Negara: Venezuela

  • Amerika Hentikan Deportasi Gengster Venezuela, Ada Apa?

    Amerika Hentikan Deportasi Gengster Venezuela, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (19/4) menghentikan sementara deportasi sejumlah pria Venezuela yang berada dalam tahanan imigrasi. 

    “Pemerintah diperintahkan untuk tidak mendeportasi anggota kelompok tahanan yang diduga dari Amerika Serikat sampai ada perintah lebih lanjut dari Pengadilan ini,” kata para hakim dalam keputusan singkat yang tidak ditandatangani, seperti dikutip dari Reuters.

    Hakim Konservatif Clarence Thomas dan Samuel Alito secara terbuka tidak setuju dengan keputusan tersebut, yang dikeluarkan sekitar pukul 12:55 dini hari waktu setempat.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar atas keputusan Mahkamah Agung.

    Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang kepatuhan pemerintahan Trump terhadap batasan yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung. Kasus ini berisiko menimbulkan bentrokan besar antara dua cabang pemerintahan yang setara dan berpotensi menimbulkan krisis konstitusional yang parah.

    Terpilih tahun lalu dengan janji untuk menindak tegas para migran, Trump menerapkan Undang-Undang Musuh Asing 1798 dalam upaya untuk mendeportasi anggota Tren de Aragua, sebuah geng kriminal yang berasal dari penjara Venezuela yang oleh pemerintahannya dicap sebagai kelompok teroris.

    Presiden dan para pembantu seniornya telah menegaskan bahwa mereka memiliki kewenangan yang luas dalam masalah imigrasi.

    Selama sidang pada hari Jumat, seorang pengacara pemerintah mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya rencana Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk mendeportasi orang-orang tersebut pada Jumat, tetapi mungkin ada deportasi pada Sabtu.

    (hsy/hsy)

  • Sinkhole Telan Rumah Warga, Ribuan Orang Terancam Gelandangan

    Sinkhole Telan Rumah Warga, Ribuan Orang Terancam Gelandangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kemunculan lubang raksasa alias sinkhole makin sering dilaporkan beberapa saat belakangan. Hal ini memicu keresahan masyarakat, sebab sinkhole dapat merusak jalan, bangunan, hingga mengancam hunian penduduk. 

    Pada akhir 2024 lalu, hujan deras yang membanjiri Semenanjung Korea menyebabkan kemunculan sinkhole di Busan. Sebelumnya, 2 sinkhole juga muncul di Kuala Lumpur, Malaysia. Salah satunya bahkan menyebabkan seorang turis hilang setelah terjatuh ke dalam sinkhole.

    Pada Februari 2025, sinkhole dilaporkan kian melebar di Kota Buriticupu, ujung timur laut Amazon Brasil. Pelan-pelan, kota tersebut dikatakan akan ditelan Bumi.

    Lubang runtuhan besar dengan kedalaman beberapa meter telah menyebabkan pemerintah kota mengumumkan keadaan darurat.  Sekitar 1.200 orang dari total 55.000 penduduk kota dikatakan terancam kehilangan rumah.

    Pasalnya, sinkhole yang terus menganga menciptakan jurang yang bisa membuat rumah warga terperosok ke dalam lubang.

    “Dalam beberapa bulan terakhir, dimensinya telah meluas secara eksponensial, mendekati lokasi pemukiman,” tertera dalam pernyataan keputusan darurat yang dikeluarkan pemerintah kota awal bulan ini, dikutip dari Reuters, beberapa waktu lalu.

    Pernyataan tersebut juga mengatakan beberapa bangunan telah hancur akibat sinkhole. Lubang runtuhan yang terjadi baru-baru ini merupakan peningkatan dari masalah yang telah terjadi selama 30 tahun terakhir.

    Warga Buriticupu di negara bagian Maranhao, sudah sering melihat sinkhole muncul ketika hujan mengikis tanah yang rentan karena sifatnya berpasir. Hal ini diperparah dengan konstruksi bangunan yang tidak direncanakan dengan baik dan penggundulan hutan.

    Erosi tanah yang besar dikenal di Brasil sebagai “voçoroca”, sebuah kata asli yang berarti “merobek Bumi” dan setara dengan sinkhole.

    Masalahnya menjadi lebih buruk saat hujan deras seperti saat ini, kata Marcelino Farias, ahli geografi dan profesor di Universitas Federal Maranhao.

    Antonia dos Anjos, yang telah tinggal di Buriticupu selama 22 tahun, khawatir akan terjadi lebih banyak lubang runtuhan dalam waktu dekat.

    “Ada bahaya di depan kita, dan tidak ada yang tahu di mana lubang di bawahnya terbuka,” kata pria berusia 65 tahun itu.

    Sekretaris Pekerjaan Umum Buriticupu dan seorang insinyur, Lucas Conceicao, mengatakan pemerintah kota jelas tidak memiliki kapasitas untuk menemukan solusi bagi situasi sinkhole yang kompleks.

    “Masalah-masalah ini mulai dari proses erosi hingga pemindahan orang-orang yang berada di wilayah berisiko,” katanya.

    Ada 10 Sinkhole Terbesar di Dunia

    Kemunculan sinkhole di wilayah publik memang menjadi suatu hal yang mengerikan dan seringkali menjadi hal yang misterius.

    Meski begitu, ada pula Sinkhole yang terbentuk secara alami sampai membuat takjub dengan pemandangan memukau dan menantang para peneliti untuk memahami proses geologi di baliknya.

    Berikut beberapa sinkhole terbesar di dunia, yang dirangkum CNBC Indonesia:

    1. Xiao TianKeng, Cina

    Di pedesaan barat daya Cina, tepatnya di wilayah Chongqing, terdapat sebuah keajaiban alam yang dikenal sebagai Xiao Tiankeng, sebuah sinkhole raksasa dengan pemandangan yang memukau.

    Nama “Xiao Tiankeng” secara harfiah berarti “lubang surga”, dan dengan kedalaman 660 meter serta volume mencapai 130 juta meter kubik, lubang ini dinobatkan sebagai sinkhole terdalam dan terbesar di dunia.

    2. The Great Blue Hole, Belize

    The Great Blue Hole adalah fenomena alam luar biasa yang terletak di lepas pantai Belize, Amerika Tengah. Lubang raksasa ini memiliki bentuk lingkaran dengan diameter sekitar 300 meter dan kedalaman mencapai 124 meter.

    Awalnya merupakan gua batu kapur yang terbentuk jutaan tahun lalu selama periode Pleistosen, lubang ini kemudian terendam air laut dan atap gua runtuh, meninggalkan lubang besar yang kini dikenal sebagai Great Blue Hole.

    3. Dean’s Blue Hole, Bahama

    Di Bahama, tepatnya di Clarence Town, Long Island, terdapat lubang biru terdalam di dunia yang dikenal sebagai Dean’s Blue Hole.

    Lubang biru ini terbentuk akibat erosi batu kapur di dasar laut selama zaman es, menghasilkan gua bawah air dengan kedalaman mencapai 202 meter dan diameter antara 25 hingga 35 meter.

    4. Cerro Sarisariñama, Venezuela

    Cerro Sarisariñama adalah gunung tepui yang terletak di Taman Nasional Jaua-Sarisariñama, Venezuela, dekat perbatasan dengan Brasil.

    Gunung ini memiliki fitur khas berupa empat lubang besar dengan diameter yang bervariasi antara 80 hingga 150 meter dan kedalaman antara 220 hingga 314 meter.

    5. Dragon Hole, Laut Tiongkok Selatan

    Dragon Hole, yang terletak di Laut China Selatan, merupakan salah satu lubang bawah air terdalam di dunia dengan kedalaman mencapai 377 meter dan diameter sekitar 305 meter.

    Tempat ini disebut sebagai “mata dari Laut Tiongkok Selatan” dan memiliki berbagai informasi penting tentang kehidupan bawah air yang telah ada sejak ribuan tahun lalu.

    6. Devil’s Sinkhole, Texas, AS

    Di dekat kota Rocksprings, Texas, terdapat sebuah keajaiban alam yang dikenal sebagai Devil’s Sinkhole. Lubang ini, yang terbentuk akibat erosi air, memiliki kedalaman 104 meter dan diameter 10 meter.

    Lubang ini juga menjadi rumah bagi jutaan kelelawar dan pertama kali didokumentasikan pada zaman modern oleh seorang peternak bernama Amon Billings pada tahun 1876.

    7. Guatemala City Sinkhole, Guatemala

    Pada tahun 2010, sebuah sinkhole besar tiba-tiba muncul di tengah Kota Guatemala, menciptakan lubang dengan kedalaman sekitar 100 meter dan diameter 18 meter.

    Fenomena ini terjadi setelah hujan deras yang menyebabkan pecahnya pipa pembuangan, mengakibatkan tanah melunak dan runtuh. Peristiwa ini menimbulkan kepanikan di antara warga setempat karena munculnya lubang besar yang merusak infrastruktur kota secara signifikan.

    8. Sinkhole Gianyar, Bali, Indonesia

    Pada tahun 2021, sebuah sinkhole dengan kedalaman sekitar 50 meter dan lebar 30 meter muncul di Kecamatan Tegalalang, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Fenomena ini memutus jalur pariwisata dan merusak jaringan irigasi di sekitarnya, menimbulkan risiko erosi lebih lanjut.

    Pemerintah setempat segera mengambil tindakan untuk membuat jalan alternatif dan jembatan guna memulihkan akses pariwisata. Para peneliti berpendapat bahwa kejadian ini terjadi karena erosi tanah dan drainase air yang tidak stabil.

    9. Danau Merah, Kroasia

    Danau Merah atau Crveno Jezero adalah sebuah sinkhole yang berisi danau karst di dekat Kota Imotski, Kroasia. Danau ini terkenal karena tebing-tebingnya yang tinggi dan warna merah-coklat dari airnya, yang disebabkan oleh oksida besi dalam batuannya.

    Dengan kedalaman 25 meter dan diameter sekitar 100 meter, Danau Merah menjadi salah satu destinasi wisata alam populer di Kroasia, menawarkan pemandangan yang menakjubkan dan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.

    10. Gerbang Neraka, Turkmenistan

    Gerbang Neraka adalah kawah gas alam yang terletak di gurun Karakum, Turkmenistan. Kawah ini memiliki diameter 70 meter dan kedalaman 20 meter, serta telah terbakar selama lebih dari 50 tahun sejak terbentuk akibat pengeboran minyak oleh ahli geologi Soviet pada tahun 1971.

    Api yang menyala di Gerbang Neraka menciptakan pemandangan yang luar biasa, namun juga menimbulkan polusi udara dan tanah.

    Nah, itu dia daftar sinkhole terbesar di dunia. Semoga masalah penyebab sinkhole bisa segera diatasi dan warga tetap bisa memiliki rumah!

    (fab/fab)

  • Mantan Presiden Peru Dibui 15 Tahun Atas Skandal Korupsi Global

    Mantan Presiden Peru Dibui 15 Tahun Atas Skandal Korupsi Global

    Lima

    Pengadilan Peru menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara terhadap mantan Presiden Ollanta Humala dan istrinya atas dakwaan korupsi. Dakwaan ini terkait skandal korupsi global yang melibatkan perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht, yang memberikan suap kepada banyak politisi.

    Dalam putusannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), pengadilan Peru menyatakan Humala yang berusia 62 tahun dan istrinya, Nadine Heredia, bersalah atas dakwaan pencucian uang karena menerima donasi politik ilegal dari Odebrecht dan pemerintah Venezuela dalam dua kampanye pilpres.

    Humala dibawa ke sel tahanan di gedung pengadilan setelah putusan itu dibacakan.

    Hakim Nayko Coronado memerintahkan penangkapan Heredia, yang tidak menghadiri sidang vonis. Laporan menyebut Heredia mencari suaka di Kedutaan Besar Brasil yang ada di ibu kota Lima.

    Humala yang mantan pejabat militer dan memimpin Peru dari tahun 2011 hingga tahun 2016, menjadi mantan Presiden Peru yang pertama diadili dalam skandal korupsi Odebrecht.

    Skandal korupsi ini juga menyeret tiga mantan Presiden Peru lainnya. Mantan Presiden Alan Garcia yang menjabat dua periode tewas bunuh diri pada tahun 2019 ketika polisi mendatangi rumahnya untuk menangkapnya.

    Sementara mantan Presiden Alejandro Toledo, yang menjabat tahun 2001-2006, tahun lalu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena menerima suap jutaan dolar Amerika sebagai imbalan atas kontrak pemerintah.

    Jaksa penuntut dalam kasus ini telah menuntut hukuman 20 tahun penjara untuk Humala dan 26 tahun penjara untuk Heredia karena menerima donasi ilegal dari Odebrecht sebesar US$ 3 juta untuk kampanye politik tahun 2011.

    Perusahaan Odebrecht dianggap bertanggung jawab atas salah satu skema suap asing terbesar dalam sejarah.

    Tahun 2016 lalu, Odebrecht setuju untuk membayar denda sebesar US$ 3,5 miliar di Brasil, Amerika Serikat (AS), dan Swiss sebagai imbas dari pembayaran suap senilai lebih dari US$ 788 juta kepada para pemimpin asing dan pejabat pemerintahan asing untuk memenangkan proyek infrastruktur.

    Odebrecht juga telah mengakui pihaknya membayarkan suap sedikitnya US$ 29 juta kepada para pejabat tinggi Peru antara tahun 2005 hingga tahun 2014.

    Dalam kasus ini, Humala dan istrinya juga didakwa telah secara ilegal mengalihkan dana sebesar US$ 200.000 yang dikirimkan oleh mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez, dalam rangka mendanai kampanye Humala yang gagal tahun 2006 silam. Heredia juga didakwa “menyembunyikan pembelian real-estate” yang dilakukan dengan sebagian dana ilegal tersebut.

    Baik Humala maupun Heredia secara konsisten membantah semua tuduhan. Tim kuasa hukum Humala mengatakan kliennya akan mengajukan banding atas vonis hukuman tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Negara Kaya Minyak Jatuh dalam Krisis, Presiden Sebut Darurat Ekonomi

    Negara Kaya Minyak Jatuh dalam Krisis, Presiden Sebut Darurat Ekonomi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Venezuela kembali masuk ke fase kritis dalam krisis ekonomi berkepanjangan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

    Pendapatan negara dari sektor minyak kembali anjlok akibat sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro atas dugaan kecurangan pemilu. Situasi ini diperparah dengan minimnya kapasitas pemerintah untuk mengambil kebijakan responsif, meskipun sempat mencicipi stabilitas ekonomi pascapandemi.

    Dilansir The Associated Press, Selasa (15/2025), kondisi memburuk begitu cepat sehingga Maduro pekan lalu mengumumkan keadaan darurat ekonomi. Ia mengirim dekrit ke Majelis Nasional-yang dikuasai partai berkuasa-untuk meminta kewenangan darurat guna menyusun langkah-langkah penyelamatan ekonomi.

    Di antaranya termasuk penghapusan sementara pajak, serta menetapkan mekanisme pembelian wajib produk dalam negeri untuk mendorong substitusi impor.

    Maduro menyebut kebijakan ini merupakan reaksi atas tarif global yang dipicu oleh kebijakan AS. Namun, para ekonom mencatat bahwa gejala kemerosotan sudah tampak jauh sebelum pengumuman tersebut.

    Dari Kebangkitan Ekonomi ke Jurang Inflasi

    Setelah pandemi Covid-19, Venezuela sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi. Pemerintah melonggarkan kontrol harga, memperbolehkan penggunaan dolar AS secara bebas, dan menyuntikkan jutaan dolar ke pasar valuta asing setiap pekan.

    Hal ini menghentikan hiperinflasi yang sempat menyentuh 130.000% pada 2018 dan membawa pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2022, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

    Ibukota Caracas pun terlihat hidup kembali. Toko barang impor, restoran, dan layanan digital seperti aplikasi ojek dan pesan-antar makanan tumbuh pesat. Di beberapa kawasan miskin, warga bahkan mulai membuka usaha kecil seperti gerobak hotdog dan warung makanan cepat saji.

    Namun, kemajuan itu ternyata hanya terpusat di Caracas. Wilayah lain seperti Maracaibo tetap tertinggal.

    “Kalau Anda lihat di jalan utama, banyak toko yang tutup,” kata Luis Medina, 21 tahun, sambil menunjuk deretan toko tutup di pusat kota Maracaibo. “Ada Subway yang tutup, di sebelahnya toko ponsel Movistar juga tutup. Di sebelahnya lagi restoran Argentina El Gaucho, juga tutup.”

    Inflasi Meledak, Daya Beli Terjun Bebas

    Kini, perbedaan tajam antara nilai tukar resmi dan pasar gelap membuat bisnis informal, seperti pasar tradisional tempat mayoritas warga membeli bahan pokok, memilih menggunakan kurs pasar gelap. Harga barang pun melambung, bahkan di toko-toko resmi seperti swalayan dan toko bangunan.

    Ekonom Pedro Palma memperkirakan inflasi Venezuela kini mencapai 180-200%. Ia memperingatkan bahwa daya beli masyarakat akan terus menurun karena gaji tidak sebanding dengan inflasi, bahkan dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja.

    “Kita menghadapi situasi yang benar-benar dramatis: di satu sisi inflasi melonjak, di sisi lain ada prospek resesi yang sangat signifikan,” ujar Palma.

    Kondisi ini juga berdampak pada kebijakan upah. Pemerintah hanya mampu memberikan gaji minimum sebesar US$1,65 per bulan, ditambah tunjangan bulanan sekitar US$100. Namun, perusahaan-perusahaan tak banyak yang membuka lowongan pekerjaan.

    Bahkan beberapa perusahaan mulai membayar pekerja dengan bolivar, mata uang lokal yang nilainya terus merosot, meningkatkan permintaan dolar di pasar gelap.

    Harapan yang Memudar, Migrasi yang Mandek

    Menjelang pemilu tahun lalu, banyak warga Venezuela mempertimbangkan untuk migrasi demi menyelamatkan ekonomi keluarga. Survei nasional menunjukkan bahwa seperempat warga berencana migrasi, sebagian besar karena alasan ekonomi.

    Namun kini, tren itu menurun. Pengetatan kebijakan imigrasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump, khususnya terhadap imigrasi ilegal, membuat banyak orang mengurungkan niat.

    Jonatan Urdaneta, sopir taksi yang selama dua tahun terakhir mengantar migran dari terminal bus Maracaibo ke perbatasan Kolombia, merasakan perubahan ini secara langsung. Dulu, ia bisa melakukan dua kali perjalanan pulang-pergi per hari, kini kadang satu hari pun tak ada penumpang.

    “Terus terang, keadaannya terlihat sangat suram,” kata Urdaneta, 27 tahun, berdiri di samping mobil Ford keluaran 1984 miliknya. “Semoga ini membaik, kalau Tuhan mengizinkan.”

    (luc/luc)

  • Detik-Detik AS Deportasi Gangster Venezuela ke Penjara El Savador

    Detik-Detik AS Deportasi Gangster Venezuela ke Penjara El Savador

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Horor Pemerasan-Pembunuhan, Peru Perpanjang Keadaan Darurat

    Horor Pemerasan-Pembunuhan, Peru Perpanjang Keadaan Darurat

    Jakarta

    Pemerintah Peru memperpanjang keadaan darurat di negara itu selama 30 hari karena gelombang pembunuhan yang terkait dengan geng-geng pemerasan.

    Negara tersebut telah berada dalam keadaan darurat sejak pertengahan Maret, dengan tentara dikerahkan untuk membantu polisi menindak tegas geng-geng tersebut.

    Pengumuman keadaan darurat pada awal bulan Maret muncul setelah penyanyi Paul Flores ditembak mati oleh pembunuh bayaran yang mencoba memeras uang darinya dan anggota bandnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (14/4/2025), perpanjangan keadaan darurat yang diumumkan pada hari Minggu (13/4) waktu setempat ini, akan berlaku mulai 17 April. Ini akan mempengaruhi kota metropolitan Lima dan pelabuhan Callao di dekatnya.

    Selama periode tersebut, para pengendara motor dilarang membonceng penumpang, demikian menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pemerintah Peru.

    Meskipun pemerasan merupakan masalah di seluruh Amerika Latin, pemerasan telah mencapai proporsi yang mengkhawatirkan di Peru. Fenomena ini sebagian disalahkan pada geng-geng kriminal seperti Tren de Aragua di Venezuela yang beroperasi di beberapa negara Amerika Latin.

    Sejak Januari lalu, lebih dari 450 pembunuhan telah dilaporkan, menurut data pemerintah.

    “Kami tidak akan membiarkan satu kematian lagi,” kata Presiden Dina Boluarte bulan lalu setelah pembunuhan Flores.

    Lihat juga Video ‘Kisah Nelayan Peru Bertahan Hidup 95 Hari di Samudra Pasifik, Makan Kecoak-Burung’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Negara Paling Sengsara di Dunia, Mana Saja? – Page 3

    Daftar Negara Paling Sengsara di Dunia, Mana Saja? – Page 3

    Zimbabwe secara konsisten menempati peringkat atas dalam beberapa indeks kesengsaraan ekonomi, terutama karena inflasi yang sangat tinggi dan pengelolaan ekonomi yang buruk. Inflasi yang tak terkendali membuat harga barang dan jasa melambung tinggi, sehingga daya beli masyarakat menurun drastis. Tingkat inlfasi di Zimbabwe pernah mencapai 635,3 persen.

    Venezuela juga sering berada di peringkat atas karena inflasi tinggi dan krisis ekonomi berkepanjangan. Krisis ini telah menyebabkan kekurangan pangan, obat-obatan, dan layanan kesehatan dasar, yang semakin memperburuk kesengsaraan penduduk. Tingkat inlfasi di Venezuela pernah mencapai 59,6 persen.

    Sudan mengalami inflasi tinggi dan ketidakstabilan politik yang berdampak negatif pada perekonomian. Konflik dan pergolakan politik seringkali mengganggu aktivitas ekonomi dan investasi, memperparah kondisi ekonomi yang sudah buruk. Tingkat inlfasi di Sudan pernah mencapai 200,1 persen.

    Lebanon sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah, yang digambarkan oleh Bank Dunia sebagai krisis ekonomi terburuk di zaman modern. Krisis ini telah menyebabkan penurunan tajam dalam nilai mata uang, peningkatan kemiskinan, dan ketidakstabilan sosial. Tingkat inlfasi di Sudan pernah mencapai 221 persen.

  • Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Jakarta: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengambil langkah tegas soal perdagangan internasional. Kali ini, ia mengumumkan jeda tarif selama 90 hari bagi sebagian besar negara kecuali kepada Tiongkok, yang justru mengalami kenaikan tarif signifikan.
     
    Melansir The Guardian, Kamis, 10 April 2025, kemarin Trump menaikkan tarif impor untuk produk dari Tiongkok dari 34 persen menjadi 125 persen.
     
    Sementara untuk negara lain yang belum menerapkan balasan terhadap tarif dari AS, akan diberikan penangguhan dan hanya dikenakan tarif sebesar 10 persen hingga bulan Juli.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kenaikan tarif terhadap Tiongkok diambil karena “Saat Amerika Serikat diserang, Presiden Trump akan membalas dengan lebih keras,”
     

    Tarif awal vs tarif baru sementara
    Berikut daftar lengkap tarif yang awalnya diancamkan Trump dan tarif terbaru yang diperbarui per negara:

    Tiongkok: dari 34% menjadi 125%
    Uni Eropa: dari 20% menjadi 10%
    Vietnam: dari 46% menjadi 10%
    Taiwan: dari 32% menjadi 10%
    Jepang: dari 24% menjadi 10%
    India: dari 26% menjadi 10%
    Korea Selatan: dari 25% menjadi 10%
    Thailand: dari 36% menjadi 10%
    Swiss: dari 31% menjadi 10%
    Indonesia: dari 32% menjadi 10%
    Malaysia: dari 24% menjadi 10%
    Kamboja: dari 49% menjadi 10%
    Inggris Raya: tetap 10%
    Afrika Selatan: dari 30% menjadi 10%
    Brasil: tetap 10%
    Bangladesh: dari 37% menjadi 10%
    Singapura: tetap 10%
    Israel: dari 17% menjadi 10%
    Filipina: dari 17% menjadi 10%
    Chile: tetap 10%
    Australia: tetap 10%
    Pakistan: dari 29% menjadi 10%
    Turki: tetap 10%
    Sri Lanka: dari 44% menjadi 10%
    Kolombia: tetap 10%
    Peru: tetap 10%
    Nicaragua: dari 18% menjadi 10%
    Norwegia: dari 15% menjadi 10%
    Kosta Rika: tetap 10%
    Yordania: dari 20% menjadi 10%
    Republik Dominika: tetap 10%
    Uni Emirat Arab: tetap 10%
    Selandia Baru: tetap 10%
    Argentina: tetap 10%
    Ekuador: tetap 10%
    Guatemala: tetap 10%
    Honduras: tetap 10%
    Madagaskar: dari 47% menjadi 10%
    Myanmar: dari 44% menjadi 10%
    Tunisia: dari 28% menjadi 10%
    Kazakhstan: dari 27% menjadi 10%
    Serbia: dari 37% menjadi 10%
    Mesir: tetap 10%
    Arab Saudi: tetap 10%
    El Salvador: tetap 10%
    Pantai Gading: dari 21% menjadi 10%
    Laos: dari 48% menjadi 10%
    Botswana: dari 37% menjadi 10%
    Trinidad dan Tobago: tetap 10%
    Maroko: tetap 10%
    Aljazair: dari 30% menjadi 10%
    Oman: tetap 10%
    Uruguay: tetap 10%
    Bahamas: tetap 10%
    Lesotho: dari 50% menjadi 10%
    Ukraina: tetap 10%
    Bahrain: tetap 10%
    Qatar: tetap 10%
    Mauritius: dari 40% menjadi 10%
    Fiji: dari 32% menjadi 10%
    Islandia: tetap 10%
    Kenya: tetap 10%
    Liechtenstein: dari 37% menjadi 10%
    Guyana: dari 38% menjadi 10%
    Haiti: tetap 10%
    Bosnia dan Herzegovina: dari 35% menjadi 10%
    Nigeria: dari 14% menjadi 10%
    Namibia: dari 21% menjadi 10%
    Brunei: dari 24% menjadi 10%
    Bolivia: tetap 10%
    Panama: tetap 10%
    Venezuela: dari 15% menjadi 10%
    Makedonia Utara: dari 33% menjadi 10%
    Ethiopia: tetap 10%
    Ghana: tetap 10%
    Moldova: dari 31% menjadi 10%
    Angola: dari 32% menjadi 10%
    Republik Demokratik Kongo: dari 11% menjadi 10%
    Jamaika: tetap 10%
    Mozambik: dari 16% menjadi 10%
    Paraguay: tetap 10%
    Zambia: dari 17% menjadi 10%
    Libanon: tetap 10%
    Tanzania: tetap 10%
    Irak: dari 39% menjadi 10%
    Georgia: tetap 10%
    Senegal: tetap 10%
    Azerbaijan: tetap 10%
    Kamerun: dari 11% menjadi 10%
    Uganda: tetap 10%
    Albania: tetap 10%
    Armenia: tetap 10%
    Nepal: tetap 10%
    Sint Maarten: tetap 10%
    Pulau Falkland: dari 41% menjadi 10%
    Gabon: tetap 10%
    Kuwait: tetap 10%
    Togo: tetap 10%
    Suriname: tetap 10%
    Belize: tetap 10%
    Papua Nugini: tetap 10%
    Malawi: dari 17% menjadi 10%
    Liberia: tetap 10%
    British Virgin Islands: tetap 10%
    Afghanistan: tetap 10%
    Zimbabwe: dari 18% menjadi 10%
    Benin: tetap 10%
    Barbados: tetap 10%
    Monako: tetap 10%
    Suriah: dari 41% menjadi 10%
    Uzbekistan: tetap 10%
    Republik Kongo: tetap 10%
    Jibouti: tetap 10%
    French Polynesia: tetap 10%
    Cayman Islands: tetap 10%
    Kosovo: tetap 10%
    Curaçao: tetap 10%
    Vanuatu: dari 22% menjadi 10%
    Rwanda: tetap 10%
    Sierra Leone: tetap 10%
    Mongolia: tetap 10%
    San Marino: tetap 10%
    Antigua and Barbuda: tetap 10%
    Bermuda: tetap 10%
    Eswatini: tetap 10%
    Marshall Islands: tetap 10%
    Saint Pierre and Miquelon: tetap 10%
    Saint Kitts and Nevis: tetap 10%
    Turkmenistan: tetap 10%
    Grenada: tetap 10%
    Sudan: tetap 10%
    Turks and Caicos Islands: tetap 10%
    Aruba: tetap 10%
    Montenegro: tetap 10%
    Saint Helena: tetap 10%
    Kirgistan: tetap 10%
    Yaman: tetap 10%
    Saint Vincent and the Grenadines: tetap 10%
    Niger: tetap 10%
    Saint Lucia: tetap 10%
    Nauru: dari 30% menjadi 10%
    Equatorial Guinea: dari 13% menjadi 10%
    Iran: tetap 10%
    Libya: dari 31% menjadi 10%
    Samoa: tetap 10%
    Guinea: tetap 10%
    Timor Leste: tetap 10%
    Montserrat: tetap 10%
    Chad: dari 13% menjadi 10%
    Mali: tetap 10%
    Maladewa: tetap 10%
    Tajikistan: tetap 10%
    Cabo Verde: tetap 10%
    Burundi: tetap 10%
    Guadalaraja: tetap 10%
    Bhutan: tetap 10%
    Martinique: tetap 10%
    Tonga: tetap 10%
    Mauritania: tetap 10%
    Dominica: tetap 10%
    Micronesia: tetap 10%
    Gambia: tetap 10%
    Guyana Prancis: tetap 10%
    Christmas Island: tetap 10%
    Andora: tetap 10%
    Republik Afrika Tengah: tetap 10%
    Kepulauan Solomon: tetap 10%
    Mayotte: tetap 10%
    Anguilla: tetap 10%
    Cocos (Keeling) Islands: tetap 10%
    Eritrea: tetap 10%
    Cook Islands: tetap 10%
    Sudan Selatan: tetap 10%
    Comoros: tetap 10%
    Kiribati: tetap 10%
    São Tomé and Príncipe: tetap 10%
    Norfolk Island: tetap 10%
    Gibraltar: tetap 10%
    Tuvalu: tetap 10%
    British Indian Ocean Territory: tetap 10%
    Tokelau: tetap 10%
    Guinea-Bissau: tetap 10%
    Svalbard and Jan Mayen: tetap 10%
    Heard and McDonald Islands: tetap 10%
    Réunion: tetap 10%

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • 11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan gebrakan baru terkait tarif timbal balik (resiprokal) yang ia gaungkan. Pada Rabu waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan pemberian tarif tinggi terhadap puluhan negara selama 90 hari, persis beberapa jam setelah tarif diberlakukan.

    Namun ada satu negara yang tak ditunda. Ya, China malah dikenakan tarif makin tinggi hingga 125%.

     

    Lalu apa saja fakta-faktanya? Bagaimana AS dan China saling dekat?

    Berikut update CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (10/4/2025).

    1.China Kena Tarif Tambahan hingga 125%

    Berbeda dengan negara lain, Trump justru menaikkan tarif China hingga 125%. Hal ini terjadi setelah Beijing bereaksi, akan membalas tarif Trump dengan mengenakan tarif sebesar 84% pada impor AS, Rabu malam.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125%, yang berlaku segera,” tulisnya di akun media sosial (medsos) Truth Social.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tambahnya.

    “Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan USTR, untuk merundingkan solusi terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter… atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari.”

    2.75 Negara Resmi Dapat Penundaan Tarif Balasan Trump

    Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari untuk semua negara terdampak, kecuali China yang justru dinaikkan menjadi 125%. Dalam pernyataan terbarunya, kebijakan tarif baru tersebut akan langsung berlaku.

    Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.

    Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan diubah.

    Meski menurut Trump ada 75 negara, berdasarkan data Gedung Putih, CNBC Indonesia baru melihat penundaan ke 57 negara. Antara lain: 

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    China 125% (dikecualikan)
    Pantai Gading (Ivory Coast) 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%

    3.China Beri Tarif 84% ke Barang AS

    Tindakan balasan China terhadap AS mulai berlaku kini. Negeri itu menaikkan tarif pada semua impor AS menjadi 84% sebagai balasan terhadap kenaikan tarif Trump pada impor China hingga ratusan persen.

    Beijing telah berjanji untuk “berjuang sampai akhir” melawan Trump. Negeri Presiden Xi Jinping menolak untuk mundur dalam menghadapi upaya Trump untuk membawa pemerintah dunia ke meja perundingan.

    Angka tarif 84% ini, terjadi setelah sebelumnya China mengumumkan tarif timbal balik sebesar 34% sebagai balasan terhadap tarif resiprokal AS, yang diumumkan 2 April. Trump memperingatkan China untuk menariknya atau dia akan menaikkan tarif mereka lagi.

    Sebelumnya, Beijing juga telah menempatkan 18 perusahaan AS dalam daftar pembatasan perdagangan. Sebuah editorial China Daily yang diterbitkan tadi malam mengatakan “menyerah pada tekanan AS adalah hal yang mustahil bagi Beijing”.

    “Bukan berarti China tidak mengerti apa arti tarif yang sangat tinggi bagi ekspornya dan ekonomi secara umum. Keuntungan industri berorientasi ekspor akan terpukul dan penurunan investasi manufaktur serta sentimen konsumen yang diakibatkannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” demikian laporan tersebut.

    “Tetapi China juga tahu bahwa tunduk pada intimidasi tarif AS tidak akan menguntungkannya, mengingat bukan rahasia lagi bahwa AS sekarang berniat menyingkirkan China dari pasar konsumennya dan membentuk kembali rantai pasokan global untuk melayani kepentingan sempitnya sendiri,” ujarnya.

    4.Wall Street Cetak Rekor

    Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada Rabu (9/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Langkah ini memberi kejutan bagi investor yang khawatir karena ketegangan perang dagang.

    Melansir The Wall Street Journal, Indeks Nasdaq melesat 12%, ini menjadi rekor terbaiknya sejak Januari 2001. Sementara itu, S&P 500 naik 9,5%, pencapaian tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

    Indeks Dow Jones juga tak kalah mencetak rekor, dengan kenaikan 7,9% atau 2.963 poin dalam sehari. Menurut data Dow Jones Market Data, kenaikan ini menjadi lonjakan poin terbesar dalam sejarah indeks tersebut. 

    5.Minyak Dunia Melonjak

    Harga minyak dunia melanjutkan reli kenaikan tajamnya pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis waktu Indonesia. Ini didorong oleh kabar positif dari sisi kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan penurunan stok bahan bakar di Negeri Paman Sam.

    Mengutip Refinitiv, harga minyak mentah acuan Brent ditutup di posisi US$64,96 per barel, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di US$65,48. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$61,95 per barel, sedikit melemah dibandingkan sehari sebelumnya yang sempat ditutup tinggi di US$62,35.

    Namun secara mingguan, reli yang terjadi sejak awal bulan masih tergolong signifikan. Sejak 1 April, harga Brent sempat menyentuh US$74,49 dan terus berfluktuasi tajam hingga menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir di kisaran US$58-64 pada awal pekan ini.

    Lonjakan harga minyak terjadi usai Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif timbal balik selama 90 hari terhadap mayoritas negara mitra dagang. Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal deeskalasi tensi dagang dan memberikan ruang bagi perbaikan prospek ekonomi global, terutama dari sisi permintaan energi.

    6.Pasar Asia Menguat

    Kenaikan juga terjadi dengan pasar Asia. Indeks Nikkei Jepang naik sekitar 8% pada pukul 11 pagi hari Kamis setelah Trump membatalkan sebagian besar tarif global.

    Indeks Kospi di Korea Selatan (Korsel) naik 5,5% sementara bursa Hang Seng Hong Kong naik lebih dari 4%. Komposit SSE Shanghai naik sekitar 1,6% sedangkan ASX 200 Australia naik 4% sesaat setelah pukul 12 siang waktu setempat.

    7.Trump “Kuasai” Pasar Modal

    Sebenarnya Trump sudah memberi tanda-tanda kenaikan bursa saham. Pada Rabu pagi waktu AS, beberapa menit sebelum pembukaan Wall Street, ia memosting sejumlah tanda di Truth Social.

    Pertama, ia menyebut slogannya “MAKE AMERICA GREAT AGAIN”. Lalu setelahnya ia menyinggung JPMorgan dengan postingan “Memperbaiki Perdagangan dan Tarif adalah hal yang baik!” Jamie Dimon, JPMorgan Chase, Chairman & CEO, di Maria B Show!”.

    Setelahnya, ia juga mengatakan “BE COOL! Semuanya akan berjalan dengan baik. AS akan menjadi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya!”. Lalu ia mengatakan “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!” alias “INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI”.

    Postingan saatnya membeli bursa juga diberi tanda “DTJ”. Itu merupakan inisial presiden dan ticker untuk Trump Media & Technology, perusahaan induk Truth Social yang saham mayoritasnya dipegangnya.

    Secara teori, bagi siapa pun yang membeli saham di pasar pada menit itu atas desakan Trump, mereka memperoleh keuntungan besar. Saham melonjak dalam pembalikan historis dalam perdagangan sore setelah Trump mengumumkan penarikan kembali beberapa tarif, perubahan tajam setelah pengungkapan rencananya untuk mengenakan pajak impor minggu lalu menghancurkan pasar.

    David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan Trump pada hari Rabu. Awalnya ia tidak percaya bahwa unggahan itu asli.

    “Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mematuhi serangkaian aturan apa pun,” kata Wagner, seraya menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar.

    “Jelas sekarang Anda akan melihat Trump untuk mendapatkan tanda apa pun,” tegasnya memberi sinyal ke investor untuk mulai mendengarkan Trump.

    “Hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah sesuatu yang mungkin tidak seharusnya kita lupakan. Dia melakukan hal-hal seperti itu,” jelasnya lagi.

    “Aturan telah berubah terkait pasar dan presiden yang secara langsung ikut campur.”

    8. Korsel Nego Tarif ke Trump

    Penjabat Presiden Korsel Han Duck-soo mengatakan negara itu harus bernegosiasi segera dengan AS. Ini dilakukan agar Seoul lepas dari tarif setelah Trump menghentikan sebagian besar pungutan pada hari Rabu.

    “Selama 90 hari ke depan, kita harus membuat kemajuan dalam semua negosiasi untuk terbebas dari beban tarif, dan kita harus berupaya lebih keras lagi,” kata Han dalam rapat Kabinet pada hari Kamis waktu setempat.

    “Sebagai negara seperti Korea Selatan, yang sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan dan pembangunannya, saya mendesak semua menteri untuk melakukan upaya khusus dan menunjukkan tekad,” kata Han.

    9.Jepang Segera Tinjau Lebih Lanjut Penundaan Tarif Trump

    Kepala sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah senang Trump menangguhkan tarif. Namun negeri itu mendesak peninjauan lanjutan.

    “Pertama-tama kami ingin memeriksa dengan saksama rincian tentang apa yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang,” kata Hayashi, seperti dikutip NBC News.

    “Kami telah menjelaskan kekhawatiran kami di berbagai tingkatan dan telah mendesak agar langkah-langkah ini dipertimbangkan kembali, dan oleh karena itu kami menanggapi pengumuman terbaru oleh pemerintah AS ini secara positif,” katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

    “Kami akan terus mendesak Amerika Serikat untuk meninjau kembali tarif timbal balik dan pungutannya terhadap produk baja dan aluminium, serta mobil dan suku cadang mobil.”

    10.Apple Sewa 5 Pesawat Borong Produk India-China karena Tarif Trump

    Perusahaan Apple dikabarkan menerbangkan lima pesawat. Ini untuk memboyong iPhone dari India dan China menuju AS untuk menghindari tarif Trump.

    Sebagian besar iPhone diketahui diproduksi di pabrik yang ada di India dan China. Kedua negara dikenakan tarif baru oleh AS, yang artinya bisa menaikkan harga jual lebih tinggi nantinya.

    Lima pesawat itu penuh dengan iPhone dan produk Apple lainnya diterbangkan ke AS dalam tiga hari selama minggu terakhir bulan Maret. Seorang pejabat senior India mengonfirmasi laporan tersebut.

    “Pabrik-pabrik di India dan China serta lokasi lainnya telah mengirimkan produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” kata seorang sumber dikutip dari Times of India, Kamis.

    Menurut laporan, langkah ini dilakukan untuk mempertahankan harga produk untuk sementara. Apple mengangkut iPhone tersebut sebelum harga dengan tarif baru ditetapkan.

    Apple telah menganalisa struktur tarif yang berbeda pada tiap pabrik akan berdampak pada rantai pasoknya. Sumber itu juga mengatakan tiap kenaikan harga tidak hanya berdampak pada pasar AS, namun berlaku juga pada seluruh kawasan global.

    “Setiap kenaikan harga mengimbangi dampak tidak bisa terbatas hanya pada pasar AS, namun harus dilakukan untuk seluruh kawasan global termasuk India,” kata sumber itu.

    Sejak pengumuman tarif Trump, spekulasi bermunculan akan adanya kenaikan harga iPhone di AS. Salah satunya diungkapkan dari hasil perhitungan analis UBS, yakni harga iPhone produksi China akan naik 30% untuk ritel.

    11.Orang Dekat Prabowo

    Ray Dalio, pendiri dana lindung nilai terbesar di dunia, menyerukan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China terkait tarif. Hal ini terjadi di tengah makin panasnya perang dagang keduanya, di mana Washington menerapkan tarif 125% ke Beijing dan Beijing menaikkan tarif 84% ke Washington.

    Pesannya diberikan melalui akun media sosial X-nya, @RayDalio. Penasehat Danantara RI itu menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak yang terlibat, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, untuk mempertimbangkan kembali pendekatan yang dipakai.

    “Ada cara yang lebih baik dan lebih buruk untuk menangani masalah kita (AS) dengan utang dan ketidakseimbangan (neraca perdagangan)…,” ujarnya, dilihat CNBC Indonesia.

    “Dan keputusan Presiden Trump untuk mundur dari cara yang lebih buruk (penundaan tarif) dan bernegosiasi tentang cara menangani ketidakseimbangan ini adalah cara yang jauh lebih baik,” ujarnya.

    “Saya berharap dan mengharapkan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan China,” katanya lagi.

    “Ini akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

    Negosiasi keduanya bisa terkait kesepakatan yang menghargai RMB (yuan) terhadap dolar, yang dicapai dengan penjualan aset dolar China sekaligus melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter mereka untuk merangsang permintaan. China kemudian bisa merestrukturisasi dan memonetisasi utang pemerintah daerah mereka yang berlebihan untuk mengatasi beban utang mereka.

    “Dengan satu atau lain cara, harus ada perubahan besar pada utang/perintah moneter untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan utang, perdagangan, dan modal,” ujarnya.

    “Langkah pemerintahan Trump berikutnya adalah menangani defisit dengan baik dengan memangkas defisit menjadi 3% dari PDB,” jelasnya lagi.

    Khusus untuk investor, ia mengatakan ini menjadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali pendekatan dalam menyusun portofolio. Sehingga mereka tidak menghadapi risiko yang tidak dapat ditoleransi.

    “Saya dapat menjamin bahwa kasus terburuk lain dari pergerakan pasar yang membuat mereka takut akan terjadi pada akhirnya,” tambahnya.

    “Meskipun saya tidak dapat menjelaskan cara menyusun portofolio di sini, saya dapat mengarahkan mereka yang tertarik,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

    Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan menunda sementara selama 90 hari atas kebijakan tarif impor “balasan” terhadap puluhan negara mitra dagang. 

    Dikutip melalui Bloomberg, keputusan yang telah berjalan sejak diumumkan pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat ini terjadi hanya kurang dari 24 jam setelah tarif tersebut diberlakukan.

    Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut penundaan ini sebagai strategi untuk memberikan ruang negosiasi bagi negara-negara yang terkena dampak. 

    Dari total 75 negara mitra dagang AS yang disebutnya mengajukan permintaan pembicaraan ulang, sebanyak 56 negara secara spesifik tercantum dalam daftar Gedung Putih sebagai pihak yang dikenai tarif balasan atau tarif resiprokal dengan besaran bervariasi.

    Indonesia termasuk salah satu negara yang menerima tarif resiprokal sebesar 32%. Namun, selama masa penundaan, tarif yang berlaku sementara turun ke level tarif dasar, yakni 10% 

    Berbeda dengan negara-negara lain, China justru mengalami peningkatan tarif secara signifikan hingga 125%. Kenaikan tarif untuk China diumumkan langsung oleh Trump yang kesal dengan sikap Beijing. Kenaikan tajam ini memperkuat indikasi memburuknya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. 

    Kebijakan dadakan ini langsung disambut positif oleh pelaku pasar. Bursa saham utama AS melonjak tajam, menandai pemulihan dari ketegangan pasar yang sebelumnya diwarnai volatilitas tinggi—terburuk sejak awal pandemi Covid-19.

    Kendati memberikan kelonggaran sementara, Gedung Putih menegaskan bahwa tidak semua kebijakan tarif terdampak oleh penundaan ini. Tarif dasar sebesar 10% terhadap sebagian besar produk impor tetap diberlakukan. Selain itu, tarif khusus yang telah lebih dahulu dikenakan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak mengalami perubahan.

    Langkah Trump ini dinilai sebagai bagian dari manuver diplomasi ekonomi yang tengah ia bangun, di tengah tekanan global dan domestik terkait arah kebijakan perdagangannya.

    Berikut daftar 56 negara dan kawasan yang dapat penundaan tarif resiprokal oleh AS

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    Pantai Gading 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%