Negara: Yordania

  • Bashar Al-Assad Melarikan Diri dari Suriah, Kemana?

    Bashar Al-Assad Melarikan Diri dari Suriah, Kemana?

    ERA.id – Bashar Al-Assad, pemimpin rezim Baath Suriah yang digulingkan, memutuskan mundur dari jabatannya dan melarikan diri dari Suriah, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (8/12/2024).

    Kemlu Rusia, melalui pernyataan tertulisnya, menyatakan, kepergian Assad adalah hasil dari negosiasi antara rezimnya dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam perlawanan bersenjata.

    Rusia juga mengeklaim bahwa Assad mengharapkan supaya perpindahan kekuasaan dapat berlangsung secara damai.

    Sembari menyatakan keprihatinan atas situasi di Suriah, Rusia menyerukan semua pihak untuk menghindari kekerasan dan menyelesaikan semua isu melalui upaya politis.

    Sementara itu, Kemlu Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan semua kelompok oposisi di Suriah dan mendorong mereka untuk menghormati pandangan semua kelompok etnis dan agama di negara tersebut.

    Rusia turut menyatakan dukungan untuk menjalankan proses politik yang inklusif sebagaimana amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2254 yang disahkan pada 2015.

    Pangkalan militer Rusia di Suriah tetap berada dalam kondisi siaga, meski tak ada ancaman langsung yang dihadapi personel militer tersebut, ucap Kemlu Rusia.

    Rusia juga akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan warga negara Rusia yang menetap di Suriah.

    Detik-detik kejatuhan rezim Assad

    Pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi kembali pecah pada 27 November lalu yang dimulai di kawasan pedesaan di barat Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.

    Pada 30 November, kelompok oposisi berhasil merebut pusat kota Aleppo dan menguasai keseluruhan Provinsi Idlib. Mereka pun merebut pusat kota Hama dari rezim pada 5 Desember.

    Kelompok oposisi turut merebut sejumlah permukiman di titik-titik strategis di provinsi Homs yang menjadi gerbang masuk ke Damaskus, sehingga semakin memacu upaya mereka maju ke ibu kota Suriah.

    Pada Jumat (6/12), pasukan oposisi merebut kawasan Daraa di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka terus merebut kendali di Provinsi Suwayda di Suriah selatan pada Sabtu, sementara kelompok oposisi setempat turut merebut kendali di Quneitra pada hari yang sama.

    Kelompok oposisi anti-rezim Assad memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu pada Sabtu. Pasukan militer pemerintah kemudian menarik diri dari kompleks kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, dan bandara internasional Damaskus.

    Kota tersebut pun takluk pada pasukan oposisi pada Minggu, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendali atas keseluruhan kota.

    Sementara itu, Pasukan Nasional Suriah (SNA), kelompok oposisi lainnya, meluncurkan operasi militer melawan kelompok Kurdi PKK/YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai organisasi teroris, pada 1 Desember, dan merebut kota Tel Rifaat. (Ant)

  • Warga Suriah Antre di Perbatasan untuk Pulang Usai Rezim Assad Tumbang

    Warga Suriah Antre di Perbatasan untuk Pulang Usai Rezim Assad Tumbang

    Damaskus

    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung.

    Dilansir Al Jazeera dan BBC, Minggu (8/12/2024), 10 hari terakhir telah menjadi sejarah yang terus berkembang dengan cepat di Suriah. Para pemberontak keluar dari benteng mereka di Idlib barat laut dan bergerak maju dengan cepat, merebut Aleppo, Hama, dan Homs.

    Sekarang, mereka berada di dalam Damaskus, pusat kekuasaan Assad selama 24 tahun. Orang-orang terkejut dan tidak percaya dengan kecepatan pemberontak, tetapi juga gembira.

    Kegembiraan juga terlihat bagi ratusan ribu warga Suriah yang meninggalkan Suriah. Mereka melarikan diri untuk menghindari penganiayaan atau mencari kehidupan yang lebih baik, karena meskipun pemerintah Assad mengklaim kemenangan beberapa tahun lalu, mereka tidak dapat meningkatkan kondisi kehidupan warga Suriah.

    Sekitar 90 persen orang di Suriah hidup di bawah garis kemiskinan dan ada krisis kemanusiaan di negara itu. Orang-orang di sana membutuhkan bantuan internasional.

    Perbatasan Lebanon-Suriah di Masnaa telah dipenuhi orang-orang yang menunggu untuk menyeberang. Orang-orang Suriah yang berada di Lebanon telah lama menunggu momen ini untuk pulang dengan bebas.

    Foto: Antrean warga Suriah yang hendak pulang kampung usai Assad tumbang (AFP/HASSAN JARRAH)

    Beberapa pemuda telah berkumpul di persimpangan dan meneriakkan lagu-lagu revolusioner dan kebebasan sambil memegang bendera hijau milik oposisi. Warga Suriah yang hendak pulang dikabarkan tidak perlu melewati bea cukai hingga tidak ada stempel di paspor.

    Otoritas Yordania telah mengizinkan warga negara Suriah dan mobil kembali ke negara asal mereka karena mereka tahu bahwa rezim Assad telah jatuh. Kedutaan Besar Suriah di Qatar juga merilis pernyataan yang mengatakan ‘fajar kebebasan telah muncul dan Suriah telah terbebas dari cengkeraman tirani’.

    “Rakyat kami menanggung ketidakadilan yang tak terlukiskan selama beberapa dekade, menolak untuk tunduk kepada para pelaku kejahatan paling parah yang merusak martabat manusia dan sumber daya bangsa,” demikian isi pernyataan itu seraya menambahkan rakyat sekarang akan membangun kembali negara itu sebagai tanah air bagi semua warga Suriah.

    Runtuhnya rezim Assad ini juga menjadi kabar baik bagi warga Suriah di Turki dan Pemerintah Turki. Selama ini, Turki telah menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah.

    Turki ingin Suriah yang stabil agar para pengungsi itu bisa pulang dan ekonomi mereka bisa tumbuh. Para pengungsi Suriah di Turki dan negara lain di Eropa kini telah mempertimbangkan untuk pulang usai rezim Assad runtuh.

    (haf/imk)

  • Pasukan Anti Rezim di Suriah Mulai Masuki Damaskus

    Pasukan Anti Rezim di Suriah Mulai Masuki Damaskus

    ERA.id – Pasukan anti-rezim di Suriah mulai memasuki pusat kota Damaskus pada Minggu (8/12), setelah rezim Assad kehilangan kendali di wilayah tersebut.

    Dilansir dari Antara, gelombang protes terhadap rezim dimulai pada Sabtu (7/12) malam di sejumlah wilayah permukiman.

    Sementara itu, pasukan rezim ditarik dari sejumlah lokasi strategis, seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan bandara internasional.

    Dengan masuknya para demonstran ke area-area krusial, rezim Assad kehilangan sebagian besar kendali atas ibu kota.

    Di Penjara Sednaya di Damaskus, yang terkenal sebagai simbol kekuasaan rezim dan praktik penyiksaan yang keji, para tahanan dibebaskan oleh demonstran yang menyerbu fasilitas tersebut.

    Di wilayah lain, pasukan oposisi berhasil menguasai sebagian besar pusat kota Aleppo dan mendominasi provinsi Idlib hingga 30 November.

    Setelah pertempuran sengit pada Kamis (5/12), kelompok oposisi merebut pusat kota Hama dari tangan pasukan rezim.

    Di provinsi Homs, yang memiliki nilai strategis tinggi, kelompok anti-rezim berhasil menguasai sejumlah permukiman dan mulai melancarkan serangan lanjutan.

    Pada Jumat (6/12), kelompok oposisi Suriah juga menguasai Daraa, wilayah di selatan Suriah yang berbatasan dengan Yordania.

    Pada Sabtu pagi, mereka merebut kendali atas provinsi Suwayda di bagian selatan. Sementara itu, kelompok oposisi setempat di Quneitra berhasil menguasai ibu kota provinsi tersebut.

    Tentara Nasional Suriah (SNA) oposisi meluncurkan Operasi Fajar Kebebasan pada 1 Desember untuk melawan kelompok teroris PKK/YPG di distrik Tel Rifaat, wilayah pedesaan Aleppo, dan berhasil membebaskan daerah tersebut dari elemen-elemen teroris.

  • Suriah Geger Serangan Pemberontak: AS, Yordania, Irak Desak Warga Angkat Kaki Tinggalkan Damaskus – Halaman all

    Suriah Geger Serangan Pemberontak: AS, Yordania, Irak Desak Warga Angkat Kaki Tinggalkan Damaskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak warga negaranya untuk segera meninggalkan ibu kota Suriah, Damaskus di tengah meningkatnya pertempuran antara pemberontak dan pasukan rezim.

    Desakan itu disampaikan Kedubes AS di Damaskus, Suriah, Sabtu (7/12/2024).

    Dalam keterangan resmi yang dikutip dari Anadolu, Kedubes AS menghimbau warga negaranya untuk segera meninggalkan Suriah karena situasi keamanan di wilayah itu terus bergejolak buntut pertempuran antar kelompok bersenjata.

    Terlebih saat ini Kedubes AS di Damaskus telah menghentikan operasinya sejak 2012.

    Oleh karena itu pemerintah AS tidak dapat memberikan layanan konsuler bagi warga AS apabila tidak segera mengevakuasi dirinya dari Suriah

    “Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk meninggalkan Suriah sekarang sementara opsi komersial masih tersedia di Damaskus,” kata Kedubes AS.

    Tak hanya AS, Yordania turut mengeluarkan peringatan keamanan dan meminta warganya untuk segera meninggalkan Suriah sesegera mungkin.

    “Kami mendesak warganya untuk evakuasi secepatnya karena adanya perang saudara di Suriah. Untuk mempercepat evakuasi pemerintah telah membentuk tim krisis yang bertugas membawa warga negara Yordania kembali dengan selamat,” tegas Kementerian Luar Negeri Yordania

    Langkah serupa juga diikuti  Kedutaan Irak di Damaskus, yang mendesak warganya agar menghubungi fasilitas diplomatik untuk membantu mereka kembali ke Irak.

    Menyusul yang lainnya, Rusia melalui kedutaannya juga mengimbau warganya “untuk meninggalkan Suriah menggunakan pesawat komersial dari bandara yang masih beroperasi,”

    Geger Serangan Pemberontak di Suriah

    Ketegangan di Suriah mulai memanas setelah Kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra) dan sejumlah kelompok bersenjata lainnya melancarkan operasi besar-besaran terhadap pemerintah Suriah.

    Mereka perlahan bergerak maju dari arah utara di wilayah Idlib, di sebelah barat laut Suriah, menuju Kota Aleppo dan Hama.

    Hingga akhirnya Aleppo kota terbesar kedua di Suriah, berhasil direbut yang adalah kelompok-kelompok militan itu.

    Terbaru, para pasukan pemberontak dikabarkan mulai memasuki ibu kota Suriah, Damaskus pada Minggu (8/7/2024).

    Pemimpin Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Jolani,mengungkap ada 2 tujuan utama mengapa para pemberontak menggulingkan pemerintahan Bashar Al Assad.

    Pertama untuk menciptakan pemerintahan yang didasarkan pada lembaga dan dewan yang “dipilih oleh rakyat.”

    Kedua, menerapkan praktik Islam yang tidak brutal. Ini lantaran beberapa praktik Islam ekstrem yang diterapkan presiden Bashar Al Assad telah menciptakan “perpecahan” antara HTS dan kelompok jihad.

    Presiden Suriah Kabur

    Pasca pasukan pemberontak memasuki kota Damaskus, Presiden Suriah Bashar Al Assad melarikan diri.

    Pemerintah Suriah belum mengonfirmasi kepergian Assad, tetapi menurut badan pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights ia terbang ke luar negeri.

    Hal serupa juga dikonfirmasi dua perwira senior militer, mereka mengatakan kepada Reuters, bahwa Assad telah kabur namun belum diketahui kepergiannya.

    Namun, setelah pesawat tersebut pergi meninggalkan Suriah, jurnalis Mesir Khaled Mahmoued mengatakan pesawat itu menunjukkan pergerakan yang tidak biasa dan dilaporkan mengalami penurunan ketinggian dengan cepat.

    Tak lama kemudian, pesawat tersebut dikabarkan hilang dari radar setelah mengalami kecelakaan di dekat Al-Suwayri dan jatuh di suatu tempat di luar kota Homs, mengutip dari Next.

    “Pesawat yang dilaporkan membawa Assad telah menghilang dari radar dan tiba-tiba jatuh dari ketinggian lebih dari 3.650 meter ke 1.070 meter dalam beberapa menit,” ungkap Khaled Mahmoued di X, mengutip dari Newsx.

    Meski demikian laporan media setempat belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai munculkan isu ini

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Pemberontak Suriah Sukses Rebut Homs, Bersiap Serang Damaskus

    Pemberontak Suriah Sukses Rebut Homs, Bersiap Serang Damaskus

    GELORA.CO -Hanya dalam 24 jam, kelompok pemberontak Suriah yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menguasai wilayah baru yakni Homs pada Minggu pagi, 8 Desember 2024.

    Kesuksesan pemberontak merebut lebih dari empat kota besar dalam sepekan merupakan tamparan keras bagi pasukan Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al Assad.

    Komandan pemberontak HTS, Abu Mohammed al-Golani menyebut penguasaan Homs sebagai momen bersejarah dan mendesak para pejuang untuk tidak melukai tentara yang sudah menyerah.

    Golani juga mengungkap rencana mereka selanjutnya untuk menyerang Damaskus dan menggulingkan Assad.

    “Operasi sedang berlangsung untuk membebaskan sepenuhnya pedesaan di sekitar Damaskus dan pasukan pemberontak sedang mengincar ibu kota,” tegasnya, seperti dimuat Reuters.

    Di satu daerah pinggiran kota, patung ayah Assad, mendiang Presiden Hafez al-Assad, dirobohkan dan dirobek.

    Penguasaan Homs merupakan simbol kuat dari kebangkitan dramatis gerakan pemberontak dalam konflik yang telah berlangsung selama 13 tahun.

    Selain itu, Homs akan memberi pemberontak kendali atas jantung strategis Suriah dan persimpangan jalan raya utama.

    Kondisi ini membuat Ibu Kota Damaskus, tempat rezim Assad berada menjadi terpisah dari wilayah pesisir yang merupakan benteng sekte Alawite Assad dan tempat sekutu Rusia-nya memiliki pangkalan angkatan laut dan pangkalan udara.

    Tentara Suriah mengatakan mereka memperkuat pasukan di sekitar Damaskus, dan televisi pemerintah melaporkan pada Sabtu, 7 Desember 2024, bahwa Assad masih berada di kota itu.

    Jatuhnya Homs dan ancaman terhadap ibu kota menimbulkan bahaya eksistensial langsung terhadap pemerintahan dinasti Assad.

     

    Pejabat asing mengatakan pemerintah mungkin berada di ambang kehancuran. Seorang pejabat AS memperkirakan jangka waktu lima hingga 10 hari, sementara yang lain mengatakan Assad dapat digulingkan dalam minggu mendatang.

    Laju kejadian telah mengejutkan ibu kota Arab dan menimbulkan kekhawatiran akan gelombang baru ketidakstabilan regional.

    Qatar, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Irak, Iran, Turki, dan Rusia mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa krisis tersebut merupakan perkembangan yang berbahaya dan menyerukan solusi politik.

    Namun, tidak ada indikasi bahwa mereka menyetujui langkah konkret apapun, karena situasi di dalam Suriah berubah setiap jam.

  • Populer Internasional: Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat – Yordania Tutup Perbatasan – Halaman all

    Populer Internasional: Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat – Yordania Tutup Perbatasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah memulai fase pengepungan di Damaskus, apa yang akan terjadi dengan rezim Bashar Al-Assad sekarang?

    Yordania pun menutup perbatasannya dengan Suriah buntut meningkatnya ketegangan di negara tersebut.

    Soal konflik lainnya di Timur Tengah, Mesir meminta Hamas untuk tidak memasukkan frasa “penghentian perang” dalam perundingan gencatan senjatanya dengan Israel.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat, Pengepungan Damaskus Dimulai

    Orang-orang bersenjata di jalanan Hama. Setelah mengambil kendali atas sejumlah kota dan distrik strategis, termasuk Hama dan Homs, koalisi faksi oposisi anti-rezim Pemerintah Suriah, Sabtu (7/12/2024) mulai mengepung ibu kota, Damaskus. (khaberni/HO)

    Faksi oposisi bersenjata Suriah pada Sabtu (7/12/2024), mengumumkan bahwa mereka telah memulai fase pengepungan ibu kota Suriah, Damaskus, Khaberni melaporkan.

    Komandan operasi militer koalisi faksi oposisi, Ahmed Al-Sharaa, julukan dari Panglima Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani  Al-Julani, memberikan instruksi bagi para petempur anti-rezim pemerintah Suriah untuk berfokus pada ibu kota, Damaskus.

    “Serahkan kota-kota yang telah dibebaskan kepada polisi, Damaskus sedang menunggu Anda,” kata Al-Julani, Sabtu.

    Adapun kementerian Pertahanan Suriah membantah penarikan pasukan militer dari daerah sekitar ibu kota.

    Di sisi lain, dalam sebuah postingan di Telegram, Hassan Abdel Ghani, seorang pemimpin faksi oposisi bersenjata, mengatakan, “Pasukan kami telah mulai menerapkan tahap akhir untuk mengepung ibu kota, Damaskus.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Yordania Tutup Perbatasan Saat Tentara Suriah Mau Rebut Kembali Homs dan Hama dari Oposisi

    Tentara Suriah mengumumkan penempatan kembali sebagian besar pasukannya di provinsi selatan Daraa dan Suwayda.

    Pengumpulan kekuatan itu, dinyatakan untuk merebut kembali kendali atas Kota Hama dan Homs yang sebagian besar sudah dikuasai oposisi bersenjata, RNTV melaporkan Sabtu (7/12/2024).

    Upaya pengambilalihan kembali Hama dan Homs yang menjadi lokasi strategis terjadi  di tengah meningkatnya ketegangan keamanan dan serangan terhadap posisi militer Suriah.

    Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, Komando Umum Angkatan Darat dan Angkatan Bersenjata Suriah mengatakan sejumlah langkah taktis sudah diambil guna merebut kembali Hama dan Homs.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Pokrovsk dan Kurakhovo Terdesak, Eks Presiden Tuding Militer Ukraina Pakai Taktik Giling Daging

    Ukraina makin terdesak di dua benteng terakhir di barat Donetsk, Pokrovsk dan Kurakhovo.

    Akibatnya, Kiev melakukan taktik pertahanan ketat dan melayani serangan Rusia yang terus merangsek memasuki wilayah tersebut.

    Strategi ini ternyata mendapatkan kritikan dari mantan presiden Ukraina, Petro Poroshenko.

    Poroshenko yang dikenal sebagai mantan presiden yang pro Rusia tersebut, menuduh bahwa militer Ukraina kembali mengerahkan pasukan penggiling daging, seperti halnya yang dilakukan oleh Rusia.

    Ia meminta agar Kiev menghentikan serangan tersebut untuk menyelamatkan prajurit yang semakin menipis.

    “Kita harus berhenti menggunakan rakyat Ukraina sebagai alat untuk operasi dengan “serangan daging,”” kata Poroshenko dikutip dari Strana, Sabtu (7/12/2024).

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Mesir Tekan Hamas Tak Masukkan Frasa ‘Penghentian Perang’, Israel Kontak Elon Musk

    Media Israel, Channel 13 melaporkan pada Jumat (6/12/2024) malam kalau Mesir mengintensifkan upayanya untuk mencapai pemahaman yang mengarah pada pembebasan tahanan Israel dalam kerangka perjanjian yang bertujuan untuk gencatan senjata antara milisi perlawanan Palestina dan Israel.

    Menurut sumber-sumber di Mesir, Kairo menekan kelompok perlawanan Hamas untuk membuat “konsesi” terhadap beberapa tuntutannya, sehingga memungkinkan terciptanya garis besar perjanjian yang memuaskan kedua belah pihak.

    Sumber tersebut mengindikasikan kalau Mesir mendesak kelompok perlawanan Palestina untuk menyetujui formula yang tidak memasukkan frasa “menghentikan perang” di antara syarat-syarat perjanjian.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Suriah Dikepung, Iran Bakal Bantu Kirim Rudal

    Suriah Dikepung, Iran Bakal Bantu Kirim Rudal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Iran dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengirim rudal dan pesawat nirawak ke Suriah. Tak cuma itu, Iran juga akan menambah jumlah penasihat militernya di sana untuk mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

    Sebagaimana diberitakan, Presiden Suriah Assad kini semakin “terhimpit”, imbas serangan kelompok-kelompok pemberontak di wilayah utara hingga selatan Suriah. Mereka bahkan disebut semakin mendekat ke ibu kota Damaskus.

    “Kemungkinan besar Teheran perlu mengirim peralatan militer, rudal, dan pesawat nirawak ke Suriah,” kata seorang pejabat senior Iran, mengutip Reuters, Minggu (8/12/2024).

    “Teheran telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menambah jumlah penasihat militernya di Suriah dan mengerahkan pasukan. Sekarang, Teheran menyediakan dukungan intelijen dan satelit ke Suriah,” ujarnya.

    Bagi Iran, Assad merupakan sekutu penting yang juga termasuk dalam “Poros Perlawanan” melawan Israel dan pengaruh Amerika Serikat di Timur Tengah.

    Selain Iran, Rusia juga memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada pemerintah Assad. “Iran dan Suriah bersatu dalam mencegah pemberontak maju ke kota-kota besar. Suriah belum meminta pasukan darat dari Iran,” ujar pejabat tersebut.

    Dia mengatakan untuk saat ini keputusannya adalah Suriah dan Rusia mengintensifkan serangan udara ke kelompok pemberontak.

    Sementara itu, Iran juga disebut telah meminta Turki untuk “tidak berpihak pada AS dan Israel”. Iran juga yakin Israel dan AS akan bekerja sama untuk mencegah sekutu-sekutu Iran di Timteng kembali mendapatkan kekuatan.

    Sebelumnya pasukan oposisi Suriah mengklaim telah menguasai kota Daraa di barat daya Suriah pada Jumat (6/12). Ini berarti kelompok itu sudah semakin dekat ke ibu kota Damaskus.

    “Pasukan kami telah menguasai penuh seluruh kota Daraa dan mulai menyisir permukimannya, serta mengamankan lembaga dan kantor pemerintahannya,” kata pihak oposisi yang dikenal sebagai Southern Operation Rooms, dikutip CNN.

    Daraa adalah tempat pemberontakan Suriah dimulai pada 2011 lalu. Kementerian Pertahanan Suriah sejauh ini belum mengonfirmasi maupun membantah klaim kelompok pemberontak itu.

    Kemarin, pemberontak di Suriah selatan juga menguasai perbatasan Suriah-Yordania setelah melancarkan serangan baru. Perbatasan Nassib menandai titik paling selatan jalan raya utama M5, yang membentang dari kota Aleppo di utara dan melalui ibu kota.

    Sementara para pemberontak di utara setelah merebut Aleppo pekan lalu, telah bergerak maju ke selatan di sepanjang jalan raya dan merebut kota Hama pada Kamis (5/12) lalu.

    (pgr/pgr)

  • Pemberontak Mendekat ke Damaskus, Yordania dan Irak Minta Warganya Keluar dari Suriah

    Pemberontak Mendekat ke Damaskus, Yordania dan Irak Minta Warganya Keluar dari Suriah

    JAKARTA – Pemerintah Yordania dan Irak mengimbau warga mereka untuk meninggalkan Suriah di tengah perkembangan eskalasi militer.

    Kementerian Luar Negeri Yordania mendesak warganya untuk evakuasi secepatnya karena adanya perang saudara di Suriah.

    Dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 7 Desember, Kemlu Yordania membentuk tim krisis yang bertugas mengevakuasi warga negara Yordania dan memastikan mereka kembali dengan selamat ke negara kerajaan itu.

    Sementara itu, Kedutaan Irak di Damaskus, mendesak warganya yang ingin meninggalkan Suriah untuk menghubungi fasilitas diplomatik untuk membantu mereka kembali ke Irak.

    Dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita negara Irak (INA), kedutaan besar meminta warga Irak di Suriah yang ingin pergi untuk mendaftar guna memfasilitasi perjalanan, bersama dengan istri warga Suriah mereka, atau anak-anak perempuan Irak yang memiliki suami warga Suriah.

    Selain Yordania dan Irak, Rusia melalui kedutaannya pada Jumat juga mengimbau warganya “untuk meninggalkan Suriah menggunakan pesawat komersial dari bandara yang masih beroperasi,” karena memburuknya situasi militer dan politik di negara itu.

    Terbaru, pemberontak Suriah mengklaim menguasai kota Daraa di selatan pada Sabtu. Daraa menjadi tempat lahirnya pemberontakan tahun 2011 melawan Presiden Bashar al-Assad.

    Sumber-sumber di pemberontak mengatakan militer Suriah setuju menarik diri dari Daraa berdasarkan kesepakatan yang memberikan jalan aman bagi para pejabat militer ke ibu kota Damaskus, sekitar 100 km (60 mil) utara.

    Dilansir Reuters, Sabtu, 7 Desember, video di media sosial menunjukkan pemberontak yang mengendarai sepeda motor dan lainnya berbaur dengan warga di jalanan. Orang-orang melepaskan tembakan ke udara di alun-alun utama kota untuk merayakannya, menurut video tersebut.

    Belum ada komentar langsung dari militer atau pemerintah Assad. Reuters tidak dapat memverifikasi klaim pemberontak secara independen.

    Dengan jatuhnya Daraa, pasukan Assad telah menyerahkan empat pusat penting kepada pemberontak dalam sepakan.

    Daraa, yang berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa sebelum perang saudara dimulai 13 tahun lalu, memiliki kepentingan simbolis sebagai tempat lahirnya pemberontakan.

    Ini adalah ibu kota provinsi berpenduduk sekitar 1 juta orang, berbatasan dengan Yordania.

  • 10 Fakta Kemunduran Rezim Assad Saat Pasukan Oposisi Suriah Berbaris ke Damaskus: Kota Daraa Jatuh – Halaman all

    10 Fakta Kemunduran Rezim Assad Saat Pasukan Oposisi Suriah Berbaris ke Damaskus: Kota Daraa Jatuh – Halaman all

    10 Poin Utama Kemunduran Rezim Bashar al-Assad Saat Faksi Oposisi Berbaris ke Damaskus: Kota Daraa Jatuh

     

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam potret kemunduran lain terhadap kekuasaan Presiden Bashar al-Assad, pasukan pemerintah Suriah telah kehilangan kendali atas kota Daraa.

    Jatuhnya Daraa menandai yang terbaru dalam serangkaian kekalahan medan perang yang menakjubkan bagi rezim Assad ketika pasukan pemberontak menekan kemajuan mereka, merebut kota-kota besar dan petak-petak luas wilayah, NDTV melaporkan Sabtu (7/12/2024).

    Adapun Kota Daraa secara luas dianggap sebagai tempat kelahiran pemberontakan sipil Suriah 2011.

    Berikut adalah 10 poin dari cerita besar kemunduran kekuasaan rezim Assad ini:

    1. Pada tahun 2011, kota Daraa, yang terletak sekitar 100 km dari ibukota Damaskus, menjadi pusat protes nasional setelah pemerintah Assad menahan dan diduga menyiksa sekelompok anak laki-laki karena menuliskan grafiti anti-rezim. 

    Apa yang dimulai sebagai demonstrasi damai segera berubah menjadi konflik kekerasan yang sejak itu membuat lebih dari 500.000 orang tewas dan jutaan orang mengungsi.

    2. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pasukan oposisi sekarang menguasai 90 persen provinsi Daraa, dengan pasukan rezim mundur dalam gelombang berturut-turut.

    Pejuang oposisi Suriah berdiri di depan Universitas Aleppo, setelah pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan mereka telah mencapai jantung Aleppo, Suriah, 30 November 2024. (Tehran Times)

    3. Kejatuhan Daraa mengikuti hilangnya Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, dan Hama di wilayah tengah negara itu. 

    Kemenangan besar ini telah mendorong pemberontak untuk maju ke selatan menuju Homs, kota terbesar ketiga Suriah, dan bahkan lebih dekat ke Damaskus, kursi kekuasaan Assad.

    4. Koalisi pemberontak yang mempelopori serangan ini dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah kelompok dengan asal-usul di Al-Qaeda.

    Meskipun ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa tujuan utama kelompok itu tetap menggulingkan Assad.

    Pejuang antipemerintah berkumpul di Aleppo tengah pada tanggal 30 November 2024. – Para jihadis dan sekutu mereka yang didukung Turki menerobos kota kedua Suriah, Aleppo, pada tanggal 29 November, saat mereka melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah yang didukung Iran dan Rusia. (Photo by Aaref WATAD / AFP) (AFP/AAREF WATAD)

    5. Di timur negara itu, pasukan pemerintah mengosongkan Deir Ezzor, menyerahkan wilayah kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat.

    Penarikan itu muncul tiba-tiba, dengan pasukan dilaporkan berkumpul kembali di Palmyra, persimpangan utama di jalan menuju Homs.

    6. Serangan udara oleh pesawat Suriah dan Rusia telah berusaha untuk memperlambat kemajuan pemberontak, tetapi pengamat mencatat bahwa upaya ini relatif terbatas, kemungkinan mencerminkan komitmen militer Rusia yang membentang di tempat lain, terutama di Ukraina.

    7. Yordania telah menutup penyeberangan perbatasannya dengan Suriah, sementara Lebanon telah memberlakukan pembatasan penyeberangan darat. Israel, yang menempati Dataran Tinggi Golan, mengumumkan bala bantuan untuk pasukan udara dan daratnya.

     Turki, yang telah mendukung unsur-unsur oposisi Suriah, menyatakan campuran persetujuan dan kehati-hatian atas kemajuan pemberontak.

    8. Negara-negara di dunia telah mengeluarkan imbauan bagi warga negaranya untuk ke luar dari Suriah dan untuk sepenuhnya “menghindari semua perjalanan ke Suriah sampai pemberitahuan lebih lanjut”.

    Negara-negara juga meminta warga negaranya yang saat ini berada di Suriah untuk “tetap berhubungan dengan Kedutaan Besar di Damaskus”.

    Seorang pejuang antipemerintah melepaskan tembakan ke udara sementara yang lain menyaksikannya, di kota Aleppo di wilayah utara Suriah pada tanggal 30 November 2024. Para jihadis dan sekutu mereka yang didukung Turki menerobos kota kedua Suriah, Aleppo, pada tanggal 29 November, saat mereka melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah yang didukung Iran dan Rusia. (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP) (AFP/OMAR HAJ KADOUR)

    9. Menurut New York Times, Iran mengevakuasi personel militer dan pejabat militernya dari Suriah ke Irak dan Lebanon.

    Warga sipil Iran di Suriah juga dilaporkan mengevakuasi berkat meningkatnya permusuhan terhadap rezim Iran atas dukungannya yang berkelanjutan terhadap al-Assad.

    10. Lebih dari 280.000 orang telah mengungsi sejak serangan dimulai, menurut perkiraan PBB.

    Di Homs, yang telah mengalami beberapa kekerasan paling mematikan dalam konflik, puluhan ribu penduduk, terutama dari minoritas Alawit Assad, melarikan diri untuk mengantisipasi kedatangan para pemberontak.

     

    (oln/ndtv/*)

     
     
     

  • Rebut Kota Besar Keempat, Pemberontak Menuju Kota Utama Suriah – Halaman all

    Rebut Kota Besar Keempat, Pemberontak Menuju Kota Utama Suriah – Halaman all

    Suriah telah kehilangan kota besar keempat karena pemberontak mengatakan mereka telah menguasai kota selatan Daraa.

    Tayang: Sabtu, 7 Desember 2024 18:40 WIB

    AFP/AAREF WATAD

    Pemandangan udara ini menunjukkan benteng bersejarah Aleppo dan kota di sekitarnya pada tanggal 30 November 2024, setelah pejuang pemberontak mengambil alih kota kedua Suriah. – Para jihadis dan sekutu mereka yang didukung Turki menerobos kota kedua Suriah, Aleppo, pada tanggal 29 November, saat mereka melakukan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah yang didukung Iran dan Rusia. (Photo by AAREF WATAD / AFP) 

     

    TRIBUNNEWS.COM — Suriah telah kehilangan kota besar keempat karena pemberontak mengatakan mereka telah menguasai kota selatan Daraa.

    Menurutnya, kota itu diserahkan tanpa perlawanan – dengan syarat pasukan pemerintah akan meninggalkan kota itu dengan aman ke arah Damaskus, yang terletak seratus kilometer dari Daraa.

    Dengan direbutnya kota ini di perbatasan dengan Yordania, serangan oposisi terhadap pasukan Assad dimulai dari arah baru – selatan. 

    Kebetulan, kerusuhan massal dimulai di provinsi Daraa pada tahun 2011, yang kemudian meningkat menjadi perang saudara.

    Pihak berwenang Suriah telah secara efektif mengonfirmasi penarikan mereka dari daerah itu, dengan mengatakan mereka telah melakukan “penempatan ulang” dan membangun “perimeter pertahanan yang andal” di provinsi Daraa dan As-Suwayda yang berdekatan.

    Sebelumnya, tentara Suriah kehilangan Aleppo dan Hama di utara, dan Deir ez-Zor di timur. 

    Selain itu, kelompok Islamis kini tengah maju menuju kota utama Homs di utara Damaskus, tetapi tentara Suriah belum diusir dari sana, sebagaimana dilaporkan Reuters, dan pasukan dari Hizbullah sekutu Assad sedang bergerak masuk.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini