Negara: Vietnam

  • Membaca Potensi Negosiasi Ulang Tarif Trump Usai KTT ASEAN

    Membaca Potensi Negosiasi Ulang Tarif Trump Usai KTT ASEAN

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump hadir dalam acara KTT ASEAN yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 26-27 Oktober 2025. Dalam beberapa kesempatan, ia menyampaikan pujian, terkhusus kepada Presiden RI Prabowo Subianto yang memiliki andil besar dalam penyelesaian konflik di Gaza. Trump bahkan menyebut Indonesia sebagai teman baru.

    “Kita telah menandatangani perjanjian yang kuat. Ada 59 negara terlibat, dan banyak di antara mereka ada di meja ini, sebagai contoh, Indonesia teman baru saya. Terima kasih telah membantu. Kami sangat menghargainya,” ujar Trump seperti dikutip dari keterangan tertulis dari BPMI Setpres, Minggu (26/10/2025).

    “Saya ingin berterima kasih kepada Malaysia dan Brunei, juga kepada teman saya, Presiden Prabowo dari Indonesia, atas upaya luar biasa mereka mengamankan hari baru bagi Timur Tengah,” lanjut Trump.

    Oleh banyak pengamat, kedatangan Trump dalam perhelatan negara-negara Asia Tenggara ini dilihat sebagai usahanya untuk tetap dekat dengan 11 negara ASEAN. Para pakar melihat jika negara-negara ASEAN masih memiliki potensi pengembangan ekonomi yang akan berdampak baik ke AS.

    Benar saja, dalam kesempatan tersebut, Presiden AS itu menandatangani sejumlah perjanjian dagang baru dengan empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Beberapa barang ekspor dari keempat negara tersebut memperoleh penurunan tarif menjadi 0%. Timbal baliknya, AS memperoleh kepastian pasokan logam tanah jarang dari kawasan tersebut. Oleh Trump, kerja sama ini disebut sebagai langkah strategis memperkuat rantai pasok global dan mengurangi ketergantungan AS terhadap China.

    Lalu bagaimana dengan Indonesia yang disebut sebagai kawan baru oleh Trump? Merangkum detikFinance, Indonesia sedang menegosiasikan kembali tarif resiprokal dengan AS. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut jika tarif sebesar 19% ini sedang kembali didiskusikan dengan AS dan akan rampung dalam waktu 2-3 minggu ke depan.

    Lalu seberapa besar kans Indonesia mendapatkan diskon seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja? Apakah posisi Indonesia di BRICS masih menjadi hambatan? Ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

    Beralih ke NTT, detikSore akan mengulas tentang meninggalnya seorang warga Manggarai Timur akibat rabies yang tertular dari anjing peliharaannya. Nahasnya, anjing tersebut justru dimakan ramai-ramai oleh belasan warga di sana. Terbaru, Kepala Desa Uwu di Mangarai Timur, NTT tengah mendata nama-nama yang sudah terlanjur mengkonsumsi anjing yang diduga terkena virus rabies tersebut. Bagaimana kabar terbarunya? Ikuti laporan Jurnalis detikcom selengkapnya.

    Jelang petang nanti, detikSore akan mengulik cerita seru di balik komunitas kuliner unik di Jakarta. Mereka adalah Komunitas Pergi Makan Jakarta. Tidak hanya sekedar mencicipi makanan menarik di Jakarta, mereka juga mengangkat konsep “Culinary Tour with Strangers”. Dengan kata lain, komunitas ini berusaha membuka wahana baru bagi orang-orang yang ingin memperluas jaringan pertemanan dengan medium kuliner. Lalu apa saja yang ditawarkan oleh komunitas ini? Temui mereka di detikSore.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • China Balas Dendam, Trump Langsung Merapat ke Tetangga RI

    China Balas Dendam, Trump Langsung Merapat ke Tetangga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China masih terus berlanjut. AS yang melancarkan pemblokiran akses teknologi bertubi-tubi, akhirnya dibalas China dengan membatasi ekspor logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk mengembangkan senjata dan peralatan militer AS. 

    Alhasil, Presiden AS Donald Trump segera mencari pasokan logam tanah jarang dari tempat lain. Trump dilaporkan menandatangani serangkaian kesepakatan dagang untuk mineral penting dengan empat negara tetangga Indonesia, termasuk Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

    Langkah ini disebut sebagai strategi Washington untuk menyeimbangkan perdagangan sekaligus memperkuat rantai pasok global di tengah dominasi China. Penandatanganan dilakukan saat Trump menghadiri KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Minggu (26/10).

    Dalam pertemuan itu, AS dan keempat negara sepakat menghapus sejumlah hambatan tarif dan memperluas akses pasar untuk produk Amerika. Gedung Putih menyebutkan, AS mempertahankan tarif 19-20% untuk ekspor dari negara-negara tersebut, dengan beberapa produk akan dibebaskan tarifnya.

    Vietnam, yang sebelumnya mencatat surplus perdagangan hingga US$123 miliar terhadap AS, berjanji akan meningkatkan pembelian produk Amerika untuk memperkecil kesenjangan perdagangan kedua negara, demikian dikutip dari Reuters, Senin (27/10/2025).

    Tak hanya itu, Malaysia dan Thailand juga menandatangani kerja sama strategis dengan AS di sektor mineral penting, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari China. Malaysia bahkan sepakat tidak melarang atau membatasi ekspor rare earth ke AS.

    Kesepakatan ini muncul di tengah laporan bahwa China tengah memperkuat kerja sama dengan Malaysia untuk membangun fasilitas pengolahan rare earth melalui Khazanah Nasional. Langkah Beijing itu dinilai sebagai upaya mempertahankan dominasinya di industri mineral strategis dunia.

    Selain perdagangan, empat negara ASEAN itu juga menyetujui peningkatan kerja sama di bidang digital, jasa, investasi, dan perlindungan tenaga kerja. Thailand dan Malaysia memberikan fasilitas tambahan bagi produk AS, termasuk pelonggaran kepemilikan asing dan pembebasan tarif di sejumlah sektor strategis.

    Thailand, misalnya, akan menghapus tarif hingga 99% produk dan membeli 80 pesawat buatan AS senilai US$18,8 miliar. Negeri Gajah Putih itu juga akan mengimpor gas alam cair dan minyak mentah dari AS senilai US$5,4 miliar per tahun.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Negara ASEAN Sepakati Aturan Baru Perdagangan Barang, Ini Isinya – Page 3

    Negara ASEAN Sepakati Aturan Baru Perdagangan Barang, Ini Isinya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Budi Santoso mendampingi Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penyerahan Naskah Perjanjian The Second Protocol to Amend the ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA Upgrade).

    Penyerahan naskah ini dilakukan oleh Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Abdul Aziz, selaku Ketua Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) kepada Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, dalam prosesi penyerahan ATIGA Upgrade di Kuala Lumpur, Malaysia dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47.

    Selain Indonesia, penyerahan naskah ini juga disaksikan oleh para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN.

    “Penyerahan resmi naskah perjanjian ini menandai komitmen bersama negara-negara ASEAN untuk membangun sistem perdagangan yang modern, inklusif, dan berkelanjutan, guna memperkuat integrasi ekonomi kawasan,” jelas Mendag Busan, Senin (27/10/2025).

    Naskah Perjanjian ATIGA Upgrade telah ditandatangani Mendag Busan di hari sebelumnya. Penandatanganan juga telah dilakukan oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

    Sedangkan Kamboja dan Laos menandatangani secara ad referendum. Sementara itu, Myanmar dan Vietnam dijadwalkan melakukan penandatanganan pada November 2025.

    Setelah penandatanganan rampung, implementasi perjanjian ini dijadwalkan mulai berlaku 18 bulan setelahnya. ATIGA Upgrade ini menjadi perjanjian perdagangan barang ASEAN yang lebih responsif terhadap dinamika ekonomi regional dan global.

     

  • Catat! Ekonom Ungkap 5 Capaian Prabowo di Tahun Pertama

    Catat! Ekonom Ungkap 5 Capaian Prabowo di Tahun Pertama

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto masih memiliki tiga PR besar dalam perekonomian, meskipun mampu menyelesaikan setidaknya lima tantangan selama setahun masa kepemimpinannya sejak 20 Oktober 2025.

    Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, lima tantangan perekonomian yang berhasil diselesaikan Prabowo dalam satu tahun masa kepemimpinannya ini pertama terkait dengan mengembalikan laju pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

    Sebagaimana diketahui, pada kuartal II-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil tumbuh di level 5,12% secara tahunan atau year on year (yoy), dari sebelumnya pada kuartal I-2025 mengalami kemerosotan ke level 4,87%.

    “Tentu saja pertumbuhan ekonomi 5% ini dicapai tidak dengan mudah di tengah tadi yang Pak Presiden sampaikan, konflik geopolitik dan juga instability dalam global financial situation saat ini,” kata Andry dalam Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Senin (27/10/2025).

    Tantangan kedua, yang berhasil dilalui oleh Pemerintahan Prabowo, menurut Andry ialah menjaga tekanan inflasi di level target Bank Indonesia (BI) kisaran 2,5% plus minus 1%. Per September 2025, tekanan inflasi tercatat di level 2,65% yoy.

    “Tingkat inflasi yang ada saat ini memberikan dua hal. Yang pertama adalah tetap menjaga living cost, biaya hidup masyarakat di Indonesia, terutama kalau kita lihat yang perlu dijaga juga inflasi tingkat pangan,” ucap Andry.

    “Yang kedua juga tetap memberikan insentif bagi dunia usaha, karena kalau inflasinya terlalu rendah juga, misalnya ke arah misalnya di bawah 1%, tentu saja buat dunia usaha tidak ada insentif kemudian untuk memproduksi,” tegasnya.

    Masalah ketiga, kata Andry terkait dengan stabilitas pasar keuangan yang cenderung terjaga dari gejolak ketidakpastian dan tekanan ekonomi global selama era pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Stabilitas itu terjadi di nilai tukar rupiah, pasar modal, dan pasar surat berharga negara (SBN).

    “Dan volatilitas kalau lihat di tiga indikator situasi di global, yakni currency, global equity dan juga bond market, itu jauh lebih volatile di Trump 2.0 ini. Jadi stabilitas di sektor keuangan ini tentu saja kinerja yang hebat dari para otoritas, otoritas fiskal, otoritas moneter dan juga perbankan,” paparnya.

    Keempat, Andry melanjutkan, tantangan yang berhasil diatasi pemerintahan Prabowo Subianto terkait dengan upaya memperbaiki ketimpangan masyarakat. Pada Maret 2025, BPS mencatat ketimpangan yang tercermin dari gini ratio menjadi yang terendah dalam periode 2019-2025, yakni di level 0,375.

    Terakhir, capaian kelima terbesar masa pemerintahan Prabowo Subianto kata Andry ialah keberhasilan menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan sejumlah kelompok ekonomi besar, seperti Eropa maupun Afrika, di tengah tekanan narasi proteksionisme yang di bawah pemerintah AS melalui kebijakan tarif resiprokal Donald Trump.

    Dengan Eropa, misalnya, pemerintah berhasil mencapai kesepakatan substansial Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada September lalu. Padahal, perundingan itu sudah dilakukan hampir satu dekade yang lalu.

    “Ini sudah membuka suatu jalan untuk kemudian bagi kita mendiversifikasi tujuan ekspor dan juga kemudian bisa meningkatkan ekspor kita ke depan.
    Di tengah tadi tantangan tarif Trump, bahkan juga kemudian kita juga mendekati negara-negara di benua Afrika yang sebenarnya kita punya ruang untuk meningkatkan produk-produk dari UMKM kita untuk didorong untuk diekspor ke sana,” tutur Andry.

    PR yang Belum Selesai

    Andry mengingatkan, setelah berhasil menyelesaikan lima tantangan itu, Prabowo masih memiliki tiga PR yang harus dikerjakan untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia supaya bisa tumbuh ke level 8% sesuai target selama lima tahun masa pemerintahannya.

    PR pertama kata Andry adalah memperbaiki struktur produksi PDB agar lebih berkelanjutan. Caranya dengan fokus perbaikan pada sektor-sektor industri yang selama ini berkontribusi besar terhadap PDB namun belum mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.

    Sektor itu di antaranya ialah pertanian, perkebunan, dan perikanan memiliki kontribusi hingga 14% terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia. Lalu, makanan dan minuman, yang kontribusinya ke PDB kisaran 19%, serta perdagangan besar dan eceran mencapai 13%. Meski kontribusi besar, tiga sektor itu pertumbuhannya selalu di bawah 5%. Sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan bahkan tumbuhnya hanya 2,2%.

    “Jadi kisaran 2,2% misalnya, kalau kita bisa dua kali lipatkan pertumbuhannya, ini tentu saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara struktural lebih baik lagi ke depannya dan juga dalam hal penyerapan tenaga kerja,” paparnya.

    Kedua, PR yang mesti diselesaikan Prabowo kata Andry terkait dengan perbaikan industri manufaktur yang dalam satu dekade terakhir mengalami periode deindustrialisasi dini, yakni kontribusinya kian menyusut terhadap PDB.

    Untuk mengatasi masalah itu, Andry menganggap, tidak ada opsi lain selain mendorong percepatan investasi yang berkualitas dengan menggerakkan penciptaan iklim investasi yang kondusif di tingkat pusat maupun daerah.

    “Jadi semua kepala daerah dan pemerintah daerah bersama pemerintah pusat itu juga kemudian bisa saling bersaing untuk mengundang foreign investors, direct investors, karena kita membutuhkan direct investment yang luar biasa besar. Karena kita negara yang masih menghadapi tantangan saving investment gap yang cukup besar,” tegas Andry.

    Terakhir, masalah yang harus segera diselesaikan Presiden, kata Andry ialah kembali memperbaiki kondisi kelas menengah yang terus tertekan hingga 2024.

    Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kelas menengah yang menyusut di Indonesia dari posisi 2019 sebanyak 57,33 juta orang menjadi hanya 47,85 juta orang pada 2024 menyisakan tekanan daya beli pada tahun ini, yang tercermin dari lambatnya laju konsumsi rumah tangga.

    Laju konsumsi kini tak lagi mampu tumbuh di atas 5%. Pada Kuartal II-2025 konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% yoy dengan kontribusi 54,25% ke PDB. Tak mengalami perubahan signifikan dari posisi kuartal I-2025 yang sebesar 4,95%, dan kuartal II-2024 sebesar 4,93%.

    “Kalau kita bisa kemudian mengembalikan dengan penciptaan lapangan kerja dan juga kemudian bisa dengan insentif buat kelas menengah, saya rasa ini juga akan mengembalikan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi dan investasi ke pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik lagi ke depannya,” kata Andry.

    Andry menjelaskan, pemerintah saat ini memang sangat berkepentingan untuk mempercepat pertumbuhan karena dalam satu dekade terakhir telah ketinggalan dibanding negara-negara tetangga dalam mencapai angka pertumbuhan di atas 5%. Akibatnya, banyak investor yang lebih memilih menanamkan modalnya atau foreign direct investment ke negara-negara seperti Vietnam.

    “Karena secara relatif negara-negara tetangga kita sudah mampu kemudian tumbuh lebih agresif lagi dan ini yang menjadi salah satu alasan dasar kenapa investasi asing langsung banyak masuk ke Vietnam misalnya, ke negara-negara yang lain. Karena mereka membaca narasi pertumbuhan yang relatif lebih baik dari negara-negara tersebut,” tutur Andry.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pocong, Bakunawa, dan Sundel Bolong Ikut Meriahkan Halloween di App Store – Page 3

    Pocong, Bakunawa, dan Sundel Bolong Ikut Meriahkan Halloween di App Store – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bertepatan dengan bulan Oktober, Apple menghadirkan nuansa serang dengan cara tak biasa di App Store mereka.

    Dalam rangka merayakan Halloween di 31 Oktober mendatang, sejumlah karya developer game independen dari Asia Tenggara menjadi highlight di toko aplikasi milik Apple tersebut.

    Perusahaan berbasis di Cupertino tersebut memilih empat game yang menjadi sorotan, yakni Tsuki Tea House, Snake.io+, Selera Nusantara, dan Soul Huntress.

    Adapun alasan keempat game tersebut menjadi sorotan karena menghadirkan update spesial dengan sentuhan budaya lokal masing-masing, seperti Indonesia, Filipina, hingga Vietnam.

    Yuk kenalan dengan empat game horor yang cocok kamu mainkan menjelang perayaan Halloween 31 Oktober nanti.

    Selera Nusantara: Rawon Setan dan Pelanggan Misterius

    Dikembangkan oleh Gambir Studio dari Indonesia, game Selera Nusantara kedatangan update bertemakan horor yang bernuansa lokal.

    Dalam update Selera Nusantara, pengembang menambahkan bab bonus bertajuk Rawon Setan, kisah kuliner tengah malam dipenuhi pelanggan arwah penasaran.

    Pemain juga bisa berinteraksi dengan beberapa karakter hantu legendari, seperti Sundel Bolong pemesan 200 tusuk sate.

    “Kami terinspirasi oleh legenda urban dan cerita hantu setempat, dan menginterpretasikan tentang bagaimana rupa mereka yang menyeramkan tetapi tetap ringan dan konyol, sesuai dengan identitas dan penonton Selera Nusantara,” kata tim Gambir Studio.

     

  • RI Bisa Jadi Pusat Tekstil Global, Menperin Ungkap Buktinya

    RI Bisa Jadi Pusat Tekstil Global, Menperin Ungkap Buktinya

    Jakarta

    Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengklaim Indonesia siap menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Ia juga menegaskan, TPT RI tidak lagi berstatus sunset industry.

    Ia menjelaskan, tahun pertama Presiden Prabowo Subianto sejak kuartal IV 2024 hingga kuartal II 2025 industri TPT tumbuh sebesar 5,39% dengan kontribusi sebesar 0,98% terhadap PDB nasional Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya pada International Textile Manufacturers Federation (ITMF) & International Apparel Federation (IAF) World Fashion Convention Annual Conference 2025.

    “Indonesia hadir bukan sekadar sebagai tuan rumah, tetapi sebagai mitra strategis yang siap berperan aktif dalam memajukan industri tekstil global. Sektor TPT Indonesia telah terbukti tangguh, adaptif, dan kompetitif di tengah ketidakpastian global,” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (26/10/2025).

    Agus menjelaskan, Kementerian Perindustrian terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan TPT dengan menerapkan beberapa kebijakan untuk memperkuat daya saing, menumbuhkan investasi, dan mengakselerasi transformasi industri TPT.

    Pertama, Kemenperin berupaya memberikan kemudahan dan kepastian dalam berinvestasi. Melalui Peraturan Pemerintah (Permen) No 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Aturan ini menyederhanakan proses bisnis melalui sistem Online Single Submission (OSS) yang telah diperbarui untuk memastikan prosedur yang lebih cepat, transparan, dan terprediksi.

    Kedua, Kemenperin menjalankan program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan untuk mendukung penggantian mesin lama dengan peralatan modern yang hemat energi. Sejak dimulai, program ini meningkatkan kapasitas produksi sebesar 21,75%, efisiensi energi sebesar 11,86%, lapangan kerja sebesar 3,96%, dan volume penjualan sebesar 6,65%.

    Ketiga, menyalurkan skema Kredit Industri Padat Karya yang memberikan akses pembiayaan ke 2.000 hingga 10.000 perusahaan industri sebesar Rp 20 triliun di tahun 2025. Keempat, memberikan Fasilitas Masterlist untuk impor barang modal mencakup pengecualian bea masuk untuk meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan produksi.

    Terakhir, pemerintah memberikan insentif fiskal, meliputi including tax holidays, tax allowances, investment allowances, dan super deduction tax untuk perusahaan yang berinvestasi pada riset dan pengembangan serta pendidikan vokasi.

    “Dalam kondisi ini, industri TPT tetap menjadi pilar strategis dari basis manufaktur industri, serta berperan penting dalam menjaga pertumbuhan yang inklusif, menciptakan lapangan kerja, dan menopang kehidupan negeri ini,” jelasnya.

    Agus menambahkan, daya saing produk TPT Indonesia menjadi salah satu tujuan ekspor terpenting ke Amerika Serikat (AS). Produk TPT asal Indonesia dengan HS 61 (pakaian dan aksesori rajutan) menduduki peringkat sebagai komoditas surplus perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan nilai US$ 1,86 miliar, bahkan melampaui alas kaki (HS 64) yang hanya mencapai US$ 1,85 miliar.

    Agus menyebut, hal ini menegaskan daya saing dan ketahanan sektor TPT Indonesia yang berkelanjutan dan mampu memberikan posisi menguntungkan bagi Indonesia untuk memanfaatkan pengaturan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat baru-baru ini.

    Agus mengungkapkan, di tingkat dunia, Indonesia masuk dalam lima besar produsen tekstil paling efisien. Di subsektor pemintalan benang misalnya, biaya produksi Indonesia mencapai US$ 2,71 per kilogram, lebih efisien daripada India, Tiongkok, dan Turki, serta setara dengan Vietnam dan Bangladesh.

    Sedangkan di subsektor pertenunan, Indonesia mencatat biaya US$ 8,84 per meter, salah satu yang terendah di dunia. Di sektor fabric finishing, biaya produksinya mencapai US$ 1,16 per meter, lebih rendah daripada sebagian besar pesaing regional.

    “Angka-angka tersebut merupakan bukti daya saing global Indonesia dan bisa menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan di masa mendatang,” katanya.

    Di era transformasi besar-besaran, tantangan iklim, pergeseran geopolitik, disrupsi digital, dan restrukturisasi rantai pasok, Indonesia percaya bahwa peluang tetap ada. Agus menambahkan, Indonesia siap menjadi minta terpercaya tekstil dunia.

    “Dengan sumber daya yang melimpah, kebijakan industri yang adaptif, sumber daya manusia yang terampil, Indonesia kembali menegaskan kesiapannya untuk menjadi mitra terpercaya industri tekstil global dalam membangun pertumbuhan berkelanjutan hingga dekade-dekade berikutnya. Indonesia siap menjadi pusat inovasi, manufaktur, dan pertumbuhan tekstil global,” pungkasnya.

    (kil/kil)

  • Prabowo tandatangani deklarasi penerimaan Timor-Leste anggota ASEAN

    Prabowo tandatangani deklarasi penerimaan Timor-Leste anggota ASEAN

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin negara Asia Tenggara menandatangani Declaration on the Admission of Timor-Leste into ASEAN (Deklarasi Penerimaan Timor Leste ke dalam ASEAN) pada upacara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu.

    Berdasarkan pantauan tayangan langsung dari kanal YouTube Kantor Berita BERNAMA, penandatanganan deklarasi tersebut menandai penerimaan resmi Timor Leste sebagai anggota ke-11 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

    Selain Presiden Prabowo, deklarasi juga ditandatangani oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.

    Myanmar diwakili oleh Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri U Hau Khan Sum, sementara Timor Leste diwakili oleh Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmão.

    Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN kini terdiri atas 11 negara anggota, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.

    Keanggotaan baru ini melengkapi representasi geografis Asia Tenggara di dalam organisasi yang berdiri sejak 1967 tersebut.

    Indonesia menyambut Timor Leste yang menjadi anggota ke-11 ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur.

    “Ini bukan merupakan akhir, melainkan awal bagi Timor Leste untuk menyempurnakan proses internalnya dan bagi kita semua untuk mendukung integrasi penuh negara tersebut ke ASEAN,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono, sebagaimana pernyataan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Sabtu (25/10).

    Timor Leste juga secara resmi telah menyerahkan instrumen aksesi terhadap Piagam ASEAN dan Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir ASEAN Tenggara (SEANWFZ), Sabtu (25/10).

    Keikutsertaan Timor-Leste dalam SEANWFZ itu akan memberikan energi tambahan bagi ASEAN dalam menciptakan kawasan yang aman dan damai.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PBB Blak-blakan RI Dalam Bahaya, Ungkap Fakta Mengerikan

    PBB Blak-blakan RI Dalam Bahaya, Ungkap Fakta Mengerikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belum lama ini, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan dampak krisis iklim yang makin mengkhawatirkan. Peringatan ini khususnya ditujukan bagi beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.

    Badan Meteorologi Dunia (WMO) yang merupakan salah satu lembaga di bawah PBB mengeluarkan laporan bertajuk ‘State of the Climate in Asia 2024’.

    “Pada tahun 2024, Asia mengalami tahun terhangat atau kedua terhangat yang pernah tercatat, dengan gelombang panas yang meluas dan berkepanjangan,” tertera dalam laporan yang dipublikasikan WMO pada 23 Juni 2025 tersebut, dikutip dari laman resminya, Sabtu (25/10/2025).

    WMO mengatakan suhu permukaan laut mencapai rekor tertinggi dan gelombang panas laut memengaruhi wilayah yang luas. Sementara itu, kenaikan muka air laut di Samudra Pasifik dan Hindia melampaui rata-rata global. Hal ini meningkatkan risiko bagi wilayah pesisir dataran rendah.

    Bencana Bertubi-tubi

    Indonesia disebut masih menjadi wilayah yang paling banyak dilanda masalah alam di dunia akibat cuaca dan iklim. Benua ini mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global dengan tren meningkat hampir dua kali lipat sejak periode 1961-1990.

    “Kesimpulan dari laporan ini sangat menyadarkan kita,” kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

    Tren pemanasan global pada periode 1991-2024 disebut sudah dua kali lipat ketimbang periode 1961-1990. Untuk tahun glasial 2024, 23 dari 24 gletser di wilayah High Mountain Asia (HMA) menunjukkan kehilangan massa yang berkelanjutan.

    Suhu permukaan laut (SST) juga merupakan indikator fisik penting bagi sistem iklim Bumi. Perubahan suhu permukaan laut memengaruhi pola sirkulasi regional dan global, serta berdampak kritis terhadap ekosistem laut.

    “SST memengaruhi pola cuaca dan iklim regional, seperti pola curah hujan ekstrem di Indonesia dan India, monsun musim panas Asia, aktivitas kebakaran hutan, dan variabilitas es laut,” tertera dalam laporan tersebut.

    Sepanjang tahun lalu, 26 siklon tropis terbentuk di Samudra Pasifik Utara bagian barat dan Laut Cina Selatan. Siklon tropis terkuat, Yagi, yang mengakibatkan korban jiwa, pengungsian, dan kerusakan dilaporkan di Vietnam, Filipina, Republik Demokratik Rakyat Laos, Thailand, Myanmar, dan China.

    Banjir melanda sebagian besar wilayah Asia Tengah pada tahun 2024, terutama di Kazakhstan dan Federasi Rusia bagian barat daya. Sebanyak 12.000 bangunan tempat tinggal terendam banjir dan 118.000 orang dievakuasi. Banjir ini tercatat sebagai banjir terburuk di kawasan tersebut setidaknya dalam 70 tahun terakhir.

    Pada akhir September 2024, kekeringan yang makin parah di Provinsi Sichuan, Chongqing, dan wilayah tengah Sungai Yangtze di China. Hal ini berdampak ke lebih dari empat juta orang dan merusak lebih dari 300.000 hektar tanaman, yang menyebabkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai 2,89 miliar yuan.

    Beberapa wilayah India mengalami gelombang panas hebat pada tahun 2024, yang menyebabkan lebih dari 450 kematian di seluruh negeri.

    Pada 10 Juli 2025, petir di India merenggut sekitar 1.300 nyawa di berbagai wilayah negara. Peristiwa petir yang sangat mematikan terjadi pada 10 Juli, menewaskan 72 orang dalam satu hari.

    Tak cuma itu, badai debu parah melanda sebagian besar wilayah Asia, dengan jumlah hari kejadian debu tertinggi tercatat di Irak barat dan Turkmenistan timur.

    Sebelumnya, kajian proyeksi USAID di 2016 menyebutkan kenaikan air laut akan menenggelamkan 2.000 pulau kecil pada tahun 2050. Ini berarti terdapat 42 juta penduduk berisiko kehilangan tempat tinggalnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bank Dunia: Anak Muda di Asia Timur dan Pasifik Sulit Dapat Kerja – Page 3

    Bank Dunia: Anak Muda di Asia Timur dan Pasifik Sulit Dapat Kerja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ekonomi masyarakat di Asia Timur dan Pasifik berkembang pesat seiring pertumbuhan yang berorientasi ekspor dan padat karya menciptakan lapangan kerja lebih produktif.

    Namun, perubahan teknologi, perdagangan dan demografi menjadi tantangan bagi negara yang menerapkan pertumbuhan berorientasi ekspor dan padat karya di Asia Timur dan Pasifik.

    Perkembangan robot industri, kecerdasan buatan dan artificial intelligence dan digitalisasi mendorong produktivitas dan menciptakan lapangan kerja baru sekaligus menggantikan lapangan kerja lainnya.

    Selain itu, meningkatnya hambatan perdagangan berdampak pada pola perdagangan negara-negara. Hal itu juga berdampak terhadap pasar tenaga kerja di Asia Timur dan Pasifik. Berlawanan dengan tren populasi menua di China dan Malaysia, kaum muda di Indonesia dan Kamboja membentuk tenaga kerja abadi.

    Bank Dunia mencatat tingkat pekerjaan tinggi di kawasan Asia Timur Pasifik dibandingkan kawasan lain. Namun, kaum muda kesulitan mencari pekerjaan di China, Indonesia dan beberapa negara lain. Melihat data Bank Dunia, tingkat pengangguran usia 15-24 tahun di Indonesia di atas 10%, usia 25-54 tahun di atas 5%.

    Di sisi lain, partisipasi angkatan kerja rendah di beberapa negara terutama di Pasifik dan khususnya di kalangan perempuan. Berbeda dengan kawasan berkembang lainnya, populasi usia kerja di kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan menyusut. Diprediksi akan turun 200 juta antara 2025-2050. Namun, terdapat perbedaan di dalam kawasan ini yakni China, Vietnam, dan Thailand mengalami penuaan penduduk. Sedangkan Filipina, Indonesia dan Kamboja mengalami lonjakan jumlah penduduk.

    Bank Dunia menilai, meningkatkan produktivitas lapangan kerja sangat penting bagi sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Hal ini karena produktivitas tenaga kerja masih relatif rendah dan di bawah rata-rata global kecuali China dan Malaysia.

    “Menciptakan lapangan kerja penting, tidak hanya bagi kaum muda dan perempuan, tetapi juga bagi negara-negara kepulauan Pasifik secara luas karena proporsi penduduk usia kerja yang bekerja di bawah rata-rata global,” demikian seperti dikutip.

     

  • OPINI : Pelajaran dari Nobel Ekonomi

    OPINI : Pelajaran dari Nobel Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA – Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia meng­­­­anu­gerahkan Hadiah Nobel Ekonomi (Sve­­­­riges Riksbank Prize in Economic Sciences) kepada tiga ekonom terkemuka, ya­­­itu Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt atas kontribusi mereka da­­­lam menjelaskan per­tum­­­­buhan ekonomi yang di­­­ge­­­rakkan oleh peranan ino­­­vasi.

    Mokyr menekankan perlunya Pembangunan Teknologi sebagai prasyarat pertumbuhan yang berke­si­­nam­­­bungan sementara Aghion dan Howitt berbagi penghargaan atas teori cre­ative destruction. Teori ini menjelaskan bahwa ino­­vasi baru secara terus-me­­ne­­­rus akan menggantikan teknologi dan perusahaan lama.

    Dalam kehidupan sehari-hari creative destruction ini terlihat dalam berbagai perubahan di sekitar kita. Kamera digital membuat bisnis film gulung seperti Kodak bangkrut, namun melahirkan industri baru fotografi digital dan media sosial.

    Kehadiran Netflix dan Spotify menghilangkan persewaan dan toko DVD/CD dengan layanan streaming yang lebih efisien. Begitu pula Gojek dan Grab yang menggantikan taksi konvensional, atau e-commerce seperti Tokopedia yang menggantikan banyak toko fisik serta menciptakan ekosistem rantai pasok baru yang terintegrasi.

    Secara umum, karya para ekonom ini menegaskan bahwa inovasi tidak boleh lagi dilihat sebagai proses yang terjadi secara otomatis; namun memerlukan kebijakan pemerintah serta perubahan lingkungan yang terbuka terhadap penelitian dan pengembangan.

    Pemikiran di atas juga merupakan kelanjutan dari teori pertumbuhan yang sudah dikenal sejak setengah abad lalu. Robert Solow (1956) menunjukkan bahwa kemajuan teknologi, dan bukan akumulasi modal atau tenaga kerja, yang berperan sebagai pendorong utama pertumbuhan jangka panjang. Paul Romer (1986) memperluas gagasan tersebut dengan pernanan modal manusia (human capital) sebagai sumber pertumbuhan secara endogen. Keduanya pun menerima hadiah Nobel ekonomi, Solow pada 1987 dan Romer pada 2018.

    Bagi Indonesia, terdapat benang merah penting dari pemikiran di atas; apakah negara kita akan terus menyandarkan pertumbuhan ekonomi dari ekstraksi sumber daya alam atau pelan-pelan menuju sumber pertumbuhan berbasis inovasi. Selama 2 dekade terakhir, nilai ekspor RI masih bergantung pada hasil tambang dan pertanian, khususnya batu bara dan minyak sawit.

    Sebagai perbandingan, Vietnam sukses beralih ke komoditas perdagangan dari industri manufaktur bernilai tambah tinggi, khususnya elektronik, sehingga ekspor komputer dan elektroniknya melampaui Indonesia sejak pertengahan 2010-an.

    Hal ini bisa menjadi preseden bahwa Indonesia bergerak lebih lambat untuk bertransformasi menuju pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi.

    Salah satu permasalahan utama terbatasnya peranan inovasi bersifat struktural. Total belanja penelitian dan pengembangan (R&D) Indonesia hanya 0,28% dari PDB, jauh di bawah Malaysia (1,1%), China (1,4%), apalagi rata-rata negara OECD mencapai 2,5% pada 2022.

    Survei Bank Dunia terhadap 123 perusahaan manufaktur menemukan hanya 22 yang perusahaan yang melakukan R&D, dan hanya satu di sektor TIK. Meski 82% perusahaan mengklaim melakukan inovasi, 4 dari 5 di antaranya berasal dari transfer teknologi luar negeri, bukan dari hasil riset lokal.

    Dengan kata lain, lemahnya inovasi, peranan triple helix antara perusahaan dan universitas membuat perusahaan Indonesia lebih sering meminjam inovasi daripada menciptakannya.

    Data tahunan dari Joint Research Centre Komisi Eropa dalam laporan Industrial R&D Investment Scoreboard bisa digunakan sebagai acuan peranan inovasi pada tingkat perusahaan.

    Berdasarkan data ini ditemukan bahwa pada 2024, sejumlah 2.000 perusahaan terbesar dunia menghabiskan 1,25 triliun euro untuk R&D pada 2023, naik 7,5% dari tahun sebelumnya.

    Sektor TIK, kesehatan, dan otomotif menyumbang hampir dua pertiga dari total tersebut. Nama Indonesia hanya muncul sekali, melalui GoTo (hasil merger Gojek dan Tokopedia).

    Sebagai perbandingan, Korea Selatan memiliki 60 perusahaan dalam daftar, dan Taiwan 38. Jumlah ini mencerminkan investasi terkoordinasi selama puluhan tahun dalam R&D dan human capital yang melahirkan banyak sekali perusahaan berbasis inovasi.

    Munculnya nama GoTo di daftar tersebut menunjukkan kemajuan sekaligus keterbatasan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa jumlah belanja R&D GoTo tahun 2023 sebesar 210 juta euro dengan nilai penjualan sebesar 864 juta euro. Dengan kata lain R&D intensity atau rasio R&D terhadap penjualan sebesar 24%. Namun, GoTo masih mencatatkan kerugian secara keuangan serta mencatatkan jumlah pendapatan jauh di bawah peers seperti Grab (2,1 miliar euro) dan Lyft (4 miliar euro). Fakta ini menjelaskan, bahkan untuk perusahaan berbasis inovasi terbesar di Indonesia baru bisa mengandalkan basis domestik. Hal ini menandakan belum terbentuknya ekosistem inovasi nasional yang menopang pertumbuhan jangka panjang. Di tingkat menengah, keterbatasan ini kian nyata di tengah kemunculan otomatisasi dan kecerdasan buatan.

    Statistik lain juga menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan. Saat ini, hanya terdapat 0,05 % perusahaan di Indonesia yang berinvestasi dalam R&D. Indonesia memiliki kurang dari 300 peneliti per sejuta penduduk, jauh di bawah Malaysia (1.200) dan Korea Selatan (7.000). Ketimpangan ini menjelaskan mengapa kisah sukses digital Indonesia, meskipun mengesankan, masih sangat bergantung pada teknologi impor dibandingkan dengan hasil inovasi domestik

    Sebagai penutup hadiah Nobel Ekonomi tahun 2025 ini memberikan inspirasi sekaligus peringatan bagi Indonesia. Ekonomi berbasis pengetahuan memang membutuhkan perhatian khusus yang didukung ekosistem berbasis riset. Negara yang berinvestasi dalam riset dan human capital akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi optimal di masa depan. Pilihan Indonesia jelas: tetap menjadi pengguna teknologi atau melangkah menjadi produsen pengetahuan.