TRIBUNJATIM.COM – Nasib penjual batagor keliling merugi karena dibayar uang palsu oleh pembelinya.
Penjual tersebut mengalami kerugian hingga Rp300 ribu.
Menurutnya, pembelinya tersebut minta buru-buru ketika transaksi.
Namun ternyata uang yang diberikan adalah uang palsu.
Kasus ini menimpa Asep Abdulrahman, penjual batagor keliling di kawasan Kota Bekasi.
Asep menjadi korban transaksi uang palsu ketika berjualan.
Asep yang kerap berkeliling di kawasan SMAN 2 Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi itu mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 ribu.
“Udah tiga kali (Kejadian) Rp 300.000 rugi,” kata Asep saat ditemui saat berjualan di kawasan SMAN 2 Kota Bekasi, Rabu (22/1/2025), dikutip dari Tribun Depok.
Asep menjelaskan awal dirinya mengetahui uang tersebut palsu ketika tengah menghitung hasil jualan harian.
Ketika diraba, uang palsu rupanya memiliki perbedaan pada bagian teksturnya yang dinilai lebih keras dari uang asli.
“Uang palsu ciri-cirinya diraba beda, terus keras dan rapih,” jelasnya.
Asep menuturkan uang palsu yang kerap digunakan pelaku adalah pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Penjual batagor keliling kawasan Kota Bekasi, Asep Abdulrahman mengaku rugi lantaran pembelinya menggunakan uang palsu. (TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra)
Setiap melakukan transaksi, pelaku kerap beraksi seorang diri dan ketiganya adalah perempuan.
Tidak hanya itu, para pelaku juga kerap berdalih terburu-buru ketika melakukan transaksi.
“Pokoknya minta buru-buru waktu beli batagor, paling tujuannya biar saya tidak tahu,” tuturnya.
Asep berharap pihak kepolisian dapat segera melakukan pengawasan dan menggelar sosialisasi kepada masyarakat terkait antisipasi uang palsu.
“Harapannya polisi biar ada sosialiasi, soalnya uang palsu itu mirip juga kayak uang asli,” ujarnya.
Sebagai informasi, peredaran atau penjualan uang palsu diduga telah mewabah hingga ke marketplace sosial media Facebook.
Seorang penjual uang palsu dengan akun berinisial JI mengatakan harga barang tersebut dijual dengan nilai Rp 100 untuk nominal 1 juta.
“Harganya Rp 100 ribu dapat Rp 1 juta, Rp 200 ribu dapat Rp 2 juta, dan Rp 300 ribu dapat Rp 3 juta, itu hanya pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu (Uang palsu),” kata JI saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
JI menjelaskan pembelian uang palsu tersebut tidak bisa dilakukan dengan konsep offline atau pembayaran langsung.
Melainkan hanya bisa melalui pengiriman menggunakan jasa ekspedisi.
“Pengiriman lewat ekspedisi, tidak bisa ketemu langsung,” jelasnya.
Sebelumnya diketahui, TribunBekasi sempat berupaya mengetahui adanya peredaran uang palsu dengan menelusuri ‘Jual Uang Palsu’ di marketplace Facebook pada Rabu (15/1/2025) dan menitik wilayah radius dua kilometer kawasan Kota Bekasi melalui fitur lokasi.
Hasilnya terdapat sejumlah unggahan atau postingan oleh akun beragam yang menjualnya dengan keterangan ‘UPAL SUPER KW’ atau ‘UEP4L KW 1 SUPER’.
Jika ada yang berminat, penjual atau pemilik akun mencantumkan nomor telepon atau WhatsApp di kolom keterangan.
Bahkan penjual juga memastikan barang yang dijual itu mampu mengelabui alat pendeteksi keaslian uang sinar UV.
Sejumlah unggahan tersebut dapat terlihat oleh akun secara umum.
Ilustrasi uang palsu. (Dok. Polres KP via Kompas.com)
“Kualitas KW 1 lolos, lolos 3D, lolos indomart atau alfamart, lolos sinar UV,” tertulis dalam unggahan akun JI, Rabu (15/1/2025).
Guna meyakinkan calon pembeli, para penjual tersebut juga mencantumkan bukti chat dengan beberapa konsumen.
Menanggapi hal itu, seorang pengguna Facebook, Andre (28) mengatakan aktivitas unggahan seperti itu rupanya memang kerap ditemukan di marketplace.
Sehingga laki-laki asal Kecamatan Bekasi Timur itu pun mengaku unggahan dugaan menjual uang palsu tersebut bukan suatu hal yang baru.
“Saya pernah lihat postingan itu (jual uang palsu) tidak cuma satu akun, tapi tidak tahu ya orangnya yang jual,” kata Andre saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2025).
Senada disamapaikan pengguna Facebook lainnya, Arya (26) menjelaskan dugaan penjualan itu juga kerap ia temukan di marketplace.
Namun dirinya mengungkapkan belum mengetahui secara langsung proses transaksinya.
“Kalau di Facebook ia pernah liat ada itu, tapi tidak tahu juga itu benar atau tidak, tidak pernah lihat langsung juga dan tidak pernah hubungi penjual,” ungkapnya.
Berdasarkan hal itu, Arya berharap pihak kepolisian dapat segera menelusuri aktivitas tersebut.
Dikhawatirkan dugaan penjualan uang palsu tersebut benar terjadi dan memungkinkan merugikan masyarakat.
“Harapannya polisi selidiki ya, karena takutnya kita bisa jadi korban, bahkan warga lainnya,” tutupnya
Sementara Polres Metro Bekasi Kota merespons peredaran atau penjualan uang palsu diduga telah mewabah hingga ke marketplace Facebook.
Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Suparyono mengatakan pihaknya akan mengimbau kepada masyarakat jika menemukan dan mempunyai bukti ada penjualan uang palsu untuk melapor ke pihak Kepolisian.
Selain itu masyarakat juga dapat mengadu melalui call center 110 yang nantinya akan segera dilayani.
“Polri dan Polres Metro Bekasi Kota akan pro aktif apabila ada laporan terkait uang palsu,” kata Suparyono saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).
Lalu Suparyono menjelaskan personel Bhabinkamtibmas terus melakukan edukasi kepada masyarakat perihal pencegahan peredaran uang palsu tersebut.
“Pencegahan bisa melalui bhabinkamtibmas memberikan edukasi agar masyarakat benar benar memastikan bahwa uang yang ada benar benar asli dengan cara memeriksa yaitu dilihat, diraba dan diterawang,” jelasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
