Negara: Ukraina

  • Kenapa Harga Emas Ngamuk? Ini Peristiwa yang Jadi Pemicunya

    Kenapa Harga Emas Ngamuk? Ini Peristiwa yang Jadi Pemicunya

    Jakarta

    Harga emas keluaran Logam Mulia Antam hari ini, Selasa (3/6), naik sangat tinggi hingga Rp 35.000 per gram dan berada di level Rp 1.940.000 per gram. Ini merupakan salah satu kenaikan harga emas tertinggi, mengingat sangat jarang nilai logam mulia tersebut melonjak di atas Rp 30.000 per gram.

    Sebelumnya kenaikan harga emas tertinggi di atas Rp 30.000 per gram sempat terjadi pada Selasa (22/4) lalu saat harga logam mulia Antam naik Rp 36.000 per gram dan berada di level Rp 2.016.000 per gram. Sebelumnya lagi juga sempat terjadi pada Kamis (17/4) di harga emas sempat naik hingga Rp 32.000 per gram ke level Rp 1.975.000 per gram.

    Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, berpendapat kenaikan harga emas yang sangat tinggi ini dipicu oleh kombinasi berbagai faktor. Sebut saja faktor geopolitik, ketegangan dagang global, sinyal dovish alias menunda kenaikan suku bunga dari Federal Reserve, serta pelemahan dolar AS.

    Lebih lanjut untuk faktor geopolitik, ia menjelaskan harga emas melonjak tajam setelah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Di mana Ukraina dilaporkan meluncurkan serangan udara terhadap pangkalan militer Rusia, menghancurkan sejumlah pembom jarak jauh dan pesawat tempur.

    “Serangan ini meningkatkan ketidakpastian geopolitik global, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas,” kata Andy dalam keterangan resminya, Selasa (3/6/2025).

    Sementara dari faktor ketegangan dagang global, Presiden AS Donald Trump secara resmi menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% yang berlaku mulai besok, Rabu (4/6). Kabar ini menciptakan ketegangan baru dalam hubungan dagang antara AS dan China.

    “Retorika tajam terhadap Beijing dan ketidakpastian pertemuan Trump-Xi Jinping, yang belum dijadwalkan pasti, turut menekan pasar ekuitas AS dan memperkuat minat pada logam mulia,” jelas Andy.

    Kemudian untuk faktor sinyal dovish dari bank sentral AS, sebelumnya Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan pemangkasan suku bunga masih mungkin dilakukan tahun ini, meski inflasi tetap menjadi perhatian utama. Komentar tersebut dinilai langsung menekan Dolar AS, dengan Indeks Dolar (DXY) anjlok 0,72% ke 98,71 dan ikut memperkuat momentum kenaikan bagi emas.

    Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik hampir enam basis poin menjadi 4,458%, sementara yield riil juga naik ke 2,118%. Ini menunjukkan adanya tekanan dari sisi fiskal dan ekspektasi inflasi, namun pasar emas tampaknya masih mampu mempertahankan momentumnya berkat dominasi sentimen risiko global.

    Pada akhirnya secara keseluruhan Andy berpendapat prospek jangka pendek harga emas global, yang turut mempengaruhi harga emas di RI, masih cenderung bullish alias terus mengalami kenaikan.

    Di mana ia memprediksi jika tren dorongan untuk beli logam mulia ini terus berlanjut, harga emas global berpotensi menguji level resistance di US$ 3.392 dalam waktu dekat. Namun, jika terjadi tekanan jual mendadak atau reversal teknikal, maka harga bisa turun kembali ke level support terdekat di kisaran US$ 3.347.

    “Terutama jika sentimen risiko terus mendominasi pasar global. Investor/trader disarankan untuk tetap memperhatikan dinamika pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping, serta data Non-Farm Payrolls yang akan rilis pada akhir pekan ini, yang bisa menjadi penentu arah berikutnya,” paparnya.

    Lihat juga video: Harga Emas Sering Naik, Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Beli?

    (igo/fdl)

  • 117 Drone Ukraina Hancurkan Bomber Rusia, Pakar: Luar Biasa

    117 Drone Ukraina Hancurkan Bomber Rusia, Pakar: Luar Biasa

    Jakarta

    Operation Spiderweb atau Operasi Jaring Laba-laba Ukraina, berhasil menyelundupkan 117 drone yang menyerang 4 pangkalan udara Ukraina. Banyak pesawat penting Rusia dilaporkan hancur dan kejadian ini menyoroti kelemahan pasukan Vladimir Putin.

    Menurut pernyataan awal Angkatan Bersenjata Ukraina, drone tersebut menyerang 41 pesawat. Andriy Kovalenko, pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengklaim sedikitnya 13 pesawat Rusia hancur.

    Korbannya dilaporkan termasuk pembom supersonik jarak menengah Tu-22M3 Backfire-C, pembom turboprop jarak jauh Tu-95MS Bear-H, dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50 Mainstay. Yang masih belum dikonfirmasi adalah laporan hancurnya pembom supersonik jarak jauh Tu-160 Blackjack.

    Para analis Barat sepakat ini merupakan penghinaan bagi Putin. “Pada saat Putin tampaknya berpikir bahwa ia menang di medan perang, ini menunjukkan bahwa pasukannya sebenarnya sangat rentan,” kata Sven Biscop, direktur di Egmont Institute.

    “Ini mungkin tidak mengubah arah perang, tapi itu berarti bahwa setiap kemajuan yang diperoleh Rusia akan dibayar dengan harga mahal,” tambahnya yang dikutip detikINET dari NBC.

    Menurutnya, sangat mengherankan bahwa banyak pesawat pembom Rusia dihancurkan seperti itu oleh Ukraina. Ledakan karena serangan itu dilaporkan terjadi di beberapa zona waktu di seluruh Rusia termasuk Murmansk di atas Lingkaran Arktik dan di wilayah Amur, lebih dari 8.000 km dari Ukraina.

    Vasyl Maliuk, kepala Security Service of Ukraine (SBU), mengungkap drone diselundupkan ke Rusia dalam semacam peti kayu yang dipasang di belakang truk. Atap peti itu bisa dibuka dari jarak jauh. Truk diarahkan ke lokasi-lokasi dekat pangkalan udara Rusia oleh pengemudi yang tampaknya tak menyadari muatan mereka. Kemudian, drone diluncurkan dan diarahkan ke sasaran.

    Video yang beredar menunjukkan drone muncul dari atap salah satu kendaraan yang terlibat. Seorang pengemudi truk yang diwawancarai media pemerintah Rusia mengatakan bahwa ia dan pengemudi lainnya mencoba menjatuhkan drone yang terbang keluar dari truk dengan batu.

    Menurut laporan saluran Telegram Rusia Baza. pengemudi truk tempat drone lepas landas semuanya menceritakan kisah yang sama. Mereka mendapat pesanan pengusaha untuk mengirimkan kabin kayu di berbagai lokasi di seluruh Rusia.

    Beberapa dari mereka menerima instruksi lebih lanjut melalui telepon tentang tempat memarkir truk. Ketika melakukannya, mereka terkejut melihat pesawat drone mendadak keluar dari truk.

    Dalam unggahan di media sosial, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang secara langsung mengawasi operasi, mengatakan 117 drone telah digunakan dalam serangan berani itu yang memakan waktu setahun, enam bulan, dan sembilan hari untuk persiapan.

    Dr Steve Wright, pakar drone di Inggris, menyebut drone yang digunakan untuk menyerang pesawat Rusia adalah quadcopter sederhana dengan muatan bom relatif berat.

    Yang membuat serangan ini sangat luar biasa adalah kemampuan menyelundupkannya ke Rusia dan kemudian meluncurkan serta memerintahkannya dari jarak jauh. Zelensky mengatakan masing-masing dari 117 drone punya pilot sendiri

    Ukraina belum membagikan rincian asal drone tersebut, tapi sejak dimulainya perang, Ukraina agresif memproduksi drone. Mungkin drone yang digunakan dalam operasi ini diproduksi domestik.

    (fyk/afr)

  • Potret Serbuan ‘Gila’ Drone Ukraina Hancurkan Puluhan Jet Bomber Rusia

    Potret Serbuan ‘Gila’ Drone Ukraina Hancurkan Puluhan Jet Bomber Rusia

    Serangan ini diperkirakan menimbulkan kerugian hingga US$7 (sekitar Rp 114 triliun) miliar bagi Rusia, merusak 34% armada pembom strategis di salah satu pangkalan utama. Target utamanya adalah Pangkalan Udara Belaya di Irkutsk, sekitar 4.300 km dari garis depan, menjadikannya serangan drone Ukraina paling jauh. Video pembom Tu-95 terbakar beredar di media sosial, namun belum terverifikasi secara independen. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

  • Korut Resmi Gabung Rusia, Kim Jong Un-Putin Akhirnya Satukan Kekuatan

    Korut Resmi Gabung Rusia, Kim Jong Un-Putin Akhirnya Satukan Kekuatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Utara (Korut) membela kerja sama militernya dengan Rusia, menyebut aliansi itu sebagai upaya menjaga “perdamaian dan stabilitas” di Asia dan Eropa. Pernyataan ini disampaikan pada Senin (2/6/2025), menyusul kecaman dari kelompok pemantau sanksi internasional.

    Melansir AFP, kedua negara telah memperkuat kerja sama militer dalam beberapa tahun terakhir, dengan Pyongyang memasok senjata dan pasukan untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.

    Sekitar 600 tentara Korea Utara telah tewas dan ribuan lainnya terluka saat bertempur untuk Rusia, menurut anggota parlemen Korea Selatan Lee Seong-kweun, mengutip dinas intelijen negara tersebut.

    Sebuah kelompok pemantau sanksi multilateral yang mencakup Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan delapan negara lain pada Jumat mengutuk hubungan tersebut sebagai “melanggar hukum”.

    Sebagai tanggapan, Pyongyang mengatakan bahwa kerja samanya dengan Moskow “ditujukan untuk melindungi kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingan keamanan negara-negara” serta “memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Eurasia”.

    Pernyataan oleh seorang pejabat kementerian luar negeri menggambarkan hubungan dengan Rusia sebagai “puncak hubungan antarnegara”.

    “(Pyongyang dan Moskow) dapat membangun tatanan dunia multipolar yang didasarkan pada rasa hormat sejati terhadap kedaulatan, kesetaraan, dan keadilan,” kata pernyataan tersebut.

    Tim Pemantau Sanksi Multilateral, yang diluncurkan Oktober lalu, memantau dan melaporkan pelanggaran sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara, meskipun beroperasi secara independen dari PBB.

    Pembentukannya menyusul veto Rusia terhadap resolusi Dewan Keamanan yang secara efektif mengakhiri sistem yang berlaku untuk memantau kepatuhan Pyongyang terhadap sanksi PBB yang pertama kali diterapkan pada tahun 2006 dan kemudian diperkuat beberapa kali.

    Menurut kelompok tersebut, kapal kargo berbendera Rusia mengirimkan sebanyak “sembilan juta butir amunisi artileri campuran dan peluncur roket ganda” pada tahun 2024 dari Korea Utara ke Rusia.

    Sebagai balasannya, “Rusia diyakini telah menyediakan peralatan pertahanan udara dan rudal antipesawat kepada Korea Utara,” katanya.

    Korea Utara pada April mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengerahkan pasukan ke Rusia untuk mendukung perang Moskow di Ukraina.

    (tfa)

  • Kabar Gembira! Film Jumbo Tayang di Rusia Juni 2025

    Kabar Gembira! Film Jumbo Tayang di Rusia Juni 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan menggeser KKN di Desa Penari, film animasi Jumbo memberikan kabar akan tayang di Rusia pada Juni 2025.

    Selain Rusia, film besutan Ryan Adriandhy itu bakal hadir di sejumlah negara di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belarus, Ukraina, Moldova, Armenia, Azerbaijan.

    Kemudian, ada Georgia (termasuk Abkhazia dan South Ossetia), Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

    “Ini bukan akhir dari sebuah perjalanan, tetapi menjadi bagian awal film animasi Jumbo bisa mendapatkan tempat yang lebih banyak di hati penonton film dunia,” kata Produser film Jumbo Anggia Kharisma dikutip akun X (dahulu Twitter) @visinemaID, Senin (2/6/2025).

    “Film Jumbo semakin mendapatkan tempat bukan hanya di negeri sendiri melainkan hingga mancanegara,” lanjutnya.

    Anggia menyebut, keberadaan film Jumbo menjadi simbol bahwa cerita lokal dengan nilai-nilai yang universal bisa menembus batas negara mana pun.

    “Perjalanan globalnya menjadi bukti bahwa karya anak bangsa layak diapresiasi dunia,” tegasnya.

    Sebelumnya, film animasi Jumbo telah berhasil melewati jumlah penonton film KKN di Desa Penari. Kini, film Jumbo dinobatkan sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.

    Hal itu terungkap melalui akun X (dahulu Twitter) @Cinepointappofficial yang merilis 10 besar film paling laris di Tanah Air.

    Adapun film Jumbo yang dirilis pada 2025 ini berhasil menembus jumlah penonton sebesar 10.073.332, sedangkan di urutan kedua yaitu film KKN di Desa Penari dirilis pada 2022 dengan jumlah penonton 10.061.033, berikutnya ada film Agak Laen yang menembus 9.127.602.

    Melihat kesuksesan dari film Jumbo, VisinemaID selaku produksi film Jumbo menyebut Jumbo bisa membuktikan bahwa cerita bisa menggerakkan hati penonton.

    “Teman-teman semua telah mengukir sejarah bersama @jumbofilm_id,” tulis akun X @VisinemaID, Senin (2/6/2025).

  • Jumbo Resmi Jadi Film dengan Penonton Terbanyak di Indonesia

    Jumbo Resmi Jadi Film dengan Penonton Terbanyak di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Film animasi Jumbo berhasil mencatatkan sejarah baru dengan menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Studios ini sukses mengalahkan rekor jumlah penonton yang sebelumnya dipegang oleh film KKN di Desa Penari dengan jumlah penonton mencapai 10.061.033.

    Tercatat, hingga Senin (2/6/2025) Jumbo telah meraih lebih dari 10.073.332 penonton.

    “Sekarang bisa dikatakan dengan pasti,  Jumbo secara statistik telah melampaui KKN di Desa Penari dan secara resmi menjadi film dengan penonton terbanyak nomor satu di Indonesia, pada hari ke-63 pemutarannya di bioskop,” tulis akun X @cinepoint, dikutip Senin (2/6/2025).

    “Sebuah kisah animasi, lokal, dan original yang kini memimpin. Sungguh sebuah perjalanan dan sungguh sebuah momen,” lanjut akun @cinepoint.

    Sejak dirilis pada 31 Maret 2025, Jumbo mencatat capaian gemilang. Dalam tujuh hari pertama penayangan, film ini telah ditonton oleh 1.000.000 orang. Pada hari ke-11, jumlah penonton mencapai 2.000.000 orang dan hanya dalam waktu 14 hari, film ini menembus angka 4.000.000 penonton.

    Jumbo juga tercatat sebagai film animasi Asia Tenggara dengan pendapatan tertinggi, yakni lebih dari US$ 8 juta atau sekira Rp 130,2 miliar, mengalahkan film animasi Mechamato Movie asal Malaysia. Pada hari ke-19 penayangan, Jumbo mulai menyusul pencapaian Frozen 2, yang sebelumnya menjadi film animasi dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia.

    Puncaknya terjadi pada hari ke-63 penayangan, ketika Jumbo resmi melampaui jumlah penonton KKN di Desa Penari yang dirilis pada 2022. Dengan total 10.073.332 penonton, Jumbo kini menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.

    Sutradara Ryan Adriandhy menyampaikan rasa syukur atas pencapaian film debutnya tersebut melalui akun Instagram pribadinya, @adriandhy.

    “Alhamdulillah. Allah Maha Besar. Pada hari ke-63 tayang di bioskop, Jumbo secara resmi mencetak sejarah sebagai film yang paling banyak ditonton di Indonesia,” tulis Ryan.

    “Terima kasih ya Allah, telah mempercayakan perjalanan ini kepada Jumbo dan terima kasih kepada setiap jiwa yang hadir, bersorak, dan percaya momen ini milik kami Indonesia dan kami akan membawanya selamanya,” pungkasnya. 

    Berdasarkan data yang dihimpun Beritasatu.com, film ini mulai diproduksi pada April 2020 dan resmi menjalani proses produksi penuh pada September 2021. Dalam pengerjaannya, film ini melibatkan lebih dari 500 kreator.

    Pada November 2021, Visinema Pictures mengumumkan jajaran pengisi suara untuk film Jumbo, antara lain Ariel, Bunga Citra Lestari, Angga Yunanda, Cinta Laura Kiehl, Ariyo Wahab, Chicco Jerikho, Ganindra Bimo, Angga Dwi Sasongko, Rachel Amanda, Aci Resti, Prince Poetiray, Den Bagus Satrio Sasono, Yusuf Ozkan, Gracella Abigail, dan Quinn Salman.

    Film ini juga didukung oleh sejumlah musisi ternama yang mengisi original soundtrack, di antaranya Maliq & D’Essentials, Bunga Citra Lestari, Prince Poetiray, dan Quinn Salman. Beberapa lagu soundtrack seperti Kumpul Bocah, Selalu Ada di Nadimu, dan Dengar Hatimu direkam dan diproduksi sepenuhnya di Indonesia dan Singapura.

    Tak hanya meraih sukses di dalam negeri, Jumbo juga akan tayang di 17 negara mulai Juni 2025, termasuk Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Rusia, Ukraina, negara-negara di kawasan Baltik hingga Timur Tengah.

  • Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok

    Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok

    Kyiv

    Ukraina melakukan serangan udara memakai drone dalam Operation Spider’s Web. 41 Pesawat tempur Rusia rusak dibuatnya.

    Serangan ini diklaim sebagai serangan udara paling sukses dari Ukraina terhadap Rusia. Dilansir ABC Australia, Senin (2/6/2025) 41 pesawat tempur pembom milik Rusia yang sanggup membawa rudal nuklir, rusak akibat serangan drone ini.

    Pihak militer Ukraina mengatakan itu adalah 34% dari total pesawat pembom milik Rusia. Serangan ini sukses digelar pada Minggu (1/6) kemarin.

    Pejabat militer Ukraina mengatakan mereka menyerang beberapa pangkalan udara sekaligus di Rusia. Kerugian Rusia ditaksir mencapai USD 7 miliar.

    “Drone SBU telah menyerang lebih dari 40 pesawat termasuk A-50, Tu-95 dan Tu-22 M3,” kata pejabat dari angkatan bersenjata Ukraina di Telegram.

    Puji-pujian tentu saja mengalir dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky mengatakan serangan ini memakai 117 drone dan menjadi serangan yang sangat brilian.

    “Rusia telah mengalami kerugian yang sangat besar dan sudah pasti demikian,” ujarnya.

    Zelensky bilang, Operasi Sarang Laba-laba dipersiapkan selama 1,5 tahun. Dia bilang ini adalah drone bikinan Ukraina, bukan bantuan dari sekutu mereka. Pihak Amerika Serikat pun secara terpisah mengatakan tidak diberi tahu soal rencana serangan ini oleh Ukraina.

    Dikatakan pihak militer Ukraina, ini adalah operasi militer yang rumit. First person view (FPV) drone ini harus diselundupkan masuk ke Rusia lewat truk, disamarkan sebagai paket rumah kayu rakitan.

    “Pada saat yang tepat, atap rumahnya bisa dibuka dari jauh dan drone-dronenya terbang menyerang bomber Rusia,” kata sumber militer Ukraina.

    Para pejabat militer negara Barat menilai serangan Ukraina ini sangat kreatif dan inovatif. Serangan ini patut dipelajari dan ditiru karena efektif dan relatif murah.

    (fay/rns)

  • Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia memiliki rudal konvensional jarak menengah dengan kode “Oreshnik” yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan Mach 10, atau sekitar 2,5-3 kilometer per detik. Rusia mengklaim bahwa  tidak ada sistem pertahanan yang mampu menandinginya.

    Meski begitu, identitas pasti rudal ini masih diperdebatkan. Intelijen militer Ukraina menyebut rudal tersebut sebagai jenis ICBM (intercontinental ballistic missile) baru bernama Kedr (cedar), yang diklaim melaju hingga Mach 11 dan menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari wilayah Astrakhan, Rusia, ke Dnipro, Ukraina dalam 15 menit. 

    Rudal ini juga diduga membawa enam hulu ledak, masing-masing berisi enam sub-munisi.

    Namun, sejumlah pakar Barat meragukan bahwa rudal yang ditembakkan adalah ICBM, karena peluncuran ICBM biasanya akan memicu peringatan nuklir di Amerika Serikat. Sebaliknya, analis militer Rusia, Ilya Kramnik, memperkirakan Oreshnik adalah rudal jarak menengah generasi baru dengan jangkauan 2.500-3.000 km, bahkan mungkin hingga 5.000 km—cukup untuk menjangkau hampir seluruh Eropa, namun tidak sampai Amerika Serikat.

    Dilansir dari Aljazeera, Senin (2/5/2025), Rudal balistik jarak menengah baru, Oreshnik, yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia, adalah senjata yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan sebelumnya belum pernah disebutkan secara publik.

    Pentagon menyatakan bahwa rudal ini berbasis pada rudal balistik antarbenua (ICBM) “RS-26 Rubezh”. Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan minimal Mach 5 — lima kali kecepatan suara — dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

    Rudal ini dapat membawa tiga hingga enam hulu ledak, tulis pakar militer Viktor Baranets di tabloid Komsomolskaya Pravda.

    Igor Korotchenko, editor jurnal National Defence yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa berdasarkan rekaman video serangan tersebut, Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang dapat diarahkan secara independen.

    Sementar itu BBC melaporkan kecepatan tinggi menjadi kunci keunggulan rudal ini. Semakin cepat rudal melaju, semakin singkat waktu reaksi pertahanan lawan. Rudal balistik biasanya menempuh lintasan parabola, dan saat turun menuju sasaran, kecepatannya bertambah sehingga sulit diintersepsi oleh sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS.

    Dengan kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem, Oreshnik diyakini mampu menembus pertahanan rudal modern dan menghancurkan target yang sangat terlindungi tanpa perlu hulu ledak nuklir. Analis militer Rusia, Vladislav Shurygin, menyatakan rudal ini dapat menghancurkan bunker bawah tanah sekalipun.

    Pada Desember 2024, Rusia menggunakan Oreshnik untuk menyerang Dnipro dan menjadi tantangan baru bagi sistem pertahanan udara Ukraina. Justin Crump, CEO Sibylline, mengatakan bahwa rudal balistik jarak pendek Rusia sudah menjadi ancaman signifikan selama perang, dan sistem baru yang lebih cepat akan meningkatkan ancaman itu secara drastis.

    Dengan jangkauan ribuan kilometer dan kemampuan membawa banyak hulu ledak, Oreshnik berpotensi mengubah peta ancaman militer di Eropa. Para analis memperingatkan, jika rudal ini diproduksi massal, hampir seluruh wilayah Eropa bisa berada dalam jangkauan serangan Rusia.

  • 41 Jet Putin Meledak, Ini Cara Ukraina Tembak 117 Drone Tembus Rusia

    41 Jet Putin Meledak, Ini Cara Ukraina Tembak 117 Drone Tembus Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinas keamanan Ukraina (SBU) berhasil menyerang empat pangkalan udara militer Rusia menggunakan ratusan drone. Laporan Reuters Senin (2/6/2025) menyebut serangan pada Minggu itu menghantam setidaknya 41 pesawat tempur, termasuk pembom strategis jarak jauh.

    Total ada 117 drone yang diluncurkan. Serangan ini disebut sebagai salah satu operasi paling merusak sejak perang dimulai 2022, terbesar yang dilakukan Ukraina.

    Namun bagaimana Ukraina bisa menyerang Rusia sedahsyat itu?

    Operasi ini sesungguhnya adalah operasi rahasia. Ukraina memberinya nama “Jaring Laba-Laba”. 

    Ini menandai penggunaan taktik baru. Di mana drone bermuatan bahan peledak disembunyikan dalam gudang kayu yang dimuat ke atas truk lalu dibawa ke dekat pangkalan udara Rusia.

    Saat serangan dilakukan, panel atap gudang kemudian dibuka secara otomatis. Hal itu lalu memungkinkan drone terbang langsung ke target.

    “Serangan ini merupakan aksi kekerasan yang ditargetkan dan sedang kami selidiki sebagai tindak terorisme,” kata Mark Michalek, agen khusus FBI yang mengepalai Kantor Lapangan Denver, seperti dikutip oleh media Ukraina.

    Menurut SBU, kerugian Rusia akibat serangan itu ditaksir mencapai US$7 miliar (sekitar Rp 114 triliun). Sebanyak 34% armada pembom strategis Rusia di salah satu pangkalan utama terkena dampaknya.

    Presiden Volodymyr Zelensky mengonfirmasi keterlibatan Ukraina. Ia menyebut serangan ini sebagai hasil operasi yang direncanakan selama lebih dari 18 bulan.

    “Ini adalah hasil cemerlang, dan sepenuhnya dilakukan oleh Ukraina. Operasi ini disiapkan lama dan merupakan hasil kerja SBU,” ujar Zelensky lewat Telegram, menambahkan seluruh anggota tim operasi berhasil keluar dari wilayah Rusia sebelum serangan dimulai.

    Serangan Jauh ke Dalam Wilayah Rusia

    Salah satu target utama serangan ini adalah Pangkalan Udara Belaya di wilayah Irkutsk, Siberia yang berjarak lebih dari 4.300 km dari garis depan Ukraina. Ini merupakan serangan drone Ukraina paling jauh dalam catatan peperangan beberapa tahun terakhir.

    Video dan gambar yang beredar di media sosial Rusia menunjukkan pembom Tu-95 terbakar di landasan pacu. Belum ada verifikasi independen atas video tersebut namun sejumlah gambar menunjukkan drone quadcopter muncul dari atap gudang yang telah dibuka.

    Gubernur Irkutsk, Igor Kobzev, mengakui adanya serangan drone terhadap unit militer di dekat desa Sredny. Sayangnya, ia tak merinci dampaknya.

    Menurut sumber keamanan Ukraina, operasi ini diawasi langsung oleh Zelensky dan Kepala SBU Vasyl Maliuk. Mereka juga membagikan foto gudang dan drone yang digunakan dalam serangan, serta rekaman drone yang menunjukkan pesawat-pesawat Rusia terbakar di landasan.

    Jika laporan ini dikonfirmasi, serangan tersebut menjadi pukulan besar bagi kekuatan udara Rusia. Khususnya armada pembom strategis yang digunakan untuk meluncurkan rudal ke Ukraina.

    (tfa/sef)

  • Gila! Ukraina Bombardir 40 Jet Tempur Rusia Sampai Hancur, Endingnya Zelensky Malah Minta Gencatan Senjata

    Gila! Ukraina Bombardir 40 Jet Tempur Rusia Sampai Hancur, Endingnya Zelensky Malah Minta Gencatan Senjata

    GELORA.CO – Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas!

    Dalam laporan terbaru dari intelijen Barat dan media Ukraina, serangan drone Ukraina berhasil menghancurkan sekitar 40 jet tempur milik Rusia.

    Angka ini mengejutkan banyak pihak dan disebut sebagai salah satu pukulan terbesar terhadap kekuatan udara Moskow sejak invasi dimulai pada 2022.

    Serangan itu terjadi di sejumlah pangkalan udara Rusia, termasuk di wilayah Krasnodar dilansir dari CBS. 

    Drone-drone Ukraina menyasar landasan pacu, hanggar, dan pesawat yang tengah parkir.

    Dalam video yang beredar di media sosial, ledakan besar dan kobaran api terlihat jelas menghantam kompleks militer tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia sendiri belum mengonfirmasi jumlah kerugian, namun analis Barat menyebutkan bahwa sekitar dua skuadron jet tempur, termasuk Sukhoi Su-34 dan Su-35, ikut hancur dalam serangan itu.

    Bila dikalkulasi, kerugian Rusia bisa mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 24 triliun!

    Tak hanya itu, sejumlah sistem radar dan amunisi juga ikut terdampak.

    Para pengamat militer menyebut serangan ini sebagai “game changer”, karena Rusia mulai terlihat kewalahan mempertahankan wilayah-wilayah yang jauh dari garis depan.

    Zelensky Malah Ajukan Gencatan Senjata?

    Namun yang bikin publik bingung — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky justru membuka wacana gencatan senjata di tengah keberhasilan besar militer negaranya.

    Dalam wawancara dengan media Jerman, Zelensky menyatakan bahwa “Ukraina terbuka pada solusi damai” asalkan wilayah kedaulatan tetap dihormati.

    “Perang ini tak bisa berlangsung selamanya. Kami tak ingin hanya menang di medan tempur, tapi juga di meja perundingan,” ujar Zelensky.

    Ia juga menambahkan bahwa saat ini Ukraina tengah menyiapkan peta jalan untuk menggelar Konferensi Perdamaian Global yang akan digelar di Swiss pertengahan Juni.

    Banyak yang menduga pernyataan Zelensky ini adalah bagian dari strategi diplomasi tingkat tinggi.

    Setelah menunjukkan kekuatan militer yang signifikan, Ukraina ingin memegang kendali narasi — menjadi pihak yang proaktif menawarkan perdamaian.

    Namun, di sisi lain, beberapa analis menilai tawaran gencatan senjata ini juga bisa mencerminkan beban berat yang tengah ditanggung Ukraina.

    Dukungan militer dari Barat mulai melambat, dan tekanan internal pun meningkat.

    Bagaimana Tanggapan Rusia?

    Hingga kini, Rusia belum memberikan respons resmi atas tawaran gencatan senjata tersebut. Kremlin masih terus mengklaim bahwa “operasi militer khusus” mereka akan terus berlangsung hingga tujuan strategis tercapai.

    Namun beberapa diplomat Rusia mulai menunjukkan sinyal bahwa pembicaraan damai bisa jadi opsi terbuka, tergantung sikap Ukraina ke depan. 

    Situasi ini bikin geger dunia internasional. Ukraina makin kuat di medan tempur, tapi Zelensky malah membuka pintu damai.