Negara: Ukraina

  • Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Jakarta

    Rusia terus menyerang Ukraina. Serangan drone Rusia menewaskan lima orang dan melukai enam orang lainnya di kota Pryluky, Ukraina utara.

    “Lima orang dilaporkan tewas, termasuk dua wanita dan seorang anak berusia satu tahun, yang ditemukan di bawah reruntuhan,” tulis Vyacheslav Chaus, seorang pejabat daerah Chernigiv, dalam postingan di Telegram, seraya menambahkan enam orang terluka dan dirawat di rumah sakit.

    “Ledakan tersebut merusak rumah-rumah di daerah permukiman,” katanya, dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/6/2025).

    Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari 2022, puluhan ribu orang telah tewas, sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

    Ukraina telah membalas di wilayah Rusia, dengan melakukan serangan pesawat nirawak yang dramatis terhadap pangkalan udara militer Rusia selama akhir pekan lalu. Serangan Ukraina itu menghancurkan pesawat-pesawat pengebom Rusia berkemampuan nuklir senilai miliaran dolar AS.

    Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia akan membalas dendam atas serangan Ukraina tersebut. Putin tampaknya mengesampingkan gencatan senjata atau perundingan langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Sebelumnya, gempuran di wilayah Kherson yang sebagian diduduki Rusia di Ukraina selatan pada Rabu (4/6) malam waktu setempat, menyebabkan gardu induk kehilangan daya, menyebabkan ribuan orang kehilangan listrik.

    Lihat juga Video: Malam Mencekam di Ukraina, Serangan Drone Tewaskan 13 Orang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Membela, Rusia Bilang Iran Berhak Punya Program Nuklir Damai

    Membela, Rusia Bilang Iran Berhak Punya Program Nuklir Damai

    Moskow

    Rusia menyampaikan pernyataan yang membela Iran setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kesepakatan baru dengan Teheran tidak akan mengizinkan pengayaan uranium. Moskow balik menegaskan bahwa Iran memiliki “hak” untuk program nuklir damai.

    Washington dan Teheran menggelar lima putaran perundingan nuklir sejak April lalu, dengan pengayaan uranium menjadi pembahasan utama. Perundingan itu bertujuan mencapai kesepakatan baru guna menggantikan kesepakatan sebelumnya yang ditinggalkan Trump pada masa jabatan pertamanya tahun 2018.

    Trump, pada Senin (2/6), menegaskan Iran tidak akan diperbolehkan melakukan pengayaan uranium dalam kesepakatan nuklir antara kedua negara. Teheran bersikeras membela aktivitas yang disebutnya sebagai upaya “damai” untuk memperoleh bahan bakar pembangkit listrik tersebut.

    Saat ditanya soal komentar terbaru Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan pembelaan untuk Iran.

    “Negara-negara memiliki hak untuk energi damai, penggunaan energi atom secara damai harus dilakukan secara eksklusif di bawah kendali ketat Badan Energi Atom Internasional,” tegas Peskov dalam komentarnya.

    “Kami meyakini bahwa negara-negara harus tetap menjaga hak ini,” ucapnya.

    Pembelaan Kremlin ini disampaikan saat Rusia dan Iran yang bersekutu semakin memperdalam hubungan militer kedua negara di tengah invasi militer Moskow terhadap Ukraina, yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

    Peskov juga menegaskan kembali dukungan Rusia terhadap perundingan “yang bertujuan untuk mencapai resolusi damai” di tengah kebuntuan antara Iran dan AS.

    Penegasan Trump soal larangan pengayaan uranium Iran itu disampaikan setelah media Axios melaporkan bahwa tawaran AS akan memungkinkan Iran untuk memperkaya sebagian bahan bakar nuklirnya.

    “Berdasarkan perjanjian potensial kita — KITA TIDAK AKAN MENGIZINKAN PENGAYAAN URANIUM APA PUN!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    Axios juga melaporkan bahwa tawaran terbaru Washington yang dikirimkan ke Teheran pada Sabtu (31/5) akan mengizinkan pengayaan uranium level rendah di wilayah Iran, untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

    Sementara itu, Iran bersikeras menyatakan pihaknya “tidak menyembunyikan apa pun” mengenai program nuklirnya. Hal ini disampaikan setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta Teheran untuk lebih transparan.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, di mana dia bertemu kepala IAEA Rafael Grossi, menegaskan bahwa “Iran memiliki program nuklir damai” dan “siap memberikan jaminan” kepada pihak mana pun.

    Ditegaskan juga oleh Aragchi bahwa tidak akan ada kesepakatan nuklir jika tujuannya adalah “menghentikan Iran dari aktivitas nuklir damai” — yang merujuk pada pengayaan uranium.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Rabu, 4 Juni 2025.

    Nilai tukar rupiah ditutup menguat 14 poin terhadap dolar AS (USD), yang sebelumnya melemah 10 poin di level1 6.294 dari penutupan sebelumnya di level 16.308. 

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.250 – Rp16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

    Pelemahan dolar AS terjadi ketika para pedagang mempertanyakan dampak ekonomi dari kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump, setelah memutuskan untuk menaikkan tarif pada impor baja dan aluminium.

    “Data penggajian nonpertanian yang akan dirilis hari Jumat ini akan memberikan lebih banyak petunjuk” kata Ibrahim.

    Baru-baru ini, beberapa pejabat Gedung Putih mengisyaratkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan mengadakan panggilan telepon untuk berdiskusi terkait perkembangan tarif dagang kedua negara.

    Ibrahim melihat, berita tentang potensi dialog tersebut memicu harapan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok akan meningkat, terutama setelah pejabat AS mengakui negosiasi telah terhenti dalam beberapa minggu terakhir. 

    “Pasar berharap kesepakatan perdagangan yang lebih permanen, setelah Washington dan Beijing sepakat untuk menurunkan tarif perdagangan mereka untuk sementara waktu pada bulan Mei,” paparnya.

    Selain itu, beberapa pejabat Federal Reserve menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah dalam waktu dekat. Adapun meningkatnya ketegangan militer antara Rusia dan Ukraina juga menjadi perhatian pasar.

  • 4 Juta Orang Mengungsi, Krisis Sudan Jarang Mendapat Sorotan

    4 Juta Orang Mengungsi, Krisis Sudan Jarang Mendapat Sorotan

    Enggak mau ketinggalan berita-berita terkini? Kami sudah merangkumnya untuk Anda.

    Dunia Hari Ini, edisi Rabu, 4 Juni 2025 kita awali dari Sudan.

    ‘Krisis kemanusiaan’ di Sudan

    Lebih dari empat juta orang sudah meninggalkan Sudan sejak dimulainya perang saudara pada tahun 2023, kata pejabat badan pengungsi PBB.

    Kekerasan mulai melanda Sudan pada bulan April 2023, yang menewaskan puluhan ribu orang, sementara 13 juta orang mengungsi karena kelaparan yang terjadi di beberapa daerah.

    “Jika konflik berlanjut di Sudan, kami memperkirakan ribuan orang lagi akan terus mengungsi, yang membahayakan stabilitas regional dan global,” kata Eujin Byun, juru bicara badan pengungsi PBB atau UNHCR.

    Lebih dari 800.000 pengungsi sudah berada di Chad, dengan kondisi tempat tinggal sangat buruk karena kekurangan dana, menurut UNHCR.

    “Ini adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang sedang kita hadapi. Ini adalah krisis kemanusiaan,” ujar Dossou Patrice Ahouansou dari UNHCR.

    Elon Musk menyerang Donald Trump

    Miliarder Elon Musk menyerang Presiden Donald Trump dengan kebijakannya yang ingin melakukan pemotongan pajak hingga $3 triliun.

    Hanya beberapa hari setelah meninggalkan perannya sebagai penasihat presiden Amerika Serikat, Elon yang juga donor Partai Republik menyebut rencana Presiden Trump “keterlaluan.”

    Kebijakan Presiden Trump nantinya akan membuat pemerintah Amerika Serikat memperpanjang keringanan pajak melalui pemotongan anggaran.

    Dampaknya akan menghilangkan layanan perawatan kesehatan bagi jutaan warga Amerika berpenghasilan rendah, yang bergantung pada Medicaid.

    Ukraina kembali menyerang Rusia

    Serangan Ukraina menghancurkan Jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia dan Semenanjung Krimea.

    Rusia melakukan serangan dengan bahan peledak bawah air.

    Ini sekaligus menjadi serangan susulan setelah pesawat nirawak Ukraina menargetkan pesawat pengebom jarak jauh Rusia dengan kemampuan nuklir, hari Minggu kemarin.

    Dalam pertemuan di Turki, Rusia mengatakan kepada Ukraina jika pihaknya hanya akan setuju untuk mengakhiri perang, jika Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya dan membatasi jumlah tentaranya.

    Tahanan penjara kabur setelah gempa

    Serangkaian gempa di Pakistan menurut laporan polisi setempat telah menyebabkan lebih dari 200 tahanan kabur dari penjara, setelah mereka sempat terlibat perkelahian dengan para penjaga penjara.

    Zia-ul-Hasan Lanjar, salah satu pejabat, mengatakan aksi kabur para napi dimulai Selasa (03/06) kemarin, saat ratusan tahanan diizinkan untuk meninggalkan sel mereka karena gempa.

    Polisi mengatakan para tahanan kemudian merampas senjata dari sipir, kemudian memaksa mereka membuka gerbang utama hingga terjadi kerusuhan.

    Setidaknya satu tahanan tewas dan tiga penjaga terluka, menurut Kepala Polisi Provinsi Ghulam Nabi Memon.

  • NATO Tak Punya ‘Masa Depan’

    NATO Tak Punya ‘Masa Depan’

    Jakarta

    Pertanyaan para peneliti seakan meramalkan kegelapan. “Siapa atau apa yang masih bisa menyelamatkan perdamaian di dunia?” demikian pertanyaan yang diajukan ilmuwan dari empat lembaga riset di Jerman dalam Friedensgutachten 2025. Sejak 1987, mereka telah menganalisis konflik internasional dan memberikan rekomendasi politik. Namun, pesimisme yang dituangkan dalam laporan tahun ini merupakan sesuatu yang langka.

    Perang di Ukraina, Gaza, Sudan, lebih dari 122 juta orang mengungsi, serta konflik kekerasan di berbagai belahan dunia, memperlihatkan betapa situasi global kian memburuk.

    Christopher Daase dari Leibniz-Institut fr Friedens- und Konfliktforschung menyatakan, “Dalam beberapa tahun terakhir, fokus analisis kami adalah serangan Rusia ke Ukraina dan penghancuran tatanan perdamaian serta keamanan Eropa oleh Rusia.” Kini, situasi keamanan semakin memburuk. “Amerika Serikat justru menambah ketidakpastian baru.”

    Kritik terhadap Trump

    Salah satu sorotan utama dalam laporan tahun ini adalah perubahan politik di Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump dan gerakan MAGA-nya, menurut para peneliti, “dalam waktu singkat dan nyaris tanpa perlawanan” telah berhasil mengubah demokrasi tertua di dunia menjadi semacam rezim otoriter.

    Di panggung global, pemerintahan baru AS juga dinilai telah meruntuhkan lembaga dan nilai-nilai liberal. “Para penguasa otoriter dan diktator dirangkul, sementara gerakan populis sayap kanan didukung di negara-negara demokratis.”

    Daase menyebutkan bahwa ada risiko “penularan ideologi otoriter” ke negara lain. Di Eropa, misalnya, sudah tampak gejala mengkhawatirkan, entah itu perlemahan lembaga hukum internasional, ancaman terhadap kebebasan akademik, serta intervensi terhadap otonomi lembaga masyarakat seperti gereja.

    Matinya NATO?

    Menurut laporan tersebut, persekutuan transatlantik antara Eropa dan AS “seperti yang kita kenal, sudah berakhir.” Hal serupa juga berlaku untuk kerja sama militer. “Janji solidaritas NATO telah kehilangan kredibilitasnya,” dan keakraban baru antara AS dan Rusia dikhawatirkan akan mengorbankan Ukraina dan kepentingan Eropa.

    Ketika ditanya apakah NATO sudah mati, dia enggan menyangkal. “Kita sedang mempersiapkan berakhirnya NATO,” ujarnya. Menurutnya, Eropa masih bekerja sama dengan NATO selama memungkinkan, sembari memperkuat kemampuan pertahanan sendiri.

    Eropa harus lebih kompak

    Para peneliti mendesak pemerintah Jerman untuk membuat rencana yang transparan dan bertahap guna memperkuat serta mengintegrasikan struktur pertahanan Eropa. Hanya masalahnya, Uni Eropa dinilai masih jauh dari tujuan tersebut.

    “Yang kita lihat sekarang bukan penguatan pertahanan bersama dalam kerangka politik UE, melainkan penguatan pertahanan nasional masing-masing negara anggota,” jelas Ursula Schrder dari Institut Penelitian Perdamaian dan Kebijakan Keamanan Universitas Hamburg (IFSH).

    Keamanan, lanjutnya, tidak boleh hanya dimaknai dalam pengertian militer. Menurut Conrad Schetter dari Bonn International Centre for Conflict Studies (BICC), arsitektur keamanan juga mencakup pengendalian senjata, upaya membangun kepercayaan, dan diplomasi. Kebijakan pembangunan yang efektif juga penting. Dia mengingatkan bahwa penguatan militer tidak boleh menjadi “blanko kosong” untuk mengekspor senjata ke seluruh dunia.

    Desakan untuk stop suplai senjata ke Israel

    Para peneliti juga mengaku prihatin terhadap melemahnya hukum internasional. Mereka mencatat meningkatnya “dehumanisasi dalam peperangan,” seperti pelanggaran berat terhadap perlindungan warga sipil, serangan langsung terhadap rumah sakit dan sekolah, serta penyalahgunaan bantuan kemanusiaan untuk kepentingan politik.

    Dampak paling brutal terlihat dalam perang Rusia di Ukraina dan konflik Israel-Hamas. Kritik terutama diarahkan terhadap perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 53.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. Para peneliti menyerukan “dengan urgensi yang belum pernah ada sebelumnya” agar semua pengiriman senjata yang bisa digunakan di Gaza dan Tepi Barat dihentikan. Israel, menurut laporan itu, telah “melanggar hukum humaniter internasional secara mencolok” dan “melampaui batas hak pembelaan diri yang sah.”

    Antara Oktober 2023 dan Mei 2025, Jerman mengizinkan ekspor senjata senilai hampir 500 juta euro ke Israel. Hal ini diungkapkan pemerintah sebagai jawaban atas pertanyaan resmi dari fraksi Partai Kiri di Bundestag. Ekspor tersebut mencakup senjata api, amunisi, komponen senjata, peralatan khusus untuk angkatan darat dan laut, peralatan elektronik, serta kendaraan lapis baja khusus.

    Menolak Netanyahu di Jerman

    Laporan ini juga menyinggung pentingnya menghormati hukum internasional. Hal ini merespons pernyataan Kanselir Friedrich Merz, yang sebelumnya sempat menyatakan akan tetap mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meski ada surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Merz bahkan menawarkan “cara dan jalur” khusus agar Netanyahu bisa datang dan pergi dari Jerman tanpa ditangkap. Laporan Friedensgutachten 2025 menegaskan, “hukum internasional harus diutamakan di atas alasan kenegaraan.” Oleh karena itu, “untuk saat ini, kunjungan resmi Netanyahu ke Jerman tidak dapat diterima.”

    Para peneliti juga mendesak Jerman agar dalam jangka menengah mendukung pengakuan negara Palestina. Menurut mereka, penyelesaian jangka panjang konflik Palestina “tidak mengurangi sedikit pun hak Israel atas keberadaan sebagai negara Yahudi dalam batas yang aman.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi Oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menanti Trump Duduk Semeja dengan Putin dan Zelensky

    Menanti Trump Duduk Semeja dengan Putin dan Zelensky

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan siap duduk bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Turki. Pertemuan itu demi mewujudkan gencatan senjata.

    Pertemuan trilateral ini sempat diusulkan Zelensky pada Mei 2025 kemarin. Usulan tersebut menjadi bagian dari upaya memaksa Moskow menghentikan invasi militernya yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    “Jika Putin tidak merasa nyaman dengan pertemuan bilateral, atau jika semua orang menginginkannya menjadi pertemuan trilateral, saya tidak keberatan. Saya siap untuk format apa pun,” kata Zelensky saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    Zelensky siap untuk pertemuan trilateral itu dan mendesak Washington untuk menjatuhkan paket sanksi keras terhadap sektor perbankan dan energi Moskow.

    “Kami sedang menunggu sanksi dari Amerika Serikat (untuk Rusia)” ucapnya.

    “Trump menegaskan bahwa jika Rusia tidak berhenti, sanksi-sanksi akan dijatuhkan. Kami telah membahas dua aspek utama dengannya — energi dan sistem perbankan. Akankah AS mampu menjatuhkan sanksi terhadap kedua sektor ini? Saya sangat menyukainya,” ujar Zelensky dalam pernyataannya.

    Erdogan Ingin Pertemukan Putin-Zelensky-Trump di Turki

    Presiden Turki Erdogan. (Foto: DW (News)

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan lagi kesediaannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara pemimpin Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina. Pertemuan itu sebagai upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    “Keinginan terbesar saya untuk kedua belah pihak adalah mempertemukan Vladimir Putin (Rusia) dan Volodymyr Zelensky (Ukraina) di Istanbul atau Ankara, dan bahkan membawa (Presiden AS) (Donald) Trump ke pihak mereka, jika mereka menerima,” kata Erdogan dilansir AFP, Senin (2/6/2025).

    Erdogan menyebut Turki akan mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi pertemuan Putin, Zelensky hingga Trump. Menurutnya, pembicaraan hari Senin itu merupakan pencapaian besar.

    Pada pertemuan hari Senin, yang berlangsung lebih dari satu jam, Ukraina dan Rusia sepakat untuk menukar tawanan perang yang terluka parah serta mereka yang berusia di bawah 25 tahun, di samping sisa-sisa 6.000 tentara yang tewas dalam pertempuran.

    “Angka-angka yang diberikan oleh Rusia dan Ukraina… (sangat) sangat penting dalam hal menunjukkan betapa pentingnya pertemuan Istanbul ini. Dan kami bangga akan hal ini,” imbuh Erdogan.

    Trump Bersedia Duduk Semeja

    Foto: REUTERS/Anatolii Stepanov

    Trump terbuka diskusi dengan Putin dan Zelensky dalam pertemuan di Turki. Kesediaan Trump ini disampaikan setelah delegasi Moskow dan Kyiv, yang menggelar pertemuan di Istanbul pada Senin (2/6), gagal mencapai kemajuan menuju gencatan senjata.

    “Presiden mengatakan dirinya terbuka untuk hal itu jika memang hal itu harus terjadi, tetapi dia menginginkan kedua pemimpin ini dan kedua belah pihak untuk duduk bersama dalam satu meja,” ucap juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat berbicara kepada wartawan.

    Dalam pertemuan terbaru di Istanbul, delegasi Rusia dan Ukraina hanya menyepakati pertukaran tahanan skala besar lainnya. Istanbul juga menjadi tuan rumah pertemuan kedua negara saat pertemuan tatap muka pertama digelar pada pertengahan Mei lalu.

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri akan ‘mengambil langkah-langkah’ untuk memfasilitasi pertemuan semacam itu. Putin sejauh ini menolak pertemuan langsung semacam itu. Namun Zelensky mengatakan dirinya bersedia, sembari menggarisbawahi bahwa masalah utama hanya dapat diselesaikan di level pemimpin.

    Namun, meskipun Trump bersedia untuk bertemu dengan Putin dan Zelensky, menurut Leavitt, tidak ada perwakilan AS yang ikut serta dalam pembicaraan yang dilakukan pada Senin (2/6) di Istanbul.

    Zelensky menanti langkah Amerika Serikat. Dia mendesak Trump untuk memperketat sanksi terhadap Rusia guna “mendorong” negara itu menyetujui gencatan senjata menyeluruh.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Moskow

    Ledakan yang mengakibatkan kereta api penumpang tergelincir di wilayah perbatasan Bryansk menyebabkan 7 orang tewas. Rusia menuduh Ukraina menjadi dalang ledakan itu.

    Ledakan mematikan di wilayah Bryansk, Rusia yang berbatasan dengan Ukraina menyebabkan jembatan jalan runtuh ke jalur kereta api Sabtu malam dan menyebabkan kereta penumpang tergelincir, kata pihak berwenang.

    “Para teroris, yang bertindak atas perintah rezim Kyiv, merencanakan segalanya dengan sangat presisi sehingga ratusan warga sipil yang tidak bersalah akan menjadi sasaran serangan mereka,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (3/6/2025).

    Moskow sebelumnya mengatakan ledakan itu adalah tindakan “terorisme” meskipun tidak secara langsung menyalahkan Kyiv.

    Para penyelidik mengatakan mereka telah mengambil beberapa bagian alat peledak dari lokasi kecelakaan. Penyelidik juga telah mengumpulkan kesaksian dari para saksi mata dan korban luka.

    Sebuah jembatan rel terpisah di wilayah Kursk yang berdekatan diledakkan beberapa jam kemudian pada Minggu dini hari, menyebabkan kereta barang tergelincir dan melukai masinisnya.

    Rusia telah dilanda puluhan serangan sabotase sejak Moskow melancarkan serangan militer terhadap tetangganya pada tahun 2022, banyak yang menargetkan jaringan rel kereta apinya yang luas.

    Kyiv mengatakan Rusia menggunakan rel kereta api untuk mengangkut pasukan dan persenjataan bagi pasukannya yang bertempur di Ukraina.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 terakhir.

    Edisi Selasa, 3 Juni 2025 ini akan dibuka dengan berita dari Sisilia di Italia.

    Gunung Etna meletus

    Sebuah video yang dibagikan di X menunjukkan wisatawan berlari menuruni gunung berapi Etna di Sisilia timur, Italia, ketika mulai menyemburkan uap dan abu vulkanik.

    Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional (INGV) di Italia mengatakan aktivitas vulkanik gunung Etna mulai terdeteksi pada dini hari dan terus berlanjut.

    Letusan tersebut tidak mempengaruhi aktivitas di bandara Catania di dekatnya.

    Tapi Stefano Branca, seorang pejabat INGV, menyebut sejumlah area di sekeliling puncak Etna ditutup bagi turis sebagai tindakan pencegahan.

    Hukuman untuk tersangka ‘teroris’ Colorado

    Menurut dokumen pengadilan, Mohamed Sabry Soliman, yang berusia 45 tahun, menargetkan “kelompok Zionis” yang berkumpul di pusat perbelanjaan di kota Boulder, Minggu kemarin.

    Para saksi dan FBI awalnya mengatakan Mohamed meneriakkan “Free Palestine” dan menggunakan penyembur api darurat serta alat yang bisa membakar lainnya saat melakukan serangan.

    Senin kemarin, jaksa wilayah Boulder County, Michael Dougherty, mengatakan empat korban tambahan sudah diidentifikasi, sehingga total korban mencapai 12 orang.

    Ia juga mengatakan Mohamed menghadapi total 34 tuduhan, termasuk percobaan pembunuhan dan penggunaan alat pembakar, dan bila terbukti bersalah ia akan dipenjara di penjara Colorado selama 624 tahun.

    Rusia dan Ukraina menyetujui pertukaran tahanan

    Senin kemarin, pihak dari Rusia dan Ukraina mengadakan pertemuan hampir satu jam di kota Istanbul, Turki, sebagai upaya negosiasi kedua sejak Maret 2022.

    Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebutnya sebagai pertemuan yang baik dan berharap ia dapat mempertemukan Vladimir Putin dari Rusia dan Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina dalam pertemuan di Turki bersama dengan Presiden AS Donald Trump.

    Tetapi tidak ada terobosan pada gencatan senjata yang sudah diusulkan ke Rusia dan didesak Ukraina, negara sekutunya di Eropa, serta Amerika Serikat.

    Masing-masing pihak hanya sepakat untuk mengembalikan jenazah 6.000 tentara yang tewas ke negara masing-masing, serta melakukan pertukaran tawanan perang.

    Karol Nawrocki memenangkan pemilihan presiden Polandia

    Menurut hasil penghitungan suara akhir yang dirilis pada hari Senin (02/06), kandidat konservatif Karol Nawrocki memenangkan 50,89 persen suara melawan Wali Kota Warsawa Rafa Trzaskowski, yang beraliran liberal dan memperoleh 49,11 persen suara.

    Hasil ini diperkirakan akan membawa Polandia ke arah yang lebih populis dan nasionalis di bawah pemimpin barunya, yang juga mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump.

    Karol akan menggantikan Andrzej Duda, seorang konservatif yang masa jabatan keduanya berakhir pada tanggal 6 Agustus.

    Berdasarkan konstitusi Polandia, presiden menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Gunung Etna di Italia Muntahkan Lava Merah’:

  • Rusia Tetapkan Sejumlah Syarat untuk Akhiri Perang, Ukraina Harapkan Ada Pembicaraan Lanjutan

    Rusia Tetapkan Sejumlah Syarat untuk Akhiri Perang, Ukraina Harapkan Ada Pembicaraan Lanjutan

    JAKARTA – Rusia menetapkan sejumlah syarat untuk mengakhiri perang, sementara Ukraina mengharapkan ada pembicaraan lanjutan bulan ini, usai delegasi kedua negara bertemu di Istanbul Hari Senin.

    Rusia dan Ukraina menggelar pembicaraan damai di Istana Ciragan, Istanbul Turki. Pertemuan yang dimoderatori Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan itu dilaporkan berlangsung selama satu jam.

    Dalam perundingan kemarin, Rusia mengajukan syarat untuk mengakhiri perang jika Ukraina menyerahkan sebagian besara wilayah baru dan menerima pembatasan jumlah tentaranya, menurut memorandum yang dilaporkan oleh media Rusia.

    Syarat-syarat tersebut, yang secara resmi disampaikan dalam perundingan di Istanbul, menyoroti penolakan Moskow untuk berkompromi pada tujuan perangnya yang sudah lama.

    Ukraina telah berulang kali menolak persyaratan Rusia karena dianggap sama saja dengan menyerah.

    Delegasi kedua negara bertemu selama satu jam, untuk putaran perundingan kedua tahun ini, setelah perundingan 16 Mei lalu di Istana Domabahce, juga di Istanbul. Sebelumnya, delegasi kedua negara berunding di Belarusia dan Turki pada awal-awal perang tahun 2022.

    Delegasi Rusia dalam perundingan di Istanbul. (Sumber: Alexander Ryumin/TASS)

    Namun, tidak ada terobosan pada usulan gencatan senjata yang Ukraina, sekutu-sekutunya di Eropa, dan Washington telah mendesak Rusia untuk menerimanya.

    Memorandum Rusia, yang diterbitkan oleh kantor berita Interfax, mengatakan penyelesaian perang akan memerlukan pengakuan internasional atas Krimea – semenanjung yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 – dan empat wilayah Ukraina lainnya yang diklaim Moskow sebagai wilayahnya sendiri, seperti melansir Reuters 3 Juni.

    Rusia mencaplok Lugansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia setelah menggelar referendum yang dikritik, menyusul invasi pada tahun 2022. Pengumuman pencaplokan itu dilakukan langsung oleh Presiden Vladimir Putin.

    Dalam memorandum Rusia kemarin, Ukraina harus menarik pasukannya dari semua wilayah tersebut.

    Memorandum juga tersebut menegaskan kembali tuntutan Moskow agar Ukraina menjadi negara netral – mengesampingkan keanggotaan NATO – dan agar Ukraina melindungi hak-hak penutur bahasa Rusia, menjadikan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi, dan memberlakukan larangan hukum terhadap pemujaan terhadap Nazisme.

    Ukraina menolak tuduhan Nazi tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal dan membantah melakukan diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia.

    Delegasi Ukraina dalam perundingan di Istanbul. (Twitter/@rustem_umerov)

    Rusia juga meresmikan persyaratannya untuk gencatan senjata apa pun dalam perjalanan menuju penyelesaian damai, dengan mengajukan dua opsi yang keduanya tampaknya tidak dapat diterima oleh Ukraina.

    Opsi pertama, menurut teks tersebut, adalah agar Ukraina memulai penarikan militer penuh dari wilayah Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Dari wilayah-wilayah tersebut, Rusia sepenuhnya mengendalikan wilayah pertama tetapi hanya menguasai sekitar 70 persen sisanya.

    Opsi kedua adalah paket yang mengharuskan Ukraina menghentikan penempatan kembali militer dan menerima penghentian penyediaan bantuan militer, komunikasi satelit, dan intelijen asing. Kyiv juga harus mencabut darurat militer dan menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen dalam waktu 100 hari.

    Kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengatakan Moskow juga telah mengusulkan “gencatan senjata khusus selama dua hingga tiga hari di beberapa bagian garis depan” sehingga jenazah tentara yang tewas dapat dikumpulkan.

    Menurut peta jalan yang diusulkan yang disusun oleh Ukraina, yang salinannya telah dilihat oleh Reuters, Kyiv tidak menginginkan pembatasan kekuatan militernya setelah kesepakatan damai apa pun, tidak ada pengakuan internasional atas kedaulatan Rusia atas sebagian wilayah Ukraina yang diambil oleh pasukan Moskow, dan ganti rugi.

    Di sisi lain, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang memimpin delegasi Kyiv, mengatakan Kyiv – yang telah menyusun peta jalan perdamaiannya sendiri – akan meninjau dokumen Rusia, yang tidak segera ia komentari.

    Ukraina telah mengusulkan untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan sebelum akhir Juni, tetapi percaya hanya pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin yang dapat menyelesaikan banyak masalah yang diperdebatkan, kata Menhan Umerov.

    Dalam pertemuan kemarin kedua negara juga sepakat untuk menukar lebih banyak tawanan perang – dengan fokus pada yang termuda dan paling parah terluka – dan mengembalikan jenazah 12.000 tentara yang tewas.

    Terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkannya sebagai pertemuan yang hebat. Ia Berharap dapat mempertemukan Presiden Zelensky dan Presiden Putin dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Turki.

  • Kok Bisa Rusia Kecolongan Serangan Drone Murah Ukraina?

    Kok Bisa Rusia Kecolongan Serangan Drone Murah Ukraina?

    Jakarta

    Serangan 117 drone oleh Ukraina ke pangkalan udara Rusia memang mengejutkan dan cukup memalukan bagi Rusia. Empat puluh satu pesawat, termasuk pesawat pengebom jarak jauh supersonik Tu-22M dan Tu-95, kena serangan di empat lapangan udara, termasuk di Kutub Utara dan Siberia. Kok bisa Rusia kecolongan?

    Moskow mengonfirmasi lapangan udaranya terkena serangan dari pelaku yang mereka sebut ‘teroris Ukraina’. Analis yang menggunakan citra satelit mengonfirmasi 13 pesawat, yakni delapan Tu-95, empat Tu-22M, dan satu An-12, hancur atau rusak.

    “Sungguh keberhasilan luar biasa dalam operasi yang dilaksanakan dengan baik,” tulis Chris Biggers, analis militer di Washington yang dikutip detikINET dari Al Jazeera.

    Pesawat pengebom strategis itu dipakai meluncurkan rudal balistik dan jelajah dari wilayah udara Rusia untuk menyerang target di seluruh Ukraina, menyebabkan kerusakan dan korban skala besar.

    Menurut pengamat, serangan tersebut menghancurkan citra Rusia sebagai negara adikuasa nuklir dengan jangkauan global. “Serangan ini secara tidak sengaja membantu Barat karena menargetkan potensi nuklir Rusia,” kata Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf militer Ukraina.

    Meski mengurangi potensi Rusia meluncurkan rudal, serangan Ukraina takkan memengaruhi ketegangan di darat. Rusia kemungkinan membalas dendam dengan serangan drone dan rudal yang lebih besar ke lokasi sipil di Ukraina.

    “Saya khawatir mereka akan menggunakan Oreshnik lagi,” kata Fesenko, merujuk pada rudal balistik tercanggih Rusia, yang dapat melaju 12.300 kilometer per jam atau 10 kali kecepatan suara, dan pernah digunakan menyerang pabrik di Ukraina timur.

    Rusia Kecolongan

    Operasi Spiderweb Ukraina itu mengejutkan ahli militer Rusia yang kecolongan. Mereka merancang pertahanan udara untuk menggagalkan serangan rudal atau drone serang jarak jauh yang lebih berat.

    Nah untuk mengelabuinya, Ukraina memakai 117 pesawat drone biasa yang cukup murah dan seperti mainan. Masing-masing harganya hanya ratusan dolar, disembunyikan dalam peti kayu yang dimuat ke truk.

    Pengemudi truk yang tak curiga membawanya di sebelah lapangan terbang dan terkejut melihat drone terbang keluar, menyebabkan kerusakan yang diestimasi mencapai USD 7 miliar. “Pengemudinya berlarian panik,” kata seorang pria Rusia yang merekam asap hitam mengepul dari pangkalan udara Olenegorsk di wilayah Arktik Rusia.

    Sistem pertahanan udara Rusia yang menjaga lapangan udara rupanya tak dirancang mendeteksi dan menyerang drone kecil. Sementara peralatan pengacau radio yang dapat menyebabkan drone menyimpang dari jalur tidak berfungsi.

    Pihak Ukraina menambahkan detail memalukan. Pusat komando operasi Spiderweb diklaim terletak di lokasi yang dirahasiakan di Rusia dekat kantor Federal Security Service (FSB), badan intelijen utama Moskow, yang pernah dipimpin Vladimir Putin. “Ini tamparan di wajah untuk Rusia, untuk FSB, untuk Putin,” kata Romanenko.

    “Hal paling menarik, dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka adalah bahwa ‘kantor’ operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia,” klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Telegram.

    Tak hanya itu, Zelenskyy mengatakan Ukraina tidak hanya berhasil melaksanakan operasi tapi juga menarik orang-orang yang terlibat dengan aman. Menurutnya, mereka beroperasi di berbagai wilayah Rusia, dalam tiga zona waktu. “Orang-orang kami yang terlibat dalam persiapan operasi ditarik dari wilayah Rusia tepat waktu,” jelasnya.

    (fyk/fay)