NGO: AJI

  • Warga Bandung Waspada Virus Hanta! Ini Gejalanya Mirip Flu Biasa

    Warga Bandung Waspada Virus Hanta! Ini Gejalanya Mirip Flu Biasa

    Jakarta

    Infeksi Hantavirus atau Virus Hanta ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, baru-baru ini. Pria 52 tahun warga Desa Bojongkoneng, Ngamprah, dinyatakan positif terpapar berdasarkan hasil uji laboratorium.

    Kepala Dinkes Bandung Barat, Ridwan Abdullah, menjelaskan gejala awal yang dialami pasien mencakup:

    pusingdemamnyeri lambung.

    Pasien berinisial O tersebut mengalami gejala sejak 2 Mei 2025. Hasil penelusuran menunjukkan, pasien sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan di Ciwidey, Kabupaten Bandung.

    Kemenkes Catat 8 Kasus di 4 Provinsi

    Hingga Juni 2025, Kementerian Kesehatan RI mencatat ada 8 kasus hantavirus tersebar di 4 provinsi sebagai berikut:

    DI YogyakartaJawa BaratNusa Tenggara TimurSulawesi Utara.

    Temuan kasus Hantavirus dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) antara lain jika ditemukan 2 kasus konfirmasi atau lebih dalam satu masa inkubasi yakni 2 pekan.

    “Kasus di Bandung Barat belum memenuhi kriteria KLB,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, dikutip dari Antara, Sabtu (21/6/2025).

    Sementara itu, laman Kemenkes RI menyebut hingga saat ini hanya ditemukan kasus hantavirus dengan manifestasi klinis Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) di Indonesia.

    Kemenkes RI melaporkan, 8 kasus yang tercatat seluruhnya saat ini sudah sembuh. Termasuk satu kasus di Kabupaten Bandung Barat, saat ini pasien sudah sembuh dan kembali bekerja.

    Gejala Infeksi Hantavirus

    Hantavirus merupakan keluarga virus yang menyebabkan penyakit serius dan bisa memicu kematian.

    Laman The US Center for Disease Control and Prevention (US CDC) menyebut infeksi hantavirus dapat menular melalui kontak dengan hewan pengerat seperti tikus. Paparan urine dan liur dapat menularkan virus, demikian juga gigitan atau cakaran meski relatif langka.

    Infeksi hantavirus dapat menyebabkan dua sindrom sebagai berikut:

    Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)

    Gejala HPS

    HPS merupakan penyakit yang potensial mematikan dan menyerang paru-paru. Gejala muncul 1-8 pekan setelah kontak dengan hewan penular.

    Gejala awal meliputi:
    fatigue atau kelelahandemamnyeri ototsakit kepalapusingmenggigilgangguan lambung seperti mual, muntah, diare, hingga nyeri perut

    HPS dapat mematikan. Sebanyak 38 persen pasien HPS yang mengalami gejala pernapasan dapat meninggal dunia.

    Gejala HFRS

    Jika HPS menyerang pernapasan, HFRS sesuai namanya menyerang renal atau ginjal. HFRS juga bisa mematikan, gejalanya muncul 1-2 pekan setelah paparan.

    Beberapa gejala yang bisa muncul adalah sebagai berikut:

    sakit kepala intensnyeri punggung dan perutdemam dan menggigilmualmata buram.

    Gejala lanjutan dapat berupa:

    tekanan darah rendahaliran darah berkurang (syok akut)perdarahan internal (kebocoran pembuluh darah)gagal ginjal akut.

    (up/up)

  • Petugas Damkar Terluka Kena Gergaji Mesin Saat Evakuasi Pohon Tumbang di Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juni 2025

    Petugas Damkar Terluka Kena Gergaji Mesin Saat Evakuasi Pohon Tumbang di Depok Megapolitan 26 Juni 2025

    Petugas Damkar Terluka Kena Gergaji Mesin Saat Evakuasi Pohon Tumbang di Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Seorang petugas pemadam kebakaran (
    Damkar
    )
    Depok
    bernama Aji mengalami kecelakaan kerja saat mengevakuasi pohon tumbang di pertigaan Curug, Tanah Baru, Beji, Kota Depok, Rabu (25/6/2025) sore.
    Insiden yang terjadi sekitar pukul 16.45 WIB bermula saat hujan deras yang mengguyur wilayah Depok
    “Anggota kami dapat laporan terjadinya pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang,” kata Kasi Tanggap Darurat dan Logistik Bid. Penanggungan Bencana Damkar Depok, Iwan saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Kamis (27/6/2025).
    Aji dan rekan-rekannya bergegas menuju lokasi. Aji bertindak sebagai eksekutor untuk memotong pohon tumbang menggunakan mesin gergaji
    chainsaw.
    “Kejadiannya, pada waktu pegang mesin itu sudah dalam keadaan hidup (menyala). Aji terpeleset sehingga mengenai kaki kirinya,” kata Iwan.
    Hal ini mengakibatkan luka tepat di bagian paha kirinya. Aji langsung dibawa menuju rumah sakit untuk dirawat.
    Saat ini, kondisi korban sudah membaik dan masih dirawat di RS Alia.
    “Alhamdulillah
    keadaannya sudah membaik, sudah ditangani sama dokter kemarin,” lanjut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapal Tanker Terbakar di Batam, 7 Pekerja Jadi Korban

    Kapal Tanker Terbakar di Batam, 7 Pekerja Jadi Korban

    BATAM – Kapal tanker terbakar di kawasan galangan Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau mengakibatkan tujuh orang dilaporkan jadi korban.

    “Kejadian diinformasikan pukul 14.15 WIB, saat ini api sudah padam tetapi pemadam kebakaran dari safety masih di lokasi,” kata

    Kapolsek Batu Aji AKP Raden Bimo Dwi Lambang dilansir ANTARA, Selasa, 24 Juni.

    Berdasarkan informasi, kapal tanker dengan nama Federal II sedang docking atau perbaikan di PT ASL Shipyard, Tanjung Uncang.

    Raden menyebut, pihaknya masih mencari informasi tujuh korban tersebut apakah terluka atau meninggal dunia.

    “Untuk kondisi korban belum bisa kami pastikan,” katanya.

    Namun pihak kepolisian berkoordinasi dengan petugas safety galangan yang memastikan ketujuh korban dari pekerja kapal sudah dievakuasi.

     

  • Anggota DPD RI minta hasil investigasi soal BBM diungkap ke publik

    Anggota DPD RI minta hasil investigasi soal BBM diungkap ke publik

    Denpasar (ANTARA) –

    Anggota DPD RI Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik meminta agar hasil investigasi Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara soal keluhan bahan bakar minyak (BBM) di Bali diungkapkan ke publik.

    “Pertemuan diadakan untuk mendapatkan solusi atas keluhan masyarakat yang disampaikan melalui kanal Lapor Niluh di media sosial,” kata senator Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik di Denpasar, Selasa.

    Senator asal Bali itu menjelaskan upaya itu sebagai bagian dari transparansi atas investigasi terkait masalah itu baik dari segi bahan bakar, kualitas tangki di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan hasil investigasi terkait lainnya.

    Ni Luh ​​​​​​​mengadakan dialog di Kantor DPD RI Perwakilan Provinsi Bali di Denpasar dengan BUMN bidang minyak dan gas bumi tersebut, setelah muncul keluhan masyarakat salah satunya melalui kanal pelaporan di media sosialnya.

    Sementara itu, Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Aji Anom Purwasakti menjelaskan tindak lanjut penanganan keluhan masyarakat dengan melakukan investigasi dan uji lab yang saat ini sedang berjalan di Lemigas, Jakarta.

    Kemudian, menyediakan meja layanan bantuan (helpdesk) di SPBU dan melakukan kerja sama dengan beberapa bengkel untuk menangani perbaikan kendaraan-kendaraan yang terdampak.

    “Kami ganti biaya perbaikan atau penggantian filter bahan bakar dan pembersihan tangki kendaraan yang terdampak,” ucapnya.

    Sementara itu, sejak Senin (23/6) pihaknya telah menyediakan 23 titik lokasi meja layanan bantuan di wilayah Bali dan tujuh bengkel rekanan.

    Pihaknya masih akan menambah layanan tersebut untuk mempermudah masyarakat menyampaikan keluhan, saran dan kritik untuk perbaikan layanan distribusi energi.

    Selain agenda pertemuan tersebut, pihaknya juga akan melakukan koordinasi lanjutan dengan beberapa pemangku kepentingan di daerah agar isu terkait keluhan masyarakat dapat tertangani optimal.

    Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ada Botol Sisa Bensin di TKP Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor, Ini Penjelasan Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 Juni 2025

    Ada Botol Sisa Bensin di TKP Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor, Ini Penjelasan Polisi Megapolitan 23 Juni 2025

    Ada Botol Sisa Bensin di TKP Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor, Ini Penjelasan Polisi
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Polisi menemukan botol berisi sisa bensin di sekitar lokasi
    kebakaran
    Blok B2
    Pasar Kebon Kembang
    , Kota Bogor, Jawa Barat.
    Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi mengatakan, botol sisa bensin tersebut digunakan oleh petugas pemadam kebakaran untuk mengisi
    blower
    ketika memadamkan api.
    “Terkait sisa isi bensin itu setelah kita klarifikasi ke pihak damkar digunakan untuk mengisi
    blower
    ,” kata Aji, Senin (23/6/2025).
    Aji juga menyebut, pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kebakaran.
    “Kita sudah lakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Untuk barang bukti yang kita amankan yaitu rekaman CCTV dan sisa kardus terbakar,” ujar dia.
    Dari hasil olah TKP, ditemukan tiga titik api yang berasal dari toko kaos kaki, toko jamu, dan toko minuman di Blok A dan Blok B Pasar Kebon Kembang.
    “Selanjutnya kita akan lakukan uji labfor (laboratorium forensik) untuk memastikan penyebab kebakaran,” bebernya.
    Sebelumnya, kebakaran melanda Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/6/2025) sekitar pukul 22.30 WIB. Peristiwa tersebut menyebabkan tiga kios dan 17 lapak pedagang pasar terbakar.
    Kepala Bidang Pemadam
    Kebakaran
    dan Penyelamatan Dinas Damkar Kota Bogor, Ade Nugraha, mengatakan, dugaan sementara kebakaran disebabkan korsleting.
    “Jadi kebakaran sekitar pukul 22.30 WIB. Kebakaran di lantai basement Pasar Kebon Kembang Blok B2. Sekitar tiga kios besar dan kemudian sisanya itu 17 los,” kata Ade.
    Ade mengungkapkan, berdasarkan informasi saksi, api pertama kali muncul dari lantai dua. Saat dilakukan pemadaman, api kembali muncul dari lantai
    basement
    pasar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Botol Sisa Bensin di TKP Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor, Ini Penjelasan Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 Juni 2025

    Penyebab Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor Masih Diselidiki Megapolitan 23 Juni 2025

    Penyebab Kebakaran Pasar Kebon Kembang Bogor Masih Diselidiki
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Polisi masih menyelidiki penyebab
    kebakaran
    yang terjadi di
    Pasar Kebon Kembang
    , Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/6/2025) malam. 
    “Kita sudah lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait penyebab kebakarannya,” kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi, Senin (23/6/2025).
    Dari hasil olah TKP, polisi telah mengamankan barang bukti berupa rekaman CCTV dan sejumlah kardus sisa kebakaran.
    Selain itu, kata Aji, ditemukan tiga titik api yang berasal dari toko-toko di Blok A dan Blok B Pasar Kebon Kembang.
    “Kita temukan tiga titik api di lantai A dan B. Itu di toko kaos kaki, toko jamu, dan toko minuman,” sebutnya.
    Aji menuturkan, polisi juga menemukan sisa botol berisi bensin di sekitar lokasi kebakaran.
    Namun setelah diselidiki, botol berisi bensin tersebut digunakan oleh petugas pemadam kebakaran untuk mengisi
    blower
    ketika memadamkan api.
    “Terkait sisa isi bensin itu setelah kita klarifikasi ke pihak damkar digunakan untuk mengisi
    blower
    ,” imbuhnya.
    “Selanjutnya kita aka lakukan uji labfor (laboratorium forensik) untuk memastikan penyebab kebakaran,” bebernya.
    Sebelumnya, kebakaran melanda Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/6/2025) malam sekitar pukul 22.30 WIB. Peristiwa tersebut menghanguskan tiga kios dan 17 lapak pedagang.
    Kepala Bidang Pemadam
    Kebakaran
    dan Penyelamatan Dinas Damkar Kota Bogor, Ade Nugraha, mengatakan, dugaan sementara penyebab kebakaran akibat korsleting.
    “Jadi kebakaran sekitar pukul 22.30 WIB. Kebakaran di lantai basement Pasar Kebon Kembang Blok B2. Sekitar tiga kios besar dan kemudian sisanya itu 17 los,” kata Ade.
    Ade mengungkapkan, berdasarkan informasi saksi, api pertama kali muncul dari lantai dua. Saat dilakukan pemadaman, api kembali muncul dari lantai 
    basement
    pasar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Tragis Mahasiswa Cerdas UMP: Tugas Dokumentasi Berujung Duka di Kalipagu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Juni 2025

    Kisah Tragis Mahasiswa Cerdas UMP: Tugas Dokumentasi Berujung Duka di Kalipagu Regional 23 Juni 2025

    Kisah Tragis Mahasiswa Cerdas UMP: Tugas Dokumentasi Berujung Duka di Kalipagu
    Tim Redaksi
    PURWOKERTO, KOMPAS.com –
    Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dilaporkan tewas
    tenggelam di kedung
    Kalipagu, Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Minggu (22/6/2025).
    Korban diketahui bernama Bramasta Ahmad Rifai (20), mahasiswa Fakultas Agama Islam asal Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga.
    Plt Kapolsek Baturraden, Iptu Mufied Bayu Aji, membenarkan insiden tragis tersebut.
    Menurut Bayu, kejadian bermula saat korban bersama tiga temannya mengunjungi Kalipagu sekitar pukul 09.00 WIB untuk mengerjakan tugas kuliah berupa dokumentasi foto dan video.
    “Informasinya, mereka ke lokasi dalam rangka mengerjakan tugas dengan membuat dokumentasi foto dan video,” kata Bayu kepada wartawan.
    Usai mengambil gambar, Bramasta mengajak dua temannya untuk berenang di kedung, namun ajakan itu ditolak karena keduanya merasa lelah dan tidak bisa berenang.
    “Korban kemudian berenang ke tengah, kembali ke pinggir, lalu berenang lagi ke tengah. Saat itu dia terlihat kesulitan dan memberi isyarat minta tolong,” ujar Bayu.
    Melihat kejadian tersebut, kedua temannya panik dan langsung meminta pertolongan kepada pengunjung lain yang melintas menuju Curug Pengantin.
    Korban kemudian berhasil dievakuasi dalam kondisi tak sadarkan diri.
    “Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik maupun luka luar. Dugaan kuat korban meninggal karena tenggelam,” jelas Bayu.
    Evakuasi dilakukan warga Dusun Kalipagu dan korban dibawa ke Balai RW setempat sekitar pukul 12.30 WIB.
    Rektor UMP, Prof Dr Jebul Suroso, menyampaikan duka mendalam atas kehilangan salah satu mahasiswanya.
    “Bramasta adalah mahasiswa cerdas, santun, dan selalu menunjukkan semangat tinggi dalam belajar. Ia terpilih sebagai salah satu kader unggulan di kampus kami. Kehilangan ini amat memukul kami semua,” ujarnya.
    Kepala Biro Humas dan Protokol UMP, Irfan Fatkhurohman, menegaskan bahwa pihak kampus akan mendampingi keluarga korban, serta memastikan seluruh proses administrasi termasuk pemulangan jenazah berjalan lancar.
    “Semoga keteladanan Bramasta Ahmad Rifai sebagai pribadi berprestasi dan berakhlak mulia terus menginspirasi rekan-rekan mahasiswa lainnya,” ujar Irfan.
    UMP juga mengimbau seluruh mahasiswa agar lebih waspada saat melakukan aktivitas luar kampus, terutama di kawasan wisata alam dan perairan.
    Untuk mengenang almarhum, sivitas akademika UMP akan menggelar salat gaib dan doa bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Akankah Jadi Jawaban Kesulitan Kelas Menengah?

    Akankah Jadi Jawaban Kesulitan Kelas Menengah?

    JAKARTA – Kelas menengah disebut kesulitan membeli rumah karena harganya yang semakin tak terjangkau. Rumah subsidi seluas 18 meter persegi yang sedang digodok pemerintah sejauh ini tidak menarik minat masyarakat.

    Rumah subsidi berukuran 18 meter persegi menjadi perbincangan khalayak setelah Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait mengeluarkan wacana tersebut.

    Kata pria yang karib disapa Ara ini, wacana tersebut disampaikan sebagai solusi perumahan di perkotaan. Menurutnya, generasi muda menginginkan rumah yang dekat dengan tempat kerja atau di tengah kota.

    Wacana pengurangan luas rumah subsidi tertuang dalam draf Keputusan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomoe/KPTS/M/2025. Di draf tersebut dijelaskan bahwa luas tanah dikurangi menjadi 25 meter persegi, sedangkan luas bangunan minimal 18 meter persegi.

    Padahal dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 689/KPTS/M/2023, ditentukan bahwa luas rumah tapak subsidi adalah minimal 60 meter persegi dan maksimal 200 meter persegi. Sementara luas bangunan ditetapkan minimal 21 meter persegi sampai 36 meter persegi.

    Mirip Rumah Barbie

    Rancangan aturan baru terkait luas rumah subsidi memang masih dalam proses pembahasan dan uji publik. Namun, masyarakat kadung menolak gagasan tersebut.

    Apalagi, di tengah proses Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman menggodok aturan baru tersebut, Lippo Group mengeluarkan contoh rumah subsidi 14 meter persegi.

    Representasi visual atau mock-up konsepnya bahkan sudah dipamerkan di lobi Nobu Bank, Plaza Semanggi, Jakarta. James Riady selaku CEO Lippo Group bilang, rumah tipe satu kamar tidur itu dibanderol mulai Rp100 juta, bisa disetujui masuk skema subsidi. Konsumen disebut bisa mencicil Rp600 ribu per bulan dengan bunga flat.

    Pameran rumah subsidi ini memang berhasil menarik perhatian banyak orang. Tapi berdasarkan reaksi di media sosial, banyak yang mengeluhkannya. Dengan luas bangunan hanya 14 meter persegi, interior rumah dibuat minimalis.

    Terdapat dua ruangan utama yang terpisah dinding, yaitu kamar tidur dan ruangan serbaguna. Di pameran tersebut, ruangan serbaguna ini berisi sofa dan meja, kompor listrik, mesin cuci, kulkas, hingga tempat cuci piring. Saking kecilnya rumah tersebut, warganet menyebut rumah subsidi seperti rumah Barbie.

    Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan Kementerian PKP Sri Haryati menyampaikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, Senin (16/6/2025). (ANTARA/Aji Cakti)

    Rumah contoh dengan lebar 2,6 meter ini mendapat reaksi negatif dari warganet. Terlebih lokasi rumah mungil itu kecil kemungkinan berada di dalam Kota Jakarta. Padahal, generasi Z dan generasi milenial mengharapkan rumah harga terjangkau ini dibangun di Jakarta. Salah satu alasannya adalah supaya tak kehabisan energi karena harus jauh-jauh menempuh perjalanan dari rumah ke kantor, yang biasanya di Kota Jakarta.

    Sejauh ini memang belum ada informasi pasti di mana rumah mungil ini akan dibangun. Tapi Dirjen Perumahan Perkotaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Sri Haryati berujar, kecil kemungkinan hunian tersebut berlokasi di Jakarta.

    “Mungkin yang dekat dengan pinggiran Jakarta, supaya harganya masih masuk,” ucap Sri.

    Selama ini, rumah subsidi memang banyak dibangun di luar Jakarta, seperti Tangerang dan Bekasi, karena harga tanahnya masih terbilang terjangkau.

    “Dengan harga yang kemarin kita sampaikan itu, ada di koridor timur, Cikampek, Purwakarta. Kalau di Bogor mungkin di daerah kabupatennya. Di area-area Tangerang,” kata Head of Project Management PT Lippo Karawaci Fritz Atmodjo, mengutip Antara.

    Tak Dinikmati Kelas Menengah

     Cikal bakal program rumah subsidi dimulai pada 1974, saat pemerintahan Presiden Soeharto memasukkan penyediaan rumah sederhana dalam rencana pembangunan lima tahun (Repelita) II.

    Program rumah subsidi terus berjalan hingga era Presiden Joko Widodo pada 2015 dengan tajuk Program Sejuta Rumah. Artinya, pemerintah memiliki target pembangunan satu juta hunian subsidi setiap tahun.

    Sampai Oktober 2024, program ini diklaim telah berhasil membangun 9.872.741 unit rumah. Presiden Prabowo Subianto pun melanjutkan program ini setelah. Targetnya adalah membangun tiga juta rumah.

    Meski berganti pemerintahan, sejak dulu fokus utama program ini adalah menyediakan hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

    Namun batas penghasilan MBR yang berhak membeli rumah subsidi ini kemudian juga menjadi polemik. Menurut Peraturan Menteri PKP Nomor 5 Tahun 2025, batas maksimal penghasilan MBR berbeda tergantung zona wilayah di seluruh Indonesia.

    Sejumlah warga berjalan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (30/8/2024). (ANTARA/Fauzan/nym)

    Daerah Jabodetabek misalnya, batas maksimal penghasilan untuk warga yang tidak kawin sebesar Rp12 juta per bulan, dan kawin dengan satu orang peserta Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) sebesar Rp14 juta per bulan.

    Namun menurut ekonom Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira batas maksimal penghasilan ini hanya membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka yang kelas menengah justru tidak masuk syarat membeli rumah subsidi. Hal ini, kata Bhma, menunjukkan pemerintah memang melupakan kelas atas.

    “Dianggap selama mereka bekerja, tidak menganggur, buat apa dibantu pemerintah?” kata Bhima.

    “Jadi memang kebijakannya ‘bolong di tengah’. Meski ada pertumbuhan ekonomi, kelas menengah tidak menikmati itu,” kata dia menambahkan.

  • Kemenkes Laporkan 8 Kasus Hantavirus di Indonesia, Ditemukan di 4 Provinsi

    Kemenkes Laporkan 8 Kasus Hantavirus di Indonesia, Ditemukan di 4 Provinsi

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan menyebutkan, hingga 19 Juni 2025, ada 8 kasus hantavirus tipe Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) yang ditemukan di empat provinsi yakni Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

    “Telah dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pengendalian vektor oleh Kemenkes, Labkesmas Jakarta, Dinkes Provinsi Jabar, Dinkes KBB (Kabupaten Bandung Barat), Puskesmas Ngamprah, Perangkat Desa Bojongkoneng,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman dikutip dari AntaraNews, Sabtu (21/6/2025).

    Kondisi seluruh pasien disebut sudah membaik, termasuk kasus terbaru di Kabupaten Bandung Barat yang telah dipulangkan dan kembali beraktivitas.

    Dia menjelaskan, di Indonesia, tipe hantavirus yang ditemukan yakni hantavirus Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS). Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri badan, malaise (lemas), dan jaundice atau tubuh menguning.

    Dia menyebutkan bahwa belum ada pengobatan spesifik. Pengobatannya bersifat simptomatik dan suportif, tergantung gejala.

    Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa virus Hanta dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) jika ditemukan 2 atau lebih kasus konfirmasi HFRS dalam satu masa inkubasi yakni 2 pekan.

    “Kasus di Bandung Barat belum memenuhi kriteria KLB,” ucapnya lagi.

    (kna/kna)

  • PFI Bogor gelar pameran `Resolusi` rekam 100 hari kerja bupati

    PFI Bogor gelar pameran `Resolusi` rekam 100 hari kerja bupati

    Bupati Bogor Rudy Susmanto pada pembukaan pameran foto bertajuk “Resolusi” di Situ Plaza Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/6/2025). ANTARA/M Fikri Setiawan

    PFI Bogor gelar pameran `Resolusi` rekam 100 hari kerja bupati
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 21 Juni 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor menggelar pameran foto bertajuk “Resolusi” di Situ Plaza Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai 19 hingga 28 Juni 2025.  Pameran ini merekam berbagai peristiwa penting dalam 100 hari masa kerja Bupati dan Wakil Bupati Bogor, Rudy Susmanto dan Jaro Ade.

    Sebanyak 64 karya foto yang ditampilkan merupakan hasil bidikan pewarta foto dari berbagai media, menggambarkan dinamika kepemimpinan pasangan kepala daerah yang dilantik pada awal Maret 2025. Bupati Bogor Rudy Susmanto saat membuka pameran, Jumat, mengapresiasi inisiatif PFI Bogor yang telah berkontribusi dalam menyemarakkan peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 melalui pameran tersebut.

    “Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan Pewarta Foto Indonesia Bogor. Ini bukan sekadar pameran foto, tetapi rekam jejak perjalanan awal kami memimpin Kabupaten Bogor,” kata Rudy.

    Ia menuturkan, foto-foto yang dipamerkan memuat cerita visual sejak hari pertama ia dan wakil bupati menjabat. Menurut dia, berbagai agenda prioritas telah dilakukan mulai dari wilayah selatan dan timur Kabupaten Bogor.

    “Di hari pertama kami menyusuri wilayah selatan dan timur yang terdampak bencana. Kami mulai membangun belasan jembatan yang putus, menanggulangi banjir, dan memperbaiki akses penghubung bagi pelajar,” ujarnya.

    Dalam pameran itu juga ditampilkan dokumentasi respons cepat pemerintah daerah terhadap sejumlah bencana alam, seperti banjir bandang di Puncak Bogor, banjir di Babakanmadang, dan genangan rutin di Bojongkulur, Gunungputri. Pameran ini turut menampilkan momen pelantikan Rudy-Jaro yang diikuti arak-arakan dari Exit Tol Citeureup menuju Gedung Tegar Beriman, sebagai simbol dimulainya kepemimpinan baru di Kabupaten Bogor.

    Sekretaris PFI Bogor Nur Arifin menyebut pameran ini merupakan bentuk kontribusi jurnalis foto dalam menyampaikan informasi visual kepada masyarakat.

    “Pameran ini adalah pengingat bahwa foto jurnalistik juga berperan dalam merekam sejarah dan pembangunan daerah,” katanya.

    Ketua pelaksana pameran, Hendi Novian, menambahkan bahwa tema “Resolusi” diangkat sebagai refleksi atas harapan dan komitmen untuk menuntaskan berbagai persoalan daerah ke depan. PFI Bogor turut menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, insan pers, dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan tersebut.

    Foto-foto dalam pameran merupakan karya Hendi Novian (Radar Bogor), Yulius Satria Wijaya dan Putra M Akbar (Antara Foto), Dwi Susanto (ceklissatu.com), Arifin (metropolitan.id), Fadli Akbar (Metropolitan), dan Aditya Aji Saputra (freelance).

    Sumber : Antara