NGO: CORE

  • Proyek Jalan Aspal BKKD Senilai Rp1,6 Miliar di Sugihwaras Rusak, Ini Hasil Audit Inspektorat Bojonegoro

    Proyek Jalan Aspal BKKD Senilai Rp1,6 Miliar di Sugihwaras Rusak, Ini Hasil Audit Inspektorat Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hasil audit yang dilakukan Inspektorat Bojonegoro dalam penggunaan anggaran Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) 2021 di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro senilai kurang lebih Rp1,6 miliar memunculkan beberapa rekomendasi.

    Menurut Inspektur Inspektorat Bojonegoro Teguh Prihandono, hasil audit yang dilakukan tim auditor ditemukan kerusakan kondisi jalan aspal. Sehingga rekomendasi yang diberikan kepada pelaksana proyek agar memperbaiki jalan aspal yang kondisinya rusak. “Kami melakukan monitoring di lapangan dan meminta jalan yang kondisinya rusak untuk diperbaiki,” ujarnya, Rabu (18/10/2023).

    Lebih jauh, saat ditanya berapa persen tingkat kerusakan jalan aspal yang dikerjakan dari sumber anggaran BKKD dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) 2021 itu pihaknya tidak menghitungnya. “Tidak menghitung karena cuma observasi ke lapangan,” ungkapnya.

    Rekomendasi dari Inspektorat Bojonegoro itu juga ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat. Kasi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Bojonegoro Aditia Sulaeman dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan atas proyek BKKD 2021 di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngraho tersebut. “Kemarin kita melakukan pengecekan volume (jalan) dengan cara core drill bersama tim independen,” ujarnya.

    Pengecekan yang dilakukan itu untuk mengambil sampel berapa ketebalan aspal dan lainnya. Hasil sampel yang diambil nantinya akan dilakukan penelitian di laboratorium. Selain itu, pihaknya juga mengaku sebelumnya telah memeriksa sejumlah saksi termasuk dari tim pelaksana desa. [lus/kun]

    BACA JUGA: Persibo Bojonegoro Daftar Liga 3 Jatim, Ini Sikap Suporter ke Manajemen

  • Kreator Wajib Tahu! Ini Syarat Wajib Laptop untuk Video Editing

    Kreator Wajib Tahu! Ini Syarat Wajib Laptop untuk Video Editing

    Jakarta, CNN Indonesia

    Semua orang saat ini bisa dengan mudah menjadi video editor. Selain banyaknya platform untuk mempublikasikan karya dalam bentuk video, software video editing yang dulu sangat eksklusif kini sudah semakin bisa diakses siapapun.

    Tidak hanya itu, perkembangan teknologi juga memungkinkan perangkat komputasi rumahan seperti laptop untuk dapat melakukan dan mendukung aktivitas video editing.

    Namun, tak semua laptop dirancang sebagai perangkat bagi para video editor. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi sebuah laptop agar dapat menjadi perangkat yang optimal untuk video editing, mulai dari kualitas layar hingga spesifikasi hardware-nya. Berikut syaratnya:

    Syarat Pertama: Performa dan Spesifikasi

    Aplikasi kreatif seperti video editor membutuhkan spesifikasi laptop lebih tinggi dibandingkan aplikasi harian dan kantoran.

    Agar dapat berjalan tanpa hambatan, laptop khusus untuk video editing wajib menggunakan prosesor seri high performance seperti Intel Core H Series atau AMD Ryzen H Series.

    Prosesor tersebut memiliki tenaga lebih dibandingkan dengan prosesor laptop yang mengedepankan mobilitas seperti Intel Core U Series atau AMD Ryzen U Series.

    Selain prosesor, jenis chip grafis, RAM, dan penyimpanan juga perlu diperhatikan. Agar dapat lebih lancar saat melakukan video editing, laptop untuk video editor sebaiknya memiliki chip grafis tambahan seperti NVIDIA GeForce RTX atau GTX.

    Kemudian, kapasitas RAM 8GB DDR4 merupakan standar minimum, penyimpanan sudah wajib menggunakanPCIeSSD agar waktu loading saat menjalankan aplikasi menjadi lebih singkat.

    Syarat Kedua: Kemampuan Reproduksi Warna Layar Harus Tinggi

    Kemampuan ini sering disebut color gamut atau color space, layar laptop dengan kemampuan reproduksi warna yang tinggi akan lebih baik bagi video editor.

    Sebagian besar layar laptop menggunakan color gamut sRGB sebagai standar. Namun khusus untuk video editor, layar laptop yang digunakan sebaiknya sesuai dengan standar yang digunakan industri film saat ini yaitu DCI-P3.

    Syarat Ketiga: Reproduksi Warna Harus Akurat

    Kemudian, layar laptop untuk para video editor juga wajib mereproduksi setiap warna yang ditampilkan secara akurat. Hal tersebut sangat penting untuk menjaga konsistensi kualitas video yang dihasilkan.

    Agar layar laptop dapat mereproduksi warna secara akurat, dibutuhkan kalibrasi menggunakan alat khusus. Namun saat ini ada pula laptop dengan layar yang telah dikalibrasi agar tingkat reproduksi warnanya sangat akurat sejak awal.

    Laptop tersebut biasanya mengantongi sertifikasi sepertiPANTONE Validated Display, yang artinya layar tersebut telah dikalibrasi dengan standar warna dariPANTONE yang merupakan organisasi khusus untuk menentukan standar warna di berbagai industri.

    Syarat Keempat: Layar Wajib Mendukung Fitur Visual Modern

    Supaya menghasilkan karya video maksimal, layar laptop khusus untuk video editing juga wajib mendukung fitur visual modern. High Dynamic Range atau HDR adalah salah satunya.

    Selain HDR, layar laptop untuk video editing juga sebaiknya memiliki response time yang cepat (minimal 3ms). Meski biasanya response time diasosiasikan dengan penggunaan gaming, namun layar dengan response time cepat juga membantu video editor untuk melihat detail visual pada video yang sedang dikerjakan secara lebih baik.

    Hal tersebut dikarenakan layar dengan response time yang cepat membuat layar dapat menampilkan motion atau pergerakan gambar secara lebih baik.

    Syarat Kelima: Konektivitas Laptop Harus Mumpuni

    Banyak video editor profesional bekerja dengan perangkat pendukung tambahan. Tidak hanya mouse, perangkat lain seperti penyimpanan eksternal, monitor tambahan, atau bahkan alat kontrol khusus untuk video editing sudah banyak beredar dan tentu saja itu semua harus bisa terhubung ke laptop.

    Untuk itulah laptop video editing wajib memiliki port yang lengkap seperti HDMI, USB Type-A, dan USB Type-C sehingga para video editor dapat lebih leluasa menghubungkan perangkat pendukungnya.

    Video editor juga butuh koneksi internet yang stabil. Melalui teknologiWiFi 6, laptop video editing dapat terhubung ke jaringan internet dengan lebih cepat dan stabil.

    ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X Sudah Memenuhi Semua Syarat

    Jika Anda kesulitan mencari laptop yang cocok untuk video editing, ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X merupakan seri laptop terbaik yang dapat Anda pilih.

    Kedua seri laptop tersebut telah dibekali dengan prosesor high performance dari Intel atau AMD yang dapat memastikan kinerja terbaik untuk aktivitas video editing.

    ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X juga memiliki varian yang dibekali chip grafis NVDIA GeForce RTX dan GTX dengan dukungan NVIDIA Studio Driver khusus untuk menunjang aplikasi video editing, serta didukung oleh penyimpanan berupa PCIe SSD berkecepatan tinggi.

    ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X juga dibekali konektivitas super lengkap dengan dukungan WiFi 6 dan Bluetooth 5.1 untuk konektivitas nirkabelnya, serta berbagai port modern agar video editor dapat menghubungkan berbagai perangkat pendukung aktivitasnya. Port yang tersedia mulai dari USB Type-A, USB Type-C, HDMI, 3.5mm Combo Audio Jack, dan MicroSD Card Reader

    Kemudian, yang paling istimewa dari ASUS Vivobook Pro dan Vivobook Pro X adalah layarnya. Kedua seri laptop tersebut telah dibekali dengan layar ASUS OLED, yaitu teknologi layar laptop terbaik saat ini.

    Laptop yang menggunakan layar ASUS OLED dipastikan memiliki color gamut 100 persen DCI-P3, tersertifikasi PANTONE Validated Display, serta mendukung fitur HDR dengan sertifikasi VESA DisplayHDR 500 True Black.

    Tidak hanya itu, layar ASUS OLED juga memiliki response time hanya 0,2ms yang jauh lebih kencang dibandingkan dengan layar laptop pada umumnya, serta dilengkapi fitur EyeCare bersertifikasi TÜV Rheinland untuk menjaga kesehatan mata penggunanya.

    ASUS juga merupakan pemimpin pasar laptop dengan layar OLED dan diakui sebagai produsen laptop OLED nomor satu di Indonesia dan di dunia. Selain itu, ASUS merupakan satu-satunya brand laptop yang menghadirkan varian laptop dengan layar OLED terbanyak di Indonesia, serta satu-satunya brand laptop di Indonesia yang memiliki varian laptop berlayar OLED dengan harga di bawah Rp10 juta.

    Kini semua orang bisa menghasilkan karya video berkualitas menggunakan teknologi layarASUSOLED.

    Khusus untuk seri Vivobook Pro X, ASUS menghadirkan fitur eksklusif bernama ASUS DialPad. Fitur tersebut memungkinkan kontrol yang lebih intuitif saat menggunakan aplikasi kreatif dan ASUS telah memberikan preset fungsi khusus untuk empat aplikasi yang paling banyak digunakan di bidang kreatif.

    Dua di antaranya adalah Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect yang sangat populer di kalangan video editor. ASUS DialPad terintegrasi dengan touchpad dan sangat mudah untuk diaktifkan.

    Laptop ASUS Vivobook Pro dengan layar ASUS OLED telah tersedia dan dibanderol dengan harga mulai dari Rp11 jutaan. Untuk mempelajari ASUS OLED ada di sini: https://bit.ly/ASUSOLED0622

    (adv/adv)

  • THR 2025 Wajib Dibayar Penuh: Kalau Nyicil, Siap-siap Disanksi

    THR 2025 Wajib Dibayar Penuh: Kalau Nyicil, Siap-siap Disanksi

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan bahwa tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja atau buruh harus dibayarkan penuh tanpa dicicil. Pengusaha juga diperbolehkan memberikan THR lebih besar dari ketentuan, asalkan telah disepakati di perusahaan.

    “THR harus dibayar penuh, tidak boleh dicicil, dan saya minta sekali lagi agar perusahaan memberikan perhatian terhadap ketentuan ini. Perusahaan dimungkinkan memberikan THR kepada pekerja atau buruh, tentu lebih baik dari peraturan perundang-undangan,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Yassierli dalam keterangan di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

    Ilustrasi THR.

    Kewajiban pemberian THR diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36/2021 tentang Pengupahan dan diperjelas dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6/2016 mengenai Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

    THR diberikan kepada pekerja atau buruh yang telah bekerja minimal satu bulan secara terus menerus, baik yang terikat Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) maupun Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

    Pekerja harian lepas dan pekerja dengan sistem satuan hasil juga berhak atas THR jika memenuhi syarat sesuai peraturan. “Bagi pekerja atau buruh yang telah memiliki masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan THR sebesar 1 bulan upah. Sedangkan bagi pekerja atau buruh dengan masa kerja 1 bulan secara terus menerus, tapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional,” tambahnya.

    Untuk memastikan hak pekerja terpenuhi, Yassierli menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor M/2/HK.04.00/III/2025 tentang Pelaksanaan Pemberian THR 2025 bagi Pekerja/Buruh. Ia juga mengeluarkan SE kepada seluruh gubernur agar menjalankan aturan ini.

    “Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan surat edaran tentang pelaksanaan pemberian tunjangan hari raya keagamaan tahun 2025 bagi pekerja atau buruh di perusahaan yang ditujukan kepada para gubernur di seluruh Indonesia dan agar disampaikan kepada bupati, wali kota di wilayah provinsi masing-masing,” kata Yassierli.

    Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan mendirikan posko THR 2025 di kantor Kemnaker untuk memberikan konsultasi dan penegakan hukum terkait THR. “Saya juga minta di masing-masing wilayah provinsi dan kabupaten atau kota untuk juga membentuk posko THR,” kata Yassierli.

    Tidak tingkatkan daya beli

    Sementara itu, pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai bahwa THR tahun ini tidak akan banyak meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini karena masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan THR mereka dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Dalam konteks ekonomi saat ini yang ditandai oleh ketidakpastian global dan tekanan inflasi, khususnya pada harga pangan, banyak masyarakat mungkin akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan THR mereka,” kata Yusuf dalam keterangan.

    Data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa hampir semua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, terutama masyarakat dengan pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta.

    Hal ini mencerminkan ketidakpastian pendapatan dalam beberapa bulan ke depan. Meskipun THR diberikan dan meningkatkan daya beli, dampaknya tidak akan sebesar Lebaran sebelumnya.

    Menurut Yusuf, pemerintah harus memperhatikan kecenderungan masyarakat yang lebih berhati-hati dalam belanja serta prospek pendapatan yang cenderung pesimistis. Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama perekonomian nasional, sehingga daya beli yang lemah bisa membatasi pertumbuhan konsumsi dan mengurangi kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    Tahun lalu, meskipun ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5%, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat. “Dalam beberapa tahun terakhir, pengeluaran untuk kelas menengah terus mengalami penurunan, yang salah satunya disumbang tekanan terhadap daya beli masyarakat,” ujarnya.

    “Di tahun lalu, meskipun kita masih bisa tetap tumbuh 5,0 persen, namun angka ini relatif melambat jika dibandingkan kondisi di 2023, dan kalau kita lihat konsumsi rumah tangga pertumbuhannya di bawah 5 persen,” katanya.

    Data menunjukkan adanya penurunan kemampuan belanja masyarakat. Yusuf melihat hubungan langsung antara berkurangnya jumlah kelas menengah, melemahnya daya beli, dan stagnasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

    Menurutnya, pemerintah perlu menanggapi hal ini secara serius dengan kebijakan yang menyeluruh, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Langkah yang bisa diambil adalah mengendalikan inflasi dengan subsidi yang tepat sasaran, memperbaiki rantai pasok, serta menerapkan kebijakan stabilisasi harga untuk mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.

    Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan, misalnya melalui kenaikan upah minimum, perluasan program bantuan sosial, atau keringanan pajak bagi kelompok berpenghasilan rendah agar daya beli tetap terjaga.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News