Negara: Yordania

  • Trump: Warga Palestina Tidak Punya Alternatif Selain Pergi dari Gaza – Halaman all

    Trump: Warga Palestina Tidak Punya Alternatif Selain Pergi dari Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa warga Palestina harus pergi dari Jalur Gaza, Selasa (4/2/2025).

    Trump menyebut bahwa  warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki alternatif selain pergi (dari Gaza).

    Hal ini menggambarkan daerah kantong yang terkepung itu sebagai situs pembongkaran.

    “Saya pikir jika mereka memiliki kesempatan, mereka akan senang untuk (pergi). Mereka tidak punya alternatif sekarang,” kata Trump kepada wartawan.

    Trump kembali menegaskan bahwa kondisi jalur Gaza saat ini porak poranda.

    “Maksudku, itu mengerikan di sana. Siapa yang bisa hidup seperti itu?” ujarnya lagi, mengutip Al Mayadeen, Rabu (5/2/2025).

    Trump lebih lanjut mengklaim bahwa Gaza merupakan lokasi yang tidak aman dan “tidak sehat.

    “Apa itu Gaza? Praktis tidak ada bangunan yang berdiri.”

    “Seluruh tempat dihancurkan. Ini bukan tempat di mana orang ingin tinggal,” lanjut Trump lagi.

    Selain pernyataannya tentang Gaza, Trump juga menyatakan dukungan untuk gagasan Yordania dan Mesir menerima para warga Palestina dari Jalur Gaza.

    “Kami terus menekan gagasan bahwa Yordania dan Mesir mengambil warga Palestina dari Gaza,” katanya.

    “Ya, saya ingin melihat Jordan, saya ingin melihat Mesir mengambil beberapa (warga Palestina).”

    Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas serangan militer pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

    Hal ini telah menyebabkan perpindahan massal dan kehancuran kemanusiaan.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)alu

  • Bisa-bisanya Trump Klaim Warga Palestina Akan Senang Dipindah dari Gaza

    Bisa-bisanya Trump Klaim Warga Palestina Akan Senang Dipindah dari Gaza

    Jakarta

    Bisa-bisanya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim warga Palestina akan senang dipindah dari Gaza. Pernyataan itu pun menuai kecaman keras dari kelompok Hamas.

    Pernyataan kontroversial Trump itu disampaikan ketika dia berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat, sebelum bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang berkunjung ke Washington DC untuk membahas isu Timur Tengah, termasuk gencatan senjata Gaza.

    Dalam pernyataannya, Trump mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati meninggalkan Gaza”. Dia juga menyebut warga Gaza tidak memiliki alternatif lain saat ini ketika ditanya wartawan AFP apakah relokasi sama saja dengan menggusur mereka secara paksa.

    “Mereka tidak memiliki alternatif lainnya sekarang,” sebut Trump.

    “Mereka ada di sana karena mereka tidak memiliki alternatif. Apa yang mereka miliki? Saat ini, itu adalah tumpukan puing besar-besaran… Saya rasa mereka akan sangat senang melakukannya. Saya pikir mereka akan dengan senang hati meninggalkan Gaza. Apa itu Gaza?” ucapnya.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya melontarkan gagasan yang menuai kritikan banyak pihak, yakni “membersihkan” Gaza dan mencetuskan warga Palestina di Jalur Gaza untuk direlokasi ke Mesir atau Yordania.

    Baik Kairo maupun Amman telah menolak mentah-mentah gagasan Trump tersebut. Pada Selasa (4/2) kemarin, para pemimpin Mesir dan Yordania menekankan “perlunya berkomitmen pada posisi persatuan Arab” yang akan membantu mencapai perdamaian.

    Hamas Kecam Keras Trump

    Foto: Donald Trump (Getty Images via AFP/CHIP SOMODEVILLA)

    Kelompok Hamas mengecam keras pernyataan Donald Trump yang mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati” meninggalkan Gaza karena mereka tidak memiliki alternatif lainnya. Hamas menyebut pernyataan semacam itu sebagai “resep untuk menciptakan kekacauan” di Timur Tengah.

    “Kami menganggapnya sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di kawasan. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terwujud,” tegas pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam pernyataan seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (5/2).

    “Apa yang diperlukan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka,” ujar Zuhri menegaskan.

    Kritikan terhadap Trump juga disampaikan seorang pejabat senior Hamas lainnya, Izzat al-Rishq, yang menegaskan warga Gaza tidak akan menerima skema apa pun yang bertujuan mengusir mereka dari tanah mereka sendiri.

    “Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pengungsian dan deportasi akibat pengeboman selama lebih dari 15 bulan,” kata al-Rishq dalam pernyataannya.

    “Mereka berakar pada tanah mereka dan tidak akan menerima skema apa pun yang bertujuan untuk mengusir mereka dari Tanah Air mereka,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bisa-bisanya Trump Klaim Warga Palestina Akan Senang Dipindah dari Gaza

    Gempar Trump Usulkan Ambil Alih Gaza, Politisi AS: Dia Kehilangan Akal! Gempar Trump Usulkan Ambil Alih Gaza, Politisi AS: Dia Kehilangan Akal!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan pernyataan mengejutkan tentang usulan untuk “mengambil alih” dan “memiliki” Gaza. Sejumlah politisi AS mengecam keras pernyataan Trump tersebut.

    Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat dengan tegas menolak pernyataan Trump, menyebutnya berbahaya.

    “Dia benar-benar kehilangan akal,” tulisnya di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/2/2025).

    “Invasi AS ke Gaza akan menyebabkan pembantaian ribuan tentara AS dan perang selama puluhan tahun di Timur Tengah. Itu seperti lelucon yang buruk dan sakit,” imbuhnya.

    Anggota DPR dari Partai Demokrat Jake Auchincloss juga mengkritik usulan tersebut sebagai tindakan yang sembrono dan bermotif politik.

    “Usulan tersebut sembrono dan tidak masuk akal,” katanya kepada NewsNation. Dia memperingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan fase kedua gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Dia juga mempertanyakan motivasi Trump, yang menunjukkan adanya kepentingan finansial pribadi akan masa depan Gaza.

    “Seperti biasa, ketika Trump mengusulkan suatu kebijakan, ada hubungan nepotisme dan kepentingan pribadi,” cetusnya.

    Mengacu pada Trump dan menantunya Jared Kushner, dia menambahkan: “Mereka ingin mengubah ini menjadi resor.”

    Sebelumnya, Trump menyampaikan usulannya bahwa AS akan mengambil alih jalur Gaza. Trump juga menegaskan kembali seruannya bagi warga Palestina untuk pindah dari wilayah yang dilanda perang itu ke negara-negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania, meskipun Palestina dan kedua negara itu dengan tegas menolak usulannya.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan menguasainya,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkunjung ke AS, dilansir AFP, Rabu (5/2/2025).

    Netanyahu pun memuji Trump sebagai “sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel.”

    Ia mengatakan rencana presiden AS tersebut untuk Gaza dapat “mengubah sejarah” dan layak “diperhatikan.”

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • ‘Palestina Tidak Dijual’, Warga AS Berdemo Serbu Gedung Putih saat Netanyahu Berkunjung – Halaman all

    ‘Palestina Tidak Dijual’, Warga AS Berdemo Serbu Gedung Putih saat Netanyahu Berkunjung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), Selasa (4/2/2025) malam.

    Mereka menolak rencana Presiden AS Donald Trump mengambil alih Jalur Gaza dan menjadikan wilayah itu “milik AS”.

    Aksi demonstrasi itu bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Gedung Putih untuk bertemu Trump.

    Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan “merdeka Palestina” dan “Palestina tidak dijual”. Di samping itu, mereka meminta AS untuk berhenti mengirim senjata ke Israel.

    Michael Schritzer, seorang pengunjuk rasa, mengatakan warga AS menolak uang pajak mereka digunakan untuk membunuh rakyat Palestina.

    Dia juga mengecam rencana Trump untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina dari sana. Menurutnya, rencana itu adalah rencana “gila”.

    “Rakyat Palestina tak akan pergi ke mana-mana. Mereka orang pribumi di negeri itu,” katanya kepada Al Jazeera.

    “Berkata bahwa kalian akan akan mengusir masyarakat adalah suatu mentalitas penjajah.”

    Sebelumnya, Trump mengklaim warga Palestina akan meninggalkan Gaza dengan senang hati jika diberi kesempatan.

    Klaim itu menuai kecaman dari negara-negara Arab dan kelompok HAM. Para pengkritik menyebut rencana Trump itu sebagai tindakan pembersihan etnis.

    DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025) menunjukkan Presiden AS menggelar konferensi pers dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (5/2/2025) (White House)

    Sofia Ahmad, seorang pengunjuk rasa lainnya, bahkan mengaku kesusahan mencari kata-kata untuk menggambarkan sikap Trump itu.

    “Bahwa dia (Trump) seorang presiden adalah fakta yang menjijikkan,” kata Sofia.

    “Dia seorang fasis, psikopat, narsisis.”

    Lalu, mengenai Netanyahu, Sofia menegaskan PM Israel itu seorang penjahat yang diburu oleh Mahkamah Pidana Internasional karena dugaan kejahatan perang di Gaza.

    “Washington dipenuhi penjahat perang, tetapi yang paling buruk dari yang terburuk berada di sini, seorang yang menjadi arsitek genosida.”

    Sementara itu, Mohammad Qasim yang berasal dari Gerakan Mudah Palestina mengatakan para pengunjuk rasa marah besar karena Netanyahu diundang ke Gedung Putih.

    “Kini kami di jalanan untuk memprotes dan menjelaskan bahwa dia tidak disambut di kota kami,” kata Qasim.

    “Kami sudah melihat keteguhan dan ketangguhan dan rasa cinta kepada Gaza yang diperlihatkan warga Palestina di Gaza selama 15 hingga 16 bulan terakhir.”

    Dalam aksi unjuk rasa itu para demonstran membawa poster yang menampilkan wajah Netanyahu dan tulisan “dicari”. Mereka juga membawa bendera Palestina.

    Trump ingin AS ambil alih Gaza

    Trump sudah menyampaikan rencana AS untuk menguasai Gaza.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kita akan melakukan pekerjaan dengannya pula. Kita akan memilikinya,” kata Trump, dikutip dari The Times of Israel.

    Trump menyatakan rakyat Palestina tak punya alternatif selain meninggalkan “puing-puing besar” atau Gaza setelah Israel melancarkan serangan selama lebih dari 15 bulan.

    Menurut Trump, rakyat Palestina harus dipindahkan dari “lubang neraka” di Gaza ke negara-negara yang “berhati kemanusiaan”.

    Dia juga pernah meminta Mesir, Yordania, dan negara Arab lainnya agar bersedia menampung lebih banyak warga Gaza. Namun, permintaan itu juga ditolak.

    Sementara itu, Utusan AS untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan Palestina tak perlu terikat dengan negeri mereka saat ini demi mendapatkan hidup yang lebih baik.

    “Hidup yang lebih baik itu tentang kesempatan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih baik, aspirasi yang lebih baik untuk kalian dan keluarga kalian,” kata Witkoff.

    “Hal itu tidak bisa terjadi karena kalian mendirikan tenda di Gaza dan kalian dikelilingi oleh 30.000 amunisi yang bisa meledak kapan pun.”

    Witkoff mengklaim Gaza saat ini tak bisa ditinggali dan bahkan tak bisa ditinggal hingga 10 atau 15 tahun mendatang.

    Adapun Trump sudah mengaku akan berupaya membersihkan semua bom di Gaza.

    “Kita akan bertanggung jawab menyingkirkan semua bom berbahaya yang tidak meledak dan senjata lain di tempat itu, menyingkirkan bangunan-bangunan hancur, meratakannya, menciptakan perkembangan ekonomi yang akan menyediakan jumlah pekerjaan dan perumahan yang tak terbatas bagi masyarakat di sana,” kata Trump.

    “Kita harus melakukan sesuatu yang berbeda. Kalian tak bisa kembali. Jika kalian kembali, akan berakhir seperti yang sudah terjadi selama 100 tahun.”

    Trump menyebut “masyarakat dunia” akan menjadi penduduk yang tinggal di Gaza setelah daerah itu selesai dibangun kembali oleh AS. Menurut Trump, warga Palestina juga bisa menjadi salah satunya.

    (*)

  • MUI Kecam Upaya Donald Trump Ambil Alih Gaza, Pemerintah Indonesia Diminta Bela Palestina  – Halaman all

    MUI Kecam Upaya Donald Trump Ambil Alih Gaza, Pemerintah Indonesia Diminta Bela Palestina  – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengecam upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengambil alih wilayah Gaza, Palestina. 

    Hal tersebut diungkapkan oleh Sudarnoto menyusul pertemuan antara Trump dengan Perdana Menteri Israel Ben yakin Netanyahu. 

    “Dia mencoba meyakinkan banyak pihak untuk menerima ide AS mengambil alih Gaza kemudian membangun dan menciptakan ribuan pekerjaan,” ujar Sudarnoto melalui keterangan tertulis, Rabu (5/2/2025).

    “Benyamin Netanyahu tentu menyambut baik ide Trump ini karena dia melihat peluang Israel untuk menguasai Palestina terbuka kembali,” tambahnya. 

    Selain itu, Sudarnoto menyoroti gagasan Trump merelokasi warga Gaza secara permanen di wilayah lain agar tidak lagi terbunuh dan dihancurkan. 

    Sudarnoto mengatakan Trump juga sudah meminta Yordania, Mesir dan negara-negara Arab lain untuk menerima warga Palestina dari Gaza. 

    “Ini adalah rencana jahat yang harus ditolak oleh kita semua. Menurut saya, kepemimpinan Amerika dan Israel benar-benar tidak jujur terkait dengan gencatan senjata yang sudah disepakati,” ucapnya. 

    Menurut Sudarnoto,  kewaspadaan dan pengawasan haruslah dilakukan secara lebih terukur oleh masyarakat internasional. 

    Alasan Donald Trump

    Diberitakan sebelumnya, Donald Trump mengatakan AS akan mengambil alih Jalur Gaza, sementara orang-orang Palestina yang tinggal di sana harus pergi.

    Trump  bahkan ingin menjadikan Gaza sebagai “Riviera Timur Tengah” dan menolak untuk mengesampingkan pengiriman pasukan AS untuk mewujudkannya.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan melakukan pekerjaan dengan itu juga,”  kata  Trump dalam sebuah konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Selasa (4/2/2025).

    “Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut, meratakan lokasi tersebut dan menyingkirkan bangunan-bangunan yang hancur,” kata Trump dikutip dari The Guardian.

    Trump juga bersedia mengirim pasukan AS untuk mengisi kekosongan keamanan di Gaza.

     

  • Xi Jinping Respons Trump Usir Warga Gaza ke Negara Lain, Teriak Ini

    Xi Jinping Respons Trump Usir Warga Gaza ke Negara Lain, Teriak Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – China menentang “pemindahan paksa” warga Palestina dari Jalur Gaza. Proposal ini sebelumnya diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga mengusulkan rencana “mengambil alih” wilayah tersebut di bawah Washington.

    “China selalu menyatakan bahwa pemerintahan Palestina atas warga Palestina adalah prinsip dasar pemerintahan Gaza pascaperang,” tegas pemerintah Presiden Xi Jinping, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian, Rabu (5/2/2025).

    “Kami menentang pemindahan paksa penduduk Gaza,” tambahnya.

    Sebelumnya, Trump mengatakan warga Palestina akan “senang” meninggalkan tanah air mereka yang dilanda perang di Gaza. Mereka, kata dia, pasti bahagia tinggal di tempat lain jika diberi pilihan.

    “Mereka akan senang meninggalkan Gaza,” katanya kepada wartawan saat menandatangani serangkaian inisiatif di Gedung Putih, Selasa, dikutip AFP.

    “Saya kira mereka akan senang,” tambahnya.

    “Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa ingin tinggal. Itu adalah lokasi pembongkaran.”

    Ini bukan kali pertama Trump membuat kalimat yang “mengusir” warga Palestina dari Gaza. Sebelumnya, ia menggembar-gemborkan rencana untuk “membersihkan” Gaza, dengan menyerukan warga Palestina untuk pindah ke Mesir atau Yordania.

    Kedua negara tersebut dengan tegas menolak hal ini. Bahkan Selasa para pemimpin Arab menekankan perlunya berkomitmen untuk mencapai perdamaian.

    “Ya, mereka mungkin mengatakan itu, tetapi banyak orang telah mengatakan hal-hal kepada saya,” kata Trump lagi.

    “Jika kita dapat menemukan sebidang tanah yang tepat, atau banyak sebidang tanah, dan membangun tempat-tempat yang benar-benar bagus untuk mereka, pasti ada banyak uang di daerah itu, saya pikir itu akan jauh lebih baik daripada kembali ke Gaza, yang baru saja mengalami kematian selama puluhan tahun,” ujarnya.

    Ia menyinyalir, warga Gaza akan hidup lebih baik di tanah negara lain. Ia pun menyebut pemindahan bisa dibayar oleh negara-negara Arab termasuk Arab Saudi.

    Bendungan Sungai Nil

    Di sisi lain, AS dilaporkan akan menggunakan kasus sengketa Bendungan Nil untuk menekan Mesir agar menerima rencana pemindahan paksa warga Palestina di Gaza. Hal ini terkuak setelah kunjungan pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump ke Kairo akhir Januari lalu.

    Laporan The New Arab menyebut seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengadakan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty dan Kepala Intelijen Umum Hassan Rashad.

    Mereka dilaporkan menggelar diskusi terkait rencana pemindahan yang kontroversial dan sengketa yang sedang berlangsung atas Bendungan Grand Renaissance di Ethiopia.

    Menurut sumber, utusan AS tersebut menyatakan bahwa keterlibatan AS dalam menyelesaikan krisis bendungan dapat bergantung pada kerja sama Mesir dalam merelokasi penduduk Gaza ke Mesir dan Yordania. Meskipun mendapat tekanan, pejabat Mesir dengan tegas menolak saran Trump bahwa Gaza harus “dibersihkan” dan dipindahkan ke negara-negara tetangga.

    Pejabat Mesir dilaporkan menyuarakan kekhawatiran atas usulan tersebut. Pihaknya memperingatkan tantangan dan konsekuensinya yang signifikan sambil menekankan kesulitan penerapannya.

    Utusan AS tersebut juga bertemu dengan tokoh masyarakat dan dua pemimpin partai politik untuk menilai sikap Mesir terhadap usulan tersebut. Selain itu, utusan AS tersebut secara terbuka membahas protes tersebut, yang menunjukkan bahwa protes tersebut diorganisir sebagai tanggapan langsung terhadap rencana Amerika.

    (sef/sef)

  • Tolak Gaza Dikuasai AS, Utusan Palestina: Tanah Air Kami Tetaplah Tanah Air Kami – Halaman all

    Tolak Gaza Dikuasai AS, Utusan Palestina: Tanah Air Kami Tetaplah Tanah Air Kami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour menolak rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengambil alih Jalur Gaza.

    Rencana itu disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump hari Selasa, (4/2/2025), di tengah kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di AS.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kita akan melakukan pekerjaan dengannya pula. Kita akan memilikinya,” kata Trump dikutip dari The Times of Israel.

    Mansour menyebut jutaan warga Gaza tak akan rela tanah airnya dikuasai oleh AS.

    “Tanah air kami tetaplah tanah air kami,” ujar Mansour.

    “Dan saya pikir para pemimpin dan masyarakat harus menghormati keinginan rakyat Palestina.”

    Seperti Mansour, Hamas menolak mentah-mentah gagasan Trump itu.

    “Kami menolak pernyataan Trump yang menyebutkan bahwa rakyat Gaza tak punya pilihan kecuali pergi, dan kami menganggap pernyataan Trump itu sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di Gaza,” kata Hamas dalam pernyataannya.

    Sebelumnya, Trump menyatakan rakyat Palestina tak punya alternatif selain meninggalkan “puing-puing besar” atau Gaza setelah Israel melancarkan serangan selama lebih dari 15 bulan.

    DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump sedang menunjukkan perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, yang telah ia tandatangani pada Selasa (4/2/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

    Menurut Trump, rakyat Palestina harus dipindahkan dari “lubang neraka” di Gaza ke negara-negara yang “berhati kemanusiaan”.

    Dia juga pernah meminta Mesir, Yordania, dan negara Arab lainnya agar bersedia menampung lebih banyak warga Gaza. Namun, permintaan itu juga ditolak.

    Sementara itu, Utusan AS untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan Palestina tak perlu terikat dengan negeri mereka saat ini demi mendapatkan hidup yang lebih baik.

    “Hidup yang lebih baik itu tentang kesempatan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih baik, aspirasi yang lebih baik untuk kalian dan keluarga kalian,” kata Witkoff.

    “Hal itu tidak bisa terjadi karena kalian mendirikan tenda di Gaza dan kalian dikelilingi oleh 30.000 amunisi yang bisa meledak kapan pun.”

    Witkoff mengklaim Gaza saat ini tak bisa ditinggali dan bahkan tak bisa ditinggal hingga 10 atau 15 tahun mendatang.

    Adapun Trump sudah mengaku akan berupaya membersihkan semua bom di Gaza.

    “Kita akan bertanggung jawab menyingkirkan semua bom berbahaya yang tidak meledak dan senjata lain di tempat itu, menyingkirkan bangunan-bangunan hancur, meratakannya, menciptakan perkembangan ekonomi yang akan menyediakan jumlah pekerjaan dan perumahan yang tak terbatas bagi masyarakat di sana,” kata Trump.

    “Kita harus melakukan sesuatu yang berbeda. Kalian tak bisa kembali. Jika kalian kembali, akan berakhir seperti yang sudah terjadi selama 100 tahun.”

    Trump menyebut “masyarakat dunia” akan menjadi penduduk yang tinggal di Gaza setelah daerah itu selesai dibangun kembali oleh AS. Menurut Trump, warga Palestina juga bisa menjadi salah satunya.

    Dia mengatakan Gaza punya potensi untuk menjadi kawasan Riviera versi Timur Tengah. “Gaza bisa menjadi sesuatu yang sangat hebat.

    Pada bulan Oktober 2024 Trump juga menyebut Gaza nantinya bisa “lebih baik daripada Monako”.

    Ketika ditanya apakah pasukan AS akan dikirim ke Gaza, dia mengatakan hal itu mungkin saja terjadi.

    “Sepanjang menyangkut Gaza, kita akan melakukannya jika diperlukan. Jika itu dibutuhkan, kita akan melakukannya.”

    Sebelumnya, AS di bawah Presiden Joe Biden pernah mengirimkan pasukan ke pantai Gaza. Pasukan itu bertugas membangun pelabuhan darurat untuk keperluan penyaluran bantuan.

    (*)

  • Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!    
        Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!

    Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB! Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan keluar dari badan Dewan HAM PBB. Trump juga menyatakan pemerintah AS tidak akan melanjutkan pendanaan untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina.

    Dilansir Associated Press, Rabu (5/2/2025), pengumuman Trump ini disampaikan pada hari Selasa (4/2) waktu setempat, hari di mana dia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung. Pemerintah Israel telah lama menuduh badan HAM PBB dan UNRWA bias terhadap Israel dan antisemitisme.

    Perintah eksekutif Trump juga menyerukan peninjauan kembali keterlibatan Amerika dalam Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB yang berpusat di Paris, Prancis, yang dikenal sebagai UNESCO. Trump juga memerintahkan peninjauan kembali pendanaan AS untuk PBB mengingat “perbedaan besar dalam tingkat pendanaan di antara berbagai negara.”

    “Saya selalu merasa bahwa PBB memiliki potensi yang luar biasa,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih. “Saat ini PBB tidak dapat memenuhi potensi tersebut. … Mereka harus bertindak lebih baik,” cetusnya.

    Ia mengatakan PBB perlu “bersikap adil terhadap negara-negara yang pantas mendapatkan keadilan,” seraya menambahkan bahwa ada beberapa negara, yang tidak disebutkan namanya, yang merupakan “negara-negara yang tidak biasa, yang sangat buruk dan hampir lebih disukai.”

    Trump menarik AS keluar dari Dewan HAM PBB yang berpusat di Jenewa, Swiss tahun lalu, dan menghentikan pendanaan untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA. Duta besar AS untuk PBB saat itu, Nikki Haley, menuduh dewan tersebut memiliki “bias kronis terhadap Israel” dan menekankan pada apa yang disebutnya sebagai pelanggar HAM di antara para anggotanya.

    Ini dilakukan setelah Israel menuduh UNRWA melindungi para militan Hamas yang berpartisipasi dalam serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Tuduhan ini telah dibantah oleh UNRWA.

    Presiden Joe Biden kemudian memperbarui dukungan AS terhadap Dewan HAM PBB, dan AS memenangkan kursi di badan beranggotakan 47 negara tersebut pada Oktober 2021. Namun, pemerintahan Biden mengumumkan pada akhir September lalu, bahwa Amerika Serikat tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua berturut-turut.

    Sebelum pengumuman Trump ini, juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskan kembali pentingnya Dewan HAM PBB dan pekerjaan UNRWA dalam memberikan “layanan penting bagi Palestina.”

    Juru bicara Dewan HAM PBB, Pascal Sim mengatakan, perintah Trump pada hari Selasa ini tidak banyak memberikan dampak konkret karena Amerika Serikat sudah bukan anggota dewan tersebut. Namun, seperti semua negara anggota PBB lainnya, AS secara otomatis memiliki status pengamat informal dan akan tetap memiliki kursi di ruang bundar dewan yang mewah di kompleks PBB di Jenewa.

    UNRWA didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1949 untuk memberikan bantuan bagi warga Palestina yang mengungsi atau terusir dari rumah mereka sebelum dan selama perang Arab-Israel tahun 1948, yang terjadi setelah berdirinya Israel, serta bagi keturunan mereka.

    UNRWA memberikan bantuan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan lainnya kepada sekitar 2,5 juta warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur, serta 3 juta orang lainnya di Suriah, Yordania dan Lebanon.

    Saksikan Live d’Rooftalk: Jurus Jitu Wihaji Turunkan Angka Stunting

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!    
        Trump Umumkan AS Keluar dari Dewan HAM PBB!

    Trump Akan Ambil Alih Gaza, Cetuskan Relokasi Permanen Warganya Trump Akan Ambil Alih Gaza, Cetuskan Relokasi Permanen Warganya

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencetuskan relokasi warga Gaza secara permanen dalam gagasan kontroversial terbarunya, sembari menyebut “masalah Gaza tidak pernah selesai”.

    Gagasan itu, seperti dilansir Politico dan Reuters, Rabu (5/2/2025), disampaikan pada hari yang sama ketika Trump secara mengejutkan mengatakan AS akan menguasai Gaza untuk jangka panjang, mengembangkan daerah itu secara ekonomi, setelah penduduk Gaza direlokasi ke tempat lainnya.

    Gagasan-gagasan Trump ini menghancurkan kebijakan AS selama puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina.

    Trump memperbarui seruannya kepada negara-negara Arab soal relokasi warga Palestina di Jalur Gaza ketika dia menyambut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Selasa (4/2).

    Tapi kali ini, Trump mengatakan dirinya akan mendukung relokasi atau permukiman kembali warga Gaza “secara permanen”. Hal ini melampaui gagasan sebelumnya yang telah ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin negara Arab.

    “Anda tidak bisa tinggal di Gaza sekarang, Anda memerlukan lokasi lainnya,” kata Trump saat berbicara kepada wartawan.

    “Permasalahan di Gaza tidak akan pernah selesai,” sebutnya.

    “Jika kita dapat menemukan sebidang tanah yang tepat, atau banyak tanah, dan membangun tempat yang sangat bagus, pasti akan ada banyak uang di area tersebut. Saya pikir itu akan jauh lebih baik daripada kembali ke Gaza, yang dilanda banyak kematian selama berpuluh-puluh tahun,” ucap Trump.

    Trump dan para penasihat utamanya meyakini jangka waktu 3-5 tahun untuk rekonstruksi Gaza yang hancur akibat perang, seperti yang tercantum dalam perjanjian gencatan senjata sementara, tidak dapat dilaksanakan.

    Mesir dan Yordania, serta negara-negara Arab lainnya, menolak gagasan Trump merelokasi 2,3 juta warga Gaza selama pembangunan kembali wilayah itu pascaperang. Namun sejumlah pejabat senior pemerintahan Trump terus menekankan pentingnya relokasi warga Palestina atas dasar kemanusiaan.

    “Bagi saya, tidak adil untuk menjelaskan kepada warga Palestina bahwa mereka mungkin akan kembali dalam lima tahun. Itu tidak masuk akal,” ucap Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, saat berbicara kepada wartawan.

    Trump Bilang AS Akan Ambil Alih dan Kuasai Gaza

    Dalam pertemuan dengan Netanyahu di Gedung Putih, Trump secara mengejutkan mencetuskan bahwa AS akan menguasai Jalur Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan terhadapnya. Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk menjinakkan semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut,” cetus Trump.

    “Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang dan saya melihat hal itu membawa stabilitas besar di kawasan Timur Tengah,” kata Trump, yang menyebut dirinya telah membahas hal ini dengan para pemimpin regional dan mereka mendukung gagasan itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 Orang Tewas dalam Penembakan di Sekolah Swedia

    Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 Orang Tewas dalam Penembakan di Sekolah Swedia

    Tak terasa kita sudah mencapai pertengahan pekan ini.

    Untuk melengkapi asupan informasi Anda, kami sudah merangkum sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Dunia Hari Ini, edisi Rabu, 5 Februari 2025, kami awali dari benua Eropa.

    Penembakan mematikan di sekolah Swedia

    Setidaknya 10 orang tewas dalam insiden penembakan yang terjadi di sebuah sekolah di Swedia dan polisi yakin pelakunya termasuk yang tewas.

    Serangan yang dilakukan seorang pria tersebut terjadi sekitar pukul 1 siang, Selasa kemarin di Kampus Risbergska, di Orebro, yang berjarak 200 kilometer sebelah barat Stockholm.

    Dalam sebuah konferensi pers, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan, “hari ini, kita menyaksikan kekerasan brutal dan mematikan terhadap orang-orang yang sama sekali tidak bersalah.”

    “Ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia.”

    Polisi belum menggolongkan aksi penembakan tersebut sebagai aksi terorisme dan mengatakan motif penembak masih belum jelas.

    Donald Trump: Bangsa Palestina harus pindah permanen

    Dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump menyarankan agar bangsa Palestina harusnya pindah secara permanen dari Gaza, mengingat tempat itu kini dianggap sebagai “lokasi yang akan dihancurkan.”

    Presiden Trump juga mengisyaratkan Amerika Serikat “akan mengambil alih Jalur Gaza”, yang dianggap oleh sejumlah analisis sebagai “membunuh” solusi dua negara yang selama ini dianggap sebagai jalan tengah untuk Israel dan Palestina.

    “Selama ini bom milik Amerika yang diluncurkan oleh pesawat-pesawat Israel-lah yang menjadikan Gaza kawasan yang tidak bisa ditinggali,” tutur jurnalis senior ABC John Lyons yang sudah bertahun-tahun menjadi koresponden Timur Tengah.

    “Ini bahasa yang tidak pernah digunakan oleh presiden Amerika mana pun dan sangat jarang dilontarkan di Israel … politisi ekstrem kanan juga berusaha menghindari penggunaan kata-kata seperti itu.”

    Salah satu petinggi Hamas mengatakan pernyataan Presiden Trump sebagai “resep untuk menciptakan kekacauan” di Timur Tengah, sementara negara-negara Arab, termasuk sekutu regional Amerika, Yordania dan Mesir, serta para pemimpin Palestina, dilaporkan menolak keras gagasan Trump.

    Thailand akan memutus aliran listrik ke perbatasan Myanmar

    Aliran listrik dilakukan Thailand untuk melumpuhkan “pusat-pusat scam”, di mana korban perdagangan manusia dipaksa bekerja dalam operasi penipuan siber.

    Langkah ini juga sebagai tanggapan pemerintah Thailand atas kekhawatiran mereka soal aktivitas geng kriminal yang menjalankan jaringan berskala industri yang terkonsentrasi di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar.

    Sebulan yang lalu aktor China, Wang Xing diculik di Thailand dan diselamatkan dari pusat penipuan siber di Myanmar.

    Polisi Thailand mengatakan Wang dibujuk dengan janji berakting di Thailand, tapi malah dibawa menyeberangi perbatasan ke Myanmar, tempat pihak berwenang yakin ia dipekerjakan dalam operasi penipuan yang menargetkan orang-orang Tionghoa.

    Dua lembah raksasa di Bulan terbentuk dalam 10 menit

    Di dekat Kutub Selatan Bulan, terdapat sepasang lembah yang ukurannya masing-masing mirip dengan Grand Canyon.

    Namun, jika Grand Canyon terbentuk selama jutaan tahun, sebuah studi baru di Nature Communications menunjukkan lembah-lembah di Bulan terbentuk dalam waktu kurang dari 10 menit.

    Sekitar 3,81 miliar tahun yang lalu, sebuah asteroid atau komet menghantam permukaan bulan, menciptakan kawah selebar 320 kilometer di dasar Bulan seperti yang kita lihat di bumi belahan selatan.

    Aliran puing-puing berbatu, yang terlontar akibat benturan, membentuk dua lembah: Vallis Schrödinger sepanjang 270 kilometer, selebar 20 kilometer, dan sedalam 2,7 kilometer dan membentang terputus-putus sepanjang 860 kilometer.

    “Itu adalah peristiwa dengan dampak yang dramatis,” kata penulis utama studi dan geolog Institut Lunar dan Planet AS, David Kring, menjelaskan proses pembentukan kedua lembah itu.