NGO: CORE

  • Performa Kencang Harga Bersahabat Mulai Rp 1 Jutaan!

    Performa Kencang Harga Bersahabat Mulai Rp 1 Jutaan!

    Redmi 12 ditenagai chipset MediaTek Helio G88 dengan CPU octa-core dan GPU Mali-G52 yang dikenal stabil untuk kebutuhan harian hingga hiburan ringan.

    Chipset tersebut dibuat dengan proses fabrikasi 12nm, sehingga mampu memberikan performa yang efisien tanpa menguras baterai terlalu cepat. Redmi 12 hadir dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang masih bisa terisi hingga 1TB melalui slot microSD.

    Dari sisi tampilan, Redmi 12 mengusung layar besar 6,79 inci beresolusi FHD+ yang sudah mendukung refresh rate adaptif 36–90Hz. Layar ponsel ini juga telah mendapatkan sertifikasi Low Blue Light dari SGS, sehingga lebih nyaman untuk mata saat digunakan dalam waktu lama.

    Untuk fotografi, Redmi 12 menawarkan konfigurasi tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50MP, kamera ultra-wide 8MP, dan kamera makro 2MP. Di bagian depan, terdapat kamera 8MP yang dapat merekam video hingga 1080p, cocok untuk selfie maupun panggilan video.

    Baterai berkapasitas 5.000 mAh dibekali pengisian cepat 18W. Fitur pendukung lainnya, mulai dari sensor sidik jari di samping, AI Face Unlock, dukungan dual SIM, Wi-Fi dual-band, Bluetooth 5.3, GPS lengkap, jack headphone 3,5mm, hingga radio FM. Redmi 12 menjalankan MIUI 14 berbasis Android 13.

    Redmi 12 dibanderol dengan harga sekitar Rp 1.999.000. 

  • Shortfall Pajak ‘Pasti’ Melebar, Kredibilitas APBN Purbaya di Tubir Jurang

    Shortfall Pajak ‘Pasti’ Melebar, Kredibilitas APBN Purbaya di Tubir Jurang

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pajak alias DJP Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang dilanda kegentingan karena kinerja penerimaan pajak jauh di bawah ekspektasi. Shortfall hampir dipastikan melebar. 

    Otoritas pajak harus berjibaku untuk mengejar penerimaan pajak sebesar Rp2.005 triliun supaya defisit anggaran APBN 2025 tidak menembus angka 3%. Kalau target itu meleset, APBN yang hampir 4 bulan terakhir dikelola oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terancam kredibilitasnya.

    Dalam catatan Bisnis, situasi yang terjadi saat ini mirip dengan tahun 2015 lalu, ketika transisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, realisasi defisit menembus angka 2,7% karena penerimaan pajak hanya Rp1.055 triliun atau 81,5% dari target APBN-P 2025 senilai Rp1.294,3 triliun.

    Namun demikian, alih-alih menjaga kesinambungan fiskal, Purbaya saat ini justru sibuk menempatkan duit negara ke bank Himbara. Lebih dari Rp200 triliun dana yang berasal dari saldo anggaran lebih atau SAL yang ditempatkan. 

    Persoalannya, penempatan duit negara itu belum mampu mengerek performa kredit perbankan. Setidaknya sampai Oktober 2025 lalu. Di sisi lain, meskipun bersifat deposito on call, penempatan dana SAL itu semakin mengikis bantalan fiskal pemerintah, terutama ketika kinerja penerimaan pajak babak belur seperti saat ini.

    Apalagi pada Juli 2025 lalu, tepatnya ketika Menteri Keuangan masih dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati, DPR sudah menyetujui penggunaan SAL senilai Rp85,6 triliun untuk menambal defisit APBN 2025. Lantas apabila APBN terus mendapat tekanan sampai akhir tahun nanti, apakah strategi ini akan diulang oleh Purbaya? 

    Shortfall Pajak Pasti Melebar

    Sekadar catatan bahwa, informasi yang diperoleh Bisnis para kepala kantor wilayah DJP hanya mampu berkomitmen merealisasikan penerimaan pajak sebesar Rp1.947,2 triliun atau 93,7% dari outlook APBN 2025. Terjadi pelebaran shortfall dibanding simulasi awal pemerintah yang menempatkan outlook penerimaan pajak 2025 di angka Rp2.076,9 triliun.

    Komitmen ini disampaikan dalam rapat pimpinan di Bogor, Jawa Barat, Oktober 2025. Padahal, batas aman supaya defisit APBN tidak tembus di angka 3% dari produk domestik bruto (PDB), otoritas pajak harus merealisasikan penerimaan sebesar Rp2.005 triliun.

    Artinya kalau mengacu kepada angka komitmen kanwil DJP dengan batas aman tersebut, masih terdapat selisih hingga Rp57,8 triliun. “Ini bukan sekadar tantangan, tetapi “kondisi darurat” yang menuntut kewaspadaan dari seluruh komandan di unit vertikal maupun KPDJP,” demikian bunyi maklumat Dirjen Pajak Bimo Wijayanto yang dikutip Bisnis, Senin (15/12/2025).

    Maklumat Dirjen Pajak itu kemudian ditindaklanjuti dengan menentukan sasaran-sasaran wajib pajak yang bisa ‘ditodong’ untuk menutup kekurangan penerimaan pajak. Sektor industri kelapa sawit, pertambangan batu bara, hingga pajak orang kaya menjadi sasaran utama pemerintah.

    Bimo sendiri tidak menjawab pertanyaan Bisnis saat dikonfirmasi tentang pencapaian target Rp2.005 triliun, termasuk rencananya mengoptimalkan penerimaan pajak dari sawit dan batu bara. Dia mengirimkan pertanyaan Bisnis kepada Direktur Pelayanan, Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat DJP Rosmauli.

    Rosmauli menuturkan bahwa angka target penerimaan dan seluruh langkah pengawasan wajib pajak dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah melalui mekanisme resmi APBN.

    “Secara prinsip, penguatan monitoring dan pengendalian risiko dilakukan secara rutin terhadap seluruh sektor untuk memastikan penerimaan negara dikelola secara akuntabel dan profesional,” ujar Rosmauli kepada Bisnis, Kamis (11/12/2025).

    Janji Purbaya

    Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pihaknya tetap akan mengoptimalkan setoran penerimaan negara sampai dengan akhir tahun, yang tersisa persis sekitar 20 hari lagi sebelum tutup buku.

    Dia mengklaim defisit APBN masih akan tetap aman. “Kami akan optimalkan, harusnya sampai akhir tahun yang jelas defisitnya masih aman, jadi enggak usah, kami akan usahakan aman,” ujarnya usai ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/12/2025). 

    Purbaya tidak memerinci lebih lanjut apa strateginya dalam mengincar setoran pajak ratusan triliun untuk menutupi kekurangan penerimaan. Dia hanya menyebut otoritas akan menggali seluruh potensi penerimaan yang ada. 

    “Semua potensi akan kami gali,” terang mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu. 

    Di sisi lain, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bimo Wijayanto menyatakan terbuka untuk saling bertukar data dengan instansi lain dalam upaya kolaborasi meningkatkan penerimaan negara.

    Bimo menyampaikan bahwa praktik pertukaran data antarkementerian dan lembaga sejatinya telah berjalan untuk berbagai kepentingan. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), kerja sama tersebut difokuskan untuk mendorong kepatuhan dan optimalisasi penerimaan pajak.

    Namun, Bimo mengakui bahwa DJP masih dibatasi oleh ketentuan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang mengatur kerahasiaan data wajib pajak (WP). Pembatasan tersebut, menurut dia, kerap menjadi sumber keluhan dari instansi lain yang membutuhkan data perpajakan untuk keperluan analisis dan pengawasan.

    “Dulu mungkin Ditjen Pajak [dikeluhkan] cuma minta-minta data doang, enggak mau ngasih data. Iya, pasal 34 enggak boleh ngasih karena rahasia. Sekarang gini terus terang saja, saya buka data untuk bapak ibu sesuai dengan aturan,” ujar Bimo.

    Tak Punya Banyak Opsi

    Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tidak memiliki banyak opsi untuk memastikan defisit APBN 2025 tidak semakin melebar hingga melampaui batas 3% terhadap PDB. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet, belanja pemerintah sudah ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya.

    Peningkatan terjadi akibat kebutuhan untuk mengakomodasi sejumlah penambahan belanja di semester II/2025.   Yusuf memandang sampai akhir tahun nanti kecil kemungkinan belanja akan membengkak karena sudah diakomodasi dari peningkatan belanja yang ditargetkan pemerintah.

    Sampai dengan akhir Oktober 2025 saja, realisasi belanja pemerintah pusat baru Rp1.879,6 triliun atau 70,6% dari outlook, sedangkan transfer ke daerah (TKD) Rp713,4 triliun atau 82,6% terhadap outlook.  

    Oleh karena itu, Yusuf memandang bahwa kunci untuk memastikan defisit APBN tidak semakin melebar ada pada penerimaan pajak. Menurutnya, apabila dibandingkan antara realisasi pajak Oktober dan bulan-bulan sebelumnya, ada sedikit perbaikan meski tidak signifikan.  

    “Peluang baiknya penerimaan pajak ada meskipun sangat kecil. Yang penting untuk dilakukan pemerintah terutama di sisa bulan semester kedua ini adalah memastikan bahwa pelaporan pajak oleh wajib pajak itu dilakukan secara tepat atau benar, sehingga proses intensifikasi pajak merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dalam upaya agar defisit APBN rasionya tidak melebihi batas 3% terhadap PDB,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (14/12/2025).

     Adapun opsi lain yang bisa diambil pemerintah selain mengamankan penerimaan pajak adalah penundaan belanja. Peneliti lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyebut pemerintah bisa menunda sementara sejumlah belanja yang bisa dilakukan.  

    Akan tetapi, opsi itu dinilai tidak tanpa konsekuensi. Penundaan belanja ini berpeluang menekan kontribusi belanja pemerintah terhadap PDB, yang mana pertumbuhannya ditargetkan bisa mencapai di atas 5%. Sebagaimana diketahui, belanja pemerintah sempat terkontraksi hingga 0,33% (yoy) pada kuartal II/2025. Kebijakan efisiensi tidak lepas dari faktor penyebab hal tersebut.  

    Pada kuartal III/2025, ketika ekonomi tumbuh 5,04% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yakni 5,12%, belanja pemerintah akhirnya berbalik tumbuh positif yakni 5,49% (yoy).  “Secara natural [penundaan belanja] seharusnya tidak dilakukan pemerintah terutama dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di akhir tahun,” terang Yusuf.  

  • Dinamika Penguatan Dolar AS Bakal Bayangi Penerbitan SBN

    Dinamika Penguatan Dolar AS Bakal Bayangi Penerbitan SBN

    Jakarta, Beritasatu.com – Surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN) menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk meraup dana guna menambal anggaran.

    SBN Indonesia masih memiliki potensi positif seiring kondisi ekonomi nasional yang relatif terjaga. Namun, ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendi Manilet mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang masih membayangi pasar SBN, terutama dari sisi arus modal asing.

    Sepanjang tahun ini, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 4,5 triliun, yang turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta memengaruhi persepsi risiko investor.

    Menurutnya, ketegangan geopolitik maupun volatilitas pasar keuangan internasional berpotensi mendorong yield kembali naik.

    “Oleh karena itu, investor akan terus mencermati dinamika nilai tukar, kebijakan fiskal pemerintah, serta arah inflasi, mengingat faktor-faktor tersebut berpengaruh langsung terhadap potensi capital gain maupun capital loss pada portofolio obligasi,” kata dia kepada Beritasatu.com.

    Terkait lelang SUN yang melibatkan tujuh seri, Yusuf menilai seri dengan tenor menengah hingga panjang, khususnya sekitar 10 tahun atau lebih, masih berpeluang menjadi incaran utama investor.

    “Seri-seri fixed rate (FR) yang likuid dan menawarkan yield menarik diperkirakan tetap diminati, terutama oleh investor institusional domestik maupun asing, sebagaimana tercermin dalam pelaksanaan lelang-lelang sebelumnya,” jelasnya.

  • Investor Cenderung Berhati-hati, Lelang SBN Bakal Moderat

    Investor Cenderung Berhati-hati, Lelang SBN Bakal Moderat

    Jakarta, Beritasatu.com – Prospek lelang surat berharga negara (SBN) menjelang akhir 2025 dinilai masih cukup positif, meski tingkat penyerapannya diperkirakan berada pada level moderat.

    Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendi Manilet menilai minat investor terhadap obligasi pemerintah tetap terjaga di tengah perbaikan sentimen global. Target indikatif lelang sebesar Rp 15 triliun dengan batas maksimal hingga 150% dinilai memberikan ruang yang cukup besar bagi pemerintah.

    Kendati demikian, respons pasar diperkirakan tetap selektif seiring investor yang masih mencermati berbagai risiko eksternal maupun domestik. “Investor cenderung berhati-hati, meskipun minat terhadap obligasi pemerintah secara umum masih terjaga,” ujar Yusuf kepada Beritasatu.com.

    Yusuf memandang prospek SBN menjelang akhir 2025 didukung oleh membaiknya sentimen global. Arah kebijakan moneter di negara-negara maju yang semakin longgar, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve, menjadi faktor pendorong utama minat terhadap aset pendapatan tetap.

    Menurutnya, fundamental makroekonomi Indonesia relatif solid. Defisit fiskal masih berada dalam batas terkendali, inflasi stabil, dan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan dinilai tetap kuat. Kondisi tersebut tercermin pada pergerakan imbal hasil surat utang negara (SUN), khususnya tenor 10 tahun.

    Ia memperkirakan yield SUN tenor 10 tahun berpotensi bergerak di kisaran 6,1% hingga 6,2% pada akhir 2025, turun tipis dari level saat ini sekitar 6,19%.

    Tren penurunan yield tersebut sejalan dengan ekspektasi pelonggaran suku bunga global serta kepercayaan pasar terhadap arah kebijakan fiskal domestik.

  • Yamaha Nmax Tech Max Meluncur di Thailand, Harga Nyaris Rp 60 Juta

    Yamaha Nmax Tech Max Meluncur di Thailand, Harga Nyaris Rp 60 Juta

    Jakarta

    Yamaha resmi meluncurkan Nmax Tech Max terbaru di Thailand. Skutik bongsor bermesin 155 cc ini hadir dengan pembaruan menyeluruh, mulai dari desain lebih sporty dan agresif, hingga sentuhan detail premium. Di Thailand, motor ini dijual dengan banderol nyaris menyentuh angka Rp 60 juta.

    Secara umum, Yamaha Nmax Tech Max mempunyai desain serta tampilan yang identik dengan Yamaha Nmax generasi terbaru yang dijual di Indonesia. Pilihan warna Yamaha Nmax Tech Max Thailand adalah Silver Chrome dan Prestige Gray.

    Masuk ke area kokpit, Nmax Tech Max mengusung Dual Digital Meters yang menjadi ciri khas varian tertinggi. Panel instrumennya terdiri dari layar TFT warna 4,2 inci, dipadu layar LCD digital 3,2 inci. Beragam informasi ditampilkan lengkap, mulai mode berkendara, rpm, status YECVT, notifikasi panggilan dan pesan, pemutar musik, dan informasi cuaca real-time. Seluruh pengoperasian dilakukan melalui sakelar di setang kiri.

    Salah satu fitur unggulan yang ditawarkan adalah Sistem Navigasi Garmin. Navigasi ini ditampilkan langsung via layar TFT, menyajikan panduan rute yang jelas dan data lalu lintas real-time, sehingga menunjang mobilitas di perkotaan maupun perjalanan jarak jauh.

    Untuk dapur pacu, Yamaha menyematkan mesin Blue Core 155 cc, 4 katup dengan teknologi VVA dan pendingin cairan. Mesin ini dikenal memiliki respons halus sejak putaran bawah hingga atas, sekaligus tetap efisien dalam konsumsi bahan bakar.

    Varian Tech Max juga dibekali transmisi YECVT yang dikontrol ECU dan menawarkan dua mode berkendara. Mode T difokuskan pada kehalusan dan efisiensi, sementara Mode S menyuguhkan akselerasi lebih agresif. Fitur Shift Down Function dan Engine Brake turut hadir untuk kontrol berkendara yang lebih presisi.

    Dari sisi keselamatan dan kepraktisan, Nmax Tech Max dilengkapi ABS, Traction Control, Smart Key, port USB Type-C, kompartemen depan, serta bagasi 25 liter yang mampu menyimpan helm full face.

    Di Thailand, Yamaha Nmax Tech Max 2026 ditawarkan dengan harga 113.500 baht atau setara Rp 59,8 juta. Sebagai perbandingan, Yamaha Nmax Tech Max Indonesia punya harga jauh lebih murah, Rp 44 jutaan.

    (lua/riar)

  • Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal merombak besar-besaran struktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ribuan BUMN beserta anak-cucunya akan dipangkas, sekaligus diikuti perampingan jajaran direksi dan komisaris.

    Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengungkapkan, langkah ini diambil setelah evaluasi menunjukkan lebih dari separuh BUMN berada dalam kondisi merugi. Sekitar 52% entitas tercatat memiliki kinerja keuangan negatif.

    Menurut Bhimo, keberlanjutan bisnis tidak bisa dilepaskan dari profitabilitas. Karena itu, perbaikan tata kelola dan efisiensi struktur menjadi kunci agar BUMN mampu berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8%.

    “Dari 1.067 kita mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK),” kata Bhimo dalam Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025) kemarin.

    Pemangkasan ini dilakukan dengan menyinergikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor serupa dan selama ini justru saling bersaing. Sebagian entitas akan dilebur, direstrukturisasi, atau dialihkan fokus bisnisnya agar menciptakan nilai tambah yang lebih besar.

    Bhimo juga menyoroti struktur BUMN yang dinilai terlalu gemuk hingga ke level anak dan cucu usaha. Ia pun mencontohkan PT Pertamina (Persero) yang memiliki sekitar 250 entitas anak-cucu hingga tujuh lapis.

    “Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai 7 layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan. Tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kita sedang lakukan,” ujarnya.

    Restrukturisasi tak hanya menyasar jumlah perusahaan, tetapi juga jajaran direksi dan komisaris. Danantara menilai perampingan manajemen penting untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas pengambilan keputusan.

    “Kalau itu bisa kita buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse. Karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kita sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama,” kata dia.

    Meski efisiensi akan dilakukan secara besar-besaran, Bhimo menekankan bahwa langkah ini tidak boleh menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK bisa dicegah salah satunya dengan melakukan realokasi sumber daya.

    “Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela), harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu,” ujar Bhimo.

    Danantara menargetkan proses restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat, di tahun 2026 mendatang, dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Selaras dengan target besar tersebut, seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat, dengan pengawasan proyek yang diperketat.

    “Financial dan business restructuring plus merger konsolidasi, itu kita bisa shorten harusnya dalam satu setengah tahun ini ya, 2025 dan 2026 nanti. Kemudian ketika di level strategic sudah, kita masuk di level bisnis, kita akan redesign bisnis model, termasuk di dalamnya bisnis prosesnya akan seperti apa yang lebih efisien. Sehingga, ujungnya kita bisa unlock untuk menciptakan value creation yang lebih besar,” jelasnya.

    (shc/ara)

  • Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal merombak besar-besaran struktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ribuan BUMN beserta anak-cucunya akan dipangkas, sekaligus diikuti perampingan jajaran direksi dan komisaris.

    Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengungkapkan, langkah ini diambil setelah evaluasi menunjukkan lebih dari separuh BUMN berada dalam kondisi merugi. Sekitar 52% entitas tercatat memiliki kinerja keuangan negatif.

    Menurut Bhimo, keberlanjutan bisnis tidak bisa dilepaskan dari profitabilitas. Karena itu, perbaikan tata kelola dan efisiensi struktur menjadi kunci agar BUMN mampu berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8%.

    “Dari 1.067 kita mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK),” kata Bhimo dalam Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025) kemarin.

    Pemangkasan ini dilakukan dengan menyinergikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor serupa dan selama ini justru saling bersaing. Sebagian entitas akan dilebur, direstrukturisasi, atau dialihkan fokus bisnisnya agar menciptakan nilai tambah yang lebih besar.

    Bhimo juga menyoroti struktur BUMN yang dinilai terlalu gemuk hingga ke level anak dan cucu usaha. Ia pun mencontohkan PT Pertamina (Persero) yang memiliki sekitar 250 entitas anak-cucu hingga tujuh lapis.

    “Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai 7 layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan. Tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kita sedang lakukan,” ujarnya.

    Restrukturisasi tak hanya menyasar jumlah perusahaan, tetapi juga jajaran direksi dan komisaris. Danantara menilai perampingan manajemen penting untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas pengambilan keputusan.

    “Kalau itu bisa kita buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse. Karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kita sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama,” kata dia.

    Meski efisiensi akan dilakukan secara besar-besaran, Bhimo menekankan bahwa langkah ini tidak boleh menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK bisa dicegah salah satunya dengan melakukan realokasi sumber daya.

    “Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela), harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu,” ujar Bhimo.

    Danantara menargetkan proses restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat, di tahun 2026 mendatang, dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Selaras dengan target besar tersebut, seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat, dengan pengawasan proyek yang diperketat.

    “Financial dan business restructuring plus merger konsolidasi, itu kita bisa shorten harusnya dalam satu setengah tahun ini ya, 2025 dan 2026 nanti. Kemudian ketika di level strategic sudah, kita masuk di level bisnis, kita akan redesign bisnis model, termasuk di dalamnya bisnis prosesnya akan seperti apa yang lebih efisien. Sehingga, ujungnya kita bisa unlock untuk menciptakan value creation yang lebih besar,” jelasnya.

    (shc/ara)

  • Danantara Buka-bukaan Rencana Pangkas Anak-Cucu BUMN

    Danantara Buka-bukaan Rencana Pangkas Anak-Cucu BUMN

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) punya rencana besar untuk memangkas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak hingga cucu. Jumlahnya saat ini mencapai 1.067 perusahaan akan dikurangi menjadi sekitar 250 perusahaan.

    Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengatakan, dari keseluruhan BUMN beserta anak-cucunya, sekitar 52% dalam kondisi rugi. Hal tersebut membuktikan bahwa selama ini tidak semua perusahaan beroperasi dengan baik dan berkelanjutan.

    “Dari 1.067 BUMN itu 52% persisnya itu negative value creation, jadi bottom line-nya negatif, net income-nya negatif. Artinya apa? Ada banyak hal yang menjadi PR bangsa ini, banyak hal yang harus kita selesaikan, karena sustainability itu kalau dalam perspektif bisnis itu adalah profitability,” kata Bhimo dalam acara Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific Jakarta, Autograph Collection, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025).

    Alasan Pangkas BUMN

    Perbaikan tata kelola dan optimalisasi peran BUMN sangat penting dalam rangka mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi di atas 8%. Selaras dengan hal tersebut, Danantara berencana memangkas jumlah BUMN.

    “Dari 1.067 kita mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK),” ujarnya.

    Bhimo mengatakan, rencana memangkas jumlah BUMN dilandasi dengan banyaknya perusahaan pelat merah yang bergerak di industri yang sama dan harus bersaing satu sama lain. Sebagian perusahaan akan disinergikan dengan harapan bisa menciptakan nilai tambah.

    Ia mencontohkan dengan holding BUMN di sektor minyak dan gas (migas), PT Pertamina (Persero), yang saat ini memiliki anak-cucu hingga ‘7 turunan’ mencapai sekitar 250 entitas. Menurutnya, saat ini kondisi tersebut sudah kurang relevan dan efisien.

    “Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai 7 layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan, tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kita sedang lakukan,” ujarnya.

    Restrukturisasi tidak hanya dilakukan dari sisi mengurangi jajaran direksi dan komisaris, tetapi juga bisnis dan manajemen untuk mengoptimalkan kinerja agar lebih kompetitif.

    “Kalau itu bisa kita buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse, karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kita sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama,” kata dia.

    Tidak Ada PHK

    Meski efisiensi akan dilakukan secara besar-besaran, Bhimo menekankan bahwa langkah ini tidak boleh menyebabkan PHK. PHK bisa dicegah salah satunya dengan melakukan realokasi sumber daya.

    “Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela, harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi, tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu,” ujar Bhimo.

    Danantara menargetkan restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat, yaitu pada 2026 dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Selaras dengan target besar tersebut, seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat, dengan pengawasan proyek yang diperketat.

    “Financial dan business restructuring plus merger konsolidasi, itu kita bisa shorten harusnya dalam satu setengah tahun ini ya, 2025 dan 2026 nanti. Kemudian ketika di level strategic sudah, kita masuk di level bisnis, kita akan redesign bisnis model, termasuk di dalamnya bisnis prosesnya akan seperti apa yang lebih efisien, sehingga ujungnya kita bisa unlock untuk menciptakan value creation yang lebih besar,” jelasnya.

    (shc/ara)

  • Rekomendasi HP Flagship Harga Rp9 Juta-an, Ada Xiaomi 15 T Pro

    Rekomendasi HP Flagship Harga Rp9 Juta-an, Ada Xiaomi 15 T Pro

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan harga di pasar smartphone Indonesia menjadi peran penting untuk mengklasifikasi sasaran pembeli. Segmen HP dengan range harga Rp9 juta hingga 10 juta-an menjadi segmen yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

    Di rentang harga ini, biasanya konsumen akan memilih HP yang menunjang produktivitas dan kreasi konten yang mumpuni. Fitur seperti foto dan video yang jernih, cipset dengan performa kelas atas, hingga jaminan update software panjang akan menjadi variabel yang menentukan keputusan pembelian.

    Untuk membantu menentukan HP mana yang layak untuk dipakai sehari-hari, berikut adalah rekomendasi harga smartphone di rentang harga Rp 9-10 jutaan dikurasi dari beberapa sumber.

    HP dari Apple ini masih menawarkan performa yang tinggi berkat dukungan chipset A15 Bionicnya dengan GPU 5-core.

    Selain itu, jaminan pembaruan sistem operasi iOS dalam jangka panjang menjadikan iPhone 14 sebuah smartphone yang layak dipertimbangkan jika ingin membeli HP baru. Mengutip dari iBox Jumat (12/12/2025), HP ini mendapatkan diskon sebanyak 22% dan dibanderol dengan harga Rp 9.749.000.

    Samsung Galaxy S25 FE

    HP ini tampil dengan desain yang jauh lebih ramping dibandingkan pendahulunya. Memiliki ketebalan yang hanya 7,4 mm, HP ini juga membingkai layar Dynamic AMOLED 2X seluas 6,7 inci. Galaxy S25 FE juga ditenagai dengan cipset anyar, Exynos 2400.

    Mengutip dari laman resmi Samsung, untuk kapasitas 256GB, HP ini dibanderol Rp 9.999.000. Sementara untuk 512GB, berkisar Rp 10.999.000

    Xiaomi 15T Pro

    Xiaomi mengguncang pasar kelas atas domestik melalui peluncuran Xiaomi 15T Pro. Ditenagai dengan cipset MediaTek Dimensity 9400+, pengalaman pengguna juga kian disempurnakan dengan kehadiran layar CrystalRes AMOLED berkecepatan refresh rate 144Hz serta teknologi pengisian daya cepat 120W HyperCharge.

    HP ini juga diperkaya dengan sistem operasi Android 15 dengan Xiaomi HyperOS 2.0. Mengutip dari laman resmi Xiaomi, HP ini dibanderol Rp Rp 9.999.000

    Oppo Reno14 Pro

    HP keluaran OPPO ini menitikberatkan pada keindahan desain dengan “3D Curved” serta bodi yang ultra ramping miliknya. Keunggulan utama lainnya dari HP ini ada di sektor kamera. OPPO menyematkan fitur “The Portrait Expert”, yaitu sistem kamera generasi terbaru yang terintegrasi penuh dengan (AI). Harga HP ini berkisar Rp 10.999.000. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • 5 Rekomendasi Smartwatch untuk Fun Run di Akhir Pekan

    5 Rekomendasi Smartwatch untuk Fun Run di Akhir Pekan

    Bisnis.com, JAKARTA — Tren gaya hidup sehat melalui olahraga lari santai atau fun run yang kian menjamur di kalangan masyarakat perkotaan turut mendongkrak permintaan terhadap perangkat wearable pendukung, khususnya jam tangan pintar atau smartwatch.

    Menariknya, laporan Year in Search Google 2025 menunjukkan bahwa lari menjadi salah satu olahraga yang paling banyak dicari oleh masyarakat Indonesia, bersama dengan olahraga Padel.

    Bahkan lebih spesifik lagi, pencarian terkait “cara menghitung pace lari” menduduki posisi teratas. Di sinilah jam tangan pintar hadir sebagai solusi praktis.

    Smartwatch kini dipandang sebagai instrumen krusial bagi pelari untuk memantau metrik performa, mulai dari akurasi detak jantung, pace, hingga sistem navigasi GPS yang presisi.

    Kendati demikian, membanjirnya opsi di pasar seringkali membuat konsumen dihadapkan pada dilema dalam memilih perangkat yang paling mumpuni namun tetap efisien dari sisi biaya.

    Untuk merekomendasikan pilihan yang tepat, berikut adalah kurasi 5 smartwatch terbaik dari beberapa sumber untuk aktivitas lari yang menawarkan kombinasi fitur canggih dan performa andal di berbagai segmen harga.

    Huawei Watch Fit 4

    Dirilis pada Mei 2025, Huawei Watch Fit 4 mengusung desain “Fashion Active” ultra-tipis 9,5 mm dengan layar AMOLED 1,82 inci berdaya terang 2.000 nits. Perangkat ini dirancang ergonomis untuk pengguna yang memprioritaskan estetika modern tanpa mengorbankan visibilitas data esensial saat beraktivitas di luar ruang.

    Dari sisi teknis, jam tangan pintar ini menawarkan akurasi pelacakan rute melalui teknologi Sunflower Positioning System serta fitur pemantauan kesehatan canggih, termasuk analisis aritmia jantung. 

    Didukung daya tahan baterai hingga 10 hari dan kompatibilitas lintas platform, Huawei Watch Fit 4 dibanderol dengan harga Rp1.999.000, menjadikannya opsi menawan bagi pelari yang membutuhkan durabilitas tinggi dalam satu paket ringkas.

    Garmin Fenix 7 Pro

    Di segmen premium, Garmin Fenix 7 Pro mengukuhkan posisinya sebagai perangkat multisport tangguh. Perangkat ini hadir dalam tiga pilihan ukuran casing 42mm, 47mm, dan 51mm dengan layar transflective MIP LCD berukuran 1,2 hingga 1,4 inci.

    Semua varian dilengkapi senter LED terintegrasi, sementara ketahanan fisiknya diperkuat oleh sertifikasi tahan air hingga 10 ATM (100 meter). Kombinasi fitur ini menjadikannya perangkat navigasi yang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi ekstrem, mulai dari lari lintas alam hingga aktivitas air. Garmin Fenix 7 Pro dipasarkan mulai dari Rp16 jutaan.

    Apple Watch Series 9

    Apple WatchApple Watch Series 9 menjadi pilihan ideal bagi para pecinta lari yang menginginkan keseimbangan antara performa dan gaya. Ditenagai cip S9 SiP dual-core 64-bit dengan Neural Engine 4-core, jam tangan ini hadir dalam dua ukuran 41mm dan 45mm dengan material aluminium atau baja tahan karat.

    Layar Retina LTPO OLED-nya mampu mencapai kecerahan 2.000 nits untuk keterbacaan optimal di bawah sinar matahari, lengkap dengan fitur gestur “Double Tap” yang memudahkan kontrol tanpa menyentuh layar saat berlari.

    Dari sisi kesehatan, Series 9 dilengkapi sensor jantung optik generasi ketiga, sensor suhu, dan akselerometer high-g dengan fitur deteksi tabrakan. Ketahanannya diperkuat sertifikasi tahan air 50 meter dan tahan debu IP6X. Satu catatan penting: daya tahan baterai standar sekitar 18 jam (atau 36 jam dalam Mode Daya Rendah) mengharuskan pengguna rutin mengisi daya, meski pengisian cepat mampu mencapai 80% dalam 45 menit. Apple Watch Series 9 dibanderol mulai dari Rp4.099.000.

    Samsung Galaxy Watch 7

    Samsung Galaxy Watch 7 menghadirkan peningkatan performa signifikan melalui prosesor 3nm Exynos W1000 yang menjanjikan efisiensi daya lebih baik dan kecepatan CPU tiga kali lipat dari pendahulunya. BioActive Sensor generasi terbaru pada sektor kesehatan dipadukan dengan Galaxy AI yang menghadirkan fitur Energy Score untuk menganalisis pola tidur, aktivitas harian, dan detak jantung guna memberikan skor kesiapan fisik harian secara personal.

    Untuk para pelari, Galaxy Watch 7 menawarkan akurasi pelacakan rute superior melalui GPS frekuensi ganda (L1 dan L5), sangat berguna untuk berlari di area perkotaan dengan banyak gedung tinggi. Fitur Advanced Glycation End Products (AGEs) Index turut melengkapi data kesehatan standar seperti VO2 Max dan zona detak jantung sebagai indikator kesehatan metabolik jangka panjang. Samsung Galaxy Watch 7 tersedia mulai dari Rp3 jutaan.

    Xiaomi Mi Watch Lite

    Di segmen entry-level, Xiaomi Mi Watch Lite hadir sebagai opsi paling terjangkau bagi pelari pemula yang memiliki anggaran terbatas.

    Mengusung layar sentuh TFT berwarna berukuran 1,4 inci dengan resolusi 320 x 320 piksel, perangkat ini hadir dalam desain kotak minimalis dengan bobot hanya 35 gram.

    Meski dibanderol dengan harga Rp849.000, Xiaomi tetap menjaga standar durabilitas melalui sertifikasi tahan air 5 ATM. Hal ini memastikan perangkat aman digunakan saat berkeringat atau beraktivitas di air hingga kedalaman 50 meter. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)