Negara: Uni Eropa

  • Apple Rilis iOS 18.4 Lebih Cepat untuk Pengguna iPhone, Cek Deretan Pembaruannya – Page 3

    Apple Rilis iOS 18.4 Lebih Cepat untuk Pengguna iPhone, Cek Deretan Pembaruannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple mengejutkan para penggemarnya dengan perilisan iOS 18.4 pada 31 Maret 2025, lebih cepat dari perkiraan. Update ini bukan hanya sekadar peningkatan biasa, tetapi membawa sejumlah fitur baru dan peningkatan signifikan.

    Dikutip dari GSM Arena, Rabu (2/4/2025), salah satu sorotan utama di iOS 18.4 adalah peningkatan signifikan pada Apple Intelligence.

    Fitur ini kini mendukung delapan bahasa baru, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Portugis, Mandarin Sederhana, dan Spanyol, serta dua varian bahasa Inggris lokal untuk India dan Singapura. 

    Selain itu, fitur Image Playground bagian dari Apple Intelligence kini memiliki gaya gambar baru yakni Sketch. Ketersediaan Apple Intelligence pun diperluas ke wilayah baru termasuk Uni Eropa dan India. 

    Selain peningkatan Apple Intelligence, iOS 18.4 juga menghadirkan sejumlah fitur baru lain. Salah satunya adalah Priority Notifications.

    Seperti namanya, fitur baru iOS ini akan memprioritaskan notifikasi penting yang mungkin memerlukan tindakan segera dari pengguna. Jadi, pengguna bisa memilah notifikasi yang penting dan mendesak dari notifikasi lainnya yang kurang penting.

    Kendati demikian, perlu diketahui, Priority Notifications hanya tersedia untuk iPhone 16 series, iPhone 16e, iPhone 15 Pro, dan iPhone 15 Pro Max.

    Pengguna iPhone 15 Pro dan Pro Max juga akan menikmati fitur Visual Intelligence yang dapat diakses melalui Control Center. Dengan fitur ini, pengguna dua iPhone tersebut bisa mengolah gambar dan analisis visual secara lebih canggih.

     

     

  • China Latihan Militer di Sekitar Taiwan, Uni Eropa Minta Semua Pihak Tahan Diri

    China Latihan Militer di Sekitar Taiwan, Uni Eropa Minta Semua Pihak Tahan Diri

    Jakarta

    Uni Eropa menilai latihan perang yang dilakukan China di sekitar Taiwan meningkatkan ketegangan lintas selat. Uni Eropa meminta semua pihak untuk menahan diri.

    “Latihan militer skala besar China di sekitar Taiwan meningkatkan ketegangan lintas selat,” kata juru bicara urusan luar negeri UE Anitta Hipper dilansir AFP, Rabu (2/4/2025).

    Uni Eropa juga meminta semua pihak menghindari tindakan yang meningkatkan ketegangan.

    “Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut, yang seharusnya diselesaikan melalui dialog lintas selat,” ujarnya.

    Dilansir Reuters, Selasa (1/4/2025), latihan di sekitar pulau yang dipandang China sebagai wilayahnya sendiri itu dilakukan setelah Lai menyebut Beijing sebagai ‘kekuatan asing yang bermusuhan’ bulan lalu.

    China membenci Lai sebagai separatis dan dalam sebuah video yang menyertai pengumuman Komando Teater Timur menggambarkannya sebagai serangga kartun yang dipegang oleh sepasang sumpit di atas Taiwan yang terbakar.

    “Fokusnya adalah pada latihan seperti patroli kesiapan tempur di laut dan di udara, merebut kendali menyeluruh, menyerang target maritim dan darat, dan memberlakukan kontrol blokade di area dan rute utama,” kata Komando Teater Timur di akun media sosial WeChat resminya.

    “Partai Komunis China terus meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dan di kawasan Indo-Pasifik dan telah menjadi pembuat onar terbesar di komunitas internasional,” ujar pernyataan tersebut.

    Pemerintah Taiwan tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang China yang menggambarkan Lai sebagai serangga. Serangkaian video propaganda dirilis secara berurutan setelah pengumuman tersebut, yang menggambarkan kapal perang dan jet tempur China mengepung pulau tersebut, Taipei dibidik dari atas, dan kendaraan militer berpatroli di jalan-jalan kota.

    Sebuah poster yang menyertai latihan tersebut berjudul ‘Mendekat’ dan memperlihatkan kapal perang dan jet tempur China mengepung pulau tersebut dirilis tak lama setelah pengumuman di Weibo milik Komando Teater Timur. Video berjudul ‘Shell’ yang menggambarkan Lai Ching-Te sebagai seekor serangga kartun yang dijepit sumpit di atas Taiwan yang terbakar juga muncul di halaman WeChat Komando Teater Timur.

    “Parasit meracuni pulau Taiwan. Parasit melubangi pulau. Parasit mencari kehancuran total,” demikian isi animasi tersebut.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Capres Prancis Marine Le Pen yang Terlibat Korupsi Dilarang Calonkan Diri, Bayar Denda Rp1,7 Miliar

    Capres Prancis Marine Le Pen yang Terlibat Korupsi Dilarang Calonkan Diri, Bayar Denda Rp1,7 Miliar

    PRANCIS – Calon presiden Prancis Marine Le Pen dilarang mencalonkan diri sebagai pejabat politik selama lima tahun setelah dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi.

    Pengadilan Paris menjatuhkan hukuman empat tahun penjara kepada pemimpin sayap kanan Prancis berusia 56 tahun yang merupakan calon terdepan dalam pemilihan presiden 2027.

    Hukuman penjara itu setengahnya ditangguhkan, sementara dua tahun dapat dijalani di bawah pengawasan dengan mengenakan gelang kaki. Dilansir dar Anadolu,  Marine Le Pen juga didenda 100 ribu euro (Rp1,7 miliar).

    Partai National Rally Le Pen juga diperintahkan membayar denda sebesar 2 juta euro (Rp35,8 miliar).

    Pengacaranya, Rodolphe Bosselut, mengatakan mereka akan mengajukan banding.

    “Ini benar-benar, benar-benar luar biasa. Ada bentuk kriminalisasi hak untuk membela diri, yang menurut saya pribadi sangat memalukan,” tambahnya.

    Le Pen dan anggota partai lainnya dinyatakan bersalah karena mengalihkan lebih dari 4 juta euro (Rp71,6 miliar) dana Parlemen Eropa. Mereka dituduh menggunakan dana Uni Eropa untuk keuntungan partai mereka.

  • Kehabisan Kantong Mayat, Update Korban Gempa Myanmar Capai 2.719, Konflik Junta Menambah Parah – Halaman all

    Kehabisan Kantong Mayat, Update Korban Gempa Myanmar Capai 2.719, Konflik Junta Menambah Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 2.700.

    Sementara ratusan lainnya masih hilang.

    Pemerintah militer negara itu mengonfirmasi pada hari Senin (31/3/2025).

    Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala pemerintahan militer Myanmar (Junta), mengatakan pada hari Selasa bahwa 2.719 orang telah dipastikan tewas, 4.521 orang terluka, dan 441 orang masih hilang, dikutip dari ITV.

    Jumlah kematian dan cedera sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi daripada angka resmi, karena para ahli memperingatkan peluang menemukan korban selamat berkurang secara signifikan setelah 72 jam.

    Gempa bumi hari Jumat dengan episentrum dekat Mandalay – kota terbesar kedua di Myanmar – diikuti oleh sejumlah gempa susulan, termasuk satu gempa berkekuatan 6,4 skala Richter .

    Kerusakan luas telah dilaporkan setelah gempa bumi menyebabkan jembatan dan bangunan runtuh, termasuk di Bangkok, di mana pihak berwenang berusaha membebaskan puluhan orang yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan gedung tinggi yang sedang dibangun.

    Sementara itu, bantuan asing dan tim penyelamat internasional dari Rusia, Tiongkok, dan India mulai berdatangan di Myanmar yang dilanda perang setelah junta militer mengeluarkan permohonan bantuan yang langka.

    Kantong Mayat Habis

    Elaine Pearson, Direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan kepada ITV News pada hari Selasa bahwa kota Sagaing telah kehabisan kantong mayat.

    Hal ini menyebabkan polusi bau mayat membusuk.

    “Sagaing, misalnya, Anda tahu, orang-orang masih terjebak di reruntuhan,” katanya.

    “Sepertinya mereka kehabisan kantong mayat, jadi bau busuk mayat membusuk tercium di udara.

    “Mayat-mayat menumpuk untuk dikremasi.”

    Ia menekankan betapa pentingnya bagi organisasi internasional untuk bekerja sama dengan kelompok masyarakat sipil setempat guna mencegah bantuan disalahgunakan atau dikorupsi, seperti yang terjadi di masa lalu, khususnya dengan militer.

    Sejak gempa bumi terjadi, banyak orang tidur di luar, baik karena rumah mereka hancur atau karena khawatir gempa susulan yang berkelanjutan dapat menghancurkan mereka.

    Pearson juga menegaskan betapa rumitnya upaya penyelamatan karena perang saudara yang sedang berlangsung, yang memengaruhi sebagian besar negara, termasuk daerah yang terkena dampak gempa.

    Hal ini semakin diperparah dengan serangan udara Junta yang terus-menerus terhadap wilayah yang dikuasai Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar.

    Pearson mengatakan hal ini menyoroti perasaan Junta terhadap rakyatnya.

    Pada tahun 2021, militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, yang memicu apa yang kemudian berubah menjadi perlawanan bersenjata yang signifikan.

    Pasukan pemerintah telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Myanmar, dan banyak tempat berbahaya atau tidak mungkin dijangkau oleh kelompok bantuan.

    Lebih dari tiga juta orang mengungsi akibat pertempuran dan hampir 20 juta orang membutuhkan bantuan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari 10.000 bangunan secara keseluruhan diketahui runtuh atau rusak parah di Myanmar tengah dan barat laut.

    Gempa bumi tersebut juga mengguncang negara tetangga Thailand dan menewaskan sedikitnya 21 orang, banyak di antaranya berada di lokasi konstruksi di Bangkok di mana sebagian bangunan tinggi yang dibangun runtuh.

    Sebanyak 34 orang lainnya dilaporkan terluka dan 78 orang hilang, terutama di lokasi konstruksi dekat pasar Chatuchak yang populer.

    Uni Eropa, Inggris, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan negara-negara lain telah mengumumkan bantuan jutaan dolar, baik secara langsung maupun melalui mitra lokal dan organisasi internasional.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington akan membantu, tetapi sejauh ini belum ada bantuan yang diketahui untuk Myanmar.

    Sejumlah kecil personel militer Amerika dikirim untuk membantu di Bangkok.

  • Uni Eropa Siapkan Serangan Balasan Lawan Kebijakan Tarif Trump

    Uni Eropa Siapkan Serangan Balasan Lawan Kebijakan Tarif Trump

    Jakarta

    Uni Eropa memiliki rencana yang kuat untuk membalas kebijakan Amerika Serikat (AS) dalam menanggapi kenaikan tarif impor yang mau diterapkan Presiden AS, Donald Trump, besok hari. Selama berminggu-minggu ke belakang, Trump telah mengatakan bahwa tanggal 2 April sebagai Hari Pembebasan di Amerika.

    AS telah mengumumkan kenaikan tarif yang tinggi pada semua impor baja, aluminium, dan bahkan kendaraan seperti mobil.

    “Eropa belum memulai konfrontasi ini. Kami tidak serta-merta ingin membalas, tetapi jika perlu, kami memiliki rencana yang kuat untuk membalas dan kami akan menggunakannya,” kata Kepala Eksekutif Uni Eropa (UE), Ursula von der Leyen, dalam sebuah pidatonya yang dikutip dari CNN Business, Selasa (1/4/2025).

    Dalam pidatonya, Ursula, mengatakan bahwa Eropa terbuka untuk negosiasi.

    “Kami akan mendekati negosiasi ini dari posisi yang kuat. Eropa memegang banyak kartu, mulai dari perdagangan hingga teknologi hingga ukuran pasar kami. Namun kekuatan ini juga dibangun atas kesiapan kami untuk mengambil tindakan balasan yang tegas jika diperlukan. Semua instrumen tersedia,” kata Ursula.

    Ursula tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana UE akan merespons kebijakan Trump. Namun, bulan lalu blok tersebut telah melaksanakan apa yang mereka katakan yakni menanggapi tarif baja dan aluminium Trump dengan mengungkap tindakan balasan terhadap ekspor barang Amerika senilai hingga € 26 miliar (atau setara US$ 28 miliar), termasuk tarif atas kapal, bourbon, dan sepeda motor.

    Komisi Eropa juga tidak ragu untuk menjatuhkan denda besar dan tagihan lainnya kepada perusahaan teknologi besar AS di masa lalu. Ini menjadi fakta yang tidak luput dari perhatian Trump, yang pada Februari lalu mengeluarkan tindakan eksekutif yang mengancam akan menyasar negara-negara yang mengenakan denda dan hukuman yang tidak adil terhadap para inovator Amerika.

    Berdasarkan data dari Biro Sensus Amerika Serikat, UE telah menjadi pembeli besar ekspor AS di tahun lalu dan merupakan pasar tunggal terbesar untuk ekspor barang AS, bahkan mengungguli negara tetangga Amerika, Kanada dan Meksiko.

    Senada, China, Jepang, dan Korea Selatan juga bersiap untuk membalas tarif yang akan diberlakukan Trump. Mereka berencana untuk mengumumkan tarif balasan secara bersamaan.

    Ketiga negara Asia tersebut mengadakan pembicaraan ekonomi pada hari Minggu lalu untuk pertama kalinya dalam lima tahun, dengan janji untuk mendukung perdagangan yang adil dan memperkuat hubungan ekonomi di antara mereka.

    Tepat pada esok hari, Trump mengatakan bahwa ia akan mengumumkan tarif luas yang sesuai dengan tarif yang diberlakukan negara asing terhadap AS, atau yang disebut tarif timbal balik. Sekutu lama AS, seperti Korea Selatan, juga tidak luput dari hal ini.

    “Tarif rata-rata Korea Selatan empat kali lebih tinggi. Pikirkan itu: empat kali lebih tinggi. Dan kami memberikan begitu banyak bantuan militer dan dalam banyak hal lain kepada Korea Selatan, tetapi itulah yang terjadi,” kata Trump.

    (eds/eds)

  • Trump Lagi-Lagi Berulah, 2 Negara Ini Bakal Jadi Korban Baru

    Trump Lagi-Lagi Berulah, 2 Negara Ini Bakal Jadi Korban Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat (AS) pimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan akan menjatuhkan tarif ke 2 negara Eropa. Hal ini terjadi saat presiden Partai Republik itu berupaya untuk menyeimbangkan defisit dalam neraca perdagangan biilateralnya.

    Mengutip BBC News, Selasa (1/4/2025), kedua negara itu adalah Irlandia dan Inggris. Khusus Inggris, Downing Street mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan akan masuk dalam rangkaian tarif baru yang bakal diumumkan Trump pada Rabu besok. Prediksi ini muncul setelah kesepakatan untuk menghindari barang Inggris dari tarif tidak tercapai.

    “Terkait tarif, Perdana Menteri telah menegaskan bahwa ia akan selalu bertindak demi kepentingan nasional dan kami telah mempersiapkan segala kemungkinan menjelang pengumuman dari Presiden Trump, yang kami perkirakan akan berdampak pada Inggris dan negara-negara lain,” kata seorang juru bicara Downing Street.

    “Kami tengah melakukan diskusi konstruktif mengenai kesepakatan kemakmuran ekonomi AS-Inggris, tetapi kami hanya akan melakukan kesepakatan yang mendatangkan kemakmuran ekonomi bagi rakyat Inggris dan kami hanya akan bertindak demi kepentingan nasional.”

    Ketika ditanya apakah pemerintah berharap kesepakatan untuk menghindari tarif tercapai pada hari Rabu, juru bicara tersebut mengatakan diskusi antara Inggris dan AS “kemungkinan akan berlanjut setelah hari Rabu”.

    “Inggris akan mengambil pendekatan yang tenang dan pragmatis dalam menanggapi tarif apa pun, dengan alasan perang dagang dengan AS tidak menguntungkan siapa pun. Namun, kami tidak mengesampingkan apa pun sebagai tanggapan.”

    Pernyataan Downing Street ini dilontarkan setelah Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer berbicara dengan Trump melalui telepon pada hari Minggu. London berpendapat bahwa Inggris memiliki hubungan perdagangan yang relatif setara dengan AS, dibandingkan dengan mitra-mitranya yang lain.

    Kantor Independen untuk Tanggung Jawab Anggaran (OBR) Inggris telah memperingatkan bahwa perang dagang akan menghapus miliaran dolar dari pertumbuhan ekonomi. Ini juga hampir menghilangkan ruang gerak Menteri Keuangan Rachel Reeves untuk tetap mematuhi aturan yang ditetapkannya sendiri tentang pengeluaran dan pinjaman. Hal ini juga dapat menyebabkan kenaikan pajak lebih lanjut atau pemotongan pengeluaran jika dia ingin menghindari pelanggaran aturan fiskalnya.

    Prakiraan ekonomi terbaru OBR, yang diterbitkan pada hari Rabu pekan lalu, mengatakan PDB akan menjadi 0,6% lebih rendah dari perkiraan tahun ini dan 1% lebih rendah tahun depan dalam skenario yang paling parah, di mana Inggris dan negara-negara lain membalas tarif Trump.

    Dalam skenario alternatif di mana Inggris tidak membalas, OBR telah memperkirakan penurunan pertumbuhan yang lebih kecil, dengan PDB 0,4% lebih rendah dari yang diharapkan tahun ini dan 0,6% lebih rendah tahun depan.

    Irlandia Juga Kena

    Irlandia diperkirakan akan menjadi salah satu negara yang paling terdampak ketika Presiden Trump mengumumkan putaran tarif baru akhir minggu ini. Hal ini disebabkan oleh posisi Dublin yang merupakan anggota dari Uni Eropa (UE), salah satu pihak yang kemungkinan akan terkena tarif yang tinggi dari Trump.

    Barang-barang UE diperkirakan akan dikenakan tarif sekitar 20% saat memasuki AS. Di antara negara-negara Uni Eropa, Irlandia adalah yang paling bergantung pada AS sebagai pasar ekspor.

    Pada tahun 2024, ekspor barang Irlandia ke AS bernilai 73 miliar euro (Rp 1.307 triliun), hampir sepertiga dari total ekspor negara tersebut. Sektor ekspor terbesar Irlandia adalah farmasi, di mana negara ini merupakan pusat manufaktur utama bagi perusahaan-perusahaan AS seperti Pfizer dan Eli Lilly.

    Trump telah berulang kali menyatakan ketidaksenangannya pada skala manufaktur farmasi AS di Irlandia. Bulan lalu ia berkata: “Tiba-tiba Irlandia memiliki perusahaan-perusahaan farmasi kita, pulau yang indah dengan lima juta penduduk ini telah menguasai seluruh industri farmasi AS.”

    Dan O’Brien, kepala ekonom Institut Urusan Internasional dan Eropa, yakin ekonomi Irlandia dapatterdampak karena keberhasilan sektor farmasi di sana. Ia menambahkan dampak potensial tarif terhadap Irlandia dapat disejajarkan dengan krisis ekonomi negara itu pada tahun 2008.

    “Republik ini adalah eksportir farmasi terbesar ke AS. Dengan jumlah penduduk lebih dari lima juta jiwa, negara ini menjadi eksportir yang lebih besar daripada negara-negara besar seperti Jerman dan Swiss,” katanya.

    “Kemudian terjadi krisis keuangan, yang terjadi dengan cepat, seperti angin yang menerbangkan atap rumah. Dalam kasus ini, erosi fondasi lebih bertahap, yang jelas sangat penting bagi bangunan apa pun.”

    Taoiseach (Perdana Menteri Irlandia) Micheál Martin mengatakan pada hari Senin bahwa peningkatan tarif AS merupakan “ancaman yang sangat serius dan serius”. Analisis yang ditulis bersama oleh Departemen Keuangan Irlandia dan lembaga pemikir ESRI menunjukkan bahwa tarif tersebut dapat merugikan Irlandia lebih dari 18 miliar euro (Rp 322 triliun).

    Namun, kekhawatiran akan tarif ini telah mencapai taraf masyarakat luas dan para pelaku usaha. Pasalnya, banyak kota dan wilayah di Irlandia telah menikmati manfaat dari kehadiran bisnis AS selama puluhan tahun.

    Pabrikan fortklift yang berkantor pusat di wilayah Monaghan, Combilift, menghasilkan sekitar seperempat dari penjualannya di pasar AS, tempat perusahaan itu juga mempekerjakan 50 orang.  Pendiri dan direktur pelaksana perusahaan Martin McVicar mengunjungi Chicago pada bulan Maret untuk memberi pengarahan kepada pelanggannya di AS bahwa ia akan membekukan harga dolar untuk semua produk Combilift tahun ini untuk memberi mereka kepastian tentang biaya impor.

    “Kami telah memberi pelanggan kami kepastian tentang berapa biaya mereka dalam dolar AS untuk produk yang dikirim ke pelabuhan di AS. Setidaknya mereka dapat mencoba merencanakan bisnis mereka berdasarkan hal itu pada tahap ini,” tuturnya.

    (tps/tps)

  • Jegal Bisnis Putin, AS Kenakan Tarif 25 Persen Bagi Negara Pembeli Minyak Rusia – Halaman all

    Jegal Bisnis Putin, AS Kenakan Tarif 25 Persen Bagi Negara Pembeli Minyak Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor 25 persen kepada negara-negara yang membeli minyak mentah Rusia.

    Ancaman tarif sekunder ini diberlakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kemarahannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Putin awalnya mengusulkan pembentukan pemerintahan sementara di Ukraina di bawah pengawasan PBB.

    Akan tetapi usulan ini segera ditolak oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

    Merespon penolakan tersebut Pejabat Rusia terus menyebut (jabatan) Zelensky tidak sah karena Ukraina belum mengadakan pemilu sejak masa jabatannya berakhir.

    Ketegangan ini lantas membuat Trump murka, Trump menilai pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghalangi upaya gencatan senjata, menghambat berlangsungnya proses penyelesaian perang di Ukraina.

    “Jika Rusia dan saya tidak dapat membuat kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, saya akan mengenakan tarif sekunder pada minyak, pada semua minyak yang keluar dari Rusia,” kata Trump.

    “Itu berarti, jika Anda membeli minyak dari Rusia, Anda tidak dapat berbisnis di Amerika Serikat. Akan ada tarif 25 persen untuk semua minyak, tarif 25-50 persen untuk semua minyak,” imbuhnya..

    Imbas perseteruan tersebut, Trump mengancam akan memberlakukan tarif 25 persen hingga 50 persen untuk impor minyak Rusia. 

    Tak sampai disitu, jika Rusia tidak menunjukkan itikad baik, Trump berencana menerapkan sanksi tambahan yang serupa dengan kebijakan terhadap Venezuela.

    Dia menyatakan tindakan keras terhadap ekspor minyak Venezuela berhasil mengisolasi negara tersebut secara ekonomi. 

    Apabila sanksi tambahan yang direncanakan Trump benar-benar direalisasikan maka hal tersebut diproyeksi akan berdampak signifikan bagi bisnis minyak Rusia.

    Mengingat saat ini ekspor minyak Rusia sudah dikenai berbagai sanksi dari AS, Uni Eropa, dan negara-negara G7.

    Kesepakatan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

    Terpisah, meskipun kecewa terhadap Putin, Trump menegaskan bahwa upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina terus mengalami kemajuan secara bertahap.

    Trump juga mengungkapkan bahwa ia berencana berbicara dengan Putin dalam waktu dekat. Namun, hingga kini Gedung Putih belum memberikan keterangan terkait waktu pasti perbincangan tersebut atau apakah Trump juga akan berbicara dengan Zelensky.

    Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat melakukan gencatan senjata dengan Ukraina, sesuai dengan usulan Presiden AS Donald Trump.

    Dalam keterangan resminya Putin mengungkap bahwa Rusia bersedia menghentikan serangan terhadap fasilitas dan infrastruktur energi di Ukraina selama 30 hari kedepan.

    Kendati Putin sepakat untuk berhenti menyerang infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari, akan tetapi Putin tetap menolak rencana Trump yang menginginkan penghentian penuh pertempuran selama 30 hari.

    Penolakan tersebut diungkap Putin lantaran adanya sejumlah masalah yang perlu diselesaikan sebelum perang dapat diakhiri.

    Beberapa isu yang menjadi perhatian Moskow diantaranya terkait bagaimana gencatan senjata akan ditegakkan serta kemungkinan bahwa hal ini akan memberikan kesempatan bagi Ukraina untuk memperkuat pasukannya dengan bantuan militer Barat.

    Tak hanya itu, Kremlin juga mendesak sekutu AS agar memberikan izin bank milik negara Rusia yang terkena sanksi terhubung dengan sistem pembayaran internasional.

    (Tribunnews.com/Namira)

  • VIDEO: Galangan Kapal Eropa Topang Perdagangan Gas Rusia

    VIDEO: Galangan Kapal Eropa Topang Perdagangan Gas Rusia

    Galangan kapal Eropa melakukan kontrak pemeliharaan penting bagi kapal-kapal pengangkut gas Rusia, meski ada tuduhan bahwa keuntungan yang diperoleh Rusia dipakai untuk mendanai perang di Ukraina. Sementara studi baru menunjukkan gas Rusia yang diimpor oleh Uni Eropa meningkat 18 persen tahun lalu.

    Ringkasan

  • ‘Kado Lebaran’ dari Trump, Perang Dunia Tarif di Depan Mata

    ‘Kado Lebaran’ dari Trump, Perang Dunia Tarif di Depan Mata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kebijakan tarif timbal balik (tarif resiprokal) yang akan segera diumumkannya pada 2 April dan berlaku untuk semua negara, bukan hanya yang memiliki defisit dagang besar dengan AS.

    Pernyataan ini disampaikan Trump kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One pada Minggu waktu setempat.

    “Kita akan mulai dengan semua negara. Pada dasarnya, semua negara yang kita bicarakan,” kata Trump seperti dikutip laman Al Jazeera di Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Sebelumnya, pemerintahan Trump sempat memberi sinyal kebijakan tarif tersebut hanya akan menyasar 10 hingga 15 negara dengan surplus dagang terbesar terhadap AS. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, bahkan menyebut bahwa lebih dari 100 negara sejauh ini tidak memiliki hambatan tarif maupun non-tarif terhadap produk AS.

    “Ada lebih dari 100 negara yang tidak memiliki tarif terhadap kami dan tidak memiliki hambatan non-tarif,” ujar Hassett dalam sebuah wawancara dengan Fox Business.

    Namun kini Trump menegaskan pendekatan yang lebih luas. Meski detail kebijakan belum diumumkan, tarif ini diklaim akan setara dengan tarif dan hambatan non-tarif atau seperti subsidi yang dikenakan negara lain terhadap ekspor AS.

    Trump menyebut 2 April sebagai “hari pembebasan” dan menyatakan terbuka untuk mencapai kesepakatan dengan negara-negara tertentu guna menghindari dampak tarif tersebut. Kebijakan tarif ini menjadi bagian dari agenda proteksionis Trump untuk membangkitkan industri manufaktur dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja.

    Kendati begitu, langkah ini telah menimbulkan ketegangan dagang, termasuk dengan mitra terdekat seperti Kanada, Uni Eropa, dan Jepang. Semuanya memiliki industri otomotif besar yang terdampak oleh tarif 25% untuk impor kendaraan bermotor yang baru diumumkan.

    Sinyal yang berubah-ubah dari Trump mengenai tarif juga telah memicu kegelisahan pasar global. Investor kesulitan membaca apakah tarif-tarif ini akan menjadi kebijakan permanen atau hanya taktik negosiasi dagang.

     

    (luc/luc)

  • Rusia Dianggap Menang 5-0 dalam Perundingan di Arab Saudi, Ukraina dan AS Kalah Besar – Halaman all

    Rusia Dianggap Menang 5-0 dalam Perundingan di Arab Saudi, Ukraina dan AS Kalah Besar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang eks diplomat senior Ukraina, Konstantin Eliseev, menyatakan bahwa Ukraina dan Amerika Serikat (AS) mengalami kekalahan signifikan dalam perundingan dengan Rusia di Arab Saudi.

    Ia mengklaim bahwa poin-poin penting yang menjadi perhatian Ukraina diabaikan dalam pembicaraan tersebut.

    Latar Belakang Perundingan

    Perundingan yang berlangsung di Arab Saudi ini bertujuan untuk memulihkan kesepakatan ekspor biji-bijian yang ditandatangani pada tahun 2022.

    Dalam pertemuan tersebut, Rusia menyetujui mekanisme untuk menyediakan koridor laut yang aman untuk mengekspor biji-bijian Ukraina, tetapi dengan syarat bahwa Barat mencabut sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia, termasuk menghubungkan kembali Bank Pertanian Rusia dengan sistem pembayaran SWIFT.

    Penilaian Eliseev

    Eliseev mengungkapkan pandangannya mengenai hasil perundingan tersebut.

    “Mungkin saya akan mengecewakan beberapa orang, tetapi kami, maksudnya Ukraina dan Amerika, kalah sepenuhnya dalam negosiasi ini. Saya akan berkata 5-0, bola setelah yang lainnya masuk ke jaring kami. Kami kalah, mari jujur,” ungkapnya pada Jumat kemarin, seperti dikutip dari Russia Today.

    Alasan Kekalahan

    Eliseev menyebutkan beberapa alasan yang menyebabkan kekalahan tersebut:

    1. Kepentingan Ukraina yang terabaikan: Ia menyoroti bahwa kepentingan Ukraina tidak mendapat perhatian yang cukup dalam negosiasi.

    2. Absennya jaminan keamanan: Salah satu kekhawatiran terbesar adalah tidak adanya jaminan keamanan untuk pelabuhan-pelabuhan Ukraina, yang tetap rentan terhadap serangan.

    3. Pengurangan sanksi: Terdapat tanda-tanda bahwa pembatasan terhadap bank-bank Rusia di sistem SWIFT akan dicabut, yang dianggapnya sangat merugikan.

    4. Kemampuan Rusia untuk menyerang: Eliseev juga menekankan bahwa kemampuan Rusia untuk menyerang target dari kapal tidak dibatasi dalam pembicaraan tersebut.

    5. Kurangnya dukungan Eropa: Ia mencatat bahwa negara-negara Eropa pendukung Ukraina tidak terlibat dalam proses negosiasi, yang membuat posisi Ukraina semakin lemah.

    Rusia menegaskan bahwa pengurangan sanksi menjadi syarat untuk gencatan senjata di laut.

    Namun, Uni Eropa menolak tawaran tersebut, menyatakan bahwa sanksi akan tetap berlaku hingga Rusia menarik semua pasukannya dari wilayah Ukraina.