NGO: AJI

  • Ulah Gila Pembunuh Satpam di Bogor, Selundupkan Teman Pria Tengah Malah hingga Cekik Ibu Kandung – Halaman all

    Ulah Gila Pembunuh Satpam di Bogor, Selundupkan Teman Pria Tengah Malah hingga Cekik Ibu Kandung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael (27) ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Septian, satpam rumah mewah di Lawang Gintung, Bogor, Jawa Barat.

    Septian sendiri bekerja sebagai petugas keamanan di rumah orang tua Abraham.

    Kelakuan Abraham yang janggal atau bisa dibilang gila, diungkap oleh Dewi, istri Septian.

    Menurut Dewi, anak majikan suaminya itu, disimpulkan sebagai sosok arogan dan kasar.

    Orangnya pembangkang, tidak mau menuruti perkataan orang tuanya.

    Abraham Michael terduga pelaku pembunuhan satpam di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (17/1/2025) positif narkoba. (TribunnewsBogor.com/IST)

    Makanya Septian mendapat tugas dari majikan perempuan untuk melaporkan semua tindak tanduk Abraham kepadanya.

    Itu pula yang menjadi alasan Abraham menghabisi nyawa Septian.

    “Suami (saya) suka bilang, abang (Abraham) suka enggak nurut sama ibunya, suka masukin teman tengah malam tanpa sepengetahuan ibunya, tamu cowok semua,” jelas Dewi menceritakan chat terakhir suaminya seperti dikutip Tribunnewsbogor.com.

    Bahkan, lanjut dia, Abraham belum lama ini membuat ibunya marah besar. Keduanya terlibat pertengkaran hebat.

    Abraham pun sampai diusir dari rumah oleh ibunya.

    Amarah Abraham memuncak hingga berniat mencekik wanita yang melahirkannya itu.

    Beruntung Septian, selaku satpam rumah, mencegah perbuatan Abraham terhadap ibunya kandungnya.

    “Dia (suami) bilang tadi siang abang ribut sama ibu, abang sudah diusir dari rumah. Terus ibu mau dicekik sama si abang, terus saya (suami) pisahin,” sambung Dewi.

    Sebetulnya, kala sang suami menceritakan konflik Abraham dan ibunya, perasaan Dewi sudah tak enak.

    Ia cemas Septian, suaminya, malah kena imbas pertengkaran ibu dan anak tersebut.

    Perasaan Dewi makin tak keruan sejak suaminya tak memberi kabar. Mereka hilang kontak pada Jumat mala.m pekan lalu.

    “Malam Jumat gak nn.gabarin lagi, dapat kabar sudah meninggal (Jumat pagi),” demikian cerita Dewi.

    Rencana cari kerjaan baru

    Septian sebelum ditemukan tewas dibunuh oleh anak majikannya, sebetulnya sudah tak betah kerja.

    Ia ingin cari pekerjaan baru yang lebih baik dan nyaman.

    “Pernah ngomong ke saya nanti habis lebaran mau pindah kerja, sudah enggak betah, ibu mulai cerewet, abang mulai arogan,” ungkap Dewi menyampaikan rencana suaminya.

    Bukan itu saja yang membuat Septian tidak betah. Gajinya juga sering terlambat dua minggu. Kadang lebih.

    Padahal Septian bekerja selama 24 jam dan jarang pulang ke kampung halamannya di Sukabumi.

    Dewi pun geram melihat kelakuan Abraham terhadap suaminya dan berharap mendapat hukuman seberat-beratnya.

    “Pelaku dihukum setimpal, karena suami saya tulang punggung keluarga saya, kami kehilangan” tegas Dewi.

    Abraham ingin habisi sopir yang melihatnya membunuh Septian

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, Abraham berniat menghabisi nyawa Wawan, sopirnya, setelah membunuh Septian.

    Septian Satpam rumah mewah di pinggir jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, tewas diduga dibunuh oleh anak majikannya,Jumat (17/1/2025). (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

    Sebab, Wawan merupakan orang yang pertama kali melihat Septian tewas bersimbah darah di tangan Abraham.

    “Berdasarkan kronologis, kemungkinan besar (membunuh saksi). Karena saksi (Wawan) ini melihat tersangka melakukan perbuatan tersebut,” kata AKP Aji Riznaldi Nugroho.

    Abraham sampai menemui Wawan di lantai dua di atas ruangan Septian.

    Bahkan, keduanya sempat bertengkar sebelum akhirnya Wawan melaporkan pembunuhan Septian kepada Polsek Bogor Selatan.

    “Tersangka naik ke lantai 2. Di situ terjadi pergemulan antara saksi (Wawan) dengan tersangka,” tandas AKP Aji.

     

     

    Sumber: Tribunnewsbogor

     
         
     

  • Pembunuh Satpam di Bogor Sempat Tak Diborgol, Polisi Bantah Beri Keistimewaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Januari 2025

    Pembunuh Satpam di Bogor Sempat Tak Diborgol, Polisi Bantah Beri Keistimewaan Megapolitan 20 Januari 2025

    Pembunuh Satpam di Bogor Sempat Tak Diborgol, Polisi Bantah Beri Keistimewaan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Polres Bogor Kota membantah memberikan keistimewaan ke Abraham, anak majikan yang membunuh satpam bernama Septian (37) di Lawang Gintung, Kota Bogor. Abraham diketahui sempat tidak diborgol saat dibawa ke Mapolresta Bogor Kota.
    Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan, Abraham saat itu tidak diborgol karena statusnya masih sebagai saksi.
    “Kalau untuk masalah enggak diborgol, itu kan diamankan Jumat pagi. Itu kan kita belum bisa menentukan siapa pelakunya. Nah setelah dilakukan pemeriksaan baru kita bisa menentukan siapa pelakunya,” ujar Aji, Senin (20/1/2025).
    “Waktu itu kan status (Abraham) masih sebagai saksi. Kita kan belum tahu siapa pelakunya. Jadi, itu alasan kenapa tidak diborgol,” tambah dia.
    Aji juga membantah ada anggotanya yang memberi perlakuan istimewa kepada Abraham karena membukakan pintu mobilnya saat pertama kali tiba di Mapolresta Kota Bogor.
    “Kenapa pintu itu harus dibukakan oleh anggota, karena harus dibuka dari luar. Pintu mobil patroli itu ada
    safety door
    -nya, jadi tidak bisa dibuka dari dalam, hanya bisa dibuka dari luar,” kata dia.
    Aji mengakui, Abraham merupakan anak seorang pengacara. Namun, status itu tidak membuat Abraham mendapat keistimewaan dari polisi.
    “Orangtuanya betul pengacara, berprofesi pengacara tapi di Jakarta,” ucap Aji.
    Sebelumnya, Kepolisian Resor Bogor Kota menetapkan A alias Abraham sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap Septian (37), seorang satpam rental mobil di Lawang Gintung, Bogor Selatan, Kota Bogor.
    Hubungan antara pelaku dengan korban adalah majikan dan karyawan.
    Korban bekerja di PT Laduta Car Rental, sebuah perusahaan rental mobil yang merupakan milik orangtua pelaku.
    Akibat perbuatannya, Abraham terancam dijerat Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3 tentang pembunuhan dengan ancaman penjara 15 tahun. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Biayai Sekolah Anak Satpam Korban Pembunuhan di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Januari 2025

    Dedi Mulyadi Biayai Sekolah Anak Satpam Korban Pembunuhan di Bogor Megapolitan 20 Januari 2025

    Dedi Mulyadi Biayai Sekolah Anak Satpam Korban Pembunuhan di Bogor
    Editor
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, akan menanggung biaya sekolah anak Satpam bernama Septian (37), yang menjadi korban pembunuhan oleh anak majikannya di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
    Pernyataan tersebut disampaikan Dedi saat menerima kedatangan istri korban, Dewi, yang datang dari Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
    “Yang masih sekolah, biaya pendidikannya dari saya. Setiap bulan, termasuk biaya hidup untuk dua orang,” kata Dedi, dikutip dari video yang diunggah akun TikTok @dedimulyadiofficial, Senin (20/1/2024).
    Septian tewas meninggalkan satu istri dan empat anak. Anak pertama sudah menikah, anak kedua telah lulus sekolah namun belum bekerja, anak ketiga masih duduk di kelas 3 SD, dan anak bungsu masih di kelas 1 SD.
    Dedi menyimpulkan bahwa kedatangan istri Satpam, korban pembunuhan, bertujuan untuk menyampaikan dua kegelisahannya, yaitu mengenai keadilan hukum serta biaya kehidupan dan pendidikan anak-anaknya.
    “Ibu juga memikirkan biaya pemakaman, tahlilan. Itu nanti saya siapkan Rp 20 juta buat ibu. Ibu tidak usah memikirkan lagi biaya pemakaman,” kata Dedi.
    Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (17/1/2025) dini hari, di mana korban tewas akibat luka tusuk di bagian perut.
    Setelah kejadian, pelaku langsung dibawa ke Mapolresta Bogor Kota untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
    Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aji Riznaldi, mengatakan bahwa pelaku bernama Abraham diduga membunuh korban karena sakit hati.
    Korban disebut kerap melaporkan perilaku tersangka kepada orang tuanya, terutama karena tersangka sering pulang malam.
    “Motifnya sementara ini karena sakit hati. Korban sering melaporkan tersangka ke ibunya karena suka pulang malam,” ungkap Aji pada Senin (20/1/2025).
    Aji menuturkan bahwa hal tersebut memicu cekcok antara korban dan pelaku hingga akhirnya terjadi pembunuhan.
    “Kejadian (pembunuhan) itu sempat disaksikan oleh karyawan lain. Mereka kemudian langsung melaporkan ke pihak kepolisian,” tambah Aji.
    Kini, polisi telah menetapkan Abraham sebagai pelaku pembunuhan. Dalam kasus ini, pelaku dijerat dengan Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • “Saya Tidak Ngantuk” Pengakuan Sopir Lancer yang Terlibat Kecelakaan di Jalan Pandanaran Semarang

    “Saya Tidak Ngantuk” Pengakuan Sopir Lancer yang Terlibat Kecelakaan di Jalan Pandanaran Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kecelakaan yang melibatkan Mobil Mitsubishi Lancer H 1218 PC warna merah terjadi di Jalan Pandanaran Semarang, Minggu (19/1/2025).

    Kendaraan itu terlibat kecelakaan tunggal menabrak pot di median jalan Pandanaran.

    Mobil itu dikendarai Eka Andriyanto Aji warga Bergas Kabupaten Semarang. 

    Akibat kecelakaan, kendaraan ringsek bagian depan.

    Mobil Mitsubishi Lancer penabrak pot tanaman di median jalan Pandanaran Semarang, Minggu (19/1/2025). (Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas)

    Mobil itu harus diangkut menggunakan truk towing.

    Kasubnit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Ipda Agus Trihandoko mengatakan kejadian itu pukul 12.45 wib. Mobil itu melaju dari arah barat ke timur.

    “Diduga saat berkendara kurang konsentrasi sehingga oleng ke kanan menabrak median pembatas tengah,” tuturnya.

    Menurutnya, di dalam mobil itu terdapat anak kembar pengendara yang masih balita. Diduga pengendara ini kehilangan konsentrasi.

    “Anaknya kembar, diduga ngrecoki sehingga hilang kendali,” imbuhnya.

    Ia mengatakan permasalahan itu telah diselesaikan pihak pertamanan. Pengemudi mobil bersedia bertanggungjawab atas kejadian itu.

    Sementara, pengendara Eka Andriyanto mengaku tidak mengantuk saat berkendara. Dia hanya kehilangan kendali saat menabrak median jalan.

    “Saya tidak mengantuk cuma kehilangan kendali,” ujarnya kepada tribunjateng.com dengan tergesa-gesa. (*)

  • Dewan Temukan Sumbatan Sampah dan Sedimentasi di Desa Sarirejo Kendal Usai Didemo Warga 

    Dewan Temukan Sumbatan Sampah dan Sedimentasi di Desa Sarirejo Kendal Usai Didemo Warga 

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Komisi C DPRD Kendal melakukan pemantauan ke Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal usai warga menggelar demo.

    Demo dilakukan lantaran pemerintah Kabupaten Kendal dinilai hanya mengobral janji, dalam penyelesaian masalah banjir di permukiman tersebut.

    Ketua Komisi C DPRD Kendal, Sisca Meritania menemukan adanya sumbatan sampah dan sedimentasi di gorong-gorong desa. Hal itu membuat permukiman di sana seringkali terendam banjir cukup lama.

    “Kami tadi mengecek saluran di bawah SPBE dan Alfamart di Jalan Lingkar Kaliwungu, kemudian kami juga menemukan adanya bangunan yang sengaja dibangun di atas saluran, serta sodetan air yang melintasi Jalan Arteri Kaliwungu,” kata Sisca, Minggu (19/1/2025).

    Jika hal itu terus dibiarkan, Sisca menilai akan membuat permukiman sekitar terus terendam banjir.

    “Sehingga air dari hulu tidak bisa mengalir ke hilir dan sampai muara. Karena air hujan berhenti dan menyebabkan air menggenang lalu membanjiri warga,” ungkapnya.

    Wakil Ketua Komisi C DPRD Kendal, M. Nurul Mujib mengatakan pihaknya bakal meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal untuk melakukan normalisasi mengeruk sedimentasi.
     
    “Paling tidak air bisa mengalir lancar dulu, sehingga resiko banjir di Desa Sarirejo dan sekitarnya bisa berkurang,” paparnya. 

    Sebelumnya, warga Perumahan Graha Raya 1 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kendal, menggelar aksi unjuk rasa di depan gapura perumahan.

    Aksi dilakukan untuk menagih janji pemerintah yang bakal mengatasi banjir di kawasan tersebut.

    Dalam aksi itu, mereka membentangkan tulisan “KIK piye”, ” SPBE tanggung jawab” serta tulisan lain akibat rasa lelah warga hidup dalam kepungan banjir.

    Koordinator aksi, Jawahir menuntut dua perusahaan tersebut ikut membantu mengatasi persoalan banjir di permukimannya.

    Ia dan warga Desa Sarirejo telah lebih dari 5 tahun lebih terendam banjir setiap musim penghujan tiba. Namun, intensitas banjir terjadi lebih parah ketika proyek pembangunan skala besar mulai dibangun di sekitar desa.

    Alhasil, warga terpaksa bertahan meskipun menjadi wilayah langganan banjir.

    “Dulu itu banjir sekali dalam setahun tapi sekarang sejak ada pembangunan, banjir bisa 3-4 kali menggenangi wilayah sini,” kata Jawahir ditemui di sela aksi, Minggu (19/1/2025).

    Ia menerangkan, banjir di sekitar permukimannya baru bisa surut setelah 5-6 hari. Namun, rentan waktu tersebut bisa lebih lama seandainya intensitas hujan yang turun lebih lebat dan dalam waktu yang cukup lama.

    “Kalau di sini banjir baru bisa surut sekitar 5-6 hari kemudian, nggak bisa kalau langsung sehari surut itu,” tegasnya.

    Menurutnya, kondisi gorong-gorong di sekitar perumahan belum dilakukan perbaikan saluran. Sehingga, tersumbat oleh tumpukan sampah. 

    Ia juga meminta pemerintah membangun talud di sekitar Sungai Aji agar aliran air tak membuat banjir.

    “Sungainya masih belum ada talud, padahal kami sudah audiensi sejak tahun 2021 tapi belum direspons oleh pemerintah daerah,” ungkapnya.

    Jawahir pun meminta pemerintah Kabupaten Kendal untuk bersikap tegas dalam mengatasi permasalahan ini. Terlebih, warga sekitar telah mengeluarkan dana tak sedikit untuk proses peninggian rumah agar tak terendam banjir.

    “Sudah banyak dana yang kami keluarkan untuk meninggikan rumah saluran rutin tiap tahun. Janganlan sering buat janji ke warga kalau ujungnya nggak ada tindakan. Ini harus ada tindakan pasti,” tegasnya.

    Warga pun mengancam bakal menggelar audiensi lebih besar jika tak ada penanganan selama 3 bulan ke depan.

    “Yang jelas kami warga sudah bosan dengan audiensi dan usulan ini. Jawabnnya hanya janji-janji, tidak ada aksi nyata,” ketus Jawahir. 

    Pj Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari yang datang ke lokasi aksi mengatakan pihaknya telah menampung aspirasi warga. Ia bakal secepatnya melakukan pendataan dan menyelesaikan permasalahan banjir warga sekitar.

    “Tentunya kami tidak bisa langsung melakukan apa yang menjadi tuntutan warga, apakah ini kewenangan pemerintah provinsi, daerah ataupun pihak swasta,”

    “Karena ditengarai warga banjir ini disebabkan oleh pihak swasta. Kita akan rapatkan segera.” paparnya. (ags)

  • Kronologi Mobil Ringsek Tabrak Median Jalan Pandanaran Semarang, Ternyata Sopir Diganggu Anak Kembar

    Kronologi Mobil Ringsek Tabrak Median Jalan Pandanaran Semarang, Ternyata Sopir Diganggu Anak Kembar

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Mobil Mitsubishi Lancer H1218PC warna merah oleng tabrak pot di median jalan Pandanaran Semarang, Minggu (19/1/2025).

    Mobil itu dikendarai Eka Andriyanto Aji warga Bergas Kabupaten Semarang.

    Mobil itu ringsek bagian depan.

    Mobil itu harus diangkut menggunakan truk towing.

    Kasubnit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Ipda Agus Trihandoko mengatakan kejadian itu pukul 12.45 wib. 

    Mobil itu melaju dari arah barat ke timur.

    “Diduga saat berkendara kurang konsentrasi sehingga oleng ke kanan menabrak median pembatas tengah,” tuturnya.

    Menurutnya, di dalam mobil itu terdapat anak kembar pengendara yang masih balita.

    Diduga pengendara ini kehilangan konsentrasi.

    “Anaknya kembar ini diduga ngrecoki sehingga hilang kendali,” imbuhnya.

    Ia mengatakan permasalahan itu telah diselesaikan pihak pertamanan. 

    Pengemudi mobil bersedia bertanggungjawab atas kejadian itu.

    Sementara, pengendara Eka Andriyanto mengaku tidak mengantuk saat berkendara.

    Dia hanya kehilangan kendali saat menabrak median jalan.

    “Saya tidak mengantuk cuma kehilangan kendali,” ujarnya kepada tribunjateng.com dengan tergesa-gesa. (*)

  • Satpam yang Tewas di Bogor Pernah Lindungi Majikan Perempuan dari Amukan Abraham – Halaman all

    Satpam yang Tewas di Bogor Pernah Lindungi Majikan Perempuan dari Amukan Abraham – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Dewi, istri satpam bernama Septian di Bogor yang tewas akibat dibunuh anak majikan bernama Abraham Michael mengungkapkan fakta baru.

    Dewi mengetahui ada konflik antara terduga pelaku pembunuh suami dengan keluarganya khususnya dengan ibunya.

    Sebelum sang suami meregang nyawa, Dewi mengaku sempat mendengar curhatan Septian soal sosok majikannya.

    Selama lima bulan bekerja di rumah megah tersebut, ia tidak pernah ribut dengan siapapun namun majikannya memang sosok yang kurang menyenangkan.

    “Cerita sih enggak pernah cerita ribut sama siapa. Cuma (korban) suka curhat majikannya bawel, cerewet. 

    Ah udah biasa itu cerewet namanya juga perempuan,” ungkap Dewi dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Kang Dedi Mulyadi.

    “Yang cerewet lakinya atau perempuan?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Yang si ibunya,” ujar Dewi.

     Suaminya memang pernah menceritakan konflik antara pelaku yakni Abraham dengan ibunya, Farida Felix.

    Kala itu Septian yang baru pulang kampung ke Pelabuhan Ratu harus buru-buru pulang karena majikannya bertengkar dengan anaknya.

    “(Korban waktu pulang ke rumah) cerita ‘itu si ibu berantem sama anaknya, sama si abang’. Besok paginya kerja,” kata Dewi.

    “Oh majikannya berantem sama anaknya yang bontot? Anaknya yang bontot umur berapa?” tanya Kang Dedi.

    “37. Cerita itu aja (korban bilang) ‘saya buru-buru balik lagi ke Bogor, takut ibu marah’,” imbuh Dewi.

    Mengingat curhatan sang suami, Dewi tersentak.

    Dewi sempat memperingatkan suaminya agar tidak ikut campur dalam konflik majikannya itu.

    Apalagi Septian pernah bercerita sempat melindungi majikannya dari amukan anaknya.

    “Hari kamis (sehari sebelum pembunuhan) (korban cerita) ‘ibu berantem sama abang, abang diusir sama ibu.

    Terus ibu mau dicekik sama abang, udah saya belain’. Saya bilang ‘abang jangan ikut-ikutan, nanti kena imbasnya’. Udah habis itu enggak ada kabar,” pungkas Dewi.

    Diketahui, suami Dewi, Septian yang berprofesi sebagai satpam di rumah mewah kawasan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tewas dibunuh pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 04.30 Wib.

    Sosok yang membunuh Septian adalah anak majikan sekaligus bos rental bernama Abraham Michael.

    Lantaran kasus pembunuhan yang menimpa suaminya itu melibatkan sosok anak pengacara kenamaan, Dewi mengaku cemas.

    Karenanya, Kang Dedi pun mengurai janji kepada keluarga korban.

    “Enggak usah takut. Nanti saya akan berkoordinasi dengan pak Kapolda Jabar, dengan Kapolres Kota Bogor. Saya akan memantau seluruh proses penyelidikan dan penyidikannya,” kata Dedi Mulyadi.

     Bukan cuma janji membantu mengawal kasusnya, Kang Dedi Mulyadi juga membantu meringankan beban Dewi.

    Terenyuh mendengar cerita Dewi soal mendiang Septian adalah tulang punggung keluarga, Dedi Mulyadi akhirnya melayangkan inisiatif yakni seluruh biaya pendidikan dan kehidupan anak-anak korban akan ia tanggung seluruhnya.

    “Yang masih sekolah dua orang? yang masih sekolah nanti tanggung jawab biaya pendidikannya dari saya tiap bulan. Dan biaya kehidupannya, yang dua orang ya,” kata Kang Dedi.

    “Terima kasih,” ucap Dewi.

    Tak hanya itu, Kang Dedi juga memberikan uang puluhan juta untuk biaya pemakaman serta tahlilan korban.

    Hal itu diberikan Kang Dedi lantaran kasihan mendengar keluarga korban curhat bahwa mereka hingga kini belum ditemui oleh keluarga pelaku.

    “Biaya pemakaman, biaya tahlilan, nanti saya siapkan Rp20 juta untuk ibu. Yang penting kasusnya segera terungkap. Udah ibu enggak usah mikir lagi biaya pemakaman, tahlilan, saya siapin,” imbuh Dedi Mulyadi.

    “Makasih banyak pak,” kata Dewi sembari menangis.

    Anak majikan jadi tersangka

    Diwartakan sebelumnya, polisi akhirnya mengungkap sosok tersangka pembunuhan satpam di rumah mewah Bogor.

    Pelaku tak lain adalah anak majikan bernama Abraham Michael.

    Anak dari pengacara Farida Felix itu resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Bogor Kota.

    Lantaran perbuatan kejinya itu, Abraham terancam penjara maksimal 20 tahun.

    Tersangka terancam dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau Pasal 351 ayat 3 yang mengatur tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

    “Untuk itu (dugaan pembunuhan berencana) kita masih lakukan pendalaman,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho.

    Resmi jadi tersangka, Abraham Michael dinyatakan positif menggunakan narkotika.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho, mengungkapkan motif pembunuhan terhadap Septian.

    Abraham nekat membunuh korban karena tersangka kesal korban melapor ke ibunya, Farida Felix terkait kerap pulang malam.

    Korban, kata Aji, memiliki tugas untuk mencatat siapa saja yang keluar masuk rumah majikannya.

    Adapun laporan tersebut lantas diberitahukan ke Farida Felix, ibu tersangka.

    Ternyata, berdasarkan catatan tersebut, Abraham dalam dua malam terakhir kerap pulang larut malam. Akhirnya, Abraham pun kena omelan dari ibunya.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” kata Aji, Sabtu (18/1/2025), dikutip dari Tribun Bogor.

    Aji mengungkapkan Abraham merasa aneh karena ibunya bisa tahu dirinya kerap pulang larut malam.

    Kemudian, Abraham pun mengetahui Septian-lah sosok yang melaporkan kepada ibunya.

    “Ia (Abraham merasa) aneh ibunya tahu. Ternyata dia dilaporkan satpam (ke ibu tersangka),” tutur Aji.

    Setelah mengetahui hal tersebut, Abraham langsung mengumpulkan sopir, asisten rumah tangga (ART), dan satpam.

    Pada momen tersebut, Aji mengatakan dua ART yang bekerja di rumahnya disuruh pulang ke kampung halaman.

    Lalu, pada Jumat malam, Abraham dan Septian pun akhirnya saling cekcok yang berujung terjadinya pembunuhan.

    “Saat subuh si tersangka membunuh Septian,” ucapnya.

    Dalam pembunuhan tersebut, Abraham menikam Septian dengan pisau ke arah perut korban.

    Atas kasus ini, Abraham resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan terhadap Septian.

    “Statusnya sudah naik tersangka,” kata Kapolresta Bogor, Kombes Pol Eko Prasetyo, Sabtu.

    Pasca-ditetapkan menjadi tersangka, Abraham dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho mengatakan Abraham terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    “Atau Pasal 351 ayat 3 yang mengatur tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian,” ujarnya.

    Bahkan, kata Aji, Abraham juga terancam hukuman lebih berat karena saat ini masih berlangsung penyelidikan terkait ada atau tidaknya pembunuhan berencana terhadap Septian.

    “Untuk itu (pembunuhan berencana) kita masih lakukan pendalaman. Sementara ini kita tetapkan sebagai tersangka dulu dan dijerat Pasal 338 KUHP,” jelasnya.(TribunBogor/khairunnisa) (Tribunnews.com/Falza Fuadina)

     

  • Satpam yang Tewas di Bogor Pernah Lindungi Majikan Perempuan dari Amukan Abraham – Halaman all

    Satpam Septian Dibunuh, Hamzah Minta Polri Tindak Tegas Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, mengungkapkan keprihatinannya dan mendesak pihak kepolisian untuk bertindak secara profesional dalam menangani kasus pembunuhan seorang satpam di Kota Bogor, Jawa Barat.

    Peristiwa tragis ini melibatkan korban bernama Septian, yang merupakan warga Sukabumi, dan pelaku bernama Abraham Michael, anak dari majikan korban.

    Kasus pembunuhan ini terjadi pada hari Jumat, 17 Februari 2025, di sebuah rumah mewah yang terletak di Jl. Lawang Gintung, Bogor Selatan.

    Ketegangan antara pelaku dan korban dipicu oleh laporan korban mengenai kebiasaan pulang larut malam pelaku kepada orang tuanya.

    Tindakan ini memicu emosi pelaku, yang kemudian berujung pada penganiayaan.

    Septian adalah seorang satpam yang bekerja di rumah milik orang tua Abraham.

    Ia mencatat jam pulang Abraham yang sering larut malam, dan melaporkan kebiasaan tersebut kepada majikannya, Farida Felix.

    Sebagai hasil dari laporan tersebut, ibu Abraham menegur anaknya karena kebiasaannya yang tidak baik.

    “Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam,” jelas Kompol Aji Riznaldi Nugroho, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota.

    Ketika Abraham mengetahui bahwa Septian adalah orang yang melaporkannya kepada ibunya, kemarahan pelaku memuncak.

    Dalam keadaan emosional, Abraham mengumpulkan sopir dan asisten rumah tangga (ART) untuk mempertegas posisinya.

    Namun, situasi semakin memburuk ketika terjadinya cekcok antara Abraham dan Septian di pos satpam.

    Dalam konflik tersebut, pelaku menusuk Septian hingga mengakibatkan kematian.

    Hamzah Gurnita merasa penting untuk memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini, mengingat Septian adalah konstituennya.

    Ia menekankan agar pelaku dihukum setimpal dengan tindakannya.

    Dalam pernyataannya, ia mengatakan:

    “Saya minta kepada Polresta Bogor, kepada Pak Kapolres, ucapan terima kasih sudah mengamankan pelaku sehingga proses ini bisa berjalan ke pengadilan,” ungkapnya, seperti yang dikutip oleh Tribun Jabar.

    Ia juga mengajak Kejaksaan Kota Bogor untuk memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku, menegaskan bahwa tindakan menghilangkan nyawa seseorang harus mendapatkan hukuman yang setimpal.

    “Saya meminta ke Kejaksaan Kota Bogor untuk menghukum pelaku sesuai dengan tindakannya,” tegas Hamzah.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul DPRD Kabupaten Sukabumi Minta Pembunuh Satpam di Bogor Diganjar Hukuman Setimpal dan di TribunnewsBogor.com dengan judul Terungkap Penyebab Anak Majikan Bunuh Satpam di Rumah Mewah Bogor, Kelakuan Pelaku Diadukan ke Ibu

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, M Rizal Jalaludin)(TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • January Effect Cenderung Singkat, Simak Strategi Raup Cuan

    January Effect Cenderung Singkat, Simak Strategi Raup Cuan

    Jakarta, FORTUNE – January Effect adalah fenomena ketika harga saham pada pasar saham cenderung mengalami kenaikan pada bulan Januari. Kondisi itu menggambarkan keadaan saat investor membeli saham begitu harga menjadi lebih rendah, dan menjualnya ketika harga saham naik pada awal tahun.

    Analis MNC Sekuritas, Herditya T Wicaksana, mengatakan January Effect pada tahun ini diperkirakan akan berjalan cukup singkat.

    “Seperti halnya pada bulan Desember 2024 kemarin, window dressing terjadi cukup singkat, demikian pula dengan January Effect yang kami perkirakan juga akan cenderung singkat, [dan] diperkirakan saat ini sedang terjadi,” ujarnya pada Fortune Indonesia, Jumat (17/1).

    Herditya mengatakan sentimen yang dibutuhkan untuk mendukung fenomena ini tidaklah cukup. Secara eksternal, kenaikan yield US treasury 10 tahun dan indeks dolar (DXY) yang menekan beberapa mata uang, khususnya rupiah, merupakan sejumlah variabel yang mendasarinya. 

    “Kemudian rilis data PDB Cina [kuartal IV] 2024 juga meningkat, sehingga dikhawatirkan akan menambah outflow dari Ihsg. Dan sebentar lagi inaugurasi presiden AS terpilih, Donald Trump,” katanya.

    Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximillianus Nico, mengatakan sejumlah sektor memiliki peluang baik dan layak dipantau, seperti sektor energi dan sektor perbankan, khususnya big banks. Hal ini juga berkaitan dengan pemangkasan BI Rate sebanyak 25 bps yang sempat membuat saham bank-bank besar melonjak.

    “Sejauh ini sektor energi masih terlihat dapat memberikan penguatan, namun koreksi yang terjadi di bank buku besar membuat valuasi menjadi menarik,” katanya pada Fortune Indonesia, Jumat (17/1).

    Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan melakukan pemangkasan pada BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Keputusan tersebut melampaui ekspektasi konsensus, yang memperkirakan suku bunga acuan itu dipertahankan pada level 6 persen. 

    BI memandang nilai tukar rupiah masih terjaga sesuai dengan fundamental dan inflasi Indonesia yang saat ini cukup rendah. Bank sentral pun menilai saat ini adalah momentum tepat memangkas suku bunga demi mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi domestik.

    Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan jika euforia pemangkasan suku bunga tersebut berlanjut ke depan, maka peluang terjadinya January Effect pada 2025 ini mulai terbuka lebar.

    Untuk itu, Nico memberikan beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh investor demi memaksimalkan Investasi, seperti memperhatikan sentimen, memperhatikan momentum, serta memperhatikan fundamental perusahaan yang akan dibeli.

    Nafan memandang para pelaku pasar saat ini tengah bersiap menyongsong periode dimulainya era kepemimpinan Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Kampanye dari kebijakan Trump, yaitu Make America Great Again, yang menitikberatkan pada pro growth, menyebabkan aliran dana masuk cenderung terkonsentrasi pada pasar saham AS, sehingga masih terjadi arus dana keluar dari pasar saham Indonesia.

    Pada penutupan perdagangan Jumat (17/1), IHSG ditutup menguat 47,13 poin (0,66 persen) menuju level 7.154,65 dengan volume perdagangan 21,72 miliar saham dan nilai transaksi Rp12,13 triliun.

    Sepanjang perdagangan, terdapat 240 saham menguat, 330 saham melemah, dan 236 saham stagnan.

  • Terungkap! Ini Fakta dan Motif Dibalik Tewasnya Satpam Rental

    Terungkap! Ini Fakta dan Motif Dibalik Tewasnya Satpam Rental

    JABAR EKSPRES – Serangkaian pemeriksaan dan gelar perkara kasus di balik tewasnya seorang petugas keamanan rental mobil di PT Laduta Car Rental, Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan tuntas dilakukan Satreskrim Polresta Bogor Kota.

    Terungkap, dalang dibalik pembunuhan Septian (36) warga Pelabuhan Ratu, Sukabumi itu adalah AMM (27) yang merupakan anak dari majikan korban.

    “Saat ini tersangka sudah kami tetapkan dengan melalui proses gelar perkara. Tersangka majikannya dari korban, inisial AMM,” kata Kasatreskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho dijutip Minggu, 19 Januari 2025.

    Aji menjelaskan, motif dibalik pembunuhan lantaran rasa sakit hati tersangka terhadap korban yang kerap melaporkan pulang malam ke orang tuanya.

    BACA JUGA:Satpam Rental Mobil di Bogor Tewas Tergeletak Bersimbah Darah, Polisi Amankan 5 Saksi

    “Motifnya sampai saat ini dikarenakan sakit hati. Karena korban sering melaporkan tersangka yang sering pulang malam kepada orang tuanya,” ungkap dia.

    Diketahui, aksi tindak pidana penganiayaan berat berujung tewasnya Septian terjadi di Pos Satpam rumah mewah sekaligus sekaligus kantor PT Laduta Car Rental pada Jumat, 17 Januari 2025 sekira pukul 02.30 WIB.

    Aji menjelaskan, peristiwa itu diketahui setelah korban tergeletak dalam kondisi bersimbah darah di Pos Satpam oleh seorang saksi W yang juga bekerja di rumah tersebut.

    Ketika saksi memeriksa, ia mendapati tersangka hendak menuju ke lantai dua rumah tersebut.

    BACA JUGA:Polisi Sita Mobil Milik Bos Rental yang Tewas di Pati

    “Saksi (mendengar) ada suara, kemudian ada darah. Pada saat saksi melihat, tersangka mencoba untuk naik ke lantai dua, dan di situ sempat terjadi pergumulan antara saksi dengan tersangka,” terang Aji.

    Untuk mengalihkan perhatian, saksi memecahkan kaca sehingga memantik keributan. Tersangka panik, hingga meninggalkan saksi, lalu masuk ke dalam rumah.

    “Atas kesaksiannya, saudara W kemudian melaporkan kejadian ini (Subuh) ke Polsek Bogor Selatan,” ucap Aji.

    Dia menambahkan, bahwa korban diduga sempat melawan tersangka sebelum akhirnya ditemukan tergeletak bersimbah darah.

    BACA JUGA:Komunitas Pengusaha Cuci dan Rental Mobil di Cirebon Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Bacapres