Negara: Yordania

  • Pria Yordania Tembak Mati 3 Warga Israel di Perbatasan Tepi Barat

    Pria Yordania Tembak Mati 3 Warga Israel di Perbatasan Tepi Barat

    Jakarta

    Seorang pengemudi truk menyerang warga Israel di perbatasan antara Tepi Barat dengan wilayah yang diduduki oleh Yordania. Serangan ini mengakibatkan tiga penjaga keamanan dari kalangan sipil Israel meninggal dunia.

    Dilansir AFP, Minggu (8/9/2024), Kementerian dalam negeri Yordania melakukan investigasi awal kasus tersebut. Pria penyerang itu teridentifikasi adalah sebagai warga negara Yordania bernama Maher Diab Hussein al-Jazi.

    Serangan langka di perbatasan Jembatan Allenby terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dengan serangan besar-besaran Israel dan serangan oleh warga Palestina, dan dengan latar belakang perang Israel-Hamas Gaza, yang sekarang memasuki bulan ke-12.

    Militer Israel mengatakan “seorang teroris” mencapai area penyeberangan, yang juga dikenal sebagai Jembatan Raja Hussein, dengan truk “dari Yordania”.

    Pengemudi “keluar dari truk dan melepaskan tembakan ke pasukan keamanan Israel yang beroperasi di jembatan”, kata pernyataan militer.

    “Tiga warga sipil Israel dinyatakan tewas akibat serangan itu,” katanya, mengklarifikasi kepada AFP bahwa mereka adalah “penjaga keamanan” dan bukan tentara atau polisi.

    Militer Israel menambahkan bahwa penyerang ditembak mati.

    Hamas memuji serangan itu tetapi tidak mengklaim bertanggung jawab atasnya, menambahkan bahwa itu “menegaskan penolakan masyarakat Arab terhadap pendudukan (Israel), kejahatannya, dan ambisinya di Palestina dan Yordania”.

    Penyeberangan, di Lembah Yordan, adalah satu-satunya pintu gerbang internasional bagi warga Palestina dari Tepi Barat yang tidak mengharuskan memasuki Israel, yang telah menduduki wilayah itu sejak 1967.

    (aik/aik)

  • Bagaimana Perang Gaza Dekatkan Turki dan Mesir?

    Bagaimana Perang Gaza Dekatkan Turki dan Mesir?

    Jakarta

    Sebagian orang meminta damai dengan al-Sisi, “tapi saya tolak. Saya tidak duduk bersama dengan seorang anti-demokrat,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2019 silam soal Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi.

    Erdogan pernah memanggil panglima militer Mesir itu seorang “pembunuh,” setelah menggalang kudeta terhadap bekas Presiden Mohammed Morsi yang terpilih secara demokratis. Morsi merupakan pimpinan organisasi Islam Ikhwanul Muslimin yang dekat secara ideologi dengan Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, pimpinan Erdogan.

    Permusuhan itu belakangan surut. Al-Sisi dan Erdogan sempat berjabat tangan saat Piala Dunia 2022 di Qatar. Perjumpaan tersebut disusul dengan “diplomasi gempa bumi,” di mana Al-Sisi menelepon Erdogan dan menawarkan bantuan setelah gempa bumi dahsyat pada tahun 2023.

    Pada September 2023, kedua presiden bertemu pada KTT G20 di India. Pada Februari 2024, Al-Sisi menerima Erdogan di Kairo dan keduanya tersenyum di depan kamera. Saat itu, Erdogan sudah tidak lagi menyebut Al-Sisi sebagai “pembunuh,” melainkan “Saudaraku yang terhormat.”

    Dan pada 4 September mendatang, Al-Sisi untuk pertama kalinya akan disambut di Ankara.

    “Disatukan” oleh Israel

    Kesamaan sikap kedua negara terhadap konflik Israel-Palestina disebut telah mendorong pemulihan hubungan diplomasi. “Perang di Timur Tengah dan cara Israel mengobarkannya memainkan peran pemersatu,” kata Selin Nasi, ilmuwan politik di London School of Economics, LSE.

    Dia membandingkan hubungan kedua negara sebagai sebuah “perkawinan demi kenyamanan.” “Kalaupun kedua negara tidak sepakat, namun kepentingan mereka selaras. Baik Ankara maupun Kairo menginginkan gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan pembentukan negara Palestina,” kata Nasi.

    Mithat Rende, mantan duta besar Turki untuk Qatar, menekankan bahwa pemulihan hubungan ini sebagian merupakan kepentingan Israel. “Israel sebenarnya selalu ingin kedua negara kembali dekat, karena ingin menyatukan negara-negara Muslim agar membentuk fron bersama melawan Iran,” kata Rende.

    Turki juga ingin memainkan peran konstruktif di Gaza, yang hanya mungkin terjadi jika Mesir terlibat. “Yang penting hubungan dengan Mesir membaik. Untuk bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Turki membutuhkan bantuan Mesir karena 90 persen bantuan ini disalurkan melalui perbatasan Rafah,” kata Nasi.

    Keuntungan ekonomi

    Selain alasan geopolitik, kepentingan ekonomi ikut melatarbelakangi pemulihan relasi. “Perekonomian kedua negara saling melengkapi. Mesir kaya akan energi, sedangkan Turki memiliki infrastruktur industri yang baik. Investor Turki mempunyai minat yang besar terhadap Mesir,” kata Rende.

    “Mesir semakin menjadi pemain penting dalam hal energi,” tegas Nasi, menyinggung cadangan minyak dan gas yang ingin dimanfaatkan Turki. Mesir memainkan peran sentral dalam “Forum Gas Mediterania Timur” yang berkantor pusat di Kairo. Selain Mesir, negara-negara Mediterania yang terlibat adalah Yunani, Siprus, Prancis, Israel, Italia, Yordania dan Wilayah Palestina, bukan Turki.

    “Kabar Baik”

    Para pengamat umumnya melihat pemulihan relasi antara kedua negara sebagai sebuah perkembangan baik, tidak hanya bagi kawasan, namun juga bagi seluruh dunia.

    “Perkembangan ini sangat baik bagi semua orang. Stabilitas di Mediterania Timur penting bagi semua orang yang terlibat,” kata Rende. “Kita berbicara tentang dua tentara terkuat dan dua masyarakat paling terpelajar di dunia Islam. Selain itu, negara-negara ini mengendalikan sebagian besar perdagangan global, kata diplomat tersebut, sambil menunjuk ke Bosphorus, Dardanella, dan Terusan Suez.

    “Kita berada di masa, di mana rantai pasokan global sedang berantakan. Di masa depan, persaingan antara AS dan Cina bisa berkembang menjadi konflik. Bagaimanapun, Turki dan Mesir akan berfungsi sebagai lokasi produksi.”

    rzn/hp

    (ita/ita)

  • Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Jakarta

    17 maskapai penerbangan menunda maupun menyetop penerbangannya ke wilayah Timur Tengah buntut kekhawatiran konflik akan meluas. Mereka enggan mengambil risiko melewati wilayah udara Timur Tengah

    Sebagai informasi, tensi hubungan Israel dan Iran memanas belakangan terakhir. Konflik kedua negara meruncing setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas di Teheran, Iran. Israel dituding berada di balik tewasnya Haniyeh.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (15/8/2024), berikut daftar maskapai yang memutuskan mengindari wilayah udara Timur Tengah:

    1. Agean Airlines
    Maskapai Yunani tersebut membatalkan semua penerbangan ke dan dari Beirut (Lebanon), Amman (Yordania), dan Tel Aviv (Israel) hingga 19 Agustus.

    2. Air Algerie
    Maskapai penerbangan Aljazair untuk sementara menghentikan penerbangan ke dan dari Lebanon hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    3. Airbaltic
    AirBaltic asal Latvia membatalkan penerbangannya ke dan dari Tel Aviv hingga 18 Agustus.

    4. Air India
    Maskapai berbendera India ini menghentikan sementara penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    5. Air France-KLM
    Air France mengatakan pada 14 Agustus bahwa pihaknya berencana untuk melanjutkan penerbangan rute Paris-Beirut mulai 15 Agustus setelah menangguhkannya pada 29 Juli lalu.

    Cabang perusahaannya di Belanda, KLM, juga membatalkan semua penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 26 Oktober. Lalu Unit berbiaya rendah di Transavia membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 31 Maret 202, dan penerbangan ke Amman hingga 3 November.

    6. Cathay Pacific
    Cathay Pacific yang berbasis di Hong Kong membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 27 Maret 2025.

    7. Delta Air Lines
    Maskapai penerbangan Amerika Serikat tersebut memperpanjang penangguhan penerbangan antara New York dan Tel Aviv hingga 31 Agustus.

    8. Easyjet
    Maskapai penerbangan hemat Inggris ini berhenti terbang ke dan dari Tel Aviv pada bulan April dan akan melanjutkan penerbangan pada 30 Maret 2025.

    9. Finnair
    Maskapai asal Finlandia tersebut memutuskan tidak mengudara di langit Iran yang memerpanjang durasi penerbangan dari dan ke Doha, Qatar.

    10. ITA Airway
    ITA Airways Italia memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 19 Agustus.

    11. LOT
    Maskapai berbendera Polandia ini telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 18 Agustus.

    12. Lufthansa Group
    Grup maskapai penerbangan Jerman yang juga mencakup Swiss Air Lines, Brussels Airlines dan Austrian Airlines memperluas penghindarannya terhadap wilayah udara Iran dan Irak.

    Perusahaan menyebut pihaknya akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan kota Erbil di Irak hingga 21 Agustus.

    13. Ryanair
    Maskapai penerbangan hemat terbesar di Eropa membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 3 September dengan alasan “pembatasan operasional”.

    14. Singapore Airlines
    Maskapai penerbangan tetangga Indonesia tersebut berhenti terbang di atas wilayah udara Iran dan memilih menggunakan rute alternatif.

    15. Tarom
    Maskapai penerbangan utama Rumania memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv, Amman, dan Beirut hingga 16 Agustus.

    16. United Airlines
    Maskapai penerbangan yang berbasis di Chicago ini menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv dalam waktu dekat. Perusahaan telah menghentikan layanan harian antara Newark, New Jersey dan Tel Aviv pada 31 Juli dengan alasan keamanan.

    17. Vueling
    Maskapai penerbangan bertarif rendah Spanyol Vueling, membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv dan Amman hingga 26 Oktober.

    (ily/hns)

  • AS Minta Iran-Israel-Hamas Tak Ganggu Perundingan Gencatan Senjata di Doha

    AS Minta Iran-Israel-Hamas Tak Ganggu Perundingan Gencatan Senjata di Doha

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, memperingatkan ke semua pihak untuk tidak merusak perundingan gencatan senjata yang akan digelar di Doha, Qatar. Wanti-wanti dari Blinken itu disebut sebagai peringatan tersirat kepada Iran, Israel, dan Hamas.

    Blinken telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani pada Rabu (14/8). Dia menyebut kedua negara telah sepakat untuk menjaga suasana kondusif selama perundingan gencatan senjata akan berlangsung.

    “Tidak ada pihak di kawasan yang boleh mengambil tindakan yang akan merusak upaya untuk mencapai kesepakatan,” kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS dilansir AFP, Kamis (15/8/2024).

    “Keduanya membahas “upaya untuk meredakan ketegangan di kawasan dan pentingnya menyelesaikan gencatan senjata di Gaza,” sambung pernyataan tersebut.

    Blinken juga berbicara pada hari Rabu (14/8) dengan diplomat tinggi Mesir. Dalam beberapa hari terakhir ia juga berkonsultasi dengan Yordania, Arab Saudi dan Turki, serta Israel.

    Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada pekan lalu secara terbuka mendesak agar perundingan dimulai pada hari Kamis (15/8) untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.

    Inisiatif ini muncul setelah Biden merasa frustrasi dengan dugaan serangan Israel di Iran yang menewaskan pemimpin politik Hamas, yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata. Amerika Serikat sejak itu mendesak Iran untuk tidak melakukan ancaman serangan balik terhadap Israel.

    Sementara pihak Hamas mengaku enggan menghadiri pertemuan tersebut. Dilansir Al-Jazeera, Hamas menilai perundingan itu tidak akan menghasilkan kesepakatan yang baik untuk mereka.

    “Melakukan perundingan baru memungkinkan pendudukan untuk menerapkan persyaratan baru dan menggunakan labirin negosiasi untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri.

    (ygs/ygs)

  • Ulah Menteri Garis Keras Israel Ajak Yahudi ke Al-Aqsa Picu Dunia Marah

    Ulah Menteri Garis Keras Israel Ajak Yahudi ke Al-Aqsa Picu Dunia Marah

    Jakarta

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mengajak ribuan warga Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dianeksasi, dan melaksanakan ibadah untuk memperingati hari raya Yahudi. Ulah menteri garis keras Israel ini memicu kemarahan dunia internasional.

    Ben Gvir, yang kerap menentang larangan lama pemerintah Israel untuk melaksanakan ibadah keagamaan Yahudi di kompleks masjid tersebut, bersumpah untuk “mengalahkan Hamas” di Gaza dalam sebuah video yang ia rekam selama kunjungannya pada Selasa (13/8) waktu setempat.

    Kompleks ini merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan simbol identitas nasional Palestina. Namun, tempat ini juga merupakan tempat tersuci dalam agama Yahudi, dihormati sebagai kuil kuno yang dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi.

    Meskipun umat Yahudi dan non-Muslim lainnya diizinkan untuk mengunjungi kompleks masjid tersebut pada jam-jam tertentu, mereka tidak diizinkan untuk berdoa atau menampilkan simbol-simbol keagamaan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, pembatasan tersebut makin kerap dilanggar oleh kelompok nasionalis religius garis keras seperti Ben Gvir, yang memicu reaksi keras dari warga Palestina.

    Foto yang diunggah di jejaring media sosial pada Selasa (13/8) menunjukkan Ben Gvir berada di dalam kompleks masjid tersebut sementara beberapa warga Israel bersujud di tanah melakukan ritual Talmud.

    Ben Gvir merilis pernyataan video di media sosial X, yang direkamnya sendiri di dalam kompleks tersebut, yang menegaskan kembali penolakannya terhadap segala gencatan senjata dalam perang di Gaza.

    “Kita harus memenangkan perang ini. Kita harus menang dan tidak pergi ke perundingan di Doha atau Kairo,” katanya, merujuk pada perundingan yang didukung Amerika Serikat untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera untuk Gaza yang akan dilanjutkan pada hari Kamis mendatang.

    “Kita bisa mengalahkan Hamas… kita harus membuat mereka bertekuk lutut,” kata Ben Gvir.

    Masuknya ke kompleks Al-Aqsa pada hari Selasa bertepatan dengan hari berkabung Yahudi Tisha Be’Av yang memperingati penghancuran kuil kuno tersebut.

    Kunjungan Ben Gvir ke kompleks masjid tersebut menuai kecaman keras dari negara-negara Muslim serta kekuatan Barat, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan Ben Gvir menunjukkan “pengabaian yang mencolok” terhadap status quo di situs tersebut dan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencegah tindakan tersebut.

    “Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan di saat yang krusial ketika semua fokus seharusnya tertuju pada upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata (Gaza) dan mengamankan pembebasan semua sandera serta menciptakan kondisi untuk stabilitas regional yang lebih luas,” katanya.

    Kementerian luar negeri Yordania juga mengutuk “penyerbuan” masjid tersebut, menyebutnya sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.

    “Pelanggaran berkelanjutan terhadap status quo historis dan hukum di Yerusalem dan kesuciannya memerlukan posisi internasional yang jelas dan tegas yang mengutuk pelanggaran ini,” kata juru bicara kementerian Sufyan al-Qudah dalam sebuah pernyataan.

    Organisasi Kerja Sama Islam, sebuah kelompok payung negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, juga “mengutuk keras” insiden tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah “provokasi terhadap perasaan umat Muslim di seluruh dunia”.

    Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, mengatakan PBB “menentang segala upaya untuk mengubah status quo di tempat-tempat suci”.

    “Perilaku semacam ini tidak membantu dan sangat provokatif,” tambahnya.

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga mengunggah di X bahwa blok tersebut “mengutuk keras provokasi” oleh Ben Gvir.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/ygs)

  • Seberapa Besar Kekuatan Militer Iran Dibandingkan Israel?

    Seberapa Besar Kekuatan Militer Iran Dibandingkan Israel?

    Jakarta

    Hizbullah melancarkan rangkaian serangan drone tempur dan roket ke wilayah utara Israel selama satu pekan terakhir. Meski begitu, kelompok bersenjata yang berbasis Lebanon itu memperingatkan bahwa pembalasan mereka atas tindakan Israel yang membunuh komandan tinggi mereka pada Juli lalu belumlah tuntas.

    Pada Selasa (06/08), tim medis dan aparat keamanan melaporkan empat orang terbunuh dalam serangan di satu rumah di kota Mayfadoun, Lebanon yang terletak 30 kilometer di utara perbatasan.

    Pertempuran ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara Israel, Iran dan Hizbullah. Ketegangan ini memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik besar.

    Bagaimana nasib masing-masing pihak jika perang besar benar terjadi?

    EPAPemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam sebuah serangan udara di ibukota Iran, Teheran.

    Pekan lalu, Hamas menyatakan pemimpin politik mereka, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di ibu kota Iran, Teheran. Israel belum mengonfirmasi apakah mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Ketegangan meningkat semenjak Iran meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel pada tanggal 13 April. Selain itu, pesawat tak berawak Israel menghantam sebuah target militer di Iran.

    Getty ImagesKemampuan rudal Iran merupakan bagian penting dari kekuatan militernya.

    Pihak mana yang lebih unggul?

    BBC mempertimbangkan pertanyaan ini menggunakan sumber-sumber yang tercantum di bawah ini. Perlu dicatat kemampuan signifikan masing-masing negara mungkin dirahasiakan.

    International Institute for Strategic Studies (IISS) membandingkan kekuatan persenjataan militer kedua negara. Kajian IISS menggunakan berbagai metode resmi dan sumber terbuka untuk menghasilkan estimasi terbaik yang bisa dilakukan.

    Organisasi lain, seperti Stockholm International Peace Research Institute, juga melakukan kajian. Meski begitu, keakuratannya bisa berbeda-beda untuk negara-negara yang sering tidak menyajikan angka secara publik.

    Nicholas Marsh dari Peace Research Institute Oslo (PRIO) menyebut IISS dipandang sebagai tolok ukur untuk menilai kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia.

    BBC

    Menurut IISS, belanja anggaran pertahanan Israel lebih besar dibandingkan Iran. Ini membuat Israel memiliki kekuatan yang signifikan dalam setiap potensi konflik.

    IISS menambahkan anggaran pertahanan Iran sekitar US$7,4 miliar (Rp118 triliun) pada tahun 2022 dan 2023. Adapun anggaran pertahanan Israel lebih dari dua kali lipatnya, yaitu sekitar US$19 miliar (Rp303 triliun).

    Perbandingan pengeluaran pertahanan Israel dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (ukuran hasil ekonominya) juga dua kali lipat dari Iran.

    Baca juga:

    Getty ImagesF-35 adalah salah satu pesawat paling canggih di dunia.

    Langkah selanjutnya

    Israel dan Hizbullah saling meningkatkan serangan mereka terhadap satu sama lain. Israel melancarkan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon.

    Mereka mengatakan telah melakukan pembunuhan terhadap komandan senior Fuad Shukr pada tanggal 30 Juli 2024.

    Sementara Hizbullah menembakkan rudal mereka ke Israel bagian utara. Sistem anti-rudal Iron Dome Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal tersebut.

    Menurut Jeremy Binnie, pakar pertahanan Timur Tengah dari jurnal analisis pertahanan Janes, Iron Dome akan menjadi sistem utama yang mempertahankan diri dari roket artileri dan rudal jarak pendek yang diluncurkan dari Lebanon.

    WAEL HAMZEH/EPA-EFE/REX/ShutterstockPoster mendiang komandan senior Hizbullah Fuad Shukr diperlihatkan dalam sebuah upacara peringatan untuk menandai satu minggu sejak dirinya terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel di Lebanon.

    “Meskipun Hizbullah secara luas dianggap memiliki begitu banyak rudal sehingga akan mampu setidaknya menggencar pertahanan udara Israel meski sifatnya sementara,” ujarnya.

    Baca juga:

    Nicholas Marsh dari Institut Penelitian Perdamaian Oslo mengatakan bahwa Iran telah menerbitkan daftar target yang luas.

    “Itu bisa jadi merupakan upaya pengalihan perhatian. Tetapi akan sulit bagi Israel untuk melindungi semua target yang ada,” ujarnya.

    “Yang menjadi pertimbangan utama Israel adalah berapa banyak target yang bisa mereka tembak jatuh sebelum bisa mendekati negara mereka.”

    Apakah mungkin ada eskalasi besar?

    Editor Defence Eye, Tim Ripley, mengatakan kepada BBC bahwa para ahli strategi militer harus berpikir “out of the box” (tidak konvensional) mengenai respons Iran dan Hizbullah.

    “Anda harus menempatkan diri Anda pada pola pikir orang-orang Iran, Hizbullah, dan Houthi [militan Islam yang telah menyerang pelayaran internasional di Timur Tengah]. Mengapa menyia-nyiakan upaya Anda untuk lagi-lagi melakukan hal yang sama?”

    Menurut Ripley, Iran dapat mendorong Hizbullah untuk melancarkan serangan di perbatasan. Mereka diperkirakan menyadari bagaimana serangan Hamas pada 7 Oktober mengejutkan Israel, sementara serangan rudal konvensional gagal menembus pertahanan Israel dengan mudah.

    Getty ImagesPara petugas penyelamat mencari di reruntuhan kompleks bangunan yang dihantam serangan Israel di jantung pinggiran kota Beirut yang didominasi kaum Syiah pada 13 Agustus 2006.

    Ripley juga mengatakan bahwa Iran mungkin akan mempertimbangkan untuk menyita tanker-tanker minyak asing.

    Namun, Jeremy Binnie dari Janes percaya bahwa eskalasi seperti itu tidak mungkin terjadi:

    “Pasukan elite Hizbullah, Radwan, telah berlatih untuk operasi lintas batas, tetapi menurut saya mereka tidak akan terlibat dalam pembalasan,” katanya.

    “Di satu sisi, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan jauh lebih siap untuk skenario itu dibandingkan 7 Oktober; di sisi lain, penculikan sejumlah kecil warga negara Israel kemungkinan akan memicu eskalasi besar, seperti yang terjadi pada tahun 2006.”

    Baca juga:

    Getty ImagesPetugas pemadam kebakaran berjalan di atas atap sebuah rumah di Israel utara yang terkena serangan roket yang ditembakkan dari Lebanon selatan pada tanggal 23 Juli 2006.

    Pada tahun 2006, Israel melancarkan serangan darat di Lebanon setelah Hizbullah menculik dua tentara Israel. Terjadi pertempuran sengit dan banyak korban jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak.

    Baca juga:

    Ripley mengatakan Israel dapat melakukan serangan lebih lanjut terhadap Hizbullah untuk menjatuhkan semangat mereka alih-alih memberikan dampak yang signifikan terhadap kekuatan perangkat keras militer kelompok tersebut.

    “Itulah yang mereka lakukan di Lebanon pada tahun 2006 dan di Gaza sekarang,” katanya.

    Keunggulan teknologi

    Data IISS menunjukkan bahwa Israel memiliki 340 pesawat militer yang siap tempur. Fakta ini memberikan Israel keunggulan dalam bidang serangan udara yang tepat sasaran.

    Di antara jet-jet tersebut adalah pesawat F-15 dengan jangkauan serangan jarak jauh, F-35 pesawat “siluman” berteknologi tinggi yang dapat menghindari radar dan helikopter serang cepat.

    IISS memperkirakan Iran memiliki sekitar 320 pesawat tempur. Jet-jet tersebut berasal dari tahun 1960-an dan termasuk F-4, F-5, dan F-14 (yang terakhir adalah pesawat yang terkenal dalam film Top Gun tahun 1986).

    Namun, Nicholas Marsh dari PRIO mengatakan bahwa tidak jelas seberapa banyak dari pesawat-pesawat tua ini yang benar-benar bisa terbang.

    Sanksi Barat terhadap Iran menyulitkan mereka mengimpor suku cadang untuk memperbaiki pesawat-pesawat ini.

    Getty ImagesF-14 Tomcat dihentikan oleh Angkatan Laut AS hampir 20 tahun yang lalu, tetapi masih beroperasi di Iran.

    Iron Dome dan Arrow

    Tulang punggung pertahanan Israel adalah sistem Iron Dome dan Arrow mereka.

    Insinyur rudal Uzi Rubin merupakan pendiri Organisasi Pertahanan Rudal Israel di Kementerian Pertahanan negara itu.

    Rubin kini menjadi peneliti senior di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem. Kepada BBC, dia mengaku merasa “aman” ketika menyaksikan Iron Dome dan sekutu internasional menghancurkan hampir semua rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan Iran ke Israel pada Sabtu (03/08).

    “Saya merasa sangat puas dan senang… Sistem ini sangat spesifik terhadap target-targetnya. Ini adalah pertahanan rudal jarak pendek. Tidak ada yang serupa dengannya [di sistem] yang lain.”

    Baca juga:

    Amir Cohen / ReutersSistem pertahanan rudal Iron Dome Israel membantu menghancurkan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan oleh Iran selama akhir pekan.

    Seberapa jauh Iran dari Israel?

    BBC

    Israel berjarak lebih dari 2.100 kilometer dari Iran. Editor Defence Eye, Tim Ripley, menyebut rudal-rudal adalah cara utama untuk menyerang negara itu.

    Program rudal Iran dianggap sebagai yang terbesar dan paling bervariasi di Timur Tengah.

    Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS mengatakan bahwa Iran memiliki “lebih dari 3.000” rudal balistik.

    Menurut Proyek Pertahanan Rudal CSIS, Israel juga mengekspor rudal ke beberapa negara.

    EPAIran menembakkan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak ke Israel pada 13 April.

    Rudal dan drone tempur Iran

    Iran melakukan pengembangan ekstensif pada sistem rudal dan drone tempur sejak perang dengan negara tetangganya, Irak, dari tahun 1980 hingga 1988.

    Iran mengembangkan rudal dan drone tempur jarak pendek dan jarak jauh yang banyak di antaranya baru-baru ini ditembakkan ke Israel.

    Para analis yang mempelajari rudal yang ditargetkan ke Arab Saudi oleh pemberontak Houthi menyimpulkan bahwa rudal tersebut diproduksi di Iran.

    ReutersSebuah gedung konsulat Iran di Suriah hancur dalam serangan udara pada tanggal 1 April. Serangan menewaskan personil militer senior Iran.

    Serangan jarak jauh

    Tim Ripley dari Defence Eye menyebut Israel sangat tidak mungkin terlibat dalam perang darat dengan Iran.

    “Keuntungan besar Israel adalah kekuatan udaranya dan senjata-senjata berpemandu. Jadi, Israel memiliki potensi untuk melancarkan serangan udara terhadap target-target utama di Iran,” ujarnya.

    Menurut Ripley, Israel kemungkinan besar akan membunuh para pejabat Iran dan menghancurkan instalasi minyak dari udara.

    IRGC handout / ReutersPara analis mengatakan bahwa angkatan laut Iran tidak mampu bertempur dalam perang. Angkatan laut Iran yang sudah tua memiliki sekitar 220 kapal, sementara Israel memiliki sekitar 60 kapal, menurut laporan IISS.

    “Hukuman adalah inti dari semua ini… Para pemimpin militer dan politik Israel selalu menggunakan kata itu.”

    “Itu adalah bagian dari filosofi mereka, bahwa mereka harus menimbulkan rasa sakit untuk membuat lawan-lawan mereka berpikir dua kali untuk menentang Israel,” ujarnya,

    Tokoh-tokoh militer dan sipil Iran yang terkenal telah terbunuh dalam serangan udara, termasuk dalam penghancuran gedung konsulat Iran di ibukota Suriah pada 1 April.

    Serangan itu memicu serangan balik Iran.

    Namun, Israel belum mengaku bertanggung jawab atas hal tersebut. Begitu pula dengan sejumlah serangan lain yang menargetkan pejabat-pejabat terkemuka Iran.

    Di sisi lain, mereka juga tidak membantah bahwa mereka telah bertanggung jawab.

    Angkatan Laut

    Menurut laporan IISS, Angkatan Laut Iran yang sudah menua memiliki sekitar 220 kapal, sementara Israel memiliki sekitar 60 kapal.

    Para analis mengatakan angkatan laut Iran tidak mampu bertempur dalam perang.

    EPAIISS mengatakan bahwa angkatan laut Israel memiliki sekitar 60 kapal.

    Serangan siber

    Israel akan mengalami lebih banyak kerugian dibandingkan Iran dalam serangan siber.

    Sistem pertahanan Iran kurang maju secara teknologi dibandingkan Israel. Artinya, serangan elektronik terhadap militer Israel dapat berdampak jauh lebih besar.

    Direktorat Siber Nasional pemerintah Israel menyatakan “intensitas serangan siber lebih tinggi dari sebelumnya”.

    “Setidaknya tiga kali lebih tinggi, dan dengan serangan di setiap sektor Israel. Kerja sama antara Iran dan Hizbullah (organisasi militan dan politik Lebanon) meningkat selama perang,” sebut mereka.

    Iranian government / Getty ImagesPada tahun 2008, Presiden Iran saat itu, Mahmoud Ahmadinejad, mengumumkan peningkatan produksi uranium di pabrik nuklir di Natanz.

    Laporan tersebut melaporkan ada 3.380 serangan siber antara serangan 7 Oktober dan akhir 2023.

    Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran, Brigadir Jenderal Gholamreza Jalali, mengatakan bahwa Iran menggagalkan hampir 200 serangan siber pada bulan menjelang pemilihan parlemen baru-baru ini.

    Pada bulan Desember, Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji, mengatakan bahwa serangan siber menyebabkan gangguan nasional pada SPBU-SPBU nasional.

    Ancaman nuklir

    Israel diasumsikan memiliki senjata nuklirnya sendiri. Namun, Israel sengaja mempertahankan kebijakan resmi supaya kemampuan nuklir mereka dibuat ambigu.

    Iran dianggap tidak memiliki senjata nuklir. Meskipun ada tuduhan sebaliknya, Iran menyangkal telah berusaha menggunakan program nuklir sipilnya untuk menjadi negara bersenjata nuklir.

    Geografi dan demografi

    Iran adalah negara yang jauh lebih besar dibandingkan Israel. Populasi Iran (hampir 89 juta) sembilan kali lipat lebih besar dari Israel (hampir 10 juta).

    Iran juga memiliki jumlah tentara aktif sekitar enam kali lipat lebih banyak dari Israel.

    Menurut IISS, terdapat 600.000 tentara aktif di Iran, sementara Israel memiliki 170.000 tentara.

    ReutersSebuah rudal balistik tergeletak di pantai Laut Mati setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel pada Sabtu (03/08).

    Bagaimana Israel bisa membalas?

    Dr Eric Rondsky, peneliti Timur Tengah yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, mengatakan Israel bertanggung jawab atas kegagalan tersebut dengan menyatakan keadaan siaga tinggi ketika Iran menyerang.

    Militan yang didukung Iran di negara-negara tetangga secara teratur melancarkan serangan terhadap target-target yang merupakan kepentingan Israel.

    Jeremy Binnie, pakar pertahanan Timur Tengah di Janes, percaya bahwa Israel tidak mungkin membalas dengan segera: “Secara potensial, mereka memiliki sejumlah pilihan jika mereka ingin membalas, seperti mengebom situs-situs di Lebanon atau Suriah.”

    Binnie meragukan akan ada perang skala besar konvensional.

    Getty ImagesAmerika Serikat menuduh Iran melengkapi pemberontak Houthi di Yaman dengan drone tempur.

    “Tentara tidak akan berperang, angkatan laut tidak akan berperang, mereka (Iran dan Israel) berada jauh dari satu sama lain.

    “Kami melihat situasi di mana kedua belah pihak memiliki kemampuan serangan jarak jauh versus pertahanan udara pihak lain. Kami melihat satu sisi dari hal itu dengan kemampuan serangan jarak jauh Iran versus pertahanan Israel pada hari Sabtu (03/08) dan Minggu (04/08).”

    Dia mengatakan bahwa Israel harus melanggar wilayah udara negara-negara berdaulat seperti Suriah, Yordania dan Irak apabila eskalasi perang terjadi.

    Namun, Israel memiliki dinas rahasia yang berpengalaman yang dapat melakukan operasi klandestin alias diam-diam di dalam wilayah Iran.

    ‘Kartu Iran’

    Pakar Timur Tengah Tariq Sulaiman mengatakan kepada BBC Urdu bahwa sejumlah anggota parlemen dan kabinet Israel adalah pro-perang dan menginginkan perang terjadi. Hal ini memberikan tekanan pada perdana menteri Israel untuk bertindak.

    “Setiap kali Netanyahu mendapati dirinya rentan secara politik, dia segera menggunakan kartu Iran,” ujarnya.

    Getty ImagesPejuang Houthi membajak kapal milik Inggris dan Jepang di Laut Merah pada 19 November 2023.

    Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Universitas Ibrani Israel pada bulan April menemukan bahwa hampir tiga perempat dari publik Israel menentang serangan balasan terhadap Iran apabila tindakan seperti itu akan membahayakan aliansi keamanan Israel dengan para sekutunya.

    Sebuah pernyataan dari universitas mengatakan bahwa survei tersebut dilakukan pada tanggal 14 dan 15 April melalui internet dan telepon, dan mengambil sampel dari 1.466 pria dan wanita yang mewakili warga Israel dewasa, baik Yahudi maupun Arab.

    Apa yang dimaksud dengan ‘perang proksi’ Israel dan Iran?

    Meskipun Israel dan Iran belum pernah berperang secara resmi hingga saat ini, kedua negara telah terlibat dalam konflik tidak resmi. Tokoh-tokoh penting Iran di negara-negara lain terbunuh dalam serangan yang secara luas dituduhkan kepada Israel, termasuk di Iran sendiri..

    Adapun Iran menargetkan Israel melalui proksi-proksi mereka. Kelompok militan dan politik Hizbullah berperang dalam perang proksi terbesar Iran melawan Israel dari Lebanon. Iran tidak menyangkal telah mendukung Hizbullah.

    Dukungannya untuk Hamas di Gaza juga serupa. Hamas melancarkan serangan 7 Oktober ke Israel, dan telah menembakkan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel selama beberapa dekade.

    Houthi militants handout / EPAPejuang Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Israel dan negara-negara Barat meyakini Iran menyediakan senjata, amunisi, dan pelatihan untuk Hamas.

    Houthi di Yaman secara luas dipandang sebagai proksi Iran. Arab Saudi mengatakan bahwa rudal-rudal Houthi yang ditembakkan ke arahnya dibuat di Iran.

    Kelompok-kelompok yang didukung Iran juga memiliki kekuatan yang cukup besar di Irak dan Suriah. Iran mendukung pemerintah Suriah dan disebut-sebut menggunakan wilayah Suriah untuk menyerang Israel.

    Ahmen Khawaja, Carla Rosch, Reza Sabeti, dan Chris Partridge ikut berkontribusi untuk artikel ini.

    (ita/ita)

  • Kecaman dari Mana-mana Usai Israel Serang Sekolah di Gaza

    Kecaman dari Mana-mana Usai Israel Serang Sekolah di Gaza

    Jakarta

    Pasukan Israel melancarkan serangan ke sebuah sekolah di Kota Gaza pada Sabtu (10/8) yang menewaskan nyaris 100 orang. Serangan Israel itu dikecam sejumlah negara.

    “Jumlah korban tewas sekarang antara 90 hingga 100 orang dan ada puluhan lainnya yang terluka. Tiga roket Israel menghantam sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi,” kata juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal kepada kantor berita AFP, Sabtu (10/8/2024). Kantor media pemerintah Gaza mengatakan ada “lebih dari 100 martir” dalam serangan itu.

    Sementara militer Israel mengatakan mereka menyerang “pusat komando dan kendali” Hamas yang berada di sekolah Al-Tabi’een di kawasan Daraj.

    Dirangkum detikcom, Minggu (11/8/2024), imbas serangan Israel tersebut, sejumlah pemimpin dunia dan pemimpin negara muslim mengecam.

    Indonesia

    Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengutuk keras pembantaian Israel di sebuah sekolah di Gaza. Kemlu mengatakan aksi pembantaian Israel menewaskan lebih dari 100 orang warga Palestina.

    “Indonesia mengutuk keras pembantaian lebih dari 100 warga Palestina di Sekolah Al-Taba’een di Gaza oleh Israel pada 10 Agustus 2024,” kata Kemlu melalui akun X resminya, Minggu (11/8/2024).

    RI lantas mendesak Dewan Keamanan PBB segera melakukan investigasi menyeluruh. RI juga menyerukan dunia internasional bersatu menghentikan kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dilakukan oleh Israel.

    “Israel harus bertanggung jawab atas semua kejahatan tersebut. Segala bentuk impunitas harus dihentikan,” tegasnya.

    Amerika Serikat

    Gedung Putih (White House) mengaku sangat prihatin atas serangan tersebut. AS menyebut terlalu banyak warga sipil yang terbunuh.

    “Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh,” Wakil Presiden dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dilansir Reuters, Sabtu (11/8/2024). Kamala sambil menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata Gaza.

    “Kami sangat prihatin dengan laporan korban sipil di Gaza menyusul serangan oleh Pasukan Pertahanan Israel di kompleks yang mencakup sebuah sekolah,” tambah Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

    Washington telah menghadapi kritik domestik dan internasional yang meningkat, termasuk dari kelompok hak asasi manusia, atas dukungan militernya terhadap Israel.

    Serangan udara pada hari Sabtu terjadi sehari setelah juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan AS akan memberikan Israel $3,5 miliar untuk dibelanjakan persediaan senjata serta peralatan militer AS.

    “Kami tahu Hamas telah menggunakan sekolah sebagai lokasi untuk berkumpul dan beroperasi, tetapi kami juga telah mengatakan berulang kali dan secara konsisten bahwa Israel harus mengambil tindakan untuk meminimalkan kerugian warga sipil,” Gedung Putih menambahkan.

    Simak halaman selanjutnya.

    Mesir

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv memiliki kurangnya niat yang tulus untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung. Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

    “Serangan skala besar yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata meningkat,” ujar pernyataan Kemenlu Mesir.

    Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan untuk bekerja menuju kesepakatan gencatan senjata.

    Yordania

    Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, juga menyatakan kecaman negaranya atas pelanggaran hukum internasional dan norma kemanusiaan yang terus dilakukan Israel.

    “Serangan terarah ini, yang terjadi pada saat para mediator berupaya melanjutkan negosiasi untuk kesepakatan pertukaran sandera yang dapat mengarah pada gencatan senjata permanen, menandakan niat pemerintah Israel untuk menghalangi dan melemahkan upaya ini,” kata Qudah.

    Juru bicara Yordania menyerukan diakhirinya “pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel”. Yordania juga mendesak agar “mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”

    Arab Saudi

    Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba’een.

    Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza. Arab Saudi juga mengutuk “kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”

    Pakistan

    Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menyebut pengeboman sekolah oleh Israel sebagai agresi terbuka.

    “Kami sekali lagi menegaskan kembali tuntutan kami agar para pemimpin dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina,” kata Sharif.

    Irak

    Irak juga mengutuk serangan Israel tersebut. Irak menyebut serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

    “Serangan yang terus-menerus terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan konvensi internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

    “Serangan tersebut juga menunjukkan Israel mengabaikan upaya global yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.

    Kementerian Luar Negeri Irak juga mendesak masyarakat internasional, khususnya dunia Islam, untuk mengambil sikap tegas untuk menghentikan agresi Israel terhadap warga Palestina.

    Baca halaman selanjutnya.

    Qatar

    Lebih lanjut, Qatar juga mengutuk keras serangan tersebut. Qatar menggambarkannya sebagai pembantaian yang mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dasar hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2601.

    Kementerian Luar Negeri negara Teluk itu menegaskan kembali seruan Doha untuk “melaksanakan investigasi internasional yang mendesak dengan mengirimkan penyelidik independen PBB untuk menyelidiki penargetan yang sedang berlangsung oleh pasukan pendudukan Israel terhadap sekolah dan tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi.”

    Kementerian tersebut menggarisbawahi posisi tegas Qatar pada “keadilan perjuangan Palestina, hak-hak sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    UEA

    Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk keras penargetan Israel terhadap sekolah Al-Taba’een. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Emirat menekankan “penolakan tegas UEA terhadap penargetan warga sipil dan fasilitas sipil.”

    Kementerian tersebut menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”

    UEA meminta masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk menghindari semakin memanasnya situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki, dan untuk memajukan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.”

    Berdasarkan data Anadolu, dengan pengeboman sekolah Al-Taba’een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam.

    Meskipun ada seruan pada hari Kamis dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, untuk menghentikan permusuhan, gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.

    Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

    Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

    Halaman 2 dari 3

    (yld/dwia)

  • Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Jakarta

    Sejumlah pemimpin dunia ramai-ramai mengutuk pengeboman oleh Israel terhadap sekolah di Gaza yang menewaskan 100 orang. Serangan itu mengakibatkan beberapa lainnya terluka.

    Dilansir Anadolu, Minggu (11/8/2024), serangan pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat Subuh di Sekolah Al-Taba’een di lingkungan Al-Daraj.

    Mesir

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv memiliki kurangnya niat yang tulus untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung. Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

    “Serangan skala besar yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata meningkat,” ujar pernyataan Kemenlu Mesir.

    Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan untuk bekerja menuju kesepakatan gencatan senjata.

    Yordania

    Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, juga menyatakan kecaman negaranya atas pelanggaran hukum internasional dan norma kemanusiaan yang terus dilakukan Israel.

    Juru bicara Yordania menyerukan diakhirinya “pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel”. Yordania juga mendesak agar “mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”

    Arab Saudi

    Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba’een.

    Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza. Arab Saudi juga mengutuk “kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”

    Pakistan

    Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menyebut pengeboman sekolah oleh Israel sebagai agresi terbuka.

    “Kami sekali lagi menegaskan kembali tuntutan kami agar para pemimpin dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina,” kata Sharif.

    Irak

    Irak juga mengutuk serangan Israel tersebut. Irak menyebut serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

    “Serangan yang terus-menerus terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan konvensi internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

    “Serangan tersebut juga menunjukkan Israel mengabaikan upaya global yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.

    Kementerian Luar Negeri Irak juga mendesak masyarakat internasional, khususnya dunia Islam, untuk mengambil sikap tegas untuk menghentikan agresi Israel terhadap warga Palestina.

    Qatar

    Lebih lanjut, Qatar juga mengutuk keras serangan tersebut. Qatar menggambarkannya sebagai pembantaian yang mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dasar hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2601.

    Kementerian Luar Negeri negara Teluk itu menegaskan kembali seruan Doha untuk “melaksanakan investigasi internasional yang mendesak dengan mengirimkan penyelidik independen PBB untuk menyelidiki penargetan yang sedang berlangsung oleh pasukan pendudukan Israel terhadap sekolah dan tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi.”

    Kementerian tersebut menggarisbawahi posisi tegas Qatar pada “keadilan perjuangan Palestina, hak-hak sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    UEA

    Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk keras penargetan Israel terhadap sekolah Al-Taba’een. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Emirat menekankan “penolakan tegas UEA terhadap penargetan warga sipil dan fasilitas sipil.”

    Kementerian tersebut menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”

    UEA meminta masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk menghindari semakin memanasnya situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki, dan untuk memajukan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.”

    Berdasarkan data Anadolu, dengan pengeboman sekolah Al-Taba’een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam.

    Meskipun ada seruan pada hari Kamis dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, untuk menghentikan permusuhan, gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.

    Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

    Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

    (yld/idn)

  • Cuaca Panas Ekstrem, 323 Jemaah Haji Mesir Meninggal di Arab Saudi

    Cuaca Panas Ekstrem, 323 Jemaah Haji Mesir Meninggal di Arab Saudi

    Makkah

    Cuaca panas ekstrem tengah melanda wilayah Arab Saudi di tengah ibadah haji. Sebanyak 323 jemaah haji Mesir dilaporkan meninggal dunia karena cuaca ekstrem tersebut.

    “Setidaknya 323 jemaah Mesir meninggal selama ibadah haji di Arab Saudi bagian barat, sebagian besar dari mereka meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan panas,” kata dua diplomat Arab yang mengoordinasikan tanggapan negara mereka, seperti dilansir AFP, Rabu (19/6/2024).

    “Semuanya meninggal karena kepanasan, kecuali satu orang yang menderita luka fatal dalam kerumunan kecil,” sambung salah seorang diplomat.

    Dia juga menambahkan bahwa jumlah total tersebut berasal dari kamar mayat rumah sakit di lingkungan Al-Muaisem di Mekkah.

    Selain jemaah haji Mesir, sebanyak 60 warga Yordania juga dilaporkan tewas. Jumlah itu dikabarkan naik dari penghitungan resmi sebanyak 41 orang yang diberikan pada Selasa waktu setempat.

    Kematian baru ini menjadikan total kematian yang dilaporkan sejauh ini oleh berbagai negara menjadi 577, menurut penghitungan AFP. Para diplomat mengatakan total jenazah di kamar mayat di Al-Muaisem, salah satu kamar mayat terbesar di Mekkah, adalah 550 orang.

    (maa/maa)

  • Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Tentara Israel pada Senin (06/05) memerintahkan warga Palestina meninggalkan wilayah bagian timur Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza sebelum menggelar operasi militer.

    Melalui pesan teks, selebaran, dan unggahan di media sosial, militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk bermigrasi ke kamp-kamp di kota-kota tetangga, yaitu Khan Younis dan al-Mawasi.

    Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, telah memperingatkan Israel untuk menghindari serangan terhadap Rafah tempat perlindungan terakhir bagi satu juta lebih warga Palestina.

    ReutersPengungsi Palestina yang melarikan diri dari Rafah ke Khan Younis pada 6 Mei 2024.

    Sementara itu, semakin banyak suara dari komunitas internasional menyerukan agar Israel menghentikan serangan di seluruh wilayah tersebut.

    Beberapa negara bahkan telah mengambil langkah-langkah konkret menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, baik dengan memutus hubungan diplomatik, menangguhkan penjualan senjata, hingga menempuh jalur hukum internasional.

    Pekan lalu, Kolombia mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    ReutersAsap mengepul setelah serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza pada 6 Mei 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok milisi Palestina Hamas.

    Dampak dari tindakan-tindakan ini bisa jadi “hanya bersifat simbolis”, ujar Yossi Mekelberg, seorang pengamat Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, sebuah lembaga konsultasi dan penelitian di London, kepada BBC News Mundo.

    “Namun, efek kumulatifnya terhadap isolasi diplomatik atau apa yang mereka sampaikan tentang Israel, dan bagaimana Israel melakukan perang adalah penting.”

    Ini bukan pertama kalinya Israel menghadapi kecaman dari negara-negara lain atas tindakannya di Gaza atau Tepi Barat.

    Namun, tekanan internasional tidak pernah sekuat sekarang, terutama mengingat skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan ini merupakan aksi balasan Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Saat itu Israel mendapat serangan terburuk selama 75 tahun terakhir yang menewaskan 1.200 orang, dan juga 253 orang disandera.

    Israel merespons dengan sangat keras: lebih dari 34.000 orang tewas di Gaza sejak saat itu akibat serangan bom tentara Israel; 85% penduduk telah mengungsi dari rumah mereka; dan sekitar setengahnya atau sekitar 1,1 juta orang berada di ambang kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dengan latar belakang ini, kami akan menjelaskan negara mana saja yang telah memutuskan untuk mengambil tindakan nyata terhadap Israel.

    Memutus hubungan diplomatik

    Setelah perang pecah, dan seiring meningkatnya kehancuran di Gaza, sejumlah negara menarik duta besar mereka atau menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Negara-negara di wilayah Timur Tengah seperti Yordania, Bahrain dan Turki, memulangkan duta besar mereka. Aksi ini disusul oleh Chad dan beberapa negara di Amerika Latin, seperti Cile, Honduras, dan Kolombia.

    Mereka kini memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh dengan menangguhkan hubungan diplomatik. Langkah ini juga diikuti Bolivia dan Belize.

    Baca juga:

    Getty ImagesPresiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan pada tanggal 1 Mei bahwa ia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    “Hari ini umat manusia, di semua jalan, setuju dengan kami. Era genosida, pemusnahan seluruh bangsa di depan mata kita, di depan kemanusiaan kita, tidak dapat kembali,” kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam pidatonya saat mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel beberapa waktu lalu.

    Enam bulan sebelumnya, pada 31 Oktober, juru bicara pemerintah Bolivia mengumumkan keputusan yang sama, dengan menggunakan kata-kata serupa.

    “(Bolivia) mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel sebagai bentuk penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri, Freddy Mamani pada saat itu.

    Getty ImagesDi jantung Universitas California, Los Angeles (UCLA) salah satu kampus paling bergengsi di Amerika Serikat tengah berlangsung unjuk rasa menentang kondisi di Gaza saat ini.

    Dua minggu kemudian, Belize mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel karena “pengeboman tanpa pandang bulu yang tak henti-hentinya” di Gaza, karena Israel “terus-menerus” melanggar hukum internasional sejak 7 Oktober.

    Namun, apa arti pemutusan hubungan ini?

    Faktanya, tidak jelas. Tak satu pun dari ketiga negara ini yang memiliki pengaruh politik yang besar di Timur Tengah. Hubungan perdagangan dan diplomatik mereka dengan Israel sebelum krisis ini juga tidak banyak.

    Namun, Kolombia adalah mitra dagang terbesar kedua Israel di Amerika Latin, setelah Brasil.

    Kolombia dan Israel menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020. Angkatan Darat Kolombia menggunakan pesawat serta senjata Israel untuk memerangi kartel narkoba dan kelompok pemberontak.

    Namun untuk saat ini, perjanjian ini tampaknya tidak berpengaruh, dan Kementerian Luar Negeri Kolombia telah mengumumkan niatnya untuk “mempertahankan aktivitas masing-masing bagian konsuler di Tel Aviv dan Bogota”.

    ReutersPengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan putusan sela atas gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

    Efek dari pemutusan hubungan diplomatik ini, bersifat “simbolis, dan menunjukkan rasa terisolasi dan perubahan sikap terhadap Israel,” demikian analisis Mekelberg.

    Namun, pakar dari Chatham House ini juga menunjukkan bahwa keputusan semacam ini biasanya memiliki muatan ideologis dan pengaruh politik dalam negeri.

    “Ini seperti yang terjadi di Brasil; dengan [mantan presiden Jair] Bolsonaro, yang dulu mendukung penuh Israel, tapi ketika sayap kiri kembali [berkuasa], kritik itu kembali muncul.”

    Memutus hubungan perdagangan

    Pekan lalu, Turki mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan semua perdagangan dengan Israel sampai pemerintah pimpinan Benjamin Netanyahu itu menerima “aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan cukup” ke Gaza.

    Menurut menteri perdagangan Turki, “transaksi ekspor dan impor yang terkait dengan Israel, yang mencakup semua produk, telah dihentikan”.

    Perdagangan antara kedua negara mencapai Rp111,7 triliun tahun lalu.

    ReutersBenjamin Netanyahu menjawab dengan mengatakan Turki di bawah “kediktatoran kelam”.

    Turki adalah negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada tahun 1949. Namun hubungan bilateralnya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

    Episode paling menegangkan terjadi pada tahun 2010, ketika Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Saat itu, Israel menyerang enam armada kapal Turki di perairan internasional yang mencoba mencapai Gaza. Mereka menerobos blokade maritim yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut.

    Serangan oleh militer Israel tersebut mengakibatkan tewasnya 10 aktivis pro-Palestina asal Turki.

    Hubungan kedua negara kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara kembali mengusir duta besar masing-masing dua tahun kemudian karena konflik baru terkait pembunuhan warga Palestina di perbatasan Gaza.

    Getty ImagesPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengeraskan sikapnya terhadap Israel.

    Situasinya makin memburuk sejak 7 Oktober. Netanyahu dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan makin sering saling baku tuduh.

    Erdogan membandingkan pemimpin Israel seperti Hitler, Mussolini dan Stalin – dan menyebut Netanyahu “penjagal Gaza”.

    Sebaliknya, Netanyahu mengeklaim bahwa presiden Turki “mendukung pembunuhan masal dan pemerkosaan oleh Hamas, menyangkal genosida Armenia (dan) membantai orang-orang Kurdi di negaranya sendiri”.

    Penangguhan penjualan senjata

    Beberapa negara seperti Kanada, Italia, Jepang, Belgia dan Spanyol telah mengumumkan dalam beberapa bulan terakhir ini bahwa mereka akan menghentikan penjualan senjata ke Israel.

    Tetapi jika kita menganalisa keputusan-keputusan ini secara lebih rinci, kenyataan yang ada agak berbeda.

    Di Belgia, hanya wilayah Walloon yang memutuskan untuk menangguhkan penjualan mesiu ke Israel.

    ReutersSistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, pada 7 Mei 2024.

    Italia juga mengumumkan penangguhan ekspor senjata mulai 7 Oktober. Namun, menteri pertahanannya mengatakan tetap mengirim senjata ke Israel yang sudah dipesan sebelum tanggal tersebut, dengan jaminan senjata-senjata itu tidak akan digunakan di Gaza.

    Hal serupa juga terjadi di Spanyol, yang juga mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan pengiriman senjata dan kemudian diketahui bahwa mereka tetap mengirimkan amunisi. Namun, Madrid mengatakan bahwa senjata-senjata itu dimaksudkan untuk latihan militer.

    Situasi di Kanada juga serupa. Perdana Menteri negara itu, Justin Trudeau, mengumumkan bahwa kemungkinan perjanjian penjualan senjata baru dengan Israel ditangguhkan, tetapi tidak untuk perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya.

    Di Jepang, sebuah perusahaan, Itochu Corporation yang menangguhkan kolaborasinya dengan produsen senjata Israel. Dan di Belanda, sebuah pengadilan memaksa negara itu untuk menghentikan penjualan pesawat militer ke Israel.

    Getty ImagesSebagian besar senjata yang diimpor Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman.

    Namun, keputusan-keputusan ini sepertinya tidak akan berdampak pada serangan di Gaza.

    Lebih dari 95% impor senjata Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman, yang tidak jelas memberikan tanda-tanda bahwa mereka akan menghentikannya.

    Dampak langkah penangguhan ini penjualan senjata “terbatas, karena Amerika Serikat dan Jerman-lah yang memasok sebagian besar senjata, sementara yang lain terutama mengirim komponen atau peralatan yang sangat spesifik yang mungkin bisa digantikan oleh yang lain, sehingga tidak akan mengubah apa pun,” kata Yossi Mekelberg.

    Pengadilan internasional

    Menghadapi serangan Israel di Gaza dan meningkatnya jumlah korban jiwa di wilayah tersebut, pada bulan Desember lalu, Afrika Selatan memilih strategi yang berbeda untuk mencoba menghentikan Israel: Afrika Selatan beralih ke peradilan internasional.

    Para pengacaranya mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, di mana mereka menuduh Israel melakukan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza, yang dibantah oleh negara Israel.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Indonesia “secara moral dan politis” mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan atas dugaan genosida Israel di Gaza.

    “Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak,” ujar juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan teks yang diterima BBC Indonesia.

    Baca juga:

    Getty ImagesMenteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola menjelaskan kasus yang diajukan negaranya terhadap Israel di Mahkamah Internasional.

    Pada bulan Januari, pengadilan, yang mengadili sengketa antarnegara, mengeluarkan keputusan sementara: memerintahkan Israel mengambil langkah-langkah mencegah tindakan genosida di Gaza. Tapi pengadilan tidak sampai menuntut Israel menghentikan serangan militer.

    “Israel muncul relatif tanpa cedera dari proses ini, tetapi fakta bahwa proses [pengadilan] ini terbuka, berarti Israel telah kalah dalam pertarungan,” kata Michael Oren, duta besar Israel untuk Amerika Serikat periode 2009-2013, kepada BBC.

    Namun, saat ini, ada kekhawatiran yang kuat di antara para petinggi Israel, terutama karena langkah-langkah yang mungkin diambil oleh pengadilan internasional lainnya.

    Kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin politik dan militer Israel, termasuk Netanyahu sendiri, merupakan sumber ketegangan.

    EPA-EFE/REX/SHUTTERSTOCKPutusan pengadilan dibacakan oleh Hakim Joan E. Donoghue (kedua dari kiri) pada Jumat (26/01).

    ICC, yang memiliki wewenang untuk mendakwa dan mengadili individu atas kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan, telah menyelidiki tindakan Israel di wilayah pendudukan selama tiga tahun – dan, baru-baru ini, tindakan Hamas.

    Di masa lalu, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin negara seperti Vladimir Putin dari Rusia, Muammar Gaddafi dari Libya, dan gerilyawan Uganda, Joseph Kony.

    Meskipun ICC belum mengkonfirmasi apa pun, ketika kepala jaksa penuntut mahkamah, Karim Khan, mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki pada bulan Desember tahun lalu, ia menegaskan bahwa “semua protagonis harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional”.

    “Jika Anda tidak melakukan hal ini, jangan mengeluh ketika kantor saya dipaksa untuk bertindak,” tambahnya pada saat itu.

    Mekelberg mengatakan: “Ke mana arahnya (keputusannya), saya tidak tahu, tetapi ini seharusnya mengirimkan pesan kepada Israel bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini