan meningkatkan motivasi petani untuk terus menanam. Terlebih lagi, pemerintah berencana untuk menyerap gabah dari petani.

    “Jika petani mendapat kepastian pasar, mereka akan lebih bersemangat untuk menanam. Wacana pemerintah untuk menyerap gabah petani tentunya disambut baik oleh para petani,” ujar Eliza kepada wartawan, Senin (3/3/2025).

    Dia berharap agar penggiling dan pemerintah dapat memenuhi komitmennya untuk menyerap gabah petani sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Dengan demikian, para petani tidak akan kecewa saat panen raya tiba.

    “Saat panen raya, pemerintah harus menepati janjinya untuk benar-benar menyerap gabah sehingga petani yang telah bekerja keras untuk menyediakan pangan dalam negeri tidak merasa dirugikan,” lanjut Eliza.

    Dia menilai kenaikan produksi padi tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor cuaca yang mendukung, salah satunya adalah fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi.

    “Curah hujan yang melimpah tentunya membantu pasokan air untuk irigasi. Namun jika tidak terkendali, bisa menyebabkan banjir yang akhirnya mengancam hasil panen,” jelas Eliza.

    Dikatakannya jika dibandingkan dengan tahun lalu yang masih terpengaruh El Nino 2023, pada 2025 ini akan mengalami produksi yang lebih tinggi karena kondisi cuaca yang lebih mendukung.

    Selain faktor cuaca, Eliza juga mencatat penggunaan varietas padi yang lebih unggul, yang disalurkan oleh pemerintah, turut mendongkrak produksi. Para petani kini tidak hanya bergantung pada varietas Ciherang, tetapi juga varietas padi Inpari 32 yang memiliki hasil lebih tinggi dan tahan terhadap penyakit.

    Menurutnya, perkiraan peningkatan produksi beras dan komitmen pemerintah dalam menyerap gabah petani akan membuat stok beras dalam negeri aman.

  • Pengamat Sebut Lonjakan Produksi Beras pada 2025 Dipicu Faktor Cuaca dan Varietas Baru – Halaman all

    Pengamat Sebut Lonjakan Produksi Beras pada 2025 Dipicu Faktor Cuaca dan Varietas Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Januari hingga April 2025 diperkirakan sebesar 13,95 juta ton.

    Jumlah ini meningkat 25,99 persen atau naik 2,88 ton dari tahun lalu di bulan yang sama.

    Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi ada lonjakan produksi padi di periode Januari-April 2025.

    Eliza menjelaskan, peningkatan produksi padi dapat terjadi karena faktor cuaca yang mendukung.

     La Nina dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena membawa peningkatan curah hujan.

    “Curah hujan yang cukup membantu ketersediaan air untuk irigasi. Namun jika curah hujan ini tidak terkendali bisa memicu banjir sehingga gagal panen,” ucap Eliza, Senin (3/3) kepada wartawan.

    “Dan memang kalau dibandingkan tahun kemarin yang masih terdampak El Nino 2023 ya, di tahun 2025 akan lebih tinggi dibandingkan 2024 kemarin karena cuacanya relatif menunjang,” katanya menambahkan.

    Selain itu, faktor penggunaan varietas padi yang diberikan pemerintah juga membantu peningkatan produksi padi, sebab para petani kini tidak hanya mengandalkan varietas seperti Ciherang.

    “Varietas inpari 32 ini jadi banyak digunakan petani karena produksinya yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit. Bantuan benih pemerintah inpari 32. Ini adalah langkah awal yang baik untuk mulai memperbaiki tata kelola produksi pangan kita dimulai dari hulunya,” ujar Eliza.

    Eliza menilai kabar dari BPS ini dapat memberikan dampak positif bagi para petani. Pasalnya, kepastian pasar bisa membuat petani semakin semangat menanam. Apalagi, pemerintah berencana akan menyerap gabah dari petani.

    “Petani jika diberikan kepastian pasar, mereka akan semangat menanam. Kemungkinan wacana pemerintah yang akan menyerap gabah petani ini disambut positif oleh para petani,” papar Eliza.

    Ia berharap penggiling dan pemerintah dapat menyerap gabah petani sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto. Dengan demikian, tidak ada kekecewaan yang muncul dari para petani ketika panen raya tiba.

    “Tinggal nanti ketika panen raya berlangsung pemerintah dapat menunaikan janjinya untuk betul betul menyerap gabah sehingga tidak mengecewakan petani yang sudah bekerja keras untuk menyediakan pangan kita di dalam negeri,” kata Eliza.

  • Infinix Note 50 Series Resmi Rilis di RI, Cek Harga dan Spesifikasinya

    Infinix Note 50 Series Resmi Rilis di RI, Cek Harga dan Spesifikasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Infinix Note 50 Series akhirnya resmi rilis di Indonesia. Seri terbaru dari Infinix ini hadir dalam dua varian, yaitu Infinix Note 50 dan Infinix Note 50 Pro.

    Seri ponsel kelas menengah ini mengusung peningkatan, terutama dalam fitur kecerdasan buatan (AI).

    Salah satu fitur AI yang tersemat adalah fitur bernama Infinix AI yang membuat pengalaman gaming dan multi-tasking lebih responsif. Seri ini juga sudah terintegrasi dengan DeepSeek R1 yang membuat pemrosesan data lebih intuitif.

    “DeepSeek R1 ini tentunya memungkinkan pengguna untuk menghasilkan fitur AI melalui perintah suara, text, dan juga didukung dengan Deep Thinking Mode untuk analisis yang lebih mendalam,” ujar Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia, dalam acara peluncuran Infinix Note 50 Series di Jakarta, Senin (3/3/2025).

    Tak banyak yang berbeda antara Infinix Note 50 dan Note 50 Pro. Keduanya sama-sama mengsung layar AMOLED beresolusi Full HD+ dengan bentangan 6,78 inci, serta sudah mendukung refresh rate 144Hz.

    Bicara soal spesifikasi, Infinix Note 50 Pro dibekali dengan chipset Mediatek Helio G9100, CPU Octa-Core Processor, yang berjalan di atas Android 15 dengan XOS 15.

    Sementara untuk dayanya, ditopang baterai jumbo 5.200 mAh. Masing-masing mendukung fast charging 45W untuk model reguler dan 90W untuk versi Pro.

    Di sektor kamera, seri ini punya kamera utama 50 MP dengan OIS, kamera makro 2 MP, kamera depth 2 MP, serta kamera selfie 32 MP. Khusus untuk model Pro, ditambahkan kamera ultrawide bersensor 8 MP.

    Series ini hadir dalam pilihan warna Titanium Grey, Enchanted Purple, dan Shadow Black.

    Infinix Note 50 8GB/256GB tersedia dengan harga Rp2.899.000. Sementara Note 50 Pro 8GB/256GB dijual Rp3.199.000.

    Infinix kasih harga spesial flash sale dengan harga masing-masing Rp2.699.000 untuk model reguler dan Rp2.999.000 untuk versi Pro. Infinix Note 50 dijual perdana per hari ini pukul 19.00 WIB eksklusif di Shopee.

    (fab/fab)

  • Intel: Teknologi Ethernet Jadi Penopang Infrastruktur Jaringan Modern – Page 3

    Intel: Teknologi Ethernet Jadi Penopang Infrastruktur Jaringan Modern – Page 3

    Sebelumnya, Intel meluncurkan lini prosesor terbaru, Xeon 6, yang diklaim membawa performa terdepan di industri untuk beban kerja pusat data dan infrastruktur jaringan.

    Prosesor ini juga diklaim memiliki efisiensi terbaik di kelasnya, memungkinkan konsolidasi server yang signifikan.

    “Kami fokus menghadirkan produk mutakhir untuk mengatasi tantangan pelanggan dan mendorong pertumbuhan bisnis mereka,” ujar Interim co-CEO Intel dan CEO Intel Products, Michelle Johnston Holthaus, melalui keterangan resminya, Rabu (26/2/225).

    “Keluarga prosesor Intel Xeon 6 menyajikan kinerja CPU terbaik untuk AI dan inovasi jaringan, sekaligus meningkatkan efisiensi dan mengurangi total biaya kepemilikan,” ia menambahkan.

    Keunggulan Xeon 6 untuk Pusat Data

    Prosesor Intel Xeon 6700/6500 series dengan P-cores diklaim sebagai CPU yang ideal untuk pusat data modern karena menawarkan keseimbangan sempurna antara performa dan efisiensi energi.

    Memberikan performa rata-rata 1,4x lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya di berbagai beban kerja enterprise.

    Intel Xeon 6 juga merupakan central processing unit (CPU) yang mendasar untuk sistem AI, akan bekerja sama dengan sangat baik dengan GPU sebagai host node CPU.

    Dibandingkan dengan prosesor 5th Generation AMD EPYC, Xeon 6 punya kinerja yang 1,5x lebih baik dalam AI inference on chip bahkan dengan hanya menggunakan core sepertiga lebih sedikit.

    Prosesor Xeon 6 juga mendorong efisiensi performance-per-watt yang substansial, sehingga memungkinkan konsolidasi 5:1 untuk server yang rata-rata berusia 5 tahun, dengan potensi hingga 10:1 dalam kasus penggunaan tertentu yang menghemat total biaya kepemilikan (TCO) hingga 68%.