Negara: Uni Eropa

  • RI Rampungkan CEPA dengan Kanada, Prabowo: Ini suatu terobosan 

    RI Rampungkan CEPA dengan Kanada, Prabowo: Ini suatu terobosan 

    “Di Kanada kami juga dapat suatu terobosan, kita berhasil tanda-tangan CEPA ya Comprehensive Economic Partnership Agreement. Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa 10 tahun, dengan Kanada juga berapa t

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Kanada merupakan sebuah terobosan besar dalam hubungan ekonomi kedua negara.

    “Di Kanada kami juga dapat suatu terobosan, kita berhasil tanda-tangan CEPA ya Comprehensive Economic Partnership Agreement. Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa 10 tahun, dengan Kanada juga berapa tahun terobos,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.

    Presiden menegaskan kesepakatan tersebut akan memperkuat kerja sama dagang, membuka akses pasar baru, dan menurunkan hambatan tarif bagi produk unggulan Indonesia. CEPA dengan Kanada melengkapi capaian serupa dengan Uni Eropa yang telah diperjuangkan sejak satu dekade lalu.

    Penandatanganan dan Pengumuman Bersama tentang Kesepakatan Substansial CEPA antara Indonesia dan Eropa dilaksanakan di Bali, Selasa (23/9) lalu antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič.

    Prabowo menilai rangkaian kunjungan ke PBB, Kanada, dan Belanda membawa hasil yang konkret baik di bidang diplomasi maupun kerja sama ekonomi.

    “Saya kira alhamdulillah kunjungan saya membawa manfaat,” ujarnya.

    Selain kerja sama ekonomi, Presiden juga menyebut kunjungannya ke Belanda menghasilkan komitmen pengembalian 30 ribu artefak bersejarah milik Indonesia serta kerja sama edukasi keuangan masyarakat oleh Ratu Máxima pada kunjungannya ke Jakarta mendatang.

    Diketahui, Presiden Prabowo tiba di tanah air usai merampungkan lawatan ke empat negara mitra strategis, yakni Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda.

    Tampak menyambut kedatangan Presiden di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, antara lain Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Kepala BIN Muhammad Herindra, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Ungkap Capai Free Trade dengan Kanada hingga Rencana Kunjungan Balasan Ratu Belanda

    Prabowo Ungkap Capai Free Trade dengan Kanada hingga Rencana Kunjungan Balasan Ratu Belanda

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengungkap berbagai hasil kunjungan kenegaraannya selama kurang lebih satu pekan ke Jepang, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Belanda. Salah satu capaiannya adalah kesepakatan perdagangan bebas atau free trade dengan Kanada.

    Presiden ke-8 itu telah resmi menyelesaikan kunjungan kenegaraannya usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sore ini. Prabowo awalnya bertolak ke Jepang, Jumat (19/9/2025) malam, untuk mengunjungi Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka.

    Kunjungan kenegaraannya lalu dilanjutkan ke New York, AS, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Pidato perdana Prabowo sebagai Presiden RI di Markas PBB itu utamanya mendorong penyelesaian genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina di Gaza.

    Setelah itu, Prabowo terbang ke Kanada untuk menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada. Berdasarkan kesepakatan perdagangan bebas itu, kedua negara menyepakati penghapusan sebagian besar pos tarif impor. 

    Kesepakatan dengan Kanada itu menyusul kesepakatan yang lebih dulu dicapai antara Indonesia dan Uni Eropa yang juga diteken pekan ini di Bali. 

    “Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia, ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa. Dengan Eropa sudah 10 tahun, Kanada juga beberapa tahun,” terang Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) sore. 

    Sementara itu, di negara terakhir yang dikunjunginya yakni Belanda, pemerintah negara tersebut menyepakati pengembalian sebanyak 30.000 artefak hingga barang-barang bersejarah milik Indonesia. 

    “Artefak, 30.000 item yang mereka bawa dari Indonesia dikembalikan ke kita. Jadi, itikad dari Belanda untuk memperlihatkan hubungan baik dengan kita,” jelasnya.

    Selain itu, nantinya akan ada kunjungan balasan dari Ratu Belanda Maxima ke Indonesia. Nantinya, Ratu Maxima akan menghadiri diskusi dengan ahli keuangan di Indonesia pada 25 November 2025.

    “Ratu juga ternyata seorang ahli keuangan dan akan ke sini 25 November untuk diskusi sama ahli keuangan kita, gimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB dan sebagainya,” tutup putra dari mantan Menteri Keuangan RI era Presiden Soekarno, Sumitro Djojohadikusumo itu. 

  • Prabowo Harap Ada Solusi Substantif soal Gaza Beberapa Hari ke Depan

    Prabowo Harap Ada Solusi Substantif soal Gaza Beberapa Hari ke Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto berharap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menghasilkan terobosan substantif terkait dengan genosida terhadap bangsa Palestina di Gaza dalam beberapa hari ke depan. 

    Sebagaimana diketahui, Prabowo telah menyelesaikan kunjungan kenegaraannya di empat negara termasuk Amerika Serikat (AS), di mana dia menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Isu utama yang dibahas oleh pemimpin dunia di markas PBB, New York, pekan ini adalah terkait dengan eskalasi operasi militer Israel terhadap Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

    Prabowo pun ikut menyampaikan pidato secara perdana sebagai Presiden RI di Markas PBB. Dia menilai perjalanannya bermanfaat dan produktif, sekaligus mendapat sambutan baik termasuk di PBB. 

    “Saya kira juga pesan-pesan yang saya sampaikan dalam sambutan saya di PBB juga diterima dengan positif oleh banyak pemimpin. Saya penuh harapan mungkin kali ini bisa tercapai terobosan khususnya di persoalan Palestina, Gaza, mudah-mudahan ada terobosan beberapa hari ini,” jelasnya kepada wartawan usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025). 

    Menurut Prabowo, banyak negara yang memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dia menekankan bahwa gencatan senjata perlu untuk segera diwujudkan. 

    “Kita segera butuh gencatan senjata rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif. Jadi saya kira alhamdulillah, kunjungan saya bermanfaat,” terangnya. 

    Selain agenda di PBB, Prabowo juga menyampaikan hasil kunjungan kenegaraannya di Kanada. Presiden ke-8 itu di antaranya menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada. 

    Berdasarkan kesepakatan ‘perdagangan bebas’ itu, Indonesia dan Kanada menyepakati penghapusan sebagian besar pos tarif impor. Kesepakatan dengan Kanada itu menyusul kesepakatan yang lebih dulu dicapai antara Indonesia dan Uni Eropa yang juga diteken pekan ini di Bali. 

    “Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia, ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa. Dengan Eropa sudah 10 tahun, Kanada juga beberapa tahun,” terangnya. 

    Sementara itu, di negara terakhir yang dikunjunginya yakni Belanda, pemerintah negara tersebut menyepakati pengembalian sebanyak 30.000 artefak hingga barang-barang bersejarah milik Indonesia. 

    Selain itu, nantinya akan ada kunjungan balasan dari Ratu Belanda Maxima ke Indonesia. Nantinya, Ratu Maxima akan menghadiri diskusi dengan ahli keuangan di Indonesia pada 25 November 2025. 

    “Ratu juga ternyata seorang ahli keuangan dan akan ke sini 25 November untuk diskusi sama ahli keuangan kita, bagaimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB dan sebagainya,” tutup putra dari mantan Menteri Keuangan RI era Presiden Soekarno, Sumitro Djojohadikusumo itu.

  • Obat Kena 100%, Truk 25%

    Obat Kena 100%, Truk 25%

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru dalam skala besar, termasuk bea masuk 100% untuk obat-obatan bermerek paten dan tarif 25% untuk truk berat. Kebijakan ini rencananya mulai berlaku pada pekan depan.

    Keputusan Trump kembali memicu ketidakpastian perdagangan setelah sempat ada masa tenang. Trump berdalih hal itu dilakukan demi melindungi industri manufaktur AS dan keamanan nasional.

    Mengutip Reuters, Sabtu (27/9/2025), sebelumnya Trump juga sudah memberlakukan tarif hingga 50% pada sejumlah mitra dagang serta pungutan khusus atas produk impor seperti baja dan mobil.

    Pengumuman di platform Truth Social tentang tarif tinggi yang berlaku Rabu depan menandai berlanjutnya serangan tarif Trump, yang menambah tekanan baru bagi bisnis yang sudah kesulitan akibat rantai pasok terganggu, biaya produksi melonjak, dan ketidakpastian konsumen.

    Kebijakan baru ini mencakup tarif 50% pada impor lemari dapur dan meja rias kamar mandi, serta tarif 30% untuk furnitur berlapis kain, yang berpotensi meningkatkan biaya di sektor konsumsi inti.

    Gelombang tarif tersebut membayangi pertumbuhan global, sementara Federal Reserve menegaskan bahwa langkah ini turut mendorong naiknya harga konsumen di AS.

    Selama musim panas, pemerintahan Trump mendorong perjanjian dagang untuk meringankan tarif dengan beberapa mitra kunci, termasuk Jepang, Uni Eropa, dan Korea Selatan. Namun, pada Jumat muncul keraguan apakah kesepakatan itu bisa melindungi negara-negara tersebut dari tarif sektoral baru.

    Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa pemerintah akan tetap menghormati batas maksimum 15% untuk tarif obat bermerek paten bagi negara-negara yang punya perjanjian dagang dengan ketentuan demikian.

    Kesepakatan dengan Uni Eropa dan Jepang mencantumkan perlindungan untuk obat-obatan, semikonduktor, dan mobil, tetapi belum ada dokumen resmi yang mengatur perlindungan serupa dalam perjanjian dagang Korea Selatan, sehingga mobil-mobil asal Korea tetap terkena tarif total 27,5%.

    Tidak ada ketentuan dalam perjanjian dagang mana pun yang membatasi tarif untuk truk berat maupun furnitur. Inggris menandatangani perjanjian dagang pertama dengan Trump pada Mei lalu dengan tarif dasar 10%, namun tidak ada ketentuan khusus soal obat-obatan.

    Akibatnya, obat bermerek dari Inggris akan dikenakan tarif penuh 100%, menurut sumber yang mengetahui rencana tarif tersebut. Pejabat Inggris saat ini tengah menekan agar ada pengurangan tarif, dan menurut laporan Financial Times, mereka berencana menawarkan peningkatan harga yang dibayarkan National Health Service (NHS) untuk obat-obatan sebagai bentuk konsesi.

    (ily/hns)

  • Ini Solusi dari APINDO, Cegah PHK Industri TPT

    Ini Solusi dari APINDO, Cegah PHK Industri TPT

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sekaligus Wakil Ketua LKS Tripartit Nasional Unsur Pengusaha, Anne Patricia Sutanto, menegaskan bahwa solusi jangka panjang bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan pemerintah.

    Dia menekankan bahwa solusi yang turut dibutuhkan melainkan juga pada keberanian pelaku usaha untuk berinvestasi pada modernisasi mesin dan riset pengembangan produk (R&D).

    Anne menilai tudingan bahwa Kementerian Perindustrian menjadi penyebab utama pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor TPT adalah tidak tepat. Menurutnya, persoalan TPT sangat kompleks, melibatkan banyak faktor global dan domestik, sehingga diperlukan solusi berbasis data dan inovasi teknologi.

    “Kalau kita lihat, banyak mesin di industri hulu masih tua. Kita seharusnya fokus melakukan investasi pada mesin-mesin terbaru agar lebih kompetitif. Dan meningkatkan product development agar dapat meningkatkan nilai tambah,” ujar Anne dalam rilisnya, Jumat (26/9/2025).

    Lebih lanjut, dia menegaskan, peningkatan daya saing industri TPT tidak bisa lagi ditunda. Modernisasi mesin serta investasi R&D harus dipandang sebagai kebutuhan mendesak, bukan sekadar pilihan. Langkah ini akan memperkuat rantai pasok dari hulu hingga hilir, sekaligus mendukung penetrasi ke pasar global.

    Anne juga menekankan bahwa momentum perjanjian dagang Indonesia dengan Kanada dan Uni Eropa seharusnya dijadikan kesempatan untuk memperkuat daya saing TPT nasional.

    “Ini waktunya kita menyatukan persepsi dan bersama membenahi industri dari hulu sampai hilir, agar produk kita bisa diterima lebih luas di pasar internasional,” tambahnya.

    Selain aspek teknologi dan R&D, Anne juga mengingatkan pentingnya tertib administrasi dan tata kelola perusahaan yang prudent agar industri TPT dapat beroperasi dengan lebih sehat dan berkelanjutan.

    “Apabila semua pihak pemerintah, pengusaha, pekerja secara sincere dan genuine serta berorientasi pada solusi, trust level bisa terbentuk. Dari situlah basis peningkatan TPT nasional yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun global,” tandas Anne.

  • Trump Ganti Gertak Rusia, Bagaimana Reaksi Ukraina?

    Trump Ganti Gertak Rusia, Bagaimana Reaksi Ukraina?

    Washington DC

    Mendadak nada Presiden Amerika Serikat Donald Trump berubah soal invasi Rusia di Ukraina. Tidak lagi menampakkan rasa kagum pada kekuatan otoriter Vladimir Putin, dia malah menulis Ukraina bisa merebut kembali semua wilayahnya, “dan mungkin lebih dari itu,” tulisnya di platform Truth Social.

    Pernyataan mengejutkan itu datang setelah pidato Trump di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, AS, yang juga ditandai pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    “Saya memahami sepenuhnya situasi militer dan ekonomi Ukraina serta Rusia,” tulis Trump.

    “Saya pikir Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, bisa berjuang dan merebut kembali seluruh wilayah dalam bentuk aslinya. Dengan waktu, kesabaran, dan bantuan finansial dari Eropa – terutama NATO – pemulihan wilayah yang menjadi asal mula perang ini bukanlah hal yang mustahil. Kenapa tidak? Rusia sudah berperang tanpa arah selama tiga setengah tahun, perang yang seharusnya bisa dimenangkan oleh kekuatan militer sejati dalam waktu kurang dari seminggu.”

    Trump mengulangi pandangan itu dalam pertemuan lanjutan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dia menyebut Rusia berisiko menjadi “macan kertas”, karena keberhasilan militernya terbatas meski telah menelan banyak korban jiwa. Namun, dia juga mengakui bahwa perang ini kemungkinan masih akan berlangsung lama.

    Zelensky: “Kita lihat nanti”

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut pernyataan Trump dengan optimisme terbatas. Dalam wawancara dengan Fox News, dia menyebut unggahan Trump sebagai kejutan kecil yang menggembirakan.

    “Saya melihat sinyal yang sangat positif bahwa Trump dan Amerika akan berdiri di pihak kami hingga perang usai. Kita akan lihat, tapi semoga Tuhan memberkati ini menjadi kenyataan,” ujarnya.

    Pada Februari lalu, pertemuan keduanya di Oval Office berakhir ricuh di depan kamera. Saat itu, Zelensky mencoba menjelaskan posisi Ukraina dalam mempertahankan diri dengan segala cara dari agresi Rusia, namun akhirnya justru diminta meninggalkan Gedung Putih.

    Kini, Trump justru menyampaikan kekagumannya kepada Zelenksy. “Dia pria pemberani yang berjuang dalam sebuah perang sengit,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih yang dikutip dari akun X milik presiden AS.

    Respons beragam di Ukraina

    Retorika baru Trump menuai berbagai respons dari kalangan politik Ukraina. Penasehat Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menduga perubahan sikap itu karena Trump menyadari bahwa “Putin telah benar-benar menghancurkan reputasinya sendiri.”

    “Trump semula berharap bahwa kedekatannya dengan Putin akan membantunya menemukan solusi untuk konflik besar yang melanda seluruh Eropa. Dia ingin tampil sebagai pemimpin kuat Amerika dalam proses itu. Tapi sekarang dia sadar, itu semua ilusi,” ujar Podolyak kepada Deutsche Welle.

    Dia menyebut hal paling penting dari perubahan retorika ini adalah kesiapan AS menjual lebih banyak senjata ke negara-negara Eropa melalui NATO. “Itu semua harus sampai ke medan tempur,” katanya.

    Podolyak juga berterima kasih atas tekanan AS terhadap Eropa untuk menghentikan sanksi setengah hati terhadap Rusia — yang sudah mencapai 18 paket — dan beralih pada larangan nyata, termasuk sanksi sekunder kepada negara-negara yang masih membeli energi dari Rusia. Menurutnya, tekanan ekonomi adalah satu-satunya cara yang efektif untuk membuat Kremlin menghentikan perang.

    Namun tak semua pihak di Ukraina optimistis. Oleksiy Honcharenko dari oposisi “Solidaritas Eropa” memperingatkan bahwa pernyataan Trump bisa menimbulkan harapan palsu.

    “Itu bukan bantuan nyata. Dia hanya ingin mencuci tangan dari konflik ini. Trump tak bicara soal kemenangan Ukraina. Ia bilang: ‘Urus sendiri dengan Uni Eropa. Semoga sukses.’”

    Anggota fraksinya, Volodymyr Ariev, juga menyarankan rakyat Ukraina agar tidak memupuk ilusi.

    “Posisi Trump pada dasarnya tak berubah. Dia hanya mengulangi yang sudah kita tahu: Ukraina bisa menang kalau punya cukup senjata, dan perang akan terus berlangsung.”

    Ariev menambahkan, baru jika Trump dan Eropa mengirim lebih banyak senjata dan menjatuhkan sanksi berat, barulah bisa dibicarakan perubahan kondisi perang. “Untuk saat ini, kita harus bertahan dan mengandalkan kekuatan pertahanan sendiri.”

    Jaroslav Zhelezniak dari oposisi Partai “Holos” bahkan lebih singkat. “Apa yang baru dari ucapan Trump dan apa artinya bagi kita? Tidak ada. Apa yang bisa kita harapkan setelah ini? Juga tidak ada.”

    Dari kubu pemerintah, nada yang sama terdengar. Danylo Hetmantsev dari Partai “Diener des Volkes” menyebut Trump akhirnya sadar bahwa Rusia tak menginginkan perdamaian. Tapi dia menilai pernyataan Trump soal perang yang akan berlangsung lama adalah skenario buruk.

    “Itu berarti bahkan Trump, yang dulu percaya ia bisa cepat mengakhiri perang dan meraih Hadiah Nobel Perdamaian, kini tak yakin lagi bisa melakukannya,” tulisnya di Telegram.

    Kenapa sekarang?

    Direktur Pusat Riset Sosial “Ukrainian Meridian”, Dmytro Lewus, percaya perubahan retorika Trump adalah hasil dari kerja keras diplomatik Ukraina dan mitra-mitra Eropanya. Kyiv bersikukuh pada posisinya. Kunjungan Zelensky ke Washington bersama para pemimpin Uni Eropa dan NATO disebutnya sebagai keberhasilan Ukraina.

    Rusia juga turut mempengaruhi Trump, menurut Lewus. Meski mendapat berbagai bentuk konsesi, Moskow tetap bersikeras pada posisinya, bahkan menuntut Kyiv menyerah. Sikap arogan Rusia itu, katanya, bisa jadi membuat Trump kecewa.

    Namun Oleksandr Kraiev, pakar Amerika Utara dari Ukrainian Prism, skeptis. “Ini hanya diplomasi burung beo dari Trump. Dia hanya mengulangi apa yang baru-baru ini dia dengar. Dia bertemu delegasi Eropa dan Ukraina, lalu mengatakan apa yang ingin kita dengar. Dalam bukunya pun Trump menulis, katakan pada orang apa yang ingin mereka dengar untuk mencapai kesepakatan.”

    Kraiev menambahkan, Trump saat ini menuntut Eropa memberlakukan sanksi pada China, India, dan negara-negara lain yang berpihak pada Rusia, sementara dirinya sendiri hanya ingin tampil sebagai mediator.

    “Jadi, ini langkah yang benar dan positif, tapi tetap didasari kepentingannya sendiri.”

    Pendapat senada datang dari Taras Beresovets – mantan jurnalis yang kini menjadi perencana strategi politik dan personel militer. Dia menduga retorika baru Trump soal Ukraina lebih berkaitan dengan perubahan taktik Amerika terhadap China.

    “Pernyataan itu lebih merupakan upaya menaikkan taruhan, bukan terhadap Moskow, melainkan terhadap Beijing. Saya yakin parade militer di Tiananmen mengesankan Trump, dan kini ia justru memprovokasi musuh yang sebenarnya dia anggap utama. Karena itu sikapnya berubah. Tapi, bisa jadi dua hari lagi Trump berubah pikiran lagi. Kita tak perlu bereuforia, tapi juga tak perlu putus asa,” tulisnya di Telegram.

    Diadaptasi dari bahasa Ukraina oleh Markian Ostaptschuk
    Disadur oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Macron Sepakat dengan Trump di Sidang PBB, Desak Rusia Akhiri Perang

    (nvc/nvc)

  • Video: AS Turunkan Tarif Impor Mobil Eropa Jadi 15%

    Video: AS Turunkan Tarif Impor Mobil Eropa Jadi 15%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat resmi memangkas tarif impor mobil dari uni eropa, dari sebelumnya 27,5% menjadi 15%. Kebijakan ini berlaku surut mulai 1 Agustus 2025, sesuai perjanjian perdagangan yang telah dicapai kedua pihak pada Juli lalu.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Jumat (26/09/2025).

  • Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan sikap negaranya terhadap perang Ukraina. Hal ini dilakukan setelah eskalasi yang terjadi dengan NATO.

    Dalam sebuah Telegram Publik, Lavrov mengatakan bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang melancarkan perang melawan Rusia. Dikatakan bahwa keduanya “menggunakan Ukraina sebagai proksi”.

    “NATO dan Uni Eropa sedang melancarkan perang melawan Rusia dengan menggunakan Ukraina sebagai proksi dan oleh karena itu, secara aktif berpartisipasi di dalamnya,” ujarnya, dikutip RT, Jumat (26/9/2025).

    Komentar Lavrov ini menyusul klaim Kremlin yang berulang bahwa dukungan militer dan finansial Barat untuk Ukraina merupakan permusuhan langsung terhadap Rusia. Pengumumannya juga muncul di tengah serangan pesawat nirawak yang berulang ke wilayah udara sekutu NATO.

    Selasa, NATO memperingatkan Rusia bahwa mereka siap untuk mempertahankan “setiap jengkal wilayah sekutu”. Ini terjadi setelah Estonia mengatakan bahwa jet tempur Rusia telah melanggar wilayah udaranya pekan lalu.

    Serangan tersebut menyusul insiden serupa di Polandia awal bulan ini. Di mana sekitar 20 pesawat nirawak (drone) dari Moskow memasuki wilayah udara Polandia.

    Baru minggu ini, Denmark melaporkan beberapa insiden drone di titik-titik infrastruktur penting. Laporan muncul berbarengan dengan kemunculan sebuah kapal pendarat Rusia yang ditemukan bersembunyi di lepas pantai Denmark.

    Kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, mengatakan blok militer pimpinan AS itu akan memutuskan apakah bakal menembak jatuh pesawat yang melintasi wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan tergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perjanjian IEU-CEPA Sudah Diteken, Menperin Beberkan Dampaknya ke RI

    Perjanjian IEU-CEPA Sudah Diteken, Menperin Beberkan Dampaknya ke RI

    TANGERANG – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, penyelesaian perundingan perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara bisa memperluas produk RI di kancah global.

    Beberapa hari lalu, Indonesia meneken kerja sama berupa Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

    Menurut Agus, prinsip perdagangan Indonesia tidak semata-mata mengejar surplus, tetapi juga memperbesar volume perdagangan dengan mitra utama di Uni Eropa.

    “Kalau saya defisit sama surplus itu benar, tapi juga tidak kalah penting bagi prinsip saya adalah memperbesar kue dari perdagangan kami dengan negara-negara mitra dagang. Itu yang jadi prinsip,” ucap Agus saat ditemui wartawan di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis, 25 September.

    Selain itu, Agus menuturkan, perjanjian tersebut juga bisa meningkatkan neraca perdagangan, mengingat dalam kerja sama perdagangan, neraca dinilai penting selain surplus dan defisit.

    “(IEU-CEPA) memperbesar neraca perdagangan antara kita dengan EU (Eropa), antara kami dengan China, Australia. Sekarang dengan Kanada, dengan UAE,” katanya.

    Sementara itu, terkait perkiraan investasi dalam kerangka IEU-CEPA, menurut Agus, kesepakatan tersebut lebih diarahkan pada perluasan pasar Indonesia di Eropa.

    “Luar biasa itu (perkiraan investasi). Kalau IEU-CEPA itu lebih kepada perluasan pasar kami. Target market kami akan lebih besar,” terang dia.

    Dia pun kembali menekankan, hal terpenting dalam perjanjian itu adalah bagaimana IEU-CEPA mampu membuka akses pasar lebih luas dan menunjukkan daya saing produk Indonesia yang dinilai lebih tinggi.

    “Kami sangat positif karena daya saing dari produk-produk (Indonesia) lebih tinggi (dari negara lain),” jelas Agus.

    Sebelumnya, Indonesia dan Uni Eropa resmi menyelesaikan tahap substansial dari perundingan IEU-CEPA pada Selasa, 23 September.

    European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maros Sefcovic menyampaikan, kesepakatan iti akan menghapus lebih dari 98 persen tarif, menghilangkan hampir seluruh hambatan dagang serta membuka peluang baru untuk investasi antara kedua pihak.

    Menurut Maros, perjanjian tersebut dirancang dengan memperhatikan kepentingan dan sensitivitas masing-masing negara guna mencapai hasil berimbang. Sebagai ilustrasi, tarif impor kendaraan bermotor sebesar 15 persen di Indonesia akan dihapus secara bertahap selama lima tahun ke depan.

    Kebijakan itu, kata Maros, diharapkan akan membuka pasar bagi industri otomotif Uni Eropa dan sekaligus menarik investasi penting, terutama di sektor kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat.

    “Ekspor Uni Eropa sendiri akan menghemat lebih dari 600 juta euro dalam bea masuk atas barang yang dikirim ke Indonesia, dana dapat diinvestasikan kembali untuk inovasi, ekspansi dan penciptaan lapangan kerja,” tutur Maros dalam Joint Announcement Indonesia IEU-CEPA, Selasa, 23 September.

    Selain itu, lanjut dia, IEU-CEPA juga akan memperkuat kerja sama strategis di berbagai sektor teknologi maju, seperti kendaraan listrik, farmasi dan elektronik yang semuanya merupakan elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi masa depan.

  • Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keretakan hubungan Presiden AS Donald Trump dengan miliarder Elon Musk ternyata membuka peluang bagi ‘orang terkaya’ lain. Menurut laporan Financial Times, CEO Meta Mark Zuckerberg dan CEO OpenAI Sam Altman berupaya mendekatkan diri ke Trump.

    Laporan Financial Times ini berbasis informasi dari sumber dalam pemerintahan AS dan perusahaan terkait. Namun, banyak pihak di pemerintahan Trump yang skeptis dengan Zuckerberg dan Altman, sebab keduanya merupakan mantan pendonor Demokrat.

    Seperti diketahui, hubungan Musk dan Trump renggang gara-gara penetapan ‘One Big Beautiful Bill’ yang memangkas insentif pajak untuk mobil listrik. Musk yang merupakan CEO raksasa mobil listrik Tesla terang-terangan mengkritik aturan tersebut.

    Keduanya terlibat adu mulut terbuka secara online. Sejak Mei 2025, Musk juga resmi mengundurkan diri dari posisinya di pemerintahan Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Sejak saat itu, Musk dan Trump tak pernah tampil bersama di hadapan publik, kecuali saat keduanya menghadiri upacara peringatan (memorial service) untuk Charlie Kirk yang tewas ditembak pada 10 September 2025.

    Kebersamaan Musk dan Trump disorot dan menunjukkan hubungan yang melunak. Namun, tetap saja Musk dan Trump tidak sedekat dulu.

    Sementara itu, Zuckerberg dan Altman tampak sering mengunjungi Gedung Putih pada tahun ini. Keduanya juga selalu memuji pemerintahan Trump dalam berbagai kesempatan.

    “Di ranah privat, mereka [Zuckerberg dan Altman] mencari dukungan Gedung Putih untuk memperluas peluang komersil dan menghindari tekanan dalam membangun kerajaan AI,” tulis Financial Times dalam laporannya, dikutip Kamis (25/9/2025).

    Sejauh ini, Financial Times melaporkan bahwa kepentingan Zuckerberg dan Altman sejalan dengan Trump. Zuckerberg telah berkomitmen untuk menginvestasikan setidaknya US$600 miliar ke AS hingga 2028.

    Hal ini memungkinkan Trump untuk memamerkan kesuksesan pemerintahannya dalam menggerakkan korporasi besar AS melawan China. Meta dan OpenAI juga sudah mencabut pembatasan penggunaan teknologi AI mereka untuk kebutuhan militer.

    Kedekatan Trump dengan bos-bos raksasa teknologi AS, termasuk Zuckerberg dan Altman, ditunjukkan dengan jamuan makan malam spesial di Gedung Putih. Selain Zuckerberg dan Altman, turut hadir CEO Apple Tim Cook, CEO Microsoft Satya Nadella, pendiri Microsoft Bill Gates, Co-CEO Oracle Safra Catz, dan Co-Founder Google Sergey Brin.

    Upaya Zuckerberg dan Altman untuk mendekati Trump terbukti membawa berkah. Pemerintah AS berkomitmen untuk mengakselerasi izin untuk pembangunan data center super mahal dan ‘haus’ energi yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi AI.

    Meta dan OpenAI juga masuk dalam daftar yang penyuplai AI untuk pemerintah AS yang sudah disetujui.

    Perubahan Dinamika Bos-bos Raksasa Teknologi dan Trump

    Menarik untuk melihat perubahan dinamika antara Altman-Trump dan Zuckerberg Trump.

    Pada 2016 lalu, Altman pernah menuliskan bahwa kemenangan Trump dalam Pemilu terasa seperti “hal terburuk yang terjadi di hidup saya”. Namun, baru-baru ini Altman justru dekat di ‘ketek’ Trump. Ia mengunjungi Arab dan Inggris bersama Trump dan jejeran pejabat negara.

    Saat Trump baru dilantik pada Januari lalu, Altman berdiri bersama sang Presiden baru, pendiri Oracle Larry Ellison, dan CEO SoftBank Masayoshi Son, untuk mengumumkan proyek data center raksasa ‘Stargate’ senilai US$500 miliar.

    Sama seperti Altman, hubungan Zuckerberg dan Trump juga dulunya tak harmonis. Bahkan, Trump sempat berencana memenjarakan Zuckerberg jika pencipta Facebook itu menghalangi upayanya memenangkan Pilpres.

    Namun, kini Zuckerberg juga tunduk pada keinginan Trump. Ia mengubah beberapa kebijakan perusahaan, salah satunya mencaput sistem pengecekan fakta eksternal di platform Meta.

    Trump juga membantu Zuckerberg melawan legislator Uni Eropa yang menargetkan raksasa teknologi melalui ‘Digital Markets Act’ (DMA) dan pemungutan pajak digital.

    Trump tak segan-segan menuliskan di media sosial bahwa pajak digital, aturan layanan digital, dan regulasi pasar digital (yang digaungkan Uni Eropa), dirancang untuk mendiskriminasi teknologi AS.

    Bahaya Jangka Panjang

    Namun, simbiosis mutualisme yang terjalin antara bos-bos raksasa teknologi dengan Trump dinilai sebagian orang sebagai taktik yang berbahaya untuk jangka panjang.

    “Meta akan dihukum saat meja politik berbalik arah,” kata negosiator Brussels, dikutip dari Financial Times.

    “Komisi Eropa memiliki memori institusional yang panjang,” ia menambahkan.

    Nyatanya, saat ini saja kedekatan Meta dengan Gedung Putih tak mampu menyelamatkan perusahaan dari rentetan kasus yang menimpa perusahaan di AS. Misalnya, kasus anti-monopoli yang sedang berkembang, penyelidikan dari FTC, serta pengujian oleh Senator Republik Josh Hawley terkait chatbot berbasis AI.

    Selain itu, masih ada keraguan terkait sikap politik Zuckerberg dan Altman di masa depan saat dinamika berubah pasca midterm tahun depan.

    “Saya rasa mereka tak punya ideologi yang pasti,” kata seseorang yang dekat dengan pemerintahan Trump kepada Financial Times.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]