NGO: AJI

  • Anak Mpok Alpa Minta Maaf setelah Menghilang 3 Hari, Ini Penjelasannya

    Anak Mpok Alpa Minta Maaf setelah Menghilang 3 Hari, Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Anak mendiang Nina Carolina alias Mpok Alpa dari pernikahan sebelumnya, Sherly, akhirnya kembali ke rumah setelah sempat dikabarkan menghilang selama tiga hari. Kabar tersebut disampaikan oleh kakak almarhumah, Mpok Banong.

    “Alhamdulillah, anaknya (Sherly) sudah pulang ke rumah,” ujar Mpok Banong, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Minggu (14/12/2025).

    Mpok Banong memastikan kondisi Sherly dalam keadaan baik dan tidak mengalami hal-hal yang mengkhawatirkan selama tidak berada di rumah. Kepada keluarga, Sherly juga menyampaikan permohonan maaf atas kekhawatiran yang sempat muncul.

    “Anaknya bilang, ‘maafkan saya ya, kemarin saya menginap di rumah teman karena memang lagi ada tugas kuliah’,” kata Mpok Banong menirukan ucapan Sherly.

    Meski Sherly telah kembali, Mpok Banong mengakui bahwa kondisi anak-anak mendiang Mpok Alpa sempat terganggu secara fisik maupun emosional akibat kejadian tersebut.

    “Jujur ya, sejak Sherly dikabarkan hilang, kondisi anak-anak almarhum lagi kurang sehat semua. Mulai dari Petong sampai si kembar. Masalah ini bikin mereka kayak nge-blank,” tuturnya.

    Menurut Mpok Banong, sikap Sherly yang memilih memendam perasaan memiliki kemiripan dengan mendiang ibunya. Ia menilai hal itu menjadi alasan Sherly tidak terbuka sejak awal.

    “Sherly itu orangnya enggak pernah cerita ke kita. Dia lebih banyak memendam, sama seperti maminya,” ujarnya.

    Sebelumnya, Sherly diketahui tidak kembali ke rumah selama tiga hari, dan hal tersebut terungkap bertepatan dengan proses sidang ahli waris mendiang Mpok Alpa. Suami Mpok Alpa, Aji Darmaji, mengaku telah berupaya mencari dan menghubungi Sherly tetapi tidak berhasil.

    “Untuk Sherly sudah tiga hari enggak pulang ke rumah. Saya sudah berusaha mencari dan menghubungi, tetapi hand phone-nya enggak aktif,” ujar Aji Darmaji, dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Jumat (12/12/2025).

  • Honor Incar Segmen Entry hingga Premium di Indonesia Tahun Depan

    Honor Incar Segmen Entry hingga Premium di Indonesia Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Honor, produsen smartphone, menegaskan komitmennya untuk memperluas pilihan produk di pasar Indonesia, mulai dari segmen entry-level hingga mid dan premium. 

    Langkah ini diambil meskipun kategori harga terjangkau diproyeksikan tetap menjadi penopang utama penjualan smartphone pada 2026. 

    President of HONOR South Pacific Justin Li menyampaikan segmen entry-level masih memiliki peran strategis, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Menurutnya, kategori tersebut akan terus menjadi salah satu motor pertumbuhan industri smartphone.

    “Terkait segmen entry-level, HONOR melihat kategori ini masih akan menjadi salah satu pendorong penting, terutama di pasar berkembang,” kata Justin kepada Bisnis pada Minggu (14/12/2025). 

    Namun demikian, Honor menegaskan tidak akan membatasi strategi bisnisnya pada satu rentang harga tertentu. Perusahaan memilih memperluas portofolio agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan kebutuhan yang beragam. 

    “Kami akan memperluas pilihan produk di Indonesia, dari entry hingga mid dan premium, agar lebih banyak konsumen dapat menikmati teknologi dan ekosistem AI HONOR,” katanya.

    Setelah sempat hengkang pada 2019, Honor resmi kembali meramaikan pasar Indonesia pada awal 2025 dengan membawa berbagai perangkat terbaru. 

    Sejumlah produk yang diperkenalkan antara lain smartphone lipat Honor Magic V3, Honor X9c 5G, Honor 200 Pro, tablet Honor Pad 9 dan Honor Pad X8a, laptop Honor MagicBook Art 14, serta perangkat wearable seperti Honor Watch 5 dan Honor Earbuds X7 Lite.

    Ekspansi tersebut berlanjut pada 18 September 2025, ketika Honor kembali memperluas portofolionya melalui peluncuran tiga tablet anyar, yakni Honor Pad 10, Honor Pad X9a, dan Honor Pad X7. 

    Ketiga perangkat tersebut dirancang untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, mulai dari entry-level hingga premium. 

    Honor Pad 10 diposisikan di kelas premium, Honor Pad X9a di segmen menengah, sementara Honor Pad X7 menyasar pengguna entry-level. Seluruh tablet tersebut telah dibekali fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menunjang produktivitas dan hiburan.

    Di sisi lain, pasar smartphone Indonesia mencatat dinamika signifikan sepanjang kuartal III/2025. Segmen harga terjangkau tetap menjadi motor utama pertumbuhan industri. 

    Berdasarkan laporan Counterpoint, pengapalan perangkat dengan harga di bawah US$150 atau sekitar Rp2,49 juta melonjak 42% secara tahunan dan menguasai 55% pangsa pasar.

    Sebaliknya, segmen menengah dan premium justru mengalami tekanan. Pengiriman perangkat di rentang harga US$150–349 turun 10%, segmen US$350–699 merosot 11%, sementara kategori premium di atas US$700 anjlok 14%. Meski demikian, secara keseluruhan pasar smartphone nasional tetap menunjukkan pemulihan kuat dengan pertumbuhan pengiriman 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, ditopang stabilitas ekonomi, peningkatan ekspor, dan menguatnya permintaan domestik.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, menilai segmen entry-level masih akan menjadi pendorong utama pasar menuju 2026. Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi struktur demografi Indonesia serta distribusi kemampuan ekonomi masyarakat.

    “Kurang lebih 60% populasi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta/bulan, gelombang kedua digitalisasi masuk ke kota di tier 2–3 dengan adanya aplikasi yang dikembangkan pemerintah daerah. Tapi untuk ‘entry-level’ ini terjadi perubahan karakter di konsumen,” kata Aryo.

    Aryo menjelaskan definisi entry-level kini bergeser ke rentang harga Rp1,5 juta–Rp2,5 juta, tidak lagi di bawah Rp1 juta seperti sebelumnya. 

    Perubahan tersebut menuntut vendor untuk menyesuaikan spesifikasi produk, mulai dari performa chipset, kualitas kamera, hingga dukungan pembaruan software yang lebih panjang. Ia juga menilai loyalitas merek akan semakin menurun seiring konsumen yang semakin rasional dan mudah berpindah merek demi mendapatkan nilai terbaik.

    “Mereka akan lebih rasional, mudah berpindah merk demi value yang lebih baik,” ujarnya.

    Untuk menghadapi persaingan ke depan, Aryo menekankan pentingnya kehadiran di kanal penjualan offline, terutama di luar Jawa, serta penyediaan pembaruan software berkala dan ekosistem trade-in yang lebih solid. Menurutnya, persaingan ke depan tidak semata ditentukan oleh harga termurah, melainkan kemampuan vendor memberikan pengalaman yang menyeluruh.

    “Vendor yang survive bukan yang jual termurah, tapi yang berhasil memberikan pengalaman lengkap dengan harga kompetitif. Entry-level tetap penting, tetapi dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi dari konsumen,” katanya.

  • Anak Mpok Alpa Minta Maaf setelah Menghilang 3 Hari, Ini Penjelasannya

    Sherly Hilang 3 Hari, Kakak Mpok Alpa: Alhamdulillah, Sudah Pulang

    Jakarta, Beritasatu.com – Kakak mendiang Nina Carolina atau Mpok Alpa, Mpok Banong menyebut, anak mendiang Mpok Alpa dari pernikahan sebelumnya, Sherly yang smepat menghilang tiga hari sudah kembali ke rumah.

    “Alhamdulillah, anaknya (Sherly) sudah pulang ke rumah,” jelas Mpok Banong dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Minggu (14/12/2025).

    Mpok Banong menyebutkan, kondisi Sherly yang sempat dikabarkan menghilang selama tiga hari dalam kondisi yang baik.

    “Anaknya bilang ‘maafkan saya ya, kemarin saya menginap di rumah teman karena memang lagi ada tugas kuliah’,” jelas Mpok Banong menirukan ucapan Sherly.

    Ia menyebut, kondisi anak-anak mendiang Mpok Alpa sedang kurang baik.

    “Jujur ya, semenjak Sherly dikabarkan hilang, kondisi anak-anak almarhum lagi kurang sehat semua. Mulai dari Petong, termasuk si kembar. Dengan adanya masalah ini kan kayak nge-blank gitu,” tuturnya.

    Mpok Banong mengatakan, bahwa Sherly memiliki kesamaan dengan mendiang Mpok Alpa yang memilih untuk memendam apa yang dirasakannya.

    “Sherly itu orang yang enggak pernah bercerita ke kita, dia orangnya mendem seperti maminya (mendiang Mpok Alpa),” paparnya.

    Sebelumnya, Anak mendiang Nina Carolina atau Mpok Alpa dari pernikahan terdahulu, Sherly mendadak menghilang setelah tiga hari tidak kembali ke rumah. Hubungan Aji Darmaji dengan Sherly renggang?

    Hilangnya Sherly selama tiga hari itu diketahui saat sidang ahli waris dari mendiang Mpok Alpa.

    “Untuk Sherly (anak dari pernikahan Mpok Alpa sebelumnya) sudah tiga hari enggak pulang ke rumah. Saya selalu berusaha mencari dia, bahkan sudah mencoba menghubunginya tetapi hand phone-nya enggak aktif,” ujar Aji Darmaji dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Jumat (12/12/2025).

  • KHI 2025 Hari Kedua: Perhumas Sebut Gen Z Arsitek Komunikasi, Ajak Lawan Budaya Clickbait

    KHI 2025 Hari Kedua: Perhumas Sebut Gen Z Arsitek Komunikasi, Ajak Lawan Budaya Clickbait

    Surabaya (beritajatim.com) – Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) menyoroti peran vital generasi muda sebagai arsitek masa depan komunikasi dalam agenda hari kedua Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2025 yang digelar di Surabaya, Minggu (14/12/2025). Melalui forum Pertemuan Humas Muda (Pemuda), Perhumas mendorong praktisi muda dan mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi penerus, melainkan game changer yang berani melawan dominasi narasi negatif di ruang digital.

    Ketua Umum Perhumas, Boy Kelana Soebroto, menegaskan bahwa lanskap komunikasi yang berkembang pesat membutuhkan perspektif segar namun tetap berpegang pada nilai kebangsaan. Forum ini dirancang khusus sebagai ruang dialog reflektif untuk mengasah kepemimpinan narasi generasi penerus.

    “Generasi muda bukan hanya menjadi penerus, tetapi juga aktor utama yang berperan sebagai arsitek masa depan komunikasi Indonesia. Di tengah tantangan dan peluang dunia komunikasi yang terus berkembang, merekalah penggerak utama perubahan sekaligus penjaga nilai komunikasi kebangsaan di ruang digital,” ujar Boy Kelana di hadapan ratusan peserta yang terdiri dari praktisi muda, akademisi, hingga mahasiswa.

    Salah satu sorotan utama dalam diskusi lintas sektor ini adalah isu kesehatan ruang digital yang kini dipenuhi sensasi. CEO Good News From Indonesia (GNFI), Wahyu Aji, mengkritisi fenomena media yang lebih mengejar sisi emosional audiens ketimbang substansi, sehingga memicu pesimisme publik.

    “Pesimisme itu lahir bukan karena tidak ada hal baik di Indonesia, tetapi karena ruang publik lebih banyak dipenuhi narasi negatif. Budaya ‘bad news is good news’ membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa lewat clickbait, karena yang dikejar bukan lagi demografi, melainkan psikografi dan emosi audiens,” tegas Wahyu Aji.

    Senada dengan Aji, praktisi komunikasi profesional Stefanny Imelda mengingatkan bahwa di tengah gempuran teknologi, etika tetap menjadi mata uang utama. Menurutnya, kemampuan mendengar sama pentingnya dengan kemampuan menyampaikan pesan.

    “Komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga memahami dan mendengarkan. Di era digital, struktur, etika, dan empati menjadi fondasi agar komunikasi dapat dipercaya dan diikuti,” jelas Stefanny.

    Agenda hari kedua ini juga menekankan pentingnya komunikasi yang inklusif dan partisipatif dengan menghadirkan perspektif beragam, termasuk dari mahasiswa tunanetra Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Zelda Maharani dan Mohammad Hilbram, serta wawasan strategis dari Director of Strategic Partnership IPB University Dr. Alfian Helmi, dan Tenaga Ahli Komdigi Anton Motulz.

    Sebagai wujud komitmen nyata dalam mencetak talenta unggul, Perhumas juga menyelenggarakan PEMUDA Awards 2025. Ajang penghargaan ini menjadi langkah strategis untuk menyiapkan generasi muda yang memahami peran vital humas dalam membangun kepercayaan publik serta mampu menjawab tantangan isu secara bertanggung jawab. [beq]

  • Proyeksi Tren Smartphone 2026 Didominasi AI, Siapkan Robot Phone

    Proyeksi Tren Smartphone 2026 Didominasi AI, Siapkan Robot Phone

    Bisnis.com, JAKARTA— Honor Indonesia mengungkap proyeksi tren smartphone pada tahun depan.

    President of Honor South Pacific Justin Li mengatakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) diperkirakan akan memainkan peran yang makin mendominasi dalam perkembangan smartphone pada 2026. 

    Sejalan dengan tren tersebut, Justin menyebut bahwa fokus perusahaan adalah mempertahankan dan meningkatkan kapabilitas AI Imaging dan AI Productivity, sekaligus memperluas integrasi ekosistem agar perangkat Honor dapat digunakan secara lebih mulus di lintas perangkat.

    “Inovasi yang dihadirkan akan tetap berangkat dari insight pengguna dan kebutuhan real life mereka,” kata Justin kepada Bisnis, Minggu (14/12/2025).

    Justin menambahkan, salah satu perangkat AI revolusioner yang akan diungkap lebih detail dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2026 adalah Robot Phone. Menurut dia, perangkat ini akan mengintegrasikan kecerdasan multi-modal berbasis AI, fungsi robotik, serta kemampuan handheld imaging yang canggih.

    Tren kecerdasan buatan yang diproyeksikan untuk tahun depan tersebut dinilai sebagai kelanjutan dari arah perkembangan sepanjang tahun ini. Menurut Justin, tren smartphone pada tahun ini telah bergerak kuat menuju pengalaman berbasis AI.

    Konsumen, kata dia, kini tidak hanya mempertimbangkan spesifikasi perangkat, tetapi juga kecerdasan yang mampu membantu aktivitas harian, mulai dari fotografi yang lebih intuitif hingga peningkatan produktivitas.

    “Karena itu, Honor terus memperkuat inovasi AI yang benar-benar dipakai dan dirasakan manfaatnya oleh pengguna,” tuturnya.

    Sementara itu, Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, menilai tren smartphone pada tahun depan tidak lagi bertumpu pada kekuatan hardware semata, melainkan pada kapabilitas software dan AI yang makin matang.

    “Dari yang saya amati, 2026 akan menjadi tahun di mana perangkat smartphone akan hadir karena faktor pembeda dari perangkat lunak,” kata Aryo kepada Bisnis, Sabtu (6/12/2025).

    Menurut Aryo, personalisasi AI akan menjadi sorotan utama. Teknologi tersebut akan mampu mempelajari kebiasaan pengguna dan secara otomatis menyesuaikan dengan performa perangkat.

    Namun, dia menilai perkembangan ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, produsen akan berlomba mengembangkan AI mereka masing-masing, tetapi di sisi lain biaya pengembangan teknologi tersebut jga tidak murah.

    Aryo juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa harga perangkat berpotensi meningkat di masa depan, terutama dengan kemungkinan kelangkaan memori yang dibutuhkan untuk menjalankan fitur AI.

    Selain itu, tren AI dinilai akan mendorong terbentuknya standar baru kapasitas baterai smartphone.

    “Berkaitan dengan AI, ke depan memang tren standar smartphone akan membawa baterai besar yang dioptimasi oleh AI, tidak heran jika ke depan baterai 6000 mAh, 7000 mAh bahkan lebih akan hadir di setiap lini produk,” tuturnya.

    Integrasi ekosistem juga diperkirakan menjadi strategi kunci bagi berbagai vendor. Aryo menyebut produsen akan semakin mendorong konektivitas antarpiranti, mulai dari smartwatch hingga perangkat smart home.

    Di sisi lain, industri juga akan menghadapi tekanan untuk memproduksi perangkat yang lebih ramah lingkungan, termasuk melalui pemanfaatan material daur ulang. Aryo menambahkan, smartphone ke depan juga berpotensi dilengkapi sensor kesehatan yang lebih canggih dan terintegrasi dengan layanan kesehatan digital.

    Dinamika Pasar Smartphone Sepanjang 2025

    Aryo turut menyoroti dinamika pasar smartphone sepanjang 2025 sebagai pijakan menuju tren 2026. Menurut dia, pada tahun ini harga smartphone semakin terjangkau dengan spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Fitur AI yang sebelumnya hanya hadir di ponsel flagship kini mulai merambah segmen menengah.

    “Kelas mid-range kini sudah mulai integrasi AI untuk kamera, battery management, dan produktivitas,” kata Aryo.

    Selain itu, kesadaran konsumen terhadap kapasitas baterai dinilai meningkat signifikan. Baterai berkapasitas 5000 mAh kini dipandang sebagai standar baru, bahkan di kelas entry-level, sementara kapasitas 7000 mAh mulai menjadi pencapaian di perangkat mid-level hingga flagship.

    Dari sisi jaringan, adopsi 5G di Indonesia dinilai masih terbatas pada kawasan tertentu. “Di Indonesia, 5G masih lebih banyak sebagai ‘marketing feature’ daripada kebutuhan praktis, kecuali di kota besar tertentu dan di wilayah perkotaan tertentu [mal, pusat pemerintahan],” tuturnya.

    Sementara itu, tekanan ekonomi turut mendorong pertumbuhan pasar ponsel bekas. “Kondisi ekonomi membuat pasar secondhand tumbuh dan bahkan bisa menggerus penjualan unit baru entry-level,” katanya.

  • Jalin dan AFTECH Sepakati Kerja Sama Pembentukan Fraud Detection Consortium (FDC)

    Jalin dan AFTECH Sepakati Kerja Sama Pembentukan Fraud Detection Consortium (FDC)

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Jalin Pembayaran Nusantara (“Jalin”), sebagai digital enabler sistem keuangan nasional di bawah ekosistem Danantara melalui Holding BUMN Danareksa, bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), secara resmi mengumumkan inisiatif pembentukan Fraud Detection Consortium (FDC) — Indonesia’s first industry-wide fraud intelligence network for digital financial services — yang menjadi agenda puncak dalam Mandiri BFN Fest 2025. Langkah strategis ini dirancang sebagai wadah kolaborasi industri untuk memerangi fraud dan insiden siber yang berkaitan dengan layanan keuangan digital melalui mekanisme pertukaran intelijen data terpusat.

    Inisiatif FDC hadir pada momentum ketika ekonomi digital tumbuh sangat cepat. Pada Triwulan III 2025, transaksi pembayaran digital mencapai 12,99 miliar atau naik 38,08% (yoy). Namun, pertumbuhan ini juga membawa peningkatan risiko, baik fraud maupun insiden siber yang semakin terorganisasi. Sementara itu, mekanisme pertahanan yang masih berjalan secara silo menyebabkan data fraud terfragmentasi dan menciptakan blind spot industri sehingga indikasi serangan kerap terlambat teridentifikasi.

    Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menegaskan bahwa FDC akan menjadi pilar utama dalam penguatan tata kelola mitigasi fraud dan insiden siber di Indonesia, utamanya di ekosistem fintech serta keuangan digital. 

    “Melawan fraudster yang terorganisasi tidak bisa dilakukan secara parsial. Industri membutuhkan wadah untuk penyelarasan standar keamanan dan pertukaran insight. Ini adalah langkah konkret AFTECH dan Jalin untuk melindungi ekosistem fintech agar tumbuh sehat dan tepercaya,” ujarnya.

    Secara konseptual, FDC dirancang sebagai ekosistem intelijen fraud yang mengonsolidasikan sinyal risiko dari berbagai entitas industri. Pendekatan ini memungkinkan data yang sebelumnya terfragmentasi di masing-masing lembaga diolah menjadi wawasan anti-fraud yang lebih utuh dan relevan. Ke depan, FDC juga dipersiapkan untuk bersinergi dengan berbagai inisiatif anti-scam nasional guna memperluas cakupan deteksi dan respons risiko.

    Sebagai tahapan awal, inisiatif ini dimulai melalui adopsi Jalin Fraud Management System (FMS) berbasis shared infrastructure. Implementasi akan dilakukan secara bertahap kepada anggota AFTECH dan jaringan member Jalin, sekaligus menjadi fondasi teknis bagi pengembangan FDC sebagai tulang punggung intelijen fraud di industri keuangan digital. Pendekatan ini memperluas akses terhadap kapabilitas keamanan berstandar industri—khususnya bagi emerging fintech yang menghadapi keterbatasan investasi untuk membangun sistem secara mandiri

    Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, menegaskan bahwa pembentukan FDC merupakan langkah strategis untuk memperkuat kesiapan industri menghadapi kompleksitas risiko fraud di sektor keuangan digital. 

    “Visi strategis FDC membutuhkan fondasi teknologi yang kokoh, dan di situlah FMS Jalin berperan sebagai enabler. Dengan pendekatan shared infrastructure, FMS membuka akses kapabilitas pertahanan yang setara bagi seluruh pelaku sehingga industri dapat menghadapi pola ancaman yang semakin canggih dengan kesiapan yang sama kuat,” ujar Ario.

    Inisiasi FDC oleh Jalin dan AFTECH, beserta implementasi FMS, diharapkan menjadi tonggak penting peningkatan maturitas industri fintech nasional. Tahap selanjutnya akan ditempuh melalui uji coba bertahap, disertai dialog berkelanjutan dengan regulator untuk memperkuat kerangka kebijakan dan memastikan kesiapan operasional ekosistem keuangan digital.

  • Kata Fuso soal Pasar Kendaraan Komersial di Indonesia 2026

    Kata Fuso soal Pasar Kendaraan Komersial di Indonesia 2026

    Surabaya

    PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku produsen Mitsubishi Fuso di Indonesia bicara mengenai pasar kendaraan komersial di dalam negeri tahun depan. Mereka menegaskan, kondisinya masih akan menantang!

    Hal tersebut disampaikan Sales and Marketing Director PT KTB, Aji Jaya. Menurutnya, harus ada gebrakan atau kebijakan baru agar penjualan mobil komersial tumbuh tahun depan.

    “Saya pernah bilang, beberapa sektor kalau nggak berubah, itu kondisinya sama aja. Kondisinya masih menantang,” ujar Aji Jaya saat ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/12).

    “Kita punya banyak commodity, cuma commodity itu kan banyak tergantung dengan global ekonomi, dengan geopolitik, kalau di luar sana kondisi lagi nggak bagus, nggak belanja mereka kan. Otomatis pengusaha sawit, pengusaha tambang, juga nggak investasi, karena nggak dapet income yang cukup,” tambahnya.

    Mitsubishi Fuso. Foto: Doc. Mitsubishi Fuso

    Menurut Aji, sektor-sektor yang mengalami tantangan di tahun ini kemungkinan besar masih menghadapi situasi yang sama tahun depan. Namun, khusus untuk kendaraan komersial, dia berharap pemerintah punya proyek strategis yang berdampak langsung ke permintaan produk.

    “Kondisi komersial mungkin sama aja. Cuma tadi, kecuali ada beberapa proyek strategis pemerintah yang direalisasikan, ya itu mungkin jumlahnya juga bisa berubah. Kalau kita menghitung kemungkinan realisasi pemerintah, kemungkinan sama,” tuturnya.

    “Tapi kalau tadi ditambah ada realisasi proyek strategis pemerintah, ya bisa jadi lebih besar. Jadi lebih besar. Yang penting pemerintahnya belanja aja,” kata dia menambahkan.

    Foto: Dok. Fuso

    Sebagai catatan, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales Mitsubishi Fuso turun 9,9 persen secara year on year (YoY) pada Januari-Oktober 2025. Namun, secara umum, penjualan kendaraan niaga di Indonesia memang sedang mengalami pelemahan.

    Itulah mengapa, meski penjualan turun, namun market share Fuso masih tetap tinggi. Bahkan, tahun ini diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

    “Secara unit turun jualannya, cuman market share-nya tadi yang masih bertahan. Bahkan (bisa) naik dibandingkan tahun lalu,” kata Aji.

    (sfn/sfn)

  • Mitsubishi Fuso Serahkan 10 Unit Fighter X ke Pengusaha di Surabaya

    Mitsubishi Fuso Serahkan 10 Unit Fighter X ke Pengusaha di Surabaya

    Surabaya

    PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) resmi menyerahkan 10 unit pertama Mitsubishi Fuso Fighter X FM65 TH 4×2 ke perusahaan di Surabaya, Jawa Timur, yakni PT Tako Anugerah Koporasi.

    Prosesi penyerahan unit digelar di dealer PT Murni Berlian Motors Surabaya, Rabu (10/12). Melki Tako selaku CEO PT Tako Anugerah Koporasi mengatakan, pihaknya memilih kendaraan tersebut karena dianggap memiliki kualitas dan performa yang tangguh.

    “Nantinya unit Tractor Head ini akan digunakan untuk mendukung operasional bisnis domestic forwarder yang dijalankan. Unit Tractor Head ini akan dioperasikan sebagai truk pengangkut muatan kargo dari pelabuhan lalu melakukan pengiriman ke seluruh Nusantara,” ujar Melki Tako di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/12).

    Handover Mitsubishi Fuso Fighter X. Foto: Doc. Mitsubishi Fuso

    PT Tako Anugerah Koporasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik, distribusi, chicken integration, serta hospitality. Perusahaan itu telah berdiri selama lebih dari 30 tahun, dan terus berkembang membentuk 45 anak perusahaan dari berbagai linier bisnis.

    Aji Jaya selaku Sales Marketing Director PT KTB menyampaikan apresiasi sedalam-dalamnya atas kepercayaan yang telah ditunjukkan PT Tako Anugerah Koperasi terhadap Mitsubishi Fuso.

    “Secara khusus, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT Tako Anugerah Koporasi,” tutur Aji dalam sambutan resminya.

    “Keputusan PT Tako Anugerah Koporasi untuk memilih Fighter X FM65F Tractor Head 4×2 sebagai armada bisnis merupakan sebuah kebanggaan bagi kami. Ini membuktikan bahwa sebagai Andalan Bisnis Sejati, produk Mitsubishi Fuso terus dipercaya sebagai partner dalam mendukung operasional bisnis yang krusial,” tambahnya.

    Handover Mitsubishi Fuso Fighter X. Foto: Doc. Mitsubishi Fuso

    Kepercayaan PT Tako Anugerah Koporasi terhadap Fighter X FM65F TH 4×2 didasari oleh spesifikasi unit yang mumpuni. Kendaraan tersebut hadir dengan mesin bertenaga 270 PS dengan penggerak 4×2 yang memberikan tarikan kuat untuk kebutuhan operasional berat.

    Dengan Gross Vehicle Weight (GVW) hingga 36 ton dan desain sasis yang kokoh namun dimensi yang relatif kompak, unit ini menawarkan manuver yang lincah–sangat ideal untuk memasuki area pelabuhan atau logistik yang padat di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

    (sfn/rgr)

  • AJI Kediri Kecam Intimidasi terhadap Jurnalis Saat Liput SPPG Kasus Keracunan Massal di Ngawi

    AJI Kediri Kecam Intimidasi terhadap Jurnalis Saat Liput SPPG Kasus Keracunan Massal di Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri mengecam keras tindakan intimidasi dan ancaman kekerasan terhadap sejumlah jurnalis yang tengah meliput kasus dugaan keracunan massal di Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi.

    Insiden tersebut terjadi pada Kamis (4/12/2025) dan menyasar jurnalis dari berbagai media yang melakukan peliputan terkait puluhan santri dan siswa yang diduga keracunan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) .

    Dalam dokumen pernyataan sikap yang diterima redaksi, AJI Kediri menjelaskan bahwa para jurnalis mengalami hambatan serius saat menjalankan tugas peliputan.

    Jurnalis sempat dihadang ketika hendak meliput di RSUD Mantingan dan baru diperbolehkan masuk setelah melalui proses koordinasi yang berbelit dengan pejabat dinas kesehatan .

    Tindakan ini dinilai melanggar Undang-Undang Pers, khususnya Pasal 8 yang menjamin perlindungan hukum bagi wartawan ketika menjalankan profesinya.

    Situasi semakin memanas ketika para jurnalis mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintang Mantingan untuk meliput proses pengambilan sampel.

    Seorang petugas SPPG melakukan pengusiran paksa dan tindakan intimidatif berupa dorongan, upaya mengejar dengan menjebol gerbang PVC, hingga mengangkat batu paving untuk dilempar ke arah jurnalis.

    Peristiwa ini menyebabkan liputan gagal dilakukan dan dinilai sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers. Salah satu jurnalis yang menjadi korban, Asep Saeful, tercatat sebagai anggota AJI Kediri .

    Menanggapi insiden itu, AJI Kediri menyatakan sikap tegas. “MENGUTUK segala bentuk intimidasi, ancaman, dan penghalangan terhadap kerja-kerja jurnalistik,” tulis Ketua AJI Kediri, Agung Kridaning Jatmiko dalam pernyataan sikap, Minggu (7/12/2025)

    Mereka menegaskan bahwa tindakan petugas SPPG Bintang merupakan pelanggaran terhadap UU No. 40/1999 tentang Pers, termasuk Pasal 18 ayat (1) yang mengatur ancaman pidana hingga dua tahun atau denda Rp500 juta bagi pihak yang menghambat kerja wartawan .

    AJI Kediri juga mendesak Polres Ngawi untuk mengusut tuntas laporan para jurnalis, memberikan perlindungan hukum maksimal, serta memastikan tidak ada lagi ancaman terhadap kebebasan pers. Selain itu, Bupati Ngawi dan Badan Gizi Nasional (BGN) diminta memberi sanksi kepada penyelenggara MBG yang tidak transparan dalam memberi akses informasi kepada publik.

    AJI menegaskan bahwa informasi terkait program tersebut bersifat publik, terlebih peristiwa keracunan massal ini melibatkan 220 korban sehingga tidak boleh ada upaya menutup-nutupi informasi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat .

    Dalam pernyataan penutup, AJI Kediri menegaskan bahwa kebebasan pers merupakan pondasi penting dalam negara demokrasi. “Membungkam pers sama dengan menyembunyikan kebenaran dari rakyat,” tegas mereka dalam dokumen resmi pernyataan sikap tersebut. [fiq/suf]

  • Saatnya Rakyat jadi Algojo

    Saatnya Rakyat jadi Algojo

    0leh: Agus Wahid

       

    JAUH lebih dahsyat dari tsunami 26 Desember 2004 di semenanjung pantai Aceh. Itulah banjir bandang secara bersamaan yang melanda sebagian daratan Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh. Korbannya bukan hanya umat manusia dalam jumlah besar, tapi pemukiman, infrastruktur jalan, sarana-prasarana publik dan aneka ragam hayati lainnya, terutama hewan. Entah apa yang akan terjadi kelak akibat rusaknya ekosistem itu. Luar biasa dahsyatnya banjir kali ini yang menerjang daratan ketiga wilayah Sumatera itu.

    Yang perlu kita catat, banjir di tengah ketiga wilayah Sumatera itu tak ubahnya merupakan “pembantaian” terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Diksi kata “pembantaian” tak bisa dilepaskan dari tragedi banjir itu. Karena, fakta bicara nyata. Ratusan umat manusia, tanpa pandang usia, gender, etnis. Semuanya disapu tanpa mengenal rasa kemanusiaan. Satwa hewan dan aneka ragam hayati lainnya pun digulung musnah secara bersamaan. Benar-benar hilang rasa ekologisnya, padahal umat manusia sangat butuh air, oksigen sebagai penguat kehidupannya.

    Dalam perspektif militer, pembantaian oleh “pasukan air” itu bukan hanya ethnic cleansing, tapi lebih dari itu. Maka, pembantaian yang menyapu bersih secara sengaja dan biadab terhadap alam semesta harus dicatat sebagai kejahatan kemanusiaan, kejahatan terhadap binatang, dan kejahatan kosmologis. Dua jenis kejahatan terakhir ini, boleh jadi  belum terumuskan dalam sistem perundang-undangan kita bahkan dunia. 

    Tapi, mengabaikan dua jenis kejahatan itu pasti akan dibalas oleh alam, dalam bentuk suhu panas tinggi, krisis air yang berkepanjangan dan sejumlah krisis lingkungan lainnya. Let’s see the next.

    Dalam hal ini, setidaknya ada dua sanksi hukum berat. Yaitu, hukum positif yang berlaku di Tanah Air. Jika negara enggan menindaknya, maka sungguh sah jika di antara rakyat membawa kasusnya ke Mahkamah Hukum Internasional. Alamat penerapan hukum berat itu tentu bukan kepada alam yang mengamuk itu, tapi siapa perancang (pemilik konsesi dan pemberi izin) terjadinya krisis ekologi. 

    Muncul pertanyaan mendasar, siapa perancang krisis ekologis itu? Jika kita amati gerakan pembalakan hutan, maka setidaknya ada dua aktor utama: pemilik lisensi pembalakan dan yang mengeluarkan lisensi, terkait alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit dan pertambangan. 

    Muncul pertanyaan mendasar, mungkinkah rakyat kecil mampu melakukan pembalakan yang demikian masif dan ekstensif, apalagi terstruktur? No. Penyanggahan ini mendorong analisis lain: pemainnya pasti dan pasti perusahaan besar. Ketika diselidiki lebih rinci terkait peruntukannya, maka jawabannya kian jelas: perusahaan besar yang berkomplot dengan pemilik kebijakan. 

    Siapa para aktor perusahaan besar dan pemilik kebijakan itu? Menurut data Kementerian Kehutanan, di antaranya, Sinar Mas (Wijaya Family) memiliki 4,4 juta ha di Sumatera, APP (pulp/HTI) seluas 2,6 juta ha. Royal Golden Eagle – Sukanto Tanoyo seluas 2,6 juta ha. April (pulp/HTI) 1,5 juta ha. RGE Group lain sebesar 1,1 juta. Salim Group melalui anak perusahaannya seperti London Sumatera (Lonsum) dan Salim Ivomas Pratama (SIMP) memiliki 111.367 ha.

    Yang menarik untuk dicatat, jumlah konsesi itu dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan MS Kaban (periode 2004-2009) sebanyak 589.273 ha. Zaman Zulkifli Hasan seluas 1.623.062 ha. Dan zaman Siti Nurbaya (2014-2024) lebih fokus pada penegakan hukum dan pencabutan izin konsesi bagi yang tidak aktif atau bermasalah. Dari gerakan penertiban ini, konsesi hutan di zaman Siti Nurbaya yang masih bertahan antara 600-800 ha. 

    Dengan menelusuri data administratif dan data di lapangan, maka sangatlah mudah untuk menuding, sekaligus menentukan tersangkanya, siapa yang paling obral dalam mengeluarkan izin konsesi. Pertanyaan mendasarnya, beranikah negara mengambil tindakan tegas secara hukum (pidana dan perdata), bahkan secara politik terhadap para pihak yang terlibat?

    Banyak elemen masyarakat meragukannya. Karena, pemilik konsesi hutan adalah para cukong, yang sedikit banyak, punya relasi khusus dalam proses politik (menuju kekuasaan). Setidaknya, andai Presiden menyerahkan sepenuhnya pada kebebasan lembaga penegak hukum, hal ini pun tetap disangsikan. Landasannya tak jauh dari potensi al-fulus. “Kemasukan angin” di tengah aparatur (oknum) penegak hukum hingga kini sudah menjadi warna lazim. Meski sangat memprihatinkan dan sangat disesalkan, tapi itulah realitasnya. Sulit dibantah.

    Maka, salah satu opsi yang maksimal dilakukan oleh Prabowo saat ini adalah tragedi banjir nasional yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat menjadi jalan mulus untuk mereshuffle sejumlah menteri terkait, apalagi manusia-manusia “termul”. Yang langsung bertanggung jawab adalah Menteri Kehutanan dan Menteri ESDM. Kedua Meteri ini bertanggung jawab langsung terhadap realitas kerusakan serius wilayah kehutanan hingga saat ini. Setidaknya, kedua menteri ini lalai terhadap panorama lingkungan yang kritis itu. Dan baru ketahuan setelah banjir menerjang, tanah berlongsoran, angin puting beliung mengamuk.

    Pertanyaannya, apakah hanya dua Menteri yang saat ini menjabat? No. Para mantan menteri (kehutanan dan ESDM) layak diperiksa. Karena, pembalakan liar terhadap alam kehutanan bukan hanya terjadi sejak awal Oktober 2024. Dengan menghitung mundur, maka kita dapatkan data berapa luas pembalakan hutan zaman MS Kaban, Zulkifli Hasan dan Siti Nurbaya. Begitu, juga berapa luas konsesi izin tambang yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM saat ini dan sejumlah mantan Menteri ESDM sebelumnya. 

    Bagaimana dengan kepala daerah yang memberikan “karpet merah” terhadap para pihak yang melakukan pembalakan hutan itu, mulai dari Gubernur atau Bupati/walikota? Siapapun yang bersekongkol tak boleh luput dari sanksi politik. Jika Presiden memiliki hak prerogatif untuk mencopot menteri. Maka, DPRD punya hak juga untuk meng-impeach kepala daerah yang berkomplot itu.  

    Sebuah pesan politik penting yang bisa dicatat adalah siapapun sebagai penguasa tak boleh sembrono dan aji mumpung dalam mengeksploitasi kewenangannya. Penegakan hukum tersebut untuk mengantarkan sikap good governance. Agar, siapapun yang mendapat amanah tidak serta-merta menyalahgunakan kewenangannya.

    Kembali pada pertanyaan besar, apakah negara mau mengejar para komplotan swasta besar itu? Kita tak bisa berharap banyak pada otoritas negara. Lalu? Di sinilah peran rakyat. Mereka yang menjadi korban keganasan alam dan itu karena ulah para pembalak masif dan sistematis itu, maka sungguh layak bagi rakyat menunjukkan keberaniannya sebagai “algojo”. Ratusan nyawa yang melayang dan jutaan warga masyarakat yang menjadi korban harus melakukan perhitungan yang sebanding dengan kejahatan yang mengakibatkan alam mengamuk itu.

    Nyawa-nyawa yang melayang, miliaran kerugian material bahkan triliunan kerugian imaterial sungguh sepadan untuk menghabisi para aktor swasta penjahat hutan. Di tengah penderitaan para korban, para pemilik konsesi hidup ongkang-ongkang kaki sembari berkipas-kipas nikmat di Singapura atau lainnya. Maka, tak ada opsi yang pantas untuk ditunjukkan dengan tegas: para penjahat alam memang harus dibantai dengan keji.

    Dalam hal ini ada dua opsi yang bisa diterapkan. Pertama, apakah hukum badan (nyawa dibalas dengan nyawa). Dan siapapun yang keluarganya telah wafat harus menuntut nyawa pemilik lisensi pembalakan hutan. Kedua, tuntutan perdata. Para korban menuntut ganti rugi material dan imaterial yang dikonversikan secara material. Risiko bisnis ini harus ditanggung oleh pengusaha, bukan menanti uluran belas-kasihan Pemerintah. Inilah rasio bisnis yang fair. Jika Pemerintah tetap menanggungnya, berarti rakyat juga yang menanggung, padahal di antara rakyat merupakan korban. Inilah rasio dan risiko bisnis yang tak pernah ditinjau secara jernih selama ini. 

    Sebuah makna krusial dari dua model sanksi “nyawa dibalas dengan nyawa” atau ganti rugi material yang harus ditanggung oleh para pemilik konsesi, maka secara konsepsional akan terjadi pengereman diri dalam memandang sumber daya alam (SDA), yang ada di permukaan bumi atau yang dikandungnya. Jadi, janganlah dilihat dari sisi eigenrichting (main hakim sendiri), tapi pandanglah kemanfaatan ke depannya.

    Sejauh ini, pemikiran ganti rugi badan ataupun material terhadap para perusak alam belum dikenal dalam sistem hukum positif kita. Karena itu, sudah saatnya dilakukan revisi UU Kehutanan dan UU Minerba. Dalam revisi undang-undang tersebut, atas nama konstitusi, rakyat haruslah diberi payung hukum untuk menentukan sikap hukumnya, di luar institusi formal. Atas nama hukum adat atau hukum kelayakan manusia.

    Akhir kata, banjir bandang yang belum lama ini menerjang Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh haruslah menjadi perenungan konstruktif, sekaligus terobosan yang holistik. Untuk sama-sama menghormati sesama umat manusia (hablun minannaas) dan hubungan manusia dengan lingkungan (hablun minal`aalam), di samping hubungannya dengan Allah selaku sang pencipta semuanya (hablun minallaah), karena 15 abad lalu, Allah sudah memperingatkan umat manusia sebagai “khalifah di muka bumi” untuk saling menjaga lingkungan, sekaligus melarang tegas untuk merusak alam. 

    Semua itu agar terbangun harmonisasi antar sesama makhluk Allah. Dan inilah konsep hidup aman-damai antar makhluk-Nya yang bisa menjadi potensi membangun negara dan masyarakat yang sejahtera dan berkemajuan. 

    (Analis politik dan pembangunan)