Negara: Uni Eropa

  • UE Siapkan Tarif Balasan Senilai 20 M Atas Kebijakan Tarif Trump

    UE Siapkan Tarif Balasan Senilai 20 M Atas Kebijakan Tarif Trump

    Jakarta

    “Kami tidak ingin harus membalas, tapi maafkan jika kedengarannya seperti sikap anak saya yang berusia tiga tahun: ‘Mereka kan yang mulai duluan’, ” demikian perumpamaan Olof Gill, yang merupakan juru bicara Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE), menggambarkan sikap Uni Eropa terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap produk Eropa.

    Para diplomat UE telah menyepakati bentuk respons mereka hari Rabu (9/4) sebelum Trump menangguhkan tarif selama 90 hari dan menurunkannya ke ambang minimum sebesar 10%, dengan mengumumkan tarif balasan senilai lebih dari €20 miliar atas ekspor produk Amerika Serikat.

    Mereka menyebut tarif Amerika Serikat sebagai “tindakan tak berdasar dan merugikan, yang menimbulkan luka ekonomi di kedua belah pihak.”

    Komisi Eropa dalam pernyataannya menyatakan, mereka lebih mengutamakan “hasil negosiasi yang seimbang dan saling menguntungkan.” Blok yang terdiri dari 27 negara ini terus menimbang seberapa besar kekuatan yang hendak dikerahkan dalam retaliasi jangka panjang, Komisi Eropa lebih jauh menjelaskan, langkah balasan ini akan dijalankan dalam tiga tahap.

    Tahap pertama mencakup barang senilai €3,9 miliar dan mulai berlaku pekan depan. Selanjutnya, €13,5 miliar akan diberlakukan pertengahan Mei, dengan putaran akhir sebesar €3,5 miliar dijadwalkan mulai Desember nanti.

    Dari kedelai hingga baja

    Para diplomat UE mengonfirmasi kepada DW bahwa gelombang pertama tarif balasan, dengan kenaikan hingga 25% akan menyasar komoditas baja dan aluminium, serta berbagai produk pangan seperti unggas, kacang-kacangan, dan kedelai.

    Dengan strategi yang tampaknya menyasar basis pendukung Partai Republik, daftar produk terkena tarif juga mencakup sepeda motor hingga celana jeans, dengan tujuan membuat barang-barang tersebut menjadi lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli Eropa.

    Gelombang pertama ini merupakan tanggapan atas tarif baja dan aluminium AS yang diumumkan bulan lalu, sebelum Trump mengeluarkan perintah lebih besar tentang “tarif timbal balik”.

    Bea terhadap kedelai dan almond, yang dampaknya jauh lebih signifikan bagi produsen AS, akan diberlakukan akhir tahun.

    Para diplomat menyebut penundaan ini lebih bersifat hukum daripada politik, dan memberi ruang bagi Brussels untuk bernegosiasi demi menghindari perang dagang berskala penuh.

    Kesepakatan atau jalan buntu?

    Komisioner Perdagangan UE, Maros Sefcovic, selama berminggu-minggu sibuk dengan penerbangan dan panggilan telepon ke Washington, sembari mencoba mencari titik temu agar tarif dapat dicegah. Namun semua upaya sia-sia.

    Setelah Brussels secara terbuka menawarkan untuk menghapus semua tarif atas mobil dan produk industri awal pekan ini, Trump dengan cepat menolak.

    Komisi Eropa menegaskan, langkah-langkah balasan ini bisa diberlakukan sebagaimana tarif Trump sendiri yang segera mengalami perubahan.

    Namun menurut analis dari Centre for European Policy Studies, Cinzia Alcidi, cara “kasar” perhitungan tarif oleh AS menunjukkan bahwa pemerintahan Trump “tidak benar-benar berniat untuk melakukan pertukaran yang adil.”

    Alcidi menduga hanya tekanan domestik yang bisa memaksa Presiden AS membuka diri terhadap kompromi. “Tarif, pada dasarnya adalah pajak atas konsumen dalam negeri, akan menyebabkan harga-harga melonjak. Bisnis, terutama yang bergantung pada komponen impor, juga akan mengalami kesulitan,” paparnya.

    “Jika inflasi meningkat dan ketidakpuasan publik membuncah, popularitas Trump bisa menurun, dan kegelisahan dalam Kongres AS makin menguat.”

    Apakah teknologi AS akan jadi sasaran selanjutnya?

    Namun rasa perih juga dirasakan oleh Eropa. Peneliti Niclas Poitiers mencatat bahwa dunia usaha dan masyarakat mulai menunjukkan kegelisahan.

    “Ada titik tengah antara perlunya bertindak tegas, dan keinginan untuk menunjukkan bahwa kita adalah pihak yang mencari solusi dan tidak ingin memperuncing situasi,” ujar Poitiers dari lembaga pemikir Bruegel yang bermarkas di Brussels.

    Saat Eropa mempertimbangkan opsi retaliasi jangka panjang, ekspor jasa Amerika termasuk dari raksasa teknologi, dan perusahaan konsultasi bisa saja menjadi target.

    Sering disebut sebagai “opsi nuklir” Brussels dalam konflik dagang, Instrumen Anti-Koersi (Anti-Coercion Instrument/ACI) memberikan UE kemampuan melebihi mekanisme perdagangan biasa.

    Dibentuk pada tahun 2023 sebagai tanggapan atas blokade Cina terhadap impor Lithuania akibat dukungannya terhadap Taiwan, ACI memungkinkan UE untuk membatasi operasional bank-bank AS, memotong akses pendapatan layanan streaming seperti Netflix, bahkan mencabut hak paten milik AS.

    Namun seorang diplomat UE menegaskan kepada DW bahwa “belum ada nafsu untuk menekan tombol itu,” seraya menambahkan, wacana menyasar sektor teknologi masih sebatas spekulasi.

    Bayang-bayang tarif dari Cina

    Kekhawatiran yang lebih mendesak bagi UE adalah, membanjirnya barang murah dari Cina dan negara-negara Asia lain yang kini mencari pasar baru di luar AS.

    Negeri tirai bambu itu telah mengumumkan tarif balasan hingga 84% terhadap produk asal AS. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, telah membahas persoalan ini lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Cina, Li Qiang, pada Selasa (08/04) lalu.

    Dalam kesimpulan yang diterbitkan Brussels, disebutkan bahwa kedua pihak membicarakan “mekanisme untuk melacak potensi pengalihan perdagangan dan memastikan setiap perkembangan ditangani dengan semestinya.”

    *Artikel ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Jerman.

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Indonesia agresif perluas pasar ke Kanada, Uni Eropa, hingga Peru

    Indonesia agresif perluas pasar ke Kanada, Uni Eropa, hingga Peru

    Kelima negara tujuan tersebut memainkan peran vital untuk memperluas akses pasar baru bagi Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan bahwa Indonesia secara agresif melakukan diversifikasi pasar atau memperluas jangkauan ekspornya ke Kanada, Uni Eropa, Iran, Jepang, dan Peru.

    “Kelima negara tujuan tersebut memainkan peran vital untuk memperluas akses pasar baru bagi Indonesia,” ucap Dyah dalam “Public Forum: Regional Response to Trump 2.0” yang digelar oleh CSIS Indonesia, dipantau dari Jakarta, Kamis.

    Agresivitas tersebut ditandai oleh finalisasi kesepakatan perdagangan bebas oleh Indonesia, yakni Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA); Indonesia-Peru CEPA; Indonesia-EU CEPA; Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA); dan Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA).

    Perluasan pasar ke Kanada dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan terhadap produk yang bersertifikat halal, makanan hasil laut, agrikultur, hingga tekstil.

    Terkait kerja sama perdagangan dengan Peru, Indonesia melihatnya sebagai pintu masuk untuk mengakses pasar Amerika Latin. Di kawasan tersebut, kata Dyah, Indonesia bisa memperluas ekspor di sektor kelapa sawit, karet, farmasi, makanan olahan, tekstil, dan lain-lainnya.

    “Tak kalah penting, juga ada Indonesia-EU CEPA. Ini kerja sama perdagangan yang paling ambisius,” kata Dyah.

    Dengan proyeksi PDB sebesar 18,6 triliun dolar AS, Uni Eropa merupakan salah satu pasar konsumen paling maju di dunia. Melalui kerja sama tersebut, Indonesia ingin memperluas ekspor furnitur, tekstil, teknologi energi terbarukan, dan produk ekonomi hijau.

    Untuk perdagangan di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjalin kemitraan ekonomi dengan Jepang. Ekonomi Jepang, tuturnya, masih bergantung dengan impor bahan baku dan barang setengah jadi.

    “Ini menjadi peluang yang ingin kami eksplor lebih jauh,” ucapnya.

    Kemudian, ihwal kerja sama dengan Iran, Dyah menyampaikan negara tersebut menunjukkan permintaan yang kuat terhadap produk halal asal Indonesia, terlepas dari sanksi yang sedang berlangsung.

    Menurut Dyah, melalui kerja sama dengan Iran, pemerintah ingin memastikan adanya pengurangan hambatan tarif yang menciptakan kemudahan berbisnis di kawasan Timur Tengah.

    “Indonesia-Iran PTA menawarkan akses ke pasar yang kompleks namun menjanjikan,” ucap Dyah.

    Dyah menjelaskan bahwa perluasan pasar tersebut telah lama menjadi strategi Indonesia, bahkan sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    Diversifikasi pasar tersebut, tutur Dyah, merupakan strategi Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan menjadi stimulasi untuk penciptaan lapangan kerja.

    “Jadi, bukan merespons tarif dari AS, melainkan sudah direncanakan jauh sebelum isu itu bergulir,” kata Dyah.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jerman Umumkan 144 Halaman Paket Koalisi Pemerintahan

    Jerman Umumkan 144 Halaman Paket Koalisi Pemerintahan

    Jakarta

    Kanselir terpilih Jerman Friedrich Merz mengatakan, koalisi partainya CDU/CSU, telah menyepakati pembentukan pemerintahan baru Jerman dengan Partai SPD. Kedua partai besar Jerman tersebut meluncurkan perjanjian koalisi berisi 114 halaman kontrak paket program yang antara lain menjanjikan pemotongan pajak, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, serta sejumlah prioritas lainnya.

    Dalam perjanjian koalisi tersebut, terdapat komitmen di bidang perdagangan. Mereka berniat untuk merampungkan penjanjian perdagangan bebas jangka menengah dengan Amerika Serikat (AS), seraya menghindari konflik dagang dan mengurangi tarif impor resiprokal dalam jangka pendek. Targetnya, adalah percepatan kesepakatan Uni Eropa (UE) dengan blok Amerika Latin Mercosur dan Meksiko.

    Dalam bidang energi dan iklim, perjanjian itu merencanakan pemotongan harga listrik sebesar 5 sen lewat pengurangan pajak listrik dan ongkos jaringan, ditambah peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga gas. Sementara mereka menyiapkan juga paket legislatif untuk carbon capture and storage. Juga disepakati pembatalan regulasi kontroversial pemanas ruang, untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber penghangat ruangan di musim dingin. Koalisi ini juga akan mendorong percepatan target iklim UE, yakni mengurangi emisi keseluruhan sebanyak 90% hingga 2040.

    Sektor fiskal dan pajak juga tak luput jadi bagian kesepakatan. Koalisi sepakat membentuk komisi ahli reformasi “rem utang” Jerman yang sangat ketat yang membatasi pinjaman publik. Tarif pajak perusahaan dijadwalkan turun mulai 2028, diikuti penurunan pajak pertambahan untuk makanan dan restoran.

    Dari sisi ketenagakerjaan, upah lembur akan dibebaskan dari pajak, dan insentif pajak diberikan untuk pekerja yang melebihi usia pensiun. Tunjangan pengangguran direformasi dengan sanksi lebih ketat bagi pihak yang menolak untuk bekerja. Serta, pada tahun 2026 mulai berlaku upah minimum sebesar 15 euro per jam.

    Koalisi itu juga sepakat untuk meningkatkan “secara signifikan” pengeluaran pertahanan untuk memenuhi target NATO. Hal itu meliputi pengadaan pasukan dan persenjataan. Akan ada pemberlakuan sistem wajib militer baru, yang saat ini masih berbentuk sukarela. Dukungan untuk Ukraina tetap menjadi prioritas. Juga akan disusun regulasi untuk mempercepat dan mempermudah pembelian dan pengadaan alat utama sistem pertahanan, serta melakukan kerjasama standardisasi peralatan militer bersama mitra negara-negara Eropa.

    Pemerintahan baru Jerman juga akan memperketat kebijakan imigrasi, misalnya menghentikan reunifikasi keluarga untuk imigran berstatus perlindungan subsider. Kemudian menghentikan semua program federal untuk penerimaan para pengungsi. Pencari suaka lewat jalur darat akan ditolak di perbatasan, dan Jerman akan mulai mendeportasi warga ke Suriah dan Afganistan, dimulai dengan para pelaku tindak kriminal dan mereka yang berpotensi membahayakan.

    Kemungkinan komposisi jabatan penting di kabinet

    Wakil Kanselir dan Menteri Keuangan, diduga kuat akan dijabat oleh Lars Klingbeil, salah satu ketua partai SPD . Dengan menjabat posisi kunci itu, artinya dia punya peluang kuat untuk mencalonkan diri sebagai kanselir di masa yang akan datang.

    Lars Klingbeil yang berusia 47 tahun telah menjadi sosok vokal di SPD setelah gelaran pemilu Februari lalu. Ia mengambil alih tongkat estafet dari Kanselir Olaf Scholz yang akan segera pensiun.

    Untuk Menteri Luar Negeri, beberapa pihak memperkirakan jabatan diplomat tertinggi ini akan diserahkan kepada Johann Wadephul, yang merupakan Wakil Ketua fraksi CDU/CSU di parlemen. Politisi berusia 62 tahun ini dikenal karena mendorong agar Ukraina diizinkan menyerang target-target di dalam Rusia dengan senjata pasokan Barat.

    Pesaingnya adalah Armin Laschet, lelaki berusia 64 tahun ini merupakan eks pemimpin CDU, dan juga juga pernah maju sebagai kandidat kanselir pada pemilu 2021.

    Jabatan Menteri Dalam Negeri kemungkinan akan diberikan kepada tokoh politik negara bagian Bayern, Alexander Dobrindt dari Partai CSU. Dia digadang-gadang akan masuk ke dalam kabinet sebagai menteri dalam negeri, salah satu kementerian utama yang akan diberikan kepada CSU, yang mitra CDU di negara bagian Bayern. Namun, belum ada kepastian dari niat Alexander Dobrindt untuk mengisi posisi ini.

    Menteri Pertahanan dalam kabinet saat ini, Boris Pistorius dari SPD diproyeksikan akan tetap memegang jabatan ini, setelah menuai dukungan untuk tetap menjabat menteri pertahanan dari politisi lain dan rakyat Jerman. Sosok politisi berusia 65 tahun ini, dalam jajak pendapat sering terpilih sebagai politisi terpopuler di Jerman , saat meningkatnya kegelisahan soal ancaman Rusia. Namun, Pistorius juga berpotensi untuk menjadi Wakil Kanselir, jika Klingbeil menolak tawaran mengisi jabatan tersebut.

    Pembagian jatah kursi menteri

    Dalam perjanjian koalisi, SPD direncanakan mendapat jabatan pada setidaknya tujuh kementerian dalam pemerintahan baru. Jumlah ini terbilang lebih banyak dibanding CDU, yang hanya mendapat enam kementerian.

    Namun jika ditotal, CDU mendapat kursi kanselir dan sembilan pos kementerian dengan mitranya CSU, yang mendapat tiga jatah menteri.

    Rinciannya, CDU akan memimpin Kementerian Urusan Ekonomi dan Energi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keluarga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Transportasi, dan Kementerian Digitalisasi.

    Sementara SPD akan mengambil alih Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan Perlindungan Konsumen, Kementerian Sosial dan Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan yang juga mencakup Perlindungan Iklim, Kementerian Bantuan Pembangunan dan Kementerian Perumahan, Tata Kota serta Konstruksi.

    Sementara, CSU kemungkinan akan mengambil alih Kementerian Penelitian, Teknologi dan Luar Angkasa, Kementerian Pertanian dan Kementerian Dalam Negeri.

    Respons partai-partai di Jerman

    Partai Kiri Jerman mengecam kebijakan tersebut dengan mengatakan, perjanjian koalisi akan membawa Jerman ke arah yang salah. Mereka mengkritik tajam kesepakatan itu dengan mengatakan bahwa pemerintah baru mengabaikan berbagai masalah seperti tingginya harga sewa rumah, harga-harga yang terus melambung tinggi, runtuhnya kohesi kemasyarakatan dan kehancuran planet.

    “Koalisi yang tidak peduli dan putus asa ini menampilkan dirinya sebagai koalisi yang benar-benar pengecut, tidak memiliki imajinasi, dan tanpa kompas sosial,” ujar salah satu pemimpinnya, Ines Schwerdtner.

    Sementara Partai Hijau mengkritik perjanjian ini dengan menyebutnya sebagai “kekecewaan besar” terhadap masalah yang dihadapi dunia saat ini.

    Salah satu pemimpin Partai Hijau Felix Banaszak menyebutkan, koalisi tersebut tidak memiliki “sedikit pun jawaban” atas tantangan lingkungan, misalnya penurunan target iklim, hingga penundaan penghentian penggunaan batu bara.

    Pemimpin Partai AfD Alice Weidel mengkritik tajam kesepakatan koalisi dan menuduh Friedrich Merz melakukan penipuan, dengan mengatakan bahwa mereka “tidak menepati janji pemilu mereka.”

    “Dokumen itu memiliki ciri khas dari pecundang pemilu, SPD.”

    Partai CDU/CSU, katanya, telah “menipu dan membohongi warga dengan janji-janji pemilu yang tidak benar.”

    Prinsip “bisnis seperti biasa” ada “dalam setiap kalimat perjanjian koalisi,” kata Weidel, terutama dalam hal migrasi dan keuangan.

    Terlalu banyak uang pembayar pajak yang “dihambur-hamburkan untuk kebijakan yang salah dan merugikan,” kata pemimpin partai AfD itu. “Kebijakan fiskal dan pajak adalah bencana yang akan semakin memperburuk krisis,” pungkas Weidel.

    Artikel ini pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris

    Penulis adaptasi: Muhammad Hanafi

    Pemeriksa: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Tunda Kebijakan Tarif untuk Indonesia dan Puluhan Negara

    Trump Tunda Kebijakan Tarif untuk Indonesia dan Puluhan Negara

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia. Penundaan ini tidak berlaku untuk China yang mereka anggap menantang kebijakan AS.

    Merujuk data yang dikeluarkan Gedung Putih, Rabu (09/04), persentase tarif timbal balik untuk seluruh negara diturunkan ke angka 10%, terhitung per 5 April lalu.

    Bersamaan dengan pemberlakuan persentase terbaru ini selama 90 hari ke depan, AS akan bernegosiasi dengan berbagai negara.

    Penundaan dan penurunan tarif sementara ke angka 10% ini tak berlaku untuk China. Trump justru menaikkan tarif resiprokal untuk China dari 34% ke 125%.

    Alasannya, klaim otoritas Gedung Putih, adalah sikap “tidak hormat” pemerintah China yang membalas kebijakan Trump dengan menaikkan tarif hingga 84% pada komoditas AS yang masuk ke Tiongkok.

    Penurunan tarif ke angka 10% juga tidak berlaku untuk negara-negara yang dianggap Trump sebagai “penentang terburuk”. Trump menuduh negara-negara ini menjalankan praktik perdagangan yang tidak adil dengan AS.

    Negara yang masuk kategori itu antara lain 27 negara anggota Uni Eropa, Vietnam, dan Afrika Selatan. Tarif resiprokal yang diterapkan Trump kepada negara kategori ini berkisar antara 11% hingga lebih dari 100%.

    Merujuk penangguhan kebijakan tarif resiprokal, seorang narasumber berkata kepada BBC bahwa “sikap tenang dapat membuahkan hasil”.

    BBC

    BBC News Indonesia .

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Saat mengumumkan rencana terbarunya di platform media sosial Truth Social, Trump menyebut penangguhan tarif selama 90 hari hanya berlaku bagi negara-negara yang tidak membalas kebijakannya.

    Di sisi lain, kata Trump, tarif tambahan untuk China akan segera dia terapkan.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari di mana mereka mengelabui AS dan negara-negara lain tidak dapat lagi dilakukan atau diterima begitu saja,” tulis Trump.

    Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, membuat klaim bahwa perubahan kebijakan tarif tidak dipengaruhi oleh kejatuhan pasar global. Namun politikus senior Partai Demokrat, Chuck Schumer, menyebut penangguhan tarif baru memperlihatkan posisi Trump yang “terhuyung-huyung”.

    Baca juga:

    Gejolak pasar saham terjadi pekan lalu tak lama setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal baliknya.

    Aksi jual saham yang masif memicu kerugian triliunan dolar di seluruh dunia. Di AS, muncul pula kekhawatiran tentang kenaikan harga berbagai komoditas dan potensi terjadinya resesi.

    Rabu kemarin, sebelum Gedung Putih mempublikasikan keputusan menunda kebijakan tarif resiprokal, suku bunga utang AS melonjak menjadi 4,5%, yang tertinggi sejak Februari 2025.

    Ketika penangguhan diumumkan, berbagai saham di AS meroket. S&P 500 melonjak 7% dalam perdagangan Rabu sore sebelum naik ke 9,5% ketika perdagangan ditutup. Sementara itu Dow Jones juga melonjak ke angka 7,8%.

    Potret Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan penundaan kenaikan tarif resiprokal, Rabu (09/04). (AFP)

    Berbicara di luar Gedung Putih, Rabu kemarin, Trump berkata bahwa dia harus mengubah kebijakan tarif resiprokal karena “banyak orang menjadi bergairah”.

    “Saya melakukan jeda 90 hari untuk orang-orang yang tidak membalas karena saya memberi tahu mereka ‘jika Anda membalas, kami akan menggandakannya’,” kata Trump.

    “Dan itulah yang saya lakukan terhadap China,” ujarnya.

    Trump berkata, “semuanya akan berjalan dengan luar biasa.”

    Presiden China Xi Jinping, menurut Trump, pada suatu titik “ingin mencapai kesepakatan dengan AS”.

    Kebuntuan diplomasi kini terjadi antara China dan AS, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Situasi itu muncul ketika Trump mengumumkan tarif resiprokal baru pekan lalu.

    Pada awal kebijakan Trump itu, komoditas China yang masuk ke AS bakal dikenai tarif sebesar 34%. Angka itu lebih besar dari pungutan yang telah ditetapkan Trump pada awal 2025, yakni 20%.

    Ketika dikenai tarif 34%, Presiden Xi Jinping membalas dengan menetapkan tarif sebesar 34% atas terhadap komoditas AS yang masuk ke China.

    Trump lalu mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% kepada China, jika balasan itu tidak dibatalkan.

    Namun China tidak bergeming dan menyatakan akan “berjuang sampai akhir” jika AS “bersikeras memprovokasi perang tarif atau perang dagang”.

    Sebuah grafiti di London, Inggris, pada 9 April lalu. (Getty Images)

    Hanya beberapa jam setelah tarif 104% diberlakukan Trump, China juga menaikkan tarif resiprokal terhadap AS, dari 34% menjadi 84%, terhitung per 10 April ini.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bahwa AS “terus mengenakan tarif pada negaranya dengan cara yang kasar”.

    Lin berkata, China menentang “praktik intimidasi” itu dan meminta AS menunjukkan “sikap yang setara, saling menghormati, dan timbal balik” jika berharap dapat menyelesaikan masalah melalui negosiasi.

    Hubungan yang memburuk antara kedua negara itu dapat menyebabkan perdagangan barang di antara mereka turun hingga 80% atau setara dengan Rp7.815 triliun, menurut perkiraan Organisasi Perdagangan Dunia.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kian Panas, China Keluarkan Travel Warning ke AS

    Kian Panas, China Keluarkan Travel Warning ke AS

    Jakarta

    Pemerintah China mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan baru untuk Amerika Serikat pada hari Rabu (9/4) waktu setempat. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang dipicu oleh tarif global yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menyebut adanya “kemerosotan hubungan ekonomi dan perdagangan dan situasi keamanan” dengan AS dalam peringatan risikonya, yang dikeluarkan pada hari yang sama ketika Washington dan Beijing saling mengenakan tarif balasan.

    “Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menghimbau wisatawan China untuk menilai sepenuhnya risiko bepergian ke Amerika Serikat, dan bepergian dengan hati-hati,” demikian bunyi pemberitahuan di situs web kementerian tersebut, dilansir Politico, Kamis (10/4/2025).

    Trump secara mendadak menangguhkan tarifnya kepada sebagian besar negara dalam rentang 90 hari. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Cina, yang justru ditambah Trump menjadi 125%. Hal itu merespons Beijing yang membalas menaikkan tarif impor AS menjadi 84%.

    Sementara, Uni Eropa telah menyetujui untuk melanjutkan tarif balasan terhadap AS, sebagai respons atas pungutan impor baja dan aluminium. Hanya saja, Brussels belum menanggapi pengumuman Trump terbaru soal pemberlakuan tarif 20% untuk semua impor dari Uni Eropa.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS, dan negara-negara lain, tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tulis Trump di media sosial miliknya, Truth Social pada Rabu (9/4).

    Dilansir DW, Kamis (10/4/2025), pemerintah China mengajukan keluhan baru secara resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organisation (WTO) pada Rabu (9/4).

    “Situasi ini telah meningkat secara berbahaya… Sebagai salah satu anggota yang terkena dampak, China menyatakan keprihatinan besar dan menentang tegas langkah yang sembrono ini,” kata perwakilan China untuk WTO dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

    Beijing menuduh AS telah melanggar aturan WTO dan mengatakan bahwa hal itu merusak sistem perdagangan multilateral. China meminta WTO untuk mempelajari dampak tarif terhadap perdagangan global dan melaporkan temuannya kepada negara anggota.

    “Tarif resiprokal bukanlah, dan tidak akan pernah menjadi obat untuk ketidakseimbangan perdagangan. Justru, mereka akan jadi bumerang, merugikan AS sendiri,” demikian isi peringatan Beijing.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sri Mulyani Ungkap Pesan Prabowo: Kita Dalam Situasi Perang Ekonomi

    Sri Mulyani Ungkap Pesan Prabowo: Kita Dalam Situasi Perang Ekonomi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia mengambil sikap siaga menghadapi perang ekonomi yang terjadi di dunia saat ini. Perang ekonomi ini ialah perang dagang akibat kebijakan pengenaan tarif tinggi yang diberikan Amerika Serikat terhadap seluruh negara yang menjadi mitra dagang utamanya.

    Kebijakan pengenaan tarif ini pun dibalas oleh negara-negara lainnya, seperti yang dilakukan China hingga Kanada terhadap produk dari AS.

    “Nah, Presiden Prabowo telah menyampaikan bahwa menteri-menteri ekonomi yang sekarang harus menghadapi kondisi perang ekonomi ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Jakarta, dikutip Kamis (9/4/2025).

    Sri Mulyani mengatakan, dalam menghadapi kondisi perang ekonomi ini, Presiden Prabowo telah memberikan pesan kepada jajaran menterinya untuk mengambil langkah antisipatif.

    Caranya tidak dengan masuk ke dalam perang ekonomi itu, melainkan dengan cara mengambil sikap penguatan ekonomi domestik, melalui kebijakan reformasi ekonomi dan deregulasi.

    “Kita di dalam front line nya harus berinisiatif untuk melakukan reform dan regulasi,” ujarnya.

    Langkah ini diambil pemerintah karena belajar dari pengalaman dalam menghadapi setiap krisis dan perang ekonomi di dunia.

    Kata Sri Mulyani, saat terjadi krisis dan perang ekonomi seperti pada era 1980-an, krisis ekonomi pada periode 1998 maupun 2008, disikapi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan regulasi dan penguatan ekonomi domestik.

    “Belajar dari semua shock ini, pada saat terjadinya shock justru ini menjadi opportunity untuk mereform dan melakukan deregulasi,” tegas Sri Mulyani.

    Langkah itu pemerintah anggap membuahkan hasil, seperti terjaganya stabilitas pertumbuhan ekonomi yang selalu di kisaran 5%, hingga stabilnya kredibilitas fiskal, yang tercermin dari defisit APBN yang terjaga di bawah batas amannya 3%.

    “Jadi berdasarkan instruksi Bapak Presiden, bahkan sebelum Trump menyatakan Liberation Day Tariff, kita sudah diminta untuk memforumlasikan deregulasi, mempermudah iklim usaha,” paparnya.

    Sebagaimana diketahui, setelah Trump mengumumkan pengenaan tarif perdagangan yang tinggi terhadap mitra dagang utamanya pada awal bulan ini, sejumlah pemimpin negara merespons dengan berbagai kebijakan retaliasi atau membalas dengan tarif tinggi.

    China sebagai negara terbesar di Asia tidak tinggal diam usai dikenakan tarif 34% oleh AS. Dengan pengenaan tarif tersebut, semua barang China yang masuk ke AS akan dikenakan bea masuk mencapai 54%.

    Oleh karena itu, Beijing mengenakan tarif untuk barang dari AS sebesar 34% juga. China memberlakukan pula kontrol ekspor pada 16 perusahaan Amerika untuk melarang mengirimkan barang China untuk dua keperluan.

    Kontrol ekspor juga ditetapkan pada tujuh jenis mineral tanah jarang ke AS. Termasuk di antaranya adalah samarium, gadolinium dan terbium.

    Hubungan AS dan China memang kembali memanas. Termasuk setelah Trump duduk di kursi presiden AS untuk kedua kalinya.

    Menanggapi hal tersebut, Trump kemudian menyampaikan bahwa ia akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.

    Sementara itu, Singapura yang merupakan tetangga dekat Indonesia merespon dengan membentuk gugus tugas nasional untuk mendukung bisnis dan pekerja. Ini menjadi tanggapan atas tarif baru AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja dan upah di negeri itu.

    Sedangkan Vietnam yang bagian dari ASEAN merespon dengan bernegosiasi terhadap AS, yakni lewat pembelian lebih banyak barang AS termasuk produk keamanan dan pertahanan.

    PM Vietnam Pham Minh Chinh telah meminta Trump untuk menunda penerapan tarif setidaknya selama 45 hari untuk memberi waktu bagi perundingan. Pham Minh Chinh mengatakan Vietnam akan mendekati dan bernegosiasi dengan Amerika untuk mencapai kesepakatan bilateral, “bergerak menuju neraca perdagangan yang berkelanjutan”.

    “Mereka juga akan terus membeli lebih banyak produk AS yang kuat dan diminati Vietnam, termasuk produk yang terkait dengan keamanan dan pertahanan; mendorong pengiriman awal kontrak perdagangan pesawat,” tulis AFP menyebut laman media lokal.

    Berbeda halnya dengan Uni Eropa (UE) yang justru siapkan peluang kenaikan tarif balasan 25% terhadap berbagai produk asal AS. Langkah ini merupakan respons langsung atas kebijakan tarif Trump terhadap baja dan aluminium dari Eropa, yang dinilai oleh Uni Eropa sebagai tindakan proteksionis sepihak yang merugikan hubungan dagang jangka panjang.

    Kepala urusan perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, memberipenjelasan. Ia menyatakan bahwa meskipun tarif balasan ini dirancang untuk memberikan tekanan, nilainya diperkirakan akan lebih kecil dari estimasi awal sebesar € 26 miliar.

    “Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional tanpa memperkeruh situasi yang sudah tegang,” ujar Sefcovic, dilansir Reuters pada Selasa.

    (haa/haa)

  • 11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan gebrakan baru terkait tarif timbal balik (resiprokal) yang ia gaungkan. Pada Rabu waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan pemberian tarif tinggi terhadap puluhan negara selama 90 hari, persis beberapa jam setelah tarif diberlakukan.

    Namun ada satu negara yang tak ditunda. Ya, China malah dikenakan tarif makin tinggi hingga 125%.

     

    Lalu apa saja fakta-faktanya? Bagaimana AS dan China saling dekat?

    Berikut update CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (10/4/2025).

    1.China Kena Tarif Tambahan hingga 125%

    Berbeda dengan negara lain, Trump justru menaikkan tarif China hingga 125%. Hal ini terjadi setelah Beijing bereaksi, akan membalas tarif Trump dengan mengenakan tarif sebesar 84% pada impor AS, Rabu malam.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125%, yang berlaku segera,” tulisnya di akun media sosial (medsos) Truth Social.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tambahnya.

    “Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan USTR, untuk merundingkan solusi terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter… atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari.”

    2.75 Negara Resmi Dapat Penundaan Tarif Balasan Trump

    Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari untuk semua negara terdampak, kecuali China yang justru dinaikkan menjadi 125%. Dalam pernyataan terbarunya, kebijakan tarif baru tersebut akan langsung berlaku.

    Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.

    Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan diubah.

    Meski menurut Trump ada 75 negara, berdasarkan data Gedung Putih, CNBC Indonesia baru melihat penundaan ke 57 negara. Antara lain: 

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    China 125% (dikecualikan)
    Pantai Gading (Ivory Coast) 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%

    3.China Beri Tarif 84% ke Barang AS

    Tindakan balasan China terhadap AS mulai berlaku kini. Negeri itu menaikkan tarif pada semua impor AS menjadi 84% sebagai balasan terhadap kenaikan tarif Trump pada impor China hingga ratusan persen.

    Beijing telah berjanji untuk “berjuang sampai akhir” melawan Trump. Negeri Presiden Xi Jinping menolak untuk mundur dalam menghadapi upaya Trump untuk membawa pemerintah dunia ke meja perundingan.

    Angka tarif 84% ini, terjadi setelah sebelumnya China mengumumkan tarif timbal balik sebesar 34% sebagai balasan terhadap tarif resiprokal AS, yang diumumkan 2 April. Trump memperingatkan China untuk menariknya atau dia akan menaikkan tarif mereka lagi.

    Sebelumnya, Beijing juga telah menempatkan 18 perusahaan AS dalam daftar pembatasan perdagangan. Sebuah editorial China Daily yang diterbitkan tadi malam mengatakan “menyerah pada tekanan AS adalah hal yang mustahil bagi Beijing”.

    “Bukan berarti China tidak mengerti apa arti tarif yang sangat tinggi bagi ekspornya dan ekonomi secara umum. Keuntungan industri berorientasi ekspor akan terpukul dan penurunan investasi manufaktur serta sentimen konsumen yang diakibatkannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” demikian laporan tersebut.

    “Tetapi China juga tahu bahwa tunduk pada intimidasi tarif AS tidak akan menguntungkannya, mengingat bukan rahasia lagi bahwa AS sekarang berniat menyingkirkan China dari pasar konsumennya dan membentuk kembali rantai pasokan global untuk melayani kepentingan sempitnya sendiri,” ujarnya.

    4.Wall Street Cetak Rekor

    Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada Rabu (9/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Langkah ini memberi kejutan bagi investor yang khawatir karena ketegangan perang dagang.

    Melansir The Wall Street Journal, Indeks Nasdaq melesat 12%, ini menjadi rekor terbaiknya sejak Januari 2001. Sementara itu, S&P 500 naik 9,5%, pencapaian tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

    Indeks Dow Jones juga tak kalah mencetak rekor, dengan kenaikan 7,9% atau 2.963 poin dalam sehari. Menurut data Dow Jones Market Data, kenaikan ini menjadi lonjakan poin terbesar dalam sejarah indeks tersebut. 

    5.Minyak Dunia Melonjak

    Harga minyak dunia melanjutkan reli kenaikan tajamnya pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis waktu Indonesia. Ini didorong oleh kabar positif dari sisi kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan penurunan stok bahan bakar di Negeri Paman Sam.

    Mengutip Refinitiv, harga minyak mentah acuan Brent ditutup di posisi US$64,96 per barel, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di US$65,48. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$61,95 per barel, sedikit melemah dibandingkan sehari sebelumnya yang sempat ditutup tinggi di US$62,35.

    Namun secara mingguan, reli yang terjadi sejak awal bulan masih tergolong signifikan. Sejak 1 April, harga Brent sempat menyentuh US$74,49 dan terus berfluktuasi tajam hingga menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir di kisaran US$58-64 pada awal pekan ini.

    Lonjakan harga minyak terjadi usai Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif timbal balik selama 90 hari terhadap mayoritas negara mitra dagang. Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal deeskalasi tensi dagang dan memberikan ruang bagi perbaikan prospek ekonomi global, terutama dari sisi permintaan energi.

    6.Pasar Asia Menguat

    Kenaikan juga terjadi dengan pasar Asia. Indeks Nikkei Jepang naik sekitar 8% pada pukul 11 pagi hari Kamis setelah Trump membatalkan sebagian besar tarif global.

    Indeks Kospi di Korea Selatan (Korsel) naik 5,5% sementara bursa Hang Seng Hong Kong naik lebih dari 4%. Komposit SSE Shanghai naik sekitar 1,6% sedangkan ASX 200 Australia naik 4% sesaat setelah pukul 12 siang waktu setempat.

    7.Trump “Kuasai” Pasar Modal

    Sebenarnya Trump sudah memberi tanda-tanda kenaikan bursa saham. Pada Rabu pagi waktu AS, beberapa menit sebelum pembukaan Wall Street, ia memosting sejumlah tanda di Truth Social.

    Pertama, ia menyebut slogannya “MAKE AMERICA GREAT AGAIN”. Lalu setelahnya ia menyinggung JPMorgan dengan postingan “Memperbaiki Perdagangan dan Tarif adalah hal yang baik!” Jamie Dimon, JPMorgan Chase, Chairman & CEO, di Maria B Show!”.

    Setelahnya, ia juga mengatakan “BE COOL! Semuanya akan berjalan dengan baik. AS akan menjadi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya!”. Lalu ia mengatakan “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!” alias “INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI”.

    Postingan saatnya membeli bursa juga diberi tanda “DTJ”. Itu merupakan inisial presiden dan ticker untuk Trump Media & Technology, perusahaan induk Truth Social yang saham mayoritasnya dipegangnya.

    Secara teori, bagi siapa pun yang membeli saham di pasar pada menit itu atas desakan Trump, mereka memperoleh keuntungan besar. Saham melonjak dalam pembalikan historis dalam perdagangan sore setelah Trump mengumumkan penarikan kembali beberapa tarif, perubahan tajam setelah pengungkapan rencananya untuk mengenakan pajak impor minggu lalu menghancurkan pasar.

    David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan Trump pada hari Rabu. Awalnya ia tidak percaya bahwa unggahan itu asli.

    “Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mematuhi serangkaian aturan apa pun,” kata Wagner, seraya menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar.

    “Jelas sekarang Anda akan melihat Trump untuk mendapatkan tanda apa pun,” tegasnya memberi sinyal ke investor untuk mulai mendengarkan Trump.

    “Hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah sesuatu yang mungkin tidak seharusnya kita lupakan. Dia melakukan hal-hal seperti itu,” jelasnya lagi.

    “Aturan telah berubah terkait pasar dan presiden yang secara langsung ikut campur.”

    8. Korsel Nego Tarif ke Trump

    Penjabat Presiden Korsel Han Duck-soo mengatakan negara itu harus bernegosiasi segera dengan AS. Ini dilakukan agar Seoul lepas dari tarif setelah Trump menghentikan sebagian besar pungutan pada hari Rabu.

    “Selama 90 hari ke depan, kita harus membuat kemajuan dalam semua negosiasi untuk terbebas dari beban tarif, dan kita harus berupaya lebih keras lagi,” kata Han dalam rapat Kabinet pada hari Kamis waktu setempat.

    “Sebagai negara seperti Korea Selatan, yang sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan dan pembangunannya, saya mendesak semua menteri untuk melakukan upaya khusus dan menunjukkan tekad,” kata Han.

    9.Jepang Segera Tinjau Lebih Lanjut Penundaan Tarif Trump

    Kepala sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah senang Trump menangguhkan tarif. Namun negeri itu mendesak peninjauan lanjutan.

    “Pertama-tama kami ingin memeriksa dengan saksama rincian tentang apa yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang,” kata Hayashi, seperti dikutip NBC News.

    “Kami telah menjelaskan kekhawatiran kami di berbagai tingkatan dan telah mendesak agar langkah-langkah ini dipertimbangkan kembali, dan oleh karena itu kami menanggapi pengumuman terbaru oleh pemerintah AS ini secara positif,” katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

    “Kami akan terus mendesak Amerika Serikat untuk meninjau kembali tarif timbal balik dan pungutannya terhadap produk baja dan aluminium, serta mobil dan suku cadang mobil.”

    10.Apple Sewa 5 Pesawat Borong Produk India-China karena Tarif Trump

    Perusahaan Apple dikabarkan menerbangkan lima pesawat. Ini untuk memboyong iPhone dari India dan China menuju AS untuk menghindari tarif Trump.

    Sebagian besar iPhone diketahui diproduksi di pabrik yang ada di India dan China. Kedua negara dikenakan tarif baru oleh AS, yang artinya bisa menaikkan harga jual lebih tinggi nantinya.

    Lima pesawat itu penuh dengan iPhone dan produk Apple lainnya diterbangkan ke AS dalam tiga hari selama minggu terakhir bulan Maret. Seorang pejabat senior India mengonfirmasi laporan tersebut.

    “Pabrik-pabrik di India dan China serta lokasi lainnya telah mengirimkan produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” kata seorang sumber dikutip dari Times of India, Kamis.

    Menurut laporan, langkah ini dilakukan untuk mempertahankan harga produk untuk sementara. Apple mengangkut iPhone tersebut sebelum harga dengan tarif baru ditetapkan.

    Apple telah menganalisa struktur tarif yang berbeda pada tiap pabrik akan berdampak pada rantai pasoknya. Sumber itu juga mengatakan tiap kenaikan harga tidak hanya berdampak pada pasar AS, namun berlaku juga pada seluruh kawasan global.

    “Setiap kenaikan harga mengimbangi dampak tidak bisa terbatas hanya pada pasar AS, namun harus dilakukan untuk seluruh kawasan global termasuk India,” kata sumber itu.

    Sejak pengumuman tarif Trump, spekulasi bermunculan akan adanya kenaikan harga iPhone di AS. Salah satunya diungkapkan dari hasil perhitungan analis UBS, yakni harga iPhone produksi China akan naik 30% untuk ritel.

    11.Orang Dekat Prabowo

    Ray Dalio, pendiri dana lindung nilai terbesar di dunia, menyerukan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China terkait tarif. Hal ini terjadi di tengah makin panasnya perang dagang keduanya, di mana Washington menerapkan tarif 125% ke Beijing dan Beijing menaikkan tarif 84% ke Washington.

    Pesannya diberikan melalui akun media sosial X-nya, @RayDalio. Penasehat Danantara RI itu menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak yang terlibat, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, untuk mempertimbangkan kembali pendekatan yang dipakai.

    “Ada cara yang lebih baik dan lebih buruk untuk menangani masalah kita (AS) dengan utang dan ketidakseimbangan (neraca perdagangan)…,” ujarnya, dilihat CNBC Indonesia.

    “Dan keputusan Presiden Trump untuk mundur dari cara yang lebih buruk (penundaan tarif) dan bernegosiasi tentang cara menangani ketidakseimbangan ini adalah cara yang jauh lebih baik,” ujarnya.

    “Saya berharap dan mengharapkan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan China,” katanya lagi.

    “Ini akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

    Negosiasi keduanya bisa terkait kesepakatan yang menghargai RMB (yuan) terhadap dolar, yang dicapai dengan penjualan aset dolar China sekaligus melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter mereka untuk merangsang permintaan. China kemudian bisa merestrukturisasi dan memonetisasi utang pemerintah daerah mereka yang berlebihan untuk mengatasi beban utang mereka.

    “Dengan satu atau lain cara, harus ada perubahan besar pada utang/perintah moneter untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan utang, perdagangan, dan modal,” ujarnya.

    “Langkah pemerintahan Trump berikutnya adalah menangani defisit dengan baik dengan memangkas defisit menjadi 3% dari PDB,” jelasnya lagi.

    Khusus untuk investor, ia mengatakan ini menjadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali pendekatan dalam menyusun portofolio. Sehingga mereka tidak menghadapi risiko yang tidak dapat ditoleransi.

    “Saya dapat menjamin bahwa kasus terburuk lain dari pergerakan pasar yang membuat mereka takut akan terjadi pada akhirnya,” tambahnya.

    “Meskipun saya tidak dapat menjelaskan cara menyusun portofolio di sini, saya dapat mengarahkan mereka yang tertarik,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • Menerka Strategi Baru Pemerintah Soal Manuver Tarif Trump

    Menerka Strategi Baru Pemerintah Soal Manuver Tarif Trump

    Jakarta

    Donald trump kembali bermanuver. Kini dirinya akan menunda kebijakan tarif impor yang baru saja ia umumkan kepada seluruh negara kecuali China. Mengutip CNN, jeda ini akan dilakukan selama 90 hari ke depan.

    Sementara itu, khusus untuk China, Trump tidak hanya tetap melaksanakan kebijakan tersebut tetapi juga menambahkan nilainya menjadi 125%. Sikap Trump ini didasari oleh respon China yang memberlakukan kebijakan tandingan kepada Amerika Serikat dengan meningkatkan nilai Impor atas barang-barang AS.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera,” kata Trump dalam unggahan media sosialnya dikutip dari CNN, Kamis (10/4/2025).

    Indonesia yang masuk ke dalam daftar negara penerima relaksasi pajak impor tetap mengirim perwakilan untuk menemui pihak Amerika melalui US Trade Representative (USTR). Berdasarkan informasi terakhir, lawatan yang akan dilakukan oleh 3 Menteri yaitu Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Sugiono tersebut akan dilaksanakan pekan depan.

    Sebelumnya diketahui jika Indonesia lebih memilih jalur diplomasi untuk merespon kebijakan tarif resiprokal daripada melakukan konfrontasi seperti yang dilakukan China dan Uni Eropa. Oleh sejumlah pihak, hal ini dianggap sebagai hal yang patut dilakukan, sebab Indonesia akan menghadapi risiko besar jika tidak mencari ‘jalan damai’ atas kondisi ini.

    Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mendukung langkah Prabowo. Sebab menurutnya dampak tarif tambahan baru di AS pasti akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Hal ini bermuara pada tekanan pada perusahaan yang berorientasi ke ekspor.

    Lalu bagaimana cara-cara agar Indonesia dapat meminimalisir hempasan efek kebijakan tarif impor Amerika? Benarkah usaha diplomasi ekonomi yang akan dilakukan Indonesia akan diindahkan oleh Amerika, setelah muncul pernyataan Trump yang mencemooh negara-negara yang mengharapkan dispensasi tarif impor? detikSore akan mengulasnya lebih dalam bersama Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun.

    Beralih ke topik lain, detikSore akan bergabung dengan detikJateng untuk mengulas lebih dalam perkara hukum yang menyeret nama Joko Widodo. Seperti diberitakan detikJateng, Seorang warga Laweyan, Kota Solo, Aufaa Luqmana Re A menggugat Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) melalui Pengadilan Negeri (PN) Solo. Aufaa menuntut ganti rugi wanprestasi sebesar Rp 300 juta.
    “Tuntutannya adalah, menyatakan para tergugat itu tidak dapat memenuhi janjinya dalam hal memproduksi mobil Esemka secara massal, sehingga dikategorikan sebagai perbuatan wanprestasi. Pihak penggugat merasa dirugikan kepentingan hukumnya sehingga menuntut para tergugat paling rendah harga mobil pikap Esemka masing-masing Rp 150 juta. Karena dia ingin beli dua mobil, jadi Rp 300 juta,” ujar kuasa hukum Aufaa, Sigit N Sudibyanto, saat konferensi pers di Serengan, Kota Solo, Selasa (8/4/2025).

    Bagaimana kelanjutannya? Ikuti laporan Redaktur detikJateng selengkapnya dalam Indonesia Detik Ini.

    Sementara itu untuk menutup edisi kali ini, Firman Marihot akan kembali ke detikSore untuk membahas seputar ilmu investasi dan perencanaan keuangan. Seperti yang tengah panas di dunia moneter global, Firman akan mengajak para investor muda untuk lebih jeli melihat risiko yang disebabkan oleh kebijakan tarif impor amerika di dunia investasi. Apa saja yang perlu dilakukan? Apakah ada peluang tersembunyi dalam kedaruratan ini? Simak obrolannya dalam Sunsetalk.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Pasar Saham Global Bangkit Usai Trump Umumkan Penundaan Tarif

    Pasar Saham Global Bangkit Usai Trump Umumkan Penundaan Tarif

    Jakarta

    Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menunda pengenaan tarif impor pada puluhan negara selama 90 hari membuat pasar saham global sedikit lega. Hal ini terlihat dari sejumlah indeks AS yang menguat pada Kamis (10/4/2025).

    Dikutip dari Reuters, indeks saham AS menguat setelah penundaan tarif tinggi diumumkan Trump. Indeks S&P 500 misalnya, ditutup menguat 9,5% pada Rabu (9/4/2025). Tren penguatan juga diikuti indeks saham milik Jepang N225 yang menguat lebih dari 8%.

    Selain penguatan pada pasar saham, harga komoditas berjangka di Eropa juga mengalami tren positif kendati menunjukkan reli jangka pendek dengan harga saham AS yang diperdagangkan lebih rendah. Namun, harga minyak terpantau menurun sekitar 1% yang dipicu oleh kekhawatiran atas ketegangan perdagangan yang dipercaya mendorong ekonomi global ke arah resesi.

    Sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih pada bulan Januari, ia berulang kali mengancam akan memberikan serangkaian tindakan hukuman terhadap mitra dagang, tetapi kemudian mencabut beberapa di antaranya pada menit terakhir. Pendekatan yang kadang-kadang dilakukannya telah membingungkan para pemimpin dunia dan membuat para eksekutif dilingkupi kekhawatiran.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan, perubahan penetapan tarif terhadap mitra dagang AS sebelumnya telah direncanakan sejak awal bagi yang mau bernegosiasi. Namun, Trump kemudian mengindikasikan kepanikan di pasar yang terjadi sejak pengumumannya pada tanggal 2 April telah menjadi faktor dalam pemikirannya.

    “Anda harus fleksibel,” kata Bessent dikutip dari Reuters, Kamis (10/4/2025).

    Meski begitu, Bessent mengatakan negara tetap menerapkan tarif tinggi kepada China sebagai negara dengan ekonomi nomor 2 dunia dan pemasok impor AS terbesar kedua.

    Trump segera menaikkan tarif impor China menjadi 125% dari level 104% yang berlaku pada hari Rabu. Kemudian, perusahaan China yang menjual produk di Amazon bersiap untuk menaikkan harga untuk AS atau meninggalkan pasar tersebut karena tarif.

    Beijing mungkin akan membalas dengan cara yang sama setelah mengenakan tarif sebesar 84% pada impor AS pada hari Rabu untuk menyamai tarif yang sebelumnya diberlakukan Trump. Beijing telah berulang kali berjanji untuk memberikan perlawanan dalam perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi teratas dunia tersebut.

    “Kami tidak takut dengan provokasi. Kami tidak akan mundur,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning di X pada Kamis.

    Trump mengatakan bahwa resolusi dengan China terkait perdagangan juga mungkin terjadi. Namun, para pejabat mengatakan bahwa mereka akan memprioritaskan pembicaraan dengan negara-negara lain, termasuk Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan yang mengantre untuk mencoba mencapai kesepakatan.

    “China ingin membuat kesepakatan. Mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya,” kata Trump.

    Di sisi lain, Beijing mengatakan pihaknya telah mengadakan pembicaraan dengan Uni Eropa dan Malaysia untuk memperkuat perdagangan sebagai respons atas ketegangan tersebut, meskipun Australia mengatakan telah menolak tawaran dari China, mitra dagang utamanya, untuk bekerja sama melawan tarif.

    “Kami tidak akan bergandengan tangan dengan China sehubungan dengan persaingan apapun yang terjadi di dunia,” kata Wakil Perdana Menteri Richard Marles kepada Sky News.

    Harapan akan dukungan negara membantu menopang saham Tiongkok pada hari Kamis, bahkan saat mata uang yuan jatuh ke level terlemah sejak krisis keuangan global. Bank investasi AS Goldman Sachs merevisi turun perkiraannya untuk pertumbuhan PDB Tiongkok menjadi 4% pada tahun 2025, dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,5%, dengan alasan efek negatif tarif.

    (kil/kil)

  • Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Begini Respons Dunia dan Indonesia

    Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Begini Respons Dunia dan Indonesia

    Jakarta

    Akibat tekanan krisis pasar global, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mendadak menangguhkan tarifnya kepada sebagian besar negara dalam rentang 90 hari.

    Namun, hal itu tidak berlaku untuk Cina, yang justru ditambah Trump menjadi 125%. Hal itu merespons Beijing yang membalas menaikkan tarif impor AS menjadi 84%.

    Sementara, Uni Eropa (UE) telah menyetujui untuk melanjutkan tarif balasan terhadap AS, sebagai respons atas pungutan impor baja dan aluminium. Hanya saja, Brussels belum menanggapi pengumuman Trump terbaru soal pemberlakuan tarif 20% untuk semua impor dari UE.

    Bagaimana dampak penundaan tarif ini terhadap Indonesia?

    IHSG melambung ke zona hijau

    Dilansir dari detik.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung pada pembukaan perdagangan Kamis (10/04) pagi waktu Indonesia. IHSG mulai merangkak di zona hijau dan bertengger di level 6.200-an.

    Disebutkan juga bahwa perdagangan Kamis (10/04) ini IHSG sempat mencapai level tertingginya di angka 6.310,82, dengan level terendahnya dilaporkan bernilai 6.268,92. Jumlah volume transaksi tercatat 1,4 miliar dengan turnover mencapai Rp1,2 triliun. Sementara jumlah frekuensi transaksi tercatat sebanyak 46.331 kali.

    Sebanyak 374 saham dilaporkan menguat, 26 melemah dan 96 stagnan.

    Kata pemerintah Jerman

    Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran RTL, calon Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengatakan kalau penangguhan tarif yang dilakukan Trump selama 90 hari tersebut menunjukkan bahwa tindakan kolektif Eropa dalam perdagangan memberikan dampak positif.

    “Orang-orang bertekad untuk mempertahankan diri dan ini mencontohkan bahwa persatuan akan sangat membantu,” kata Merz setelah Partai Konservatif CDU yang dipimpinnya meresmikan kesepakatan koalisi dengan Partai Sosial Demokrat SPD untuk membentuk pemerintahan.

    Kemudian, Merz juga menyerukan hubungan perdagangan bebas dengan AS. “Mari kita semua menetapkan tarif 0% untuk perdagangan transAtlantik, dan kemudian masalahnya akan terpecahkan,” sambung Merz.

    Kanada respons jeda tarif

    Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney mengungkap bahwa jeda tarif resiprokal ini merupakan “penangguhan hukuman yang disambut baik ekonomi global,” dalam sebuah unggahan di media sosialnya para Rabu (09/10).

    “Seperti yang sudah disepakati oleh Presiden Trump dan saya, Presiden AS dan Perdana Menteri Kanada akan memulai negosiasi soal hubungan ekonomi dan keamanan yang baru segera setelah pemilihan federal,” tulis Carney di akun X.

    “Sebagai bagian dari pengumuman hari ini, presiden telah mengisyaratkan bahwa AS akan terlibat dalam negosiasi bilateral dengan sejumlah negara lain. Hal ini kemungkinan akan menghasilkan restrukturisasi fundamental dari sistem perdagangan dunia.”

    Imbauan untuk negosiasi lanjutan

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan Prancis, Lauren Saint-Martin menyebut bahwa Eropa berkeinginan untuk menghindari eskalasi dalam perang dagang melawan AS.

    “Kami tidak pernah menginginkan tarif tersebut meningkat. Kami meyakini bahwa sebuah perang tarif akan berbahaya bagi semua pihak,” kata dia kepada jurnalis saat melakukan kunjungan resmi ke Indonesia, Rabu (09/10).

    Saint-Martin mengimbau perlu adanya negosiasi lanjutan dengan Washington untuk mencari sebuah solusi.

    “Di bawah naungan Komisi Eropa, kita harus melanjutkan dialog dan negosiasi dengan pemerintah AS supaya mencapai tujuan yang paling positif,” paparnya.

    Cina ajukan keluhan ke WTO

    Cina dilaporkan mengajukan keluhan baru secara resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organisation/WTO) pada Rabu (09/04) setelah AS meningkatkan tarif impor Cina menjadi 104%.

    “Situasi ini telah meningkat secara berbahaya… Sebagai salah satu anggota yang terkena dampak, Cina menyatakan keprihatinan besar dan menentang tegas langkah yang sembrono ini,” kata perwakilan Cina untuk WTO dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

    Beijing menuduh AS telah melanggar aturan WTO dan mengatakan bahwa hal itu merusak sistem perdagangan multilateral. Cina telah meminta WTO untuk mempelajari dampak tarif terhadap perdagangan global dan melaporkan temuannya kepada negara anggota.

    “Tarif resiprokal bukanlah, dan tidak akan pernah menjadi obat untuk ketidakseimbangan perdagangan. Justru, mereka akan jadi bumerang, merugikan AS sendiri,” isi peringatan Beijing.

    Beberapa negara turut angkat bicara dalam pertemuan WTO, yang juga berargumen bahwa tarif tersebut melanggar aturan perdagangan internasional.

    Baca artikel selengkapnya: IHSG Dibuka Melesat ke Zona Hijau Usai Trump Tunda Tarif Impor 32%

    Artikel ini pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris

    Penulis adaptasi: Muhammad Hanafi

    Pemeriksa: Prihardani Purba

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini