Negara: Yordania

  • Aktivis HAM Duga Israel Curi Mayat dan Organ Warga Palestina

    Aktivis HAM Duga Israel Curi Mayat dan Organ Warga Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok aktivis hak asasi manusia (HAM) Euro-Med Monitor menduga Israel mencuri mayat dari fasilitas medis di Gaza, Palestina, untuk diambil organnya secara ilegal.

    Seperti dikutip dari The New Arab, laporan yang dikeluarkan Euro-Med Monitor itu menyatakan bahwa tentara Israel telah mengambil jenazah dari Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara.

    Selain itu, lokasi lain yang diduga tempat tentara Israel mencuri mayat warga Gaza yakni di selatan wilayah Palestina yang terkepung juga.

    Para ahli medis di Gaza telah menemukan bukti yang menunjukkan hilangnya organ dari beberapa jenazah yang dikembalikan ke keluarga mereka, termasuk kornea mata dan organ lainnya.

    Para ahli medis di Gaza mengungkapkan, pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah yang ada masih belum dapat dilakukan di tengah serangan udara Israel yang ganas dan masuknya pasien baru yang terus-menerus.

    “Israel dianggap sebagai pusat perdagangan ilegal organ tubuh manusia secara global,” kata laporan Euro-Med, mengacu pada penyelidikan CNN yang juga menunjukkan Israel terlibat dalam pencurian organ dari mayat warga Palestina.

    Organisasi yang bermarkas di Jenewa ini juga menuduh Israel menyimpan jenazah di suhu beku (di bawah 40 derajat Celcius), kemungkinan untuk menyembunyikan pencurian organ.

    Israel memiliki sejarah dalam menjaga jenazah warga Palestina. Euro-Med mengatakan bahwa setidaknya 145 jenazah ditahan di kamar mayat, sekitar 255 lainnya di fasilitas rahasia ‘Numbers Cemetery’ dekat perbatasan Yordania, sementara 75 lainnya masih hilang dan tidak teridentifikasi.

    Beberapa dari jenazah ini dikatakan disimpan di kuburan massal tersembunyi – yang dikenal sebagai “kuburan kombatan musuh” – di wilayah militer, di mana konon hanya ditandai dengan pelat logam.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pihaknya harus menguburkan sejumlah jenazah warga Palestina yang tidak dikenal di kuburan massal beberapa kali selama perang dengan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, di mana kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

    Dalam upaya agar keluarga mereka dapat mengidentifikasi jenazahnya nanti, kepala kantor pers pemerintah, Salama Maarouf, menyebut akan menggunakan cara tertentu.

    “Kami telah mendokumentasikan semua jenazah dan memotret semua tanda-tanda yang membedakan mereka sebelum menguburkannya di kuburan massal,” kata Salama Maarouf.

    Meski muncul kecurigaan dan tuduhan bahwa tentaranya mencuri mayat dan organ warga Palestina, pihak Israel sejauh ini belum memberi penjelasan atau bantahan. 

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • RI Dorong Mahkamah Internasional Adili Israel karena Genosida di Gaza

    RI Dorong Mahkamah Internasional Adili Israel karena Genosida di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia mendukung jika Israel diseret ke pengadilan internasional usai melakukan genosida dengan menggempur habis-habisan Palestina.

    “Indonesia mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di International Court of Justice,” kata Retno saat konferensi pers virtual pada Rabu (29/11).

    Pernyataan Retno muncul usai dia menghadiri Sidang Majelis Umum di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas soal Palestina di New York pada Selasa.

    Di sidang itu, Retno menyatakan serangan Israel terhadap fasilitas di Gaza tak normal.

    “Apa yang terjadi di Gaza jelas-jelas pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional,” ucap dia.

    Retno juga menegaskan akar masalah konflik di Palestina harus diselesaikan yakni pendudukan ilegal Israel terhadap negara itu.

    Seruan pertanggungjawaban Israel atas tindakan mereka di Palestina juga pernah diutarakan Yordania.

    Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan Israel harus bertanggung jawab usai menggempur Palestina habis-habisan dan menyebabkan tragedi kemanusiaan di Gaza.

    Seruan itu muncul saat Safadi berpidato di acara Forum Regional Menteri Luar Negeri Persatuan Mediterania ke-8 di Barcelona, Spanyol, pada 26-27 November.

    “Kekerasan keji itu tak bisa diterima dunia. Tak ada toleransi untuk pembunuhan warga sipil di Gaza. Saya minta Israel bertanggung jawab,” ujar Safadi, dikutip Middle East Monitor.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina pada 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.

    Selama operasi, pasukan Zionis ini menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah dan rumah sakit. Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 orang di Palestina meninggal.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Komite Arab-Islam Bakal Desak Gencatan Senjata Permanen Israel-Hamas

    Komite Arab-Islam Bakal Desak Gencatan Senjata Permanen Israel-Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa Komite Arab-Islam bakal mendesak gencatan senjata permanen Israel-Hamas pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Rabu (29/11) mendatang.

    “Israel menyerang siapa saja yang tidak setuju dengan kebijakannya, dan Israel tidak bisa lepas dari hukum internasional. Kita semua ingin gencatan senjata ini berubah menjadi gencatan senjata permanen untuk mengakhiri agresi ini,” ujar Safadi dalam konferensi pers, Sabtu (25/11), melansir Al Jazeera.

    Menurut Safadi, keamanan hanya akan dicapai dengan menyelesaikan konflik dan solusi di antara dua negara.

    “Israel tidak akan menikmati keamanan dengan membunuh warga Palestina. Tahun ini dianggap sebagai tahun paling berdarah bagi warga Palestina,” tambah Safadi.

    Jika keputusan tersebut tidak diambil, lanjut Safadi, DK PBB bertanggung jawab untuk melanggengkan kebiadaban yang ditunjukkan oleh agresi Israel di Gaza.

    Diberitakan sebelumnya, Israel dan kelompok militan Hamas telah setuju untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari. Gencatan senjata itu dimulai sejak Jumat (24/11).

    Sebanyak 24 tawanan Israel dibebaskan oleh Hamas pada hari pertama gencatan senjata. Sementara Israel telah membebaskan 39 tahanan Palestina dari penjara.

    Gencatan senjata ini merupakan kesepakatan pertama antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini ditengahi oleh pemerintah Qatar dan Amerika Serikat.

    (asr/asr)

    [Gambas:Video CNN]

  • Semua Opsi Terbuka untuk Respons Serangan Israel di Gaza

    Semua Opsi Terbuka untuk Respons Serangan Israel di Gaza

    Amman

    Pemerintah Yordania menegaskan semua opsi terbuka untuk merespons serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza. Otoritas Amman secara spesifik menyebut Israel telah gagal dalam membedakan antara target militer dan target sipil dalam pengeboman dan operasi darat yang berlangsung di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), penegasan itu disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Bisher al Khasawneh dalam pernyataan terbaru pada Senin (6/11) waktu setempat. Namun Khasawneh tidak menjelaskan lebih detail soal langkah apa yang akan diambil oleh Yordania.

    Beberapa hari lalu, Yordania menarik Duta Besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza, setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv melaporkan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan itu.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut lebih dari 10.000 orang tewas akibat serangan Israel yang berlangsung selama sebulan terakhir. Dari jumlah tersebut, lebih dari 4.000 orang di antaranya merupakan anak-anak.

    Pekan lalu, Yordania juga mengumumkan bahwa Duta Besar Israel, yang meninggalkan Amman tak lama setelah serangan Hamas, tidak akan diizinkan kembali ke negara tersebut. Sang Duta Besar Israel itu secara efektif dinyatakan ‘persona non grata’ oleh otoritas Yordania.

    “Semua opsi tersedia bagi Yordania dalam menghadapi agresi Israel terhadap Gaza dan dampaknya,” ucap Khasawneh saat berbicara kepada media pemerintah.

    Yordania diketahui menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1994 silam.

    Lihat juga Video: Dokter Palestina Lulusan UNS Tewas Imbas Bom Israel

    Lebih lanjut, Khasawneh menyebut pengepungan yang dilakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza yang padat penduduk bukanlah upaya membela diri, seperti yang dikatakan oleh Tel Aviv.

    “Serangan brutal Israel tidak membedakan antara sasaran sipil dan militer, dan meluas ke area-area yang aman dan bahkan terhadap ambulans,” sebutnya.

    Israel membantah telah dengan sengaja menargetkan objek-objek sipil di daerah padat penduduk. Tel Aviv berdalih menyebut Hamas menjadikan warga sipil sebagai perisai manusia, menggali terowongan di bawah rumah-rumah sakit dan menggunakan ambulans untuk mengangkut para anggotanya.

    Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya menyesalkan pernyataan yang disebutnya menghasut dari kepemimpinan Yordania.

    “Hubungan dengan Yordania memiliki kepentingan strategis bagi kedua negara dan kami menyesali pernyataan yang menghasut dari kepemimpinan Yordania,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

    Sementara itu, selain menarik Duta Besar, Yordania sedang meninjau kembali hubungan ekonomi, keamanan dan politik dengan Israel. Menurut para diplomat yang akrab dengan pemikiran Yordania, ada kemungkinan negara itu akan membekukan atau mencabut sebagian dari perjanjian damai jika konfik Jalur Gaza memburuk.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putus Asa Akibat Perang, Warga Gaza Bobol Gudang PBB

    Putus Asa Akibat Perang, Warga Gaza Bobol Gudang PBB

    Pasokan bantuan untuk Jalur Gaza terhenti sejak Israel mulai membombardir daerah kantong Palestina yang padat penduduk itu sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Otoritas Israel melaporkan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.

    Sementara otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut lebih dari 8.000 orang, yang separuhnya anak-anak, tewas akibat gempuran Israel selama tiga pekan terakhir.

    Touma mengatakan bahwa UNRWA terpaksa mengurangi skala operasi kemanusiaannya di Jalur Gaza karena tidak bisa mendistribusikan bahan bakar ke beberapa fasilitas medis. Dia mengungkapkan bahwa UNRWA belum menerima pasokan tambahan apa pun pada Minggu (29/10) waktu setempat.

    “Pasokan tersebut sangat, sangat sedikit dan tidak sesuai dengan besarnya kebutuhan di lapangan,” tuturnya.

    “Kami meminta pasokan kemanusiaan yang standar dan teratur, termasuk bahan bakar, dan peningkatan jumlah truk dalam konvoi ini,” cetus Touma.

    Lebih lanjut, UNRWA mengakui kemampuannya membantu masyarakat di Jalur Gaza melemah akibat serangan udara yang menewaskan puluhan stafnya dan membatasi pergerakan pasokan. “Sebanyak 59 kolega di UNRWA tewas selama perang,” sebut Touma.

    Jauh sebelum perang meletus, UNRWA mengatakan operasionalnya terancam akibat kurangnya pendanaan. UNRWA yang dibentuk tahun 1949 silam setelah perang Arab-Israel yang pertama ini, menyediakan layanan publik termasuk sekolah, layanan kesehatan, dan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon.

    (nvc/ita)

  • Ratusan Tewas Akibat Ledakan RS Gaza, Israel-Hamas Tolak Tanggung Jawab

    Ratusan Tewas Akibat Ledakan RS Gaza, Israel-Hamas Tolak Tanggung Jawab

    Jakarta

    Sedikitnya 500 orang dikhawatirkan tewas setelah ledakan besar di sebuah rumah sakit di Kota Gaza, tempat warga Palestina yang terluka dalam perang Israel-Hamas dirawat.

    Kelompok Hamas – pihak berwenang di Gaza – mengatakan 500 orang tewas dalam ledakan di rumah sakit Al Ahli. Hamas menyalahkan Israel, yang pada gilirannya menyalahkan kelompok milisi Jihad Islam Palestina.

    BBC berbicara dengan seorang dokter di rumah sakit yang didanai oleh Gereja Anglikan tersebut yang mengatakan bahwa terjadi kehancuran total dan ratusan orang tewas atau terluka akibat ledakan tersebut.

    Hamas menyalahkan serangan udara Israel dan menggambarkannya sebagai “kejahatan perang”, sementara Israel membantah militernya terlibat dan mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket yang ditembakkan oleh Jihad Islam Palestina.

    Jihad Islam, kelompok milisi terbesar kedua di Jalur Gaza, membantah bertanggung jawab

    Insiden itu terjadi tidak lama setelah PBB mengatakan sebuah sekolah yang menampung ribuan orang di Gaza tengah juga terkena serangan, menewaskan sedikitnya enam orang.

    Ada juga protes di kota Ramallah, Tepi Barat pada Selasa (17/10) malam. Para demonstran yang menentang Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bentrok dengan pasukan keamanan yang merespons dengan menembakkan gas air mata.

    Reuters Warga yang terluka mendapat pertolongan pertama setelah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza pada 17 Oktober 2023. Getty ImagesOrang-orang berkumpul di sekitar jasad warga Palestina yang tewas dalam serangan di rumah sakit Al Ahli di Gaza tengah pada 17 Oktober 2023.

    Sebelumnya, Amerika Serikat, Israel dan Mesir disebut telah menyetujui gencatan senjata di Gaza selatan bertepatan dengan pembukaan kembali perbatasan Rafah, namun hal ini kemudian dibantah Israel.

    Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan kepada BBC bahwa, “tidak ada gencatan senjata yang disepakati”.

    Israel menyangkal laporan gencatan senjata yang mengizinkan “orang asing keluar” dari Gaza selatan dan “bantuan kemanusiaan masuk”, setengah jam setelah sumber keamanan di Mesir mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa gencatan senjata telah disepakati.

    Kerumunan orang yang ingin meninggalkan Gaza sudah berkumpul di perbatasan Rafah, setelah laporan sebelumnya menyatakan bahwa perbatasan tersebut dapat dibuka kembali untuk sementara.

    Pembukaan kembali jalur penyeberangan Gaza-Mesir akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan masuk ke wilayah tersebut, dan beberapa orang asing dapat meninggalkan wilayah tersebut.

    Namun hingga saat ini perbatasan masih ditutup.

    Rafah, yang berada di perbatasan antara Semenanjung Sinai Mesir dan Gaza yang dikuasai Hamas, adalah satu-satunya penyeberangan ke wilayah yang tidak dikuasai Israel.

    Ribuan orang berkumpul di perbatasan Rafah dengan harapan dapat meninggalkan Gaza menjelang serangan darat Israel yang diperkirakan akan terjadi.

    Sebelumnya, laporan-laporan media AS mengatakan Mesir akan segera membuka perbatasannya ke Gaza.

    Jika perbatasan itu dibuka akan memungkinkan warga Palestina dengan kewarganegaraan ganda akan dapat meninggalkan Gaza.

    Pembukaan ini akan memudahkan masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat di Gaza.

    Para pejabat terkait belum mengkonfirmasi tentang hal ini, namun warga AS di Gaza telah diberitahu supaya mendekati penyeberangan Rafah

    Menurut laporan, penyeberangan hanya akan dibuka selama beberapa jam mulai pukul 09:00 (06:00 GMT).

    Dalam hari-hari terakhir, orang-orang secara bergelombang mendekati lokasi perbatasan ketika kondisi di Gaza terus memburuk.

    Getty ImagesSejumlah tentara Israel berpatroli di pemukiman Kfar Aza di Israel selatan di dekat perbatasan Gaza di Kfar Aza, 15 Oktober 2023.

    Presiden AS Joe Biden telah meminta Israel agar bersikap hati-hati, ketika militernya bersiap untuk melakukan serangan darat di sana.

    Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel ketika kelompok milisi Hamas menyerang warga sipil dan tentara lebih dari sepekan lalu

    Hampir 2.700 orang telah tewas akibat pemboman Israel di Gaza sejak serangan tersebut, dan diperkirakan 1.000 orang belum ditemukan di bawah reruntuhan.

    Israel berencana melakukan serangan darat

    Militer Israel merencanakan serangan melalui darat, udara dan laut ke Gaza. Kendati militer Israel belum memerinci kapan serangan akan dilakukan, serangan darat Israel ke Gaza diperkirakan akan terjadi. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada tentara garis depan: “Tahap selanjutnya akan segera tiba.”

    Sebelumnya, militer Israel mengatakan secara langsung kepada penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan wilayah bagian utara demi “keamanan dan perlindungan” mereka, saat pasukan Tel Aviv berkumpul menjelang serangan darat.

    Sementara itu, PBB telah meminta Israel untuk menarik perintah tersebut. Alasannya, “mustahil” bagi warga Palestina untuk sepenuhnya mematuhi. PBB juga memperingatkan seruan ini akan ada “konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan”.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras perintah Israel untuk mengevakuasi 22 rumah sakit yang merawat lebih dari 2.000 pasien di Gaza utara.

    WHO mengatakan bahwa nyawa mereka yang berada dalam perawatan intensif atau yang bergantung pada alat bantu hidup, bayi baru lahir di inkubator, dan pasien lainnya, kini sedang dipertaruhkan.

    Getty ImagesWarga Palestina yang terluka, termasuk anak-anak, dilarikan ke Rumah Sakit Nasser untuk perawatan pasca serangan udara Israel di Khan Yunis, Gaza, 15 Oktober 2023.

    “Memaksa lebih dari 2.000 pasien untuk pindah ke Gaza selatan sama saja dengan hukuman mati,” tulis WHO dalam sebuah pernyataan.

    WHO mengatakan sebagian besar petugas kesehatan memilih untuk tetap tinggal, daripada mengambil risiko memindahkan pasien mereka yang sakit kritis, sebuah pilihan yang disebutnya “mustahil”.

    WHO juga memperingatkan bahwa banyak warga sipil yang mencari perlindungan di sekitar rumah sakit, dan mengatakan bahwa nyawa mereka juga terancam “ketika fasilitas kesehatan dibom”.

    WHO mengakhiri pernyataannya dengan menyerukan Israel “untuk segera membatalkan perintah evakuasi ke rumah sakit di Gaza utara,” dan menyerukan “perlindungan fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan, pasien, dan warga sipil”.

    Pemindahan yang mustahil

    Dalam satu ulasan, Kepala Koresponden Internasional BBC di Israel Selatan, Lyse Doucet mengatakan mustahil untuk memindahkan lebih dari satu juta orang dalam waktu sehari.

    Hal ini mengingat kondisi jalanan rusak, bom masih berjatuhan, rumah-rumah hancur, sementara lansia dan orang-orang yang terluka masih membutuhkan pertolongan.

    Dalam sebuah konferensi pers, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari belum bisa memastikan apakah akan menambah perpanjangan waktu untuk proses relokasi tersebut.

    Getty ImagesWarga Gaza di bagian utara sedang bersiap meninggalkan rumahnya.

    “Ini adalah zona perang, kami berusaha memberikan mereka waktu dan kami melakukan banyak upaya, dan kami memahami bahwa ini tidak akan memakan waktu 24 jam,” ujarnya menanggapi pertanyaan BBC pada sebuah konferensi pers mengenai jangka waktu yang dibutuhkan Israel.

    Ketika didesak apakah ia mengatakan bahwa IDF memahami akan membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk mengevakuasi warga Gaza, Hagari menjawab: “Kami memahami bahwa ini akan memakan waktu. Hanya itu yang bisa saya katakan.”

    Di sisi lain, pihak Hamas mengatakan agar warga jangan pindah. Seorang pejabatnya menggambarkan perintah Israel agar warga pindah ke bagian selatan sebagai “propaganda palsu”, dan mendesak warga di sana untuk mengabaikannya.

    Getty ImagesSeorang anak warga Gaza sedang bersiap untuk pindah ke wilayah selatan menyusul seruan Israel agar penduduk meninggalkan Gaza bagian utara.

    Potret warga berkemas

    Foto warga Gaza sedang berkemas pagi tadi. Mereka bersiap meninggalkan wilayah utara Gaza ke bagian selatan, menyusul perintah Israel.

    Warga sipil di daerah tersebut kini terjebak di antara peringatan Israel – menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi di Gaza – dan pernyataan Hamas yang meminta warga untuk mengabaikannya.

    Getty Images Getty Images

    Tuduhan bom fosfor

    Human Rights Watch (HRW) menuduh Israel menggunakan fosfor putih, sebuah amunisi kontroversial, dalam rangkaian aksi pengeboman di Jalur Gaza dan Libanon.

    Bahan kimia yang sangat mudah terbakar ini terkadang digunakan oleh militer untuk menandai suatu wilayah. Namun senjata ini juga dapat menyebabkan luka bakar yang parah dan sangat berbahaya bila digunakan sebagai senjata, terutama jika diluncurkan ke tempat ramai.

    Militer Israel mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka “saat ini tidak mengetahui penggunaan senjata yang mengandung fosfor putih di Gaza”. Mereka tidak mengomentari Libanon.

    AFPIsrael menjatuhkan bom ke Kota Gaza, pada 11 Oktober 2023. HRW menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih.

    Israel mengatakan mereka telah menjatuhkan 6.000 bom seberat 4.000 ton ke sasaran Hamas di Gaza selama enam hari.

    Angkatan udara Israel mengatakan serangan udara telah menghantam lebih dari 3.600 sasaran.

    HRW mengatakan telah memperoleh dan menganalisis video di Gaza dan Lebanon yang menunjukkan ledakan peluru artileri fosfor putih. HRW juga menyoroti foto kantor berita AFP di Gaza yang menunjukkan garis-garis putih di langit.

    Baca juga:

    Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan oksigen, menghasilkan asap putih pekat.

    “Penggunaan fosfor putih di Gaza, salah satu wilayah terpadat di dunia, memperbesar risiko terhadap warga sipil dan melanggar larangan hukum humaniter internasional yang menempatkan warga sipil pada risiko yang tidak perlu,” kata organisasi hak asasi manusia tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Fosfor putih tidak dilarang berdasarkan hukum internasional karena memiliki kegunaan yang sah, namun karena dampak berbahaya yang ditimbulkannya terhadap manusia, penggunaannya diatur dengan ketat.

    Angkatan bersenjata Israel menggunakan fosfor putih sebagai tabir asap saat menyerang Gaza tahun 2008-2009. Kala itu, beberapa kelompok hak asasi manusia menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

    Militer Israel mengatakan pada tahun 2013 bahwa mereka akan menghentikan penggunaan bahan kimia tersebut sebagai kamuflase.

    Ratusan ribu warga Palestina mengungsi

    Lebih dari 338.000 warga Palestina di Gaza terpaksa mengungsi imbas dari gempuran serangan udara Israel yang menghancurkan tempat tinggal mereka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kini muncul seruan untuk membuka jalur pasokan bantuan yang aman dan membangun koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga Palestina meninggalkan zona konflik, di mana banyak rumah telah dibom dan dihancurkan oleh serangan udara.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan pasokan makanan, bahan bakar dan air harus diperbolehkan menjangkau warga sipil di Gaza di tengah pemboman dan blokade Israel.

    “Saat ini kita memerlukan akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan,” kata Antonio Guterres.

    Sejak serangan Hamas pada akhir pekan lalu, Israel telah mengepung Gaza, memutus pasokan listrik, bahan bakar, makanan, barang dan air. Pasokan listrik utama di Gaza padam setelah satu-satunya pembangkit listrik di sana kehabisan bahan bakar.

    Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan ratusan ribu pasukannya sudah berada di dekat perbatasan jalur Gaza “siap melaksanakan misi yang telah diberikan”.

    IDF juga mengirim “pasukan infanteri, tentara bersenjata, korps artileri”, ditambah 300.000 pasukan cadangan, dekat perbatasan Gaza.

    Mereka “berada di dekat Jalur Gaza untuk bersiap-siap melaksanakan misi yang diperintahkan pemerintah Israel – dan ini untuk memastikan Hamas pada akhir perang ini, tidak akan memiliki kemampuan militer apa pun yang dapat digunakan untuk mengancam atau membunuh warga sipil Israel”.

    ‘Kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik’

    Warga Gaza, Kamal Mashharawi, berbicara kepada BBC dari ruang bawah tanah yang menampung 45 orang.

    “Ini sangat sulit – kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik,” katanya.

    Anak-anaknya terluka dan paru-parunya sakit. Kamal telah kehilangan beberapa anggota keluarganya tetapi tidak dapat menghubungi yang lain karena koneksi internet mati.

    “Kami mencoba melakukan perjalanan darat ke supermarket terdekat tetapi tidak aman karena ledakan tersebut,” katanya kepada program Newshour.

    Melalui sambungan telepon, Kamal mengatakan jantungnya berdebar kencang ketika dia mempersiapkan diri untuk serangan berikutnya, sambil berpikir “apakah saya orang berikutnya?”

    Ahmad Hasaballah/Getty ImagesWarga Palestina mengungsi setelah rumah dan lingkungan mereka hancur menyusul serangan udara Israel.

    “Saya pikir warga sipil tidak pantas meninggal – mereka harusnya tidak terlibat dalam konflik ini,” katanya.

    “Saya tidak bisa menyalahkan Hamas, saya tidak bisa menyalahkan Israel, tapi saya katakan bahwa kami, warga sipil, terkena dampaknya.

    “Kami adalah orang-orang yang bukan bagian dari konflik ini dan kami membayarnya.”

    Foto yang menggambarkan situasi terakhir di Gaza

    Berikut adalah sejumlah foto yang menggambarkan situasi terakhir di Gaza. Seluruh bangunan hampir rata dengan tanah menyusul serangan udara Israel.

    Reuters Warga Palestina berkumpul di atas reruntuhan di dekat bangunan yang rusak setelah serangan Israel, di Khan Younis, Gaza selatan. ReutersPara pejabat Palestina mengatakan banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan mungkin tidak mungkin diselamatkan

    Bagaimana ‘Pengepungan total’ Gaza berawal?

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan “pengepungan total” di Jalur Gaza: “Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar.”

    Seperti diketahui – Israel berkuasa atas ruang udara di langit Gaza dan garis pantainya, serta memiliki otoritas atas keluar dan masuknya orang dan barang melalui perbatasannya.

    Demikian pula, Mesir mengendalikan siapa yang masuk dan keluar dari perbatasannya dengan Gaza.

    Getty ImagesSejumlah warga Palestina berjalan di depan puing-puing bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di Gaza, 8 Oktober 2023.

    KBRI Amman: Tidak ada WNI jadi korban serangan Israel ke wilayah Gaza

    Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, mengatakan hingga kini tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban akibat serangan yang dilakukan Israel di wilayah Gaza. Dalam catatan KBRI, terdapat 13 orang WNI yang berdomisili di wilayah Gaza.

    “Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Amman, KBRI Kairo di Mesir dan KBRI Lebanon terus memantau situasi terakhir WNI dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI di Gaza,” dalam keterangan pers dari KBRI Amman, yang diterima BBC News Indonesia pada Minggu (08/10).

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 256 warganya tewas, termasuk 20 anak-anak, akibat serangan balik yang dilakukan oleh Israel sejak Sabtu (07/10). Selain itu, sekitar 1.788 orang juga dilaporkan terluka.

    ReutersRoket dari Gaza menghantam jalan Kota Ashkelon di Israel, Sabtu (07/10).

    Israel melakukan serangan ke wilayah Gaza setelah sekelompok milisi Hamas menyelinap ke Israel dan melancarkan serangan besar secara mendadak.

    Baca juga:

    Beberapa warga Israel juga dilaporkan telah dibawa ke Gaza sebagai sandera.

    Hamas adalah organisasi di Palestina yang melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

    Tentara Israel telah meminta warga di tujuh wilayah berbeda di Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke pusat kota atau berlindung di tempat penampungan.

    Kementerian Luar Negeri Thailand melaporkan sebanyak 12 warga Thailand tewas dan 11 lainnya diculik dan disandera oleh kelompok milisi Hamas.

    Bagaimana konflik ini berawal?

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel sedang “berperang” dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan “membayar harga yang belum pernah diketahui”.

    “Pagi ini Hamas melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap negara Israel dan warganya,” kata Netanyahu dalam pidatonya.

    Serangan ini adalah salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun.

    Serangan kelompok milisi Palestina Hamas dilakukan dengan melintasi pagar pembatas tepat setelah fajar, Sabtu (07/10). Pada saat yang sama, rentetan roket diluncurkan dari Gaza – beberapa mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.

    Baca juga:

    Serangan udara Israel juga menyasar Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, menewaskan satu staf medis yang sedang berada di dekat rumah sakit tersebut.

    Relawan MER-C, Farid, mengatakan tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh sangat dekat dengan lokasi para relawan medis, dan menghancurkan mobil operasional MER-C.

    “Abu Romzi, staf local MER-C yang tengah berada di ambulans menjadi korban syahid dan dilarikan ke RS Indonesia,” ujar Farid.

    Serangan juga membuat kerusakan di wisma tempat tinggal relawan yang berada di area RS Indonesia.

    Rentetan serangan roket dari Gaza – aksi serangan terbesar Hamas terhadap Israel selama beberapa tahun terakhir – dimulai tepat setelah fajar pada Sabtu (07/10), yang bertepatan dengan hari Sabat Yahudi serta hari perayaan Simchat Torah.

    Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, militer Israel (IDF) mengumumkan bahwa “teroris” telah menyusup ke wilayah Israel “di sejumlah lokasi berbeda”.

    IDF meminta semua warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk bergegas menuju tempat penampungan di wilayah sekitar Gaza.

    Baca juga:

    Rekaman video yang diunggah ke dunia maya menunjukkan sekelompok milisi Palestina bersenjata lengkap mengenakan seragam hitam berkeliling Sderot menggunakan truk pikap.

    Dalam salah satu video, para milisi itu terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan Kota Sderot, yang hanya berjarak 1,6 km dari Gaza.

    ‘Intelijen Israel tertidur’

    Frank Gardner

    Koresponden keamanan BBC

    Peristiwa serangan Hamas adalah kegagalan intelijen luar biasa bagi Israel.

    Israel memiliki salah satu jaringan intelijen terluas dan canggih di Timur Tengah, baik domestik maupun eksternal.

    Mereka mempunyai informan yang tertanam dalam kelompok milisi tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di Libanon, Suriah dan tempat lain.

    Di masa lalu, mereka mampu membunuh para pemimpin milisi baik dengan serangan pesawat tak berawak atau bahkan ponsel yang dijadikan jebakan.

    Namun hari ini, di penghujung hari raya Yahudi, nampaknya mereka tertidur.

    Hamas telah mampu merencanakan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan hati-hati terhadap Israel yang tampaknya dilakukan secara sangat rahasia.

    Bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan besar adalah hal yang wajar. Namun Israel kini akan bertanya-tanya mengapa mata-mata Israel tidak menyadari hal ini dan memberikan peringatan kepada negaranya.

    Seorang komandan senior militer Hamas mengumumkan dimulainya operasi serangan dalam siaran di media Hamas, menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.

    “Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Mohammed Deif.

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas – saingan politik Hamas – memimpin pertemuan darurat, dan menegaskan hak rakyat Palestina untuk membela diri melawan “teror pemukim dan pasukan pendudukan”.

    (ita/ita)

  • Kala Biden Hendak ke Israel dan Putin Melawat ke China

    Kala Biden Hendak ke Israel dan Putin Melawat ke China

    Jakarta

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza, Palestina. Israel bersiap melancarkan serangan darat. Di tengah situasi ini, dua pemimpin negara besar berkekuatan militer signifikan bakal melawat ke luar negeri.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, akan mengunjungi Isral dan Yordania pekan ini. Dua negara tersebut memang bertetangga dengan batas darat yang menempel. Adapun AS merupakan negara ‘bestie’ alias ‘konco kenthel’ Israel.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya News, Selasa (17/10/2023), Gedung Putih mengungkapkan bahwa Biden akan mengunjungi Israel pada Rabu (18/10) waktu setempat untuk menunjukkan ‘dukungan teguh’ bagi sekutunya tersebut.

    Disebutkan Gedung Putih bahwa Biden dan para pejabat Israel juga akan ‘berkonsultasi mengenai langkah selanjutnya’.

    Dari Israel, Biden akan melanjutkan kunjungan ke Amman, ibu kota Yordania, untuk bertemu dengan Raja Abdullah. Dalam kunjungan ke Yordania, sebut Gedung Putih, Biden juga akan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari yang sama.

    “Dia (Biden-red) akan menegaskan kembali bahwa Hamas tidak membela hak rakyat Palestina atas martabat dan penentuan nasib sendiri, serta membahas kebutuhan kemanusiaan warga sipil di Gaza,” demikian pernyataan Gedung Putih.

    Negara-negara Arab dan Teluk berada di garis depan dalam menekan AS untuk mendorong Israel agar tidak menargetkan warga sipil dalam serangannya dan memastikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan sungguh-sungguh bisa sampai ke tangan warga sipil Jalur Gaza.

    Ilustrasi: Tentara Israel (HAZEM BADER/AFP)

    Seperti dilansir Al Arabiya News dan CNN, Selasa (17/10/2023), juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus menyatakan bahwa dirinya meyakini Biden mendukung operasi Israel untuk mengalahkan Hamas. Israel tak akan mengurungkan niat melancarkan serangan darat ke Gaza meski Biden datang.

    “Saya pikir presiden juga mengatakan bahwa ‘Hamas perlu dihancurkan’, dan itulah tujuan militer kami,” ucap Conricus.

    Selanjutnya, Putin melawat ke China:

  • Mahasiswi RI di Israel Ini Pernah Tinggal di Ruang Perlindungan Ancaman Perang

    Mahasiswi RI di Israel Ini Pernah Tinggal di Ruang Perlindungan Ancaman Perang

    Jakarta

    Tak terbayangkan tingginya eskalasi seperti sekarang ini, ketika Sandra (Nama disamarkan atas permohonan narasumber) menandatangani kontrak kamar yang ia sewa, saat menjadi mahasiswi di sebuah kota di Israel. Jika memilih menyewa kamar di “shelter” atau ruang perlindungan dari ancaman perang, maka penyewa harus menandatangani protokol keamanan yang telah ditetapkan. ia pun demikian.

    Sandra menjelaskan bahwa di Israel, sesuai protokol keamanan, shelter dan bunker bawah tanah memiliki fungsi yang sama tingkat keamanannya. Yang disarankan oleh aparat keamanan pada warga jika terjadi ancaman adalah mencari tempat perlindungan yang terdekat. Mereka bisa memilih shelter jika memang lokasinya lebih dekat ketimbang harus ke ruang bawah tanah yang lebih jauh.

    Sebagai penanggung jawab shelter, Sandra harus menyediakan stok makanan agar jika situasi masih kacau, mereka yang lari ke shelter dapat bertahan di dalamnya.

    “Ruang shelter saya itu seperti kamar biasa, dan kebetulan kamar saya sebenarnya salah satu dari ruangan shelter tersebut. Meski ada bunker, orang-orang berlarian ke kamar saya. Kalau kita tinggal di shelter, kita harus tanggung jawab buat menutup jendela karena jendela untuk shelter itu ada bagiannya luarnya yang khusus dari besi. Jadi harus ditarik karena itu anti rudal. Kaca jendelanya juga khusus dan harus ditutup. Pintu yang di sebelah sini itu, pintunya sangat berat, seperti pintu “freezer”. Jadi misalkan orang-orang sudah masuk kamar saya, saya harus menutupnya. Di sini dibilangnya shelter dan bunker sama saja tingkat keamanannya. Jadi menurut protokol, cari yang paling dekat saja,” paparnya.

    Akhir pekan lalu setelah melewati masa yang menegangkan di mana konflik Hamas-Israel berkecamuk, Sandra dan beberapa warga Indonesia lainnya sudah diterbangkan kembali ke tanah air, dengan bermalam sebelumnya di Amman, Yordania. Namun Sandra sempat menceritakan masa-masa menegangkan sebelum kepulangannya ke Ibu Pertiwi. Ia bercerita sebenarnya tidak terlalu takut dengan situasi di kota tempat ia bermukim di Israel, “Tapi kesehatan mental, saya terganggu. Karena saya yang harus tutup jendela dan lain-lain, tidur saya tidak bisa nyenyak,” tuturnya lirih.

    Sandra mengaku perasaannya campur aduk. Sebelumnya ia pernah merasakan serangan yang berlangsung selama satu hari, namun skala serangannya tidak seperti yang terjadi saat ini. Biasanya, jika akan terjadi serangan, warga diberi pengumuman, misalnya melalui e-mail bahwa akan ada serangan di hari tersebut dan disarankan untuk pergi bersembunyi ke dalam bunker. Namun, serangan yang terjadi Sabtu (07/10) lalu, sungguh membuatnya dan orang-orang di Israel terkejut.

    Sandra bercerita di hari Sabtu (07/10) sekitar pukul 06.30 pagi, mereka semua terbangun karena bunyi sirene, agar warga pergi ke bunker. Ini termasuk sebuah protokol keamanan, jika mendengar sirene, warga harus segera masuk ke dalam bunker atau shelter dalam durasi waktu 15 detik.

    Karena Israel merupakan wilayah konflik, di setiap gedung biasanya terdapat bunker di bawah tanah. Terkadang di setiap lantai gedung, biasanya terdapat ruangan khusus yang dijadikan sebagai “shelter” sebagaimana kamar yang ditempati Sandra.

    Sandra bercerita saking kecilnya Israel, banyak di antara mereka saling mengenal satu sama lain. “Mereka mengatakan bahwa serangan yang saat ini terjadi cukup berat dibanding yang sebelumnya,” ujar Sandra. “Saya tidak takut, namun terkadang saya terbawa suasana orang-orang di sekitar, terutama teman-teman saya asal Israel. Mereka terlihat sangat menderita sekali dengan adanya situasi saat ini karena jika kita membuka laman berita, orang-orang yang berada di daerah konflik sangat mengenaskan. Kesehatan mental,saya terganggu dengan adanya situasi saat ini. Dan terkadang di malam hari saya menjadi susah untuk tidur karena banyak serangan yang terjadi di malam hari.”

    Kini Sandra telah kembali berkumpul dengan keluarganya di Indonesia dan belum menyiapkan rencana selanjutnya. Ia hanya berharap agar konflik segera berakhir dan tercapai perdamaian,

    Di Gaza, warga Indonesia panjatkan harapan serupa

    Harapan serupa disuarakan warga Indonesia di Gaza, Abdillah Onim. Aktivis kemanusiaan dari Nusantara Palestina Center itu juga berharap perdamaian akan segera terwujud. Pria asal Hallmahera yang menikahi perempuan Palestina ini sudah menetap lebih dari 12 tahun di kawasan konflik Gaza.

    Bagi Onim, selama ia tinggal di Gaza, ini adalah peperangan yang paling besar, “Yang kekuatannya paling luar biasa ya, itu baru kali ini. Kebetulan saya di Gaza itu sudah lebih dari 12 tahun dan sampai dengan saat ini situasinya belum kondusif alias masih saling tembak rudal roket antara Gaza dengan pihak Israel,” ujar ayah tiga anak ini.

    Mengingat bahaya situasi saat ini, Onim dan keluarganya berniat untuk mengungsi. “Kemungkinan besar saya akan membawa anak istri untuk keluar dari Gaza dan menuju Mesir. Untuk sementara, dalam waktu dekat akan menuju Mesir. Itu sudah saya koordinasikan dengan teman-teman Kedutaan Indonesia di Kairo dan Kedutaan Indonesia di Amman, Yordania,” tuturnya sedih.

    Namun untuk keluar dari wilayah konflik, masih banyak kendala. “Sampai dengan saat ini situasi belum kondusif, dengan demikian saya dan anak istri tidak bisa keluar rumah untuk naik kendaraan, karena risikonya sangat tinggi. Nah, kenapa tidak mau naik kendaraan, itu kendaraan yang ada di sana itu mereka dijadikan korban rudal juga. Jadi semua kendaraan mayoritasnya itu kalau melintasi jalan itu dijadikan sasaran tembak dan itu yang membuat saya belum bisa untuk pergi ke perbatasan antara Gaza dan juga Israel,” ujarnya.

    Bukan hanya karena memikirkan keselamatan keluarga, ia juga mengaku tidak bisa berbuat banyak sebagaimana biasanya di tengah kecamuk perang kali ini. “Karena saya sendiri tidak bisa beraktivitas di lapangan. Yang biasanya harus distribusi bantuan sekarang tidak bisa karena rudal di sana-sini,” paparnya.

    Taman Kanak-kanak Yatim Nurani Indonesia, salah satu program dari lembaga yang ia bentuk Nusantara Palestina Center, kini ikut lumpuh. “Memang sejak awal terjadi peperangan, semua aktivitas sekolah termasuk TK Nurani Indonesia pun ditiadakan, karena berkaitan dengan keselamatan dari anak-anak dan juga siswa-siswi di sekolah di TK Yatim,” ujarnya.

    TK Yatim Nurani adalah sekolah gratis bantuan dari Indonesia untuk anak-anak di Palestina. Istrinya yang merupakan warga Palestina mengelola TK tersebut dari tahun 2016. Sekolah tersebut menampung anak-anak yatim dan juga kaum dhuafa di Gaza.

    Sejak perang berkecamuk, pasar ditutup, perkantoran diliburkan, para petani dan nelayan pun tidak bisa beraktivitas. Menurut Onim, rata-rata mereka hanya punya pasokan makanan yang mungkin cukup untuk dua hari.

    Onim mengisahkan, warga Gaza menanti uluran tangan dari lembaga internasional. “Jadi memang pada saat terjadi peperangan itu ya mereka sudah terbiasa dalam hal perut kosong atau lapar. Dan ini karena memang situasi seperti ini ya mereka sudah terbiasa dari generasi ke generasi. Akan tetapi memang biasanya peperangan berlangsung selama empat, lima hari, satu pekan itu bantuan dari negara lain termasuk Indonesia itu akan kembali mereka terima,” ujar Onim.

    Saat ini, warga Gaza sangat memerlukan bantuan berupa gandum dan air bersih. Onim menuturkan, Gaza sedang dilanda krisis air minum, obat-obatan, dan juga bahan bakar.

    (ita/ita)

  • Israel Tegaskan Kunjungan Biden Tak Akan Tunda Invasi ke Gaza

    Israel Tegaskan Kunjungan Biden Tak Akan Tunda Invasi ke Gaza

    Tel Aviv

    Militer Israel menegaskan bahwa kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke wilayahnya tidak akan menunda atau memperumit rencana invasi darat ke Jalur Gaza. Biden dijadwalkan akan mengunjungi Israel pada Rabu (18/10) besok, saat perang masih berlangsung antara Israel dengan Hamas.

    Seperti dilansir Al Arabiya News dan CNN, Selasa (17/10/2023), juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus menyatakan bahwa dirinya meyakini Biden mendukung operasi Israel untuk mengalahkan Hamas.

    “Saya pikir presiden juga mengatakan bahwa ‘Hamas perlu dihancurkan’, dan itulah tujuan militer kami,” ucap Conricus.

    Gedung Putih mengumumkan bahwa Biden dijadwalkan mengunjungi Israel pada Rabu (18/10) besok untuk ‘menunjukkan dukungan teguh kepada Israel dalam menghadapi serangan teroris brutal Hamas dan untuk berkonsultasi mengenai langkah-langkah selanjutnya’.

    Biden juga akan berkunjung ke Amman, ibu kota Yordania, di mana dia akan bertemu dengan Raja Yordania, Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

    “Dia (Biden-red) akan menegaskan kembali bahwa Hamas tidak membela hak rakyat Palestina atas martabat dan penentuan nasib sendiri, serta membahas kebutuhan kemanusiaan warga sipil di Gaza,” demikian pernyataan Gedung Putih.

    Militer Israel, seperti dikutip The Times of Israel, menyatakan bahwa mereka akan melancarkan operasi darat besar-besaran ke Jalur Gaza dalam beberapa hari mendatang — berpotensi menjadi operasi terbesar dalam empat dekade terakhir.

    Saksikan juga ‘Trump Sebut Perang Israel-Hamas Terjadi Karena Kelalaian Biden’:

  • Ratusan Ribu Warga Palestina Mengungsi Akibat Serangan Israel di Gaza

    Ratusan Ribu Warga Palestina Mengungsi Akibat Serangan Israel di Gaza

    Jakarta

    Lebih dari 338.000 warga Palestina di Gaza terpaksa mengungsi imbas dari gempuran serangan udara Israel yang menghancurkan tempat tinggal mereka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kini muncul seruan untuk membuka jalur pasokan bantuan yang aman dan membangun koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga Palestina meninggalkan zona konflik, di mana banyak rumah telah dibom dan dihancurkan oleh serangan udara.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan pasokan makanan, bahan bakar dan air harus diperbolehkan menjangkau warga sipil di Gaza di tengah pemboman dan blokade Israel.

    “Saat ini kita memerlukan akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan,” kata Antonio Guterres.

    Sejak serangan Hamas pada akhir pekan lalu, Israel telah mengepung Gaza, memutus pasokan listrik, bahan bakar, makanan, barang dan air. Pasokan listrik utama di Gaza padam setelah satu-satunya pembangkit listrik di sana kehabisan bahan bakar.

    Kementerian kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 1.200 warganya tewas akibat serangan balasan Israel atas serangan kelompok milisi Palestina, Hamas, pada Sabtu (07/10) lalu.

    Korban jiwa dari kedua belah pihak kini mencapai hampir 2.500 orang.

    Sebelumnya, militer Israel mengatakan ratusan ribu pasukannya sudah berada di dekat perbatasan jalur Gaza “siap melaksanakan misi yang telah diberikan”.

    Juru bicara pasukan pertahanan Israel (IDF), Jonathan Conricus mengatakan pihaknya telah membangun kembali penghalang di sekitar Gaza.

    Kata dia, IDF juga mengirim “pasukan infanteri, tentara bersenjata, korps artileri”, ditambah 300.000 pasukan cadangan, dekat perbatasan Gaza.

    Penyeberangan Rafah, yang merupakan pintu keluar utama dari Gaza ke Mesir telah ditutup sejak Selasa (10/10) setelah pemboman Israel, menurut pejabat Gaza.

    Pasukan Israel juga berkumpul di dekat perbatasan Gaza untuk persiapan serangan darat.

    Militer Israel mengatakan ratusan ribu pasukannya sudah berada di dekat perbatasan jalur Gaza “siap melaksanakan misi yang telah diberikan”.

    Juru bicara pasukan pertahanan Israel (IDF), Jonathan Conricus mengatakan pihaknya telah membangun kembali penghalang di sekitar Gaza.

    Kata dia, IDF juga mengirim “pasukan infanteri, tentara bersenjata, korps artileri”, ditambah 300.000 pasukan cadangan, dekat perbatasan Gaza.

    Mereka “berada di dekat Jalur Gaza untuk bersiap-siap melaksanakan misi yang diperintahkan pemerintah Israel – dan ini untuk memastikan Hamas pada akhir perang ini, tidak akan memiliki kemampuan militer apa pun yang dapat digunakan untuk mengancam atau membunuh warga sipil Israel”.

    ReutersKamp pengungsi Jabalia, di utara Kota Gaza, dilaporkan menjadi sasaran serangan Israel pada hari Senin.

    ‘Kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik’

    Warga Gaza, Kamal Mashharawi, berbicara kepada BBC dari ruang bawah tanah yang menampung 45 orang.

    “Ini sangat sulit – kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik,” katanya.

    Anak-anaknya terluka dan paru-parunya sakit. Kamal telah kehilangan beberapa anggota keluarganya tetapi tidak dapat menghubungi yang lain karena koneksi internet mati.

    “Kami mencoba melakukan perjalanan darat ke supermarket terdekat tetapi tidak aman karena ledakan tersebut,” katanya kepada program Newshour.

    Melalui sambungan telepon, Kamal mengatakan jantungnya berdebar kencang ketika dia mempersiapkan diri untuk serangan berikutnya, sambil berpikir “apakah saya orang berikutnya?”

    Ahmad Hasaballah/Getty ImagesWarga Palestina mengungsi setelah rumah dan lingkungan mereka hancur menyusul serangan udara Israel.

    “Saya pikir warga sipil tidak pantas meninggal – mereka harusnya tidak terlibat dalam konflik ini,” katanya.

    “Saya tidak bisa menyalahkan Hamas, saya tidak bisa menyalahkan Israel, tapi saya katakan bahwa kami, warga sipil, terkena dampaknya.

    “Kami adalah orang-orang yang bukan bagian dari konflik ini dan kami membayarnya.”

    Foto yang menggambarkan situasi terakhir di Gaza

    Berikut adalah sejumlah foto yang menggambarkan situasi terakhir di Gaza. Seluruh bangunan hampir rata dengan tanah menyusul serangan udara Israel.

    Reuters Warga Palestina berkumpul di atas reruntuhan di dekat bangunan yang rusak setelah serangan Israel, di Khan Younis, Gaza selatan. ReutersPara pejabat Palestina mengatakan banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan mungkin tidak mungkin diselamatkan

    Disebutkan pula bahwa tidak ada milisi Hamas yang menyeberang dalam beberapa hari terakhir.

    Militer Israel mengatakan, serangan udara Israel di Jalur Gaza terus berlanjut sepanjang malam, dengan 200 sasaran yang diklaim tercapai.

    ReutersMiliter Israel mengeklaim berhasil mengendalikan secara penuh perbatasan Gaza di bagian selatan.

    Sebelumnya, Israel meminta agar masyarakat di Gaza untuk meninggalkan wilayah itu melalui kawasan perbatasan yang dikendalikan oleh Mesir – namun kemudian mengatakan bahwa penyeberangan tersebut sebenarnya ditutup.

    Bagaimana ‘Pengepungan total’ Gaza berawal?

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan “pengepungan total” di Jalur Gaza: “Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar.”

    Seperti diketahui – Israel berkuasa atas ruang udara di langit Gaza dan garis pantainya, serta memiliki otoritas atas keluar dan masuknya orang dan barang melalui perbatasannya.

    Demikian pula, Mesir mengendalikan siapa yang masuk dan keluar dari perbatasannya dengan Gaza.

    Dalam situasi ini, jumlah orang yang tewas akibat serangan Israel di Gaza meningkat hingga 770 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Jumlah mereka yang terluka juga bertambah menjadi 4.100 jiwa.

    Di sisi lain, sedikitnya 1.200 orang Israel tewas sejak Hamas melancarkan serangan mendadak pada Sabtu (07/10) pagi. Jumlah ini termasuk 260 orang yang sedang menghadiri festival musik Supernova di kawasan gurun di Israel selatan.

    Getty ImagesSejumlah warga Palestina berjalan di depan puing-puing bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di Gaza, 8 Oktober 2023.

    Festival ini digelar tidak jauh dari lokasi milisi Hamas memasuki wilayah Israel dari Jalur Gaza.

    Mereka dilaporkan melepaskan tembakan, dan orang-orang yang tengah mengikuti acara musik itu kemudian berusaha melarikan diri lantaran panik.

    Acara ini merupakan salah satu target serangan darat pertama oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Beberapa rekaman video mengerikan yang diambil dari tempat acara itu, pada hari berikutnya, memperlihatkan skala serangan tersebut.

    Di sana terlihat lebih dari satu bangkai mobil berjejer di jalanan, di antaranya ada yang terbalik dan lainnya ludes terbakar.

    Dilaporkan pula, ada sejumlah orang yang menghadiri festival musik itu disandera dan ditahan di Gaza.

    Pihak militer Israel menyebut “puluhan” warga sipil telah diculik oleh militan Hamas.

    AS kerahkan bantuan militer

    Amerika Serikat mengatakan telah menggeser sebuah kapal induk, kapal perusak, dan pesawat jet ke Mediterania timur. Sekutu Israel ini juga akan memberi bantuan peralatan dan amunisi tambahan.

    Hal ini dilakukan menyusul serangan Hamas terhadap Israel bagian selatan, yang disebut Presiden Joe Biden sebagai “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengerikan”.

    Juru bicara Keamanan Nasional AS mengatakan terdapat warganya yang tewas di antara korban jiwa yang jatuh dari sisi Israel.

    Bantuan militer lebih lanjut untuk Israel akan dikirim dalam beberapa hari mendatang, kata Gedung Putih. AS bekerja untuk memastikan bahwa musuh-musuh Israel tidak mencoba untuk mengambil keuntungan dari situasi ini.

    EPAHampir 500 orang tewas di Gaza dan 2.700 lainnya terluka akibat serangan udara balasan dari Israel, ungkap sejumlah pejabat Palestina.

    KBRI Amman: Tidak ada WNI jadi korban serangan Israel ke wilayah Gaza

    Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, mengatakan hingga kini tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban akibat serangan yang dilakukan Israel di wilayah Gaza. Dalam catatan KBRI, terdapat 13 orang WNI yang berdomisili di wilayah Gaza.

    “Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Amman, KBRI Kairo di Mesir dan KBRI Lebanon terus memantau situasi terakhir WNI dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI di Gaza,” dalam keterangan pers dari KBRI Amman, yang diterima BBC News Indonesia pada Minggu (08/10).

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 256 warganya tewas, termasuk 20 anak-anak, akibat serangan balik yang dilakukan oleh Israel sejak Sabtu (07/10). Selain itu, sekitar 1.788 orang juga dilaporkan terluka.

    Israel melakukan serangan ke wilayah Gaza setelah sekelompok milisi Hamas menyelinap ke Israel dan melancarkan serangan besar secara mendadak.

    Baca juga:

    Menurut keterangan dari tentara Israel, serangan darat, udara, dan laut yang dilakukan oleh Hamas itu menyebabkan sekitar 250 warga Israel tewas. Selain itu, sekitar 1.000 orang terluka dan lebih dari 3.000 roket ditembakkan milisi Hamas di Gaza ke wilayah Israel.

    Beberapa warga Israel juga dilaporkan telah dibawa ke Gaza sebagai sandera.

    Menurut informasi yang disampaikan Kedutaan Besar Israel untuk Amerika Serikat, dalam unggahan di media sosial, terdapat 100 warganya yang disandera, mencakup warga sipil dan tentara.

    Hamas adalah organisasi di Palestina yang melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

    ReutersRoket dari Gaza menghantam jalan Kota Ashkelon di Israel, Sabtu (07/10).

    Tentara Israel telah meminta warga di tujuh wilayah berbeda di Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke pusat kota atau berlindung di tempat penampungan.

    Israel juga akan memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Gaza, menurut laporan media yang mengutip pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Kementerian Luar Negeri Thailand melaporkan sebanyak 12 warga Thailand tewas dan 11 lainnya diculik dan disandera oleh kelompok milisi Hamas.

    Baca juga:

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel sedang “berperang” dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan “membayar harga yang belum pernah diketahui”.

    “Pagi ini Hamas melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap negara Israel dan warganya,” kata Netanyahu dalam pidatonya.

    BBC

    Serangan ini adalah salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun.

    Serangan kelompok milisi Palestina Hamas dilakukan dengan melintasi pagar pembatas tepat setelah fajar. Pada saat yang sama, rentetan roket diluncurkan dari Gaza – beberapa mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.

    Bagaimana para anggota milisi bersenjata itu berhasil menembus salah satu perbatasan yang dijaga ketat di dunia masih belum jelas.

    Baca juga:

    Militer Israel mengatakan puluhan jet tempur melancarkan gempuran udara terhadap lokasi-lokasi Hamas di Gaza, dan telah menghantam 17 kompleks militer Hamas. Mereka juga mengatakan telah memobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.

    Serangan udara Israel juga menyasar Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, menewaskan satu staf medis yang sedang berada di dekat rumah sakit tersebut.

    Relawan MER-C, Farid, mengatakan tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh sangat dekat dengan lokasi para relawan medis, dan menghancurkan mobil operasional MER-C.

    “Abu Romzi, staf local MER-C yang tengah berada di ambulans menjadi korban syahid dan dilarikan ke RS Indonesia,” ujar Farid.

    Serangan juga membuat kerusakan di wisma tempat tinggal relawan yang berada di area RS Indonesia.

    Rentetan serangan roket dari Gaza – aksi serangan terbesar Hamas terhadap Israel selama beberapa tahun terakhir – dimulai tepat setelah fajar pada Sabtu (07/10), yang bertepatan dengan hari Sabat Yahudi serta hari perayaan Simchat Torah.

    Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, militer Israel (IDF) mengumumkan bahwa “teroris” telah menyusup ke wilayah Israel “di sejumlah lokasi berbeda”.

    IDF meminta semua warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk bergegas menuju tempat penampungan di wilayah sekitar Gaza.

    Baca juga:

    Rekaman video yang diunggah ke dunia maya menunjukkan sekelompok milisi Palestina bersenjata lengkap mengenakan seragam hitam berkeliling Sderot menggunakan truk pikap.

    Dalam salah satu video, para milisi itu terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan Kota Sderot, yang hanya berjarak 1,6 km dari Gaza.

    Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di media Palestina bahwa sejumlah warga Israel telah disandera oleh kelompok milisi.

    Pada saluran media sosialnya, Hamas merilis video yang menunjukkan warga Israel ditangkap oleh para anggotanya.

    Dalam beberapa video yang tidak dapat diverifikasi, sejumlah warga sipil tampaknya disandera di wilayah Palestina – sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Juga beredar rekaman video warga Palestina di Gaza mengendarai kendaraan militer Israel.

    ReutersWarga Palestina berkumpul dekat sebuah tank Israel yang dilalap api di pagar pembatasan Israel-Gaza.

    Selama berjam-jam, saluran televisi Israel menayangkan wawancara langsung dengan orang-orang yang terjebak di rumah mereka setelah milisi Palestina memasuki kota dan desa mereka.

    Sejumlah warga mengatakan mereka sudah lama tidak mengingat situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah diblokir dan jalanan kosong.

    “Restoran, kafe, semuanya ditutup dan ada perasaan terkejut, kaget, dan takut akan apa yang masih diperkirakan akan terjadi,” kata penulis dan jurnalis asal Inggris, Gideon Levy, kepada BBC.

    “Saat roket pertama jatuh, saya masih jogging di taman, suaranya sangat keras.”

    Pemimpin salah satu dewan regional di Israel selatan, Ofir Liebstein, tewas dalam baku tembak dengan milisi ketika dia pergi membela komunitasnya.

    Baca juga:

    Sementara itu, serangan roket ke arah Israel berlanjut sepanjang Sabtu pagi. Rumah sakit di Kota Ashkelon dan pusat kota Beer Sheva merawat para korban.

    “Warga Israel, kita sedang berperang, bukan dalam operasi atau serangan, tetapi dalam perang,” kata Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    “Saya mengumpulkan para kepala badan keamanan dan memerintahkan – pertama-tama – untuk membersihkan komunitas yang telah disusupi oleh teroris. Hal ini sedang dilakukan.

    “Pada saat yang sama, saya telah memerintahkan mobilisasi cadangan secara besar-besaran dan kami membalas tembakan dengan kekuatan yang belum diketahui musuh.”

    ‘Intelijen Israel tertidur’

    Frank Gardner

    Koresponden keamanan BBC

    Peristiwa serangan Hamas adalah kegagalan intelijen luar biasa bagi Israel.

    Israel memiliki salah satu jaringan intelijen terluas dan canggih di Timur Tengah, baik domestik maupun eksternal.

    Mereka mempunyai informan yang tertanam dalam kelompok milisi tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di Libanon, Suriah dan tempat lain.

    Di masa lalu, mereka mampu membunuh para pemimpin milisi baik dengan serangan pesawat tak berawak atau bahkan ponsel yang dijadikan jebakan.

    Namun hari ini, di penghujung hari raya Yahudi, nampaknya mereka tertidur.

    Hamas telah mampu merencanakan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan hati-hati terhadap Israel yang tampaknya dilakukan secara sangat rahasia.

    Bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan besar adalah hal yang wajar. Namun Israel kini akan bertanya-tanya mengapa mata-mata Israel tidak menyadari hal ini dan memberikan peringatan kepada negaranya.

    Seorang komandan senior militer Hamas mengumumkan dimulainya operasi serangan dalam siaran di media Hamas, menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.

    “Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Mohammed Deif.

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas – saingan politik Hamas – memimpin pertemuan darurat, dan menegaskan hak rakyat Palestina untuk membela diri melawan “teror pemukim dan pasukan pendudukan”.

    ReutersMiliter Israel dikerahkan setelah serangan roket diluncurkan dari Gaza.

    Investigasi besar-besaran telah dilakukan mengenai bagaimana intelijen Israel gagal melihat serangan Hamas yang terkoordinasi dengan baik, kata pejabat pemerintah Israel kepada BBC.

    Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Inggris “dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel” dan “Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri”.

    Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menggambarkan serangan itu sebagai “terorisme dalam bentuknya yang paling keji” sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.

    Iran mendukung serangan Palestina, dengan mengatakan pihaknya mengucapkan selamat kepada para anggota milisi tersebut. Adapun Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Israel yang bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan yang sedang berlangsung.

    (ita/ita)