Negara: Yordania

  • Siapa Saja yang Bisa, Ambil Tindakan!

    Siapa Saja yang Bisa, Ambil Tindakan!

    PIKIRAN RAKYAT – Pejabat senior Hamas meminta para pendukungnya di seluruh dunia agar mengangkat senjata dan melawan rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk merelokasi lebih dari dua juta warga Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.

    Benjamin Netanyahu sebelumnya mengumumkan langkah Israel yang sedang mengupayakan rencana yang diusulkan oleh Trump memindahkan warga Gaza ke negara lain.

    “Menghadapi rencana jahat ini, yang menggabungkan pembantaian dengan kelaparan, siapa pun yang dapat memanggul senjata, di mana pun di dunia, harus mengambil tindakan,” kata Sami Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan, Senin, 31 Maret 2025.

    “Jangan menahan diri (untuk menggunakan) bahan peledak, peluru, pisau, atau batu. Biarkan semua orang berhenti berdiam diri,” katanya lagi.

    Seruan Abu Zuhri datang sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menawarkan untuk membiarkan para pemimpin Hamas meninggalkan Gaza, namun menuntut agar kelompok militan Palestina itu melucuti senjata mereka pada tahap akhir kesepakatan.

    Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan pemerintahan Gaza, tetapi telah memperingatkan bahwa senjatanya adalah “batas akhir” kesabaran mereka.

    ‘Keberangkatan sukarela’

    Negara-negara Arab sejak itu telah mengajukan rencana alternatif untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa merelokasi penduduknya, yang akan dilakukan di bawah pemerintahan mendatang Otoritas Palestina dengan pusatnya di Ramallah.

    Bagi warga Palestina, setiap upaya untuk memaksa mereka keluar dari Gaza akan membangkitkan kenangan kelam tragedi “Nakba”, atau bencana pemindahan massal warga Palestina selama pembentukan Israel pada tahun 1948 silam.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada bulan Februari 2025 mengatakan, sebuah badan khusus akan dibentuk untuk mengurusi ‘keberangkatan sukarela’ warga Gaza.

    “Rencana awal mencakup bantuan ekstensif yang akan memungkinkan setiap penduduk Gaza yang ingin beremigrasi secara sukarela ke negara ketiga, agar menerima paket komprehensif, meliputi pengaturan keberangkatan khusus via jalur laut, udara, dan darat,” demikian pernyataan kementerian pertahanan Israel.

    Israel melanjutkan pemboman hebat di Gaza pada tanggal 18 Maret dan kemudian melancarkan serangan darat baru, yang mengakhiri gencatan senjata selama hampir dua bulan dalam perang dengan Hamas.

    Sejak pertempuran dimulai kembali, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa sedikitnya 1.001 orang telah tewas.

    Kampanye militer Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 50.357 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Idul Fitri 2025: Penetapan Tanggal di Berbagai Negara – Halaman all

    Idul Fitri 2025: Penetapan Tanggal di Berbagai Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah negara telah mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 2025 akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Penetapan tanggal ini didasarkan pada hasil pemantauan hilal yang dilakukan di berbagai wilayah.

    Mari kita simak lebih lanjut mengenai bagaimana penentuan ini dilakukan dan apa yang dikatakan oleh pihak berwenang dari berbagai negara.

    Apa yang Menjadi Dasar Penetapan Tanggal Idul Fitri 2025?

    Keputusan untuk menentukan tanggal Idul Fitri 2025 ini didasarkan pada pengamatan bulan sabit Syawal, yang ternyata tidak terlihat pada malam Sabtu, 29 Maret 2025.

    Menurut laporan dari Hindustan Times, pihak berwenang di Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, dan Australia telah mengonfirmasi bahwa Hari Raya akan jatuh pada tanggal tersebut.

    Apa yang Dikatakan Pihak Berwenang di Berbagai Negara?

    Di Bangladesh, Komite Penampakan Bulan Nasional menyatakan bahwa bulan sabit tidak terlihat, sehingga puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.

    Oleh karena itu, mereka menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

    Indonesia juga mengeluarkan keputusan serupa, di mana pemerintah menetapkan hari pertama Idul Fitri 2025 pada tanggal yang sama, setelah gagal mengamati bulan sabit Syawal pada malam yang sama.

    Sementara itu, di India, pengamatan yang dilakukan pada Sabtu, 29 Maret 2025, menunjukkan bahwa bulan sabit akan terlihat pada hari Minggu, 30 Maret 2025, sehingga mereka juga memastikan perayaan akan dilaksanakan pada Senin, 31 Maret 2025.

    Di Malaysia, Pusat Astronomi Internasional mengonfirmasi bahwa bulan sabit Syawal akan tampak dengan mata telanjang pada hari Minggu, menjadikan 31 Maret sebagai hari perayaan.

    Hal yang sama juga berlaku untuk Brunei dan Australia, di mana Dewan Fatwa bersama dengan tiga organisasi keagamaan lainnya menetapkan tanggal yang sama.

    Bagaimana Perayaan Idul Fitri Di Australia?

    Australia dikenal sebagai negara multikultural yang menyelenggarakan berbagai perayaan keagamaan dan budaya.

    Dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 2025, komunitas Muslim di Australia diharapkan akan mengadakan berbagai kegiatan amal, termasuk pembagian makanan dan barang kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan.

    Perayaan ini umumnya dimulai dengan shalat berjamaah di masjid dan ruang terbuka untuk menampung jumlah jemaah yang besar.

    Apa yang Terjadi di Negara Lain?

    Sebagian besar negara di Timur Tengah seperti Suriah, Yordania, Libya, Oman, dan Iran juga menyatakan hari Senin sebagai hari Idul Fitri 2025.

    Sementara itu, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya seperti Uni Emirat Arab dan Qatar memutuskan untuk merayakannya pada hari Minggu, 30 Maret 2025, berdasarkan hasil pengamatan bulan yang dilakukan pada malam yang sama.

    Mengapa Penetapan Ini Penting?

    Penetapan tanggal Idul Fitri penting karena menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

    Selain itu, keputusan ini menjadi panduan bagi umat Muslim di berbagai negara untuk merayakan hari raya dengan cara yang sama.

    Dengan pengumuman ini, umat Islam di seluruh dunia kini bersiap untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025 dengan penuh suka cita.

    Mari kita sambut perayaan ini dengan semangat kebersamaan dan amal kepada sesama.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Hari Ini, 30 Maret 2025 – Halaman all

    Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Hari Ini, 30 Maret 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Arab Saudi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 2025 pada hari ini, 30 Maret 2025.

    Dengan ditetapkannya Hari Raya Idul Fitri 2025, maka ini menandai berakhirnya puasa Ramadhan 2025.

    “Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa besok, Ahad, 30 Maret 2025, adalah hari pertama Idul Fitri,” kata Pengadilan Kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Resmi Saudi pada X, dikutip dari The New Arab.

    Penetapan Idul Fitri berdasarkan penampakan hilal yang terlihat.

    Panitia pemantau hilal Arab Saudi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengamatan hilal pada Sabtu, 29 Maret, 2025 pada saat matahari terbenam.

    Hal tersebut, dikonfirmasi oleh Kepala astronom Abdullah al-Khudairi di Observatorium Sudair.

    Ia mengatakan, hilal telah terlihat tepat 8 menit setelah matahari terbenam.

    “Matahari terbenam hari ini, Sabtu, di lokasi Observatorium Sudair terjadi pada pukul 18.12 (waktu Saudi), dan bulan sabit akan terbenam 8 menit kemudian,” katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Uni Emirat Arab dan Qatar juga mengonfirmasi bahwa Idulfitri akan dimulai pada hari Minggu.

    Pihak berwenang di Palestina, Sudan, dan Yaman membuat pengumuman serupa.

    Mufti Besar Lebanon, Sheikh Abd al-Latif Drian, mengatakan bahwa Muslim Sunni di negara itu juga akan merayakan hari raya tersebut pada hari Minggu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Sementara Suriah, Yordania, Libya, Oman, dan Iran menyatakan hari Senin sebagai hari Idul Fitri 2025.

    Di Inggris, Sebagian besar komunitas Muslim mengikuti Arab Saudi.

    Idul Fitri merupakan hari raya yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia.

    Namun berbeda dari hari-hari lainnya, Idul Fitri sangat istimewa di negara-negara Islam.

    Saat Idul Fitri, umat muslim akan melaksanakan sholat berjamaah di sebuah masjid.

    Setelah sholat, biasanya umat Muslim akan bersilaturahmi dengan sanak saudara.

    Beberapa negara memiliki tradisi yang berbeda. Di Arab Saudi, pertemuan keluarga biasanya akan dilengkapi dengan beberapa hidangan khas.

    Seperti,  kabsa daging, roti “al-qursan”, “jareesh” dengan ayam, serta sayuran, biryani, dikutip dari Morocco World News.

    Sementara di Marocco, makanan yang dihidangkan adalah couscous biasa dengan tujuh sayuran, yang lain memilih untuk memasak hidangan khusus seperti ‘tefaya’ yaitu couscous dengan bawang karamel, dan ‘djaj mhmer’, yaitu ayam panggang dengan rempah-rempah dan saus gurih yang terkenal disebut ‘deghmira’.

    Hari Raya Idul Fitri memang menjadi waktu yang penuh kegembiraan, kedamaian, dan berbagi kebahagiaan bersama keluarga serta sesama Muslim di seluruh dunia.

    Ini adalah momen yang sangat dinantikan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Idul Fitri 2025 dan Arab Saudi

  • PCINU Yordania dan Perusahaan Air Mineral Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina

    PCINU Yordania dan Perusahaan Air Mineral Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina

    loading…

    Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania bekerja sama dengan perusahaan air mineral ternama menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina. Foto: Ist

    YORDANIA – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania bekerja sama dengan perusahaan air mineral ternama menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina . Mereka mengungsi di sejumlah kamp pengungsian di wilayah perbatasan Yordania-Palestina, Sabtu (29/3/2025).

    Kegiatan di tengah suasana bulan suci Ramadan ini sebagai wujud solidaritas terhadap masyarakat yang terdampak konflik.

    “Bantuan yang disalurkan mencakup bahan kebutuhan pokok, fasilitas air bersih (water station), makanan siap saji, serta kegiatan trauma healing khususnya bagi anak-anak yang terdampak psikologis akibat konflik,” ujar Ketua Tanfidziyah PCINU Yordania KH AR Hakim Syadzali.

    Penyaluran dilakukan di beberapa titik kamp pengungsian yakni Kamp Pengungsi Distrik Zarqa, Barak Zumlat Amir Ghazi, dan Kawasan Muqabilain.

    Agresi Israel telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat serius baik korban meninggal maupun luka-luka. Kondisi ini memaksa ribuan keluarga meninggalkan Gaza untuk mencari perlindungan di negara tetangga seperti Yordania.

    “Karena itulah, kami tergerak membantu meringankan beban para pengungsi dengan menyediakan bantuan yang tidak hanya bersifat materiil, tetapi juga memberikan dukungan emosional,” ucapnya.

    Kolaborasi ini menjadikan Aqua sebagai pelopor produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang memberi bantuan langsung melalui PCINU Yordania untuk menyalurkannya kepada warga Palestina di pengungsian.

    Sebelumnya, Aqua juga telah menunjukkan komitmennya melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti Kedutaan Besar Palestina, LazisNU, LazisMU, Baznas, dan TNI AL untuk mendukung masyarakat Palestina.

    Aksi kemanusiaan ini menurut rencana tidak berhenti hanya pada bulan Ramadan ini saja, perusahaan air mineral ini dan PCINU Yordania berencana melanjutkan bantuan setelah bulan puasa berakhir.

    “Jika situasi memungkinkan, program ini akan diperluas hingga menyentuh wilayah Gaza yang saat ini masih dilanda gejolak. Langkah ini mencerminkan tekad kedua pihak untuk terus mengalirkan kebaikan dan menjadi harapan bagi warga Palestina yang tengah berjuang,” kata KH AR Hakim.

    Kegiatan ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi juga menjadi simbol solidaritas dan kepedulian kepada sesama.

    Dengan menggabungkan sumber daya dan semangat kebersamaan, Aqua dan PCINU Yordania berupaya memberikan dampak nyata bagi kehidupan para pengungsi.

    Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

    (jon)

  • PCINU Yordania dan AQUA Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina

    PCINU Yordania dan AQUA Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina

    TRIBUNJAKARTA.COM — Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania bekerja sama dengan AQUA telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang mengungsi di sejumlah kamp pengungsian di wilayah perbatasan Yordania-Palestina. 

    Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 29 Maret 2024, di tengah suasana bulan suci Ramadhan, sebagai wujud solidaritas terhadap masyarakat yang terdampak konflik.

    “Bantuan yang disalurkan mencakup bahan kebutuhan pokok, fasilitas air bersih (water station), makanan siap saji, serta kegiatan trauma healing khususnya bagi anak-anak yang terdampak psikologis akibat konflik. 

    Penyaluran dilakukan di beberapa titik kamp pengungsian, antara lain Kamp Pengungsi Distrik Zarqa, Barak Zumlat Amir Ghazi, dan Kawasan Muqabilain,” kata KH. AR. Hakim Syadzali, M.Ag, Ketua Tanfidziyah PCINU Yordania. 

    Tragedi kemanusiaan berkepanjangan di Gaza akibat agresi Israel telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat serius, baik korban meninggal maupun luka-luka. 

    Kondisi ini memaksa ribuan keluarga meninggalkan Gaza untuk mencari perlindungan di negara tetangga seperti Yordania. 

    “Karena itulah, AQUA dan PCINU Yordania tergerak untuk membantu meringankan beban para pengungsi dengan menyediakan bantuan yang tidak hanya bersifat materiil, tetapi juga memberikan dukungan emosional,” tambah KH. AR. Hakim Syadzali, M.Ag. 

    Kolaborasi ini menjadikan AQUA sebagai pelopor produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang memberi bantuan langsung melalui PCINU Yordania untuk menyalurkan bantuan kepada warga Palestina di pengungsian. 

    Sebelumnya, AQUA juga telah menunjukkan komitmennya melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kedutaan Besar Palestina, LazisNU, LazisMU, Baznas, dan TNI AL, untuk mendukung masyarakat Palestina. 

    Melalui kemitraan dengan PCINU Yordania, AQUA memperluas jangkauan kebaikannya hingga ke kamp-kamp pengungsian Palestina yang masih memerlukan bantuan kemanusiaan.

    Aksi kemanusiaan ini menurut rencana tidak berhenti hanya pada bulan Ramadhan ini saja. AQUA dan PCINU Yordania masih berencana melanjutkan bantuan setelah bulan puasa berakhir.

    “Jika situasi memungkinkan, program ini akan diperluas hingga menyentuh wilayah Gaza yang saat ini masih dilanda gejolak. Langkah ini mencerminkan tekad kedua pihak untuk terus mengalirkan kebaikan dan menjadi harapan bagi warga Palestina yang tengah berjuang,” tandas Kiai AR. Hakim. 

    Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi juga menjadi simbol solidaritas dan kepedulian kepada sesama.

    Dengan menggabungkan sumber daya dan semangat kebersamaan, lanjutnya, AQUA dan PCINU Yordania berupaya memberikan dampak nyata bagi kehidupan para pengungsi. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

    Melalui langkah ini, AQUA dan PCINU Yordania menegaskan komitmen untuk menjadi bagian dari solusi, membawa harapan dan kebaikan kepada warga Palestina di saat mereka paling membutuhkannya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Nasional 29 Maret 2025

    Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –

    Dompet Dhuafa
    menginisiasi pertemuan penting dengan berbagai lembaga amil zakat dan organisasi kemanusiaan di Indonesia di Aula Sasana Budaya, Philanthropy Building, Jakarta Selatan, Rabu (26/03/2025).
    Pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan lembaga zakat dan organisasi kemanusiaan itu menjadi wadah strategis dalam membangun sinergi dan memperkuat aksi nyata bagi Palestina.
    Sebelumnya, Dompet Dhuafa ditunjuk
    Kementerian Luar Negeri
    (Kemenlu) sebagai sekretariat lembaga-lembaga organisasi nonpemerintah (
    NGO
    ) Indonesia untuk Palestina dalam kampanye nasional bertajuk “Indonesia untuk Palestina”.
    Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ahmad Juwaini menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga zakat, organisasi kemanusiaan, dan pemerintah menjadi kunci utama dalam memastikan bantuan yang efektif dan berkelanjutan bagi masyarakat Palestina.
    “Pembentukan Pasukan Diplomasi Kemanusiaan oleh Kemenlu menjadi langkah krusial dalam membawa isu Palestina ke panggung global. Dompet Dhuafa memainkan peran sentral sebagai sekretariat utama,” ucap Ahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
    Sebagai sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina, Dompet Dhuafa memiliki lima fungsi utama, yakni sebagai pusat data dan informasi NGO Indonesia yang membantu Palestina serta melakukan kampanye dan penggalangan dana bersama untuk membantu Palestina.
    Dompet Dhuafa juga bertugas memfasilitasi koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antar-NGO untuk mendukung Palestina, memfasilitasi dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam membantu Palestina, serta memperlancar dan mempercepat proses penyampaian bantuan untuk Palestina.
    “Dompet Dhuafa berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap bentuk bantuan dari masyarakat Indonesia dapat tersampaikan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi rakyat Palestina,” ujar Ahmad.
    Ketua Pengurus Forum Zakat (FOZ) Wildan Dewayana menyampaikan bahwa penunjukan Dompet Dhuafa sebagai pemimpin sekretariat adalah pilihan tepat mengingat pengalaman dan rekam jejaknya dalam aksi kemanusiaan internasional.
    “Saya kira sangat tepat Dompet Dhuafa ditunjuk sebagai Sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina. Dengan beragam pengalaman dan kiprahnya dalam dunia kemanusiaan, kami yakin forum ini akan menjadi kekuatan yang besar bagi masyarakat Indonesia untuk Palestina,” tambahnya.
    Sebagai informasi, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang memantau langsung situasi di Palestina melaporkan bahwa kondisi di Gaza semakin memburuk setelah gencatan senjata berakhir pada 18 Maret 2025.
    Serangan udara Israel kembali meningkat secara intensif sehingga memperparah blokade yang sudah ada dan semakin memperburuk akses bantuan kemanusiaan. Ribuan warga sipil menjadi korban. Sementara, komunitas internasional masih belum dapat menghentikan eskalasi kekerasan yang terus berlangsung.
    Berkaca dari kondisi tersebut, Direktur Timur Tengah Kemenlu Ahrul Tsani Faturahman menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mendukung perjuangan Palestina melalui berbagai jalur diplomasi dan kerja sama dengan mitra internasional.
    Ia juga mendorong sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina yang dikelola Dompet Dhuafa agar segera merancang langkah konkret dalam mendistribusikan bantuan ke Gaza.
    “Pemerintah Indonesia, melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis, berupaya untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk darurat, tetapi juga bersifat jangka panjang, agar mampu membantu pemulihan masyarakat Gaza yang terkena dampak,” jelas Ahrul.
    Untuk diketahui, pertemuan tersebut menyoroti sejumlah poin utama, seperti strategi optimalisasi bantuan dalam kondisi blokade, upaya diplomasi kemanusiaan untuk mempermudah akses bantuan ke wilayah konflik, serta pemanfaatan teknologi dalam mempercepat distribusi bantuan.
    Diskusi itu juga menekankan peran masyarakat Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina melalui donasi, edukasi, dan kampanye kesadaran di media sosial.
    Perwakilan Direktorat Hak Asasi Kemanusiaan (HAM) dan Kemanusiaan Kemenlu Atu Yudhistira Indarto juga mengajak seluruh peserta diskusi untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
    Ia memaparkan sejumlah rencana Kemenlu untuk memberikan bantuan kepada Palestina. Rencana ini sangat memungkinkan untuk diikuti juga oleh lembaga-lembaga kemanusiaan dalam mengirimkan bantuan.
    Dia menyerukan NGO Indonesia untuk memanfaatkan berbagai jalur akses bantuan yang sudah ada melalui Mesir, Yordania, dan Turkiye, serta menjalin kerja sama dengan NGO internasional.
    “Kita sudah ada pintu-pintu masuk bantuan ke Palestina. Tinggal kita diskusikan lebih lanjut bagaimana kita menghimpun bantuan dari masyarakat Indonesia untuk kemudian disalurkan melalui pintu-pintu tersebut dan bantuan bisa sampai di tangan saudara-saudara kita di Palestina,” ucapnya.
    Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat dinilai menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Palestina.
    Melalui kampanye bersama, para NGO pun meyakini dapat mencapai target penghimpunan sebesar 200 juta dollar AS atau setara Rp 3,27 triliun.
    Dana tersebut akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan mendesak, termasuk penyediaan layanan kesehatan, dan bantuan pangan, serta pembangunan infrastruktur dan masjid yang rusak akibat konflik berkepanjangan.
    Dengan kolaborasi yang semakin kuat, Dompet Dhuafa optimistis bahwa aksi kemanusiaan dari Indonesia dapat terus berlanjut dan memberikan dampak signifikan bagi Palestina.
    “Solidaritas kemanusiaan ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, melainkan juga memastikan bahwa hak-hak rakyat Palestina tetap diperjuangkan. Dengan semangat kebersamaan, kita akan terus bergerak,” tutur Ahmad.
    Selanjutnya, para NGO akan mengembangkan rencana aksi konkret, termasuk strategi advokasi internasional, penggalangan dana yang lebih luas, serta mekanisme distribusi bantuan yang lebih efektif.
    Dengan dukungan dari masyarakat Indonesia, bantuan diharapkan dapat terus mengalir dan meringankan penderitaan rakyat Palestina di tengah situasi yang semakin sulit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Hanya Myanmar, Gempa Dangkal Patahan Darat Pernah Hantam Turki

    Tak Hanya Myanmar, Gempa Dangkal Patahan Darat Pernah Hantam Turki

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang berada pada kedalaman 10 km (6,2 mil) terjadi di Myanmar pada Jumat (28/4/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Pusat gempa berada sekitar 17 km dari Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

    Data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 tercatat 12 menit kemudian di lokasi terdekat berjarak sekitar 60 kilometer. Beberapa gempa yang lebih sedang muncul setelahnya.

    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok hingga terasa provinsi Yunnan barat daya China, yang berbatasan dengan Myanmar.

    Gempa tersebut merupakan gempa kembar atau doublet earthquake, yakni dua peristiwa gempa bumi yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.

    Akibat gempa ini, kota Bangkok mengalami kerusakan masif. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebut kerusakan masif di Bangkok terjadi karena efek vibrasi periode panjang (Long Vibration Period) yang mana rawan terjadi di tempat-tempat yang tanahnya lunak dan lapisannya tebal, seperti karakteristik di Ibu Kota Negara Thailand tersebut.

    “Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” terang Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/3/2025).

    “Endapan sedimen tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespon gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” tambahnya.

    Laporan BMKG menyebut berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip).

    Mirip dengan Gempa Turki 2023

    Gempa yang terjadi di Myanmar dilaporkan serupa dengan gempa yang terjadi di Turki pada tahun 2023 silam. Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 7,8 melanda Turki tengah dan barat laut Suriah pada 6 Februari 2023 pukul 04:17 pagi waktu setempat. Bencana alam ini juga dirasakan di Siprus, Yunani, Yordania, Lebanon, bahkan hingga Greenland.

    Pusat gempa berada sekitar 26 km sebelah timur kota Nurdagi di Turki pada kedalaman sekitar 18 km di Patahan Anatolia Timur. Gempa menyebar ke arah timur laut, membawa kehancuran ke Turki tengah dan Suriah.

    Selama abad ke-20, Patahan Anatolia Timur menghasilkan sedikit aktivitas seismik besar. “Jika kita hanya melihat gempa (besar) yang direkam oleh seismometer, itu akan terlihat kurang lebih kosong,” kata Roger Musson, rekan peneliti kehormatan di British Geological Survey, dikutip Reuters.

    Hanya tiga gempa bumi yang terdaftar di atas 6,0 Skala Richter (SR) sejak 1970 di daerah tersebut, menurut USGS. Namun, pada 1822, gempa berkekuatan 7,0 melanda wilayah tersebut, menewaskan sekitar 20.000 orang.

    Di Turki, rata-rata ada kurang dari 20 gempa bermagnitudo lebih dari 7,0 setiap tahun. Hal itu membuat peristiwa pada 2023 lalu tergolong kejadian luar biasa.

    Getaran gempa magnitudo 7,8 yang melanda Selatan Turki nyatanya tak hanya terasa di wilayah Timur Tengah dan Eropa. Bahkan, guncangan juga terasa hingga Greenland.

    “Gempa bumi besar di Turki tercatat dengan jelas di seismograf di Denmark dan Greenland”, ujar seismolog dari Survei Geologi Denmark dan Greenland, Tine Larsen, mengatakan kepada AFP saat itu.

    Sebelumnya, guncangan gempa yang terjadi di dekat perbatasan Turki-Suriah itu dilaporkan terasa hingga Mesir, Yunani, Siprus, dan Georgia. Bahkan, Italia pun sempat menyalakan tanda peringatan tsunami di sekitar wilayah bibir pantai Laut Tengah.

    Saat itu, menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD), setidaknya tercata 5.606 bangunan runtuh selama dan setelah gempa.

    Sementara korban jiwa gempa Turki dan Suriah telah menembus lebih dari 3.800 orang. Dilansir AFP, setidaknya 1.444 orang tewas di seluruh Suriah.

    Jumlah korban baru membuat total kematian di kedua negara menjadi setidaknya 3.823 setelah Turki merevisi jumlah korban sebelumnya menjadi 2.379. Ankara juga mengumumkan hampir 14.500 orang terluka dalam bencana tersebut.

    (fsd/fsd)

  • Israel Klaim akan Meluncurkan Program Percontohan untuk Mengirimkan 100 Warga Gaza ke Indonesia – Halaman all

    Israel Klaim akan Meluncurkan Program Percontohan untuk Mengirimkan 100 Warga Gaza ke Indonesia – Halaman all

    Israel Luncurkan Program Percontohan untuk Mengirimkan 100 Warga Gaza ke Indonesia

    TRIBUNNEWS.COM- Israel telah memulai program percontohan untuk mendorong pembersihan etnis warga Palestina dari Gaza, yang disebut Israel sebagai “migrasi sukarela”. 

    Program ini bertujuan untuk mengusir 100 warga Palestina dari Gaza ke Indonesia, media Israel melaporkan pada hari Selasa.

    Menurut The Times of Israel, program ini awalnya akan memulangkan 100 warga Gaza ke Indonesia, di mana sebagian besar akan bekerja di bidang konstruksi. 

    Mayor Jenderal Israel Ghassan Alian, kepala Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), akan mengawasi inisiatif tersebut.

    Jika berhasil, Israel berharap ribuan warga Gaza lainnya akan pindah “secara sukarela”, dengan persetujuan Jakarta. 

    Karena Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik, saluran komunikasi khusus disiapkan untuk mengoordinasikan program tersebut. 

    Jika diperluas, otoritas pemerintah akan mengambil alih administrasinya, kata laporan itu.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, diperkirakan akan menunjuk pensiunan Brigadir Jenderal Ofer Winter untuk memimpin proyek tersebut. 

    Winter, seorang mantan perwira militer senior, sangat dihormati di kalangan nasionalis religius Israel.

    Program percontohan ini menyusul laporan yang berkembang tentang upaya Israel untuk memaksa warga Palestina meninggalkan Gaza. 

    Pada bulan Januari, media Israel mengungkapkan bahwa pemerintah telah menjajaki opsi relokasi dengan beberapa negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Suriah, Sudan, dan Somaliland.

    Prakarsa ini juga muncul setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengusulkan untuk membeli Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah” lalu mengusir penduduknya ke Mesir, Yordania, atau negara lain. 

    Sementara menteri Israel menyambut baik gagasan tersebut, Otoritas Palestina dan negara-negara Arab dengan tegas menolaknya.

    Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa upaya tersebut dapat dianggap sebagai pemindahan paksa, dan pelanggaran yang nyata terhadap hukum internasional.

    Rencana Israel untuk mengusir warga Palestina dari Gaza muncul di tengah berlanjutnya pengepungan dan pemboman di daerah kantong tersebut, menggunakan serangan udara, kelaparan, dan kekurangan dalam genosida yang sedang berlangsung.

    Israel yakin kejahatan perang ini akan membuat Gaza tidak layak huni, sehingga memaksa warga Palestina melakukan “migrasi sukarela.”

    SUMBER: QUDS NETWORK

  • Israel Dilaporkan Bersiap Pindahkan 100 Warga Gaza ke Indonesia

    Israel Dilaporkan Bersiap Pindahkan 100 Warga Gaza ke Indonesia

    GELORA.CO –  Media Israel melaporkan pada Rabu bahwa kelompok pertama yang terdiri dari 100 warga Palestina dari Jalur Gaza sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Program ini disebut sebagai bagian dari program percontohan untuk mendorong “emigrasi sukarela” warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Times of Israel mengutip Channel 12 News yang mengatakan bahwa program percontohan akan dijalankan oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian, yang mengepalai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah badan Kementerian Pertahanan. Laporan tersebut menambahkan bahwa sebagian besar warga Palestina akan dipekerjakan dalam pekerjaan konstruksi.

    Menurut surat kabar tersebut, Israel berharap jika program percontohan ini berhasil, maka akan mendorong ribuan warga Gaza untuk pindah ke Indonesia untuk bekerja dan mempertimbangkan pemukiman permanen di sana, sebuah langkah yang memerlukan persetujuan Jakarta, menurut Channel 12.

    Upaya Israel ini kerap dipandang sebagai bagian dari pengosongan Jalur Gaza untuk dicaplok kembali. Berbagai negara dan lembaga internasional melihat rencana “emigrasi sukarela” ini sebagai bagian dari pemberihan ernis di Gaza.

    Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Kendati demikian saluran komunikasi khusus telah dibuka antara kedua negara untuk mengembangkan program percontohan tersebut, kata laporan itu. Jika uji coba ini berhasil, “departemen imigrasi pemerintah” akan mengambil tanggung jawab atas program tersebut, menurut laporan tersebut.

    Surat kabar tersebut menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Israel Israel Katz akan menunjuk pensiunan Brigadir Jenderal Ofer Winter—seorang perwira senior yang kontroversial di militer, namun sangat dihormati oleh orang-orang Israel yang religius—untuk memimpin proyek tersebut.

    Awal bulan lalu, Presiden AS Donald Trump memicu kejutan global ketika ia menyarankan Amerika Serikat mengambil alih Gaza, mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah,” dan memaksa penduduknya untuk pindah ke Mesir, Yordania, atau negara lain.

    Sementara para menteri di pemerintahan Benjamin Netanyahu memuji usulan tersebut dan menyerukan agar perang dimanfaatkan sebagai peluang untuk membangun kembali pemukiman Israel di Jalur Gaza, Otoritas Palestina dan negara-negara Arab dengan tegas menolak gagasan tersebut.

    Januari lalu, situs Zaman Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel melakukan kontak rahasia dengan Kongo dan negara-negara lain untuk mengusir ribuan penduduk dari Gaza.

    Kabar pemindahan warga Gaza ke Indonesia yang dianjurkan Trump sempat mengemuka pada Januari lalu. Saat itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyebut sama sekali tak mengetahui hal tersebut.

    “Pemerintah RI tidak pernah memperoleh informasi apapun, dari siapapun, maupun rencana apapun terkait relokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia sebagai salah satu bagian dari upaya rekonstruksi pasca konflik,” kata Kemlu RI dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).

    Kemlu RI menolak berspekulasi tentang isu tersebut tanpa adanya informasi lebih jelas. Namun mereka menegaskan bahwa posisi Pemerintah RI tetap menolak upaya pemindahan atau relokasi warga Gaza.

    “Upaya untuk mengurangi penduduk Gaza hanya akan mempertahankan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina dan sejalan dengan strategi yang lebih besar yang bertujuan untuk mengusir orang Palestina dari Gaza,” kata Kemlu RI.

  • Israel Klaim akan Meluncurkan Program Percontohan untuk Mengirimkan 100 Warga Gaza ke Indonesia – Halaman all

    Media Israel: 100 Warga Palestina Pindah dari Gaza ke Indonesia! – Halaman all

    Media Israel: 100 Warga Palestina Pindah dari Gaza ke Indonesia!

    TRIBUNNEWS.COM – Media Channel 12 Israel, Rabu (26/3/2025) mengungkapkan kalau “sebuah proyek percontohan, sedang dilaksanakan untuk secara sukarela mengirim warga Palestina untuk bekerja di Indonesia di sektor konstruksi.”

    Media tersebut menjelaskan, proyek percontohan ini merupakan yang pertama dari jenisnya, sejak Israel secara resmi membentuk sebuah direktorat yang mengurus kepindahan ‘sukarela’ warga Gaza dari Palestina ke negara ketiga.

    Direktorat Israel itu merupakan tindaklanjut atas usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga.

    Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia.

    Laporan itu mencatat kalau “Koordinator Operasi di Wilayah tersebut bertanggung jawab atas proyek percontohan ini”.

    “Dan jika berhasil, proyek ini akan diambil alih oleh Departemen Imigrasi Israel, yang dibentuk oleh Menteri Yisrael Katz di Kementerian Pertahanan, dengan tujuan untuk membuktikan bahwa imigrasi sukarela ini berhasil dan mendorong ribuan warga Gaza untuk pindah bekerja di sektor konstruksi di Indonesia,” tulis laporan tersebut dilansir Khaberni, Rabu.

    Berdasarkan hukum internasional, siapa pun yang meninggalkan Jalur Gaza untuk bekerja akan diizinkan kembali.

    “Tetapi gagasan umumnya adalah untuk mendorong imigrasi dan tempat tinggal jangka panjang di sana. Ini (tinggal dan menetap) bergantung pada pemerintah di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia,” tulis ulasan Khaberni.

    Laporan menambahkan, proyek percontohan tersebut didahului dengan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia, yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.

    “Perlu dibangun saluran komunikasi antara kedua negara,” kata laporan itu.

    Belum ada tanggapan resmi baik dari Pemerintah Israel maupun Pemerintah Indonesia atas kabar pelaksanaan proyek percontohan pemindahan sukarela warga Gaza ke Indonesia ini.

    Sebagai informasi, Israel membentuk Direktorat Pengurusan Pemindahan Sukarela Warga Gaza untuk menangani upaya evakuasi sukarela penduduk Gaza ke luar negeri dan membantu menciptakan peluang kerja guna mendorong emigrasi dari Jalur Gaza. 

    “Dengan berjalannya proyek percontohan, Menteri Pertahanan Israel harus memutuskan dalam beberapa hari mendatang siapa yang akan mengepalai direktorat tersebut,” tambah laporan tersebut. 

    Sejumlah laporan media Israel menyebut, tampaknya kandidat yang baru-baru ini diajukan untuk posisi tersebut adalah Brigadir Jenderal (Purn.) Ofer Winter.

    PENGUNGSI GAZA – Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Pemerintah Israel menindaklanjuti usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga dengan membentuk Direktorat Urusan Pemindahan Sukarela warga Palestina yang ingin ke luar dari Gaza. Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia.

    Proyek Menjijikkan

    Sebelum laporan proyek uji coba pemindahan warga Gaza ke Indonesia ini, telah juga muncul sejumlah laporan kalau negara-negara di Afrika juga menjadi opsi lokasi tujuan pemindahan.

    Profesor madya di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout mengecam usulan pemindahan paksa warga Palestina ke Afrika sebagai “garis merah yang tidak boleh dilampaui.”

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Qarmout menyatakan pemerintah dunia memiliki tanggung jawab untuk menghentikanusulan yang “menjijikkan” dan tidak boleh terlibat dalam skenario tersebut, terutama jika melibatkan pemindahan warga Palestina ke negara-negara Afrika yang masih berjuang melawan warisan kolonial.

    “Sudan dan Somalia masih dilanda perang akibat warisan kolonial,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

    “Mereka (pemerintah Israel) harus diekspos dan dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang harus dipermalukan,” ujar Qarmout.

    Menurut laporan, Amerika Serikat dan Israel dilaporkan melakukan pembicaraan diam-diam dengan beberapa negara Afrika Timur, termasuk Somaliland, mengenai kemungkinan penerimaan warga Palestina yang dipindahkan.

    Sebagai imbalannya, berbagai insentif – finansial, diplomatik, dan keamanan – diperkirakan akan ditawarkan kepada pemerintah tersebut.

    Seorang pejabat AS yang terlibat dalam upaya ini mengonfirmasi kepada Associated Press AS telah melakukan pembicaraan dengan Somaliland mengenai bidang-bidang tertentu yang bisa mereka bantu, dengan imbalan pengakuan internasional untuk wilayah yang memisahkan diri tersebut.

    Namun, pejabat Somaliland, Abdirahman Dahir Adan, Menteri Luar Negeri Somaliland, membantah bahwa pihaknya telah menerima atau membahas usulan tersebut.

    “Saya belum menerima usulan seperti itu, dan tidak ada pembicaraan dengan siapa pun terkait Palestina,” katanya kepada Reuters.

    Qarmout menilai usulan pemindahan paksa ini sebagai tindakan yang “keterlaluan” dan mendesak masyarakat internasional untuk menentangnya.

    Ia menegaskan bahwa negara-negara seperti Sudan dan Somalia, yang masih menghadapi tantangan besar akibat warisan kolonial, seharusnya tidak dilibatkan dalam rencana ini.

    AS-Israel Lirik Afrika untuk Pindahkan Warga Gaza

    Amerika Serikat (AS) dan Israel telah menghubungi pejabat dari tiga negara di Afrika Timur untuk mendiskusikan kemungkinan penggunaan wilayah mereka sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina dari Gaza.

    Laporan ini muncul dari Associated Press pada Jumat (14/3/2025), yang mengutip sumber dari pejabat AS dan Israel.

    Namun, Sudan menolak tawaran tersebut, sementara Somalia dan Somaliland menyatakan ketidaktahuan mengenai usulan itu.

    Pejabat Sudan secara tegas menolak tawaran untuk menampung warga Gaza.

    Sementara itu, Somalia dan Somaliland mengaku tidak menerima informasi terkait tawaran tersebut.

    Hal ini menunjukkan ketidakpastian dan penolakan dari negara-negara yang diharapkan dapat menampung pengungsi.

    Langkah AS dan Israel ini berlawanan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump sebelumnya.

    Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (13/2/2025), Trump menegaskan, “Tidak ada yang akan diusir dari Gaza.”

    Pernyataan ini disampaikan ketika ia bertemu dengan Perdana Menteri Irlandia, Michel Martin.

    Rencana Kontroversial AS

    Pada Februari 2025, Trump mengusulkan rencana yang kontroversial untuk mengambil alih Gaza, merelokasi penduduk Palestina, dan mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah.”

    Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Yordania dan Mesir tidak akan menolak permintaannya untuk menyambut pengungsi Gaza.

    Baik Yordania maupun Mesir menolak usulan tersebut, dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah sepakat bahwa Gaza harus dibangun kembali tanpa mengusir warga Palestina.

    Mesir bahkan mengusulkan rencana rekonstruksi senilai $53 miliar untuk Gaza, yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan layanan penting, tanpa melibatkan Hamas dalam kepemimpinan masa depan.

    Israel dan AS menolak rencana Mesir karena dianggap tidak menawarkan solusi yang jelas untuk mengeluarkan Hamas dari kekuasaan dan tidak mengatasi masalah keamanan serta pemerintahan jangka panjang.

    Dengan situasi yang terus berkembang, langkah AS dan Israel untuk mencari tempat penampungan di Afrika menambah kompleksitas dalam upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel.

    Pasukan Israel Tangkap 8 Warga Palestina dalam Penggerebekan di Tepi Barat

    Pasukan Israel menangkap delapan warga Palestina dalam serangkaian penggerebekan yang terjadi di berbagai kota di Tepi Barat, menurut laporan terbaru dari kantor berita Wafa.

    Lima pemuda dari keluarga Al-Zalbani ditangkap selama penyerbuan di kota Anata, timur laut Yerusalem.

    Sebelumnya pada malam itu, seorang pemuda terluka setelah ditembak di perut dengan peluru tajam dalam bentrokan dengan tentara Israel di kota yang sama.

    Selain itu, pasukan Israel menangkap tiga warga Palestina dari kota Silwad, timur Ramallah, menurut sumber keamanan setempat.

    Pasukan Israel juga melakukan serangan di kota Anabta dan Bal’a, timur Tulkarem, serta kota Yerikho.

    Serangkaian penangkapan dan penggerebekan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.

     

    (oln/khbrn/tribunnews/*)