Negara: Yordania

  • 7 Update Perang Arab, RS di Gaza Jadi Kuburan-Aturan Baru Media Israel

    7 Update Perang Arab, RS di Gaza Jadi Kuburan-Aturan Baru Media Israel

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah masih terus terjadi.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Kamis (9/1/2025).

    Rumah Sakit di Gaza Jadi Kuburan Akibat Kekurangan Bahan Bakar

    Rumah Sakit (RS) Al-Aqsa telah mengalami kekurangan bahan bakar. Akibatnya, operasional utama di RS tersebut dikurangi untuk menyediakan cukup bahan bakar bagi departemen yang lebih penting seperti unit perawatan intensif.

    Bahan bakar untuk generator yang hampir habis membahayakan fungsi peralatan medis yang penting. Ventilator dan inkubator di dalam rumah sakit di sini berisiko mati.

    Para pejabat telah memperingatkan Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Eropa di selatan Khan Younis, dan Rumah Sakit Al-Aqsa di pusat Deir el-Balah berada pada risiko yang akan segera terjadi karena kekurangan listrik.

    Bahan bakar yang disumbangkan oleh badan-badan PBB hanya cukup untuk menjaga Rumah Sakit Al-Aqsa tetap beroperasi selama 24 jam.

    Tanpa solusi yang terlihat dan tanpa aliran bahan bakar yang cukup, fasilitas kesehatan Gaza yang kekurangan akan segera berubah menjadi kuburan bagi warga Palestina yang terluka dan sakit yang membutuhkannya untuk terus bekerja demi menyelamatkan nyawa.

    MSF: Nyawa 15 Bayi Baru Lahir Terancam

    Dokter Lintas Batas (MSF) menyebut nyawa 15 bayi baru lahir di inkubator di unit perawatan intensif neonatal di Rumah Sakit Nasser terancam akibat kekurangan bahan bakar. Kelompok tersebut mengatakan fasilitas tersebut sangat bergantung pada listrik yang disediakan oleh generator bahan bakar.

    “Tanpa bahan bakar, bayi baru lahir ini berisiko kehilangan nyawa mereka,” kata Pascale Coissard, koordinator darurat MSF.

    “Bayi-bayi di inkubator bergantung pada listrik yang konstan untuk ventilator yang membuat mereka tetap hidup. Mereka sudah dalam kondisi yang sangat rentan, dan pemindahan ke rumah sakit lain akan secara langsung membahayakan nyawa mereka,” lanjutnya.

    Saat ini pihak berwenang di Gaza mengatakan Rumah Sakit Nasser, Al-Aqsa, dan Rumah Sakit Eropa di daerah kantong itu menghadapi penutupan yang akan segera terjadi karena kekurangan bahan bakar yang parah. MSF mengatakan bahwa mereka kini telah mengirimkan sejumlah bahan bakar ke Nasser dan Al-Aqsa, untuk membantu mereka terus melayani pasien yang paling kritis selama 36 hingga 48 jam ke depan.

    MSF mengatakan bahwa mereka dan kelompok-kelompok lain telah memperingatkan selama lebih dari setahun bahwa pasokan bantuan yang sangat tidak memadai mengancam nyawa orang-orang di Gaza. “Kami kini telah mencapai titik kritis di mana salah satu rumah sakit spesialis terakhir di selatan Gaza berisiko tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar,” tambahnya.

    Hamas Sebut Dalang Penembakan Mematikan di Tepi Barat

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, telah menyebut komandan yang terbunuh Jaafar Dababshe sebagai “dalang” di balik serangan penembakan hari Senin di dekat Qalqilya, yang menewaskan tiga warga Israel.

    Seperti yang telah kami laporkan, pasukan Israel menembak mati Dababshe di luar rumahnya di desa Wadi al-Badhan, Tepi Barat yang diduduki, dekat Nablus, pada hari Selasa.

    Brigade Qassam mengatakan Dababshe telah terbunuh dalam “operasi pembunuhan pengecut”.

    Pusat Informasi Palestina kini melaporkan bahwa militer Israel sedang mengukur rumah keluarga Dababshe di Wadi al-Badhan sebagai persiapan untuk pembongkarannya.

    Menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina yang diduga melakukan serangan terhadap warga Israel merupakan praktik yang sudah lama dilakukan oleh Israel. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah melabelinya sebagai “hukuman kolektif” dan mengatakan hal itu mungkin merupakan kejahatan perang.

    Gedung Putih Tegaskan Israel Tidak Melakukan Genosida di Gaza

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak percaya Israel melakukan genosida di wilayah Palestina, meskipun jumlah korban tewas di Gaza “sangat tinggi” dan ada “terlalu banyak korban sipil”.

    “[Militer Israel] tidak bangun setiap hari dan meletakkan sepatu bot mereka di lantai, berkata, ‘Hei, kami akan membunuh beberapa orang tak berdosa karena mereka kebetulan orang Palestina,’” kata Kirby saat jumpa pers pada Rabu.

    “Kami telah terus terang dengan rekan-rekan Israel kami tentang kekhawatiran kami tentang [jumlah korban tewas] dan tentang upaya membuat mereka … lebih diskriminatif tentang jumlah korban sipil di Gaza,” tambahnya.

    Foto: Peta Israel di seragam tentara. (X?AbujomaaGazaX
    Peta Israel di seragam tentara. (X?AbujomaaGazaX

    Israel Bunuh 35 Warga Palestina di Yerusalem, 14 di antaranya Anak-Anak

    Kantor Gubernur Yerusalem mengatakan dalam laporan tahunannya, selama tahun lalu, Israel telah membunuh sedikitnya 35 warga Palestina di wilayah itu, termasuk 14 anak.

    Setidaknya 168 orang juga terluka di sana akibat peluru logam tajam dan berlapis karet, pemukulan hebat, dan serangan gas air mata, kata laporan itu.

    Dikatakan juga bahwa pemukim Israel melakukan sekitar 159 serangan di kegubernuran itu pada tahun 2024, termasuk 19 serangan yang melibatkan kekerasan fisik.

    Militer Israel Batasi Liputan Media Terkait Perang di Gaza

    Militer Israel memberlakukan pembatasan baru pada liputan media tentang tentara yang sedang bertugas tempur aktif di Gaza. Aturan baru diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran atas risiko tindakan hukum terhadap tentara yang bepergian ke luar negeri atas tuduhan keterlibatan dalam kejahatan perang di Gaza.

    Langkah tersebut dilakukan setelah seorang tentara cadangan Israel yang sedang berlibur di Brasil tiba-tiba meninggalkan negara itu ketika seorang hakim Brasil memerintahkan polisi federal untuk membuka penyelidikan, menyusul tuduhan dari kelompok pro-Palestina bahwa ia melakukan kejahatan perang saat bertugas di Gaza.

    Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan berdasarkan aturan baru tersebut, media yang mewawancarai tentara berpangkat kolonel ke bawah tidak akan dapat menampilkan nama lengkap atau wajah mereka, mirip dengan aturan yang sudah ada untuk pilot dan anggota unit pasukan khusus.

    “Ini adalah pedoman baru kami untuk melindungi tentara kami dan memastikan mereka aman dari jenis insiden yang diselenggarakan oleh aktivis anti-Israel di seluruh dunia,” kata Shoshani, seperti dikutip Al Jazeera.

    Shoshani mengatakan kelompok aktivis, seperti Hind Rajab Foundation yang berbasis di Belgia, yang mendorong aksi di Brasil, “menghubungkan titik-titik” antara tentara yang mengunggah materi dari Gaza dan kemudian foto dan video lain tentang diri mereka saat berlibur di luar negeri.

    Pengaduan pidana telah diajukan terhadap tentara Israel yang sedang berlibur dalam beberapa bulan terakhir di Siprus, Sri Lanka, Argentina, dan Chili. Hind Rajab Foundation mengklaim telah mengumpulkan bukti terhadap sekitar 1.000 tentara Israel.

    Peta Baru Israel Caplok Negara-Negara Arab

    Sebuah peta baru dirilis di akun Instagram berbahasa Arab milik pemerintah Israel. Hal ini menimbulkan kemarahan dari negara-negara Arab, pasalnya peta tersebut menggambarkan sebagian wilayah Palestina sebagai bagian dari “Israel Raya”.

    Melansir New Arab pada Kamis (9/1/2025), unggahan tersebut memicu kemarahan dari warga Palestina dan negara-negara Arab. Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengendalikan ambisi ekspansionis Israel dan mencegahnya untuk merebut lebih banyak wilayah Palestina dan Arab.

    Adapun wilayah yang diklaim oleh peta itu mencakup Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Publikasi peta tersebut muncul saat para menteri ekstremis di pemerintahan Israel membicarakan prospek aneksasi penuh Israel atas Tepi Barat yang diduduki dan pembangunan kembali permukiman di Gaza. Sebagai informasi, keduanya adalah wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967.

    Foto: Asap mengepul setelah serangan AS di Sanaa, Yaman, 31 Desember 2024. (Tangkapan Layar Video REUTERS/)
    Asap mengepul setelah serangan AS di Sanaa, Yaman, 31 Desember 2024. (Tangkapan Layar Video REUTERS/)

    (dce)

  • Militan Suriah di Selatan Ragu Serahkan Senjata dan Gabung Pemerintah Baru – Halaman all

    Militan Suriah di Selatan Ragu Serahkan Senjata dan Gabung Pemerintah Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara kelompok bersenjata Ruang Operasi Selatan, Naseem Abu Arra, mengatakan para pejuang di ruangan tersebut, ragu dengan gagasan untuk membubarkan kelompok bersenjata yang diumumkan oleh pemerintahan baru Suriah pada 25 Desember 2024.

    Kelompok tersebut, mengendalikan Kegubernuran Daraa di wilayah Suriah selatan.

    Setelah presiden Bashar al-Assad digulingkan, penguasa de facto Suriah Ahmed al-Sharaa (Abu Mohammed al-Julani) mengatakan, kelompok bersenjata akan dibubarkan dan bergabung di bawah Kementerian Pertahanan Suriah yang baru.

    “Para pejuang ragu-ragu mengenai isu pelucutan senjata dan pembubaran barisan mereka seperti yang diperintahkan oleh penguasa baru,” kata Abu Arra dalam wawancara dengan Agence France-Presse, Rabu (8/1/2025).

    “Saya dan orang-orang yang bersama kami adalah kekuatan yang terorganisir di selatan, memiliki senjata dan peralatan berat, dan dipimpin oleh perwira yang membelot dari tentara rezim,” lanjutnya.

    Abu Arra menambahkan, kelompok Ruang Operasi Selatan yang dipimpin oleh Ahmed Al-Awda, terdiri dari ribuan pria yang tidak memiliki afiliasi Islam.

    Sumber yang dekat dengan kelompok tersebut, mengindikasikan Ahmed Al-Awda juga memiliki hubungan baik dengan Rusia, Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA).

    Dua hari setelah jatuhnya rezim Suriah pada 8 Desember 2024, Ahmed Al-Awda bertemu kepala departemen operasi baru di Suriah, Ahmed Al-Sharaa.

    Namun, dia tidak berpartisipasi setelah itu dalam pertemuan yang dipimpinnya pada tanggal 25 Desember 2024, ketika Ahmed Al-Sharaa mengumpulkan para pemimpin faksi bersenjata dan setuju untuk berada di bawah payung Kementerian Pertahanan. 

    Perdana Menteri Suriah: Kementerian Pertahanan Akan Diatur Ulang

    Sebelumnya pada Minggu (22/12/2024), Ahmed Al-Sharaa menyatakan, faksi-faksi tersebut akan mengumumkan pembubaran mereka dan bergabung dengan tentara nasional Suriah yang baru.

    “Selama revolusi, ada banyak kelompok, tetapi itu tidak dapat berlanjut di negara ini,” kata Ahmed Al-Sharaa selama konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, di Damaskus pada Minggu.

    “Dalam beberapa hari mendatang, Kementerian Pertahanan akan diumumkan, dan sebuah komite pejabat militer senior akan dibentuk untuk menciptakan tentara masa depan Suriah. Setelah itu, kelompok-kelompok itu akan bubar,” lanjutnya.

    Meski sebagian besar faksi setuju, namun tidak jelas apakah kesepakatan itu mencakup faksi yang dipimpin Kurdi di timur laut Suriah.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Suriah, Mohammed al-Bashir, mengatakan kementerian akan direstrukturisasi menggunakan mantan faksi pemberontak dan perwira yang membelot dari tentara mantan Presiden Bashar al-Assad, seperti diberitakan ABC Net.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Alasan Israel Siap Perang Lawan Turki: Ankara dan Pemerintahan Baru Suriah Lebih Bahaya dari Iran – Halaman all

    Alasan Israel Siap Perang Lawan Turki: Ankara dan Pemerintahan Baru Suriah Lebih Bahaya dari Iran – Halaman all

    Komite Pemerintah Israel: Kita Harus Bersiap Perang dengan Turki yang Kian Akrab dengan Suriah

     

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel mengatakan, Komite Pemerintah Israel, dalam laporannya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merekomendasikan persiapan untuk kemungkinan perang dengan Turki.

    Seruan agar Israel bersiap ini mengingat meningkatnya ketakutan Tel Aviv terhadap aliansi Ankara dengan pemerintahan baru di Damaskus setelah jatuhnya rezim, Bashar al-Assad.

    Surat kabar Jerusalem Post melaporkan pada Selasa (7/1/2025) kalau lembaga pemerintahan itu adalah Komite Pemeriksa Anggaran Keamanan dan Pembangunan Pasukan, yang dikenal sebagai Komite Nagel.

    Ketua Komite Nagel, Jacob Nagel, memperingatkan dalam laporannya tentang bahaya aliansi Suriah-Turki, yang mungkin “menciptakan sebuah ancaman baru dan besar terhadap keamanan Israel,”.

    Dalam penilaian lembaga itu, aliansi Suriah-Turki pasca-Assad potensial berkembang menjadi sesuatu yang “lebih serius daripada ancaman Iran,” menurut komite tersebut.

    Surat kabar tersebut melaporkan, “Komite menyatakan dalam laporannya bahwa Israel harus bersiap menghadapi konfrontasi langsung dengan Türki.”

    Sebuah bom dari serangan udara Israel di Damaskus, Suriah. (anadolu)

    Israel Tuding Turki Mau Luaskan Pengaruh Ottoman

    Komite tersebut menyatakan bahwa “ambisi Turki untuk memulihkan pengaruh Ottoman dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan Israel, dan mungkin meningkat menjadi konflik,” menurut laporan surat kabar tersebut.

    The Jerusalem Post melanjutkan, “Laporan komite pemerintah menyoroti bahaya aliansi faksi Suriah dengan Türki, yang menciptakan ancaman baru dan kuat terhadap keamanan Israel.”

    Dia menambahkan, “Ancaman dari Suriah mungkin berkembang menjadi sesuatu yang lebih berbahaya daripada ancaman Iran,” menurut klaim komite tersebut.

    Surat kabar tersebut mengutip laporan komite yang “mengusulkan untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 15 miliar shekel setiap tahun ($4,1 miliar) selama lima tahun ke depan.

    Anggaran besari ini  untuk memastikan bahwa Pasukan Pertahanan Israel diperlengkapi untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Turki, selain itu terhadap ancaman regional lainnya.”

    Anggota pasukan keamanan Israel berjaga di Jembatan Allenby, titik perbatasan antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki pada 8 September 2024. (Foto oleh Gil Cohen Magen/Xinhua)

    Langkah-langkah Persiapan Israel

    Surat kabar tersebut mencatat, “Untuk mempersiapkan kemungkinan konfrontasi dengan Turki, komite merekomendasikan langkah-langkah berikut:

    Mengenai senjata canggih: memperoleh tambahan pesawat tempur F-15, mengisi bahan bakar pesawat, drone, dan satelit untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh Israel.” “.

    “Berkenaan dengan sistem pertahanan udara, komite merekomendasikan penguatan kemampuan pertahanan udara berlapis, termasuk Iron Dome, David’s Sling, sistem Arrow, dan sistem pertahanan laser yang baru beroperasi,” katanya.

    Surat kabar itu menambahkan: “Berkenaan dengan keamanan perbatasan, laporan tersebut merekomendasikan pembangunan benteng keamanan di sepanjang Lembah Yordan.

    “Buffer zone di perbatasan ini akan mewakili perubahan besar dalam strategi pertahanan Israel meskipun ada potensi dampak diplomatik terhadap Yordania.”

    AS Ancam Sanksi Turki Jika Nekat Invasi Suriah

    Milisi Kurdi yang pergi ke Suriah dari negara lain di kawasan itu untuk mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin etnis Kurdi akan pergi jika gencatan senjata total dicapai dengan Turki, kata komandan pasukan Kurdi dilansir TN, Jumat (20/12/2024). 

    Penarikan pejuang asing merupakan salah satu tuntutan utama yang diajukan Turki dalam pergolakan di Suriah yang menghasilkan penggulingan rezim pemerintahan Bashar al-Assad tersebut.

    Ankara memandang kelompok Kurdi utama yang memimpin SDF – YPG – sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ditetapkannya sebagai organisasi teroris.

    “Kami sekarang sedang mempersiapkan diri, setelah gencatan senjata total antara kami dan pasukan Turki serta faksi-faksi yang berafiliasi dengan mereka, untuk bergabung dalam tahap ini,” kata komandan SDF, Mazloum Abdi kepada Reuters pada Kamis (19/12/2024).

    “Karena ada perkembangan baru di Suriah, sudah saatnya para pejuang (milisi etnis Kurdi) yang membantu kita dalam perang ini untuk kembali ke daerah asal mereka dengan kepala tegak,” tambahnya.

    Abdi mengatakan bahwa meskipun para pejuang PKK telah datang ke Suriah, SDF tidak memiliki hubungan organisasi apa pun dengan kelompok tersebut.

    Ia memuji mereka karena telah membantu pasukannya memerangi ISIS selama dekade terakhir.

    Pernyataannya menandai pertama kalinya ia mengakui kalau para pejuang milisi Kurdi non-Suriah mendukung pasukannya selama perang di Suriah.

    SDF memainkan peran penting dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melawan kelompok ISIS. 

    Washington juga menganggap PKK sebagai kelompok teroris tetapi tetap mendukung pasukan Kurdi Suriah (SDF).

    Awal minggu ini, AS dan SDF mengatakan gencatan senjata yang rapuh di Manbij antara pasukan Kurdi dan faksi-faksi yang didukung Turki telah diperpanjang.

    Namun, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki membantah bahwa gencatan senjata sedang berlangsung.

    Pertempuran pecah awal bulan ini saat pasukan pemberontak maju ke Damaskus terus berlanjut antara kedua belah pihak di beberapa bagian Suriah timur laut.

    Tentara Turki dan pejuang Suriah yang didukung Turki berkumpul di pinggiran utara kota Manbij di Suriah dekat perbatasan Turki pada Oktober. (Zein Al Rifai / AFP – File Getty Images)

    AS Ancam Sanksi Turki Kalau Sentuh Kurdi dengan Menginvasi Suriah

    Terkait manuver Turki di Suriah dengan alasan membasmi PKK-YPG, politisi senior AS khawatir kalau invasi Turki ke wilayah timur laut Suriah sudah dekat.

    Atas hal itu, dia mengindikasikan AS siap menjatuhkan sanksi pada Turki, meski negara itu adalah sekutu NATO Washington.

    Senator Republik John Kennedy memperingatkan kalau ia khawatir Turki akan menginvasi Suriah saat negara itu berupaya membangun kembali setelah pasukan oposisi menyingkirkan rezim Bashar Al Assad setelah 13 tahun perang.

    Kennedy menyampaikan pidato di gedung Senat minggu ini yang menyatakan pesan kepada Ankara: “Biarkan Kurdi sendiri… jangan lakukan itu.”

    Washington telah mempertahankan kehadiran pasukan yang relatif terbatas di Suriah.

    Pada Kamis, lewat pengumuman Pentagon, AS mengungkapkan sendiri peran besar mereka dalam cawe-cawe penggulingan Assad.

    Pentagon menyatakan telah menggandakan kehadiran pasukan mereka dari sekitar 900 menjadi 2.000 tentara, dalam kemitraan dengan Pasukan Demokratik Suriah untuk misi memberantas ISIS.

    Adapun Turki menuduh pasukan SDF yang dipimpin Kurdi sebagai teroris.

    Turki memandang, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), yang mendominasi SDF, sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang hukum mereka.

    “Jika Anda menyerang Suriah dan menyentuh sehelai rambut pun di kepala suku Kurdi, saya akan meminta Kongres Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu,” lanjut Kennedy.

    “Dan sanksi kami tidak akan membantu perekonomian Turki. Saya tidak ingin melakukan itu.”

    Senator terkemuka dari dua partai di AS – Chris Van Hollen dari Partai Demokrat dan Lindsey Graham dari Partai Republik  – pekan ini mengancam sanksi terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jika pasukan yang didukung Ankara tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kurdi di timur laut Suriah.

    Para senator menuduh Turki menolak “untuk memperpanjang gencatan senjata, termasuk tawaran zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan, khususnya kota Kobani”.

    “Meskipun Turki memiliki sejumlah masalah keamanan yang sah yang dapat diatasi, perkembangan ini merusak keamanan regional dan Amerika Serikat tidak dapat tinggal diam,” tulis Van Hollen dan Graham dalam sebuah pernyataan.

    Pihak AS mengklaim, berkepentingan mendukung SDF demi terus memerangi kelompok ISIS yang menjadi musuh Washington.

    “Setelah jatuhnya rezim Assad, pasukan yang didukung Turki telah meningkatkan serangan terhadap mitra Suriah-Kurdi kami, yang sekali lagi mengancam misi penting untuk mencegah kebangkitan ISIS,” tulis pernyataan senator AS tersebut.

    Militer Turki memerangi kelompok Parti Karkerani Kurdistan (PKK) alias Partai Pekerja Kurdistan. (AFP)

    Peluang dan Tantangan Bagi Turki, Damai atau Terus Perangi Kurdi?

    Sanksi AS dapat memiliki implikasi nyata bagi Ankara, kata Yerevan Saeed, direktur Inisiatif Kurdi Global untuk Perdamaian di Universitas Amerika di Washington.

    “Ekonomi Turki tidak berjalan dengan baik. Inflasi sangat, sangat tinggi. Lira terus menurun. Jadi harapan para senator, orang-orang di Washington DC, para pembuat kebijakan, adalah bahwa sanksi ini akan menghalangi Presiden Erdogan untuk menginvasi Rojava ,” katanya kepada The National.

    “Apakah hal itu akan menghentikan Turki atau tidak, masih belum diketahui secara pasti.”

    Saeed mengatakan, “Kurdi sangat, sangat khawatir, tidak hanya dari tingkat kepemimpinan, tetapi juga rakyat dan publik” tentang masuknya Turki ke Suriah.

    Namun, beberapa pihak meragukan apakah aksi militer Turki merupakan ancaman yang akan segera terjadi.

    Mouaz Moustafa, direktur eksekutif Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, baru-baru ini kembali dari Damaskus tempat ia mencari tahanan Amerika Austin Tice.

    “Orang-orang mungkin membesar-besarkan masalah dengan menyerukan sanksi kepada sekutu NATO sementara kita belum melihat adanya operasi militer besar oleh Turki di Suriah timur laut,” katanya.

    Minggu ini, Turki menunjuk kuasa usaha sementara untuk menjalankan kedutaannya di Damaskus , setelah kepala intelijen Ankara Ibrahim Kalin mengunjungi ibu kota Suriah.

    Moustafa mengatakan pertunjukan keterlibatan seperti itu akan sangat penting dalam membangun stabilitas di Suriah, termasuk di timur laut.

    “Saya pikir semuanya kembali kepada pemerintahan baru Damaskus. Apakah mereka akan mampu membuat semacam kesepakatan dengan SDF, YPG [Unit Pertahanan Rakyat Kurdi], elemen PKK [Partai Pekerja Kurdistan], dan memastikan keamanan dan stabilitas Suriah timur laut, bersama dengan seluruh negara dan memastikan tidak ada kejahatan terhadap Kurdi atau bagian lain dari mosaik Suriah,” katanya kepada The National.

    Namun, Saeed mengatakan kalau pasukan Turki tidak berada di perbatasan “untuk berpiknik”.

    Namun, ia juga menekankan: “Turki memiliki peluang yang sangat bersejarah untuk berdamai dengan Kurdi di Suriah, dengan cara yang sama … Presiden Erdogan mampu mengubah kebijakan Turki terhadap Kurdi di Irak. Ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Akan ada banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk datang dan berinvestasi di Rojava, alih-alih membuat ancaman militer ini, yang akan menimbulkan ketidakstabilan.”

    Faktor Trump

    Pemerintahan baru di Washington dapat semakin memperumit sikap AS terhadap Suriah dan Turki.

    Presiden terpilih Donald Trump , yang akan mulai berkuasa bulan depan dan telah menunjukkan pendekatan yang lebih tidak ikut campur terhadap Suriah, menyebut penggulingan Al Assad sebagai “pengambilalihan kekuasaan secara tidak bersahabat” yang diatur oleh Turki.

    “Saya pikir Turki sangat cerdas… Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat, tanpa banyak nyawa yang hilang. Saya dapat mengatakan bahwa Assad adalah seorang tukang jagal, apa yang dia lakukan terhadap anak-anak,” tambah presiden terpilih  AS dari partai Republik itu.

    Trump mengindikasikan, ragu untuk terus mempertahankan kehadiran kecil pasukan Washington di Suriah, dan mencoba menarik diri sepenuhnya selama masa jabatan presiden pertamanya.

    Saeed mengatakan kalau tindakan seperti itu tidaklah bijaksana.

    “Nilai yang diperoleh AS dan negara-negara Barat sungguh tinggi dan besar, karena pasukan AS ada di sana untuk melakukan intelijen dan juga memberikan dukungan bagi para pejuang Kurdi… Jika AS menarik diri, tentu saja, itu akan membuka jalan bagi ISIS untuk kembali.”

    Analisis lain menyerukan pemikiran ulang mengenai misi anti-ISIS Washington setelah jatuhnya rezim Assad, termasuk mantan duta besar AS untuk Damaskus, Robert Ford.

    “Pasukan yang dipimpin YPG telah gagal mengalahkan kekuatan ISIS yang bertahan lama. Setelah enam tahun, saatnya bagi Amerika untuk memikirkan kembali strateginya,” tulis Ford dalam sebuah posting di X sebagai tanggapan atas ancaman sanksi para senator.

    Reuters mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler yang mengatakan bahwa “dalam periode baru, organisasi teroris PKK/YPG di Suriah cepat atau lambat akan dilenyapkan”.

    Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah. (AFP)

    Turki Tak Lihat Tanda Kebangkitan ISIS

    Bertentangan dengan penilaian Washington, Guler mengatakan Turki tidak melihat tanda-tanda kebangkitan ISIS di Suriah.

    Bagi Moustafa, keterlibatan internasional dengan pemerintahan baru pada akhirnya akan menjadi penting bagi Suriah dan bagi kepentingan regional AS di sana.

    “Suriah tidak akan menjadi negara demokrasi dalam waktu semalam. Namun, Suriah sekarang adalah negara Arab yang paling dekat dengan demokrasi dibandingkan negara Arab lainnya. Itu fakta, dan janji-janji pemerintah serta tindakan mereka sungguh meyakinkan,” katanya.

    “Pemerintahan baru di Damaskus layak mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju republik yang demokratis, bukan hanya terus mendengar kekhawatiran dan menyebut semua warga Suriah sebagai teroris padahal mereka sendiri telah membebaskan negara mereka dari para teroris.”

    Pada hari Kamis, para petinggi Demokrat di komite urusan luar negeri Senat dan DPR memperkenalkan sebuah resolusi yang “menekankan pentingnya melindungi kelompok minoritas agama dan etnis, termasuk Kurdi Suriah, Yazidi, dan Chaldea” di Suriah, dan meminta Departemen Luar Negeri AS untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

    Resolusi tersebut mencatat kalau “pasukan oposisi Suriah telah berulang kali mengisyaratkan niat mereka untuk menghormati hak dan martabat kaum minoritas agama dan etnis di Suriah, tetapi ada beberapa insiden di mana anggota kaum minoritas tersebut melarikan diri dari rumah mereka, sementara ada kekerasan dan pengusiran yang terdokumentasikan terhadap komunitas Kurdi oleh unsur-unsur Tentara Nasional Suriah”.

     

     

    (oln/khbrn/thentnl*)
     

  • Populer Internasional: Ultimatum Brigade Al-Qassam kepada PA – Iran Pasang Sistem Pertahanan Baru – Halaman all

    Populer Internasional: Ultimatum Brigade Al-Qassam kepada PA – Iran Pasang Sistem Pertahanan Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Kelompok Brigade Al-Qassam dan Al-Aqsa mengeluarkan ultimatum kepada Otoritas Palestina (PA) atas tindakan yang mereka sebut “sistematis” di Kamp Jenin, Tepi Barat.

    Sementara itu, Tel Aviv merilis peta Israel Raya yang meliputi Palestina hingga Suriah.

    Di sisi lain, Iran baru saja menempatkan sistem pertahanan udara baru dan akan menggelar latihan perang skala besar.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Ultimatum Brigade Al-Qassam dan Al-Aqsa di Jenin ke Otoritas Palestina: Kesabaran Kami Sudah Habis!
    lihat foto
    Tentara Israel memeriksa dokumen warga Palestina yang mendekati pintu masuk kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 13 Desember 2023, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan gerakan militan Hamas di Gaza.

    Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dan Brigade Al-Aqsa, dari kelompok Fatah, mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi ultimatum terhadap pihak Otoritas Palestina (PA).

    Mereka mengutuk tindakan yang mereka sebut “sistematis” oleh Otoritas Palestina di kamp Jenin, Tepi Barat.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa mengatakan kalau pihak PA “melanggar garis merah dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah dengan sengaja dan sistematis,”.

    Faksi-faksi milisi Perlawanan Palestina itu juga menuduh PA melakukan pengepungan yang mencekik di kamp tersebut dengan mencegah akses terhadap air, listrik, dan pendidikan bagi penduduk.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi di kamp tersebut.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah

    Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disebut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar

    Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia, markas besar Pertahanan Udara Iran, menyatakan bahwa serangkaian sistem pertahanan udara baru dan rahasia telah dipasang di dekat lokasi-lokasi sensitif di negara itu.

    Menurut laporan Tasnim News Agency, Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh mengumumkan pada Senin (6/1/2025) bahwa pasukan pertahanan udara dari Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) akan menggelar latihan perang skala besar gabungan dalam beberapa hari mendatang.

    Rahimzadeh menyebut bahwa peralatan baru tersebut akan digunakan dalam latihan mendatang.

    Pasukan yang berpartisipasi dalam latihan ini akan mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari selama setahun terakhir.

    Latihan tersebut dirancang dengan mempertimbangkan pergerakan musuh dan kebutuhan pertahanan udara Iran.

    Dalam pidatonya pada tahun 2018 lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut pangkalan pertahanan udara sebagai bagian yang sangat penting dari Angkatan Bersenjata yang berada di garis depan dalam menghadapi musuh-musuh Iran.

    Khamenei juga menekankan pentingnya mempercepat peningkatan kemampuan pangkalan serta personel Angkatan Udara.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Yaman Bongkar Jaringan Spionase Inggris-Arab Saudi, Israel Sulit Dapat Data Intelijen soal Houthi

    Dinas Keamanan Yaman di Sanaa (ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi) mengklaim berhasil menggagalkan aksi spionase oleh Inggris dan Arab Saudi.

    Dalam pernyataan hari Senin, (6/1/2024), dinas itu mengatakan aksi spionase tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas militer dan pemimpin Yaman.

    Menurut dinas itu, tiga “trio jahat” yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel gagal mencegah operasi militer Yaman untuk membantu Gaza.

    Oleh karena itu, badan intelijen Israel, AS, Inggris, dan lainnya mulai berupaya membuat “bank target” atau daftar target.

    “Intelijen Inggris yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan intelijen Saudi ingin menarik, merekrut, dan melatih unsur spionase dengan tujuan menjalankan aktivitas intelijen yang menargetkan kekuatan strategis negara ini,” kata dinas itu dikutip dari The Cradle.

    Orang-orang yang direkrut akan ditugasi memantau dan mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas yang dimiliki satuan drone dan rudal tentara Yaman dan fasilitas militer lainnya.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Qatar Airways Mendarat di Bandara Damaskus, Penerbangan Pertama Pasca-Jatuhnya Assad – Halaman all

    Qatar Airways Mendarat di Bandara Damaskus, Penerbangan Pertama Pasca-Jatuhnya Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Penerbangan internasional pertama sejak jatuhnya mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mendarat di Bandara Internasional Damaskus.  

    Penerbangan tersebut, dilakukan oleh Qatar Airways pada Selasa (7/1/2025), The Times of Israel melaporkan.

    Kerabat serta teman-teman penumpang menyambut kedatangan mereka di terminal bandara.

    Penerbangan ini membawa warga Suriah yang kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri.  

    Ashad al-Suleibi, Kepala Otoritas Transportasi Udara Suriah, menyebutkan bahwa Qatar turut membantu memperbaiki bandara yang telah rusak akibat perang dan serangan udara Israel.

    Banyak penumpang adalah warga Suriah yang kembali setelah lebih dari sepuluh tahun.

    Salah satunya adalah Osama Musalama.

    Musalama kembali untuk pertama kalinya sejak perang saudara dimulai pada 2011.  

    Pria tersebut, mengungkapkan bahwa ia sempat kehilangan harapan untuk kembali ke Suriah.

    Namun, kini ia merasa bersyukur karena negara ini sudah kembali ke tangan rakyatnya.

    Royal Jordanian Airlines Lakukan Uji Coba

    Selain itu, pesawat dari maskapai Royal Jordanian Airlines juga terbang menuju Damaskus untuk melakukan penerbangan uji coba.  

    Kepala Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania, Haitham Misto, ikut dalam penerbangan tersebut.

    Misto terbang sambil mengevaluasi kondisi bandara Damaskus, Al Jazeera melaporkan.

    Sejak jatuhnya al-Assad sebulan lalu, banyak negara, baik dari dunia Arab maupun Barat, mulai membuka kembali hubungan diplomatik dengan pemerintahan Suriah yang baru.

    Sebagaimana diketahui, Suriah saat ini dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Hubungan Suriah dengan Negara Tetangga

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah yang baru, Asaad al-Shibani, baru-baru ini mengunjungi Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

    Negara-negara Teluk ini diharapkan menjadi kunci dalam membantu pembangunan kembali Suriah setelah perang saudara yang panjang.  

    Al-Shibani juga mengunjungi Yordania untuk membahas kerjasama di berbagai sektor, seperti perdagangan, energi, dan keamanan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Yordania menjadi jalur penyelundupan amfetamin Captagon yang diproduksi di Suriah.  

    Namun, pemerintah Suriah yang baru sudah mengambil langkah tegas untuk menanggulangi perdagangan narkoba.

    Pemerintahan yang baru menutup pabrik-pabrik produksi Captagon di beberapa lokasi, termasuk di Damaskus.

    Al-Shibani menyatakan, situasi baru di Suriah telah mengakhiri ancaman yang sebelumnya mengganggu keamanan Yordania terkait perdagangan narkoba dan Captagon.  

    Ia juga menegaskan, masalah tersebut tidak akan terulang lagi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Mengamuk, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, hingga Suriah

     
    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disbeut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Duta Besar Dr Sufyan Al-Qudah menyatakan penolakan mutlak pihak Kerajaan Yordania terhadap kebijakan-kebijakan dan pernyataan-pernyataan Israel yang menghasut dan bertujuan untuk menyangkal hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat seperti pada perjanjian tanggal 4 Juni 1967, dengan Yerusalem yang diduduki sebagai ibu kotanya.

    “Dijelaskan, para pejabat Yordania menekankan kalau tuduhan dan ilusi yang diadopsi dan dipromosikan oleh para ekstremis di pemerintahan Israel, yang mendorong berlanjutnya siklus kekerasan dan konflik, merupakan pelanggaran mencolok terhadap norma dan hukum internasional, sehingga memerlukan posisi internasional yang jelas untuk mengutuk dan memperingatkan mereka. dampak buruknya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan,” tulis pernyataan Yordania dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025). 

    Emblem Seragam Tentara IDF

    Kontroversi soal ‘Israel Raya’ bukan kali ini saja menjadi sorotan di media sosial.

    Beberapa waktu lalu, seorang tentara Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan difoto mengenakan seragam beremblem di lengan yang menggambarkan peta “Israel Raya” selama operasi militer mereka di Gaza.

    Peta tersebut, yang terlihat jelas di lengan prajurit tersebut, tidak hanya mencakup Israel tetapi juga wilayah yang luas dari negara-negara tetangga, termasuk Yordania, Palestina, Lebanon, sebagian Suriah, Irak, Arab Saudi, dan Mesir.

    Gambar tentara dengan tambalan kontroversial tersebut muncul di media sosial, dan dengan cepat memicu badai reaksi.

    Emblem seragam tentara IDF yang menggambarkan peta Israel Raya yang mencakup teritorial negara tetangga mereka mulai dari Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir. (RN)

    Senada Lebensraum Nazi Jerman

    RNTV melaporkan kalau para kritikus berpendapat kalau peta tersebut mencerminkan agenda ekspansionis yang mengingatkan pada ambisi kekaisaran dalam sejarah, sehingga membandingkannya dengan konsep “Lebensraum” atau ruang hidup yang diusung Nazi Jerman.

    Konsep “Israel Raya” berakar pada penafsiran tertentu terhadap ideologi Zionis, yang menyatakan kalau tanah perjanjian terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak.

    Penafsiran ini telah menjadi bahan perdebatan sejak berdirinya Negara Pendudukan Israel.

    Oleh para pendukungnya, konsep ini dipandang sebagai pemenuhan nubuatan agama.

    Sedangkan dan para kritikus dan penentang konsep tersebut mengutuknya sebagai pembenaran untuk perluasan wilayah dengan mengorbankan kedaulatan negara-negara tetangga.

    Penulis Israel, Avi Lipkin memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi. (tangkap layar twitter)

    Perbatasan Israel Meluas Jadi Sebuah Gurun Besar

    Pada Januari 2024 silam, sebuah klip video yang beredar di media sosial dilaporkan menunjukkan pernyataan penulis Israel, Avi Lipkin yang memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi.

    Penulis zionis itu menggambarkannya sebagai “Gurun Besar” yang membentang dari Mediterania hingga Efrat.

    Video Klip yang menggambarkan wilayah yang dicita-citakan Zionis bertajuk “Israel Raya” itu telah memicu kemarahan publik secara luas.

    “Dan siapa yang ada di seberang Sungai Eufrat?” tanya Lipkin dalam video tersebut.

    “Kurdi. Dan Kurdi adalah teman. Jadi, kita punya Mediterania di belakang kita dan Kurdi di depan kita… Lebanon, yang benar-benar membutuhkan payung perlindungan Israel, dan kemudian kita akan mengambil alih, saya yakin kita akan mengambil Mekkah, Madinah, dan Gunung Sinai, dan sucikan tempat-tempat itu,” kata Avi Lipkin.

    Video klip itu langsung menjadi perbincangan dan memancing kemarahan publik luas.

    Salah satu komentar di X (dulu twitter), menyebut kalau ‘Israel Raya’ memang telah menjadi tujuan politik Zionisme sejak awal.

    “Setelah Gaza dan Hizbullah, tidak akan sulit bagi Israel. Arab Saudi, Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania tidak akan menimbulkan kesulitan karena Israel dapat dengan mudah menggulingkan rezim di negara-negara tersebut, dan menguasai tanah mereka akan mudah setelah menyebarkan budaya normalisasi dan penerimaan terhadap Israel. Tidak ada yang akan melawan Israel seperti Gaza dan Hizbullah yang menolaknya,” tulis komentar lain di X seperti dilansir Memo dikutip Kamis (11/1/2024).

    Istilah “Israel Raya” mengacu pada perluasan wilayah dan kedaulatan Israel untuk mencakup apa yang oleh banyak orang Israel digambarkan sebagai tanah bersejarah mereka dalam kitab suci mereka.

    Bagi mereka, ini termasuk wilayah Palestina yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki, serta wilayah yang digambarkan oleh Lipkin.

    Rencana Zionis untuk Timur Tengah, kata jurnalis Israel Oded Yinon, didasarkan pada visi pendiri Zionisme yang atheis, Theodor Herzl, yaitu Israel akan mencaplok sebagian besar wilayah Lebanon, Suriah, Yordania, Irak, Mesir, dan Arab Saudi.

    “Israel akan membentuk sejumlah negara proksi untuk memastikan dominasinya di kawasan,” tulis ulasan tersebut.

    (oln/khbrn/rntv/memo/*)

     

  • Brigade Kfir Israel Ditarik Mundur dari Gaza Utara, Pakar Militer: IDF dan Hamas Sama-sama Kelelahan – Halaman all

    Brigade Kfir Israel Ditarik Mundur dari Gaza Utara, Pakar Militer: IDF dan Hamas Sama-sama Kelelahan – Halaman all

    Brigade Kfir Israel Ditarik Mundur dari Gaza Utara, Pakar Militer: IDF dan Hamas Sama-sama Kelelahan

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel melaporkan, Brigade Kfir militer Israel (IDF) ditarik mundur dari Jalur Gaza utara pada Senin (6/1/2025) malam.

    Penarikan mundur pasukan elite IDF itu setelah mereka terjun dalam operasi militer selama dua bulan pertempuran di Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun.

    Laporan menambahkan, brigade ini kehilangan 13 personel yang tewas selama periode tersebut.

    “Tentara Israel mengakui pembunuhan 41 tentara sejak dimulainya operasi militernya di Jalur Gaza utara pada 5 Oktober,” kata laporan Khaberni.

    Volume Operasi Militer IDF di Gaza Utara Tetap Intensif

    Pakar militer asal Yordania, Mayor Jenderal Muhammad Al-Samadi mengatakan kalau penarikan salah satu brigade elite tentara pendudukan Israel dari wilayah operasi di Jalur Gaza utara “tidak berarti mengurangi volume operasi militer di sana.”

    Al-Sammadi menjelaskan – dalam pernyataannya kepada saluran satelit Al-Jazeera – kalau tentara pendudukan Israel melakukan tekanan militer yang luar biasa di Gaza utara.

    “Hal ini menunjukkan kalau mereka bertekad untuk mengosongkan wilayah utara Jalur Gaza, dan menghancurkan semua aspek kehidupan di sana setelah sebelumnya secara paksa menggusur penduduk dari sana,” kata pakar militer tersebut.

    Menurut pakar militer tersebut, peningkatan kekuatan militer Israel di Gaza utara akan meningkatkan laju perlawanan yang akan menargetkan pasukan IDF.

    Penarikan mundur Brigade Kfir militer Israel (IDF) dari jalur Gaza Utara untuk digantikan pasukan lain dengan jumlah yang lebih besar.

    “Kerasnya perlawanan dari faksi milisi Palestina itu membuat Brigade Kfir ditarik mundur, terutama dengan kehadiran dua brigade infanteri dan brigade lapis baja ketiga IDF. Kehadiran pasukan pengganti ini setara dengan satu divisi militer di wilayah tersebut,” kata Al-Samadi.

    Kemarin, Minggu, Radio Tentara Israel melaporkan bahwa Brigade Kfir ditarik dari Gaza semalaman setelah dua bulan pertempuran terus menerus di Jalur Gaza utara, menunjukkan bahwa hal ini tidak berarti pengurangan operasi militer di wilayah tersebut.

    Radio Israel menambahkan bahwa selama periode ini, “Brigade Kfir kehilangan 13 pejuang dalam pertempuran di Jalur Gaza utara, menghancurkan banyak infrastruktur militer, dan melenyapkan ratusan militan.”

    Seorang personel militer Israel (IDF) membidik sasaran dalam agresi militer mereka di Gaza Utara. Pakar militer menyebut, Israel ingin mengosongkan wilayah Gaza Utara dengan mengusir penduduknya dan menghancurkan segala aspek kehidupan di sana.

    Perluasan Buffer Zone Mengarah ke Selatan, IDF-Hamas Kelelahan

    Sebagai informasi, Brigade No 900 (Kfir) didirikan pada tahun 2005. 

    Brigade ini dianggap sebagai salah satu brigade infanteri terbesar di tentara Israel, dan mencakup beberapa batalyon dan unit elite yang digambarkan berspesialisasi dalam peperangan di wilayah perkotaan dan kompleks.

    Menurut pakar militer tersebut, proses perluasan zona penyangga dari Gaza utara semakin mengarah ke Kota Gaza di selatan.

    Hal ini terlihat saat kamp-kamp di Gubernuran Pusat menjadi sasaran pemboman yang kejam dan intens.

    Al-Sammadi menyatakan keyakinannya bahwa kedua belah pihak telah kelelahan selama perang saat ini.

    “Ketika tentara pendudukan Israel memasuki tahap kelelahan perang, pihak milisi perlawanan telah habis dan menderita kerugian besar. Meskipun tindakan perlawanan mereka legendaris, namun hal ini tidak cukup dalam menghadapi perang, pembunuhan, dan mesin kriminal Israel,” kata dia.

    Dia menyimpulkan bahwa tentara pendudukan Israel dan milisi perlawanan di Gaza berusaha menghentikan pertempuran.

    Namun pada saat yang sama Al-Samadi juga bertanya-tanya: “Apakah gencatan senjata akan berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan hanya mencakup momen pertukaran tahanan?”

    Ada peningkatan pembicaraan mengenai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara pendudukan dan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.

    Surat kabar “Israel Today” melaporkan bahwa pemimpin Mossad David Barnea akan berangkat ke Qatar hari ini, Senin, untuk berpartisipasi dalam negosiasi pertukaran sandera.

    Pada gilirannya, Reuters mengutip seorang pejabat Hamas yang mengatakan bahwa gerakan tersebut telah menyetujui daftar yang diajukan oleh Israel yang mencakup nama 34 tahanan Israel, untuk ditukar dengan tahanan Palestina sebagai bagian dari kemungkinan perjanjian gencatan senjata di Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

     

  • Tentara Israel Menyamar Jadi Paramedis Pakai Ambulans Tembaki Warga Palestina di Tepi Barat – Halaman all

    Tentara Israel Menyamar Jadi Paramedis Pakai Ambulans Tembaki Warga Palestina di Tepi Barat – Halaman all

    Tentara Israel Menyamar Jadi Paramedis Pakai Ambulans Tembaki Warga Palestina di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel (IDF), dilaporkan menyamar sebagai paramedis, memasuki kamp pengungsi Palestina dan menembaki penduduk baru-baru ini di Tepi Barat.

    Aksi IDF itu ditunjukkan dalam rekaman video yang menjadi viral.

    “Sebuah video yang baru-baru ini dibagikan di media sosial Palestina menunjukkan pasukan Israel memasuki Kamp Balata di Tepi Barat utara dua minggu lalu dengan menyamar sebagai paramedis di dalam ambulans, yang mengakibatkan tewasnya seorang wanita tua dan seorang pria muda,” kata laporan MNA, Senin (6/1/2025).

    Serangan ini terjadi pada hari Kamis, 19 Desember 2024, di kamp Balata, yang terletak di timur kota Nablus, yang mengakibatkan tewasnya dua warga Palestina dan empat lainnya terluka.

    Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, Halimeh Saleh Awail yang berusia 80 tahun meninggal akibat luka tembak di dada dan kakinya, dan Qasi Hamid Sarouji yang berusia 25 tahun meninggal karena cedera kepala parah.

    Menurut Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seorang pria berusia 65 tahun dan dua pemuda lainnya juga terluka oleh tembakan Israel.

    Dalam serangan ini, Israel tidak hanya menggunakan ambulans tetapi juga mencegah masuknya ambulans dan petugas penyelamat ke lokasi kejadian setelah menembaki warga Palestina.

    PRCS juga melaporkan bahwa seorang pemuda menderita cedera wajah akibat peluru yang ditembakkan oleh pasukan militer Israel.

    Gambar ini menunjukkan markas besar Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kota Gaza pada 15 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. – Beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Jepang telah menangguhkan pendanaan untuk badan UNRWA sebagai tanggapan atas tuduhan Israel bahwa beberapa anggota stafnya ikut serta dalam serangan militan Hamas pada 7 Oktober. (Photo by AFP) (AFP/-)

    UNRWA Tutup di Tepi Barat

    Terkait situasi konflik di Palestina yang diduduki Israel, Pejabat PBB yang berbicara dengan New York Times (NYT) mengatakan bahwa badan utama yang menyediakan bantuan kemanusiaan untuk Palestina sedang “bersiap” untuk mengakhiri operasinya di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. 

    Badan PBB tersebut telah menjadi sasaran kampanye kotor Israel, yang mencakup pemaksaan pengakuan para pegawai UNRWA agar mengakui hubungan dengan Hamas.

    “Dampaknya akan sangat besar terhadap situasi yang sudah sangat buruk. Jika memang itu yang diinginkan Israel, yaitu menghilangkan kemampuan kita untuk menyelamatkan nyawa, Anda harus mempertanyakan apa yang dipikirkan dan apa tujuan akhirnya?” kata koordinator kemanusiaan dan residen PBB Jamie McGoldrick kepada NYT pada tanggal 2 Januari.

    UNRWA merupakan penyedia utama kebutuhan pokok dan layanan penting, yang diandalkan oleh ribuan warga Palestina untuk mata pencaharian dan kebutuhan dasar mereka. Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza, UNRWA telah menjadi garda terdepan dalam menyalurkan bantuan kepada warga Palestina yang mengungsi, menyediakan makanan, air, dan obat-obatan, serta mengawasi pengiriman bantuan dan mengelola tempat penampungan.

    UNRWA telah menyediakan bahan bakar ke rumah sakit yang tersisa dan telah berupaya membersihkan limbah yang terkumpul, yang sangat penting di tengah merebaknya penyakit seperti kolera. 

    “Dunia telah meninggalkan kami. Kami tidak punya apa-apa selain bantuan yang kami dapatkan dari UNRWA untuk bertahan hidup,” kata Sami Abu Darweesh kepada NYT.  

    Tuduhan Israel terhadap UNRWA menyatakan bahwa karyawan organisasi tersebut ikut serta dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober. Penyelidikan PBB menemukan sembilan karyawan berpartisipasi aktif dalam operasi yang dipimpin Hamas dan kemudian dipecat. Tuduhan lainnya terhadap UNRWA telah ditolak dan dikecam oleh PBB.

    Juru bicara UNRWA Juliette Touma sebelumnya mengungkapkan bahwa “Beberapa staf kami telah menyampaikan kepada tim UNRWA bahwa mereka dipaksa membuat pengakuan di bawah penyiksaan dan perlakuan buruk.” 

    Pada bulan Oktober 2024, Knesset meloloskan dua RUU yang melarang UNRWA di Israel, yang akan mulai berlaku pada bulan Januari. Meskipun Israel belum secara langsung membahas apakah RUU tersebut mencakup operasi UNRWA di Gaza dan Tepi Barat, undang-undang tersebut akan memaksa PBB untuk menutup operasinya di kedua wilayah tersebut.

    Berdasarkan RUU tersebut, pejabat Israel dilarang berinteraksi dengan UNRWA, dan karena pengiriman bantuan memerlukan koordinasi dengan tentara Israel, operasi tidak mungkin dilanjutkan. 

    Larangan Israel terhadap Al Jazeera di Israel dan penutupannya baru-baru ini di Tepi Barat juga merupakan konsekuensi dari apa yang disebut Israel sebagai keterlibatan dalam 7 Oktober. Sementara genosida di Gaza terus berlanjut, penggerebekan oleh tentara Israel semakin sering terjadi, yang terakhir terjadi pada 2 Januari. 

    Warga Palestina telah bergantung pada organisasi kemanusiaan internasional dan kelompok nonpemerintah selama beberapa dekade. UNRWA mendukung para pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah. UNRWA menjalankan berbagai fungsi, termasuk sekolah, rumah sakit dan klinik, pengumpulan sampah, bank makanan, dan pusat pelatihan kerja. 

    Sebelum Oktober 2023, tidak ada organisasi kemanusiaan lain yang menawarkan bantuan yang sama kepada warga Palestina. Penutupan operasi UNRWA di Gaza akan memutus jalur kehidupan penting yang tak tergantikan bagi warga Palestina.

     

     

     

  • Bandara Damaskus Dibuka untuk Penerbangan Internasional Pekan Depan

    Bandara Damaskus Dibuka untuk Penerbangan Internasional Pekan Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setelah sempat tutup akibat eskalasi dalam negeri yang menumbangkan penguasa Bashar Al Assad, bandara internasional Suriah di Kota Damaskus akan dibuka kembali pada pekan depan.

    Mengutip dari Reuters, Sabtu (4/1), Kepala Otoritas Penerbangan Suriah, AShad Al Saliby mengatakan bandara itu akan melayani penerbangan internasional kembali pada 7 Januari mendatang.

    Sebelumnya,  Bashar Al Assad sebagai Presiden Suriah yang berlangsung selama 24 tahun runtuh dalam hitungan hari pada tahun lalu.

    Sejak akhir November 2024, milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) melancarkan serangan ke Suriah. Lalu pada awal Desember mereka berhasil menguasai kota terbesar kedua, Aleppo.

    Aleppo sekaligus menjadi gerbang milisi untuk menyerbu dan menguasai Damaskus.

    Pada 8 Desember mereka berhasil menguasai Damaskus dan mendeklarasikan keruntuhan rezim Assad. Dia dan keluarganya kabur ke Rusia.

    Kemudian, pemerintah sementara Suriah mengumumkan pembubaran milisi atau kelompok perlawanan di negara Timur Tengah itu pada Selasa (24/12/2024).

    Pengumuman tersebut muncul usai Perdana Menteri sementara Suriah Ahmed Al Sharaa bertemu pemimpin milisi-milisi di negara itu. Mereka sepakat para milisi akan melebur menjadi pasukan keamanan negara.

    “[pertemuan] berakhir dengan kesepakatan pembubaran semua kelompok dan integrasi mereka di bawah pengawasan kementerian pertahanan,” demikian pernyataan resmi pemerintah yang dirilis SANA dan dikutip AFP.

    Setelah menjadi PM sementara Al Sharaa mengatakan Suriah ingin berkontribusi dalam perdamaian kawasan saat situasi Timur Tengah terus memanas.

    Empat hari lalu, pemerintahan sementara Suriah menunjuk tokoh milisi utama dalam penggulingan Assad, Murhaf Abu Qasra sebagai menteri pertahanan.

    Kemudian lewat unggahan di akun X pada Jumat (3/1) lalu, Menteri Luar Negeri pemerintahan sementara Suriah Asaad Hassan al-Shibani menyatakan akan melakukan kunjungan luar negeri yakni tur Timur tengah pada pekan depan. Dia akan mengunjungi Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.

    Konsolidasi nasional

    Sementara itu, mengutip dari Reuters, konsolidasi atau dialog nasional Suriah pascatumbangnya rezim Assad belum ditentukan tanggalnya.

    Berdasarkan keterangan lima sumber, Reuters memberitakan pemerintahan sementara Suriah Suriah belum memutuskan kapan akan mengadakan konferensi dialog nasional yang mempertemukan warga negara itu dari seluruh lapisan masyarakat untuk memetakan jalan baru bagi mereka setelah rezim Assad tumbang.

    Menggelar dialog nasional adalah janji utama miilsi yang dipimpin HTS saat menguasai Damaskus pada 8 Desember lalu. Serangan mereka telah menumbangkan lebih dari 50 tahun kekuasaan keluarga Assad–atau 20 tahun rezim Bashar Al Assad–di Suriah.

    Beberapa anggota kelompok oposisi politik yang berusaha melawan Assad selama 13 tahun perang saudara di Suriah telah menyatakan keberatan atas kurangnya transparansi dalam persiapan konferensi tersebut.

    Sumber-sumber yang berbicara kepada Reuters, termasuk dua pejabat kementerian informasi Suriah, seorang anggota pemerintahan baru Suriah, dan dua diplomat yang memberikan penjelasan mengenai upaya yang sedang dilakukan untuk merencanakan konferensi tersebut.

    Mereka mengatakan bahwa undangan resmi untuk konferensi tersebut juga belum dikirimkan, meskipun beberapa orang telah dihubungi oleh pihak berwenang secara informal.

    Beberapa organisasi media Suriah sebelumnya melaporkan bahwa konferensi tersebut akan berlangsung pada 4-5 Januari dan bertujuan untuk mempertemukan sekitar 1.200 delegasi dari berbagai spektrum agama, etnis, geografis dan politik di Suriah.

    (Reuters/kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • Iran Panggil Dubes Italia Buntut Penahanan Warganya yang Dicari Amerika

    Iran Panggil Dubes Italia Buntut Penahanan Warganya yang Dicari Amerika

    JAKARTA – Kementerian luar negeri Iran memanggil duta besar Italia terkait penahanan seorang warga negara Iran yang dicari oleh Amerika Serikat.

    Warga Iran itu diduga berperan dalam serangan pesawat tak berawak mematikan terhadap pasukan AS.

    Pemanggilan pada Jumat, 3 Januari dilakukan sehari setelah tindakan serupa yang dilakukan Italia terkait penangkapan jurnalis Italia Cecilia Sala di Iran, yang ditangkap di Teheran pada 19 Desember saat bekerja dengan visa wartawan.

    Pejabat kementerian luar negeri Iran mendesak Italia untuk menolak kebijakan penyanderaan Amerika – yang bertentangan dengan hukum internasional, khususnya hak asasi manusia.

    Iran meminta Italia membebaskan Mohammad Abedini sesegera mungkin dan mencegah kerenggangan hubungan bilateral, menurut media Iran dilansir Reuters, Sabtu, 4 Januari.

    Di kasus terpisah, pada Kamis, kedutaan besar Iran di Roma mengatakan jurnalis Italia, Sala, menerima semua bantuan kemanusiaan yang diperlukan, dan untuk pertama kalinya, menghubungkan kasusnya dengan kasus Abedini.

    Sala ditangkap karena “melanggar hukum Republik Islam”. Tapi Iran tidak memberikan informasi lebih lanjut.

    Sala ditahan tiga hari setelah Abedini, seorang pengusaha Iran, ditangkap di bandara Malpensa Milan berdasarkan surat perintah AS karena diduga memasok suku cadang drone yang menurut Washington digunakan dalam serangan tahun 2023 yang menewaskan tiga anggota militer AS di Yordania.

    Iran membantah terlibat dalam serangan itu.

    Abedini saat ini ditahan di penjara dan bulan ini pengadilan akan memutuskan apakah akan memberikan tahanan rumah sementara hakim mempertimbangkan permintaan ekstradisi AS.

    Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan keamanan Iran telah menangkap puluhan orang asing dan berkewarganegaraan ganda, sebagian besar atas tuduhan terkait spionase dan keamanan. Kelompok hak asasi manusia menuduh Iran berusaha mendapatkan konsesi dari negara lain melalui penangkapan tersebut. Iran menyangkal hal ini.