Negara: Vietnam

  • Petaka Tetangga RI Makin Ngeri, 142 Orang Tewas

    Petaka Tetangga RI Makin Ngeri, 142 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Topan Kalmaegi telah menewaskan sedikitnya 142 orang dan menyebabkan 127 orang hilang. Bahkan 500.000 kehilangan tempat tinggal, setelah menghantam Filipina bagian tengah, Selasa-Rabu. 

    Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda Provinsi Cebu, Filipina, minggu ini, menyapu mobil, gubuk di tepi sungai, dan kontainer pengiriman. Laporan resmi menunjukkan Kantor Pertahanan Sipil Nasional melaporkan 114 kematian sementara otoritas provinsi menyebut ada 28 tambahan baru. 

    Kisah traumatis dialami Christine Aton (29). Ia mencoba menyelamatkan saudara perempuannya yang memiliki disabilitas yang terjebak di kamar tidurnya saat air banjir naik.

    “Kami mencoba mencongkel (pintu kamar) dengan pisau dapur dan linggis tetapi tidak bisa bergerak…. Lalu kulkas mulai mengapung,” kata Aton, dikutip AFP, Kamis (6/11/2025).

    Ia menceritakan bagaimana dirimnya membuka jendela. Ia mencoba menyelamatkan diri dengan sang ayah.

    “Saya berenang keluar. Kami menangis karena kami ingin menyelamatkan kakak perempuan saya. Tetapi ayah saya mengatakan kepada saya bahwa kami tidak bisa berbuat apa-apa untuknya, bahwa kami bertiga mungkin akan mati,” jelasnya.

    Korban lain, Chyros Roa, seorang ayah dua anak di Liloan, juga menceritakan keluarganya diselamatkan di saat-saat terakhir. Gonggongan anjingnya memperingatkan mereka saat air bah menerobos masuk.

    “Arusnya sangat kuat. Kami mencoba memanggil bantuan, tetapi tidak ada yang datang. Kami diberitahu para penyelamat tersapu oleh arus,” kata Roa.

    Menanggapi skala kehancuran ini, Presiden Filipina Ferdinand Marcos mendeklarasikan “keadaan bencana nasional” pada hari Kamis. Keputusan ini memungkinkan pemerintah untuk mencairkan dana bantuan darurat dengan cepat dan memberlakukan batas harga untuk kebutuhan pokok.

    Ia juga menyetujui rekomendasi dari Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) setelah menilai dampak badai.

    “Karena cakupan dari, katakanlah, area masalah, yang telah dilanda Kalmaegi, ada proposal dari NDRRMC – yang saya setujui – bahwa kita akan mendeklarasikan bencana nasional,” jelas Marcos.

    “Hampir 10 hingga 12 wilayah akan terkena dampak. Jadi jika begitu banyak daerah terlibat, dengan cakupan sebesar itu, maka ini adalah bencana nasional.”

    Vietnam Terancam

    Setelah meninggalkan Filipina, Topan Kalmaegi kini menguat dan bergerak menuju Vietnam. Badai ini diprediksi akan mendarat di Vietnam tengah pada Kamis malam, membawa gelombang setinggi hingga delapan meter dan gelombang badai yang kuat ke pantai.

    Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha mendesak pihak berwenang setempat untuk siaga penuh, menunjukkan kekhawatiran yang tinggi terhadap ancaman badai.

    “Kami menganggap Kalmaegi sebagai (situasi) mendesak dan berbahaya,” katanya dalam sebuah pernyataan menyebutnya sebagai badai “sangat tidak normal.”

    Pihak berwenang di Vietnam telah memerintahkan ribuan penduduk untuk mengungsi dari komunitas pesisir. Khususnya di kota Quy Nhon, sejalan dengan peringatan para ilmuwan bahwa topan menjadi semakin kuat dan membawa lebih banyak curah hujan akibat perubahan iklim.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jerman Butuh Perawat Asing, Tapi Apakah Mereka Bisa Betah?

    Jerman Butuh Perawat Asing, Tapi Apakah Mereka Bisa Betah?

    Jakarta

    Lebih dari 300.000 orang meninggalkan tanah kelahiran mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk pindah dan merawat lansia serta pasien sakit di Jerman. Hal ini tentu menguntungkan bagi Jerman — tetapi apakah juga menyenangkan bagi para perawat itu sendiri? Banyak negara kini bersaing untuk mendapatkan tenaga mereka.

    Para peneliti menamai fenomena ini sebagai industri migrasi internasional, sebuah ‘bisnis’ yang mengatur tenaga kerja migran seperti pemain di pasar yang bersaing mendapatkan karyawan baru. Ahli geografi Stefan Kordel dari Universitas Erlangen-Nrnberg di selatan Jerman mengatakan kepada DW bahwa migrasi tenaga kerja di sektor perawatan kini sudah sangat profesional. Pemerintah, sektor swasta, bahkan klinik dan panti jompo individual, bersaing untuk mendapatkan tenaga perawat dan peserta pelatihan. Kepentingan ekonomi ikut dipertaruhkan.

    Dalam kasus ekstrem, rekan Kordel, Tobias Weidinger, menambahkan, situasinya bisa seperti ini: “Mereka mengatakan kepada agen perekrutan, ‘Tolong kirimkan kami lima imigran untuk tahun pelatihan berikutnya. Jika salah satu dari mereka kembali ke negara asal, kirim saja yang lain. Kami minta lima orang, jadi kirim lima, ya!”

    Di media sosial, klinik sering menyoroti betapa pentingnya memiliki orang dengan latar belakang imigran sebagai bagian dari tim. Lebih dari 25% populasi Jerman memiliki apa yang disebut di Jerman sebagai “latar belakang imigran”, sebuah kategori statistik untuk menggambarkan seseorang yang berimigrasi ke Jerman atau memiliki setidaknya satu orang tua kelahiran luar negeri.

    Menurut Badan Tenaga Kerja Federal, sektor perawatan di Jerman akan “runtuh” tanpa kaum pekerja migran ini: “Hampir satu dari empat tenaga perawat di panti jompo adalah warga negara asing.” Dan di semua profesi perawatan, satu dari lima orang berasal dari luar negeri. Tren ini terus meningkat. Banyak perawat akan segera pensiun, sementara yang lain meninggalkan profesi karena beban kerja yang berlebihan.

    Penelitian: Bagaimana nasib perawat dengan latar belakang migran di Jerman?

    Selain tenaga perawat baru yang baru tiba dari luar negeri, banyak spesialis Jerman di klinik atau perawatan geriatri adalah warga Jerman dengan latar belakang migran. Banyak dokter dan perawat adalah mantan pengungsi dari Suriah atau Ukraina. Mereka semua membantu memastikan pasien sakit dan lansia di Jerman dirawat — setidaknya untuk saat ini.

    Namun, seiring penuaan masyarakat, permintaan meningkat tajam, dan pertanyaannya tetap: Apakah tenaga perawat ini merasa cukup nyaman di Jerman untuk tetap tinggal?

    Dalam studi mereka berjudul Inclusion of Care Workers and Nurses with a Migration Background, para peneliti menggambarkan apa saja yang penting untuk kesejahteraan: di tempat kerja sektor perawatan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di luar pekerjaan.

    Perekrutan: Brosur warna-warni — siapa yang menang?

    “Berlin itu cantik, Heidelberg itu romantis,” demikian isi brosur warna-warni yang mempromosikan Jerman, papar Kordel, seraya menambahkan bahwa banyak imigran akhirnya berakhir di daerah pedesaan, di mana kehidupan sangat berbeda dari yang digambarkan brosur.

    Bagi tenaga perawat, sering kali soal kebetulan fasilitas mana yang mereka tempati dan seberapa banyak bantuan yang mereka dapat untuk membangun kehidupan baru.

    Ada program pemerintah yang disebut “triple win” untuk negara-negara tertentu seperti Filipina, India, Indonesia, dan Tunisia. Tujuannya adalah semua pihak diuntungkan: Negara asal, Jerman, dan para peserta misalnya biaya kursus bahasa dan tiket pesawatnya ditanggung. Agen swasta bisa memperoleh cap persetujuan pemerintah yang menjamin: “Rekrutmen Perawat secara Adil di Jerman”.

    Namun, beberapa agen memungut biaya tinggi dari tenaga perawat, lapor Stefan Kordel: “Beberapa orang harus membayar €12.000 (sekitar Rp200 juta), dengan mengambil pinjaman di bank atau mengumpulkan uang dari keluarga mereka.” Lalu mereka harus mengambil pekerjaan kedua selain pekerjaan perawatan untuk melunasi utang-utang itu. Kordel mengatakan bahwa karena itu informasi yang lebih baik, pemeriksaan, dan sanksi sangat dibutuhkan.

    Kekecewaan terhadap pekerjaan keperawatan di Jerman

    Di banyak negara asal, keperawatan tidak diajarkan sebagai program pelatihan kejuruan seperti di Jerman, melainkan bagian dari gelar universitas. Mereka yang tidak diberi informasi dengan benar, bisa mendulang kecewa di Jerman, karena alih-alih melakukan tugas medis, mereka diharapkan menghabiskan banyak waktu untuk memberikan perawatan dasar, memandikan orang, atau menyajikan makanan. Di banyak negara lain, tugas-tugas ini sering dilakukan oleh anggota keluarga atau asisten.

    Ada rasa kekecewaan sangat besar ketika tenaga perawat terlatih dari Filipina tidak diizinkan memasang infus atau kateter di Jerman, lapor Myan Deveza-Grau dari organisasi diaspora Filipina PhilNetz e.V. kepada DW: “Mereka tidak mengerti: Kenapa saya tidak diizinkan melakukan tugas itu?”

    Belajar bahasa Jerman: Dialek dan beban ganda

    “Saya harus belajar bahasa Jerman banyak di malam hari. Itu sebabnya saya tidak punya waktu. Di akhir pekan, kami harus mempersiapkan ujian dan kursus bahasa Jerman. Dan kami juga harus menghadiri kursus bahasa Jerman pada hari Minggu.” Begitulah seorang peserta pelatihan dari Vietnam mendeskripsikan keseharian sebagai peserta pelatihan dalam studi tersebut. Situasi ini hampir tidak memberinya waktu untuk membangun kontak sosial. Di samping itu, birokrasinya “bikin sakit kepala”, keluh mereka. Hal ini membuat program pendampingan dan pengertian dari rekan kerja menjadi semakin penting.

    Peserta pelatihan dan tenaga perawat mengikuti kursus bahasa Jerman di negara asal mereka dan membawa sertifikat bahasa. Namun, sering kali ada penantian lama sebelum mereka bisa masuk ke Jerman. Dan di beberapa wilayah Jerman, orang berbicara dengan dialek tertentu kadang sulit dipahami. Para peneliti di FAU merekomendasikan agar kursus bahasa yang terarah ditawarkan bersamaan dengan bekerja, dan institusi sebaiknya membangun jejaring regional untuk tujuan ini.

    Beberapa perubahan dalam sistem keperawatan bisa membuat hidup lebih mudah bagi semua orang, kata para peneliti. Misalnya, ada tim shift pagi yang bersikeras semua pasien dimandikan sebelum pukul 8:30 agar bisa ada waktu istirahat. Namun jika seorang perawat harus mengantar anaknya dulu ke tempat penitipan anak dan tidak bisa mengandalkan anggota keluarga lain karena mereka tinggal di luar negeri, perawat itu baru bisa mulai bekerja pada pukul 8:30 pagi.

    Jadi, mengapa tidak memperkenalkan shift lebih lambat untuk ibu atau ayah, yang bisa memandikan beberapa pasien lebih lambat? Ini juga akan membantu orang tua yang bukan imigran dan juga menyenangkan pasien yang ingin tidur lebih lama.

    Di beberapa tempat, jarangnya moda angkutan publik beroperasi pada malam hari setelah shift malam selesai atau tidak ada apartemen terjangkau dekat tempat kerja — juga jadi masalah. Mencari solusi untuk mengatasi hambatan seperti ini akan menguntungkan seluruh tenaga kerja, bukan hanya imigran.

    Diskriminasi dan rasisme

    “Apa saran yang akan Anda berikan kepada seseorang dari luar negeri yang ingin bekerja di bidang keperawatan di Jerman?” tanya para peneliti kepada tenaga perawat.

    Seorang perempuan dari Guinea yang sudah tinggal di Jerman lebih dari sepuluh tahun dan memiliki paspor Jerman menjawab: “Anda pasti akan menghadapi rasisme.”

    Seperti yang ditunjukkan oleh studi, kasusnya bukanlah yang terisolasi. Klinik dan panti jompo telah berusaha meningkatkan kesadaran di antara pegawai mereka. Namun, hampir tidak ada peningkatan kesadaran untuk pasien dan kerabat mereka. Weidinger mengatakan: “Jika orang yang dirawat berkata, ‘Saya tidak mau dirawat oleh orang kulit hitam,’ maka situasi menjadi sulit.”

    Diskriminasi terhadap kaum minoritas ada di semua bidang kehidupan, sebagaimana studi lain juga menunjukkan: di kantor pemerintah, transportasi umum, jalanan, dan pasar perumahan.

    Tanggung jawab ada pada masyarakat secara keseluruhan agar tenaga perawat merasa nyaman, tandas Stefan Kordel. “Pengalaman diskriminasi dan rasisme memengaruhi keputusan untuk tetap tinggal — atau meninggalkan tempat kerja, tempat tinggal, bahkan Jerman.”

    Tenaga perawat Filipina juga khawatir tentang populisme sayap kanan dan Partai Alternatif bagi Jerman atauAlternative for Germany (AfD), lapor Deveza-Grau. Beberapa orang berkata, “Saya tetap akan coba bekerja. Jika tidak berhasil, saya pergi ke tempat lain.” Negara Kanada, misalnya, aktif merekrut tenaga asing.

    Perawat di Jerman: Tetap atau pindah?

    Orang ingin diterima dan merasa seperti di rumah, seperti yang didokumentasikan studi: “Saya akan tinggal di tempat keluarga saya baik-baik saja. Di tempat saya tidak dilecehkan dan punya teman.”

    Para peneliti Universitas Erlangen-Nrnberg merekomendasikan lebih banyak jejaring antara pembuat keputusan politik, agen penempatan, dan fasilitas perawatan, terutama dengan mereka yang memang sudah menjadi imigran. Ini juga yang diinginkan organisasi Filipina, tandas Myan Deveza-Grau.

    Banyak orang kini menyadari bahwa budaya ramah sangat dibutuhkan, kata peneliti Weidinger. “Membuat imigran berpartisipasi, berintegrasi, dan bertahan adalah proses jangka panjang,” pungkasnya. Ini soal “menciptakan kondisi kerja dan hidup yang menarik dalam jangka panjang, dengan memperhatikan keadaan khusus imigran. Itu berarti menciptakan kondisi kerja dan hidup yang menarik bagi semua orang.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video: Industri Mobil Jerman Mulai Beralih ke Produksi Suku Cadang Drone


    (ita/ita)

  • 8 Negara dengan Warga Paling Kurus di Dunia, Ada Tetangga Indonesia

    8 Negara dengan Warga Paling Kurus di Dunia, Ada Tetangga Indonesia

    Jakarta

    Berbeda dengan banyak negara-negara maju, mereka yang hidup di negara berkembang memang cenderung memiliki tubuh yang kurus. Pahitnya, ini terjadi bukan karena mereka menerapkan diet dan hidup sehat.

    Dari data yang dihimpun oleh World Atlas, kondisi ini terjadi karena rendahnya akses pangan dan kondisi ekonomi dari mereka yang hidup di negara dunia ketiga.

    Berikut adalah 8 negara yang memiliki penduduk kurus terbanyak di dunia.

    1. Vietnam

    Di Vietnam, hanya sekitar 2,1 persen penduduknya yang tergolong obesitas. Vietnam berjuang melawan kemiskinan yang tinggi.

    Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 10 persen penduduk Vietnam hidup dalam kemiskinan, jadi tidak mengherankan jika banyak orang Vietnam kesulitan mendapatkan makanan yang cukup.

    Namun, kemiskinan bukanlah satu-satunya hal yang membuat orang Vietnam tetap kurus. Pola makan Vietnam, yang sebagian besar terdiri dari nasi, sayuran, dan ikan, juga mencegah obesitas.

    Selain itu, budaya Vietnam menekankan kehidupan yang seimbang, termasuk keseimbangan asupan makanan yang tepat.

    2. Bangladesh

    Tingkat obesitas di negara ini 3,6 persen. Alasan utama banyak warga yang kurus adalah faktor kemiskinan yang menyebabkan kelaparan dan malnutrisi.

    Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), 40 persen penduduk Bangladesh mengalami kerawanan pangan. Anak-anak khususnya sangat terdampak kelaparan, sehingga banyak dari mereka mengalami pertumbuhan terhambat.

    3. Timor Leste

    Tingkat obesitas di negara tetangga Indonesia ini ada di angka 3,8 persen. Di Timor Leste, kelaparan adalah masalah serius. Timor Leste memiliki indeks kelaparan tertinggi kedua menurut Indeks Kelaparan Global 2020.

    Salah satu penyebab kerawanan pangan Timor Leste adalah kegagalan masyarakat Timor Leste untuk memproduksi cukup pangan dalam negeri, yang diperparah oleh dampak perubahan iklim.

    4. India

    Tercatat hanya 3,9 persen penduduk India yang masuk ke dalam obesitas. Faktor masih banyak warga yang kurus adalah mereka yang kesulitan mendapatkan akses pangan.

    Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), 189,2 juta orang di India mengalami kekurangan gizi pada tahun 2020. Limbah makanan disebut sebagai salah satu penyebab utama kelaparan di India, dengan 40 persen sayuran dan 30 persen sereal tidak sampai ke konsumen dan terbuang sia-sia.

    5. Kamboja

    Kamboja memiliki tingkat obesitas yang sama dengan India, yaitu 3,9 persen. Negara ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.

    Sumber daya alam telah terkuras akibat konflik bersenjata. Pertanian dan produksi pangan juga terganggu oleh bencana alam yang sering terjadi di negara ini.

    Negara ini mengalami kekurangan pangan musiman setiap tahun. Sekitar 40 persen anak-anak Kamboja mengalami kekurangan gizi kronis, yang seringkali menyebabkan pertumbuhan terhambat.

    6. Nepal

    Nepal adalah salah satu negara termiskin di Asia, dengan hanya 4,1 persen penduduknya yang mengalami obesitas. Pada tahun 2019, 39 persen penduduk Nepal hidup dalam kemiskinan, dan 8 persen hidup dalam kemiskinan ekstrem.

    Seperti negara-negara miskin lainnya, produktivitas pertanian Nepal terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Namun, situasinya telah membaik selama 20 tahun terakhir.

    7. Jepang

    Jepang bukan termasuk negara berkembang atau miskin, namun mereka hanya memiliki 4,3 persen penduduk yang obesitas. Berbeda dengan negara dunia ketiga, ‘kurus’ di Negeri Sakura karena penduduknya menjaga pola makan.

    Orang Jepang tidak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, garam, atau gula. Mereka juga sebagian besar menghindari makanan olahan. Mereka umumnya juga makan dalam porsi yang kecil dan berhenti sebelum kenyang.

    8. Korea Selatan

    Korea Selatan juga termasuk negara maju, dengan 4,7 persen penduduknya mengalami obesitas. Ini karena mereka melakoni gaya hidup sehat.

    Pola makan orang Korea Selatan tidak mencakup makanan berlemak atau olahan. Sebaliknya, orang Korea Selatan banyak mengonsumsi sayuran dan makanan laut. Seperti orang Jepang, mereka juga makan dalam porsi yang lebih kecil dan memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian mereka.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/kna)

  • KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Vietnam di Laut Natuna Utara

    KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Vietnam di Laut Natuna Utara

    Liputan6.com, Batam – Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menunjukkan ketegasan dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.

    Satu kapal ikan berbendera Vietnam berhasil ditangkap di perairan Natuna Utara, sementara kapal induknya yang lebih besar diduga berhasil melarikan diri membawa sekitar 70 hingga 80 ton ikan hasil tangkapan ilegal.

    Penangkapan ini dilakukan berkat patroli udara yang digelar PSDKP di wilayah perbatasan Laut Natuna Utara.

    “Atas penangkapan kapal ikan berbendera Vietnam ini, kami menurunkan patroli udara di Natuna Utara dan berhasil melakukan penindakan. Saat ini pesawat kami masih stand by di Batam untuk melanjutkan patroli,” ujar Dirjen PSDKP, Pung Saksono Nugroho, di Pangkalan PSDKP Batam, Kamis (6/11/2025).

    Ipung, sapaan akrabnya menjelaskan, dari keterangan awal awak kapal (ABK) yang diamankan, diketahui bahwa kapal kecil yang tertangkap itu merupakan kapal pengait atau penarik jaring dari kapal induk berukuran besar.

    Kedua kapal tersebut menggunakan alat tangkap pair trawl, metode yang sangat merusak ekosistem laut.

    “Kapal kecil ini hanya pengaitnya untuk merentangkan jaring. Jadi dua kapal menarik satu jaring besar. Daya rusaknya terhadap terumbu karang luar biasa,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, kapal induk yang membawa hasil tangkapan utama berhasil kabur ke perairan negaranya.

    “Menurut keterangan ABK, kurang lebih 70 sampai 80 ton ikan sudah dipindahkan ke kapal induk. Saat kami datang, mereka sudah sempat melakukan transhipment dan kapal besar langsung kabur ke wilayah mereka. Kami tidak bisa kejar karena sudah melintas batas,” ujarnya.

    Dari hasil pendataan awal, nilai kerugian ekologis akibat penggunaan alat tangkap trawl oleh kapal tersebut diperkirakan mencapai Rp22,6 miliar.

    “Kerugian pasti ada. Karena mereka menggunakan dua alat tangkap trawl yang merusak permukaan dasar laut dan ekosistem. Nilai kerugian untuk satu kapal ini mencapai Rp22,6 miliar,” ucap Ipung. 

    Ia menegaskan, jika praktik semacam ini tidak dihentikan, maka potensi kerusakan dan kerugian bagi negara akan terus meningkat.

    “Kapal akan disita, bukan lagi ditenggelamkan,” ujar Ipung. 

  • Ngeri Amukan Topan Kalmaegi di Filipina Renggut 140 Nyawa, 127 Hilang

    Ngeri Amukan Topan Kalmaegi di Filipina Renggut 140 Nyawa, 127 Hilang

    Jakarta

    Topan Kalmaegi telah menewaskan sedikitnya 140 orang dan menyebabkan 127 orang lainnya hilang setelah mengakibatkan banjir dahsyat di Filipina tengah. Topan tersebut kini sedang menuju Vietnam.

    Topan tersebut sejauh ini merupakan yang paling mematikan di dunia pada tahun 2025, menurut basis data bencana EM-DAT.

    Banjir yang digambarkan belum pernah terjadi sebelumnya melanda kota-kota di Provinsi Cebu minggu ini, menyapu mobil, gubuk-gubuk di tepi sungai, dan bahkan kontainer pengiriman besar.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/11/2025), Kantor Pertahanan Sipil Nasional Filipina pada hari Kamis (6/11) mengonfirmasi 114 kematian, meskipun penghitungan tersebut tidak termasuk 28 korban tambahan yang tercatat oleh otoritas provinsi Cebu.

    Di Liloan, sebuah kota dekat Kota Cebu, ibu kota Provinsi Cebu, tempat 35 jenazah telah ditemukan, terlihat mobil-mobil saling bertumpuk akibat banjir dan atap-atap bangunan robek saat penduduk berusaha menggali lumpur.

    Chyros Roa, seorang ayah dua anak berusia 42 tahun, mengatakan keluarganya diselamatkan oleh gonggongan anjingnya ketika air mengalir deras ke rumah mereka pada dini hari, memberi mereka cukup waktu untuk mencapai atap.

    “Arusnya sangat kuat. Kami mencoba memanggil bantuan tetapi tidak ada yang datang.” “Kami diberi tahu bahwa tim penyelamat tersapu arus,” ujarnya.

    Pada hari Kamis, Presiden Ferdinand Marcos mendeklarasikan “bencana nasional”, yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengucurkan dana bantuan dan menetapkan batas harga tertinggi untuk kebutuhan pokok.

    Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Lautan yang lebih hangat memungkinkan topan menguat dengan cepat, dan atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti curah hujan yang lebih deras.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi harta karun baru yang banyak diburu perusahaan raksasa global. Mereka berlomba untuk membangun infrastruktur AI dengan modal besar, hingga mencapai triliunan dolar.

    Ledakan investasi ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda perlambatan meski banyak yang menilai fenomena ini bisa menjadi gelembung ekonomi baru.

    Nvidia, produsen chip yang menjadi tulang punggung revolusi AI, telah menembus kapitalisasi pasar lebih dari US$5 triliun atau sekitar Rp81.000 triliun. Microsoft dan OpenAI pun memperkuat kemitraan strategis yang memungkinkan pembuat ChatGPT itu menggalang dana lebih besar, bahkan tengah menyiapkan langkah menuju IPO dengan valuasi hingga US$1 triliun.

    Ada juga Amazon yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 14.000 karyawan korporat, hanya beberapa hari sebelum unit cloud-nya mencatat pertumbuhan tercepat dalam tiga tahun terakhir.

    Fenomena ini menegaskan satu hal, yakni AI telah menjadi mesin baru investasi global sekaligus penggerak utama reli pasar saham dunia.

    Raksasa teknologi seperti Microsoft, Alphabet, hingga Apple terus mencatat lonjakan pendapatan dari layanan berbasis AI. Namun bukan hanya perusahaan teknologi, industri lain juga ikut terjun ke “demam data center.”

    Lebih dari 100 perusahaan lintas sektor, mulai dari Honeywell, GE Vernova, hingga Caterpillar, menyinggung bisnis pusat data dalam laporan keuangannya pekan ini. Divisi Caterpillar yang memasok perangkat pusat data bahkan melonjak 31% pada kuartal terakhir.

    Menurut Goldman Sachs, belanja global untuk infrastruktur AI bisa mencapai US$3 triliun-US$4 triliun hingga tahun 2030. Sementara Microsoft, Amazon, Meta, dan Alphabet diperkirakan menghabiskan US$350 miliar hanya dalam tahun ini.

    AI juga ikut menopang perdagangan global. Sekitar 60% dari total belanja pusat data di AS digunakan untuk peralatan impor, terutama semikonduktor dari Taiwan, Korea Selatan, dan Vietnam.

    Sedikitnya puluhan perusahaan besar dengan nilai pasar gabungan US$21 triliun mengaku sudah mulai merasakan dampak produktivitas dari penggunaan AI.

    “Kami yakin kontribusi AI terhadap penelitian dan inovasi akan terus meningkat,” kata Paolo Compagna, CEO Schindler, pembuat lift dan eskalator asal Swiss yang baru saja menaikkan proyeksi margin tahunan.

    Data LSEG menunjukkan sektor teknologi AS mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 15%, mengungguli seluruh sektor lainnya. Apple bahkan menyatakan akan meningkatkan investasi besar-besaran di bidang AI, sementara Amazon menargetkan belanja modal mencapai US$125 miliar pada 2025.

    Gelembung AI pecah

    Namun di balik euforia, sejumlah analis memperingatkan tanda-tanda overvaluasi. Sejak peluncuran ChatGPT pada 2022, nilai ekuitas global telah melonjak 46% atau setara US$46 triliun, dan sepertiganya berasal dari saham-saham terkait AI.

    Umur ekonomis chip AI kini makin pendek, hanya sekitar lima tahun, memaksa perusahaan mengganti perangkat lebih cepat dan melakukan penyusutan aset lebih besar.

    Belanja modal perusahaan teknologi besar kini tumbuh lebih cepat dibanding pendapatan. Microsoft misalnya, mencatat capex rekor US$35 miliar dalam satu kuartal dan berencana terus menaikkannya.

    CFO Microsoft Amy Hood bahkan mengakui, bahwa mereka kira akan bisa mengejar permintaan itu, tapi ternyata tidak.

    Sementara itu, sejumlah perusahaan mulai menutupi kebutuhan investasi AI lewat utang. Oracle menerbitkan obligasi senilai US$18 miliar, dan Meta Platforms berencana menjual obligasi hingga US$30 miliar, yang langsung menekan sahamnya hingga turun 11%.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kemenhub Ungkap Ongkos Mahal Tantangan Utama Logistik Indonesia

    Kemenhub Ungkap Ongkos Mahal Tantangan Utama Logistik Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan tantangan besar logistik yang masih Indonesia hadapi, dan perlu penyelesaian secara bersama-sama seluruh stakeholder. 

    Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub Risal Wasal menuturkan, saat ini, potensi Indonesia sangat besar dalam mobilitas dan angkutan barang, dengan memiliki 391 terminal, 669 stasiun, 353 pelabuhan, dan 257 bandara. 

    Meski demikian, masih menjadi tantangan dalam mengangkut dan mendistribusikan barang ke seluruh wilayah Nusantara. Termasuk soal biaya yang lebih efisien dan murah.

    “Tantangan pertama kita, bagaimana mobilitas barang dan orang yang efisien terhubung berkelanjutan,” ujarnya dalam malam penghargaan BILA 2025 di Hotel Borobudur, Rabu (5/11/2025). 

    Padahal, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh rata-rata 19,07% selama 5 tahun terakhir. Capaian tersebut jauh ebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Ini bukti nyata bahwa sektor logistik merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun demikian, kita juga masih menghadapi tantangan yang harus kita jawab bersama,” tambah Risal. 

    Saat ini pun, Indonesia memiliki 10 kota metropolitan, 71 daerah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), 17 kawasan industri, 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 10 Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), yang perlu dihubungkan. 

    Tantangan lainnya, yakni dalam pengembangan sektor transportasi multimoda untuk industri logistik. 

    Dirinya tidak menampik, bahwa saat ini infrastruktur multimoda yang ada belum betul-betul terintegrasi pada moda-moda lainnya, seperti darat, laut, maupun udara. 

    Sementara Tol Laut, yang digadang-gadang bakal mempermudah arus barang di wilayah 3T, justru mengalami masalah baru. Tak jarang kapal-kapal yang beroperasi sebagai Tol Laut tidak tepat waktu, sehingga barang yang diangkut terbengkalai. 

    Di samping itu, Logistic Performance Index (LPI) pun masih menjadi pekerjaan rumah yang menjadi perhatian besar. LPI Indonesia masih berada di angka 3,0. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan beberapa negara Asean, misalnya Singapura 4,3, Malaysia 3,6, Thailand 3,5, Filipina 3,3, dan Vietnam 3,3. 

    “Ini tantangan kita bersama bagaimana kita menaikkan daripada logistik performance index Indonesia,” tambahnya. 

    Risal menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk menjawab tantangan tersebut, sekaligus mendorong sisi transportasi yang efisien, terhubung, terindikasi, berdaya saing di seluruh Indonesia.

    Kementerian Perhubungan pun terus mendorong langkah-langkah transformasi logistik nasional dengan lima pilar utama integrasi multimoda.

    Pertama, melalui integrasi kelembagaan antara stakeholder terkait. Kedua, integrasi fisik dari simpul logistik, mulai dari pelabuhan, bandara, dry port, dan terminal multimoda. Ketiga, Integrasi pembayaran pengangkutan hingga karantina dan pajak. 

    Keempat, integrasi jaringan berupa jaringan transportasi darat, kereta api barang, laut, dan udara. Terakhir, integrasi infromasi. 

  • Ikan Sinyonya dari Pandeglang Tembus Pasar Vietnam

    Ikan Sinyonya dari Pandeglang Tembus Pasar Vietnam

    Foto Bisnis

    Tripa Ramadhan – detikFinance

    Rabu, 05 Nov 2025 22:00 WIB

    Pandeglang – Bibit ikan sinyonya, ikan mas hias khas Pandeglang, kini menembus pasar ekspor ke Vietnam. Budi daya lokal ini mampu mengirim hingga 5.000 ekor per pengiriman.

  • iOS 26.1 Resmi Dirilis, Ini Fitur Baru dan Cara Downloadnya

    iOS 26.1 Resmi Dirilis, Ini Fitur Baru dan Cara Downloadnya

    Jakarta

    Apple resmi merilis pembaruan iOS 26.1 pada Selasa (4/11/2025), membawa serangkaian fitur baru yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna iPhone. Pembaruan ini hadir sebagai respons terhadap umpan balik dari beta tester dan fokus pada peningkatan privasi, aksesibilitas, serta integrasi kecerdasan buatan.

    Dengan ukuran file sekitar 10-13 GB tergantung model perangkat, iOS 26.1 siap diunduh secara gratis melalui pengaturan bawaan iPhone. Berikut daftar iPhone yang mendapatkan, cara download dan fitur baru yang dibawa.

    Daftar iPhone yang Mendukung iOS 26.1

    iOS 26.1 kompatibel dengan berbagai model iPhone mulai dari seri lama hingga terbaru, memastikan aksesibilitas luas. Daftar lengkapnya meliputi:

    iPhone 17, iPhone 17 Pro, iPhone 17 Pro Max, iPhone AiriPhone 16e, iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Pro MaxiPhone 15, iPhone 15 Plus, iPhone 15 Pro, iPhone 15 Pro MaxiPhone 14, iPhone 14 Plus, iPhone 14 Pro, iPhone 14 Pro MaxiPhone 13, iPhone 13 mini, iPhone 13 Pro, iPhone 13 Pro MaxiPhone 12, iPhone 12 mini, iPhone 12 Pro, iPhone 12 Pro MaxiPhone 11, iPhone 11 Pro, iPhone 11 Pro MaxiPhone SE (generasi kedua dan seterusnya)Cara Download dan Instal iOS 26.1

    Menginstal iOS 26.1 sangat mudah dan aman, asalkan kamu mengikuti langkah-langkah berikut. Pastikan iPhone terhubung ke Wi-Fi stabil, baterai minimal 50%, dan ruang penyimpanan cukup.

    Selalu lakukan cadangan data terlebih dahulu melalui iCloud atau komputer untuk menghindari kehilangan informasi penting. Kemudian ikuti langkah-langkah berikut:

    Buka aplikasi Pengaturan.Ketuk Umum.Pilih Pembaruan Perangkat Lunak.Ketuk Undah dan InstallProsesunduh memakan waktu 10-30 menit, diikuti instalasi ulang (perangkat akan restart).Setelah instalasi,iPhone akan restart dan menampilkan layar selamat datang.

    Fitur Baru yang Wajib Dicoba di iOS 26.1

    Update iOS 26 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    iOS 26.1 tidak hanya memperbaiki bug dari versi sebelumnya, tetapi juga memperkenalkan inovasi yang membuat interaksi harian lebih intuitif. Berikut adalah daftar fitur utama yang menjadi sorotan:Toggle Liquid Glass untuk Tampilan Lebih Fleksibel

    Pengguna kini dapat menyesuaikan tingkat transparansi elemen antarmuka Liquid Glass melalui Pengaturan > Tampilan & Kecerahan > Liquid Glass. Ada dua opsi: “Clear” untuk tampilan lebih transparan dan jernih, serta “Tinted” yang menambahkan opasitas untuk kontras lebih tinggi, mengurangi kelelahan mata saat penggunaan lama. Fitur ini sangat berguna bagi pengguna dengan sensitivitas visual tinggi.

    Opsi Nonaktifkan Swipe Kamera di Layar Kunci

    Untuk meningkatkan keamanan, Apple menambahkan toggle baru di Pengaturan > Layar Kunci > “Geser untuk Buka Kamera”. Dengan ini, pengguna dapat mematikan fungsi geser ke kiri pada Layar Kunci untuk membuka aplikasi Kamera secara instan, mencegah akses tidak sengaja atau potensi pelanggaran privasi.

    Geser untuk Hentikan Alarm dan Timer

    Aplikasi Jam kini dilengkapi kontrol “geser untuk hentikan” saat alarm atau timer berbunyi. Ini memperbesar tombol stop dan memudahkan pengguna menghentikannya tanpa menyentuh layar secara presisi, terutama saat setengah tidur. Perubahan ini melanjutkan peningkatan ukuran tombol dari iOS 26.

    Geser Lagu di Apple Music

    Penggemar musik akan menyukai penambahan fitur geser pada pemutar Apple Music untuk beralih antar lagu dengan cepat. Cukup geser ke kiri atau kanan pada kontrol pemutar, tanpa perlu menekan tombol navigasi-membuat pengalaman mendengarkan lebih seamless.

    Rebranding Apple TV+ menjadi Apple TV

    Ikon aplikasi Apple TV kini lebih berwarna dan dinamis, sebagai persiapan rebranding Apple TV+ menjadi Apple TV. Ini memudahkan akses konten streaming dan menyatukan pengalaman hiburan di ekosistem Apple.

    Ekspansi Bahasa Apple Intelligence

    Fitur kecerdasan buatan Apple Intelligence kini mendukung delapan bahasa baru: Denmark, Belanda, Norwegia, Portugis (Portugal), Swedia, Turki, Mandarin Tradisional, dan Vietnam. Ini memungkinkan pengguna di wilayah tersebut menikmati asisten AI yang lebih personal, seperti penulisan ulang teks atau ringkasan notifikasi.

    Penerjemahan Langsung AirPods dengan Lebih Banyak Bahasa

    Fitur Live Translation pada AirPods kini mencakup bahasa Jepang, Korea, Italia, serta Mandarin Tradisional dan Sederhana. Tersedia khusus untuk AirPods 4 dengan ANC, AirPods Pro 2, dan AirPods Pro 3, fitur ini ideal untuk perjalanan internasional atau panggilan lintas budaya.

    Peningkatan Keamanan Latar Belakang

    Di Pengaturan > Privasi & Keamanan > Peningkatan Keamanan, pengguna dapat mengaktifkan unduhan otomatis “Peningkatan Keamanan Latar Belakang”. Ini adalah patch keamanan cepat yang dirilis di antara pembaruan penuh, menggantikan Rapid Security Responses, untuk melindungi perangkat dari ancaman tanpa gangguan.

    Selain itu, iOS 26.1 juga membawa optimalisasi baterai yang lebih efisien, dengan klaim penghematan hingga 10% pada penggunaan harian intensif, serta perbaikan bug kecil pada aplikasi Foto dan Pengingat. Apple menekankan komitmennya terhadap privasi, di mana semua pemrosesan Apple Intelligence dilakukan di perangkat atau server anonim.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “4 Fitur iOS 17 yang Sudah Lama Ada di Android”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • China Tahan Logam Tanah Jarang, Industri Militer Jerman Terancam

    China Tahan Logam Tanah Jarang, Industri Militer Jerman Terancam

    Jakarta

    Logam tanah jarang (rare earths) adalah elemen logam yang sangat berharga yang tidak hanya digunakan untuk memproduksi smartphone dan mobil listrik, tetapi juga senjata modern. Termasuk ke dalam aplikasinya, logam ini digunakan dalam konstruksi jet tempur dan kapal selam. Selain itu, logam tanah jarang ditemukan dalam amunisi khusus dan kendaraan lapis baja, dalam sistem propulsi, dan teknologi sensor.

    Dibutuhkan lebih dari 400 kilogram logam tanah jarang untuk memproduksi satu pesawat siluman F-35 saja.

    Sebagian besar logam tanah jarang yang diolah di Jerman berasal dari Cina, dan di sinilah letak masalahnya: Akibat perselisihan tarif dengan Amerika Serikat (AS), Beijing mengumumkan pada awal Oktober bahwa mereka akan kembali memperketat aturan ekspor yang sebelumnya sudah ketat.

    Cina mengancam akan menghentikan ekspor logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk keperluan militer. Selain itu, perusahaan yang mengajukan izin ekspor di Cina kini diharuskan menyerahkan informasi rinci, beberapa di antaranya bersifat rahasia. Bagi produsen senjata, tuntutan tersebut sama sekali tidak bisa diterima.

    “Klausul penggunaan akhir, hambatan birokrasi yang tinggi, dan akses ke perencanaan pasokan pada dasarnya hanyalah spionase industri,” kata Jakob Kullik, ilmuwan politik di Universitas Teknologi Chemnitz, kepada DW.

    Federasi Industri Jerman (BDI) juga bersikap kritis: “Aturan baru ini dapat dilihat sebagai serangan langsung terhadap program modernisasi militer Barat,” demikian pernyataan mereka. Baru-baru ini, industri senjata Jerman telah meningkatkan produksi secara masif untuk melengkapi Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr, dengan sistem senjata modern. Dukungan berkelanjutan terhadap Ukraina berupa pengiriman senjata juga menjadi alasan penguatan militer, yang kemungkinan akan menjadi duri dalam daging bagi sekutu Rusia, yaitu Cina.

    Perusahaan Jerman mengambil langkah antisipasi

    Bagaimana industri pertahanan Jerman merespons? “Tidak ada kepanikan di industri,” kata Hans Christoph Atzpodien, CEO Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman (BDSV), kepada DW. Dibandingkan dengan industri lain, Atzpodien menunjukkan bahwa industri pertahanan menggunakan “jumlah logam tanah jarang yang relatif kecil.” Selain itu, perusahaan telah mengambil langkah antisipasi agar tidak perlu membatasi produksi dalam beberapa bulan mendatang.

    Membangun rantai pasok alternatif tanpa Cina akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan jika dimulai sekarang. “Kami melihat kebutuhan mendesak untuk bertindak agar kita lebih mandiri secara keseluruhan di Eropa,” kata Atzpodien. Eropa harus membangun kapasitas pengolahan logam tanah jarang sendiri. “Ini akan membutuhkan penyederhanaan izin lingkungan yang relevan.”

    Bisnis yang kotor dan tidak menguntungkan

    Penambangan logam tanah jarang tergolong sulit, kaya limbah, dan berbiaya mahal. Sebanyak 17 elemen kimia ini sebenarnya tidak langka di kerak bumi, tetapi cuma muncul dalam konsentrasi yang sangat rendah. Artinya, diperlukan banyak jumlah batuan dan bijih untuk mengekstraknya, dan sering kali dibutuhkan bahan kimia untuk memisahkan elemen-elemen tersebut.

    Cadangan terbesar ditemukan di Cina, Vietnam, Brasil, Rusia, Australia, dan Greenland, tetapi juga di AS. Namun, karena biaya yang tinggi, penambangan acap tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sebabnya, banyak tambang di AS dan Australia yang terpaksa ditutup. Di sisi lain, Cina menyadari pentingnya logam tanah jarang sejak awal dan memperluas tambang, kilang, dan fasilitas pengolahannya.

    Bagi pemerintah Jerman, tetapi juga bagi ekonomi Jerman, selalu lebih mudah mengandalkan impor logam tanah jarang. “Di masa lalu, kami senang menyerahkan pengolahan ke Cina, tetapi kini hal itu tidak lagi memungkinkan,” catat Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman.

    Seperti yang terlihat pada 2010, quasi-monopoli Cina memberikannya pengaruh geopolitik yang kuat. Karena sengketa wilayah di Laut Cina Timur, Cina sempat menghentikan pasokan logam tanah jarang ke Jepang. Sejak peringatan tersebut, Jepang telah secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada logam tanah jarang dari Cina.

    Ini juga jalur yang saat ini ditempuh AS. Presiden Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir berupaya mengamankan sumber logam tanah jarang di seluruh dunia. Namun bahkan AS tidak bisa sepenuhnya lepas dari Cina: Dalam pertemuan di Korea Selatan pada akhir Oktober, Trump menyetujui dengan Presiden Cina, Xi Jinping, bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang akan ditangguhkan, setidaknya untuk sementara.

    Bisakah tambang dalam negeri Jerman menjadi solusi?

    Selama bertahun-tahun, Jerman menyadari bahwa akan lebih aman mendiversifikasi pasokan bahan baku kritis. Namun, sedikit yang telah dilakukan. “Pemerintah dan industri saling lempar tanggung jawab,” kata Kullik. “Kementerian Ekonomi mengatakan, jika industri tidak melakukan apa-apa, kami juga tidak akan melakukan apa-apa. Dan industri mengatakan, jika situasinya tidak genting, maka kami tidak perlu menimbun pasokan dan tidak memerlukan intervensi pemerintah.”

    Jadi pertanyaannya tetap: Siapa yang akan bertanggung jawab mengamankan pasokan dari sumber alternatif? Siapa yang akan mengambil risiko dan berinvestasi untuk mengembangkan tambang?

    Ada juga deposit logam tanah jarang di Jerman, misalnya di Pegunungan Ore di negara bagian timur Sachsen. Namun, deposit ini hampir tidak dieksplorasi. “Kami tidak lagi memiliki perusahaan tambang besar Jerman dengan keahlian yang dibutuhkan. Artinya, bahkan jika pemerintah federal ingin melakukannya, bahkan jika mereka berinvestasi €10 miliar (sekitar Rp 193 triliun) atau lebih dalam skenario ideal, kenyataannya kami kekurangan mitra yang diperlukan,” jelas Kullik.

    Meskipun kontraktor pertahanan besar Jerman menegaskan bahwa pasokan mereka saat ini aman, quasi-monopoli Cina pada logam tanah jarang memberikannya, menurut Kullik, “alat tawar geo-ekonomi yang sempurna.” Jika Cina memutuskan untuk menggunakan alat ini, setidaknya hal itu dapat mempersulit atau menunda upaya militer Jerman dalam melengkapi diri dengan senjata modern.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Rizki Nugraha


    (ita/ita)