Negara: Uni Eropa

  • Implementasi IEU-CEPA Perluas Peluang Kerja Sama

    Implementasi IEU-CEPA Perluas Peluang Kerja Sama

    JAKARTA – Implementasi Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) diharapkan memperluas peluang kerja sama Indonesia dengan Jerman, khususnya di bidang ekonomi, kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono.

    Hal tersebut dikatakan Menlu Sugiono saat menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Federasi Jerman Johann Wadephul di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Hari Rabu.

    “Kunjungan ini memiliki arti penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jerman yang telah terjalin sejak tahun 1952,” kata Menlu Sugiono dalam keterangan pers bersama Menlu Wadephul, Rabu 20 Agustus.

    Dijelaskannya, kerja sama Indonesia dengan Jerman mencakup banyak hal di berbagai sektor, seperti politik, pertahanan, perdagangan, ekonomi, energi, lingkungan dan sosial budaya, baik di tingkat bilateral maupun multilateral.

    “Jerman merupakan mitra komprehensif yang sangat strategis bagi Indonesia di kawasan Eropa,” kata Menlu Sugiono.

    Menlu RI menjelaskan, Jerman merupakan mitra dagang dan investor utama Indonesia di Eropa, dengan total perdagangan RI-Jerman tahun lalu mencapai 6,15 miliar dolar AS, dengan pada periode yang sama Jerman juga melakukan investasi di Indonesia hingga mencapai 343 juta dolar AS

    “Kami sama-sama berharap implementasi IEU-CEPA yang ditargetkan selesai pada 2026 akan semakin memperluas peluang kerja sama khususnya di bidang ekonomi antar kedua negara, meningkatkan perdagangan dan investasi,” kata Menlu Sugiono.

    “Saya juga menyampaikan kesediaan dan keterbukaan Indonesia untuk mengundang Jerman meningkatkan investasi bersama-sama dengan Danantara di sektor-sektor unggalan, seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan, infrastruktur dan ketahanan pangan,” tandasnya.

    Menlu Sugiono menilai pertemuannya dengan Menlu Wadephul berlangsyng produktif dan konstruktif, membahas berbagai isu guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Jerman di berbagai sektor.

    Pertemuan kali ini juga dimanfaatkan Menlu Sugiono untuk menyampaikan program-program prioritas nasional Indonesia dalam pemerintahan Prabowo Subianto, utamanya dalam penghapusan kemiskinan dan kelaparan.

  • Menlu Jerman: Perdagangan Global Kian Dipolitisasi, Diversifikasi Jadi Solusi

    Menlu Jerman: Perdagangan Global Kian Dipolitisasi, Diversifikasi Jadi Solusi

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menekankan pentingnya mendiversifikasi hubungan ekonomi di tengah fragmentasi yang kerap membuat perdagangan global dipolitisasi. 

    Wadephul menjelaskan bahwa negara-negara Eropa dan negara-negara di Indo-Pasifik sama-sama menjadi pendukung kuat perdagangan bebas internasional yang adil. Meski demikian, dia menyebut perdagangan global seringkali dipolitisasi dan dijadikan senjata atau ancaman untuk negara lain. 

    Dia menuturkan, hal tersebut pernah terjadi kepada Jerman pada 2022 lalu ketika Rusia berusaha menjadikan ketergantungan Jerman pada pasokan energi sebagai senjata geopolitik. 

    “Karena itulah, bagi kami, sebagaimana juga bagi banyak negara lain, sangat penting untuk mengidentifikasi ketergantungan ekonomi yang kritis, meminimalkan risiko yang ada secara strategis, dan mendiversifikasi hubungan dagang kami,” jelas Wadephul dalam diskusi Germany’s Foreign Policy Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada Rabu (20/8/2025).

    Seiring dengan hal tersebut, Jerman pun berkomitmen untuk semakin memperdalam kemitraan ekonomi, baik dengan Indonesia maupun negara-negara lainnya.

    Dia menyebut, Jerman sebagai bagian dari Uni Eropa tengah merundingkan beragam perjanjian perdagangan bebas, yang sebagian besar di antaranya dengan negara-negara di Indo-Pasifik.

    Wadephul menuturkan, kesepakatan politik yang baru saja tercapai untuk menuntaskan perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) merupakan tonggak penting diversifikasi kerja sama ekonomi.

    Dia mengatakan, hal tersebut akan mempercepat tercapainya konsensus atas beberapa poin perjanjian yang tersisa.

    “Kami sepenuhnya mendukung rencana Komisi untuk menandatangani perjanjian penting ini paling cepat pada awal bulan depan,” katanya.

    Wadephul menuturkan, perjanjian perdagangan yang adil, ambisius, dan berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis yang sangat dibutuhkan bagi kedua pihak serta mendiversifikasi rantai pasok kita, mulai dari energi terbarukan hingga inovasi digital.

    “Kita juga akan menunjukkan komitmen penuh terhadap perdagangan yang adil dan berbasis aturan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bersama-sama, UE dan Asean mewakili dua blok perdagangan terbesar di dunia,” katanya.

  • Pasar cermati pertemuan bank sentral dunia, IHSG diprediksi mendatar

    Pasar cermati pertemuan bank sentral dunia, IHSG diprediksi mendatar

    Pekerja menyaksikan pidato Presiden Prabowo Subianto menggunakan gawai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/8/2025). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencapai All Time High (ATH) ke level 8.000 dalam perdagangan intraday saat Presiden Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2025. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/agr

    Pasar cermati pertemuan bank sentral dunia, IHSG diprediksi mendatar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 19 Agustus 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak mendatar pada perdagangan Selasa (19/08), dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global. Sentimen utama akan berasal dari pelaku pasar yang mencermati pertemuan para bank sentral dunia dalam Simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS) tanggal 21-23 Agustus 2025.

    “Diperkirakan IHSG berpeluang menutup ‘gap down’ di level 7.800,” ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati pertemuan para bank sentral dunia dalam Simposium Jackson Hole di AS tanggal 21-23 Agustus 2025, yang mana Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berpidato pada Jumat (22/08). Pelaku pasar berharap mendapatkan indikasi arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya dari pidato Jerome Powell tersebut.

    Selain itu, pelaku pasar akan mencermati The Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes pada Kamis (21/08), data sektor perumahan, serta data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang akan dirilis di AS, Euro Area, Inggris, Jepang, Australia dan India. Di sisi lain, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/08), tidak menghasilkan kesepakatan gencatan senjata atau kesepakatan formal untuk mengakhiri perang Ukraina.

    Trump menggambarkan bahwa pertemuan sangat produktif, namun tidak menjelaskan detailnya, di mana dirinya cenderung menekan Ukraina untuk menerima kesepakatan. Selain itu, Trump juga melakukan pertemuan dengan Ukraina dan Uni Eropa pada Senin (18/8). Ia mengatakan negosiasi untuk mencapai perdamaian dapat dilakukan saat kedua negara masih berperang, dan membatalkan seruannya sebelumnya untuk gencatan senjata.

    Trump telah menyarankan agar Ukraina secara resmi menyerahkan wilayah Krimea kepada Rusia untuk mencapai perdamaian.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu (20/8), yang diperkirakan akan mempertahankan BI Rate pada level 5,25 persen. Pada perdagangan Senin (18/08), bursa saham Eropa ditutup variatif, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,25 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,21 persen, indeks DAX Jerman naik 0,18 persen, serta indeks CAC Prancis turun 0,50 persen.

    Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup variatif pada perdagangan Senin (18/08), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 33,93 poin atau 0,08 persen ditutup di level 44.912,19, indeks S&P 500 melemah 0,64 persen ke level 6.449,91, indeks Nasdaq Composite menguat 1,69 poin atau 0,03 persen dan ditutup di level 23.713,02.

    Sumber : Antara

  • Usai Daging Babi Eropa, Kini China Bidik Investigasi Susu Impor

    Usai Daging Babi Eropa, Kini China Bidik Investigasi Susu Impor

    Jakarta, CNBC Indonesia – China memperpanjang investigasi anti-subsidi terhadap impor susu Uni Eropa selama enam bulan. Kementerian Perdagangan China menyatakan telah memperpanjang periode investigasi hingga 21 Februari 2026, dengan alasan kompleksitas kasus tersebut.

    Keputusan Beijing untuk memperluas penyelidikannya terhadap sejumlah produk keju, susu, dan krim Uni Eropa muncul setelah pada bulan Juni lalu menghentikan penyelidikan terhadap daging babi Eropa, yang juga merupakan pembeli utama Beijing, dan pada bulan Juli mengumumkan bea masuk terhadap produsen brendi Uni Eropa – meskipun pembuat cognac besar tidak dikenai bea masuk asalkan mereka menjual pada harga minimum atau di atas harga tersebut.

    Dilansir Reuters, para analis menilai China sedang mengupayakan ‘gencatan senjata’ perdagangan yang langgeng dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mempertahankan mesin ekspornya di tengah upayanya menghadapi prospek perombakan model ekonominya mengingat permintaan domestik masih lesu.

    Ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa meletus pada tahun 2023 ketika Komisi Eropa-yang mengawasi kebijakan perdagangan blok tersebut-meluncurkan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik (EV) buatan Tiongkok, menuduh Beijing membanjiri pasar dengan ekspor yang didukung negara.

    April tahun ini, seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa dan Tiongkok telah sepakat untuk mempertimbangkan penetapan harga minimum kendaraan listrik buatan Tiongkok, alih-alih tarif yang diberlakukan Uni Eropa tahun lalu.

    Kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan. “Beijing masih berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa terkait daftar panjang konflik perdagangan,” kata Even Rogers Pay, seorang analis di Trivium China yang berbasis di Beijing dan berspesialisasi di bidang pertanian.

    “Investigasi ini-bersama dengan investigasi terhadap daging babi Uni Eropa, yang diperpanjang pada bulan Juni-merupakan alat tawar-menawar yang signifikan dalam negosiasi yang sedang berlangsung seputar tarif Uni Eropa untuk kendaraan energi baru China,” ujarnya.

    China awalnya mengumumkan investigasi susu tersebut setahun yang lalu, sehari setelah Brussels merevisi bea masuk untuk kendaraan listrik buatan China, tetapi menahan diri untuk tidak membatalkannya seperti yang didesak Beijing.

    (hoi/hoi)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polemik Rencana Permukiman Israel yang Akan Kubur Ide Negara Palestina

    Polemik Rencana Permukiman Israel yang Akan Kubur Ide Negara Palestina

    Jakarta

    Rencana proyek pemukiman kontroversial yang menurut Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, akan “mengubur ide negara Palestina” telah memicu kontroversi

    Skema yang disebut E1 untuk membangun 3.401 rumah di Tepi Barat yang diduduki antara Yerusalem Timur dan permukiman Maale Adumim telah dibekukan selama beberapa dekade di tengah-tengah penentangan keras.

    Sebagian besar masyarakat internasional menganggap permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

    Pada Rabu (13/08), Smotrich mendukung skema ini, menyebut keputusan tersebut sebagai “pencapaian bersejarah”.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut rencana tersebut sebagai “perpanjangan dari kejahatan genosida, pemindahan dan pencaplokan”sebuah tuduhan yang telah lama dibantah Israel.

    PBB, Uni Eropa, dan berbagai negara, seperti Inggris dan Turki, juga mengkritik rencana pemukiman E1 dan menyerukan agar rencana tersebut dihentikan.

    Apa itu rencana pemukiman E1?

    Israel telah membangun banyak permukiman seperti Maale Adumim di Tepi Barat yang diduduki (Reuters)

    Proyek pemukiman E1yang pertama kali diusulkan di bawah pemerintahan Yitzhak Rabin pada 1990-andimulai dengan rencana awal untuk 2.500 rumah.

    Pada 2004, jumlah unit bertambah menjadi sekitar 4.000 unit, ditambah dengan fasilitas komersial dan pariwisata.

    Antara 2009 dan 2020, tahapan-tahapan baru dari rencana pemukiman ini diumumkan, termasuk penyitaan lahan, rencana desain dan pembangunan jalan.

    Namun, proposal-proposal tersebut selalu dibekukan karena tekanan internasional.

    Mengapa rencana pemukiman E1 kontroversial?

    Hal ini dikarenakan posisi strategis situs E1 yang memisahkan wilayah selatan dan utara Yerusalem, serta akan mencegah daerah perkotaan Palestina yang bersebelahan yang menghubungkan Ramallah, Yerusalem Timur, dan Betlehem.

    Menurut kelompok Israel Peace Now yang memantau aktivitas permukiman di Tepi Barat, unit-unit rumah baru tersebut akan mewakili 33% perluasan permukiman Maale Adumim, yang saat ini memiliki populasi sekitar 38.000 penduduk.

    BBC

    Proyek ini akan menghubungkan daerah permukiman dengan zona industri di sekitarnya dan akan membuka jalan untuk memperluas kontrol Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat, menurut Peace Now.

    Kelompok ini mengatakan sidang persetujuan akhir untuk rencana penyelesaian E1 akan diadakan pada Rabu (20/08) mendatang oleh sebuah komite teknis yang telah menolak semua keberatan atas proposal-proposal tersebut.

    Apa itu Tepi Barat yang diduduki?

    Tepi Barat adalah wilayah yang terletak di antara Israel dan Sungai Yordan dan merupakan rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina.

    Bersama dengan Yerusalem Timur dan Gaza, kota ini merupakan bagian dari apa yang secara luas dikenal sebagai Wilayah Palestina yang Diduduki.

    Ada sekitar 160 permukiman Israel, yang menampung sekitar 700.000 orang Yahudi, di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    Israel masih menguasai Tepi Barat secara keseluruhan, namun sejak 1990-an, pemerintah Palestinayang dikenal sebagai Otoritas Palestinatelah menjalankan sebagian besar kota dan kotanya.

    Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 silam, tekanan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat meningkat tajam, yang dibenarkan sebagai tindakan keamanan yang sah.

    Pada Juni lalu, PBB mencatat jumlah korban luka bulanan tertinggi warga Palestina dalam lebih dari dua dekade terakhir menyatakan bahwa 100 warga Palestina telah terluka oleh pemukim Israel.

    Selama paruh pertama 2025, tercatat 757 serangan pemukim yang mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan properti warga Palestina meningkat 13% dari periode yang sama pada 2024.

    Warga Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi manusia juga menuduh pasukan keamanan Israel gagal dalam menjalankan tugas hukum mereka sebagai penjajah untuk melindungi warga Palestina dan juga warga negara mereka sendiri tidak hanya menutup mata terhadap serangan pemukim, tetapi bahkan ikut serta, menurut laporan tahun 2024 dari Human Rights Watch.

    Israel mengklaim Konvensi Jenewa yang melarang pemukiman di wilayah pendudukan tidak berlaku, sebuah pandangan yang diperdebatkan oleh banyak sekutunya sendiri dan juga oleh para ahli hukum internasional.

    Para pemukim Israel menyaksikan dari kejauhan ketika tentara Israel menolak akses petani Palestina untuk memanen zaitun di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel. (Reuters)

    Warga Palestina ingin semua permukiman Israel dihapuskan karena mereka melihat Tepi Barat yang diduduki sebagai tanah bagi negara Palestina merdeka di masa depan.

    Namun, pemerintah Israel tidak mengakui hak Palestina untuk memiliki negara sendiri dan berargumen bahwa Tepi Barat adalah bagian dari tanah air Israel.

    Pada Juli 2024, pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), mengatakan bahwa keberadaan Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki adalah ilegal dan Israel harus menarik para pemukim.

    Di antara putusan-putusannya, ICJ mengatakan bahwa pembatasan Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan merupakan “diskriminasi sistemik yang didasarkan pada, antara lain, ras, agama, dan asal-usul etnis”.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ICJ telah membuat “putusan bohong”.

    “Orang-orang Yahudi bukanlah penjajah di tanah mereka sendiritidak di ibu kota abadi kami Yerusalem, atau di warisan leluhur kami di Yudea dan Samaria [Tepi Barat],” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Bagaimana reaksi dunia soal rencana pemukiman E1?

    Setelah mengumumkan rencana tersebut, Smotrich berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump dan Duta Besar Mike Huckabee atas dukungan mereka.

    Smotrich menegaskan dalam pandangannya, Tepi Barat adalah “bagian tak terpisahkan dari Tanah Israel yang dijanjikan Tuhan”.

    Dia juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung rencananya untuk membawa satu juta pemukim baru ke Tepi Barat.

    Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk proyek pemukiman E1, menyebutnya sebagai serangan terhadap kesatuan wilayah Palestina dan sebuah pukulan terhadap kemungkinan pendirian sebuah negara.

    Dikatakan bahwa rencana tersebut merusak kohesi geografis dan demografis serta mengukuhkan pembagian Tepi Barat menjadi daerah-daerah terisolasi yang dikelilingi oleh ekspansi kolonial, sehingga membuat pencaplokan menjadi lebih mudah.

    Menanggapi rencana pembangunan di area E1, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Tepi Barat yang stabil membuat Israel tetap aman dan sejalan dengan tujuan pemerintahan ini untuk mencapai perdamaian di wilayah tersebut”.

    Namun, PBB dan Uni Eropa malah mendesak Israel untuk tidak melanjutkan rencana tersebut.

    PBB mengatakan pembangunan di wilayah E1 akan memisahkan Tepi Barat bagian utara dan selatan, “sangat merusak prospek terwujudnya Negara Palestina yang layak dan berdampingan”.

    Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, bilang rencana baru terkait E1 “semakin melemahkan solusi dua negara dan juga melanggar hukum internasional”.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menentang rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa rencana tersebut akan “membagi negara Palestina di masa depan menjadi dua dan menandai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.

    Kementerian Luar Negeri Turki juga mengutuk keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut “mengabaikan hukum internasional” dan menargetkan “integritas teritorial” negara Palestina.

    Mesir menyebut proyek tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan.”

    Tentara Israel berhadapan dengan dua petani tua Palestina, mencegah mereka memetik buah zaitun di Tepi Barat yang diduduki Israel. (Reuters)

    Kementerian Luar Negeri Yordania juga menentang skema tersebut, dan menggambarkannya sebagai serangan terhadap “hak yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya”.

    Pengumuman rencana pemukiman E1 datang tak lama setelah beberapa negara, seperti Prancis dan Kanada, mengatakan mereka berencana untuk mengakui negara Palestina akhir tahun ini.

    Saat ini sebagian besar negara147 dari 193 negara anggota PBB secara resmi mengakui negara Palestina.

    Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan bahwa Inggris juga akan mengakui negara Palestina pada bulan September kecuali jika Israel memenuhi syarat-syarat tertentu, termasuk menyetujui gencatan senjata di Gaza dan menghidupkan kembali prospek solusi dua negara.

    Setelah pengumuman rencana penyelesaian baru E1, Smotrich mengatakan bahwa “tidak akan ada negara yang mengakui”.

    “Siapapun di dunia ini yang mencoba untuk mengakui negara Palestina hari ini akan menerima jawaban dari kami di lapangan.”

    “Bukan dengan dokumen atau keputusan atau pernyataan, tetapi dengan fakta. Fakta-fakta tentang rumah-rumah, fakta-fakta tentang lingkungan,” tambahnya.

    Laporan tambahan oleh Alla Daraghme dan Muhannad Tutanji dari BBC News Arabic.

    (ita/ita)

  • Eropa Tegas Atur Ruang Digital, Kesepakatan Dagang dengan AS Berisiko Terganggu

    Eropa Tegas Atur Ruang Digital, Kesepakatan Dagang dengan AS Berisiko Terganggu

    Bisnis.com, JAKARTA— Upaya Uni Eropa (UE) untuk mempertahankan aturan digitalnya membuat kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS) tertunda. 

    Menurut laporan Financial Times (FT) pada Minggu (17/8/2025) perbedaan pendapat terkait penggunaan istilah “hambatan non-tarif” menjadi salah satu penyebab keterlambatan. 

    AS menilai aturan digital UE termasuk dalam kategori hambatan non-tarif, sedangkan pihak UE berupaya agar regulasi tersebut tidak dipermasalahkan dalam kesepakatan.

    Pernyataan bersama itu semula dijadwalkan terbit beberapa hari setelah pengumuman kesepakatan dagang oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden AS Donald Trump pada Juli lalu. Namun, hingga kini finalisasi teks masih tertunda.

    Kesepakatan yang dicapai pada Juli tersebut sempat meredakan ketegangan perdagangan. AS dan UE sepakat memberlakukan tarif impor 15% untuk sebagian besar barang dari UE, atau setengah dari tarif yang sempat diancam sebelumnya. 

    Langkah itu dianggap membantu mencegah potensi perang dagang yang lebih luas antara kedua sekutu dagang yang secara bersama-sama menyumbang hampir sepertiga perdagangan global.

    Menurut FT, AS ingin tetap membuka peluang negosiasi lebih lanjut terkait Digital Services Act (DSA) milik UE. Washington menilai aturan itu membatasi kebebasan berpendapat dan menambah biaya bagi perusahaan teknologi asal AS. 

    Namun, Komisi Eropa menegaskan melonggarkan DSA adalah “garis merah” yang tidak bisa dinegosiasikan.DSA sendiri merupakan regulasi penting yang dirancang untuk menciptakan lingkungan daring yang lebih aman dan adil. 

    Aturan ini mewajibkan raksasa teknologi melakukan tindakan lebih tegas terhadap konten ilegal, termasuk ujaran kebencian dan materi pelecehan seksual terhadap anak.

    FT juga melaporkan  Komisi Eropa memperkirakan Trump akan menandatangani perintah eksekutif pada 15 Agustus lalu untuk memangkas tarif ekspor mobil UE ke AS, dari 27,5% menjadi 15%. 

    Namun, seorang pejabat AS mengindikasikan langkah tersebut akan ditunda sampai pernyataan bersama kedua pihak rampung.

  • YouTube Bakal Deteksi Usia Pengguna Pakai AI

    YouTube Bakal Deteksi Usia Pengguna Pakai AI

    Jakarta

    YouTube akan mulai menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkirakan usia pengguna, terutama untuk mendeteksi akun yang dimiliki anak di bawah 18 tahun. Langkah ini akan berlaku di Amerika Serikat mulai 13 Agustus.

    Dengan teknologi ini, YouTube akan menganalisis aktivitas serta usia akun untuk mengidentifikasi pengguna yang masih remaja. Jika terdeteksi di bawah 18 tahun, akun tersebut otomatis akan mendapatkan perlindungan khusus, termasuk pemblokiran video dengan batasan usia, iklan non-personal, notifikasi “take a break”, hingga pembatasan rekomendasi berulang terkait topik sensitif seperti citra tubuh.

    Selain itu, YouTube juga akan mengaktifkan pengingat privasi saat pengguna remaja mengunggah video atau meninggalkan komentar. James Beser, Director of Product Management YouTube, menjelaskan langkah ini dilakukan agar remaja diperlakukan sesuai usianya.

    “Dalam beberapa minggu ke depan, kami mulai meluncurkan machine learning ke sejumlah kecil pengguna di AS untuk memperkirakan usia mereka, sehingga remaja diperlakukan sebagai remaja dan orang dewasa sebagai orang dewasa,” tulis Beser dalam keterangan resminya.

    Jika sistem AI salah menilai, pengguna bisa “naik banding” untuk melakukan verifikasi manual dengan mengunggah identitas resmi, selfie, atau kartu kredit.

    YouTube mengakui perubahan ini bisa mempengaruhi sebagian kreator karena pergeseran audiens yang dikategorikan sebagai remaja, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan iklan, mengingat pengguna di bawah 18 tahun tidak mendapat iklan yang dipersonalisasi.

    Teknologi ini pertama kali diumumkan Google pada awal tahun sebagai bagian dari upaya global meningkatkan keamanan anak di internet. Sejumlah negara, termasuk Inggris dan Uni Eropa, tengah menerapkan aturan verifikasi usia untuk mengurangi akses anak terhadap konten berbahaya.

    Beser menambahkan, YouTube akan memantau secara ketat penerapan awal di AS sebelum memperluas ke negara lain, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (18/8/2025).

    (asj/asj)

  • Usai Bertemu Putin, Ini Ucapan Trump & Respons Zelensky-Pemimpin Dunia

    Usai Bertemu Putin, Ini Ucapan Trump & Respons Zelensky-Pemimpin Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, Jumat (15/8/2025) ditanggapi sejumlah pemimpin dunia. Hal ini dikarenakan pertemuan ini terjadi saat hubungan kedua negara dalam titik nyala yang krusial lantaran perang di Ukraina.

    Trump mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan perdamaian antara Moskow dan Kyiv yang telah berperang selama tiga setengah tahun terakhir.

    Reuters dalam laporan terbarunya, Sabtu (16/8/2025) menyebutkan, Trump mengaku pertemuan itu menghasilkan kesepakatan dengan Putin, menyangkut upaya perdamaian. Namun tak merinci kesepakatan yang dimaksud. Tapi, Trump juga mengimbau Ukraina membuat kesepakatan mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan mereka tidak,” katanya, seperti dilansir Reuters.

    Berikut adalah reaksi dari para pemimpin dunia terhadap pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tidak menyelesaikan perang Moskow di Ukraina.

    PRESIDEN UKRAINA VOLODYMYR ZELENSKIY DI X:

    “Kami mendukung proposal Presiden Trump untuk pertemuan trilateral antara Ukraina, AS, dan Rusia. Ukraina menekankan bahwa isu-isu utama dapat dibahas di tingkat pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini.

    “Pada hari Senin, saya akan bertemu dengan Presiden Trump di Washington, D.C., untuk membahas semua detail mengenai penghentian pembunuhan dan perang.

    “Penting agar Eropa dilibatkan di setiap tahap untuk memastikan jaminan keamanan yang andal bersama dengan Amerika. Kami juga membahas sinyal positif dari pihak Amerika mengenai partisipasi dalam menjamin keamanan Ukraina.”

    PERNYATAAN BERSAMA OLEH PARA PEMIMPIN EROPA:

    “Kami jelas, bahwa Ukraina harus memiliki jaminan keamanan yang kuat untuk secara efektif mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya.

    Kami menyambut pernyataan Presiden Trump bahwa AS siap memberikan jaminan keamanan. Koalisi yang Bersedia siap memainkan peran aktif. Tidak ada batasan yang harus ditempatkan pada angkatan bersenjata Ukraina atau pada kerja samanya dengan negara-negara ketiga. Rusia tidak dapat memiliki hak veto terhadap jalan Ukraina menuju UE dan NATO.

    “Terserah Ukraina untuk membuat keputusan tentang wilayahnya. Perbatasan internasional tidak boleh diubah dengan paksa.

    “Kami bertekad untuk berbuat lebih banyak untuk menjaga Ukraina tetap kuat guna mencapai penghentian pertempuran dan perdamaian yang adil dan abadi… Kami akan terus memperkuat sanksi dan langkah-langkah ekonomi yang lebih luas untuk menekan ekonomi perang Rusia.”

    PERDANA MENTERI INGGRIS KEIR STARMER

    “Upaya Presiden Trump telah membawa kita lebih dekat dari sebelumnya untuk mengakhiri perang ilegal Rusia di Ukraina. Kepemimpinannya dalam upaya menghentikan pembunuhan harus dipuji.

    “Saya menyambut baik keterbukaan Amerika Serikat, bersama dengan Eropa, untuk memberikan jaminan keamanan yang kuat kepada Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan apa pun. Ini adalah kemajuan penting dan akan sangat krusial dalam mencegah Putin kembali dan meminta lebih banyak lagi.

    “Sementara itu, sampai dia menghentikan serangan biadabnya, kami akan terus memperketat tekanan pada mesin perangnya dengan sanksi yang lebih banyak lagi… Dukungan tak tergoyahkan kami untuk Ukraina akan terus berlanjut selama diperlukan.”

    PRESIDEN PRANCIS EMMANUEL MACRON DI X:

    “Juga akan sangat penting untuk mengambil semua pelajaran dari 30 tahun terakhir, dan khususnya kecenderungan Rusia yang sudah jelas untuk gagal menepati komitmennya sendiri.

    “Kami akan terus bekerja sama secara erat dengan Presiden Trump dan Presiden Zelenskiy untuk memastikan bahwa kepentingan kami terjaga dalam semangat persatuan dan tanggung jawab.

    “Prancis terus berdiri teguh di sisi Ukraina.”

    PERDANA MENTERI ITALIA GIORGIA MELONI:

    “Seberkas harapan akhirnya terbuka untuk membahas perdamaian di Ukraina… Italia melakukan bagiannya, bersama dengan sekutu-sekutu Baratnya.”

    KANSELIR JERMAN FRIEDRICH MERZ DI X:

    “Ukraina dapat mengandalkan solidaritas kami yang tak tergoyahkan saat kami berupaya mencapai perdamaian yang menjaga kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa.”

    PRESIDEN KOMISI EROPA URSULA VON DER LEYEN DI X:

    “UE bekerja sama erat dengan Presiden Zelenskiy dan Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng. Jaminan keamanan yang kuat yang melindungi kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa sangatlah penting.”

    DIPLOMAT UTAMA UE KAJA KALLAS:

    “AS memiliki kekuatan untuk memaksa Rusia bernegosiasi dengan serius. UE akan bekerja sama dengan Ukraina dan AS agar agresi Rusia tidak berhasil dan perdamaian apa pun bisa berkelanjutan. Moskow tidak akan mengakhiri perang sampai menyadari bahwa mereka tidak bisa melanjutkannya.
    Jadi, Eropa akan terus mendukung Ukraina, termasuk dengan mengerjakan paket sanksi Rusia yang ke-19.”

    JURU BICARA KEMENTERIAN LUAR NEGERI INDIA RANDHIR JAISWAL:

    “India menyambut baik pertemuan KTT di Alaska antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia. Kepemimpinan mereka dalam upaya perdamaian sangatlah terpuji.

    “India menghargai kemajuan yang dicapai dalam KTT. Jalan ke depan hanya bisa melalui dialog dan diplomasi. Dunia ingin melihat akhir yang cepat untuk konflik di Ukraina.”

    PERDANA MENTERI REPUBLIK CEKO PETR FIALA:

    “Hasil KTT Alaska mengonfirmasi bahwa sementara AS dan sekutunya mencari jalan menuju perdamaian, (Presiden Rusia Vladimir) Putin masih hanya tertarik pada keuntungan teritorial sebesar mungkin dan pemulihan kekaisaran Soviet.”

    PERDANA MENTERI HUNGARIA VIKTOR ORBAN DI FACEBOOK:

    “Selama bertahun-tahun kita telah menyaksikan dua kekuatan nuklir terbesar membongkar kerangka kerja sama mereka dan saling melempar pesan yang tidak bersahabat. Itu kini telah berakhir. Hari ini dunia adalah tempat yang lebih aman daripada kemarin.”

    Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka untuk merundingkan akhir perang di Ukraina, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, di Anchorage, Alaska, AS, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)
    Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka untuk merundingkan akhir perang di Ukraina, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, di Anchorage, Alaska, AS, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

    PERDANA MENTERI POLANDIA DONALD TUSK DI X:

    “Barat harus tetap bersatu saat memasuki momen yang menentukan untuk masa depan Ukraina dan keamanan Eropa.”

    “Permainan untuk masa depan Ukraina, keamanan Polandia, dan seluruh Eropa telah memasuki fase yang menentukan.”

    “Hari ini, semakin jelas bahwa Rusia hanya menghormati yang kuat, dan Putin sekali lagi membuktikan diri sebagai pemain yang licik dan kejam. Oleh karena itu, menjaga persatuan seluruh Barat sangatlah penting.”

    PERDANA MENTERI SLOVAKIA ROBERT FICO, DALAM REKAMAN DI FACEBOOK:

    “Para presiden meluncurkan proses vital di Alaska.

    “Hari-hari mendatang akan menunjukkan apakah pemain besar di Uni akan mendukung proses ini… atau apakah strategi Eropa yang tidak berhasil dalam mencoba melemahkan Rusia melalui konflik ini dengan segala macam bantuan finansial, politik, atau militer yang secara harfiah luar biasa kepada Kyiv akan berlanjut.”

    “Saya tahu banyak orang Swedia khawatir tentang apa arti pembicaraan semalam antara Putin dan Trump,” katanya dalam komentar tertulis.

    “Perdamaian yang buruk, dengan syarat-syarat Rusia, akan berarti bahwa Rusia dapat mengancam lebih banyak negara Eropa. Oleh karena itu, sangat penting bahwa Eropa yang bersatu terus memberikan semua dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk menghindari kekalahan dalam perang.”

    “Pemerintah sekarang akan terus terlibat dalam dialog erat dengan Ukraina, dengan negara-negara Eropa lainnya, dan dengan Amerika Serikat. Tekanan pada Rusia harus terus berlanjut untuk mencapai gencatan senjata dan mengakhiri perang dengan jaminan keamanan yang kuat untuk masa depan.”

    MENTERI LUAR NEGERI RUMANIA TOIU OANA DI X:

    “Kami tetap yakin bahwa, melalui persatuan transatlantik dan solidaritas Eropa, kita dapat membangun kembali masa depan di mana perdamaian dan keamanan yang langgeng menjadi fondasi kemakmuran di kawasan ini.

    Rumania akan terus menjadi bagian aktif dari upaya bersama ini. Demi perdamaian dan pertumbuhan ekonomi, stabilitas dan keamanan di kawasan Laut Hitam sangatlah penting.

    Uni Eropa memiliki peran yang kuat untuk dimainkan, dan keterlibatan para pemimpin Eropa telah membentuk format negosiasi. Namun, berbagai format diskusi perlu diperkuat, begitu juga dengan kerangka dialog di sayap timur.”

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • PM Denmark Sebut Netanyahu Kini Jadi ‘Masalah’

    PM Denmark Sebut Netanyahu Kini Jadi ‘Masalah’

    Copenhagen

    Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen menyebut PM Israel Benjamin Netanyahu kini telah menjadi “masalah”. Frederiksen menyatakan dirinya akan berusaha menekan Tel Aviv terkait perang Gaza mengingat Denmark saat ini memegang jabatan Presiden Uni Eropa.

    “Netanyahu sendiri kini menjadi masalah,” kata Frederiksen dalam sebuah wawancara dengan harian Jyllands-Posten, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    Dia juga menyebut bahwa pemerintah Israel sudah bertindak “terlalu jauh”.

    Dalam wawancara tersebut, Frederiksen mengecam situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang disebutnya “sangat mengerikan dan merupakan bencana besar”. Dia juga mengecam proyek permukiman baru Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

    “Kami adalah salah satu negara yang ingin meningkatkan tekanan terhadap Israel, tetapi kami belum mendapatkan dukungan dari anggota-anggota Uni Eropa,” ujarnya.

    Fredriksen menambahkan bahwa dirinya ingin mempertimbangkan “tekanan politik, sanksi, baik terhadap para pemukim, para menteri, atau bahkan Israel secara keseluruhan”, merujuk pada sanksi perdagangan atau penelitian.

    “Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun sebelumnya. Sama seperti Rusia, kami merancang sanksi untuk menargetkan area yang kami yakini akan memberikan dampak terbesar,” ucapnya.

    Denmark tidak termasuk ke dalam negara-negara Eropa yang menyatakan akan mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

    Wawancara Frederiksen itu mencuat setelah kepala staf militer Israel, pada Rabu (13/8), mengatakan rencana telah disetujui untuk serangan baru di Jalur Gaza, yang bertujuan untuk mengalahkan kelompok Hamas dan membebaskan semua sandera yang tersisa.

    Militer Israel bermaksud untuk menguasai Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di sekitarnya, beberapa area terdapat di wilayah tersebut, yang hancur akibat perang selama lebih dari 22 bulan.

    Dalam beberapa hari terakhir, penduduk Kota Gaza mengatakan kepada AFP bahwa serangan udara lebih sering menargetkan area-area permukiman. Awal pekan ini, Hamas mengecam serangan darat Israel yang “agresif” di area tersebut.

    Militer Israel, pada Jumat (15/8) waktu setempat, mengatakan pasukannya sedang melakukan berbagai operasi di area pinggiran Kota Gaza.

    Lihat juga Video ‘PM Selandia Baru: Gaza Mengerikan, Netanyahu Kehilangan Akal Sehat’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Negara Terkaya Loyo ‘Diubek-ubek’Trump, Pertumbuhan Melambat Tajam

    Negara Terkaya Loyo ‘Diubek-ubek’Trump, Pertumbuhan Melambat Tajam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Swiss melambat tajam pada Kuartal-II (Q2) 2025. Ekspor menurun setelah perusahaan-perusahaan bergegas menimbun barang menjelang ancaman tarif baru Amerika Serikat (AS).

    Perlu diketahui, ekonomi negara tersebut bergantung pada ekspor. Namun sektor itu hanya tumbuh 0,1% pada periode April-Juni dibandingkan dengan Kuartal-I (Q1), ketika tumbuh sebesar 0,8%.

    “Kinerja negatif di sektor industri telah diimbangi oleh keuntungan di sektor jasa,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip Jumat (15/8/2025).

    Pertumbuhan telah meningkat pesat dalam tiga bulan pertama tahun ini karena pengiriman barang farmasi ke AS. Ekspor utama itu melonjak untuk mengantisipasi serangan tarif Presiden Donald Trump.

    “Pertumbuhan melambat secara signifikan di Swiss pada kuartal kedua karena tarif front-running mereda,” kata ekonom Eropa di perusahaan riset Capital Economics yang berbasis di London, Adrian Prettejohn.

    “Kami menduga perlambatan ini akan paling terasa di industri farmasi, setelah perusahaan-perusahaan bergegas mengekspor barang ke AS pada kuartal pertama,” ujarnya.

    Trump memberlakukan tarif “dasar” sebesar 10% untuk impor dari seluruh dunia pada bulan April. Ia memperingatkan bahwa puluhan negara, termasuk Swiss, akan menghadapi pungutan yang lebih tinggi lagi.

    Ekspor barang Swiss turun 5,3% pada Q2 dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini karena pengiriman produk kimia dan farmasi menurun. Namun, ekspor jam tangan melonjak pada bulan April karena importir AS bergegas membangun stok mereka setelah Trump memperingatkan bahwa Swiss dapat dikenakan tarif sebesar 31%.

    Trump sendiri mengejutkan Swiss dengan menandatangani bea masuk yang lebih besar, yaitu 39%, pada 1 Agustus. Tarif ini lebih dari dua kali lipat tarif yang dikenakan pada Uni Eropa (UE) dan para pesaingnya di Jepang.

    Pemerintah Swiss masih berharap dapat menegosiasikan tarif yang lebih rendah setelah perundingan terakhir di Washington gagal mengubah keputusan pemerintah AS. Meskipun produk farmasi sejauh ini terhindar dari tarif, pemimpin AS tersebut telah mengancam akan mengenakan tarif hingga 250 persen pada seluruh sektor jika harga obat tidak turun.

    “Perekonomian kemungkinan hanya akan tumbuh perlahan dalam beberapa kuartal mendatang karena tarif AS yang tinggi dan ketidakpastian bisnis yang meningkat membebani ekspor dan investasi,” kata Prettejohn.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]