Negara: Ukraina

  • Ekonomi Rusia Dibayangi Resesi, Putin: Tak Boleh Terjadi

    Ekonomi Rusia Dibayangi Resesi, Putin: Tak Boleh Terjadi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa ekonomi Rusia tidak bolah dibiarkan jatuh ke jurang resesi. Hal ini ia ungkapkan usai prediksi ekonom yang memperingatkan adanya perlambatan ekonomi sejak beberapa bulan lalu.

    “Beberapa pakar dan spesialis menunjukkan adanya risiko stagnansi bahkan resesi. Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi dalam keadaan apapun,” tegas Putin, di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Jumat lalu, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (21/6/2025).

    Pada Forum yang dihadiri menteri hingga pejabat bank sentral itu, Putin berpesan agar kebijakan anggaran, moneter, dan perpajakan yang kompeten harus terencana dengan baik.

    Sebelumnya, Menteri Ekonomi Rusia Maxim Sehetnikov mengatakan bahwa ekonomi negara saat ini berada di ambang resesi. Untuk itu keputusan kebijakan moneter akan menjadi penentu apakah ekonomi Rusia benar jatuh ke dalam resesi atau tidak.

    Indikasi perlambatan ekonomi Rusia juga sudah terlihat sejak tahun lalu. Pada Oktober 2024 Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga menjadi 21%, yang merupakan level tertinggi sejak awal tahun 2000-an, untuk menekan inflasi yang tinggi. Kemudian pada awal bulan ini Bank Sentral Rusia kembali menurunkan suku bunga acuannya menjadi 20%.

    Para ekonom juga telah memberikan peringatan selama berbulan-bulan mengenai perlambatan ekonomi. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2025 menjadi yang paling lambat dalam dua tahun terakhir.

    Namun, Kremlin mengatakan bahwa perlambatan ini sudah diperkirakan, setelah dua tahun ekspansi cepat karena meningkatnya pengeluaran militer untuk mendanai perang melawan Ukraina. Meski begitu, Putin membantah bahwa industri pertahanan adalah satu-satunya pendorong ekonomi.

    “Ya tentu saja, industri pertahanan berperan dalam hal ini, tapi begitu juga sektor keuangan dan teknologi informasi,” katanya.

    Putin juga mengatakan bahwa ekonomi Rusia membutuhkan pertumbuhan yang seimbang. Dia meminta kepada para pejabat untuk memantau ketat semua indikator industri, perusahaan, bahkan hingga ke tingkat usaha individu.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Terungkap! Israel Lancarkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran

    Terungkap! Israel Lancarkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran

    Jakarta

    Gambar-gambar yang disiarkan media pemerintah Iran mengungkap fakta mengejutkan tentang operasi rahasia Israel di dalam wilayah Republik Islam sebelum serangan besar-besaran pada 13 Juni 2025. Operasi ini melibatkan penempatan agen-agen Israel, penggunaan drone kecil termasuk drone FPV (first-person view), dan bahkan produksi drone di fasilitas rahasia di Iran.

    Dilansir dari laman France24, televisi pemerintah Iran menayangkan rekaman truk dan van yang disamarkan untuk mengangkut drone, serta gambar fasilitas produksi darurat di dekat Teheran dan Isfahan. Salah satu video menunjukkan gedung tiga lantai yang menyembunyikan lini produksi drone kecil, lengkap dengan perangkat siap pakai. Menurut laporan, drone ini mampu menetralkan sistem pertahanan udara Iran pada jam-jam awal serangan.

    Serangan Israel 13 Juni: Sasaran Elite IRGC dan Fasilitas Nuklir

    Serangan Israel pada 13 Juni menargetkan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), ilmuwan nuklir, serta fasilitas militer dan nuklir. Israel mengklaim berhasil membunuh 16 komandan IRGC dan 14 ilmuwan nuklir dalam gelombang pertama.

    Drone kecil dan FPV terdeteksi di langit Teheran dan kota-kota lain, menyerang sistem rudal Iran. Rekaman Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan drone ini diluncurkan dari dalam Iran, mengindikasikan operasi darat yang terkoordinasi.

    [Gambas:Twitter]

    (IDF pada 13 Juni 2025 merilis video di mana FPV Israel dan drone kecil menyerang sistem rudal pertahanan Iran)

    Infiltrasi Mendalam di Iran

    Farzin Nadimi, peneliti di Washington Institute, menyebut infiltrasi Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun, menembus IRGC, dinas intelijen, militer, hingga kalangan politisi Iran. “Korupsi adalah penyebab utama, tapi bukan satu-satunya. Banyak yang kehilangan kesetiaan karena melihat betapa korupnya sistem,” ujar Nadimi.

    Peringatan tentang infiltrasi Mossad juga pernah disuarakan pejabat Iran. Pada 2021, mantan Menteri Intelijen Iran, Ali Younesi, menyebut Mossad telah menyusup ke struktur rezim, membuat setiap pejabat was-was. Pada 2024, eks-Presiden Mahmoud Ahmadinejad bahkan mengklaim kepala kontraintelijen Iran adalah agen Israel.

    Taktik Drone dan Pemutusan Internet

    Drone FPV yang digunakan Israel terdiri dari komponen kecil yang mudah diselundupkan, seperti fiberglass dan elektronik melalui Teluk Persia. Nadimi menjelaskan, teknologi ini memanfaatkan jaringan seluler seperti 5G untuk navigasi, serupa dengan taktik Ukraina dalam perang melawan Rusia. Iran pun memutus koneksi internet sejak 18 Juni untuk membatasi serangan drone, yang diklaim efektif mengurangi aktivitas mereka.

    Pasukan keamanan Iran mendesak warga melaporkan aktivitas mencurigakan sejak 14 Juni. Gambar truk yang menyamar sebagai pengangkut material konstruksi, namun berisi drone, viral di media sosial. Video media pro-rezim pada 18 Juni menunjukkan truk semacam itu, mengungkap kedok operasi Israel.

    [Gambas:Twitter]

    (Video ini disiarkan oleh televisi pemerintah Iran pada 19 Juni 2025. Seorang juru bicara kepolisian Iran mengklaim telah menangkap dua agen Israel yang membawa FPV di sebuah truk kecil)

    Tantangan Keamanan Iran

    Ini bukan kali pertama Israel melakukan operasi di Iran. Pada Juli 2024, pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran. Pada 2020, ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dibunuh dengan senapan mesin kendali jarak jauh. Kedua insiden menunjukkan kecanggihan dan keberanian operasi Israel di jantung Iran.

    Nadimi menegaskan, dinas rahasia Iran lebih fokus pada penindasan internal ketimbang ancaman eksternal, membuat mereka lengah terhadap operasi seperti ini. Dengan teknologi drone yang terus berkembang dan infiltrasi mendalam, Iran menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks.

    Operasi Israel ini tidak hanya menunjukkan kemampuan intelijen mereka, tetapi juga memicu pertanyaan tentang kerentanan sistem keamanan Iran. Rezim kini berupaya keras membendung ancaman, namun sejauh mana mereka bisa mengatasi infiltrasi ini masih menjadi tanda tanya besar.

    (afr/afr)

  • Kita Ingin Semua Turunkan Suhu Cari Solusi

    Kita Ingin Semua Turunkan Suhu Cari Solusi

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto buka suara soal ketegangan Iran dan Israel yang semakin memanas. Prabowo lalu bicara peran Rusia yang diyakini membawa pengaruh besar terhadap stabilitas kawasan terutama di tengah konflik Iran dan Israel.

    “Ya tentunya pengaruh Rusia lebih besar ya di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran,” kata Prabowo dalam keterangan pers usai hadiri SPIEF’25, St. Petersburg, Rusia, Sabtu (21/6/2025).

    “Jadi saya kira peran dari pemerintah Rusia akan sangat besar. Ya semua akan berusaha untuk deeskalasi,” lanjut Prabowo.

    Prabowo menegaskan semua negara ingin menurunkan suhu. Serta mencari solusi damai bagi semua pihak.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” ucapnya.

    Sebelumnya dalam forum SPIEF’25, Prabowo menjelaskan posisi Indonesia yang telah lama memegang teguh posisi nonblok dan selalu mendorong penyelesaian damai atas konflik bersenjata, termasuk dalam situasi di Ukraina. Prabowo juga menyinggung usulan gencatan senjata yang pernah disampaikan Indonesia dua tahun lalu.

    Prabowo lalu mencontohkan situasi di Semenanjung Korea sebagai model gencatan senjata yang efektif menjaga stabilitas, meskipun konflik secara resmi belum selesai.

    “Bahkan di Korea saat ini, antara Korea Utara dan Korea Selatan ada zona demiliterisasi yang disupervisi oleh PBB. Perang Korea belum berakhir secara resmi, namun ada kondisi damai yang tercipta,” ujarnya.

    (eva/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Peringatkan Israel Bisa Ciptakan ‘Bencana Chernobyl’ di Iran

    Rusia Peringatkan Israel Bisa Ciptakan ‘Bencana Chernobyl’ di Iran

    Jakarta

    Kepala Rosatom, perusahaan energi nuklir Rusia, memperingatkan Israel bahwa serangannya terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr milik Iran dapat menyebabkan bencana seperti Chernobyl.

    Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, pihaknya telah menyerang situs tersebut. Namun pejabat militer Israel lainnya menyebut pernyataan ini adalah sebuah kesalahan. Ia tidak membenarkan maupun membantah bahwa situs Bushehr di pesisir Teluk telah diserang.

    Bushehr adalah satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran yang beroperasi dan dibangun Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (19/6) mengatakan, Israel telah berjanji kepada Rusia bahwa pekerja Moskow, yang sedang membangun lebih banyak fasilitas nuklir di lokasi Bushehr, akan aman, bahkan saat Israel mencoba melemahkan kemampuan nuklir Iran dengan kekerasan.

    Kepala Rosatom, Alexei Likhachev, memperingatkan bahwa situasi di sekitar fasilitas itu penuh dengan risiko. Likhachev mengacu pada bencana nuklir terburuk di dunia pada 1986, ketika sebuah reaktor meledak di Chernobyl di Soviet Ukraina.

    “Jika terjadi pemogokan pada unit daya operasional pertama, itu akan menjadi bencana yang sebanding dengan Chernobyl,” kata Likhachev seperti dikutip dari Reuters.

    “Serangan terhadap Bushehr akan menjadi sangat… jahat,” imbuh Likhachev.

    Saat ini Rusia telah mengevakuasi sejumlah spesialisnya dari Bushehr. Namun tenaga kerja inti, yang menurut Putin berjumlah ratusan orang, tetap berada di lokasi.

    “Kami siap menghadapi skenario apa pun, termasuk evakuasi cepat semua karyawan kami,” kata Likhachev.

    Sementara itu, Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir tidak dapat diterima dan ilegal.

    “Kami khususnya prihatin dengan keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr, yang dalam pengoperasiannya melibatkan spesialis Rusia,” katanya.

    “Kami ingin secara khusus memperingatkan Washington (Amerika Serikat) agar tidak melakukan intervensi militer dalam situasi ini, yang akan menjadi langkah yang sangat berbahaya dengan konsekuensi negatif yang benar-benar tidak dapat diprediksi,” imbuh Zakharova.

    Putin, dalam komentarnya pada Kamis (19/6) pagi, bersikap defensif ketika ditanya apa lagi yang akan dilakukan Moskow untuk membantu Teheran.

    Ia mengatakan bahwa Teheran tidak meminta bantuan militer, bahwa hubungan mereka kuat, dan bahwa kehadiran pekerja Rusia yang terus membangun lebih banyak fasilitas nuklir di Bushehr menunjukkan dukungan Rusia terhadap Iran.

    Namun Putin juga menekankan pentingnya hubungan Rusia dengan Israel, meskipun ia kemudian mengutuk perilaku Israel melalui panggilan telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping. Ia pun mengatakan yakin bahwa solusi diplomatik yang memuaskan kekhawatiran Israel tentang keamanannya sendiri dan Iran, dapat ditemukan.

    Rusia menandatangani kemitraan strategis dengan Iran pada Januari dan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, meskipun hubungan tersebut kini tegang. Tawaran Rusia untuk menjadi penengah dalam konflik Israel-Iran sejauh ini belum ditanggapi.

    Mikhail Bogdanov, wakil menteri luar negeri Rusia lainnya, mundur pada Kamis (19/6) ketika ditanya oleh Reuters tentang kemungkinan AS bergabung dalam perang Israel dengan Iran.

    “Tuhan melarang, akibatnya akan sulit diprediksi,” katanya.

    (rns/afr)

  • Rusia Segera Luncurkan Satelit LEO Pesaing Starlink Elon Musk

    Rusia Segera Luncurkan Satelit LEO Pesaing Starlink Elon Musk

    Bisnis.com, JAKARTA —  Badan antariksa Rusia, Roscosmos, berencana meluncurkan batch pertama terminal internet satelit pada akhir 2025 guna menyaingi jaringan Starlink Elon Musk. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Roscosmos Dmitry Bakanov pada Kamis (19/6/2025).

    Mengutip The Moscow Times, Bakanov mengatakan misi tersebut akan membawa 16 satelit, sama dengan bagaimana Starlink diluncurkan. “Peluncuran pertama dijadwalkan pada akhir tahun ini,” kata Bakanov seperti dikutip Bisnis pada Jumat (20/6/2025).

    Rassvet, sebagaimana satelit orbit rendah tersebut dijuluki, dikembangkan oleh perusahaan kedirgantaraan Rusia Bureau 1440 serta dirancang untuk menyediakan cakupan internet broadband.

    Lebih dari 900 satelit diperkirakan akan diluncurkan hingga 2035, dengan layanan komersial yang melibatkan lebih dari 250 satelit dimulai pada 2027.

    Bakanov mengungkapkan Roscosmos akan secara rutin meluncurkan satelit-satelit tersebut pada Desember tahun ini.

    Sebagai informasi, Rassvet merupakan bagian dari program pengembangan antariksa Rusia yang lebih luas senilai 4,4 triliun rubel (setara US$57 miliar), dan telah disetujui oleh Presiden Vladimir Putin pekan lalu.

    Putin pertama kali mengumumkan proyek pesaing Starlink, bernama Sfera, pada tahun 2018. Namun, proyek tersebut dibatalkan akibat sanksi terhadap Roscosmos.

    Roscosmos juga meluncurkan 3 satelit di bawah proyek Rassvet-1 pada Juni 2023, di bawah kepemimpinan direktur sebelumnya Yury Borisov, yang diberhentikan pada Februari lalu menyusul serangkaian kegagalan dan program yang mandek.

    Kekuatan Militer

    Adapun Starlink saat ini kerap terlibat dalam menjaga konektivitas di sejumlah konflik mulai dari konflik Rusia versus Ukraina, hingga konflik Iran dan Israel.

    Dalam konflik Iran versus Israel, Iran membatasi akses internet di seluruh negeri menyusul serangan udara besar-besaran Israel yang menargetkan berbagai kota dan fasilitas strategis Iran, termasuk program nuklir dan pangkalan militer. 

    Imbas serangan dan kekhawatiran akan potensi kerusuhan dalam negeri, pemerintah Iran langsung membatasi konektivitas internet nasional.

    Kementerian Informasi dan Komunikasi Iran menyatakan pembatasan ini diberlakukan karena situasi luar biasa dan akan dicabut setelah kondisi kembali normal.

    Dilansir dari The National dan Financial Express, Senin (16/6/2025) NetBlocks, organisasi global yang berfokus pada pemantauan internet, mengungkap sejak kebijakan itu dilakukan jaringan internet di Iran anjlok drastis hingga tersisa hanya 10–20 persen, membuat masyarakat hampir sepenuhnya terputus dari informasi dan komunikasi digital. 

    Pembatasan ini berdampak pada seluruh wilayah, kecuali sebagian kecil di utara negara tersebut.

    Di tengah pemadaman ini, CEO SpaceX Elon Musk mengumumkan aktivasi layanan internet satelit Starlink di Iran sebagai solusi darurat. SpaceX merupakan perusahaan satelit yang bermarkas di Florida Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dari Israel.

    Starlink hadir melampaui batas dan kemampuan pemerintah Iran yang ingin internet dipadamkan. DI sisi lain, untuk menjangkau Starlink, rudal Iran tidak memiliki kemampuan dan jumlahnya terlalu banyak. 

  • ESDM Buka Peluang Pakai Teknologi China dan Rusia buat Kembangkan PLTN

    ESDM Buka Peluang Pakai Teknologi China dan Rusia buat Kembangkan PLTN

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) mengungkapkan teknologi dari Rusia dan China menjadi opsi paling kuat untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pasalnya kedua negara tersebut menawarkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang sebelumnya sudah dipelajari oleh pemerintah.

    “Jadi untuk teknologi yang ditawarkan katanya itu ada dari China atau dari Rusia, ini mungkin dari kunjungan Pak Menteri kemarin, mungkin ada pembahasan. Kita tunggu penjelasan dari Pak Menteri,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

    Meski begitu, Yuliot belum bisa memastikan teknologi dari negara mana yang akan digunakan dalam rencana pengembangan PLTN. Ia mengatakan, ada sejumlah hal yang perlu dikaji lebih dahulu, salah satu yang dipertimbangkan adalah lokal konten.

    “Ini kan kita mempertimbangkan teknologi terlebih dulu. Jadi, kalau teknologinya itu sesuai dan juga persyaratan TKDN, kita kan mempersyaratkan untuk TKDN-nya sekitar 40%,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah akan segera membangun PLTN pada 2027 dan ditargetkan pada 2032 mulai beroperasi.

    Bahlil mengatakan, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE) tengah mempersiapkan berbagai regulasi terkait rencana pengembangan PLTN. Rencana pembangunan PLTN tersebut telah masuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034.

    “Dan rencana kita di 2030-an, 2032 sudah selesai. Jadi mungkin pembangunannya itu lagi 4-5 tahun. Jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

    Bahlil mengatakan, PLTN akan dibangun di Sumatera dan Kalimantan dengan kapasitas 250 Megawatt (MW). “Tapi kita mulai dengan kecil-kecil dulu. 250 MW, 250 MW dulu. Kalau ini sudah bagus, baru kita mainkan,” katanya.

    Tonton juga “Putin Kunjungi PLTN di Kursk setelah Rusia Pukul Balik Militer Ukraina” di sini:

    (ara/ara)

  • Ekonomi dunia tak pasti, Indonesia harus pasti

    Ekonomi dunia tak pasti, Indonesia harus pasti

    Jakarta (ANTARA) – Gejolak ekonomi global kembali menunjukkan taringnya. Kenaikan tajam imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) menandai kekhawatiran pasar atas ketidakseimbangan fiskal negeri adidaya tersebut.

    Dalam waktu kurang dari satu bulan, imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor sepuluh tahun melonjak dari 4 persen menjadi 4,5 persen, sementara obligasi bertenor 30 tahun nyaris menyentuh 5 persen. Kenaikan ini bukan semata respons atas fluktuasi jangka pendek, melainkan sinyal pergeseran struktural mendalam dalam perekonomian global.

    Indonesia tidak bisa memandang gejolak ini dari kejauhan. Ketika negara-negara maju mengalami tekanan fiskal dan moneter, negara berkembang seperti Indonesia cenderung mengalami transmisi tekanan tersebut dalam bentuk pelemahan nilai tukar, keluarnya arus modal asing, serta kenaikan beban bunga utang luar negeri.

    Ada lima risiko struktural global dan implikasinya bagi Indonesia. Pertama, ketidakseimbangan fiskal Amerika Serikat telah mencapai titik kritis. Congressional Budget Office (CBO) memperkirakan defisit fiskal AS akan meningkat dari 6,2 persen PDB pada 2025 menjadi 7,3 persen pada 2055.

    Rasio utang terhadap PDB AS saat ini berada di angka 124,3 persen dan diproyeksikan melonjak menjadi 156 persen jika tren belanja fiskal agresif dan suku bunga tinggi terus berlanjut.

    Indonesia, dengan utang pemerintah sekitar Rp8.400 triliun per Mei 2025 atau 38 persen dari PDB, memang masih tergolong moderat. Namun, bila bunga global terus naik, beban pembayaran bunga utang Indonesia yang saat ini sudah menembus Rp500 triliun per tahun akan semakin memberatkan anggaran negara.

    Kedua, meningkatnya biaya lindung risiko (hedging) terhadap gagal bayar AS melalui instrumen credit default swaps (CDS) menjadi sinyal penting. CDS AS kini diperdagangkan di atas CDS Inggris dan mendekati level CDS Yunani dan Italia. Biaya untuk mengasuransikan utang AS bahkan lebih tinggi dibandingkan China, meski China hanya berperingkat A1. Jika pasar menganggap obligasi pemerintah AS bukan lagi aset bebas risiko, maka imbasnya bisa berupa penurunan minat terhadap aset berdenominasi dolar—termasuk obligasi negara berkembang seperti Indonesia.

    Ketiga, pasar kredit swasta (private credit) yang tidak transparan semakin membesar. BlackRock memperkirakan aset private credit akan mencapai 4,5 triliun dolar AS pada 2030. Pasar ini tidak diawasi otoritas seperti pasar obligasi publik, sehingga risiko leverage tersembunyi meningkat.

    Bagi Indonesia yang tengah mendorong pembiayaan infrastruktur melalui skema KPBU dan dana swasta, dinamika ini harus diwaspadai. Keterlibatan investor swasta global dalam pembiayaan proyek-proyek strategis Indonesia bisa terdampak jika kepercayaan terhadap stabilitas sektor kredit menurun.

    Keempat, relasi antara dolar dan suku bunga yang berubah menambah lapisan ketidakpastian baru. Biasanya, suku bunga tinggi memperkuat dolar. Namun, sejak Maret, dolar justru melemah 6 persen terhadap euro walaupun imbal hasil obligasi AS naik. Ini menunjukkan bahwa investor global meminta premi lebih tinggi untuk memegang dolar AS.

    Jika tren ini berlanjut, Indonesia bisa menghadapi tekanan nilai tukar yang lebih kuat. Nilai tukar rupiah yang saat ini berkisar Rp16.200 per dolar AS bisa melampaui Rp17.000 bila terjadi penarikan dana asing dari pasar obligasi dan saham domestik.

    Kelima, ketergantungan rumah tangga Amerika pada pasar saham juga berisiko. Lebih dari 70 persen kekayaan keuangan rumah tangga AS terikat dalam saham. Jika terjadi koreksi besar di pasar saham AS, maka dampaknya bisa menyebar global melalui penurunan konsumsi dan investasi.

    Sementara itu, di Indonesia, jumlah investor pasar modal meningkat tajam, mencapai 13,4 juta investor di awal 2025. Bila volatilitas pasar global memicu aksi jual massal, pasar keuangan domestik pun bisa terguncang.

    Dalam teori makroekonomi modern, ketidakpastian ekonomi global mempengaruhi aktivitas domestik melalui beberapa saluran: nilai tukar, arus modal, suku bunga, dan ekspektasi bisnis. Menurut Bloom (2009) dalam “The Impact of Uncertainty Shocks,” lonjakan ketidakpastian global menyebabkan pelaku usaha menunda investasi dan perekrutan karena risiko menjadi tak terukur. Ini sejalan dengan kondisi saat ini: pelaku usaha Indonesia semakin berhati-hati dalam ekspansi, meskipun inflasi tetap rendah dan konsumsi membaik pasca pandemi.

    Sementara itu, Knightian uncertainty, yang membedakan antara risiko terukur dan ketidakpastian yang tak bisa diukur, semakin relevan. Di tengah fragmentasi geopolitik, perang dagang AS-China, dan konflik Ukraina, investor menghadapi skenario-skenario yang tidak bisa dimodelkan secara statistik. Indonesia harus memahami bahwa fondasi stabilitas ekonomi bukan hanya pada angka inflasi dan pertumbuhan, tetapi juga pada kemampuan merespons ketidakpastian.

    Dalam konteks Indonesia, data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 hanya mencapai 4,9 persen, sedikit di bawah ekspektasi 5,1 persen. Sektor ekspor menurun akibat pelemahan permintaan global, sementara beban utang dalam APBN semakin meningkat. Di sisi lain, konsumsi domestik masih menjadi penopang utama, menyumbang lebih dari 54 persen PDB.

    Tantangan lain adalah pelemahan nilai tukar yang memperbesar biaya impor dan subsidi energi. Bila harga minyak dunia bertahan di atas 85 dolar AS per barel, pemerintah harus menggelontorkan lebih dari Rp400 triliun subsidi BBM tahun ini yang menekan ruang fiskal untuk belanja produktif. Ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal (utang luar negeri dan FDI) juga membuat Indonesia rentan terhadap perubahan sentimen investor global.

    Namun demikian, peluang tetap terbuka. Cadangan devisa Indonesia yang masih cukup kuat yakni 136 miliar dolar AS per Mei 2025 yang memberikan bantalan jika terjadi gejolak. Selain itu, kebijakan hilirisasi nikel dan bauksit bisa mendongkrak penerimaan ekspor dalam jangka menengah, meski harus diiringi dengan penguatan teknologi dan SDM industri.

    Situasi ini tentunya membawa implikasi bagi kebijakan Indonesia. Pertama, pemerintah perlu mengelola risiko fiskal dengan lebih disiplin. Ini bisa dilakukan melalui efisiensi belanja, reformasi subsidi energi, serta peningkatan rasio pajak yang saat ini masih di bawah 10persen PDB. Penerapan pajak karbon dan optimalisasi PPN dapat memperkuat basis pendapatan negara tanpa membebani sektor produktif.

    Kedua, stabilisasi nilai tukar dan pasar keuangan harus menjadi prioritas. Bank Indonesia perlu melanjutkan intervensi ganda dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam menjaga kepercayaan investor. Kebijakan suku bunga harus memperhitungkan sentimen global, namun tetap mendukung pertumbuhan domestik.

    Ketiga, diversifikasi pembiayaan infrastruktur perlu didorong. Ketergantungan pada utang luar negeri dan investor global dapat dikurangi melalui penguatan pasar modal domestik dan pembentukan dana abadi infrastruktur yang melibatkan BUMN, swasta, dan pemerintah daerah.

    Keempat, penguatan ketahanan pangan dan energi harus dipercepat agar tekanan global tidak mengganggu kestabilan sosial. Ketahanan nasional menjadi kunci dalam menghadapi ekonomi global yang semakin tak pasti dan terfragmentasi.

    Indonesia tengah berada dalam pusaran ketidakpastian global yang kompleks. Pergeseran struktural ekonomi dunia menuntut ketahanan domestik yang kuat, respons kebijakan yang adaptif, dan koordinasi yang solid antara lembaga fiskal, moneter, dan sektor riil.

    Kita tak bisa mengendalikan arah angin global, tapi kita bisa memperkuat layar ekonomi nasional agar tetap melaju ke tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

    *) Dr. Aswin Rivai, SE., MM adalah Pengamat Ekonomi, Dosen FEB UPN Veteran Jakarta

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Putin Pastikan Rosneft Tetap Ikut Garap Kilang Tuban

    Putin Pastikan Rosneft Tetap Ikut Garap Kilang Tuban

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Rosneft akan tetap bekerja sama dengan Pertamina untuk menggarap proyek kilang migas di Tuban, Jawa Timur. Kepastian ini diungkapkan Putin usai menerima Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan kenegaraan di Istana Konstantinovsky, St Petersburg, Rusia, Kamis siang waktu setempat.

    “Perusahaan Rosneft dan perusahaan Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan kompleks petrokimia di provinsi Jawa Timur,” kata Putin dalam keterangan pers bersama usai pertemuan, ditulis Jumat (20/6/2025).

    Rosneft dan Pertamina selama ini sedang mengembangkan kilang New Grass Root Refinery (NGRR) yang ditargetkan dapat memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas seperti gasoline, diesel dan avtur hingga 229 ribu barel per hari.

    Proyek NGRR Tuban pun memproduksi bahan bakar minyak yang berkualitas Euro V. Kilang minyak di Tuban diperkirakan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barel per hari.

    Proyek tersebut didanai secara patungan atau joint venture antara Pertamina, yang berkontribusi 55%, dan perusahaan minyak asal Rusia yakni Rosneft yang menaruh 45% dari total dana.

    Dalam catatan detikcom, proyek ini saat ini sedang memasuki tahap akhir persiapan Final Investment Decision (FID) yang ditargetkan rampung pada kuartal IV tahun 2025.

    Namun demikian, nilai investasi proyek telah meningkat signifikan dari estimasi awal sebesar US$ 13,5 miliar menjadi sekitar US$ 23 miliar (setara Rp 377 triliun). Kenaikan ini dipengaruhi oleh faktor desain, pembebasan lahan, serta penyesuaian terhadap dinamika geopolitik dan nilai tukar.

    Proyek ini telah menyerap lebih dari 1.200 tenaga kerja lokal dan mencapai progres 62 hingga 94% dalam tahapan desain Front-End Engineering Design (FEED).

    Masalahnya, proyek ini diakui lambat progresnya karena bekerja sama dengan Rusia. Arifin Tasrif, yang sempat menjabat posisi Menteri ESDM menyatakan proyek kilang Tuban menghadapi tantangan lantaran bermitra dengan Rusia yang disanksi usai menyulut perang dengan Ukraina. Kala itu pemerintah khawatir apabila bekerja sama dengan Rusia, Indonesia bisa dimusuhi dunia.

    “Lagi kita upayakan ini, lagi susah ini, susahnya kan Rusianya nggak bisa jalan ya, kalau kita jalan sama Rusia kita dimusuhi,” kata Arifin di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (22/3/2024).

    Arifin mengatakan pemerintah terus berupaya menjaga agar proyek ini terus berjalan. Diakuinya, proyek ini agak terlambat.

    RI Sempat Cari Investor Baru

    Pemerintah bahkan sempat mengatakan mau mencari mitra baru untuk proyek tersebut karena kesulitan bekerja sama dengan Rosneft. Hal ini diungkapkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai melakukan rapat terbatas yang kala itu masih dipimpin oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) medio 2023 yang lalu.

    “Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan, dicarikan partner lain,” ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023) silam.

    “Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi,” ujarnya.

    Pihaknya meminta Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM untuk mencari investor baru pada proyek ini. Namun, dia menegaskan proyek Kilang Tuban tetap masuk daftar PSN.

    Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu menjabat sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi pun sempat mengatakan Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban mulai banyak ditaksir investor dari berbagai negara. Dia mengisyaratkan posisi Rusia akan digantikan di proyek Kilang Tuban.

    Menurut Luhut, Pertamina sendiri kala itu tengah berupaya untuk melakukan pengerjaan pembangunan proyek kilang baru tersebut. Namun, Final Investment Decision (FID) atau keputusan final investasi yang dilakukan dengan perusahaan Rusia Rosneft tak kunjung dilakukan.

    “Ya sekarang lagi dikerjakan mereka (Pertamina), ada beberapa (investor lain) yang ingin masuk ke sana,” kata Luhut usai mengisi Seminar Nasional IKAXA 2023, Kamis (14/9/2023) silam.

    (acd/acd)

  • 10 Update Perang Israel-Iran: Khamenei Tantang AS, Buka Gerbang Neraka

    10 Update Perang Israel-Iran: Khamenei Tantang AS, Buka Gerbang Neraka

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dan Iran kembali saling tembak pada Kamis (19/6/2025). Ini merupakan hari ketujuh dalam rangkaian serangan paling intens kedua negara dalam sejarah, yang memicu kekhawatiran akan konflik berlarut-larut yang dapat melanda Timur Tengah (Timteng).

    Konflik ini pun berpotensi menyeret sejumlah negara yang telah memosisikan diri di belakang masing-masing pihak.

    Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip berbagai sumber.

    1. Serangan Baru

    Militer Israel mengatakan sedang melakukan serangan baru di Teheran dan wilayah lain di Iran pada Kamis (19/6/2025). Mereka memerintahkan dua desa, Arak dan Khondab, untuk mengungsi.

    Sementara itu, sirene serangan udara berbunyi di Israel Utara. Militer mengatakan tak lama setelah itu mereka telah mencegat pesawat nirawak yang diluncurkan dari Iran.

    Saling tembak baru itu terjadi sehari setelah Iran mengatakan telah menembakkan rudal hipersonik Fattah ke Israel. Militer Israel mengatakan mereka “terbang di atas lokasi peluncuran dan penyimpanan rudal permukaan-ke-permukaan Iran (dan) menyerang pihak yang mencoba mengaktifkan kembali lokasi yang telah diserang”.

    Sistem pertahanan udara Israel tampaknya sebagian besar berhasil dalam mencegat rentetan rudal dan pesawat nirawak Iran setiap hari. Seorang pejabat militer Israel, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal balistik dan 1.000 pesawat nirawak sejak Jumat.

    “Sekitar 20 rudal telah menghantam wilayah sipil di Israel,” pejabat itu menambahkan.

    2. Internet Mati Total

    Iran mengalami “pemadaman internet nasional hampir total”. Hal ini disampaikan pengawas digital yang berkantor pusat di London, NetBlocks, di X.

    Iran mengumumkan minggu lalu bahwa mereka memberlakukan pembatasan sementara pada internet, dengan kementerian komunikasi mengatakan pada hari Rabu bahwa pembatasan yang lebih ketat diberlakukan karena “penyalahgunaan jaringan komunikasi negara untuk tujuan militer” oleh Israel.

    Media Iran kemudian melaporkan bahwa Israel sempat meretas siaran televisi negara. Tehran juga menayangkan rekaman protes perempuan yang diserang dan mendesak orang-orang untuk turun ke jalan.

    Banyak situs dan aplikasi yang setidaknya sebagian tidak dapat diakses. Televisi negara mengimbau warga Iran pada hari Selasa untuk menghapus WhatsApp dari ponsel mereka, menuduh bahwa aplikasi pengiriman pesan tersebut mengumpulkan lokasi dan data pribadi pengguna dan “mengkomunikasikannya kepada musuh Zionis”.

    3. Manuver Trump

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan serangan Israel. Ia menyebut bahwa Iran telah menghubungi untuk mencari negosiasi guna mengakhiri konflik.

    “Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya,” kata Trump kepada wartawan. “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin bernegosiasi.”

    Trump mengatakan Iran bahkan telah menyarankan untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih untuk melakukan pembicaraan. Namun pernyataan ini dibantah oleh pejabat Iran.

    4. Khamenei Warning AS

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam pidato yang dibacakan di televisi pemerintah bahwa “Bangsa Iran tidak akan pernah menyerah.”

    “Amerika harus tahu bahwa intervensi militer apa pun niscaya akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,” katanya.

    Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa AS tahu di mana Khamenei berada. Namun ia tidak akan membunuhnya “untuk saat ini”.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya berkomitmen pada “diplomasi” dan bertindak dalam “pembelaan diri” terhadap serangan Israel.

    5. Israel Serbu Markas Keamanan Iran

    Jurnalis AFP mendengar ledakan di seluruh Tehran sepanjang hari pada Rabu. Dilaporkan bahwa asap mengepul di beberapa bagian kota. Tak lama berselang, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan jet angkatan udara telah “menghancurkan markas besar keamanan internal rezim Iran, lengan utama penindasan diktator Iran”.

    6. Kerugian Perang

    Serangan Israel telah menghantam fasilitas nuklir dan militer di sekitar Iran, serta kawasan permukiman. Di sisi lain, permukiman di Israel juga telah terkena dampak.

    Perdana Menteri Israel Netanyahu mengakui “kerugian yang menyakitkan”, tetapi menambahkan bahwa “Front dalam negeri solid, rakyatnya kuat.”

    Kantor perdana menteri mengatakan pada hari Senin bahwa sedikitnya 24 orang telah tewas di Israel dan ratusan lainnya terluka sejak serangan balasan Iran dimulai pada hari Jumat.

    Di sisi lain, Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 224 orang, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran belum memperbarui jumlah korban sejak saat itu.

    7. Putin Cari Solusi

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang itu mungkin saja terjadi. Ia juga mengklaim serangan Israel terhadap Iran telah menyebabkan “konsolidasi” dukungan di masyarakat Iran terhadap para pemimpinnya.

    “Ini masalah yang pelik, dan tentu saja kita harus sangat berhati-hati di sini, tetapi menurut pendapat saya, solusinya dapat ditemukan,” kata Putin kepada wartawan asing.

    Ia sebelumnya mengusulkan untuk bertindak sebagai mediator, yang mendorong Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mempertanyakan kesesuaiannya mengingat perang Rusia di Ukraina.

    8. Rumah Sakit Israel Hancur

    Rumah sakit utama di wilayah selatan dan dua kota di dekat Tel Aviv menjadi sasaran langsung, menyebabkan sedikitnya 47 orang terluka dan mendorong pemerintah Israel untuk mengancam balasan besar-besaran.

    Soroka Medical Center, rumah sakit utama di kota Beersheba, mengalami kerusakan akibat hantaman rudal, menurut laporan resmi dari pihak rumah sakit. Sementara itu, kota-kota Ramat Gan dan Holon yang berada di dekat jantung metropolitan Tel Aviv juga turut terdampak, dengan gedung-gedung dilaporkan rusak.

    9. Irak Teriak

    Ulama Syiah paling berpengaruh di Irak, Ayatollah Agung Ali Sistani, mengingatkan agar komunitas internasional tidak menargetkan pemimpin tertinggi Iran. Ia memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa memicu kekacauan luas dan memperburuk situasi di Timur Tengah.

    “Setiap penargetan terhadap kepemimpinan agama dan politik tertinggi Iran akan membawa konsekuensi mengerikan bagi kawasan,” tegas Sistani dalam pernyataan resminya.

    Peringatan ini muncul di tengah memanasnya konflik Iran-Israel setelah serangan mendadak Israel pekan lalu yang menargetkan situs militer dan nuklir Iran serta menewaskan sejumlah komandan dan ilmuwan tinggi. Iran membalas dengan rentetan rudal ke wilayah Israel, memicu ketegangan regional yang lebih luas.

    Sistani, yang merupakan warga negara Iran namun dikenal menentang dominasi Teheran di Irak, menyerukan penyelesaian damai.

    10. Iran Luncurkan Rudal Sejjil

    Iran resmi menggunakan rudal balistik Sejjil, senjata jarak jauh berbahan bakar padat dengan daya hancur tinggi, dalam gelombang serangan terbarunya terhadap Israel.

    Serangan yang disebut sebagai bagian dari Operasi True Promise 3 itu diklaim berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, memicu ketegangan regional yang kian memanas.

    “Langit wilayah pendudukan kini terbuka untuk rudal dan drone kami,” demikian pernyataan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang dikutip kantor berita Tasnim.

    Mereka mengeklaim telah menghancurkan sejumlah fasilitas vital Israel, termasuk pangkalan udara dan kantor intelijen.

     

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Seberapa Tangguh Ekonomi Israel?

    Seberapa Tangguh Ekonomi Israel?

    Jakarta

    Perang adalah perkara mahal. Selain menciptakan kehancuran, tragedi perorangan, dan korban jiwa, biaya pengadaan dan pengerahan peralatan militer menelan biaya besar.

    Perang juga menguras tenaga kerja, sebagaimana yang saat ini dirasakan perekonomian Israel.

    Sejak kelompok militan Islam Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober 2023, Israel meluluhlantakkan Jalur Gaza, yang diikuti serangan udara ke Lebanon sebagai balasan atas serangan rudal dan drone oleh Hezbollah.

    Pekan lalu, Israel juga menyerang sasaran di dalam wilayah Iran untuk melumpuhkan program nuklir milik Teheran.

    Masalah besar, anggaran besar

    Bagi negara sekecil Israel, eskalasi konflik dengan cepat berimbas terhadap perekonomian. Banyak tentara cadangan yang dipanggil untuk bertempur, misalnya, terpaksa meninggalkan pekerjaan untuk sementara.

    Selain itu, izin kerja bagi warga Palestina juga banyak yang dibatalkan, ketika akses lintas perbatasan makin sulit, yang memperparah kekurangan tenaga kerja.

    Di saat bersamaan, pemerintah menggandakan belanja pertahanan. Tahun 2024, anggaran militer naik 65% menjadi 46,5 miliar dolar AS, menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute.

    Jumlah tersebut setara dengan 8,8% dari PDB, tertinggi kedua di dunia setelah Ukraina.

    Dari jumlah itu, sekitar USD38,6 miliar dialokasikan untuk pertahanan, menurut laporan The Times of Israel.

    Masa depan ekonomi penuh ketidakpastian

    Profesor ekonomi dari Coller School of Management, Universitas Tel Aviv, Itai Ater, mengatakan saat ini perang menelan biaya yang “sangat mahal” dan memicu “ketidakpastian besar dalam jangka pendek dan panjang.”

    “Biaya militer, baik di fron ofensif maupun defensif, sangat tinggi. Beban ini pasti akan berdampak pada anggaran, defisit, PDB, dan utang negara,” kata Ater kepada DW.

    Selama 20 bulan terakhir, banyak warga sipil Israel yang menjalani tugas militer selama berbulan-bulan. Banyak pula yang dievakuasi dari rumah mereka di daerah perbatasan, menyebabkan disrupsi besar dalam kehidupan warga.

    Sejak serangan terakhir pekan lalu, banyak pekerja, terutama di sektor manufaktur, perdagangan, teknologi, dan pendidikan yang menganggur, tambah Ater.

    Penerbangan komersial dari dan ke Israel juga masih ditangguhkan. Sebagian besar maskapai telah mengevakuasi armada pesawatnya, dan wilayah udara di hampir penjuru Timur Tengah juga ditutup.

    Kenaikan pajak demi tutupi biaya perang

    Untuk mengendurkan tekanan fiskal, pemerintah akhirnya menaikkan pajak. Awal tahun ini, pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sebagian besar barang dan jasa naik dari 17% menjadi 18%. Pajak kesehatan yang dipotong dari gaji karyawan, serta iuran asuransi nasional, juga meningkat.

    Menurut profesor emeritus ekonomi dari Universitas Haifa, Benjamin Bental, ekonomi Israel terpukul dalam satu setengah tahun terakhir, namun “menunjukkan ketahanan yang mengejutkan,” kata dia.

    Karena ketika sektor pariwisata, manufaktur, konstruksi dan pertanian tertekan, industri teknologi tinggi, pertahanan, dan ritel makanan tetap kuat. Pada 2024, PDB Israel mencapai lebih dari USD540 miliar, melampaui tahun-tahun sebelumnya.

    Bental menyoroti keberhasilan sektor teknologi tinggi dan ketatnya pasar tenaga kerja. Hingga kini, kekhawatiran bahwa infrastruktur energi dan internet akan diserang oleh Hezbollah atau Iran juga belum terbukti, sehingga aktivitas bisnis tetap berjalan.

    Ketergantungan pada industri teknologi tinggi

    Israel dikenal sebagai negara industri teknologi tinggi. Selain mempekerjakan 12% dari total tenaga kerja, sektor ini menyumbang sekitar 25% dari total penerimaan pajak penghasilan berkat tingginya upah rata-rata, menurut laporan Jefferies, bank investasi asal AS.

    Produk dan layanan teknologi tinggi mencakup 64% dari ekspor negara dan sekitar 20% dari PDB.

    Namun, jumlah pekerja di sektor teknologi mengalami stagnasi sejak tahun 2022, menurut laporan Otoritas Inovasi Israel pada April. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, jumlah tenaga kerja lokal di sektor teknologi menurun, sementara semakin banyak pekerja yang memilih pindah ke luar negeri untuk jangka panjang.

    Saat ini, sekitar 390 ribu pekerja teknologi berada di Israel, sementara 440 ribu lainnya bermukim di luar negeri. Kenaikan pajak dikhawatirkan mendorong lebih banyak perusahaan atau tenaga kerja yang fleksibel untuk hengkang.

    Risiko jangka panjang

    Ketidakpastian situasi di Israel dan sekitarnya menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar tenaga kerja, pelaku usaha, dan investor.

    “Namun, jika melihat pasar saham dan nilai tukar, investor terlihat cukup optimistis, karena mungkin berharap perang akan segera berakhir, atau ancaman nuklir Iran bisa dinetralisir, dan ekonomi akan pulih,” ujar Ater.

    Kendati risiko jangka pendek meningkat, risiko bagi investor akan bergantung pada berapa lama konflik berlangsung dan bagaimana akhirnya.

    “Jika skenario alternatif terjadi, yakni perang jangka panjang dengan Iran, maka perekonomian sulit berkembang,” tambahnya.

    Ke depan, Ater menilai persoalan keamanan, terutama konflik Israel-Palestina, tetap menjadi tantangan jangka panjang bagi perekonomian.

    Selain itu, dia menyoroti pentingnya mencermati perpecahan sosial di dalam negeri serta reformasi yudisial yang bisa berdampak pada institusi demokrasi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini