NGO: AJI

  • Akun Medsos Tuding AHY Salip Mobil Sri Sultan HB X Pakai Tot Tot Wuk Wuk, Kemenko Infrastruktur Bantah

    Akun Medsos Tuding AHY Salip Mobil Sri Sultan HB X Pakai Tot Tot Wuk Wuk, Kemenko Infrastruktur Bantah

    GELORA.CO  – Sebuah video yang memperlihatkan mobil Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X) disalip rombongan kendaraan berpengawalan polisi viral di media sosial.

    Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) pun ikut memberi klarifikasi atas video tersebut. Lantaran sejumlah narasi yang beredar di media sosial menuding Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono berada di rombongan itu.  

    Momen tersebut terjadi di sebuah persimpangan sebuah jalan raya, ketika mobil Sultan tengah berhenti karena lampu merah.

    Dalam video yang beredar di media sosial, tampak mobil hitam bermerk Lexus dengan plat nomor AB 10 NDX yang diduga ditumpangi Sultan HB X berhenti bersama kendaraan lain.

    Tak lama kemudian, sebuah mobil patroli polisi dengan sirene meraung melintas dari arah belakang, mengawal sejumlah kendaraan yang kemudian menyalip rombongan Sultan.

    Aksi rombongan yang disebut warganet sebagai tot tot wuk wuk itu sontak menuai perhatian publik. Peristiwa dalam video itu diduga terjadi pada Rabu, 8 Oktober 2025.

    Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda Jogjakarta, Ditya Nanaryo Aji membenarkan bahwa mobil dalam video tersebut merupakan kendaraan pribadi milik Sri Sultan HB X.

    Menurut dia, saat itu Sultan HB X tengah mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya kepada wartawan, Minggu (12/10).

    Ditya juga mengonfirmasi bahwa Sultan memang berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah, sementara sejumlah kendaraan lain yang dikawal polisi melaju melewati persimpangan. Namun, tidak diketahui pastinya rombongan mana yang menyalip mobil Sultan HB X.

    Terkait hal itu, Staf Khusus Menko Infrastruktur Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Herzaky Mahendra Putra memastikan rombongan kendaraan menggunakan pengawalan dengan menyalip Sultan HB X bukan iring-iringan Menteri AHY.

    “Kalau ada yang membuat pernyataan bahwa itu rombongan Menko AHY, tentu tuduhan ini tidak benar dan tidak berdasar. Pak Menko AHY sudah meninggalkan tempat sekitar 30 menit lebih awal mendahului Sri Sultan. Jadi, tidak mungkin Pak Menko AHY malah tertinggal dan harus mendahului Sri Sultan di lampu merah seperti terlihat di video,” ujar Herzaky dalam keterangannya

  • Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Jakarta

    Di media sosial viral video yang menampilkan mobil Lexus LM Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X disalip rombongan mobil yang dikawal polisi. Saat itu, mobil Lexus Sultan HB X sedang berhenti di lampu merah. Dari sebelah kanan, muncul rombongan mobil yang dikawal polisi.

    Dikutip detikJogja, Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji membenarkan mobil Lexus yang disalip rombongan ‘tot tot wuk wuk’ itu adalah mobil Sri Sultan Hamengku Buwono X. Menurutnya, momen itu terjadi saat Sultan HB X mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat kunjungan ke Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (8/10) lalu.

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya.

    Ternyata, Sultan HB X memang sudah terbiasa tidak menggunakan pengawalan ke mana pun. Hal itu merupakan kehendak Ngarsa Dalem.

    “Selama ini beliau memang jarang menggunakan fasilitas pengawalan, baik saat bertugas menuju ke kantor, ataupun saat berkunjung di lapangan,” ucapnya.

    Salah satu warga Wareng, Wonosari, Gunungkidul, Kismaya (30) juga mengatakan saat itu mobil Sultan HB X tanpa pengawalan. Menurutnya, ini menjadi teladan yang baik.

    “Ya sebagai warga Gunungkidul saya melihat ada pemandangan yang bagus, contoh teladan yang sangat baik. Di mana saat itu saya melihat rombongan mobil menteri AHY. Nah, saya melihat yang khusus mobilnya Gubernur AB 10 HBX tanpa pengawalan, tanpa patwal,” kata Kismaya.

    “Mobil Sultan tanpa pengawalan itu tanda kalau Jogja masih aman dan nyaman. Karena sekelas Gubernur saja bepergian mendampingi menteri tanpa pengawalan, tanpa wiu wiu tot tot,” sambungnya.

    Diketahui, aturan mengenai kendaraan prioritas tertuang dalam Pasal 134 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sesuai dengan urutannya, berikut 7 kendaraan yang berhak mendapatkan prioritas di jalan raya:

    (a) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

    (b) ambulans yang mengangkut orang sakit;

    (c) kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

    (d) kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;

    (e) kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;

    (f) iring-iringan pengantar jenazah; dan

    (g) konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    (rgr/mhg)

  • Viral! Penyebar Hoaks “Tarman Kabur” Datangi Rumah Shela Arika dan Minta Maaf

    Viral! Penyebar Hoaks “Tarman Kabur” Datangi Rumah Shela Arika dan Minta Maaf

    Pacitan (beritajatim.com) – Akun TikTok yang sempat membuat heboh karena menyebarkan kabar bohong terkait isu Tarman kabur usai menikahi Shela Arika, akhirnya muncul dan meminta maaf secara terbuka.

    Pemilik akun bernama Wisnu Aji Hernama, dengan nama pengguna @Kandangpacitan22, mendatangi rumah orang tua Shela di Dusun Sidodadi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, untuk melakukan klarifikasi langsung.

    Dalam unggahan videonya, Wisnu tampak berbicara kepada warganet sambil menyampaikan permintaan maaf. “Lur, makan pisang ambon. Kita sudah di tempatnya Mbak Shela ya, lur. Mohon maaf, stop berita-berita yang kemarin akhirnya blunder dan jadi gaduh,” ujarnya.

    Ia juga meminta keluarga Shela untuk menyampaikan pesan kepada publik agar tidak mudah mempercayai kabar yang belum jelas kebenarannya. “Kalau belum tahu berita yang sebenarnya, stop, jangan sok tahu,” kata Kana Kumalasari, ibunda Shela, menanggapi pernyataan Wisnu.

    Video klarifikasi tersebut justru menuai reaksi keras dari warganet. Banyak yang menilai Wisnu seolah ingin “cuci tangan” setelah sebelumnya ikut menyebarkan isu yang membuat pernikahan Shela dan Tarman viral.

    Beberapa komentar netizen di antaranya: “Wong sampean sing marai viral kok malah memutarbalikkan fakta,” tulis akun @D_🍂🍂.

    “Lha kan mas yang koar-koar semalam sampai jam 1-an. Kalau mas nggak speak up, netizen nggak bakal tahu,” tulis akun @tisha_ayu.

    “Laporin aja ke polisi, Pak Tarman. Kebiasaan nih orang, udah kena pasal UU ITE,” sahut akun @Gyozamilk.

    Sementara itu, Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap laporan masyarakat jika ditemukan unsur pelanggaran hukum, termasuk dugaan penyebaran hoaks.

    “Kami sangat terbuka apabila ada warga yang ingin melaporkan tindak pidana lain yang barangkali diduga dilakukan oleh saudara Tarman. Polisi juga terus mengumpulkan potensi yang mungkin terjadi, terutama untuk memberikan edukasi kepada keluarga Shela Arika,” ujarnya.

    Kapolres menambahkan, pihaknya tetap berhati-hati dalam menangani isu yang bersifat privat, termasuk riwayat hidup Tarman yang sempat beredar di media sosial.

    “Kami menjaga hak setiap warga negara, termasuk Tarman, agar tidak didiskriminasi. Prinsip kami tetap mengedepankan asas presumption of innocence,” tegasnya.

    Isu pernikahan Tarman (74), warga Karanganyar, Jawa Tengah, dengan Shela Arika (24), warga Desa Jeruk, Pacitan, sebelumnya viral karena mahar berupa cek senilai Rp3 miliar. Namun, kabar bohong tentang Tarman kabur usai akad nikah memicu kehebohan publik, hingga akhirnya diklarifikasi langsung oleh pelaku penyebar hoaks. (tri/kun)

  • Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Kesaksian Warga Lihat Mobil Sultan HB X Disalip Rombongan ‘Tot-Tot Wuk-Wuk’

    Jakarta

    Media sosial dihebohkan video yang menunjukkan mobil Sultan Hamengkubuwono ke-10 atau HB X disalip rombongan kendaraan dengan tot-tot wuk-wuk. Menariknya, ada warga setempat yang melihat kejadian tersebut. Bagaimana kesaksiannya?

    Kismaya (30) merupakan warga Wareng, Wonosari, yang berada di sekitar lokasi saat mobil Sultan HB X disalip rombongan tot-tot wuk-wuk. Ketika itu, dia yang dalam perjalanan pulang kerja mengaku, kendaraan Sultan HB X tak mendapat kawalan.

    “Ya sebagai warga Gunungkidul saya melihat ada pemandangan yang bagus, contoh teladan yang sangat baik. Di mana saat itu saya melihat rombongan mobil menteri AHY. Nah, saya melihat yang khusus mobilnya gubernur AB 10 HBX tanpa pengawalan, tanpa patwal,” kata Kismaya kepada detikJogja, Sabtu (11/10).

    “Mobil Sultan tanpa pengawalan itu tanda kalau Jogja masih aman dan nyaman. Karena sekelas Gubernur saja bepergian mendampingi menteri tanpa pengawalan, tanpa wiu wiu tot tot,” sambungnya.

    Diberitakan sebelumnya, menurut tayangan yang diunggah akun Thread @krisnaadipradana, mobil Sultan HBX yang merupakan Lexus LM 350h itu berhenti bersama kendaraan-kendaraan lain. Lantas, tak lama kemudian, ada mobil polisi dengan sirene yang muncul dari arah belakang.

    Mobil polisi bersirene itu tampak mengawal sejumlah kendaraan untuk bersama-sama menyalip mobil HBX yang berhenti. Penampakan tersebut kemudian menjadi perbincangan banyak orang di media sosial.

    “Perbedaan kontras antara Sultan HBX dan pejabat OKB (orang kaya baru),” demikian tulis takarir di unggahan tersebut, dikutip Sabtu (11/10).

    Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan kejadian tersebut. Menurut Ditya, momen itu terjadi saat Sultan HB X mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berkunjung ke Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (8/10) lalu.

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya, dikutip dari detikJogja.

    Terkait mobil Ngarsa Dalem yang saat itu sedang berhenti karena lampu merah dan disalip sejumlah mobil yang dikawal mobil patwal (patroli dan pengawalan), Ditya juga membenarkannya. Namun dia belum bisa mengungkap, siapa rombongan yang menyalip kendaraan HBX tersebut.

    Strobo dan Sirene Dibekukan Sementara, Pengawalan Tetap Jalan

    Untuk diketahui, sebelumnya Kakorlantas Polri Agus Suryonugroho menegaskan bahwa penggunaan strobo dan sirene ‘Tot-tot Wuk-wuk’ dibekukan sementara. Namun untuk pengawalan masih tetap dilakukan.

    “Kami menghentikan sementara penggunaan suara-suara itu, sembari dievaluasi secara menyeluruh. Pengawalan tetap bisa berjalan, hanya saja untuk penggunaan sirene dan strobo sifatnya dievaluasi. Kalau memang tidak prioritas, sebaiknya tidak dibunyikan,” ujar Agus.

    Lebih jauh, Agus menekankan, penggunaan sirene hanya boleh dilakukan pada kondisi tertentu yang benar-benar membutuhkan prioritas. Bukan asal-asalan demi mengejar kecepatan.

    Keputusan bijak tersebut diambil sebagai bentuk respons positif atas aspirasi masyarakat yang merasa terganggu dengan penggunaan sirene dan strobo di jalan raya.

    (sfn/dry)

  • 1
                    
                        Viral, Mobil Sultan HB X Lagi Antre Tanpa Pengawalan Disalip Rombongan "Tot Tot Wuk Wuk" di DIY
                        Yogyakarta

    1 Viral, Mobil Sultan HB X Lagi Antre Tanpa Pengawalan Disalip Rombongan "Tot Tot Wuk Wuk" di DIY Yogyakarta

    Viral, Mobil Sultan HB X Lagi Antre Tanpa Pengawalan Disalip Rombongan “Tot Tot Wuk Wuk” di DIY
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Viral di media sosial video yang menunjukkan mobil milik Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berhenti dan ikut antre di jalan.
    Dalam video tersebut, nampak mobil milik Sultan disusul dengan rombongan mobil lengkap dengan pengawalan. Suara “Tottot wuk wuk” terdengar saat rombongan dengan patwal itu melintas. 
    Saat dikonfirmasi, Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Madya (Koordinator Humas) IKP Dinas Kominfo DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan bahwa mobil yang antre dan disusul oleh rombongan patwal adalah milik Sultan HB X.
    Ditya mengatakan, saat mobil pribadi Sultan disusul, ia sedang mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau akrab disapa AHY.
    Sultan mendampingi AHY di beberapa daerah, salah satunya saat melakukan tinjauan ke Jembatan Pandansimo, Kabupaten Bantul, DIY, Jumat (10/10/2025).
    Sultan juga turut mendampingi AHY pada acara kunjungan ke lapangan meninjau pembangunan fasilitas air bersih di Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul pada hari Rabu (8/10).
    “Kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X,” kata Ditya saat dihubungi, Sabtu (11/10/2025).
    Ditya mengatakan, saat itu Sultan mendampingi AHY menggunakan mobil pribadinya.
    “Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono,” katanya.
    Ia juga menyampaikan, selama ini Sultan memang sering tidak menggunakan patwal, bahkan saat kunjungan di kabupaten-kabupaten di DIY Sultan juga tanpa pengawalan.
    “Selama ini Beliau memang jarang menggunakan fasilitas pengawalan, baik saat bertugas menuju ke kantor, ataupun saat berkunjung di lapangan,” kata Ditya.
    Rombongan yang menyusul mobil Sultan itu kemungkinan adalah rombongan dari kementerian.
    Namun, untuk memastikannya Ditya mengatakan perlu konfirmasi ke pihak kementerian.
    “Kemungkinan besar seperti itu (rombongan kementerian). Tapi untuk pastinya, mungkin lebih tepat jika yang mengonfirmasi pihak dari kementerian,” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Lexus Sultan HB X Lagi Berhenti di Lampu Merah, Disalip Rombongan ‘Tot-Tot Wuk-Wuk’

    Jakarta

    Media sosial dihebohkan video yang menunjukkan mobil Sultan Hamengkubuwono ke-10 atau HBX disalip rombongan tot-tot wuk-wuk di jalan raya. Rombongan dengan pengawalan polisi tersebut menyalip kendaraan HBX yang berhenti saat lampu merah.

    Dilansir dari akun Thread @krisnaadipradana, mobil Sultan HBX yang merupakan Lexus LM 350h berkelir hitam tersebut berhenti bersama kendaraan-kendaraan lain. Kemudian tak lama kemudian, ada mobil polisi dengan sirene yang muncul dari arah belakang.

    Mobil polisi bersirene itu tampak mengawal sejumlah kendaraan untuk bersama-sama menyalip mobil HBX yang berhenti. Penampakan tersebut kemudian menjadi perbincangan banyak orang di media sosial.

    “Perbedaan kontras antara Sultan HBX dan pejabat OKB (orang kaya baru),” demikian tulis takarir di unggahan tersebut, dikutip Sabtu (11/10).

    Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan kejadian tersebut. Menurut Ditya, momen itu terjadi saat Sultan HB X mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berkunjung ke Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (8/10) lalu.

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya, dikutip dari detikJogja.

    Terkait mobil Ngarsa Dalem yang saat itu sedang berhenti karena lampu merah dan disalip sejumlah mobil yang dikawal mobil patwal (patroli dan pengawalan), Ditya juga membenarkannya. Namun dia belum bisa mengungkap, siapa rombongan yang menyalip kendaraan HBX tersebut.

    Diketahui, aturan mengenai kendaraan prioritas tertuang dalam Pasal 134 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sesuai dengan urutannya, berikut 7 kendaraan yang berhak mendapatkan prioritas di jalan raya:

    (a) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

    (b) ambulans yang mengangkut orang sakit;

    (c) kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

    (d) kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;

    (e) kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;

    (f) iring-iringan pengantar jenazah; dan

    (g) konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    (sfn/dry)

  • Sinergi TNI dan Pemkot Bontang Makin Solid, Dua Jenderal AD Sambangi Batalyon Arhanud 7/ABC – Page 3

    Sinergi TNI dan Pemkot Bontang Makin Solid, Dua Jenderal AD Sambangi Batalyon Arhanud 7/ABC – Page 3

    Liputan6.com, Bontang Suasana Markas Batalyon Arhanud 7/ABC di Kota Bontang terasa spesial saat dua perwira tinggi TNI Angkatan Darat melakukan kunjungan kerja pada Kamis (9/10/2025). 

    Sekretaris Daerah Kota Bontang, Aji Erlynawati, mewakili Wali Kota Bontang, menyambut langsung kedatangan Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha dan Komandan Pusat Kesenjataan Arhanud (Danpussenarhanud) Mayjen TNI Raden Edi Setiawan.

    Aji Erlynawati, yang akrab disapa Iin tak sendiri, ia hadir bersama jajaran Forkopimda Kota Bontang, antara lain Danyon Arhanud 7/ABC Letkol Arh Bayu Adiwisuda, Kapolres Bontang AKBP Widho Anriano, dan Dandim 0908/Bontang Letkol Inf Aryo Bagus Daryanto.

    Kehadiran para pejabat daerah bersama unsur TNI dan Polri menjadi simbol sinergi serta soliditas yang kuat antara pemerintah daerah dengan aparat pertahanan dan keamanan dalam menjaga kondusivitas wilayah sekaligus mendukung pembangunan di Kota Bontang.

    Kunjungan kerja ini tidak hanya diisi dengan agenda formal, tetapi juga ditandai dengan penanaman pohon kenanga di halaman markas batalyon. Aksi simbolis tersebut dilakukan langsung oleh Mayjen TNI Raden Edi Setiawan sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga stabilitas keamanan sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

    Iin memberikan apresiasi atas kunjungan para petinggi TNI AD. Ia berharap momen kebersamaan antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah dapat terus memperkuat koordinasi serta kolaborasi lintas sektor di Kota Bontang.

    “Kami menyambut baik kehadiran Bapak Pangdam dan Danpussenarhanud di Bontang. Semoga sinergi yang selama ini terjalin dapat terus ditingkatkan, khususnya dalam mendukung program pembangunan daerah dan menjaga kondusivitas wilayah,” ungkap Iin.

    Kunjungan para petinggi TNI AD ini juga menjadi penegasan bahwa Bontang merupakan wilayah strategis yang mendapat perhatian dari jajaran komando pusat. Selain itu, kegiatan ini mencerminkan semangat kemanunggalan TNI, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan Bontang yang aman, maju, dan berdaya saing.

     

    (*)

  • Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Karyawati Diduga Disekap di Panti Jompo Bogor

    Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Karyawati Diduga Disekap di Panti Jompo Bogor

    Bogor

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan saat ini pihaknya masih menyelidiki dugaan karyawati disekap pengurus panti jompo di Kota Bogor. Sebanyak empat saksi diperiksa.

    “Untuk saat ini Polresta Bogor kota beserta Polsek Bogor Utara melakukan penyelidikan, sudah mulai running untuk pemeriksaan saksi-saksi,” kata Aji ditemui Jumat (10/10/2025) malam.

    “Untuk saat ini sudah mulai empat saksi yang kita periksa dan nantinya kita akan tindaklanjuti apakah ini bisa masuk ke dalam pidana ataukah pidana lainnya,” lanjutnya.

    Aji menyebutkan, dugaan penyekapan diketahui pada Jumat dinihari setelah pihak keluarga membuat laporan. Polisi menindaklanjuti dan mendatangi lokasi untuk pengecekan.

    “Berdasarkan laporan tersebut, kita lakukan penyelidikan dan memang betul ada satu orang yang dinyatakan dikurung di dalam kamar, diakibatkan karena melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Korban itu pengasuh para jompo,” kata Aji.

    “Tadi kita sempat lakukan mediasi tapi hasilnya masih deadlok dan saat ini kita lakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada baik pihak yayasan maupun saksi saksi,” imbuhnya.

    Sebelumnya, panti jompo di Kota Bogor didatangi warga karena diduga sekap karyawati pada Jumat dinihari. Polisi yang datang usai ada laporan, kemudian mengevakuasi korban.

    Warga kemudian kembali mendatangi panti jompo tersebut malam ini untuk menjemput pegawai lain. Hasilnya, sebanyak lima karyawati menyatakan berhenti bekerja dan memilik ikut pulang bersama warga.

    “Saya mewakili keluarga, mewakili adik-adik yang ada di sini mengucapkan terima kasih karena mereka sudah boleh pulang. Tadi sudah dilakukan penyerahan dari pihak yayasan, Ibu Ana sendiri bersama dengan Disnaker, diserahkan langsung ke kami, ke pihak keluarga,” kata Romo Kristo ditemui di lokasi, Jumat (10/10) malam.

    “Total ada tujuh orang yang sudah pulang. Lima orang di antaranya yang kita jemput malam ini, mereka mengundurkan diri dari tempat ini. Sedangkan dua lainnya, sudah pulang, termasuk yang sudah kita jemput semalam,” imbuhnya.

    Pemicu Karyawati Disekap di Panti

    Romo Kristo mengungkap dugaan pemicu pegawai wanita disekap pengurus panti jompo di Bogor Utara, Kota Bogor. Korban diduga disekap dalam kamar karena bercanda menyembunyikan tempat makan teman sesama pegawai.

    “Mengenai penyebabnya, permasalahan berawal dari hal sepele, bercanda dan saling sembunyi tempat makan. Rupanya, kejadian itu dilaporkan ke pimpinan (pengurus panti). Dari situ, pimpinan mengambil tindakan yang katanya untuk pembinaan, tetapi ternyata melampaui batas kemanusiaan,” kata Romo Kristo ditemui Jumat (10/10/2025) malam.

    Kristo menduga, selain disekap korban juga mengalami kekerasan lain. Korban diduga mengalami gangguan di kaki akibat dihukum skotjump sebanyak 300 kali.

    “Ada dugaan penyiksaan karena salah satu anak terlihat pincang, jalannya setengah mati, karena disuruh skot jump 300 kali dan disekap di dalam ruangan sendiri. Itu yang sedang diproses sekarang,” kata Kristo.

    Halaman 2 dari 2

    (sol/maa)

  • Jebolan AHRS Melesat di Mandalika

    Jebolan AHRS Melesat di Mandalika

    Jakarta

    Astra Honda Racing School (AHRS) jadi kawah candradimuka dalam mencetak bibit-bibit pebalap muda Indonesia. Sejumlah pebalap binaan AHRS melesat di level internasional pada ajang Asian Talent Cup dan berbagi panggung dengan kejuaraan balap dunia MotoGP seri Mandalika.

    Idemitsu Asian Talent Cup 2025 seri Mandalika berlangsung di Pertamina Mandalika International Circuit pada 4-5 Oktober 2025. Lima pebalap binaan Astra Honda Racing School (AHRS) tampil pada balapan tersebut.

    Mereka adalah Davino Britani, Nelson Cairolli, Alvaro Hetta, Badly Ayatullah, dan Bintang Pranata yang merupakan pebalap wildcard pada seri tersebut. Sayang Badly mengalami crash pada saat kualifikasi hari pertama sehingga harus absen pada kedua race karena kondisi unfit.

    Para pebalap berusaha melesat kencang memberikan yang terbaik di level internasional. Davino tampil menjanjikan di race pertama dengan finis keempat, Alvaro performanya membaik dengan berada di urutan ke-10, Nelson mengakhiri balapan di posisi ke-12, dan Bintang sebagai wildcard finis ke-17 usai sempat terkena long lap penalty.

    Pada race kedua, start bagus jadi kunci Davino meraih hasil apik di race. Sayang Davino dan Alvaro gagal finis dikarenakan mengalami crash. Meski begitu, Nelson bisa finis ke-10 dan Bintang yang jadi debutan di urutan ke-12.

    “Kesalahan pada race kedua membuat poin saya jadi turun dan di Sepang nanti semoga saya bisa tampil lebih baik untuk meraih poin dan menutup musim ini,” ujar Davino dalam wawancara setelah balapan di seri Mandalika yang merupakan tahun pertamanya menjadi pebalap regular di ajang IATC.

    Pebalap binaan Astra Honda Racing School (AHRS) Davino Britani bertarung di ajang Asia Talent Cup. Foto: Putra Rusdi Kurniawan

    Sementara Bintang yang menjadi pebalap wildcard mengungkapkan kegembiraannya berlaga pertama kalinya di ajang IATC. Ia berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bisa membalap di Mandalika dan bersaing dengan pebalap muda lainnya dari berbagai negara di Asia.

    “Saya senang sekali dapat turun menjadi pebalap wildcard di ajang IATC Mandalika, ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan. Meskipun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, tapi ini menjadi bekal untuk saya bersaing di lintasan di kemudian hari. Terima kasih buat Astra Honda Motor atas kesempatan ini,” jelas Bintang.

    AHRS menegaskan komitmennya dalam pembinaan jangka panjang bibit-bibit muda pebalap. Andy Wijaya, General Manager Marketing Planning & Analysis Astra Honda Motor bangga dengan keberanian pebalap binaan AHRS di Mandalika dengan dukungan penuh komunitas Honda di sirkuit.

    “Selain hasil balapnya, pembinaan yang kita lakukan juga menyeluruh, termasuk aspek mental dan semangat daya juangnya. Apalagi dengan dukungan ribuan masyarakat dan komunitas Honda di tribun menjadi energi tambahan bagi para pebalap muda untuk berjuang lebih kuat, ” ujar Andy.

    Dukungan komunitas Honda Asosiasi Lombok (HALo) di tribune Sirkuit Mandalika Foto: Dok. AHMBinaan AHRS di Pentas MotoGP

    PT Astra Honda Motor (AHM) turut menurunkan dua pebalap binaannya yang juga merupakan alumni AHRS untuk berlaga di MotoGP Mandalika 2025, yaitu Fadillah Arbi Aditama yang menjadi riders pengganti Tatchakorn Buasri di kejuaraan kelas Moto3 dan Mario Suryo Aji yang memang merupakan pebalap regular di kelas Moto2 bersama Idemitsu Honda Team Asia.

    Adaptasi masih jadi tantangan utama Arbi di Moto3. Pada seri Mandalika, Arbi finish di urutan ke-19. Arbi merupakan lulusan AHRS tahun 2018 yang telah tampil di berbagai kejuaraan balap di level internasional, salah satunya ARRC dan pernah turun di ajang JuniorGP.

    “AHRS sudah seperti paket komplet dalam mewujudkan mimpi berjenjang menuju world championship. Latihan teknik hingga fisik diberi dengan takaran yang baik,” jelas Arbi.

    Alumni AHRS lain yang tampil di MotoGP adalah Mario Aji di kelas Moto2. Pada race di Mandalika, Mario belum berhasil menemukan performa terbaiknya dikarenakan sempat mengalami cedera parah di awal musim. Meski begitu, lulusan AHRS tahun 2016 ini berhasil finis di peringkat ke-20 di depan pebalap Jorge Navarro.

    Mario Aji Foto: Putra Rusdi Kurniawan

    Mario mengungkap kerja keras adalah hal yang paling penting di level internasional. Ia memberikan saran untuk para pebalap Indonesia untuk fokus penuh dan memberikan segalanya untuk bisa meraih mimpi berlaga di MotoGP.

    “Semua berawal dari hobi pasti tapi ketika Mario sudah menyentuh ajang yang lebih tinggi itu sudah jadi pekerjaan. Untuk pebalap muda yang ingin bersaing di kejuaraan kelas dunia saat ini pesan Mario cuma satu disiplin dan fokus,” pesan Mario buat para pebalap muda di Indonesia.

    (pur/rgr)

  • Sidang Perdana Kasus Tata Kelola Minyak Pertamina Dimulai Hari Ini (9/10)

    Sidang Perdana Kasus Tata Kelola Minyak Pertamina Dimulai Hari Ini (9/10)

    Bisnis.com, JAKARTA — Sidang perdana kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina-KKKS periode 2018-2023 telah dimulai hari ini, Kamis (9/10/2025).

    Sidang tersebut berlangsung di PN Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi, sidang dimulai sekitar 11.40 WIB.

    Dalam sidang kali ini, ada empat tersangka yang akan didakwa dalam perkara tersebut. Keempat tersangka perkara ini tampak mengenakan rompi tahanan khas Kejagung lengkap dengan borgol masing-masing tangan mereka. 

    Dua orang tersangka memakai batik, sementara dua orang lainnya memakai kemeja berwarna biru dan putih.

    Adapun, empat orang yang akan didakwa ini adalah Riva Siahaan (RS) selaku eks Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga; Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku eks Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional; Maya Kusmaya (MK) selaku eks Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga; dan Edward Corne (EC) selaku eks VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.

    Sebelum sidang dimulai, majelis hakim mulanya menanyakan terkait dengan identitas keempatnya. Satu per satu keempat tersangka itu menjawab pertanyaan pendahuluan dari hakim.

    Sidang ini dipimpin oleh Ketua Majelis Fajar Kusuma Aji. Sementara, hakim anggota sidang kali ini berjumlah empat orang. Mereka yakni Adek Nurhadi, Sigit Herman Binaji, Mulyono Dwi Putro dan Eryusman.

    Sekadar informasi, keempat terdakwa ini diduga melakukan penyimpangan mulai dari hulu sampai hilir. Penyimpangan itu terdiri atas kegiatan ekspor minyak mentah, impor minyak mentah, impor BBM, pengapalan minyak mentah/BBM, sewa terminal BBM.

    Tak hanya itu, perbuatan lainnya seperti pemberian kompensasi BBM dan penjualan solar subsidi di bawah harga bottom price turut dilakukan oleh para terdakwa.

    “Oleh karena perbuatan terdakwa dan tersangka tersebut telah mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp285.185.919.576.620 [Rp285,18 triliun],” ujar Kepala Kejari Jakarta Pusat Safrianto Zuriat Putra.

    Adapun, pasal yang disangkakan terhadap Riva Cs yakni Pasal 2 Ayat (1), Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.