Liputan6.com, Banyuwangi Sujiati (55), nenek dari bocah cilik korban pembunuhan dan pemerkosaan di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, yang terjadi pada Rabu (13/11/2024) silam, menuntut pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
Sujiati tak habis pikir mengapa cucunya sampai diperkosa dan dibunuh oleh pelaku. Ia ingin pelaku yang masih buron dihukum maksimal.
“Salah apa coba cucu saya kok sampai harus dibunuh. Gak terima saya, nyawa harus diganti nyawa,” kata Sujiati Senin (18/11/2024)
Sambil terus menahan air mata yang tak henti, Sujiati mengaku rindu dengan cucu perempuan yang selalu tersenyum riang padanya itu.
“Setelah dikabari dia enggak ada, hancur hati saya. Biadab itu pelaku. Salah apa coba cucu saya. Dia itu polos enggak tahu apa-apa. Biadab memang,” ucap dia.
Anting dan kalung korban hilang ketika jenazah ditemukan. Ia tidak terima mengapa pelaku yang sudah mengambil perhiasan korban, masih tetap membunuhnya.
“Itu kalau mau ambil diambil (anting-anting dan kalung) saja gak usah pakai harus hilangi nyawa cucu saya. Kenapa gitu? Apa coba salah cucu saya,” kata dia.
Sujiati kini hanya bisa melihat foto-foto korban yang ada di dinding rumah atau di ponsel anggota keluarga. Sedangkan orang tua korban DN dan SA masih shock dan belum bisa diajak berkomunikasi.
Sebelumnya, korban dibunuh dan diperkosa saat pulang sekolah. Ia ditemukan di sebuah kebun kosong yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.
Polisi masih memburu pelaku dengan olah TKP, mengamankan barang bukti, memeriksa 10 saksi, hingga menerjunkan anjing pelacak.