Negara: Uni Eropa

  • Makin Mesra, Bos Meta Bertemu Donald Trump di Florida

    Makin Mesra, Bos Meta Bertemu Donald Trump di Florida

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan CEO Meta Mark Zuckerberg dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kian mesra. Keduanya dilaporkan bertemu di Mar-A-Lago Florida.

    Pertemuan itu dilaporkan oleh website Semafor yang mengutip seorang sumber. Namun, baik tim transisi Trump dan pihak Meta tidak langsung merespon permintaan berkomentar dari Reuters, dikutip Minggu (12/1/2025).

    Trump dan Zuckerberg bertemu jelang perubahan yang terjadi di Meta sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari 2025. Meta baru-baru ini dilaporkan  telah menghapus program cek fakta di dalam platformnya, kebijakan paling drastis selama beberapa tahun terakhir.

    “Kami mencapai titik sehingga terlalu banyak kesalahan dan terlalu banyak sensor. Ini saatnya untuk balik ke akar yaitu kebebasan berekspresi,” kata Zuckerberg.

    Program cek fakta, di Instagram, Facebook hingga Threads akan diganti dengan sistem catatan komunitas, mirip seperti yang diterapkan media sosial X.

    Perubahan kebijakan baru berlaku untuk wilayah AS. Meta belum mengumumkan rencana melakukan hal serupa untuk pasar lain, termasuk Uni Eropa.

    Sebagai catatan, Uni Eropa memiliki aturan Digital Services Act yang berlaku mulai 2023. Di sana dituliskan kewajiban media sosial raksasa menangani konten ilegal dan yang menimbulkan risiko keamanan publik, perusahaan yang gagal akan didenda 6% pendapatan global.

    Trump menyambut baik perubahan kebijakan di Meta. Dia juga memuji Zuckerberg sebagai orang yang sangat mengesankan.

    Ucapan itu cukup berbeda beberapa waktu lalu, saat Trump mengancam memenjarakan Zuckerberg. Menurut Trump, perubahan kebijakan Meta kemungkinan karena merespon ancaman yang dilontarkan olehnya.

    “Mereka sudah berubah banyak, Meta. Orang itu [Zuckerberg] sangat mengesankan,” katanya.

    (hsy/hsy)

  • Bos IMF: Trump Ancam Naikkan Tarif, Ekonomi Global Bisa Makin ‘Gonjang-ganjing’

    Bos IMF: Trump Ancam Naikkan Tarif, Ekonomi Global Bisa Makin ‘Gonjang-ganjing’

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut ancaman tarif Presiden AS terpilih Donald Trump berdampak pada peningkatan suku bunga jangka panjang di seluruh dunia.

    Mengutip Bloomberg pada Minggu (12/1/2025), Georgieva mengatakan ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan pemerintahan yang akan datang menambah hambatan ekonomi di seluruh dunia.

    Dia juga mengatakan, hal tersebut sebenarnya sudah terlihat secara global melalui suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi. “Hal itu terjadi bahkan ketika suku bunga jangka pendek telah turun, kombinasi yang sangat tidak biasa”, katanya.

    Trump, yang akan menjabat pada 20 Januari 2024, berjanji untuk mengenakan biaya baru pada impor dari negara lawan AS seperti China serta sekutu, termasuk Kanada dan Meksiko. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa gangguan rantai pasokan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mendorong harga lebih tinggi. 

    Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas memperingatkan pada bulan Oktober bahwa tarif dan ketidakpastian perdagangan dapat mengurangi output global sekitar 0,5%.

    Minggu-minggu terakhir tahun 2024 dan hari-hari pertama tahun baru telah menyaksikan peningkatan tajam dalam imbal hasil obligasi di sebagian besar negara dan lonjakan dolar AS karena investor mempertimbangkan kemungkinan dampak kebijakan periode kedua Trump. 

    “Tidak mengherankan, mengingat besar dan pentingnya ekonomi AS, ada minat yang besar secara global terhadap arah kebijakan pemerintahan yang akan datang, khususnya pada tarif, pajak, deregulasi, dan efisiensi pemerintah,” kata Georgieva. 

    Dia melanjutkan, dampak dari kebijakan perdagangan AS akan paling akut pada negara-negara dan kawasan yang terintegrasi dengan rantai pasokan global, termasuk banyak negara dengan ekonomi menengah dan Asia sebagai suatu kawasan. 

    Georgieva menambahkan kekuatan dolar AS dapat memicu suku bunga yang lebih tinggi untuk ekonomi pasar berkembang, terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

    Dia mengatakan angka-angka ekonomi AS, termasuk laporan pekerjaan yang sangat besar pada hari Jumat, menunjukkan bahwa Federal Reserve mampu menunggu lebih banyak data sebelum melakukan pemotongan lebih lanjut pada suku bunga acuannya.

    IMF telah memperingatkan sejak pandemi tentang prospek pertumbuhan ekonomi global yang biasa-biasa saja. Pada bulan Oktober, lembaga ini memperkirakan ekspansi sebesar 3,2% tahun ini, perkiraan yang akan direvisi pada tanggal 17 Januari ketika lembaga tersebut menerbitkan pembaruan Prospek Ekonomi Dunia.

    Georgieva mengisyaratkan bahwa angka keseluruhan tidak akan banyak berubah, dengan mengatakan bahwa IMF melihat “pertumbuhan global tetap stabil,” tetapi dia menunjuk pada perbedaan yang signifikan. 

    “AS melakukannya sedikit lebih baik dari yang kami harapkan sebelumnya,” katanya. Sebaliknya, Uni Eropa dinilai “agak melambat,” India “sedikit melemah,” dan China menghadapi tantangan dari tekanan deflasi dan permintaan domestik yang rendah.

  • Raksasa Otomotif di Ujung Tanduk, Megap-Megap Hindari Denda Besar

    Raksasa Otomotif di Ujung Tanduk, Megap-Megap Hindari Denda Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Produsen mobil-mobil Eropa tengah menghadapi potensi ancaman beban biaya yang besar. Hal itu menyusul langkah Uni Eropa meningkatkan batas emisi karbon untuk kendaraan baru, demi mengejar target karbon netral pada 2050.

    Beban biaya itu ialah denda tinggi karena tak mampu mematuhi standar emisi benua biru yang makin tinggi, didasari oleh beratnya keuangan industri otomotif Eropa sepanjang 2024, dipengaruhi seretnya penjualan.

    Batas emisi rata-rata Uni Eropa dari penjualan kendaraan baru turun menjadi 93,6 gram karbon dioksida per kilometer (g/km) pada 2025, mencerminkan penurunan 15% dari baseline pada 2021 sebesar 110,1 g/km.

    “Ini adalah masalah besar karena mereka masih berjuang untuk membuat pergeseran dan untuk merestrukturisasi, seperti yang telah kita lihat dengan semua yang sedang berlangsung di VW selama beberapa minggu dan bulan terakhir sambil menyesuaikan organisasi dengan dunia baru,” kata Ekonom senior sektor transportasi dan logistik ING Bank Belanda, Rico Luman, dilansir CNBC International, Sabtu (11/1/2025).

    Luman mengatakan, sebagian besar raksasa mobil top Eropa kini masih jauh untuk bisa mencapai target CO2 baru Uni Eropa. Mengingat opsi penjualan kendaraan listrik berbasis baterai masih berat karena masih tingginya biaya produksi mobil-mobil Eropa, termasuk untuk jenis hybrid.

    Saat ini, baru Volvo Swedia yang dianggap sebagai satu-satunya pembuat mobil besar yang berhasil memenuhi target pengurangan emisi, bersama dengan pabrikan EV AS seperti Tesla dan beberapa perusahaan Cina.

    Stephen Reitman, kepala Riset otomotif Eropa di Bernstein, mengatakan pembuat mobil yang beroperasi di Eropa menghadapi masalah denda emisi besar-besaran tahun ini mengingat pengetatan peraturan Uni Eropa.

    “Sekarang mereka dapat memitigasinya dengan menggabungkan perusahaan bersama perusahaan yang memiliki kelebihan kredit rumah kaca. Tapi perusahaan-perusahaan itu adalah satu, Tesla, dan yang besar lainnya adalah Volvo, yang dimiliki oleh Geely [China],” kata Reitman.

    Sementara itu, Asosiasi Produsen Mobil Eropa atau ACEA)telah meminta Komisi Eropa untuk memberikan “langkah-langkah bantuan mendesak” pada aturan baru, sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan seharusnya tidak ada denda bagi perusahaan mobil yang gagal mematuhi standar baru.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan akhir tahun lalu, dia akan mengadakan dialog strategis tentang masa depan industri otomotif Eropa.

    Dialog yang dijadwalkan akan diluncurkan secara resmi bulan ini dirancang untuk dengan cepat menerapkan langkah-langkah yang sangat dibutuhkan sektor ini.

    (dce)

  • 2024 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Ini Wanti-wanti Ilmuwan

    2024 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Ini Wanti-wanti Ilmuwan

    Jakarta

    Dunia baru saja mencetak rekor baru sebagai tahun pertama saat suhu global melampaui 1,5 derajat Celsius di atas masa pra-industri, demikian pengumuman para ilmuwan pada Jumat (10/11/2024).

    Catatan sejarah tersebut dikonfirmasi layanan perubahan iklim European Union’s Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, yang menyatakan perubahan iklim mendorong suhu planet ke tingkat yang belum pernah dialami oleh manusia sebelumnya.

    “Lintasannya sungguh luar biasa,” kata Direktu C3S Carlo Buontempo kepada Reuters, menjelaskan bagaimana setiap bulan pada 2024 adalah suhu terpanas atau kedua terpanas, sejak pencatatan dimulai.

    Suhu rata-rata planet pada 2024 adalah 1,6 derajat celsius. Lebih tinggi daripada 1850-1900, ‘periode pra-industri’ sebelum manusia mulai membakar bahan bakar fosil yang mengeluarkan CO2 dalam skala besar.

    Tahun lalu menjadi tahun terpanas di dunia sejak pencatatan dimulai, dan masing-masing dari 10 tahun terakhir termasuk di antara 10 tahun terpanas yang pernah tercatat.

    Dampak perubahan iklim kini terlihat di setiap benua.

    Kebakaran hutan yang melanda California minggu ini menewaskan sedikitnya lima orang dan menghancurkan ratusan rumah.

    Pada 2024, Bolivia dan Venezuela juga mengalami kebakaran parah, sementara banjir besar melanda Nepal, Sudan, dan Spanyol, serta gelombang panas di Meksiko dan Arab Saudi menewaskan ribuan orang.

    Perubahan iklim memperburuk badai dan hujan lebat, karena atmosfer yang lebih panas dapat menampung lebih banyak air, menyebabkan hujan deras. Jumlah uap air di atmosfer planet ini mencapai rekor tertinggi pada 2024.

    Chukwumerije Okereke, seorang profesor tata kelola iklim global di Universitas Bristol, Inggris, mengatakan tonggak sejarah 1,5 derajat Celsius seharusnya menjadi peringatan keras bagi para pemangku kebijakan untuk membuat ramah lingkungan.

    “Terlepas dari semua peringatan yang telah diberikan para ilmuwan, negara-negara terus gagal memenuhi tanggung jawab mereka,” katanya kepada Reuters.

    Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, gas rumah kaca utama, mencapai titik tertinggi baru sebesar 422 bagian per juta pada 2024, kata C3S.

    Zeke Hausfather, ilmuwan peneliti di Berkeley Earth nirlaba AS mengatakan ia memperkirakan 2025 akan menjadi salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat, tetapi kemungkinan tidak akan menduduki peringkat teratas.

    “Tahun ini masih akan masuk dalam posisi tiga besar tahun terpanas,” katanya.

    Hal ini terjadi karena meskipun faktor terbesar menyebabkan pemanasan iklim adalah emisi yang disebabkan manusia, suhu pada awal 2024 mendapat dorongan tambahan dari El Nino, pola cuaca yang memanas kini cenderung mengarah ke La Nina yang lebih dingin.

    (naf/naf)

  • Bumi Makin Mendidih, Tahun 2024 Pecahkan Rekor Suhu Terpanas

    Bumi Makin Mendidih, Tahun 2024 Pecahkan Rekor Suhu Terpanas

    Jakarta

    Tahun 2024 tercatat sebagai pemecah rekor dengan suhu terpanas saat ini. Itu dibuktikan dengan suhu rata-rata global yang kian meningkat, dan puncaknya terjadi pada tahun lalu.

    Suhu bumi mencapai tonggak sejarah baru di 2024 menyentuh angka tahun terpanas tertinggi dengan meningkat hingga lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas tingkat saat era pra-industri. Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Perubahan Iklim (C3S), lembaga iklim dan cuaca Uni Eropa, Copernicus.

    “Kita semua yang membuat proyeksi di awal tahun meremehkan seberapa hangatnya suhu pada tahun 2024,” kata Zeke Hausfather, ilmuwan iklim di Berkeley Earth sebagaimana dikutip dari Earth.org, Jumat (10/1/2025).

    Sebelumnya, rekor suhu terpanas terjadi 2023 dan ilmuwan memperkirakan di tahun berikutnya akan terjadi penurunan. Perkiraan itu dengan melihat El Nino yang mereda pada bulan Juni lalu. Namun, hal itu ternyata meleset.

    Pola cuaca, yang dikaitkan dengan pemanasan suhu permukaan laut di Pasifik ekuator bagian tengah-timur, mendorong suhu global ‘keluar dari grafik’ pada tahun 2023, menjadikannya tahun terpanas yang pernah tercatat di 2024.

    Ketika kondisi Pasifik ekuator kembali normal pada pertengahan tahun, suhu global tidak terjadi. Di 2024 terjadi sejarah dengan rekor tinggi baru untuk suhu rata-rata global harian yang 41 hari dikategorikan panas paling bahaya di seluruh dunia.

    Cupernicus menyebutkan tidak ada negara yang terhindar dari suhu panas global tersebut, di mana semua wilayah benua kecuali Antartika dan Australasia mencatat tahun terhangat mereka.

    Suhu permukaan laut tetap pada rekor tertinggi dari Januari hingga Juni, mengikuti tren dari akhir tahun 2023. Pada paruh kedua tahun 2024, suhu mencapai rekor terpanas kedua untuk periode tersebut, setelah tahun sebelumnya.

    Program pengamatan Bumi Uni Eropa juga mengonfirmasi prediksi sebelumnya bahwa tahun 2024 menandai tahun kalender pertama di mana suhu global rata-rata melebihi 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

    Ambang batas kritis 1,5 derajat Celcius ditetapkan pada pertemuan puncak iklim COP21 tahun 2015, saat 196 pihak menandatangani Perjanjian Paris yang mengikat secara hukum. Mereka sepakat untuk terus membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius atau jauh di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini.

    Di luar batas ini, para ahli memperingatkan titik kritis akan terlampaui, yang menyebabkan konsekuensi yang menghancurkan dan berpotensi tidak dapat diubah bagi beberapa sistem Bumi yang vital yang menopang planet yang ramah.

    (agt/fay)

  • Kebakaran Hutan Makin Sering, Seberapa Terancam Kota Besar?

    Kebakaran Hutan Makin Sering, Seberapa Terancam Kota Besar?

    Jakarta

    Kebakaran hutan yang tak terkendali di sekitar Los Angeles telah menjadikan kota California ini sebagai contoh terbaru dari pusat urban yang menghadapi ancaman kobaran api mematikan.

    Diperparah oleh angin kencang, api telah menyebar ke daerah perkotaan padat penduduk, merenggut sedikitnya lima nyawa, dan menghancurkan lebih dari 1.000 bangunan.

    Seiring meningkatnya suhu global, pemandangan kota-kota yang dilanda kobaran api menjadi semakin sering. Pada musim panas 2024, asap hitam mengepul di belakang kuil ikonis Parthenon di Athena saat api melahap pinggiran kota.

    Gambar ini menjadi ilustrasi nyata bahwa kebakaran hutan yang semakin meningkat di seluruh dunia tidak hanya terjadi di wilayah pedesaan terpencil, tetapi juga memberikan dampak besar di perkotaan.

    Pada musim panas yang sama, kebakaran besar juga terjadi di antara pepohonan di bukit Monte Mario di pusat kota Roma. Dari Halifax di Kanada hingga Cape Town di Afrika Selatan, Kota Nanyo di Jepang, dan kini Los Angeles. Kebakaran hutan telah memaksa ribuan penduduk kota meninggalkan rumah mereka dalam beberapa bulan terakhir.

    Apakah kota-kota di dunia jadi lebih rentan kebakaran hutan?

    Perubahan iklim meningkatkan suhu dan memperpanjang periode kekeringan, menciptakan kondisi lebih kering yang rentan terhadap kebakaran hutan. Hal ini membuat api lebih cepat menyebar, bertahan lebih lama, dan menjadi lebih ganas.

    Data terbaru dari World Resources Institute menunjukkan bahwa kebakaran hutan saat ini membakar dua kali lipat tutupan pohon dibandingkan dua dekade lalu. Pertumbuhan kota di seluruh dunia turut meningkatkan kerentanan terhadap kebakaran.

    Secara global, area yang dikenal sebagai wild urban interface (WUI), yakni tempat bangunan bertemu dengan vegetasi hutan, terus meluas dan meningkatkan risiko kebakaran.

    Studi pada 2024 dari National Center for Atmospheric Research AS menunjukkan bahwa WUI meningkat 24%, antara tahun 2001–2020, dengan ekspansi terbesar terjadi di Afrika. Hal ini memperkirakan peningkatan jumlah kebakaran hutan di zona ini sebesar 23% dan luas area terbakar sebesar 35%. Dua pertiga orang yang terpapar kebakaran hutan di seluruh dunia tinggal di zona ini, tempat kota dan wilayah liar bertemu.

    Alexander Held, ahli senior dari European Forest Institute, mengatakan cuplikan kebakaran di Athena pada musim panas lalu, menunjukkan betapa mudahnya api menyebar di area ini.

    “Di area antarmuka ini, semak belukar sering tumbuh hingga ke taman, yang kemudian memiliki banyak bahan mudah terbakar. Hal ini membuat api dengan cepat mencapai rumah,” ujar Held.

    Abandonment (pengabaian) lahan pedesaan, terutama di wilayah Mediterania, turut memperburuk risiko kebakaran hutan, tambah Held. Semakin banyak lahan yang tidak digarap dan tidak terjaga, sehingga kebakaran yang sebelumnya bisa dikendalikan dengan cepat kini semakin mendekati kota-kota.

    Selain itu, api tidak perlu mencapai batas kota untuk memberikan dampak besar, karena asapnya dapat menyebar hingga ratusan bahkan ribuan kilometer. Pada 2023, kota New York mengalami salah satu tingkat polusi udara terburuk yang pernah tercatat akibat kebakaran hutan di Kanada.

    Kota-kota mana yang paling rentan?

    Ilmuwan geografi dari Universiy of Maryland, Alexandra Tyukavina, mengatakan kota-kota di wilayah dengan iklim subtropis kering, seperti California dan Mediterania, sangat rentan terhadap kebakaran hutan.

    “Daerah-daerah ini sangat rentan karena sering mengalami kekeringan dalam beberapa tahun terakhir. Secara historis, tempat yang lebih kering memang lebih rentan terhadap kebakaran, terutama dengan adanya perubahan iklim,” kata Tyukavina.

    Kebakaran di Athena terjadi setelah Yunani mengalami musim dingin terhangat serta bulan Juni dan Juli terpanas dalam sejarah.

    Pinggiran kota yang luas di wilayah seperti AS juga sangat rentan terhadap penyebaran api, kata Tyukavina. Berbeda dengan Jepang, misalnya, yang memiliki perencanaan kota lebih padat sehingga area alami cenderung terpisah dari kawasan perkotaan. “Di sana, lebih sedikit area antarmuka antara alam liar dan perkotaan,” jelasnya.

    Eropa dan Amerika Utara merupakan wilayah dengan proporsi terbesar kebakaran hutan di zona WUI, menurut penelitian pada 2022 yang dipublikasikan di Nature.

    Apa yang bisa dilakukan kota-kota untuk melindungi diri?

    Diperlukan lebih banyak pendanaan untuk sistem peringatan dini, panduan pengelolaan hutan, serta peningkatan kesadaran masyarakat, mengingat sebagian besar kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas manusia, kata Berckmans.

    Menurut juru bicara Komisi Eropa, Balazs Ujvari, hampir 700 petugas pemadam kebakaran, dua pesawat pemadam kebakaran, dan dua helikopter dikerahkan dari seluruh Uni Eropa untuk membantu memadamkan kebakaran di Athena pada 2024.

    Namun, Held menekankan perlunya sumber daya lebih besar untuk pencegahan kebakaran. Langkah ini mencakup mendorong perilaku bijak terhadap api, seperti menghindari menanam spesies tanaman yang mudah terbakar di taman, membersihkan talang atap, dan memastikan tidak ada bahan bakar seperti sampah kebun yang dapat memicu api.

    “Kadang-kadang, Anda melihat foto desa atau kota kecil yang habis dilalap api, tetapi ada beberapa rumah yang selamat di tengah-tengahnya, dengan taman hijau di sekelilingnya. Ini adalah bukti bahwa perilaku bijak terhadap kebakaran memang berhasil,” ujar Held.

    Kota-kota juga harus memastikan ruang hijau bebas dari puing-puing di tanah dan memiliki pohon besar yang memberikan keteduhan, menjaga tanah tetap lembab, dan mengurangi angin.

    “Langkah pencegahan lainnya adalah perencanaan tata ruang untuk mengurangi penyebaran urban,” kata Berckmans.

    Sebagai contoh, beberapa kota mempekerjakan penggembala dengan domba dan kambing untuk menciptakan zona penyangga yang digembalakan, di mana hewan-hewan ini memakan bahan bakar mudah terbakar seperti ranting dan rumput, tetapi tetap meninggalkan pohon-pohon besar.

    (ita/ita)

  • Zelensky Usul Tendang Negara Ini dari NATO, Ukraina Penggantinya

    Zelensky Usul Tendang Negara Ini dari NATO, Ukraina Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Ukraina dilaporkan telah menawarkan diri untuk menggantikan Hungaria di NATO dan Uni Eropa (UE). Hal ini terjadi saat Budapest terus mengambil langkah yang kontra dengan bantuan aliansi itu ke Ukraina dan mengkritik langkah Kyiv yang tak mau memperpanjang kontrak transit gas dengan musuhnya, Rusia.

    Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada hari Rabu (8/1/2025), Kementerian Luar Negeri Ukraina menulis bahwa Hungaria telah mengambil langkah provokatif dengan menentang keputusan Kyiv yang tak memperpanjang kontrak transit gas Moskow, yang mengalir via negara itu ke Eropa. Padahal, hal ini tidak akan berdampak besar pada UE.

    “Padahal Komisi Eropa dengan jelas mengindikasikan bahwa keputusan Ukraina yang diumumkan sebelumnya tidak berdampak buruk pada keamanan energi negara-negara UE atau harga konsumen di pasar Eropa,” tulis pernyataan itu.

    Kementerian itu mengatakan bahwa hanya dua dari 27 negara UE yang berjuang untuk mengamankan ekonomi dan warga negara mereka dengan pasokan energi alternatif dari Amerika Serikat dan Timur Tengah. Tanpa menjelaskan dua negara itu, Kyiv menuding bahwa keduanya sedang mempertahankan hubungan yang kuat dengan Moskow.

    “Kedua negara berada dalam upaya mempertahankan hubungan energi dengan Rusia telah secara efektif menghalangi akses ke pasar energi Eropa untuk sumber daya dari Amerika Serikat dan mitra lainnya,” tambah Kyiv.

    Setelah pernyataan tersebut, Ukraina langsung mengalamatkan kembali tudingan kepada Hungaria. Kyiv menyebut bahwa dengan sikap seperti ini, Budapest harusnya keluar dari NATO dan UE.

    “Jika pihak Hungaria memprioritaskan penguatan Rusia daripada UE dan Amerika Serikat, mereka harus mengakuinya secara terbuka. Ukraina akan siap mengisi kekosongan di UE dan NATO jika Hungaria memilih untuk mengosongkannya demi keanggotaan di CIS atau CSTO (Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka),” tulis pernyataan itu lagi, menyebut dua organisasi tandingan yang dibentuk Rusia.

    Hal ini sontak menimbulkan reaksi Hungaria. Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó kembali mengkritik RUU parlemen Ukraina yang mengusulkan penutupan rute transportasi gas alam dan minyak bumi dari Rusia selama keadaan perang. Ia juga menyebut keputusan bergabung dengan UE harus disepakati semua pihak.

    “Ukraina perlu fokus pada realitas: di negara-negara anggota UE memutuskan dengan suara bulat tentang perekrutan anggota baru. Dengan kata lain, setiap negara anggota harus memberikan suara setuju,” tuturnya.

    “Hak kedaulatan setiap negara untuk memutuskan dari mana dan melalui rute mana ia mengambil pembawa energi yang diperlukan untuk operasinya. Tidak ada pihak luar yang memiliki hak dalam hal ini. Tidak ada pihak yang berhak memaksakan pengadaan energi yang lebih mahal dan tidak aman pada negara lain.”

    Ukraina dan Hungaria pernah berselisih beberapa kali karena hubungan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Perdana Menteri Viktor Orbán. Budapest juga menentang berbagai sanksi Eropa terhadap Rusia.

    Budapest kemudian memperluas impor gas Rusia sejak perang dimulai hampir empat tahun lalu dan telah menyuarakan penentangannya terhadap bantuan militer dan keuangan Eropa untuk Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendorong untuk ‘memajukan; masuknya Kyiv ke NATO sebagai bagian dari ‘rencana kemenangannya’ yang diperkenalkan pada musim gugur 2024. Banyak negara, termasuk Hungaria, menentang langkah ini.

    Ukraina juga mengajukan permohonan untuk bergabung dengan UE segera setelah perang dimulai pada Februari 2022. UE kemudian memutuskan untuk memulai negosiasi aksesi dengan Kyiv pada 2023, dengan pertemuan pertama berlangsung pada Juni 2024.

    (luc/luc)

  • Menlu China Kunjungi Afrika di Tengah Surutnya Pengaruh Barat

    Menlu China Kunjungi Afrika di Tengah Surutnya Pengaruh Barat

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden, melakukan kunjungan pertama ke Afrika pada bulan Desember 2024 silam, di penghujung masa jabatannya.

    Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menegakkan tradisi selama tiga dekade dengan menjadikan Afrika sebagai tujuan pertama dalam kalender diplomatik Beijing.

    Pada akhir minggu ini, Wang akan mengunjungi Namibia, Republik Kongo, Chad, dan Nigeria.

    Meskipun tidak pernah jelas sebelumnya di mana delegasi Cina akan berlabuh, kunjungan tersebut “bergema di Afrika sebagai pengingat komitmen Cina yang konsisten, berbeda dengan pendekatan AS, Inggris, dan Uni Eropa,” kata Eric Olander, salah satu pendiri China-Global South Project, sebuah proyek multimedia yang meliput keterlibatan Cina di Selatan, kepada kantor berita Reuters.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memulai tahun 2024 dengan kunjungan ke Tanjung Verde, Pantai Gading, Nigeria, dan Angola. “Namun, perbedaan antara pendekatan Amerika Serikat dan Cina sangat mencolok, menurut analis Nigeria Ovigwe Eguegu, yang meneliti keterlibatan Beijing di seluruh Afrika.

    “Yang satu berkunjung saat dia cuma punya waktu senggang, yang lain menjadikannya tradisi. Ini bukan hanya tentang simbolisme, tetapi juga substansi, karena itulah yang membuat hubungan berkembang,” katanya kepada DW, seraya mencatat bahwa Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika selama 15 tahun terakhir.

    Diplomasi untuk Afrika

    Berbicara di ibu kota Namibia, Windhoek, Wang mengatakan dia berharap kunjungannya akan “menunjukkan kepada dunia bahwa Cina akan selalu menjadi teman yang dapat dipercaya bagi Afrika, mitra paling dapat diandalkan dalam mengejar pembangunan dan revitalisasi.”

    Bagi Christian-Geraud Neema, seorang analis di China-Global South Project, keuntungan Cina adalah bahwa negara Barat, dan khususnya Eropa, kesulitan berinteraksi dengan negara-negara Afrika dengan cara yang menarik bagi para pemimpin Afrika.

    “Kesenjangan ekonomi antara Eropa dan Afrika terlalu besar, dari pembangunan hingga infrastruktur. Eropa tidak tahu tawaran seperti apa yang harus diajukan yang sesuai untuk negara-negara Afrika,” katanya.

    Jalan baru bagi ekonomi ekspor Cina

    Keputusan Wang mengunjungi Afrika, dan khususnya Republik Kongo, dinilai penting secara strategis. Pemerintah di Brazzaville baru-baru ini menjadi ketua bersama Forum Kerja Sama Cina-Afrika, FOCAC, yang menetapkan agenda hubungan kedua pihak.

    Banyak analis percaya Cina menggunakan KTT FOCAC 2024 untuk memformalkan inisiatif ekonomi di seluruh Afrika, sambil menjanjikan bantuan keuangan senilai USD51 miliar.

    “Rencana pembangunan jangka panjang Afrika sedang dipertimbangkan. Kami melihat Cina menyelaraskan diri dengan Agenda 2063, yang diusulkan oleh Uni Afrika, misalnya,” kata Cliff Mboya, seorang peneliti di Afro-Sino Center of International Relations yang berbasis di Ghana.

    Contoh proyek infrastruktur yang dibangun Cina semakin meningkat, baik dari segi visibilitas maupun kepentingan, baik itu Jalan Tol Nairobi yang baru, ladang angin di provinsi Northern Cape, Afrika Selatan, atau Pelabuhan Lekki dan Zona Perdagangan Bebas Nigeria.

    Namun, ekonomi Cina melambat dalam beberapa tahun terakhir, dan negara-negara Afrika menawarkan peluang bisnis dan jalan keluar krisis bagi perusahaan infrastruktur milik pemerintah Cina.

    Sektor energi terbarukan Cina yang sedang berkembang juga sedang mencari pelanggan baru di luar AS dan Uni Eropa. “Kami melihat penekanan pada keberlanjutan dan pembangunan hijau. FOCAC tahun lalu sangat penting karena Afrika tampil sangat kuat untuk memperjelas apa yang mereka harapkan dari Cina. Dan kami melihat Cina menanggapi dengan janji-janji dan rencana ini,” kata Mboya.

    Integrasi pasar Afrika dengan Cina

    Dia berharap, kunjungan Wang akan berperan penting dalam menjalankan rencana tersebut. Namun bagi Ovigwe Eguegu, Cina, dengan melanjutkan penekanannya pada perdagangan di Afrika, mulai menuai apa yang telah ditaburnya.

    “Terlepas dari berbagai masalah di benua itu, Afrika memiliki populasi dan kelas menengah yang tumbuh cepat, dan bagi negara yang berorientasi ekspor seperti Cina, benua ini bisa menjadi pasar eksternal untuk mengimbangi kecemasan geopolitik saat ini,” katanya.

    Tantangannya, dari perspektif Beijing, adalah membuat konsumen dan pasar Afrika siap untuk menampung produk-produk Cina, “khususnya energi dan teknologi terbarukan,” kata Eguegu.

    “Hal ini memerlukan investasi di sektor-sektor tertentu di seluruh Afrika untuk mendorong industrialisasi guna menciptakan lapangan kerja dan permintaan akan barang-barang Cina.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Menlu Cina Wang Yi Kunjungi Afrika di Tengah Surutnya Pengaruh Barat – Halaman all

    Menlu Cina Wang Yi Kunjungi Afrika di Tengah Surutnya Pengaruh Barat – Halaman all

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden, melakukan kunjungan pertama ke Afrika pada bulan Desember 2024 silam, di penghujung masa jabatannya.

    Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menegakkan tradisi selama tiga dekade dengan menjadikan Afrika sebagai tujuan pertama dalam kalender diplomatik Beijing.

    Pada akhir minggu ini, Wang akan mengunjungi Namibia, Republik Kongo, Chad, dan Nigeria.

    Meskipun tidak pernah jelas sebelumnya di mana delegasi Cina akan berlabuh, kunjungan tersebut “bergema di Afrika sebagai pengingat komitmen Cina yang konsisten, berbeda dengan pendekatan AS, Inggris, dan Uni Eropa,” kata Eric Olander, salah satu pendiri China-Global South Project, sebuah proyek multimedia yang meliput keterlibatan Cina di Selatan, kepada kantor berita Reuters.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memulai tahun 2024 dengan kunjungan ke Tanjung Verde, Pantai Gading, Nigeria, dan Angola. “Namun, perbedaan antara pendekatan Amerika Serikat dan Cina sangat mencolok, menurut analis Nigeria Ovigwe Eguegu, yang meneliti keterlibatan Beijing di seluruh Afrika.

    “Yang satu berkunjung saat dia cuma punya waktu senggang, yang lain menjadikannya tradisi. Ini bukan hanya tentang simbolisme, tetapi juga substansi, karena itulah yang membuat hubungan berkembang,” katanya kepada DW, seraya mencatat bahwa Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika selama 15 tahun terakhir.

    Diplomasi untuk Afrika

    Berbicara di ibu kota Namibia, Windhoek, Wang mengatakan dia berharap kunjungannya akan “menunjukkan kepada dunia bahwa Cina akan selalu menjadi teman yang dapat dipercaya bagi Afrika, mitra paling dapat diandalkan dalam mengejar pembangunan dan revitalisasi.”

    Kunjungan tersebut juga menandai pertama kalinya presiden Namibia yang baru terpilih, Netumbo Nandi-Ndaitwah, menjamu Wang. Sebagai pemimpin nasional di benua Afrika, yang memegang lebih dari 50 suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengaruhnya dapat membantu upaya Beijing untuk membentuk kembali lembaga multilateral dan menafsirkan kembali norma-norma global agar lebih sejalan dengan kepentingannya.

    Bagi Christian-Geraud Neema, seorang analis di China-Global South Project, keuntungan Cina adalah bahwa negara Barat, dan khususnya Eropa, kesulitan berinteraksi dengan negara-negara Afrika dengan cara yang menarik bagi para pemimpin Afrika.

    “Kesenjangan ekonomi antara Eropa dan Afrika terlalu besar, dari pembangunan hingga infrastruktur. Eropa tidak tahu tawaran seperti apa yang harus diajukan yang sesuai untuk negara-negara Afrika,” katanya.

    Jalan baru bagi ekonomi ekspor Cina

    Keputusan Wang mengunjungi Afrika, dan khususnya Republik Kongo, dinilai penting secara strategis. Pemerintah di Brazzaville baru-baru ini menjadi ketua bersama Forum Kerja Sama Cina-Afrika, FOCAC, yang menetapkan agenda hubungan kedua pihak.

    Banyak analis percaya Cina menggunakan KTT FOCAC 2024 untuk memformalkan inisiatif ekonomi di seluruh Afrika, sambil menjanjikan bantuan keuangan senilai USD51 miliar.

    “Rencana pembangunan jangka panjang Afrika sedang dipertimbangkan. Kami melihat Cina menyelaraskan diri dengan Agenda 2063, yang diusulkan oleh Uni Afrika, misalnya,” kata Cliff Mboya, seorang peneliti di Afro-Sino Center of International Relations yang berbasis di Ghana.

    Contoh proyek infrastruktur yang dibangun Cina semakin meningkat, baik dari segi visibilitas maupun kepentingan, baik itu Jalan Tol Nairobi yang baru, ladang angin di provinsi Northern Cape, Afrika Selatan, atau Pelabuhan Lekki dan Zona Perdagangan Bebas Nigeria.

    Namun, ekonomi Cina melambat dalam beberapa tahun terakhir, dan negara-negara Afrika menawarkan peluang bisnis dan jalan keluar krisis bagi perusahaan infrastruktur milik pemerintah Cina.

    Sektor energi terbarukan Cina yang sedang berkembang juga sedang mencari pelanggan baru di luar AS dan Uni Eropa. “Kami melihat penekanan pada keberlanjutan dan pembangunan hijau. FOCAC tahun lalu sangat penting karena Afrika tampil sangat kuat untuk memperjelas apa yang mereka harapkan dari Cina. Dan kami melihat Cina menanggapi dengan janji-janji dan rencana ini,” kata Mboya.

    Integrasi pasar Afrika dengan Cina

    Dia berharap, kunjungan Wang akan berperan penting dalam menjalankan rencana tersebut. Namun bagi Ovigwe Eguegu, Cina, dengan melanjutkan penekanannya pada perdagangan di Afrika, mulai menuai apa yang telah ditaburnya.

    “Terlepas dari berbagai masalah di benua itu, Afrika memiliki populasi dan kelas menengah yang tumbuh cepat, dan bagi negara yang berorientasi ekspor seperti Cina, benua ini bisa menjadi pasar eksternal untuk mengimbangi kecemasan geopolitik saat ini,” katanya.

    Tantangannya, dari perspektif Beijing, adalah membuat konsumen dan pasar Afrika siap untuk menampung produk-produk Cina, “khususnya energi dan teknologi terbarukan,” kata Eguegu.

    “Hal ini memerlukan investasi di sektor-sektor tertentu di seluruh Afrika untuk mendorong industrialisasi guna menciptakan lapangan kerja dan permintaan akan barang-barang Cina.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

  • Heboh Trump Ingin Kuasai Greenland, Rusia Bilang Gini

    Heboh Trump Ingin Kuasai Greenland, Rusia Bilang Gini

    Moskow

    Rusia turut memantau ambisi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menguasai Greenland, wilayah otonomi Denmark. Moskow menyebut tekad Trump membuat Greenland di bawah kendali AS sebagai “situasi dramatis”.

    Kritikan menghujani Trump setelah dia menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan militer dalam upaya menguasai Greenland, wilayah kedaulatan Denmark, negara anggota Uni Eropa.

    Trump sebelumnya berjanji akan menerapkan tarif tinggi terhadap Denmark jika negara itu menolak untuk menyerahkan Greenland kepada AS.

    “Kami mengamati dengan cermat perkembangan situasi yang cukup dramatis ini, yang untungnya, sejauh ini masih sebatas pernyataan,” ucap juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, seperti dilansir Al Jazeera dan AFP, Jumat (10/1/2025).

    “Kami tertarik untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di zona ini dan siap bekerja sama dengan pihak mana pun demi perdamaian dan stabilitas,” ujarnya dalam konferensi pers di Moskow.

    Trump menegaskan kembali keinginan agar AS mengambil alih Greenland dalam konferensi pers di Florida pada Selasa (7/1). Saat ditanya apakah dirinya akan mengesampingkan penggunaan kekuatan ekonomi atau kekuatan militer untuk mengakuisisi Greenland, Trump menjawab: “Saya tidak akan berkomitmen untuk itu.”

    “Kita membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional,” ucapnya.