Negara: Uni Emirat Arab

  • Kenapa Kabel Bawah Laut Rusak Bisa Ganggu Internet Global?

    Kenapa Kabel Bawah Laut Rusak Bisa Ganggu Internet Global?

    Jakarta

    Insiden terbaru di Laut Merah yang memutus kabel bawah laut membuat akses internet di Asia dan Timur Tengah melambat. Peristiwa ini kembali mengingatkan betapa rapuhnya salah satu infrastruktur digital terpenting dunia.

    Lebih dari 95% lalu lintas internet global dikirim lewat kabel serat optik bawah laut. Kabel ini membentang ribuan kilometer di dasar laut, menghubungkan benua, negara, hingga pusat data global.

    Setiap kabel bisa menyalurkan terabit data per detik, jauh lebih cepat dan stabil dibanding satelit. Karena itu, layanan penting seperti cloud, perbankan digital, hingga video streaming sangat bergantung pada kabel bawah laut.

    Kenapa Kabel Bisa Putus?

    Ada beberapa penyebab utama kabel bawah laut terputus:

    Jangkar kapal yang jatuh dan menyeret kabel di dasar laut.Aktivitas seismik seperti gempa atau longsor bawah laut.Aktivitas manusia, misalnya pekerjaan konstruksi laut atau perikanan skala besar.Sengaja disabotase, meski jarang terjadi, tetap dianggap ancaman serius di wilayah rawan konflik.

    Perbaikannya tidak mudah. Kapal khusus harus berlayar ke titik lokasi, mengangkat kabel yang berada di kedalaman ratusan hingga ribuan meter, lalu menyambungkannya kembali. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu.

    Redundansi, tapi Tetap Terasa

    Untuk mengantisipasi, operator internet biasanya punya jalur cadangan. Jadi ketika satu kabel terputus, trafik otomatis dialihkan lewat kabel lain. Namun, hal ini tetap membuat akses terasa lebih lambat karena jalur alternatif bisa jadi lebih panjang atau lebih padat.

    Kasus di Laut Merah kali ini melibatkan kabel SMW4 dan IMEWE, dua jalur utama yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Dampaknya terasa di India, Pakistan, hingga Uni Emirat Arab.

    Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, kabel bawah laut kini juga masuk radar keamanan global. Pakar menilai, jika infrastruktur ini jadi target serangan, dampaknya bisa sama seriusnya dengan gangguan listrik atau energi.

    Di sisi lain, kebutuhan akan kapasitas internet yang terus meningkat mendorong pembangunan kabel baru. Google, Meta, hingga konsorsium internasional berlomba menanam kabel generasi terbaru dengan kapasitas lebih besar.

    (asj/asj)

  • Kabel Internet Bawah Laut Laut Merah Terputus, Negara Ini Kena Dampaknya

    Kabel Internet Bawah Laut Laut Merah Terputus, Negara Ini Kena Dampaknya

    Jakarta

    Gangguan akses internet melanda sebagian kawasan Asia dan Timur Tengah setelah sejumlah kabel bawah laut di Laut Merah dilaporkan terputus. Para ahli menyebut insiden ini menyebabkan koneksi melambat di beberapa negara, meski penyebab pastinya belum jelas.

    Pemantau internet NetBlocks melaporkan serangkaian gangguan pada kabel bawah laut SMW4 (South East Asia-Middle East-Western Europe 4) dan IMEWE (India-Middle East-Western Europe) di dekat Jeddah, Arab Saudi. Akibatnya, konektivitas di India dan Pakistan ikut terganggu.

    Microsoft melalui situs status layanan juga mengumumkan pengguna di Timur Tengah mungkin mengalami latensi tinggi akibat masalah kabel fiber bawah laut tersebut. Namun, mereka memastikan trafik internet yang tidak melewati kawasan Timur Tengah tidak terdampak.

    Di Uni Emirat Arab, pengguna internet di jaringan Du dan Etisalat melaporkan kecepatan yang melambat. Sementara itu, Pakistan Telecommunications Company sudah mengkonfirmasi adanya pemutusan kabel pada Sabtu (6/9), seperti dikutip detikINET dari AP, Senin (8/9/2025).

    Ancaman Serangan atau Insiden Teknis?

    Kabel bawah laut merupakan salah satu tulang punggung utama internet global selain satelit dan kabel darat. Kerusakan bisa disebabkan oleh jangkar kapal yang jatuh atau serangan yang disengaja.

    Proses perbaikannya juga tidak singkat, karena perlu kapal khusus yang menentukan posisi kabel sebelum melakukan penyambungan kembali — yang bisa memakan waktu berminggu-minggu.

    Situasi ini makin sensitif karena sebelumnya ada kekhawatiran kabel bawah laut di Laut Merah jadi target serangan kelompok Houthi Yaman. Mereka belakangan gencar melancarkan kampanye militer terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk tekanan politik terkait perang Israel-Hamas.

    Meski begitu, Houthi beberapa kali membantah bertanggung jawab atas pemutusan kabel internet. Namun, stasiun TV satelit mereka, al-Masirah, pada Minggu (7/9) mengakui adanya gangguan kabel, mengutip laporan dari NetBlocks.

    Sejak akhir 2023, Houthi telah menyerang lebih dari 100 kapal dengan rudal dan drone, menenggelamkan sedikitnya empat kapal dan menewaskan delapan pelaut. Kelompok yang didukung Iran itu juga sempat jadi target serangan udara besar-besaran dari AS.

    Dengan konflik di kawasan masih terus berlangsung, gangguan kabel bawah laut ini menambah lapisan kerentanan baru. Jika serangan ke infrastruktur digital terbukti benar, dampaknya bisa jauh meluas, mengingat kabel bawah laut membawa sebagian besar lalu lintas internet dunia.

    (asj/rns)

  • Azure Microsoft di Asia dan Timur Tengah Gangguan Akibat Kabel Bawah Laut Putus

    Azure Microsoft di Asia dan Timur Tengah Gangguan Akibat Kabel Bawah Laut Putus

    Bisnis.com, JAKARTA — Layanan internet di Timur Tengah dan Asia dilaporkan mengalami gangguan besar setelah beberapa kabel bawah laut di Laut Merah terputus pada Minggu (8/9/2025). Raksasa teknologi Microsoft, mengonfirmasi layanan komputasi awan (cloud) Azure turut terdampak.

    Microsoft menyebut  lalu lintas jaringan yang melewati wilayah Timur Tengah berpotensi mengalami peningkatan latensi akibat insiden ini.

    Dilansir dari Al-Jazeera, Senin (8/9/2025) dampak paling terasa dialami oleh layanan cloud computing Azure yang merupakan layanan cloud kedua terbesar dunia, setelah Amazon AWS. Namun demikian, Microsoft memastikan aktivitas jaringan selain yang melalui Timur Tengah tidak terdampak secara signifikan.

    Gangguan mulai terjadi sejak pukul 05:45 GMT pada 6 September 2025. Pemantau internet NetBlocks menyampaikan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, Uni Emirat Arab, dan India mengalami penurunan kecepatan internet hingga akses yang tidak stabil.

    NetBlocks mengidentifikasi kerusakan pada kabel sistem SMW4 dan IMEWE di sekitar Jeddah, Arab Saudi—wilayah yang menjadi hub penting konektivitas internet Asia-Eropa.

    Operator telekomunikasi utama Pakistan mengingatkan publik lewat laman X tentang potensi penurunan kualitas akses internet, khususnya di jam-jam sibuk, seraya menegaskan kerjasama dengan mitra internasional untuk segera memperbaiki situasi.

    Kabel bawah laut merupakan tulang punggung trafik data global dan kawasan Timur Tengah punya peran krusial sebagai penghubung antara Asia dan Eropa.

    Kabel ini rentan rusak akibat jangkar kapal, namun juga bisa menjadi target serangan—sebagaimana peringatan pemerintah Yaman di awal tahun terkait ancaman serangan kabel bawah laut oleh kelompok Houthi, meski Houthi telah membantah tuduhan tersebut.

    Selain gangguan teknis, Microsoft juga berhadapan dengan kontroversi yang kian hangat.

    Investigasi bersama The Guardian, +972 Magazine, dan Local Call mengungkap bahwa Azure diduga menyimpan rekaman panggilan telepon warga Palestina yang diintersep di Tepi Barat dan Gaza untuk kepentingan militer Israel.

    Meski Microsoft membantah mengetahui bahwa intelijen Israel Unit 8200 menggunakan layanannya untuk data hasil pengawasan massal, perusahaan tetap melakukan investigasi internal sejak Agustus. Dalam perkembangan terbaru, Microsoft bahkan memecat empat karyawan yang memprotes hubungan perusahaan dengan Israel.

  • China Luncurkan Internet 10G Pertama di Dunia, Cek Kecepatannya!

    China Luncurkan Internet 10G Pertama di Dunia, Cek Kecepatannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – China kembali menunjukkan inovasinya di bidang teknologi. Tak main-main, kali ini mereka memperkenalkan internet 10G pertama di dunia.

    Negara tirai bambu itu dilaporkan meluncurkan jaringan internet broadband 10G di kota Xiong’an, provinsi Hebei, Sunan. Ini merupakan pencapaian besar dalam infrastruktur internet global.

    Adapun jaringan broadband 10G tersebut merupakan hasil kolaborasi Huawei dan Unicom. Keduanya adalah penyedia layanan telekomunikasi yang dibekingi pemerintah

    Menurut laporan The Economic Times, jaringan internet broadband 10G mampu menghasilkan kecepatan download hingga 9.834 Mbps dan upload hingga 1.008 Mbps dengan latensi 3ms. Dikutip dari 91mobiles, Minggu (7/9/2025), kecepatan tersebut bisa menempatkan China di depan negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab dan Singapura, yang dikenal sebagai negara yang mengakomodir internet komersil tercepat di dunia.

    Sebagai perbandingan, menurut laporan Statista, Uni Emirat Arab menawarkan kecepatan fixed broadband rata-rata ‘hanya’ sampai 313,5 Mbps. Sementara di Singapura mentok di 345,3 Mbps.

    Menurut laporan, jaringan broadband 10G menggunakan teknologi 50G Passive Optical Network (PON). Teknologi itu adalah inovasi lebih lanjut dari Fibre to the X (FTTx).

    Dalam skenario terbaik, teknologi 50G PON mampu menghantarkan kecepatan internet 50Gbps untuk download dan upload. Teknologi tersebut dikatakan mampu mengakomodir internet cepat tanpa pembaruan infrastruktur.

    Menurut laporan, pengguna internet mampu men-download film 4K dengan ukuran 20GB dalam waktu kurang dari 20 detik. Untuk jaringan saat ini secepat 1 Gbps, butuh waktu 7-10 menit untuk download film 4K.

    Untuk skenario lainnya, jaringan broadband 10G bisa digunakan dalam menjalankan komputasi cloud, realitas virtual (VR), dan realitas tertambah (AR), dengan lebih baik. Teknologi ini juga bisa memfasilitasi penggunaan inovasi canggih lintas sektor, misalnya layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine), pendidikan, dan agrikultur.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • UEA Layangkan Peringatan, Israel Ancam Houthi dengan Tulah

    UEA Layangkan Peringatan, Israel Ancam Houthi dengan Tulah

    Abu Dhabi

    Peringatan dari Uni Emirat Arab (UAE) muncul ketika Israel melanjutkan tahap awal serangan besar terbaru di Kota Gaza yang dilanda kelaparan. Serangan udara Israel di seluruh Jalur Gaza terkini hingga Rabu (03/09) menewaskan sedikitnya 31 orang, menurut rumah sakit setempat.

    Sementara itu, warga Israel melakukan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri untuk memprotes pengerahan 60.000 tentara cadangan untuk operasi militer yang diperluas.

    Operasi ini telah memicu kecaman global dan membuat Israel semakin terisolasi. Para demonstran menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperpanjang peperangan demi kepentingan politik pribadi, alih-alih menyepakati gencatan senjata dengan Hamas yang dapat membebaskan para sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023.

    Peringatan langka dari UEA

    UEA adalah kekuatan pendorong di balik Abraham Accords tahun 2020 yang dimediasi oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump. Melalui perjanjian ini, UEA dan tiga negara Arab lainnya menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

    Trump telah menyatakan harapannya untuk memperluas perjanjian tersebut dalam masa jabatan keduanya, dengan kemungkinan melibatkan kekuatan regional seperti Arab Saudi. Anwar Gargash, seorang diplomat senior UEA, menulis di platform X bahwa “aneksasi adalah garis merah.”

    Ia membagikan tautan berita Times of Israel yang mengutip ucapan diplomat UEA lainnya, Lana Nusseibeh, yang mengatakan bahwa aneksasi akan “sangat merusak visi dan semangat Abraham Accords, mengakhiri upaya integrasi regional, dan mengubah konsensus luas mengenai arah penyelesaian konflik — yakni dua negara yang hidup berdampingan dalam damai, kemakmuran, dan keamanan.”

    (Ed: Dalam konflik, “garis merah” bisa berupa wilayah, tindakan militer, kebijakan, atau pelanggaran hak yang tidak boleh dilanggar oleh pihak manapun. Melanggar “garis merah” biasanya dianggap sebagai eskalasi yang sangat serius.)

    Di lain pihak, Menteri Keuangan sayap kanan ekstrem Israel, Bezalel Smotrich, mengadakan konferensi pers pada hari Rabu (03/09) dan mempresentasikan peta yang menunjukkan rencana aneksasi atas sebagian besar wilayah Tepi Barat, menyisakan enam kota Palestina dengan otonomi terbatas, demikian menurut media lokal. Belum jelas apakah rencana ini didukung oleh Netanyahu.

    Warga Palestina dan sebagian besar komunitas internasional mengatakan bahwa aneksasi akan mengakhiri kemungkinan solusi dua negara, yang secara luas dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

    Warga Palestina terus mengungsi

    Serangan Israel di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk dua anak dan empat perempuan. Demikian informasi yang dihimpun AP dari Rumah Sakit Shifa dan Rumah Sakit Al-Quds, tempat jenazah dibawa. Menurut Rumah Sakit Nasser ada tambahan 16 orang tewas di Gaza selatan, termasuk 10 orang yang sedang mencari bantuan kemanusiaan.

    Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan kaum militan dan berupaya menghindari korban sipil. Israel menyalahkan kematian warga sipil pada Hamas karena para militan beroperasi di area padat penduduk. Israel menyatakan bahwa Kota Gaza —masih menjadi kubu Hamas, meskipun sudah dilakukan sejumlah serangan besar sejak awal perang.

    Kelompok Site Management Cluster mengatakan bahwa banyak keluarga terjebak karena biaya pindah yang sangat tinggi, kendala logistik, dan tidak adanya tempat tujuan. “Warga Palestina juga enggan berpindah karena takut tidak bisa kembali atau kelelahan akibat pengungsian berulang,” tulis laporan mereka.

    Korban tewas akibat perang dan kelaparan bertambah

    Ancaman ganda dari pertempuran dan kelaparan, menurut warga Palestina dan pekerja bantuan kemanusiaan, semakin parah dialami keluarga-keluarga di Kota Gaza. Banyak di antaranya telah mengungsi beberapa kali selama hampir dua tahun perang.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari Rabu (03/09), lima orang dewasa dan satu anak meninggal akibat kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir, sehingga total kematian akibat kelaparan mencapai 367 orang, termasuk 131 anak-anak sepanjang konflik.

    Para ahli menyalahkan operasi militer Israel yang terus berlangsung dan blokade sebagai penyebab utama krisis kelaparan. Netanyahu membantah adanya kelaparan di Gaza, meskipun ada kesaksian, data, dan temuan dari para ahli terkemuka yang menunjukkan sebaliknya.

    Kementerian itu juga melaporkan pada hari Selasa (02/09) bahwa total 63.633 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak awal perang, termasuk lebih dari 2.300 orang yang sedang mencari bantuan.

    Kementerian ini merupakan bagian dari otoritas Hamas namun dijalankan oleh tenaga medis profesional. Mereka tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam laporannya, tetapi menyatakan bahwa sekitar setengah korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

    Lembaga-lembaga PBB dan banyak ahli independen menganggap angka dari kementerian ini sebagai perkiraan paling dapat diandalkan atas korban perang. Israel meragukan data tersebut, tetapi belum memberikan angka alternatifnya sendiri.

    Israel gerebek toko buku Palestina di Yerusalem

    Polisi Israel menangkap pemilik sebuah kafe dan toko buku Palestina yang terkenal di Yerusalem Timur. Tony Sabella, pemilik Kafe The Gateway di Kota Tua, dibawa ke kantor polisi terdekat dan masih ditahan beberapa jam kemudian, ujar pengacaranya, Nasser Odeh, seraya menambahkan bahwa polisi tidak memiliki surat perintah penangkapan.

    Polisi menyita lima buku, menurut Odeh, yang menyebut penangkapan ini sebagai bagian dari “upaya sistematis untuk membungkam produksi intelektual di kota ini.”

    Gateway adalah toko buku Palestina ketiga yang digerebek oleh pasukan Israel tahun ini. Kafe ini merupakan tempat favorit bagi diplomat, jurnalis, dan penulis di Yerusalem.

    Israel sebut Hamas rencanakan pembunuhan menteri kabinet sayap kanan

    Dalam perkembangan lain, badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, menyatakan bahwa pihaknya baru-baru ini menangkap sel Hamas di Tepi Barat yang dicurigai merencanakan pembunuhan terhadap Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan ekstrem kanan, Itamar Ben-Gvir.

    Shin Bet mengatakan para tersangka ditemukan memiliki drone yang mereka rencanakan untuk dipasangi bahan peledak. Tidak disebutkan berapa banyak orang yang ditangkap, dan tidak jelas sejauh mana rencana tersebut telah berjalan.

    Israel sebut akan timpakan 10 Tulah Mesir laksana di Alkitab

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada hari Kamis (04/09) bersumpah akan menimpakan 10 Tulah Mesir ala kisah di Alkitab kepada pemberontak Houthi di Yaman, setelah kelompok tersebut meningkatkan serangan rudal terhadap Israel.

    “Houthi kembali menembakkan rudal ke Israel. Tulah kegelapan, tulah anak sulung — kami akan menyempurnakan semua 10 tulah,” tulis Katz di platform X.

    Pernyataan tersebut merujuk pada 10 bencana yang, menurut Kitab Keluaran dalam Alkitab, dijatuhkan oleh Tuhan kepada Mesir untuk memaksa Firaun membebaskan bangsa Israel dari perbudakan.

    (Ed: yang dimaksud tidak persis sama seperti kisah Alkitab seperti karma banjir katak atau mengubah debu jadi nyamuk-nyamuk, melainkan ancaman kehancuran total progresif,— seperti yang dialami Mesir dalam cerita Alkitab.)

    Sebelumnya pada hari Kamis (04/09), militer Israel melaporkan bahwa sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman mendarat di luar wilayah Israel, sehari setelah dua rudal Houthi berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan bahwa pemberontak menargetkan Bandara Ben Gurion di Tel Aviv dengan rudal balistik.

    Kelompok Houthi yang didukung Iran telah bersumpah akan meningkatkan serangan terhadap Israel setelah perdana menteri mereka dan 11 pejabat senior lainnya tewas dalam serangan udara Israel pekan lalu. Sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023, Houthi secara berkala meluncurkan serangan drone dan rudal ke arah Israel, dengan mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

    Sebagai balasan, Israel telah meluncurkan beberapa gelombang serangan udara ke wilayah Yaman, menargetkan pelabuhan, pembangkit listrik, dan Bandara Internasional di Sana’a — ibu kota yang dikuasai oleh Houthi.

    *Editor: Rizki Nugraha

    (nvc/nvc)

  • Pencaplokan Tepi Barat Jadi ‘Garis Merah’!

    Pencaplokan Tepi Barat Jadi ‘Garis Merah’!

    Abu Dhabi

    Uni Emirat Arab (UEA) melontarkan peringatan untuk Israel terkait langkah negara itu untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. UEA, yang telah mengakui Israel, menegaskan bahwa pencaplokan Tepi Barat akan menjadi “garis merah”.

    Asisten menteri urusan politik pada Kementerian Luar Negeri UEA, Lana Nusseibeh, seperti dilansir AFP, Kamis (4/9/2025), menyebut pencaplokan Tepi Barat oleh Israel akan “sangat merusak” Perjanjian Abraham yang mendasari terjalinnya hubungan antara Abu Dhabi dan Tel Aviv pada tahun 2020 lalu.

    Bulan lalu, Israel menyetujui proyek permukiman besar di area Yerusalem bagian timur, yang memicu kritikan dan peringatan dari komunitas internasional bahwa langkah tersebut mengancam kelangsungan negara Palestina di masa depan.

    Pada Rabu (3/9), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat, setelah Belgia mengumumkan rencananya untuk mengakui negara Palestina — menyusul Prancis, Inggris, Kanada dan Australia.

    “Sejak awal, kami memandang perjanjian (Perjanjian Abraham-red) ini sebagai cara untuk memungkinkan dukungan berkelanjutan kami bagi rakyat Palestina dan aspirasi sah mereka untuk sebuah negara merdeka,” kata Nusseibeh dalam pernyataan yang dikirimkan kepada AFP.

    “Proposal untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat, yang dilaporkan sedang dibahas dalam pemerintahan Israel, merupakan bagian dari upaya yang, menurut seorang menteri Israel, akan ‘mengubur gagasan negara Palestina’,” sebutnya.

    UEA bersama Bahrain dan Maroko mengakui Israel berdasarkan Perjanjian Abraham selama masa jabatan pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menentang konsensus Arab bahwa tidak akan ada hubungan tanpa negara Palestina.

    “Aneksasi di Tepi Barat akan menjadi garis merah bagi UEA,” tegas Nusseibeh dalam pernyataannya.

    “Hal itu akan sangat merusak visi dan semangat perjanjian, mengakhiri upaya integrasi regional, dan akan mengubah konsensus bersama mengenai bagaimana seharusnya arah konflik ini — dua negara yang hidup berdampingan dalam damai, sejahtera, dan aman,” ucapnya.

    Permukiman Israel di Tepi Barat dianggap ilegal di bawah hukum internasional.

    “Kami menyerukan pemerintah Israel untuk menangguhkan rencana-rencana ini. Ekstremis, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan mendikte arah perkembangan kawasan ini,” cetus Nusseibeh.

    Tonton juga video “UEA Dituding Menjadi Dalang Serangan Drone di Port Sudan” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • BMW X5 Bertenaga Hidrogen Versi Produksi Dipastikan Meluncur pada 2028

    BMW X5 Bertenaga Hidrogen Versi Produksi Dipastikan Meluncur pada 2028

    JAKARTA – Kerja sama antara dua pabrikan besar dunia Toyota dan BMW dalam pengembangan teknologi hidrogen telah dimulai sejak Desember 2011. Kedua perusahaan menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan kerja sama jangka menengah hingga panjang dalam teknologi lingkungan. Kerangka kerja sama ini mencakup berbagai bidang, termasuk sel bahan bakar (hidrogen), teknologi mobil sport, dan teknologi ringan.

    Kerja sama ini pun berlanjut saat BMW merilis BMW iX5 Hydrogen pada 2023 adalah kendaraan uji coba yang mewakili evolusi signifikan dalam strategi hidrogen BMW.

    BMW iX5 Hydrogen yang menjalani uji coba di Uni Emirat Arab. (Dok. BMW Group)]

    Kini, BMW memberikan kabar terbaru mengenai rencananya untuk memulai penjualan versi bertenaga hidrogen dari SUV X5. Raksasa otomotif asal Jerman ini sedang mempersiapkan produksi sistem sel bahan bakar generasi ketiga yang dikembangkan melalui kemitraan strategis dengan Toyota.

    Dilaporkan Autocar, Selasa, 2 September, model baru FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) ini dijadwalkan meluncur pada tahun 2028. Ini akan dijual bersamaan dengan versi bensin, diesel, plug-in hybrid (PHEV), dan listrik murni dari X5, yang akan memasuki generasi kelima tahun depan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi BMW untuk memiliki pilihan drivetrain paling beragam dan terelektrifikasi dalam sejarahnya.

    Versi hidrogen ini dibangun di atas fondasi teknis iX5 Hydrogen yang sudah ada. Sejak tahun 2023, iX5 Hydrogen telah digunakan secara eksklusif sebagai kendaraan uji dan pengembangan internal BMW. Kini, model baru ini akan menjadi mobil bertenaga hidrogen pertama dari BMW yang dijual secara komersial, meskipun penjualannya akan terbatas pada pasar global tertentu yang memiliki infrastruktur pengisian bahan bakar yang memadai.

    “Peluncuran model produksi sel bahan bakar pertama akan menambah sistem penggerak efisien lainnya ke dalam portofolio produk kami,” tegas Joachim Post, anggota dewan pengembangan BMW.

    BMW menyebutkan bahwa sistem sel bahan bakar hidrogen generasi ketiga ini merupakan kemajuan rekayasa yang signifikan. Dibandingkan dengan iX5 Hydrogen, sistem baru ini 25 persen lebih kecil, tetapi menawarkan kepadatan daya yang lebih besar dan integrasi yang lebih baik ke berbagai platform, termasuk Cluster Architecture (CLAR) milik X5.

    “Sistem baru ini juga akan digunakan pada model hidrogen masa depan lainnya, menjanjikan “jangkauan yang lebih baik, output lebih tinggi, dan efisiensi yang jauh lebih besar,” tambah Post.

    Produksi sel bahan bakar X5 Hidrogen akan dilakukan di pabrik BMW Group di Steyr, Austria, di mana jalur produksi dan fasilitas pengujian baru sedang dibangun. Komponen tambahan, seperti unit kontrol tegangan tinggi khusus hidrogen yang dikenal sebagai BMW Energy Master, akan diproduksi di fasilitas Landshut di Jerman.

    Secara visual, X5 generasi G65 yang akan datang juga akan membawa perubahan signifikan. Prototipe terbaru menunjukkan bahwa mobil ini akan mengadopsi elemen styling utama dari iX3 generasi kedua, yang merupakan model pertama BMW berbasis platform Neue Klasse dan dijadwalkan untuk dijual di Inggris pada tahun 2026.

    Di bagian interior, BMW akan mengganti panel instrumen tradisional dengan sistem tampilan proyektor panoramik dan layar lebar sentral 17.9 inci. Kontrol putar iDrive yang telah lama digunakan juga akan dihilangkan, dengan model-model masa depan akan sepenuhnya mengandalkan input suara dan sentuhan.

  • Menlu Sugiono Serahkan Surat dan Permintaan Maaf Prabowo Subianto ke Pemerintah China

    Menlu Sugiono Serahkan Surat dan Permintaan Maaf Prabowo Subianto ke Pemerintah China

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri Sugiono menyerahkan surat dari Presiden Prabowo Subianto kepada pemerintah China yang diwakili Menlu Wang Yi.

    “Saya ingin menyampaikan permintaan maaf karena Presiden Prabowo Subianto tidak bisa menghadiri KTT SCO dan saya juga ingin menyerahkan surat dari Presiden,” kata Menlu Sugiono kepada Menlu Wang Yi di Tianjin Guest House, kota Tianjin, China pada Minggu (31/8) malam.

    Pertemuan itu berlangsung setelah Menlu Sugiono menghadiri jamuan makan malam yang diadakan Presiden Xi Jinping untuk para kepala negara, kepala pemerintahan, pemimpin organisasi internasional maupun menteri luar negeri menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO).

    Menlu Wang Yi kemudian menerima surat tersebut kemudian keduanya melakukan pertemuan tertutup. Ikut mendampingi Menlu Sugiono dalam pertemuan itu adalah Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun.

    Kehadiran Menlu Sugiono menggantikan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya terjadwal menghadiri forum itu, tapi pada Sabtu (30/8) malam, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan bahwa Presiden Prabowo menunda kunjungan ke China karena ingin terus memantau perkembangan kondisi di Tanah Air secara langsung.

    Prasetyo mengungkapkan bahwa keputusan Presiden ini diambil dengan penuh kehati-hatian, serta tetap menjunjung tinggi hubungan baik dengan pemerintah China.

    Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (22/8) mengumumkan Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri KTT SCO di China bersama dengan 22 pemimpin negara lainnya termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan pemimpin lainnya.

    Selain itu, Presiden Prabowo rencananya juga akan menghadiri parade militer peringatan 80 tahun kemenangan dalam Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis pada 3 September 2025, tapi rencana tersebut juga kemungkinan dibatalkan.

    China menjabat sebagai presiden bergilir kerja sama Shanghai Cooperation Organization (SCO) periode 2024-2025.

    SCO beranggotakan China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan sebagai negara awal. Setelah itu, India serta Pakistan bergabung pada 2017, Iran pada 2023 dan Belarus pada 2024 sehingga total ada 10 negara anggota.

    Selain memiliki 10 anggota tetap, SCO juga memiliki dua negara pemantau, yaitu Mongolia dan Afghanistan. Masih ada juga 14 mitra dialog yaitu Sri Lanka, Turki, Kamboja, Azerbaijan, Nepal, Armenia, Mesir, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Myanmar, Maladewa, dan Uni Emirat Arab.

    Namun dalam KTT SCO 2025 di Tianjin, China juga mengundang pemimpin negara dan pemerintahan yang bukan anggota tetap, pemantau maupun mitra dialog yaitu dari Indonesia, Laos, Malaysia, Vietnam.

    Recananya, Presiden Xi akan memimpin pertemuan “SCO Plus” yang akan dihadiri seluruh kepala negara dan pemerintahan, termasuk dari Indonesia, Laos, Malaysia, Vietnam.

    Tema SCO tahun ini adalah “Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO”. Dalam keketuaannya, China ingin agar SCO meneruskan serangkaian inisiatif dan kerja sama dalam Prakarsa Pembangunan Global yang diajukan oleh Presiden Xi Jinping yaitu pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, pembiayaan pembangunan, perubahan iklim dan pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital dan konektivitas.

  • Israel Akan Caplok Tepi Barat Jika Prancis Cs Akui Negara Palestina

    Israel Akan Caplok Tepi Barat Jika Prancis Cs Akui Negara Palestina

    Tepi Barat

    Pemerintah Israel sedang mengkaji aneksasi atau pencaplokan wilayah Tepi Barat. Langkah itu disebut sebagai kemungkinan respons pemerintah Israel atas pengakuan resmi yang diberikan Prancis dan beberapa negara Barat lainnya terhadap negara Palestina.

    Pertimbangan otoritas Tel Aviv untuk pencaplokan Tepi Barat itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (1/9/2025), diungkapkan oleh tiga pejabat Israel, yang enggan disebut namanya. Disebutkan juga bahwa gagasan tersebut dibahas lebih lanjut oleh otoritas Israel pada Minggu (31/8) waktu setempat.

    Israel yang menghadapi kritikan internasional yang semakin meningkat atas perang Gaza, marah dengan janji-janji Prancis, Inggris, Kanada dan Australia untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam pertemuan puncak Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September ini.

    Perluasan kedaulatan Israel ke Tepi Barat — aneksasi de-facto atas wilayah yang direbut dalam perang Timur Tengah tahun 1967 silam — disebut masuk dalam agenda rapat kabinet keamanan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, pada Minggu (31/8) malam, yang fokus membahas perang Gaza.

    Tidak diketahui secara jelas di mana tepatnya langkah semacam itu akan diterapkan dan kapan, apakah hanya di area permukiman Israel atau beberapa di antaranya, atau di wilayah-wilayah tertentu di Tepi Barat seperti Lembah Yordan, dan apakah akan ada langkah konkret, yang kemungkinan memerlukan proses legislatif yang panjang, menyusul pembahasan tersebut.

    Setiap langkah menuju aneksasi di Tepi Barat kemungkinan akan menuai kecaman luas dari Palestina, yang menginginkan wilayah tersebut untuk negara mereka di masa depan. Kecaman juga mungkin datang dari negara-negara Arab dan Barat.

    Belum diketahui secara jelas di mana posisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam masalah ini.

    Juru bicara Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, tidak merespons permintaan komentar mengenai apakah sang menteri membahas langkah tersebut dengan Menlu AS Marco Rubio selama kunjungannya ke Washington DC pekan lalu.

    Tonton juga video “PM dan Sejumlah Menteri Houthi Yaman Tewas Akibat Serangan Israel” di sini:

    Kantor Netanyahu juga tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai apakah sang PM Israel mendukung aneksasi Tepi Barat, dan jika iya, di mana area yang akan dianeksasi.

    Janji Netanyahu sebelumnya untuk mencaplok area permukiman Yahudi dan Lembah Yordan dibatalkan pada tahun 2020 demi normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, melalui Perjanjian Abraham yang dimediasi Trump pada masa jabatan pertamanya.

    Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas belum menanggapi laporan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kenapa Konflik Israel dan Houthi Kembali Memanas?

    Kenapa Konflik Israel dan Houthi Kembali Memanas?

    Jakarta

    Pada hari Minggu (24/8), jet tempur Israel melancarkan serangan udara berskala besar ke ibu kota Yaman, Sana’a. Menurut militer Israel (IDF), sejumlah target militer berhasil dihantam: sebuah kompleks yang juga mencakup istana kepresidenan, dua pembangkit listrik, serta sebuah depot bahan bakar. Israel menegaskan, fasilitas-fasilitas itu digunakan oleh kelompok Houthi untuk kepentingan militer — baik untuk memasok listrik ke pusat komando maupun menyediakan bahan bakar bagi operasi drone.

    Otoritas Houthi melaporkan sedikitnya enam orang tewas dan hampir 90 orang terluka, termasuk banyak warga sipil. Gambar dan video dari Sana’a memperlihatkan tangki bahan bakar yang dilahap api, serta rumah-rumah penduduk yang rusak. Serangan ini bukan yang pertama dilakukan Israel terhadap Houthi, tetapi termasuk yang paling berat sejak front baru ini dibuka.

    Mengapa Israel bereaksi sekarang?

    Pemicu serangan itu terjadi dua hari sebelumnya. Pada 22 Agustus, Houthi menembakkan sebuah rudal ke arah Israel yang, menurut IDF, untuk pertama kalinya dilengkapi dengan submunisi — kepala peledak berisi bom-bom kecil. Senjata semacam ini dilarang secara internasional karena kerap menimbulkan korban sipil.

    Bagi Israel, penggunaan bom curah dipandang sebagai eskalasi kualitatif. Dengan serangan balik ini, pemerintah Israel diyakini ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan bertahan secara defensif, tetapi juga lebih agresif menyerang sumber ancaman di Yaman.

    Dalam beberapa bulan terakhir, intensitas serangan rudal dan drone dari Yaman memang meningkat. Menurut analis independen asal Yaman, Hannah Porter, ini menandai fase baru.

    “Yang baru adalah Houthi tampaknya mulai memasang submunisi dalam rudal mereka. Bahkan jika rudal berhasil ditembak jatuh, pecahan atau bagian berisi bom kecil tetap bisa jatuh di Israel dan meledak saat menghantam tanah,” kata Porter dalam wawancara dengan DW. “Tujuannya jelas: menimbulkan dampak lebih besar, bahkan di sekitar Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.”

    Sejak kapan Houthi menyerang Israel?

    Konfrontasi ini berawal pada musim gugur 2023. Saat itu, tak lama setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober, Houthi menyatakan melakukan “serangan solidaritas” terhadap Israel. Pada 19 Oktober, Angkatan Laut AS untuk pertama kalinya menembak jatuh rudal Houthi di atas Laut Merah yang diduga mengarah ke Israel. Pada 31 Oktober, Houthi secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah menembakkan drone dan rudal ke arah Eilat.

    Israel membalas dengan serangan udara ke target-target Houthi di Hodeida, kota pelabuhan di Laut Merah bagian barat Yaman yang sebelumnya juga kerap diserang oleh Saudi.

    Menurut Porter, serangan Houthi memiliki logika strategis. “Sejak 7 Oktober 2023, Houthi menyerang Israel secara konsisten. Ada jeda dan fluktuasi frekuensi, tapi mereka berulang kali menegaskan: tidak peduli berapa banyak serangan udara yang mereka terima, baik dari Israel maupun AS, mereka akan melanjutkan kampanye ini.”

    Apa kepentingan Houthi?

    Houthi, yang menyebut diri sebagai Ansar Allah, sejak 2014 menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Mereka berperang melawan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Karena terisolasi secara internasional, Houthi sangat bergantung pada aliansi dengan Iran.

    Menurut temuan PBB, Teheran selama bertahun-tahun memasok senjata, teknologi rudal dan drone, serta dukungan pelatihan militer. Bagi Iran, Houthi adalah alat penting untuk menekan Arab Saudi, AS, maupun Israel.

    Sementara bagi Houthi, perang di Gaza menjadi panggung untuk menampilkan diri sebagai bagian dari “poros perlawanan”. Mereka mengemas serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas muslim dengan Palestina, yang sekaligus memperkuat dukungan internal di Yaman. Selain itu, mereka berharap aksi ini memberi sorotan internasional yang bisa menguntungkan posisi mereka dalam perundingan damai perang saudara di Yaman.

    Namun kondisi kemanusiaan di Yaman sangat mengkhawatirkan. Kelaparan, kekurangan gizi, dan malnutrisi mencapai rekor tertinggi. Lebih dari separuh penduduk, menurut PBB, bergantung pada bantuan kemanusiaan. Infrastruktur dan sistem kesehatan nyaris kolaps akibat perang berkepanjangan.

    Dampak bagi Timur Tengah

    Eskalasi ini tidak hanya menyangkut Israel dan Yaman, tetapi juga mengganggu perdagangan global. Sejak akhir 2023, Houthi secara rutin mengancam kapal dagang di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia. Banyak perusahaan pelayaran terpaksa memutar rute lewat Tanjung Harapan, Afrika Selatan, yang membuat biaya melonjak drastis.

    Untuk melindungi jalur laut, AS dan Inggris meluncurkan operasi maritim Prosperity Guardian pada Desember 2023. Sejak itu, pasukan Barat beberapa kali melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi. Serangan terbaru Israel kini menjadi bagian dari pola aksi militer internasional yang bertujuan membatasi agresi Houthi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Simak juga Video: Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman

    (ita/ita)