Negara: Ukraina

  • 7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    Jakarta

    Dua jembatan di Rusia yang berbatasan dengan Ukraina ambruk pada Sabtu malam hingga menyebabkan kereta api tergelincir. Rusia menyebut penyebab kejadian itu diduga akibat ledakan.

    Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (1/6/2025), penyelidik Rusia meyakini bahwa “ledakan” telah menyebabkan dua jembatan di wilayah perbatasan Kursk dan Bryansk runtuh dalam semalam.

    “Di wilayah Bryansk pada pukul 10:50 malam (1950) pada hari Sabtu “sebuah jembatan jalan runtuh akibat ledakan,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan.

    Sementara di wilayah Kursk, sebuah jembatan runtuh pada Minggu dini hari atau sekitar pukul 3:00 pagi. Jembatan tersebut merupakan jembatan kereta api.

    “Sebuah jembatan kereta api juga meledak,” tambahnya.

    Sementara itu belum dapat dipastikan apakah kedua insiden itu saling terkait. Dilaporkan 7 orang tewas dan 69 orang lainnya terluka akibat jembatan jalan raya ambruk ke rel kereta api. Insiden itu menyebabkan kereta api tergelincir di wilayah Bryansk pada Sabtu malam, kata kementerian darurat Rusia dan pejabat regional.

    Perusahaan Kereta Api Rusia awalnya mengunggah di aplikasi Telegram yang menyebut ambruknya jembatan Bryansk adalah akibat dari “gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi”, akan tetapi unggahan tersebut kemudian dihapus.

    Selain itu insiden ambruknya jembatan kereta api di wilayah Kursk terjadi saat kereta barang melintasi jembatan.

    “Sebagian kereta jatuh ke jalan di bawah jembatan,” kata Penjabat gubernur wilayah tersebut, Alexander Khinshtein.

    Ia menambahkan bahwa lokomotif terbakar, yang kemudian dengan cepat dipadamkan. Dilaporkan salah satu masinis mengalami cedera kaki, dan selanjutnya masinis beserta tim yang mengoperasikan kereta dibawa ke rumah sakit setempat.

    Ia juga turut mengunggah foto gerbong yang tergelincir di jembatan yang rusak di atas jalan.

    Sementara itu, anggota senior Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, Andrei Klishas, mengatakan melalui Telegram bahwa insiden di Bryansk menunjukkan bahwa “Ukraina telah lama kehilangan atribut negara dan telah berubah menjadi kantong teroris.”

    Lebih lanjut, tidak ada komentar langsung dari Ukraina. Sejak perang dimulai pada Februari 2022, penembakan lintas batas, serangan pesawat tak berawak, dan serangan rahasia dari Ukraina ke wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina terus berlanjut.

    Kementerian Situasi Darurat Rusia mengatakan di Telegram bahwa upaya untuk menemukan dan menyelamatkan korban dalam insiden Bryansk berlanjut sepanjang malam. Sekitar 180 personel terlibat dalam operasi tersebut.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    Jembatan di Rusia Ambruk hingga Kereta Tergelincir, 7 Orang Tewas

    Jakarta

    Sebuah jembatan ambruk di rel kereta api di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina. Akibatnya sebanyak 7 orang tewas dan 30 orang terluka akibat kejadian itu.

    Dilansir Reuters dan AFP, Minggu (1/6/2025), kejadian itu juga berdampak beberapa gerbong kereta tergelincir di wilayah Bryansk. Kecelakaan itu disebut akibat gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi.

    “Lokomotif kereta dan beberapa gerbong tergelincir akibat runtuhnya struktur jembatan jalan raya akibat gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi,” kata Russian Railways melalui Telegram.

    Insiden itu terjadi pada pukul 10:44 malam (1944 GMT) antara stasiun Pilshino dan Vygonichi di wilayah Bryansk. Insiden itu tidak memengaruhi lalu lintas kereta lainnya.

    Berdasarkan foto-foto yang dipublikasikan secara daring oleh otoritas Rusia menunjukkan bagian jembatan yang ambruk dan kendaraan yang rusak, saat petugas penyelamat dikerahkan semalam.

    Dilaporkan Russian Railways, kereta tersebut sedang dalam perjalanan dari kota Klimovo ke Moskow. Kereta itu bertabrakan dengan jembatan yang runtuh di area jalan raya federal di distrik Vygonichskyi di wilayah Bryansk, kata Bogomaz. Distrik itu terletak sekitar 100 km (62 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.

    Sementara itu sedikitnya 7 orang tewas dan 30 orang terluka. Korban luka juga telah dievakuasi ke rumah sakit sekitar.

    Lihat juga Video: Kepanikan Warga Saat Jembatan Apung Bojongsoang-Baleendah Patah

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Macron Bandingkan Masalah Taiwan dengan Ukraina, China Tak Terima!

    Macron Bandingkan Masalah Taiwan dengan Ukraina, China Tak Terima!

    Jakarta

    China bereaksi atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaitkan konflik Ukraina dengan nasib Taiwan. China mengatakan kedua masalah tersebut “berbeda sifatnya, dan sama sekali tidak dapat dibandingkan”.

    “Membandingkan masalah Taiwan dengan masalah Ukraina tidak dapat diterima,” kata Kedutaan Besar China di Singapura dalam postingan di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

    Ini disampaikan sehari setelah Macron mengatakan di depan para pejabat pertahanan Asia di Singapura untuk tidak memandang invasi Rusia ke Ukraina sebagai masalah yang jauh.

    “Jika kita menganggap bahwa Rusia dapat diizinkan untuk mengambil sebagian wilayah Ukraina tanpa batasan apa pun, tanpa kendala apa pun, tanpa reaksi apa pun dari tatanan global, bagaimana Anda akan mengungkapkan apa yang dapat terjadi di Taiwan?” ujar Macron di forum Dialog Shangri-La, forum keamanan tahunan utama Asia.

    “Apa yang akan Anda lakukan jika terjadi sesuatu di Filipina?” tanyanya pada Jumat (30/5).

    Kedutaan Besar China di Singapura menyatakan bahwa “masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan internal China. Hanya ada satu China di dunia, dan Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah China.”

    Meskipun Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, China mengatakan tidak akan mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menempatkannya di bawah kendalinya.

    Lihat juga Video: Macron Geram Israel Terus Blokir Bantuan ke Gaza

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth memperingatkan pada hari Sabtu (31/5) di forum yang sama di Singapura tersebut, bahwa China “secara meyakinkan mempersiapkan” penggunaan kekuatan militer untuk mengacaukan keseimbangan kekuatan di Asia.

    “Ancaman yang ditimbulkan China itu nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth.

    Beijing “secara meyakinkan bersiap untuk kemungkinan menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik”, tambahnya.

    Hegseth memperingatkan bahwa militer China sedang membangun kemampuan untuk menyerang Taiwan, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Lihat juga Video: Macron Geram Israel Terus Blokir Bantuan ke Gaza

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menhan AS Bandingkan Trump dengan Lee Kuan Yew, Warga Singapura Kesal!

    Menhan AS Bandingkan Trump dengan Lee Kuan Yew, Warga Singapura Kesal!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth membuat kesal warga Singapura kesal karena menyamakan Presiden AS Donald Trump dengan mendiang perdana menteri pendiri negara itu, Lee Kuan Yew.

    Dalam pidatonya yang menguraikan strategi AS di kawasan Asia-Pasifik, Hegseth menyebut kedua pemimpin itu sebagai “orang-orang bersejarah”.

    “Seperti mendiang perdana menteri, pendekatan Presiden Trump didasarkan pada akal sehat dan kepentingan nasional,” katanya di forum Dialog Shangri-La di Singapura pada Sabtu (31/5/2025), yang mempertemukan para pemimpin pertahanan utama dari seluruh dunia.

    Lee, seorang pengacara lulusan Inggris, menjabat sebagai perdana menteri Singapura selama tiga dekade.

    Hegseth memuji “kepemimpinannya yang bijak dan visi strategisnya”.

    “Itulah yang dapat dicapai oleh kebijakan yang masuk akal, dan itulah visi Presiden Trump,” imbuh bos Pentagon itu.

    Lee, yang mengubah Singapura menjadi pusat industri dan keuangan berteknologi tinggi, tetap sangat dihormati di Singapura lebih dari satu dekade setelah kematiannya.

    “Yang satu bersejarah, yang lainnya histeris,” kata seorang warganet.

    “Trump dibandingkan dengan Lee Kuan Yew? Itu seperti mengatakan mi instan sama dengan santapan lezat,” cetus warganet lainnya.

    “Saya baru saja merasakan getaran. Pasti LKY berguling-guling keras di kuburnya,” kata yang lainnya di media sosial, menggunakan inisial Lee.

    Tonton juga “Menhan AS: Kami Tak Kirim Pasukan ke Ukraina” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Terus Gempur Ukraina, 2 Orang Tewas Termasuk Bocah 9 Tahun

    Rusia Terus Gempur Ukraina, 2 Orang Tewas Termasuk Bocah 9 Tahun

    Jakarta

    Rusia terus menggempur Ukraina. Serangan udara Rusia di Ukraina selatan menewaskan seorang pria dan seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun dalam serangan terpisah.

    Di wilayah Zaporizhzhia pada Jumat (30/5) malam waktu setempat, “Rusia menyerang daerah permukiman dengan bom udara berpemandu”, menewaskan anak perempuan itu dan melukai seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, kata Ivan Fedorov, kepala administrasi militer regional, di platform Telegram, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

    Satu rumah hancur dan beberapa lainnya rusak akibat ledakan itu, tambahnya.

    Dalam serangan terpisah di kota Kherson, seorang “pria berusia 66 tahun menderita luka fatal” akibat gempuran Rusia, tulis Oleksandr Prokudin, gubernur wilayah Kherson, di Telegram.

    Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, puluhan ribu orang telah tewas, sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

    Satu orang terluka dalam serangan drone Rusia di kota Kharkiv, Ukraina, kata wali kotanya.

    Di Rusia, serangan drone Ukraina melukai 10 orang di wilayah Kursk semalam, kata penjabat gubernur Alexander Khinshtein.

    Tonton juga “Rusia: Kami Tengah Rancang Memorandum Damai dengan Ukraina” di sini:

    Namun, negosiasi di Istanbul, Turki itu hanya menghasilkan pertukaran tahanan dan janji untuk tetap berhubungan.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Jumat (30/5), bahwa pemerintahnya tidak mengharapkan hasil dari pembicaraan lebih lanjut dengan Rusia kecuali Moskow memberikan persyaratan perdamaiannya terlebih dahulu. Dia menuduh Kremlin melakukan “segala hal” yang dapat dilakukannya untuk menyabotase pertemuan potensial.

    “Harus ada gencatan senjata untuk terus bergerak menuju perdamaian. Kita perlu menghentikan pembunuhan orang,” tambah Zelensky dalam sebuah pernyataan di Telegram.

    Tonton juga “Rusia: Kami Tengah Rancang Memorandum Damai dengan Ukraina” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Manufaktur Melambat – Pekerja Informal Meningkat, Pertanda Apa?

    Video: Manufaktur Melambat – Pekerja Informal Meningkat, Pertanda Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Ekonomi Indonesia diliputi ketidakpastian di tengah ancaman kenaikan tarif impor AS, berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia Vs Ukraina hingga Perang Timur Tengah.

    Hantaman gejolak global ini turut berdampak pada perlambatan ekonomi RI yang pada Kuartal I-2025 tumbuh dibawah 5% dengan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan April 2025 masuk fase kontraksi hingga gelombang PHK yang menghantam industri Tanah Air.

    Seperti apa ulasan terhadap kondisi ekonomi hingga hantaman isu PHK manufaktur RI hingga meningkatnya jumlah pekerja informal RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Muhammad Iqbal dan Suhendra, Managing Editor CNBC Indonesia dalam Closing Bell,CNBCIndonesia (Rabu, 28/05/2025)

  • Tekanan Putin Makin Kuat, Anak Usaha Microsoft di Rusia Bangkrut

    Tekanan Putin Makin Kuat, Anak Usaha Microsoft di Rusia Bangkrut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu anak perusahaan Microsoft Corp di Rusia, Microsoft Rus LLC, berencana mengajukan kebangkrutan. Informasi ini diumumkan dalam sebuah catatan resmi yang dipublikasikan di registri negara Rusia, Fedresurs, Jumat (31/5/2025).

    Langkah ini menandai kelanjutan dari upaya perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut untuk memperkecil jejak operasinya di Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.

    Dilansir Reuters, pengumuman kebangkrutan ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa penyedia layanan asing seperti Microsoft dan Zoom harus mulai “diperlambat” di Rusia. Putin mengatakan, hal ini dilakukan untuk memberi ruang bagi pengembangan solusi perangkat lunak dalam negeri.

    Microsoft sebenarnya masih terus menyediakan layanan utama di Rusia meski ketegangan geopolitik meningkat sejak invasi ke Ukraina. Namun pada Juni 2022, perusahaan mengumumkan akan secara signifikan mengurangi operasinya di negara tersebut dengan alasan perubahan prospek ekonomi dan dampaknya terhadap bisnis mereka.

    Sebelumnya, tak lama setelah invasi dimulai, Microsoft juga telah mengambil sejumlah langkah tegas terhadap media milik negara Rusia. Perusahaan menghapus aplikasi RT (Russia Today) dari toko aplikasi Windows dan memblokir iklan di media yang disponsori pemerintah Rusia.

    Sementara itu, catatan di Fedresurs mengonfirmasi bahwa Microsoft Rus LLC – entitas utama Microsoft di Rusia – akan mengajukan kebangkrutan. Namun belum jelas apakah tiga unit lain milik Microsoft di Rusia juga akan terpengaruh. Ketiga unit tersebut adalah Microsoft Development Centre Rus, Microsoft Mobile Rus, dan Microsoft Payments Rus.

    Langkah Microsoft mengikuti jejak perusahaan teknologi besar lainnya yang juga menutup operasi mereka di Rusia. Pada 2022, anak usaha Google yang berada di bawah naungan Alphabet Inc mengajukan kebangkrutan setelah otoritas Rusia menyita rekening banknya.

    Situasi tersebut membuat perusahaan tidak dapat membayar karyawan, pemasok, maupun vendor lokal, sehingga operasional di Rusia menjadi tidak mungkin dilanjutkan.

    Langkah pembatasan terhadap perusahaan asing di Rusia menjadi bagian dari upaya Kremlin untuk memperkuat kemandirian digital nasional, khususnya di tengah sanksi internasional yang kian meluas.

    (luc/luc)

  • Dianggap Merugikan, Presiden Rusia Vladimir Putin Batasi Layanan Microsoft hingga Zoom – Page 3

    Dianggap Merugikan, Presiden Rusia Vladimir Putin Batasi Layanan Microsoft hingga Zoom – Page 3

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengecam sikap agresif Putin dan menyebut, Putin telah menjadi “gila” atas perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

    Adapun Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan tenggat waktu dan balasan besar-besaran jika Rusia terus mengabaikan upaya perdamaian.

    Rusia baru-baru ini melancarkan serangan pesawat nirawak terbesarnya ke Ukraina. Hal ini dinilai meningkatkan ketegangan politik di Eropa dan dunia. Karena, sekutu barat mempertimbangkan berlakunya sanksi baru.

  • Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    JAKARTA – Jerman dan Ukraina bakal mengembangkan produksi industri rudal jarak jauh. Kanselir Jerman Friedrich Merz berjanji untuk terus memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

    Berbicara selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Berlin, Merz mengatakan pemerintahnya tidak akan memberlakukan batasan jangkauan apa pun pada rudal yang dapat diproduksi di Ukraina dan Jerman.

    “Kami ingin mengaktifkan senjata jarak jauh, kami juga ingin mengaktifkan produksi bersama, dan kami tidak akan berbicara tentang rinciannya secara terbuka tetapi akan mengintensifkan kerja sama,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Zelenskyy dilansir Reuters, Kamis, 28 Mei.

    Zelenskyy mengatakan keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam produksi senjata di Ukraina, termasuk pesawat nirawak. Pejabat pemerintah telah menandatangani perjanjian tentang pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi.

    “Proyek-proyek baru ini sudah ada,” katanya.

    “Kami hanya ingin jumlahnya sesuai dengan yang kami butuhkan,” sambung Zelenskyy.

    Kunjungan Zelenskyy ke Jerman dilakukan setelah pejabat Ukraina dan Rusia bertemu bulan ini untuk negosiasi tatap muka, di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.

    Namun, perundingan tersebut gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan Rusia melancarkan tiga malam serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina selama akhir pekan.

    Moskow juga telah mengumpulkan 50.000 tentara di dekat wilayah Sumy di utara Ukraina, kata Zelenskiy kepada wartawan.

    Langkah-langkah militer tersebut tidak “berbicara dalam bahasa perdamaian”, timpal Merz.

    “Ini adalah tamparan di wajah bagi semua orang yang berjuang untuk gencatan senjata, di Ukraina sendiri, tetapi juga di Eropa dan AS.” katanya.

    Rusia menuduh Ukraina secara signifikan meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di wilayah Rusia selama seminggu terakhir dengan menggunakan amunisi yang dipasok Barat.

    TEKANAN TERHADAP RUSIA

    Merz mengatakan Eropa akan terus meningkatkan tekanan pada Rusia untuk terlibat dalam perundingan damai guna mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua – termasuk memastikan bahwa jaringan pipa Nord Stream 2 tidak dapat beroperasi.

    Persyaratan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina mencakup tuntutan agar para pemimpin Barat berjanji secara tertulis untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur, tiga sumber Rusia mengatakan kepada Reuters.

    Zelenskyy mengatakan beberapa mitra telah mengisyaratkan dukungan mereka agar Ukraina bergabung dalam KTT NATO mendatang.

    “Jika Ukraina tidak menghadiri KTT, itu akan menjadi kemenangan Putin bukan atas Ukraina, tetapi atas NATO,” ujar dia.

    Dengan Trump mengisyaratkan dukungan yang goyah untuk Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, Jerman dapat memainkan peran yang semakin penting sebagai pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina setelah Amerika Serikat.

    Merz, seorang konservatif yang menjabat bulan ini, berjanji untuk mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam memastikan dukungan untuk Ukraina daripada pendahulunya dari Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz.

    Merz mengunjungi Ukraina bersama para pemimpin Eropa lainnya dalam beberapa hari setelah menjadi kanselir dan dukungannya terhadap hak Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia telah kontras dengan retorika hati-hati Scholz tentang masalah tersebut.

    Namun, pemerintahnya mengatakan tidak akan lagi secara terbuka merinci senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina, dan lebih memilih sikap “ambiguitas strategis”.

  • Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa mereka menginginkan perundingan baru dengan Ukraina di Istanbul pada pekan depan untuk penyelesaian damai perang. Tetapi Ukraina mengatakan bahwa mereka perlu melihat rencana tersebut terlebih dahulu agar pertemuan tersebut membuahkan hasil.

    Dilansir AFP, Kamis (29/5/2025), upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik 3 tahun tersebut telah dipercepat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Moskow telah berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi tuntutan maksimalisnya.

    Kedua pihak sebelumnya bertemu di Istanbul pada tanggal 16 Mei, perundingan langsung pertama mereka dalam lebih dari tiga tahun. Pertemuan itu gagal menghasilkan terobosan.

    Presiden AS Donald Trump yang telah mendorong kesepakatan damai, menjadi semakin frustrasi dengan penundaan yang tampak dari Moskow dan memperingatkan pada Rabu (28/5) bahwa ia akan menentukan dalam “sekitar dua minggu” apakah Vladimir Putin serius untuk mengakhiri pertempuran.

    Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan persyaratan perdamaiannya kepada Rusia dan menuntut Moskow untuk melakukan hal yang sama.

    “Kami tidak menentang pertemuan lebih lanjut dengan Rusia dan sedang menunggu memorandum mereka,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang bernegosiasi untuk Kyiv pada pembicaraan terakhir, dalam sebuah posting di X.

    Rusia mengatakan akan menyampaikan “memorandum” yang menguraikan persyaratan perdamaiannya pada pembicaraan pada Senin (2/6) depan, dan bahwa menteri luar negerinya Sergei Lavrov telah memberi pengarahan kepada mitranya dari AS Marco Rubio tentang proposal tersebut.

    “Delegasi kami, yang dipimpin oleh Vladimir Medinsky, siap untuk menyampaikan memorandum kepada delegasi Ukraina dan memberikan penjelasan yang diperlukan selama putaran kedua perundingan langsung di Istanbul pada hari Senin, 2 Juni,” kata Lavrov dalam sebuah pernyataan video.

    Kedua pihak telah saling melancarkan serangan udara besar-besaran dalam beberapa minggu terakhir, dengan Ukraina melepaskan salah satu serangan pesawat nirawak terbesarnya ke Rusia pada malam hari dan Moskow menggempur Ukraina dengan serangan mematikan selama akhir pekan.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada Rabu (28/5), bahwa ia “sangat kecewa” dengan pemboman mematikan Rusia selama proses negosiasi, tetapi menolak seruan untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Moskow.

    “Jika saya pikir saya hampir mendapatkan kesepakatan, saya tidak ingin mengacaukannya dengan melakukan itu,” katanya.

    Kremlin sebelumnya menolak seruan Presiden Ukraina Zelensky untuk pertemuan puncak tiga arah dengan Trump dan Putin.

    Moskow mengatakan setiap pertemuan yang melibatkan Presiden Rusia Putin dan Zelensky hanya akan terjadi setelah “kesepakatan konkret” dicapai antara negosiator dari masing-masing pihak.

    Sebagai imbalan atas perdamaian, Kremlin telah menuntut Ukraina untuk menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan NATO serta menyerahkan wilayah yang telah dikuasainya–sebuah usulan yang oleh Ukraina disebut tidak dapat diterima.

    Pembicaraan antara kedua pihak di Istanbul awal bulan ini menghasilkan pertukaran tahanan 1.000 lawan 1.000 dan kedua pihak sepakat untuk mengerjakan proposal perdamaian masing-masing. Namun, Rusia terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Ukraina sementara itu sambil menolak seruan untuk gencatan senjata.

    Zelensky pada hari Rabu menuduh Rusia menunda proses perdamaian dan tidak ingin menghentikan serangannya. “Mereka akan terus mencari alasan untuk tidak mengakhiri perang,” katanya pada konferensi pers di Berlin bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz.

    Di medan perang, Zelensky mengatakan Rusia “mengumpulkan” lebih dari 50.000 tentara di garis depan di sekitar wilayah perbatasan Sumy di timur laut, tempat tentara Moskow telah merebut sejumlah permukiman saat berupaya membangun apa yang disebut Putin sebagai “zona penyangga” di dalam wilayah Ukraina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini