Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air Megapolitan 8 Juni 2025

Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – 
Kebakaran hebat yang melanda permukiman padat di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6/2025), menyisakan duka mendalam bagi ribuan warga.
Sedikitnya 450 bangunan hangus terbakar dan menyebabkan sekitar 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
Kini, ribuan korban tinggal di tenda-tenda pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian. Kebanyakan warga mengaku tidak mengetahui sumber api, yang tiba-tiba membesar dan menghanguskan permukiman.
Api baru berhasil dipadamkan setelah 12 jam upaya pemadaman oleh petugas bersama warga.
Kurangnya Bantuan Makanan, Air Bersih, dan Pakaian
Di tengah keterbatasan di posko pengungsian, para korban mengeluhkan kurangnya bantuan makanan, air bersih, serta pakaian.
“Kami butuh bantuan makan, sembako-sembako, air, karena kan untuk mandi tidak ada,” ucap Siswoyo (62), salah satu korban, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Sabtu (7/6/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Dodi (68), yang menyatakan sangat membutuhkan bantuan pakaian.
“Pakaian hanya ini yang saya pakai, jadi bantuan baju dan celana,” kata Dodi.
Krisis Toilet dan Fasilitas Dasar
Tak hanya kebutuhan pokok, keterbatasan toilet umum juga menjadi persoalan utama di lokasi pengungsian.
“Saya butuh banget toilet, buat buang air kecil dan buang air besar, dari kemarin saya menumpang,” keluh Sri, seorang korban kebakaran lainnya.
Warga lain, Lastri (40), berharap pemerintah segera menyediakan fasilitas mandi dan toilet di dekat posko.
“Harus ada toilet, karena kan kita juga butuh mandi,” ujar Lastri.
Tidur di Atas Puing Rumah
Akibat keterbatasan tempat dan jarak posko pengungsian, beberapa warga memilih tidur di atas reruntuhan puing rumah mereka, hanya beralaskan kain.
“Alas tidur dan selimut kita butuh, karena kan tidur di atas bangunan-bangunan ini,” ujar Siswoyo.
Ia menyatakan enggan meninggalkan lokasi rumahnya karena khawatir barang-barang sisa terbakar akan diambil oleh pemulung.
“Kalau ditinggal, tahu sendiri, di sini mah daerah pemulung,” kata Siswoyo.
Bantuan Polisi dan Dapur Umum
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Fuady, telah meninjau langsung kondisi pengungsi.
Dalam kunjungannya, ia menyatakan bahwa Polda Metro Jaya telah menurunkan mobil dapur umum ke posko pengungsian.
“Ini juga akan membantu menyiapkan makanan bagi para pengungsi. Jika ada kekurangan, dapur lapangan akan siap memenuhi kebutuhan makanan,” ungkapnya, Sabtu (7/6/2025).
Fuady menegaskan pihak kepolisian juga siap membantu pemenuhan kebutuhan lain bagi para korban kebakaran.
Penyebab Kebakaran Masih Didalami
Terkait penyebab kebakaran, Fuady menyatakan bahwa hingga kini pihaknya masih mendalami sejumlah keterangan saksi, yang memberikan informasi berbeda-beda.
“Ada yang mengatakan api sudah berada di lantai 2, ada yang menduga karena korsleting listrik, ada juga yang menyebutkan dari kompor yang ditinggal menyala,” jelasnya.
Untuk mengungkap penyebab pasti, tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri akan diturunkan ke lokasi dalam waktu dekat untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kami akan mendatangkan Puslabfor Mabes Polri, yang rencananya akan datang besok atau lusa,” tutup Fuady.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.