NGO: Bamus Betawi

  • ​Foke Dukung Pramono Perkuat Betawi Sebagai Identitas Jakarta

    ​Foke Dukung Pramono Perkuat Betawi Sebagai Identitas Jakarta

    Jakarta: Gubernur DKI Pramono Anung memastikan akan terus memperkuat budaya Betawi di Jakarta. Dirinya bakal memperbanyak ornamen Betawi, baik pada fasilitas publik maupun kegiatan untuk mempertegas budaya Betawi sebagai ciri khas Jakarta.

    “Saya akan mempertegas ciri khas Jakarta. Semua acara pemerintahan maupun yang melibatkan masyarakat luas, harus nuansa Betawi. Saya ingin memajukan budaya Betawi dengan memperbanyak simbol yang ditampilkan,” tegas Pramono saat menghadiri acara penyerahan hasil kongres istimewa Kaum Betawi 2025 Senin, 15 Desember 2025.

    Pramono juga menghormati hasil kongres istimewa Kaum Betawi 2025 yang diikrarkan Majelis Kaum Betawi (MKB), di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo sebagai Ketua Dewan Adat MKB dan Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah MKB.

    “MKB ini merupakan satu-satunya lembaga resmi Betawi yang mewadahi 171 ormas Betawi. Dengan hadirnya MKB pada tahun 2022, sejumlah ormas Betawi yang sebelumnya sempat tidak akur, kini bisa rukun,” kata Ketua Dewan Adat yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

    Ketua Wali Amanah yang juga Mantan Sekda DKI Marullah Matali menyebut kerukunan lintas ormas Betawi kini semakin membaik.

    “Contohnya Haji Oding selaku Ketua Suku Betawi 1982 dan Bang Riano Achmad sebagai Ketua Bamus Betawi bisa duduk berdampingan di baris depan, keduanya tampak akrab,” ujar Marullah.

    Haji Oding yang juga ketua panitia mengungkap delapan poin hasil kongres istimewa MKB, di antaranya, diputuskannya MKB sebagai lembaga adat dan disahkannya MKB oleh Menteri Hukum RI, serta menetapkan Fauzi Bowo sebagai ketua Dewan Adat MKB.

    Jakarta: Gubernur DKI Pramono Anung memastikan akan terus memperkuat budaya Betawi di Jakarta. Dirinya bakal memperbanyak ornamen Betawi, baik pada fasilitas publik maupun kegiatan untuk mempertegas budaya Betawi sebagai ciri khas Jakarta.
     
    “Saya akan mempertegas ciri khas Jakarta. Semua acara pemerintahan maupun yang melibatkan masyarakat luas, harus nuansa Betawi. Saya ingin memajukan budaya Betawi dengan memperbanyak simbol yang ditampilkan,” tegas Pramono saat menghadiri acara penyerahan hasil kongres istimewa Kaum Betawi 2025 Senin, 15 Desember 2025.
     
    Pramono juga menghormati hasil kongres istimewa Kaum Betawi 2025 yang diikrarkan Majelis Kaum Betawi (MKB), di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo sebagai Ketua Dewan Adat MKB dan Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah MKB.

    “MKB ini merupakan satu-satunya lembaga resmi Betawi yang mewadahi 171 ormas Betawi. Dengan hadirnya MKB pada tahun 2022, sejumlah ormas Betawi yang sebelumnya sempat tidak akur, kini bisa rukun,” kata Ketua Dewan Adat yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
     
    Ketua Wali Amanah yang juga Mantan Sekda DKI Marullah Matali menyebut kerukunan lintas ormas Betawi kini semakin membaik.
     
    “Contohnya Haji Oding selaku Ketua Suku Betawi 1982 dan Bang Riano Achmad sebagai Ketua Bamus Betawi bisa duduk berdampingan di baris depan, keduanya tampak akrab,” ujar Marullah.
     
    Haji Oding yang juga ketua panitia mengungkap delapan poin hasil kongres istimewa MKB, di antaranya, diputuskannya MKB sebagai lembaga adat dan disahkannya MKB oleh Menteri Hukum RI, serta menetapkan Fauzi Bowo sebagai ketua Dewan Adat MKB.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)

  • Majelis Kaum Betawi gelar prakongres tampung aspirasi ormas

    Majelis Kaum Betawi gelar prakongres tampung aspirasi ormas

    Jakarta (ANTARA) – Majelis Kaum Betawi menggelar prakongres untuk menampung aspirasi sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Betawi di Jakarta, Kamis.

    Ketua Steering Committee (SC) Kongres Kaum Betawi, Riano Ahmad di Jakarta, Kamis, mengatakan, prakongres itu digelar sebagai persiapan kongres istimewa yang bakal digelar pada Sabtu (18/10) sebagai momentum persatuan dan perumusan arah masa depan Suku Betawi di Jakarta.

    “Masukan dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) Betawi menjadi bekal strategis untuk agenda utama kongres. Ini akan jadi fondasi penting dalam pembahasan pada kongres nanti,” kata Riano di salah satu hotel di wilayah Kemanggisan, Jakarta Barat.

    Prakongres yang bertajuk “Bersama Untuk Persatuan dan Kemajuan Kaum Betawi” itu efektif untuk melihat kebersamaan dan persatuan Kaum Betawi.

    “Jadi harapan kita ingin bersatu, harapan kita ingin bersama-sama. Itu jangan cuma di atas kertas, tapi kita buktikan pada kesempatan hari ini,” ujar Riano.

    Ketua Organizing Committee (OC) Kongres Kaum Betawi, H. Zainuddin alias Haji Oding, menyebut prakongres ini sebagai forum penting untuk menyamakan langkah menyongsong era baru Jakarta.

    “Kaum Betawi menghadapi momentum yang jarang terjadi. Kita harus menyiapkan langkah strategis menghadapi perubahan, termasuk menyambut arahan Gubernur DKI Jakarta yang meminta kaum Betawi untuk bersatu dan berkontribusi dalam pembangunan budaya dan kota,” ujar Oding.

    Dalam Kongres Istimewa nanti akan dihadiri ratusan elemen ormas Betawi. “Katanya sudah 170 lebih yang daftar, kira-kira bisa seribuan ini pesertanya,” ujarnya.

    Dalam kongres istimewa itu ada sejumlah keputusan yang akan ditetapkan. Pertama, menetapkan kembali Fauzi Bowo sebagai Ketua Dewan Adat Majelis Kaum Betawi serta Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah.

    Selain itu, kaum Betawi menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dalam membangun kota sebagai kota global dan kota budaya.

    “Kita juga akan mempersiapkan konsepsi strategis, langkah-langkah tepat bagi kaum Betawi untuk menjawab tantangan zaman, khususnya tantangan Jakarta,” ujarnya.

    Oding menambahkan perlunya kontribusi konkret ormas Betawi terhadap ketertiban dan kenyamanan Jakarta.

    “Ini kewajiban kita sebagai putra asli Jakarta. Kita akan selalu siap menjaga keamanan dan kedamaian Jakarta. Kita ingin Jakarta jadi kota yang nyaman untuk semua suku yang tinggal di sini,” tegasnya.

    Sementara itu, Sekretaris OC Kongres Kaum Betawi Syarif Hidayatullah, menambahkan bahwa salah satu agenda utama kongres adalah peneguhan posisi kaum Betawi dalam revisi Perda dan pembentukan Majelis Kaum Betawi sebagai lembaga representatif sesuai amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024.

    “Sudah ada kesepakatan antara Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 untuk menyatu dalam Majelis Kaum Betawi. Ini menjadi satu lembaga adat resmi bagi masyarakat Betawi,” jelas Syarif.

    Revisi Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pelestarian Budaya Betawi diharapkan membawa keberpihakan yang lebih kuat kepada masyarakat Betawi, baik dalam aspek pelestarian budaya maupun kesejahteraan masyarakatnya.

    Syarif pun berharap besar kepada Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang dinilai memiliki perhatian besar terhadap masyarakat Betawi.

    “Kita percaya betul bahwa Pak Pramono akan memperjuangkan keberpihakan nyata bagi masyarakat Betawi, dan hal ini akan tercermin dalam revisi Perda nanti,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bamus Betawi tekankan pentingnya jaga identitas budaya

    Bamus Betawi tekankan pentingnya jaga identitas budaya

    Jakarta (ANTARA) – Badan Musyawarah (Bamus) Betawi menekankan pentingnya menjaga identitas budaya Betawi di tengah proses transformasi Jakarta menjadi kota global, sekaligus menjadi etalase budaya.

    “Bagaimana pun juga Jakarta tetap punya sesuatu yang kita perlu kembangkan, dilestarikan dan dimajukan budayanya,” kata Wakil Ketua Bamus Betawi Munir di Jakarta Timur, Kamis.

    Jakarta harus tetap jadi etalase budaya Betawi, meskipun ke depan Jakarta bukan lagi Ibu Kota Negara (IKN).

    Munir menyoroti arah pembangunan Jakarta yang berkelanjutan, namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya lokal.

    Selain itu, Munir menilai pemindahan IKN ke Kalimantan Timur (Kaltim) bisa menjadi peluang bagi pelaku kebudayaan Betawi untuk berkembang. Apalagi Jakarta akan naik level bertransformasi menjadi kota global.

    Karena itu, transformasi Jakarta menuju kota global bisa menjadi peluang bagi pelaku kesenian budaya Betawi. Begitupun dengan peran budaya Betawi sebagai identitas asli kota Jakarta.

    “Pelaku ekonomi budaya Betawi, seperti para perajin, seniman dan pelaku usaha kuliner khas Betawi, ini peluang ke depan. Kita bisa bekerjasama dengan sebagai pihak untuk mempromosikan budaya ataupun dalam aspek komersial ke level global,” katanya.

    Jika promosi kebudayaan Betawi dikemas secara tepat maka akan dapat menarik wisatawan yang ingin mengunjungi Jakarta. Mereka bisa menikmati kekayaan budaya lokal di Jakarta.

    Munir menyebutkan, pelaku ekonomi budaya Betawi harus memanfaatkan peluang untuk berkreasi dan berkembang dari sisi komersial, baik dalam aspek kuliner, seni pertunjukan, produk kerajinan maupun kegiatan (event( budaya.

    “Ini akan sangat membantu melestarikan serta mempromosikan kebudayaan Betawi. Sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Betawi di Jakarta,” katanya.

    Sebelumnya, Bamus Betawi mengajak warga Jakarta untuk bersiap menghadapi era baru setelah Jakarta tidak lagi berstatus sebagai IKN dan tampil sebagai kota global dan berbudaya.

    “Kami mengajak warga Jakarta untuk bersiap memasuki era baru pasca Jakarta yang tidak lagi menjadi Ibu Kota. Masyarakat Betawi harus lebih siap dalam menghadapi Jakarta sebagai kota global,” kata Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Riano P. Ahmad di Jakarta, Rabu (24/9).

    Menurut Riano, transformasi ini menuntut kesiapan semua pihak agar Jakarta mampu tampil sebagai kota global dan berbudaya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bamus Betawi Minta Warga Siap Hadapi Transformasi Jakarta Jadi Kota Global
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Bamus Betawi Minta Warga Siap Hadapi Transformasi Jakarta Jadi Kota Global Megapolitan 24 September 2025

    Bamus Betawi Minta Warga Siap Hadapi Transformasi Jakarta Jadi Kota Global
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Musyawarah (Bamus) Betawi mengajak warga Jakarta untuk bersiap menghadapi perubahan setelah Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Ibu Kota Negara.
    Ketua Umum Bamus Betawi, Riano P. Ahmad, menegaskan bahwa masyarakat Betawi harus siap menyongsong era baru saat Jakarta bertransformasi menjadi kota global dan berbudaya.
    “Kami mengajak warga Jakarta untuk bersiap memasuki era baru pasca Jakarta yang tidak lagi menjadi Ibu Kota. Masyarakat Betawi harus lebih siap dalam menghadapi Jakarta sebagai kota global,” ujar Riano dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/9/2025).
    Riano mengatakan, perubahan status kota Jakarta yang tidak lagi sebagai Ibu Kota akan berdampak kepada perubahan regulasi, salah satunya revisi Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.
    “Untuk itu, diharapkan dari kajian diskusi hari ini, bisa menjadi wadah menampung masukan untuk ke depan. Tentu kami butuh partisifasi aktif dari seluruh komponen masyarakat Betawi,” ujar Riano.
    Tokoh Betawi, Beky Mardani, menilai kebudayaan Betawi masih menghadapi tantangan, khususnya dalam mengangkat ekonomi masyarakat.
    “Pembangunan kebudayaan sejauh ini belum cukup mengangkat ekonomi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari indeks kebudayaan yang menurun, khususnya di bidang ekspresi kebudayaan dan ekonomi kebudayaan,” kata Beky.
    Sementara itu, perwakilan Bappeda Pemprov DKI Ahmad Ansory Wahdy menegaskan, meski Jakarta masih berstatus Ibu Kota, pemerintah provinsi sudah menyiapkan langkah menuju kota global dan berbudaya.
    “Pak Gubernur DKI (pramono Anung) sangat
    concern
    menjadikan Jakarta sebagai kota global sekaligus kota yang berbudaya,” kata Ansory.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bamus Betawi Dorong Revisi Perda Kebudayaan Jika Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

    Bamus Betawi Dorong Revisi Perda Kebudayaan Jika Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

    Jakarta

    Badan Musyawarah (Bamus) Betawi menilai Jakarta perlu menyiapkan regulasi baru untuk menghadapi perubahan status dari Ibu Kota Negara menjadi kota global dan berbudaya. Salah satunya dengan merevisi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

    Ketua Umum Bamus Betawi, Riano P Ahmad, mengatakan transformasi Jakarta pasca pemindahan Ibu Kota menuntut kesiapan seluruh pihak, termasuk melakukan revisi atas beberapa regulasi.

    “Bahwa perubahan status kota Jakarta yang tidak lagi sebagai Ibu Kota akan berdampak kepada perubahan regulasi. Seperti direvisinya Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi,” kata Riano dalam Dialog Interaktif Jakarta Pasca Pemindahan Ibu Kota, Rabu (24/9/2025).

    Ia juga mengajak warga Jakarta bersiap menghadapi perubahan Jakarta ketika nantinya bukan lagi ibu kota.

    “Kami mengajak warga Jakarta untuk bersiap memasuki era baru pasca Jakarta yang tidak lagi menjadi Ibu Kota. Masyarakat Betawi harus lebih siap dalam menghadapi Jakarta sebagai kota global,”

    Sementara itu, tokoh Betawi Beky Mardani menilai pembangunan kebudayaan di Jakarta belum cukup mengangkat ekonomi masyarakat Betawi.

    “Pembangunan kebudayaan sejauh ini belum cukup mengangkat ekonomi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari indeks kebudayaan yang menurun, khususnya di bidang ekspresi kebudayaan dan ekonomi kebudayaan,” kata Beky.

    (bel/maa)

  • Bamus Betawi ajak warga hadapi transformasi Jakarta jadi kota global

    Bamus Betawi ajak warga hadapi transformasi Jakarta jadi kota global

    Jakarta (ANTARA) – Badan Musyawarah (Bamus) Betawi mengajak warga Jakarta untuk bersiap menghadapi era baru setelah Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Ibu Kota Negara, dan tampil sebagai kota global dan berbudaya.

    “Kami mengajak warga Jakarta untuk bersiap memasuki era baru setelah Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota. Masyarakat Betawi harus lebih siap dalam menghadapi Jakarta sebagai kota global,” kata Ketua Umum Bamus Betawi Riano P Ahmad di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, transformasi itu menuntut kesiapan dari seluruh pihak agar Jakarta mampu tampil sebagai kota global dan berbudaya.

    Hal tersebut disampaikan Riano dalam dialog interaktif Jakarta pascapemindahan ibu kota bertema “Transformasi Jakarta dari Ibu Kota Negara Menuju Kota Global dan Berbudaya yang Berkelanjutan”.

    Dia mengatakan perubahan status kota Jakarta yang tidak lagi sebagai ibu kota akan berdampak terhadap perubahan regulasi, di antaranya revisi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

    “Untuk itu, diharapkan dari kajian diskusi hari ini, bisa menjadi wadah menampung masukan untuk ke depan. Tentu kami butuh partisifasi aktif dari seluruh komponen masyarakat Betawi,” ujar Riano.

    Salah satu tokoh Betawi, Beky Mardani menilai majunya kebudayaan Betawi di Jakarta juga akan memiliki peluang sekaligus tantangan, terutama terkait pentingnya menjaga solidaritas internal masyarakat Betawi.

    “Pembangunan kebudayaan sejauh ini belum cukup mengangkat ekonomi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari indeks kebudayaan yang menurun, khususnya di bidang ekspresi kebudayaan dan ekonomi kebudayaan,” tutur Beky.

    Sementara itu, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Ahmad Ansory Wahdy menegaskan meskipun saat ini Jakarta masih berstatus ibu kota, Pemprov DKI sudah menyiapkan sejumlah langkah menuju kota global dan berbudaya.

    “Pak Gubernur DKI (Pramono Anung) sangat concern menjadikan Jakarta sebagai kota global sekaligus kota yang berbudaya,” ucap Ansory.

    Di sisi lain, Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen hadir untuk mengisi ruang kebudayaan dan memastikan kebudayaan mendapat porsi besar dalam pembangunan Jakarta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bamus Betawi usul revisi Perda Pelestarian Budaya kepada Pramono

    Bamus Betawi usul revisi Perda Pelestarian Budaya kepada Pramono

    Bamus Betawi usul revisi Perda Pelestarian Budaya kepada Pramono

  • Bamus Betawi perkuat barisan dukung kebijakan Pemprov DKI

    Bamus Betawi perkuat barisan dukung kebijakan Pemprov DKI

    Jakarta (ANTARA) – Bamus Betawi mengajak jajaran organisasi kemasyarakatan tersebut memperkuat barisan untuk menyukseskan setiap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    “Sebagai mitra strategis pemerintah daerah, Bamus Betawi harus berperan aktif mendukung dan menyumbangkan ide-ide pembangunan di Jakarta,” kata Ketua Umum (Ketum) Bamus Betawi, H Riano P Ahmad di Jakarta, Ahad.

    Riano menekankan pentingnya memperkuat soliditas organisasi Bamus Betawi sebagai induk dari ormas-ormas Betawi se-Jakarta.

    Apalagi, Bamus Betawi sudah berusia ke-43 tahun tepat Sabtu (16/8) kemarin.

    Perjalanan 43 tahun Bamus Betawi penuh dinamika yang memberi banyak pengalaman. “Ke depan, kita perlu menguatkan barisan dan berperan aktif menyukseskan kebijakan pemerintah,” katanya.

    Riano mengapresiasi Sekda DKI yang juga Ketua Majelis Adat Betawi Marullah Matali. Marullah banyak berjasa dalam mendorong kader-kader Betawi menempati posisi penting di birokrasi.

    “Alhamdulillah, berkat dorongan Pak Sekda, orang Betawi bisa tumbuh dan berkembang. Bahkan kini banyak yang menduduki jabatan strategis,” katanya.

    Ketua Majelis Adat Betawi Marullah Matali menyinggung sejarah panjang masyarakat Betawi yang berakar dari berbagai suku dan bangsa.

    Marullah mengaitkan perjalanan Betawi dengan usia Jakarta yang akan memasuki 500 tahun pada 2027 mendatang.

    “Betawi punya catatan sejarah sendiri yang penuh dinamika. Anak Betawi dikenal pluralis, jagoan dan selalu siap bekerjasama dengan siapa pun,” ujar Marullah.

    Acara HUT ke-43 Bamus Betawi dihadiri ratusan warga Betawi dengan mengenakan busana tradisional. Hadir juga sejumlah tokoh Betawi, pejabat Pemprov DKI Jakarta dan jajaran Wali Kota Jakarta Barat.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Susun Perda Larangan Onde-ondel Ngamen, DPRD Tunggu Kajian Budayawan Betawi

    Susun Perda Larangan Onde-ondel Ngamen, DPRD Tunggu Kajian Budayawan Betawi

    JAKARTA – Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin menyebut pihaknya masih menunggu usulan dan kajian dari praktisi budaya Betawi sebelum menyusun peraturan daerah (perda) yang merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

    Dalam racangan perda tersebut, akan ditegaskan regulasi mengenai larangan ondel-ondel untuk mengamen, serta optimalisasi pemanfaatan ondel-ondel untuk kegiatan kebudayaan.

    “Kita di DPRD sedang menunggu saja usulan yang dibuat oleh para praktisi budaya betawi dalam hal ini LKP Bamus Betawi para praktisi yang lainnya sudah berkali-kali melakukan workshop diskusi seminar,” kata Khoirudin kepada wartawan, Jumat, 13 Juni.

    Setelah kajian lengkap, Pemprov DKI akan menyusun naskah akademik sebelum draf rancangan perda dibahas bersama DPRD DKI

    “Setelah draftnya selesai, diserahkan ke eksekutif, selanjutnya kita akan melakukan proses pembahasan dan kita target secepatnya untuk jadi perda,” ujar Khoirudin.

    Dalam kesempatan itu, Khoirudin kembali mengingatkan ondel-ondel yang merupakan ikon budaya Betawi tak boleh digunakan untuk mengamen.

    “Sebaiknya ngamen jangan menggunakan perangkat budaya karena merendahkan yang memiliki budaya tersebut. Semua daerah memiliki budaya, tentu semua daerah gak ingin budaya ini dikenal untuk ngamen,” tegasnya.

    Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan ondel-ondel yang dijadikan mengamen tak sesuai dengan nilai kebudayaan Betawi.

    “Saya sangat berharap bahwa ondel-ondel itu merupakan budaya yang dinamis, enggak statis. Tetapi harus juga mendapatkan apresiasi penghargaan yang memadai. Saya termasuk yang kemudian memesankan supaya, mohon maaf, ondel-ondel tidak digunakan untuk mencari mengamen, lah,” kata Pramono di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Mei.

    Pramono mengungkapkan jajarannya akan melakukan sosialisasi terhadap larangan ondel-ondel mengamen di jalan.

    Sebagai gantinya, Pemprov DKI akan menggandeng sanggar-sanggar budaya Betawi untuk memanfaatkan penggunaan ondel-ondel di Jakarta untuk tampil dalam berbagai kegiatan.

    “Orang itu enggak ngamen kalau dicukupi dan diberikan kesempatan untuk bisa tampil di ruang-ruang yang lainnya. Sehingga, ondel-ondel yaudah nanti kita buat, kita undang berbagai acara di ibu kota, acara yang banyak banget,” jelas Pramono.

  • Mengamen gunakan ondel-ondel, DPRD: Itu merendahkan pemilik budaya

    Mengamen gunakan ondel-ondel, DPRD: Itu merendahkan pemilik budaya

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Khoirudin mengatakan mengamen menggunakan instrumen budaya seperti ondel-ondel itu sama saja merendahkan pemilik budaya itu sendiri.

    “Mengamen saja sudah melanggar peraturan daerah (perda). Apalagi menggunakan instrumen budaya dan adat untuk mengamen itu merendahkan budaya Betawi,” kata Khoirudin di Jakarta, Selasa, saat menanggapi penggunaan ondel-ondel untuk mengamen.

    Khoirudin mengatakan bahwa larangan penggunaan ondel-ondel untuk mengamen yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sudah tepat dan patut didukung.

    Sebab kata Khoirudin, semua daerah yang memiliki budaya dan adat kemudian digunakan sebagai alat mengamen pasti tidak berkenaan.

    “Saya setuju dengan gubernur, agar tidak menggunakan ondel-ondel dan yang lainnya untuk mengamen,” ujarnya.

    Khoirudin menyatakan bahwa DPRD menunggu draf perda terkait larangan penggunaan ondel-ondel untuk alat mengamen yang telah dibahas oleh para praktisi.

    Ia memastikan, ketika draf tersebut masuk ke DPRD akan dibahas dengan cepat agar peraturan itu segera ditegakkan di DKI Jakarta.

    “Kita di DPRD sedang menunggu saja usulan draf yang dibuat oleh para praktisi Betawi, Bamus Betawi dan lainnya yang sudah berkali-kali melakukan ‘workshop’, diskusi, seminar untuk persiapan perda dan setelah draf selesai akan kita bahas secepatnya,” katanya.

    Sebelumnya Pemerintah Provinsi Jakarta akan mendorong pembentukan regulasi atau undang-undang yang mengatur pelestarian ondel-ondel sebagai warisan budaya Betawi.

    Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta agar ondel-ondel tak lagi digunakan untuk mengamen di jalanan.

    “Sekarang ini saya akan meminta ondel-ondel bukan untuk di jalanan. Tapi, merupakan bagian dari budaya utama Betawi,” kata Pramono saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5).

    Menurut Pramono, ondel-ondel merupakan salah satu warisan budaya yang dinamis dan tidak seharusnya dianggap remeh.

    Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan dukungan dan ruang agar seniman ondel-ondel bisa tampil secara layak.

    Sejauh ini terdapat 42 sanggar ondel-ondel di Jakarta yang kini tengah diperhatikan secara khusus oleh Pemprov DKI Jakarta.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025