Negara: Ukraina

  • Pasar Modal Gonjang-ganjing Terdampak Perang Iran & Israel, Bursa Waspada

    Pasar Modal Gonjang-ganjing Terdampak Perang Iran & Israel, Bursa Waspada

    Jakarta

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui memanasnya perang antara Israel dan Iran berpengaruh pada pasar modal Indonesia. Direktur Perdagangan dan Peraturan Anggota BEI Irvan Susandy menyebut adanya peningkatan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring memanasnya perang Israel dan Iran.

    Namun, ia meyakini volatilitas ini tidak akan berlangsung lama. Dia mengatakan, hal itu berkaca pada konflik Rusia-Ukraina tanggal 24 Februai 2022 dan konflik Israel-Hamas tanggal 7 Oktober 2023.

    “Volatilitas IHSG cukup tinggi pada awal-awal konflik, tapi 2 bulan setelah meletusnya konflik IHSG kembali ke arah positif dan naik lebih kurang 4%,” ujar Irvan kepada detikcom, Selasa (17/6/2025).

    Meski begitu, kata Irvan, pihaknya akan terus memantau dampak konflik geopolitik Israel dan Iran terhadap ekonomi dunia dan domestik. Ia berharap konflik tersebut tidak berdampak besar bagi IHSG.

    “Kita tentu berharap konflik dapat segera mereda dan berakhir, sehingga hal-hal yang dikhawatirkan seperti terganggunya rantai pasok yang dapat mendorong peningkatan harga komoditas, tidak terjadi dan tidak mempengaruhi perekonomian dunia,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, IHSG sempat melemah 0,53% ke level 7.166,06 saat perang antara Israel-Iran meletus pada Jumat. Saat itu, nilai transaksi IHSG tercatat sebesar Rp 15,21 triliun dengan volume sebesar 26,69 miliar dan 1.365.127 kali saham yang diperdagangkan.

    Sepanjang periode 9-13 Juni 2025, IHSG juga tercatat melemah sebesar 0,74% dari 7.113,425 di periode pekan lalu. Namun, IHSG pada Jumat mencatat jual bersih atau net foreign buy sebesar Rp 478,76 miliar.

    “Kita terus pantau dinamikanya. Insya Allah investor kita sudah cerdas dan melek informasi,” pungkasnya.

    (acd/acd)

  • Trump Ogah Teken Pernyataan soal Perang Israel vs Iran di KTT G7

    Trump Ogah Teken Pernyataan soal Perang Israel vs Iran di KTT G7

    Jakarta

    Presiden Donald Trump tidak berniat untuk menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan de-eskalasi antara Israel dan Iran yang telah disusun oleh para pemimpin G7 di Kanada. Meskipun para pejabat yang mempersiapkan dokumen tersebut berharap bahwa ia pada akhirnya dapat diyakinkan untuk menambahkan namanya.

    Dilansir CNN, Selasa (17/6/2025), keputusan Trump untuk tidak menandatangani pernyataan tersebut menimbulkan perpecahan dengan rekan-rekannya saat KTT berlangsung di Canadian Rockies.

    Rancangan pernyataan yang dipelopori oleh para pejabat Eropa di KTT tersebut mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dan bahwa Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir.

    Beberapa jam sebelum konferensi dimulai, pembicaraan berlangsung di antara delegasi G7 tentang bahasa dalam rancangan pernyataan tersebut.

    Para pejabat Eropa, yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, berharap dapat menyelesaikan konsensus di antara para pemimpin tentang situasi Timur Tengah bersama dengan tuan rumah KTT, Perdana Menteri Kanada Mark Carney.

    Namun, Trump yang telah mempertanyakan manfaat organisasi multilateral seperti G7, untuk saat ini tidak berniat untuk menandatangani tersebut.

    “Di bawah kepemimpinan yang kuat dari Presiden Trump, Amerika Serikat kembali memimpin upaya untuk memulihkan perdamaian di seluruh dunia. Presiden Trump akan terus berupaya untuk memastikan Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih.

    Ketika ditanya apakah sebuah pernyataan akan menunjukkan persatuan di antara para pemimpin dunia dalam masalah ini, pejabat senior tersebut menjawab bahwa kehadiran Trump di KTT tersebut adalah caranya untuk menunjukkan persatuan.

    Para pejabat Eropa berharap bahwa pikiran Trump dapat diubah pada pernyataan bersama, tetapi mengakui bahwa vetonya akan menggagalkan harapan untuk menunjukkan konsensus mengenai masalah ini.

    “Kita lihat saja nanti, pada akhirnya, terserah pihak Amerika untuk memutuskan apakah kita akan memiliki pernyataan G7 mengenai Timur Tengah atau tidak,” ujar juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius kepada para wartawan yang berkumpul di lokasi KTT.

    Seorang pejabat senior Kanada mengatakan bahwa delegasi-delegasi yang mewakili ketujuh pemimpin G7 akan terus bekerja untuk menyusun verbatim pernyataan tersebut, dan para pemimpin Eropa khususnya masih terlibat dengan harapan untuk mencapai sebuah konsensus.

    “Ini belum menjadi kesepakatan, ini adalah sesuatu yang akan didiskusikan di tingkat pemimpin. Kami berharap bahwa sebagian besar pembicaraan itu akan terjadi dalam sesi keamanan global malam ini. Masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai apa yang akan atau tidak akan dihasilkan dari pembicaraan tersebut,” ujar pejabat senior Kanada tersebut.

    Berbicara kepada para wartawan di KTT setelah bertemu dengan Starmer, Trump menyatakan bahwa ia akan segera mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran yang akan mengakhiri konflik dengan Israel.

    “Saya pikir Iran pada dasarnya berada di meja perundingan di mana mereka ingin membuat kesepakatan, dan segera setelah saya pergi dari sini, kami akan melakukan sesuatu,” kata Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang akan dilakukannya.

    Ketika ditanya mengenai keterlibatan AS dalam perang ini, Trump mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.

    “Saya tidak ingin melihat adanya senjata nuklir di Iran, dan kami sedang dalam perjalanan untuk memastikan hal itu terjadi,” katanya.

    Ketika ditanya apakah dia yakin Israel dapat menekan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Iran tanpa bantuan AS, Trump menjawab “Itu tidak relevan. Sesuatu akan terjadi.”

    Sebelumnya pada hari Senin sebelum KTT dimulai, Trump mengatakan bahwa ia yakin Iran ingin meredakan konfliknya dengan Israel.

    “Mereka ingin berbicara, tetapi mereka seharusnya melakukan itu sebelumnya. Saya punya waktu 60 hari, dan mereka punya waktu 60 hari, dan pada hari ke-61, saya berkata, ‘Kita tidak punya kesepakatan,” kata dia.

    “Mereka harus membuat kesepakatan, dan ini menyakitkan bagi kedua belah pihak, tetapi menurut saya Iran tidak akan memenangkan perang ini, dan mereka harus berbicara, dan mereka harus segera berbicara, sebelum semuanya terlambat,” tambahnya.

    Trump mengeluarkan ultimatum dua bulan pada musim semi ini bagi Iran untuk mmebuat kesepakatan nuklir atau menghadapi konsekuensi.

    Presiden AS menolak untuk mengatakan apa, yang akan mendorong keterlibatan militer AS dalam konflik tersebut.

    “Saya tidak ingin membicarakan hal itu,” katanya. Dia tidak menjelaskan ketika didesak mengenai informasi intelijen apa yang diberikan AS kepada Israel.

    Sementara, rekan-rekan di G7 berencana untuk menekan pemimpin AS tersebut mengenai strateginya dalam menangani konflik Israel dan Iran. Para pejabat dari berbagai delegasi mengatakan, konflik Timur Tengah yang semakin memanas membayangi hari pertama KTT.

    Tidak jelas bagi para pejabat Eropa apa yang membuat Trump yakin bahwa pembicaraan dapat dilanjutkan, mengingat skala dan cakupan serangan Israel.

    Mengingat pengaruh AS terhadap Israel, mereka menginginkan gambaran yang lebih jelas mengenai berapa lama AS berniat untuk membiarkan konflik ini berlanjut, atau apakah Trump berencana untuk memberikan tekanan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meredakan ketegangan, kata para pejabat tersebut.

    Sudah ada perbedaan antara Trump dan Macron mengenai peran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam menengahi konflik ini.

    Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin akhir pekan ini, Trump mengatakan bahwa dia yakin pemimpin Rusia itu dapat bertindak sebagai mediator. Namun Macron menolak gagasan tersebut selama kunjungan ke Greenland, dengan mengatakan bahwa pelanggaran yang dilakukan Moskow terhadap Piagam PBB di Ukraina telah mendiskualifikasinya untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.

    Perbedaan kedua pemimpin itu atas Putin terlihat jelas pada hari Senin saat penampilan publik pertama Trump di G7, di mana ia mengkritik blok tersebut karena mengeluarkan Rusia sebelas tahun yang lalu.

    Ini adalah pembukaan yang agresif untuk kunjungan presiden di Kanada, di mana ia akan bertemu dengan para pemimpin selama dua hari ke depan untuk membahas berbagai topik.

    “Barack Obama dan seseorang bernama Trudeau tidak ingin Rusia masuk. Dan menurut saya itu adalah sebuah kesalahan, karena saya rasa Anda tidak akan mengalami perang saat ini jika Anda mengikutsertakan Rusia,” ujar Trump dalam pertemuannya dengan Carney.

    Rusia dikeluarkan dari G8 setelah mencaplok Krimea pada tahun 2014. Justin Trudeau, yang dikritik Trump berulang kali pada hari Senin karena memutuskan untuk tidak memasukkan Rusia, menjadi perdana menteri setahun kemudian.

    “Mereka mengusir Rusia, yang menurut saya merupakan kesalahan yang sangat besar, meskipun saya tidak berkecimpung di dunia politik,” kata Trump. Ia mengatakan bahwa tidak adanya Putin di meja perundingan “membuat hidup menjadi lebih rumit.”

    Ketika kemudian ditanya tentang bergabungnya Putin, ia berkata, “Saya tidak mengatakan dia harus bergabung pada saat ini, karena terlalu banyak air yang masuk ke dalam bendungan.”

    (wnv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin dan Erdogan Bahas Perang Iran-Israel via Telepon, Ingin Perang Diakhiri

    Putin dan Erdogan Bahas Perang Iran-Israel via Telepon, Ingin Perang Diakhiri

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan komunikasi melalui telepon. Mereka menyerukan agar pertempuran antara Iran dan Israel segera diakhiri.

    “Kedua pemimpin menyerukan agar permusuhan segera diakhiri dan masalah-masalah yang diperdebatkan, termasuk yang terkait dengan program nuklir Iran, diselesaikan secara eksklusif melalui cara-cara politik dan diplomatik,” kata Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia dilansir kantor berita AFP, Senin (16/6/2025).

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/6), Putin berbicara via telepon secara terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu setelah kedua negara terlibat aksi saling serang pada Jumat (13/6) waktu setempat.

    Diketahui Rusia dan Iran telah mempererat hubungan militer mereka di tengah serangan Moskow terhadap Ukraina, yang mengancam upayanya untuk mempertahankan hubungan hangat dengan semua pemain utama di kawasan Timur Tengah.

    Dalam percakapan telepon dengan Netanyahu, sebut Kremlin, Putin menyatakan “kesiapannya untuk memberikan layanan mediasi guna mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut”.

    Israel diketahui telah melancarkan serangan ke pusat Teheran mulai Jumat (13/6/2025). Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan serangan balasan kepada Israel setelah sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Pada Senin (16/6), Iran telah menginformasikan kepada mediator Qatar dan Oman pihaknya menutup melakukan negosiasi gencatan senjata saat diserang Israel. Iran menyampaikan tidak akan berunding kala diserang.

    (wnv/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Langit Israel dan Iran Sepi Pesawat di Aplikasi FlightRadar24

    Langit Israel dan Iran Sepi Pesawat di Aplikasi FlightRadar24

    Jakarta

    Israel dan Iran masih saling berbalas serangan. Dampaknya, langit kedua negara kosong dari penerbangan dalam pantauan aplikasi FlightRadar24.

    Israel melancarkan serangan ke Iran sejak Jumat (13/6) yang menghancurkan komando militer Iran dan merusak situs nuklirnya. Iran juga telah bersumpah akan membuka ‘gerbang neraka’ sebagai serangan balasan terhadap Israel.

    Kementerian Kesehatan Iran mengatakan bahwa serangan Israel selama tiga hari di negara itu telah menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 1.200 orang. Upaya gencatan senjata yang ditengahi Oman dan Qatar belum membuahkan hasil untuk menghentikan perang Iran-Israel.

    Israel menyerang dengan 200 jet tempur yang menyerang 100 target. Iran membalas dengan 100 drone dan puluhan rudal yang sebagian ditangkis oleh Iron Dome milik Israel.

    Dampaknya begitu nyata untuk dunia penerbangan. Dipantau detikINET dari aplikasi pemantau penerbangan FlightRadar24, Senin (16/6/2025) langit Israel dan Iran bersih dari penerbangan pesawat.

    Bukan cuma Israel dan Iran, negara-negara yang terjepit di antara konflik Iran-Israel juga mengosongkan penerbangannya. Suriah, Irak, Kuwait, Lebanon dan Yordania juga tampak bersih dari jalur pesawat.

    Semua pesawat berputar menghindari kemungkinan jalur rudal dan jet tempur Israel yang menyerang Iran dan sebaliknya. Tampak ratusan pesawat berputar ke Selatan lewat UEA, menyusuri Teluk Persia, ke Arab Saudi, Mesir, lalu melanjutkan perjalanan ke Eropa atau sebaliknya ke Asia.

    Ada juga yang berputar ke Utara. Ratusan pesawat tampak dari Turki ke Azerbaijan, Turkmenistan, Afghanistan, Pakistan dan sebaliknya untuk yang mau ke Asia atau Eropa.

    Sementara itu, langit Ukraina juga kosong dari pesawat sebagai dampak perang dengan Rusia. Sehingga, saat ini tampak ada dua wilayah bolong di dunia ini yang tidak dilewati pesawat terbang yaitu Iran dan tetangganya serta Ukraina.

    Lihat Video ‘Malam Mencekam di Yerusalem, Sirene Meraung Kala Iran Bombardir Israel’:

    (fay/rns)

  • Harga Minyak Dunia Melonjak 3% Imbas Perang Israel Iran – Page 3

    Harga Minyak Dunia Melonjak 3% Imbas Perang Israel Iran – Page 3

    Hal itu adalah pergerakan satu hari terbesar untuk pasar minyak sejak Maret 2022 setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina. Harga minyak mentah AS melonjak 13% pada pekan lalu.

    Perang telah memasuki hari ketiga dengan sedikit tanda Israel atau Iran akan mundur, karena mereka saling beradu tembak rudal sepanjang akhir pekan.

    Iran sedang mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz, kata seorang komandan senior pada Sabtu. Sekitar seperlima dari minyak dunia diangkut melalui selat itu dalam perjalanannya ke pasar global, menurut Goldman Sachs. Penutupan selat itu dapat mendorong harga minyak di atas USD 100 per barel, menurut Goldman.

    Namun, beberapa analis skeptis Iran memiliki kemampuan untuk menutup selat itu.

    “Saya mendengar penilaian bahwa akan sangat sulit bagi Iran untuk menutup Selat Hormuz, mengingat keberadaan Armada Kelima AS di Bahrain,” ujar Global Head of Commodity Strategy RBC Capital Markets, Helima Croft, kepada CNBC pada Jumat pekan lalu.

    “Namun, mereka dapat menargetkan kapal tanker di sana, mereka dapat menambang selat tersebut,” ia menambahkan.

  • Apa Skenario Terburuk Jika Iran-Israel Kian Memanas?

    Apa Skenario Terburuk Jika Iran-Israel Kian Memanas?

    Jakarta

    Saat ini, pertikaian antara Israel dan Iran tampaknya masih terbatas pada kedua negara tersebut. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai forum internasional lainnya, seruan untuk menahan diri terus dilontarkan.

    Namun, bagaimana jika seruan tersebut diabaikan? Bagaimana jika pertempuran justru memburuk dan meluas?

    Berikut adalah beberapa skenario terburuk yang mungkin terjadi.

    Amerika terseret dalam pertikaian Israel-Iran

    Meskipun Amerika Serikat (AS) terus menyangkal, Iran jelas meyakini bahwa pasukan AS mendukung dan setidaknya secara diam-diam merestui serangan Israel.

    Iran dapat menyerang target AS di seluruh Timur Tengah seperti kamp pasukan khusus di Irak, pangkalan militer di Teluk, dan misi diplomatik di kawasan itu.

    Pasukan proksi Iran, yaitu Hamas dan Hizbullah, mungkin telah banyak berkurang kekuatannya, namun milisi pendukungnya di Irak tetap bersenjata dan utuh.

    AS telah mengantisipasi kemungkinan ini dan telah menarik sejumlah personelnya.

    Lalu, apa yang akan terjadi jika seorang warga negara AS terbunuh, misalnya di Tel Aviv atau di tempat lain?

    Presiden AS, Donald Trump, mungkin akan terpaksa bertindak. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah lama dituduh ingin menyeret AS untuk membantunya mengalahkan Iran.

    Para analis militer menyatakan bahwa hanya AS yang punya pesawat pengebom dan bom penghancur bunker yang mampu menembus fasilitas nuklir terdalam milik Iran, terutama di Fordow.

    Baca juga:

    Trump telah berjanji kepada konstituen pendukungnya, MAGA, bahwa ia tidak akan memulai “perang abadi” di Timur Tengah.

    Namun, di sisi lain, banyak Republikan mendukung pemerintah Israel. Mereka berpandangan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengganti rezim di Teheran.

    Namun, jika AS benar-benar ikut aktif terlibat dalam pertikaian, eskalasinya akan membesar dengan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan.

    Negara-negara Teluk turut terseret

    Jika Iran gagal menghancurkan target militer Israel yang terlindungi dengan baik, mereka masih bisa mengarahkan misilnya ke target yang lebih “lunak” di kawasan Teluk.

    Terutama, negara-negara yang selama bertahun-tahun diyakini Iran telah membantu dan bersekongkol dengan musuh-musuhnya.

    Ada banyak target energi dan infrastruktur yang rentan di kawasan itu.

    Ingat, Iran pernah dituduh menyerang ladang minyak Arab Saudi pada 2019.

    Kemudian proksi mereka, Houthi, juga menyerang target di Uni Emirat Arab pada 2022.

    ReutersSeorang demonstran terlihat memegang plakat saat aksi protes menentang serangan Israel terhadap Iran di New York.

    Sejak serangan-serangan tersebut, memang telah terjadi semacam rekonsiliasi antara Iran dan beberapa negara di kawasan.

    Namun, negara-negara Teluk ini adalah tuan rumah bagi pangkalan udara AS. Bahkan, beberapa di antaranya secara diam-diam ikut membantu pertahanan Israel dari serangan rudal Iran tahun lalu.

    Jadi, jika kawasan Teluk diserang, negara-negara ini kemungkinan besar akan mendesak pesawat tempur AS untuk datang membela mereka, selain membela Israel.

    Israel gagal menghancurkan kemampuan nuklir Iran

    Bagaimana jika serangan Israel gagal? Bagaimana jika fasilitas nuklir Iran terlalu dalam dan terlindungi dengan sangat baik? Bagaimana jika 400 kg uranium yang diperkaya hingga taraf 60%bahan bakar nuklir yang hanya selangkah lagi mencapai kadar untuk memproduksi sekitar 10 bom tidak hancur?

    Fasilitas nuklir Iran diyakini tersembunyi jauh di dalam terowongan rahasia. Israel mungkin telah membunuh beberapa ilmuwan nuklir, tetapi tidak ada bom yang bisa menghancurkan pengetahuan dan keahlian Iran.

    Bagaimana jika serangan Israel justru meyakinkan pemimpin Iran bahwa satu-satunya cara untuk menghalau serangan lebih lanjut adalah mencapai kemampuan senjata nuklir secepat mungkin?

    Baca juga:

    Bagaimana jika para pemimpin militer yang baru di meja perundingan itu lebih keras kepala dan kurang hati-hati dibandingkan para pendahulu mereka yang telah tewas?

    Paling tidak, hal ini bisa memaksa Israel untuk melakukan serangan lebih lanjut, yang berpotensi mengikat wilayah tersebut dalam siklus serangan balik yang berkelanjutan.

    Orang Israel memiliki frasa yang brutal untuk strategi ini; mereka menyebutnya “memotong rumput”.

    Terjadi goncangan ekonomi global

    Harga minyak bumi saat ini sudah melonjak tajam.

    Bagaimana jika Iran mencoba menutup Selat Hormuz, yang semakin membatasi pergerakan pengiriman minyak?

    Bagaimana jika pasukan Houthi di Yaman menggandakan upaya mereka untuk menyerang pelayaran di Laut Merah?

    Mereka adalah satu-satunya sekutu proksi Iran yang tersisa.

    Banyak negara di seluruh dunia sudah menderita krisis biaya hidup. Kenaikan harga minyak akan menambah inflasi pada sistem ekonomi global yang sudah kewalahan di bawah beban perang tarif Trump.

    Dan jangan lupa, satu-satunya orang yang diuntungkan dari kenaikan harga minyak adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tiba-tiba akan melihat uang miliaran dolar membanjiri kas Kremlin untuk membiayai perangnya melawan Ukraina.

    Kejatuhan rezim Iran memicu kekosongan kekuasaan

    Bagaimana jika Israel berhasil mencapai tujuan jangka panjangnya untuk memaksa keruntuhan rezim revolusioner Islam di Iran?

    Netanyahu mengeklaim tujuan utamanya adalah menghancurkan kemampuan nuklir Iran.

    Namun, ia memperjelas dalam pernyataannya kemarin bahwa tujuan yang lebih luas melibatkan perubahan rezim.

    Ia mengatakan kepada “rakyat Iran yang bangga” bahwa serangannya “membuka jalan bagi Anda untuk mencapai kebebasan” dari apa yang ia sebut “rezim jahat dan opresif” mereka.

    Menjatuhkan pemerintahan Iran mungkin menarik bagi beberapa pihak di kawasan, terutama sebagian warga Israel. Namun, kekosongan apa yang mungkin ditimbulkannya?

    Konsekuensi tak terduga apa yang akan terjadi? Seperti apa konflik sipil di Iran? Banyak yang bisa mengingat apa yang terjadi pada Irak dan Libya ketika pemerintahan pusat yang kuat digulingkan.

    Jadi, banyak hal akan bergantung pada bagaimana konflik ini berkembang dalam beberapa hari ke depan.

    Seberapa keras dan bagaimana Iran akan membalas? Dan kendali seperti apa jika ada yang bisa AS berikan pada Israel? Jawaban atas dua pertanyaan itulah yang akan menentukan banyak hal.

    Lihat juga Video dari Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus memanas. Sejumlah negara, khususnya China dan Amerika Serikat turut berkomentar terkait perang kedua negara tersebut.

    Berdasarkan catatan detikcom, Senin (16/6/2025), eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah memasuki hari ketiga. Konflik kedua negara tersebut diawali dengan gelombang serangan besar-besaran Tel Aviv terhadap lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran pada Jumat (13/6) pagi.

    Teheran pun membalas serangan Israel. Iran membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel turut merespons. Militer Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Saling balas serang antara kedua negara ini pun telah memakan korban dari kedua negara. Berbagai pihak akhirnya buka suara terkait konflik tersebut. Berikut reaksi China dan Amerika Serikat:

    China Sebut Israel Langgar Kedaulatan Iran

    Foto: Permukiman di Israel kena rudal Iran (REUTERS/Ammar Awad)

    Pemerintah China mulanya merespons keras serangan rudal militer Israel ke kota Teheran. China mengutuk tindakan itu sebagai pelanggaran kedaulatan Iran.

    “Tiongkok mengutuk pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran dan menentang meningkatnya konflik dan meluasnya bentrokan,” kata Utusan China untuk PBB, Fu Cong, dilansir CNN, Sabtu (14/6).

    Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/6). Fu Cong mengatakan pemerintahan China menekankan eskalasi di kawasan Timur Tengah tidak akan menguntungkan pihak manapun.

    “Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan semua tindakan militer yang berisiko untuk menghindari eskalasi ketegangan lebih lanjut,” tambahnya.

    China Telepon Menlu Israel dan Menlu Iran

    Foto: Menlu China Wang Yi (AFP/WANG ZHAO)

    Tak cuma mengutuk, China melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi menghubungi pihak Israel dan Iran. Wang Yi menelepon Menlu kedua negara.

    Dilansir Aljazeera, Minggu (15/6), dalam panggilan teleponnya dengan Menlu Israel, Gideon Saar, Wang mengatakan China jelas menentang pelanggaran hukum internasional oleh Israel dengan menyerang Iran dengan kekerasan. Wang Yi menyebut serangan itu terjadi ketika masyarakat internasional masih mencari solusi politik untuk masalah nuklir Iran.

    Ia menyerukan agar diplomasi didahulukan. Sebab, menurutnya jalan diplomatik untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran belum habis dan menambahkan bahwa “kekuatan tidak dapat membawa perdamaian abadi”.

    Wang Yi juga menelpon Menlu Iran Abbas Araghchi. Wang mengatakan bahwa China mengutuk “pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran” dan menentang “serangan brutal” yang menargetkan pejabat Iran.

    Ia juga mengatakan bahwa China mendukung Iran dalam menjaga kedaulatannya dan mengecam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Dia mengatakan bahwa serangan itu “menciptakan preseden berbahaya yang dapat menimbulkan konsekuensi bencana”.

    Amerika Serikat Minta Perang Dihentikan

    Foto: Donald Trump (REUTERS/Leah Millis)

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pembicaraan itu, kata Trump, dirinya dan Putin sepakat perang Israel dan Iran harus diakhiri.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (15/6), mulanya Trump mengatakan Putin meneleponnya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Setelah itu, Putin membahas mengenai perang Israel dengan Iran.

    Donald Trump mengatakan dirinya dan Putin telah sepakat perang antara Iran dan Israel harus diakhiri. Trump, katanya, juga telah menjelaskan kepada Putin bahwa perang Israel dan Iran memang harus diakhiri.

    “Dia merasa, seperti saya, perang antara Israel dan Iran ini harus diakhiri, dan saya sudah menjelaskan bahwa perangnya juga harus diakhiri,” kata Trump di Truth Social, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.

    Amerika Serikat Tegaskan Tak Terlibat

    Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

    Selain itu, Donald Trump juga meminta agar AS tak dilibatkan dalam serangan Israel terhadap Iran. Trump memperingatkan hal ini kepada Iran.

    Dilansir CNN, Minggu (15/6), Trump mengatakan AS “tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran, malam ini” dalam sebuah posting di platform media sosialnya Truth Social Minggu (15/6) pagi. Dia mengeluarkan peringatan kepada Teheran agar tidak melibatkan negaranya dalam konflik tersebut.

    “Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Trump.

    “Namun, kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini,” tambah Trump.

    Lihat juga Video dari Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur

    Halaman 2 dari 5

    (maa/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Konflik Iran-Israel Hingga Negosiasi Tarif Trump Bayangi KTT G7 di Kanada

    Konflik Iran-Israel Hingga Negosiasi Tarif Trump Bayangi KTT G7 di Kanada

    Bisnis.com, JAKARTA – Negara-negara maju yang tergabung dalam G7 akan berkumpul di kawasan pegunungan Rocky, Kanada, mulai Minggu (15/6/2025) waktu setempat. Pembahasan konflik Iran-Israel hingga negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mendominasi pertemuan tersebut.

    Melansir Reuters pada Senin (16/6/2025), Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan prioritas utamanya dalam KTT ini adalah memperkuat perdamaian dan keamanan global, membangun rantai pasok mineral kritis, serta menciptakan lapangan kerja. Meski begitu, isu tarif AS, konflik di Timur Tengah, serta perang di Ukraina dipastikan turut mendominasi agenda pertemuan.

    Ketegangan meningkat menjelang KTT setelah Israel dan Iran kembali melancarkan serangan satu sama lain pada Minggu dini hari waktu setempat, menewaskan puluhan orang hanya beberapa jam sebelum para pemimpin negara-negara G7 bertemu.

    Seorang pejabat G7 mengatakan para pemimpin berencana mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan deeskalasi konflik Iran.

    Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan bahwa target utama negaranya dalam KTT ini antara lain mencegah Iran mengembangkan atau memiliki senjata nuklir, menjamin hak Israel untuk membela diri, mencegah eskalasi konflik, serta menciptakan ruang bagi diplomasi.

    “Isu ini akan menjadi prioritas utama dalam agenda KTT G7,” kata Merz kepada wartawan.

    KTT ini digelar di resor pegunungan Kananaskis, sekitar 90 km sebelah barat Kota Calgary.

    Kanada terakhir kali menjadi tuan rumah G7 pada 2018, saat itu Trump keluar dari KTT lebih awal dan menyebut Perdana Menteri Kanada saat itu, Justin Trudeau, sebagai seseorang yang sangat tidak jujur dan lemah. Trump bahkan memerintahkan delegasi AS untuk menarik dukungannya terhadap komunike akhir.

    “Pertemuan ini bisa disebut sukses jika Trump tidak membuat kegaduhan yang merusak seluruh forum. Kalau lebih dari itu, ya anggap saja bonus,” ujar Roland Paris, profesor hubungan internasional di Universitas Ottawa yang pernah menjadi penasihat kebijakan luar negeri Trudeau.

    Trump, yang beberapa kali berkelakar soal mencaplok Kanada, akan tiba di tengah meningkatnya ketegangan dagang. PM Carney bahkan telah mengancam akan memberlakukan tindakan balasan jika Washington tidak mencabut tarif impor terhadap baja dan aluminium Kanada.

    “Skenario terbaik adalah jika pertemuan ini tidak berakhir dengan ledakan konflik diplomatik,” kata Josh Lipsky, Ketua Ekonomi Internasional di lembaga pemikir Atlantic Council dan mantan pejabat Gedung Putih.

    Kantor PM Kanada menolak mengomentari bagaimana dampak serangan Israel terhadap Iran terhadap agenda KTT.

    Sejumlah diplomat mengatakan Kanada telah meninggalkan rencana penerbitan komunike bersama yang komprehensif seperti biasanya, dan akan menggantinya dengan ringkasan pernyataan ketua (chair summary) guna menghindari krisis diplomatik serta menjaga keterlibatan AS.

    Seorang pejabat senior Kanada mengatakan bahwa Ottawa ingin fokus pada aksi nyata yang dapat diambil bersama oleh tujuh negara anggota – Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.

    Senator Kanada Peter Boehm, mantan diplomat senior yang menjadi perwakilan pribadi Trudeau dalam KTT G7 tahun 2018, mengatakan bahwa KTT kali ini akan berlangsung lebih lama dari biasanya untuk memberi ruang bagi pertemuan bilateral dengan Presiden Trump.

    Selain anggota tetap, sejumlah pemimpin dari negara mitra juga dijadwalkan hadir dalam sebagian sesi KTT, termasuk dari Ukraina, Meksiko, India, Australia, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Brasil.

    “Banyak pemimpin yang ingin berbicara langsung dengan Presiden Trump untuk menyampaikan kepentingan dan kekhawatiran masing-masing,” ujar Boehm melalui sambungan telepon.

    Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berharap dapat meyakinkan Trump untuk mencabut tarif perdagangan yang telah mengancam industri otomotif Jepang, menyusul pertemuan putaran keenam negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington pada Jumat lalu.

    Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa diskusi selama KTT akan mencakup isu perdagangan dan ekonomi global, mineral kritis, penyelundupan migran dan narkotika, kebakaran hutan, keamanan internasional, kecerdasan buatan (AI), dan ketahanan energi.

    “Presiden sangat antusias untuk mendorong pencapaian dalam semua isu tersebut, termasuk memastikan hubungan dagang Amerika berlangsung secara adil dan timbal balik,” ujar pejabat tersebut.

  • Di Tengah Perang Iran-Israel, Trump-Putin Lakukan Percakapan Telepon

    Di Tengah Perang Iran-Israel, Trump-Putin Lakukan Percakapan Telepon

    JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Donald Trump pada Sabtu 14 Juni waktu setempat.

    Komunikasi via telepon antara Trump-Putin ini berlangsung di tengah perang Iran-Israel. Perang ini dipicu serangan udara Israel menargetlan petinggi tentara, fasilitas militer dan ilmuwan nuklir Iran pada Jumat 13 Juni.

    “Percakapan telepon lain antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump baru saja terjadi,” kata pejabat Kremlin, Minggu 15 Juni, dikutip dari Tass.

    Ini adalah percakapan telepon kelima antara kedua pemimpin sejak Trump periode kedua menjabat Presiden AS.

    Percakapan telepon Trump-Putin sebelumnya dilakukan pada 4 Juni. Keduanya, membahas situasi di Ukraina.

    Dalam komunikasi tersebut, Putin menjelaskan secara rinci hasil pembicaraan Istanbul dan memberikan penilaiannya terhadap serangan teror yang dilakukan oleh rezim Kiev.

  • Jusuf Kalla nilai perang sebabkan ekonomi dunia menurun

    Jusuf Kalla nilai perang sebabkan ekonomi dunia menurun

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, menilai bahwa terjadinya sejumlah perang menyebabkan perekonomian dunia menurun, termasuk Indonesia.

    “Dunia saat ini penuh dengan gejolak dan juga di negeri kita (Indonesia). Suatu masa depan yang tidak mudah dengan akibat terjadinya peperangan,” kata JK, sapaan akrabnya, saat menyampaikan orasi ilmiah dalam wisuda Universitas Nasional (Unas), dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

    JK mengemukakan bahwa peperangan yang terjadi di sejumlah negara, seperti antara Rusia-Ukraina, Israel-Gaza, serta Israel-Iran, memberikan dampak krisis pada dunia.

    Sebagai bagian kehidupan dunia ini, Indonesia, kata JK, tentu ikut mengalami krisis. Bahkan selain masalah luar negeri, Indonesia juga menghadapi masalah-masalah dalam negeri.

    “Di dalam negeri, harga akibat perang ini, produk kita semua mengalami penurunan seperti mineral, batubara, nikel, dan tembaga. Semua mengalami penurunan,” katanya.

    Penurunan harga itu, lanjut JK, otomatis berdampak pada berkurangnya penerimaan negara dalam bentuk pajak.

    Jika negara kekurangan pajak, maka pemerintah akan menerapkan efisiensi yang turut berdampak pada aspek-aspek lainnya.

    “Efisiensi pada dasarnya adalah mengurangi pembangunan, infrastruktur, dan sebagainya,” ujarnya.

    Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia 1999–2000 itu juga menilai bahwa perekonomian Indonesia terdampak utang dari pemerintahan sebelumnya.

    JK menilai ketidakmampuan negara untuk membayar utang itu dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat. Jika perdagangan menurun, maka berimbas pada menurunnya penerimaan pajak, menurunnya pembangunan, serta membuat kesempatan bekerja menurun.

    “Banyak perusahaan terpaksa mengurangi kegiatannya. Seperti hotel, kuliner, ekspor, produktivitas pabrik tekstil dan semua begitu. Dengan kondisi tersebut kemampuan negara untuk membayar ikut berkurang,” ujarnya.

    JK pun mengingatkan bahwa masalah-masalah tersebut menjadi tantangan nyata ke depan bagi mahasiswa yang baru saja menjadi sarjana sehingga harus diwaspadai.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.