Negara: Ukraina

  • Startup Pakistan Kirim Tangan Palsu untuk Anak Gaza

    Startup Pakistan Kirim Tangan Palsu untuk Anak Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah anak Gaza korban serangan Israel menerima bantuan lengan prostetik dari sebuah startup Pakistan bernama Bioniks.

    Bioniks merupakan startup yang berdiri 2021 dan telah merancang 1.000 lengan khusus. Namun baru kali ini menyediakan untuk korban dari konflik.

    Perusahaan akan melakukan proses pengambilan gambar dengan smartphone dari berbagai sudut. Berikutnya mereka akan membuat model 3D untuk prostetik khusus.

    Dua anak perempuan, Sidra Al Bordeen (8) dan Habebat Allah (3) adalah dua orang pengguna pertama produk Bioniks. Sidra kehilangan lengannya, sedangkan Habebat harus kehilangan kedua lengan dan kakinya di Gaza.

    Keduanya melakukan konsultasi jarak jauh dan pemasangan virtual selama berhari-hari. CEO Anas Niaz juga berangkat menuju Amman, tempat kedua anak tersebut mengungsi, untuk melakukan pengiriman luar negeri pertama perusahaannya.

    Agar bisa diterima oleh anak-anak, Bioniks memasukkan karakter fiksi populer ke dalam prostetik seperti Iron Man atau karakter Elsa dari Disney. Niaz mengatakan itu membantu anak menerimanya secara emosional dan dapat menggunakan sehari-hari.

    Setiap lengan prostetik buatan Bioniks jauh lebih murah dari produk Amerika Serikat(AS), hanya US$2.500 (Rp 40,8 juta) berbanding US$10 ribu hingga US$20 ribu (Rp 163,3 juta-Rp 326,6 juta) Namun memang tidak secanggih buatan AS.

    Meski begitu, lengan palsu Bioniks memiliki fungsionalitas tingkat tinggi untuk anak-anak. Prosesnya yang bisa dilakukan dengan jarak jauh membuatnya mudah diakses.

    “Kami berencana menyediakan anggota tubuh bagi orang-orang di zona konflik lain juga, seperti Ukraina dan menjadi perusahaan global,” kata Niaz dikutip dari Reuters, Selasa (8/7/2025).

    Salah satu tantangan penggunaan prostetik adalah kebanyakan didesain untuk orang dewasa. Anggota tubuh palsu itu jarang digunakan anak-anak di zona perang, yang buruh penggantian 12-18 bulan seiring pertumbuhannya.

    Niaz mengatakan perusahaannya tengah menjajaki opsi pendanaan untuk penggantian prostetik yang digunakan kedua anak tersebut di masa depan. Harapannya biayanya tidak akan terlalu mahal.

    “Hanya beberapa komponen yang diganti. Sisanya digunakan lagi untuk anak lain,” ujarnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Ancam Lonjakan Tarif Bagi Negara Pendukung BRICS

    Trump Ancam Lonjakan Tarif Bagi Negara Pendukung BRICS

    Jakarta

    Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara mana pun yang menunjukkan dukungan terhadap “kebijakan anti-Amerika,” merujuk kepada hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Brasil, Minggu (6/6).

    BRICS, yang kini mewadahi lebih dari separuh populasi dunia dan 40% output ekonomi global, ingin menampilkan diri sebagai poros baru kerja sama multilateral, di tengah konflik geopolitik dan perang dagang yang kian memanas.

    KTT yang berlangsung di Rio de Janeiro sebabnya disebut-sebut sebagai forum tandingan atas kebuntuan di G7 dan G20, serta pendekatan unilateral “America First” yang diusung Trump.

    Ancaman tarif tanpa pengecualian

    Dalam pernyataan bersama yang dirilis Minggu sore waktu setempat, negara-negara BRICS mengingatkan bahwa kenaikan tarif global mengancam perdagangan dunia. Meski tak menyebut Trump secara eksplisit, kritik terhadap kebijakan tarif AS kuat membias pada dokumen akhir.

    Beberapa jam berselang, Trump mengeluarkan pernyataan keras di platform Truth Social. “Setiap negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan TARIF TAMBAHAN SEBESAR 10%. Tidak ada pengecualian. Terima kasih atas perhatian Anda!”

    Dia tidak menjelaskan maksudnya mengenai “kebijakan anti-Amerika” yang dia tuduhkan. Pemerintahannya sendiri sedang berpacu menyelesaikan berbagai kesepakatan dagang sebelum tenggat 9 Juli, hari dimulainya tarif “balasan” yang lebih besar.

    BRICS berekspansi di tengah ketegangan global

    Dari tadinya cuma Brasil, Rusia, India, dan Cina pada KTT pertama tahun 2009, keanggotaan BRICS telah berkembang dengan tambahan Afrika Selatan, dan kini juga mencakup Mesir, Etiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, hadir di Brasil untuk KTT BRICS, dan menurut seorang pejabat kementerian kepada Reuters, dijadwalkan terbang ke AS pada Senin (7/7) untuk mengurus negosiasi tarif.

    Menurut Presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva, BRICS adalah “pewaris” alami Gerakan Non-Blok era Perang Dingin, kata dia dalam pidato pembukaan.

    “BRICS adalah penerus Gerakan Non-Blok,” kata Lula. “Ketika multilateralisme diserang, otonomi kita kembali dipertaruhkan.”

    Absennya dua tokoh utama

    KTT dua hari ini sedikit meredup oleh absennya dua pemimpin BRICS, yakni Presiden China Xi Jinping, yang untuk pertama kalinya absen sejak menjabat pada 2012, dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang hanya hadir secara virtual karena masih dibayangi surat penangkapan internasional terkait invasi Ukraina.

    Di antara sejumlah kepala negara yang hadir adalah Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Pertemuan berlangsung di Museum Seni Modern Rio pada Minggu dan Senin.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian batal hadir akibat eskalasi konflik dengan Israel, dan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi. Dalam pidatonya, Araghchi mengajak seluruh anggota untuk mengecam keras Israel. Menurutnya, dampak perang di Timur Tengah “tidak akan terbatas pada satu negara saja”.

    Kritik terhadap tarif dan perang

    Dalam pernyataan bersama, BRICS mengutuk kenaikan tarif perdagangan global dan serangan terhadap Iran, tanpa secara eksplisit menyebut Presiden AS Donald Trump. Pernyataan bersama kelompok ini, yang juga mengkritik aksi militer Israel di Timur Tengah, secara mencolok juga tidak menyasar Rusia sebagai anggota, dan hanya menyebut konflik Ukraina satu kali.

    BRICS menyatakan dukungan atas keanggotaan penuh Etiopia dan Iran di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mendesak pemulihan segera atas mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan WTO.

    Dalam sindiran terselubung terhadap AS, deklarasi BRICS mengungkapkan “keprihatinan serius” atas lonjakan tarif perdagangan global yang dinilai “tidak sejalan dengan aturan WTO”. Pembatasan tersebut dianggap mengancam perdagangan internasional, mengganggu rantai pasok global, dan menciptakan ketidakpastian.

    Presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva, tuan rumah KTT, juga mengkritik keputusan NATO menaikkan anggaran pertahanan hingga 5% PDB pada 2035. Kritik ini kemudian dimasukkan dalam deklarasi resmi.

    “Selalu lebih mudah berinvestasi untuk perang dibanding perdamaian,” ujar Lula dalam pidato pembukaan.

    Upaya hindari sanksi

    Meski Lula lantang menyerukan reformasi lembaga global yang didominasi Barat, Brasil tetap memilih jalur moderat untuk menghindari risiko ekonomi.

    Trump sebelumnya sempat mengancam akan mengenakan tarif 100% jika BRICS mencoba melemahkan dominasi dolar. Usulan ini didorong Rusia sejak tahun lalu, demi membangun sistem pembayaran alternatif guna menghindari sanksi Barat pascainvasi Ukraina.

    Menurut Prof. Ana Garcia dari Universitas Federal Pedesaan Rio de Janeiro, Brasil sengaja mengarahkan KTT kali ini ke isu-isu yang tidak kontroversial seperti kerja sama perdagangan dan kesehatan global.

    “Brasil ingin menghindari kerusakan dan tidak menarik perhatian pemerintahan Trump demi menjaga stabilitas ekonomi nasional,” kata Garcia.

    Inisiatif Baru: jaminan multilateral dan etika AI

    Negara-negara anggota mendukung inisiatif BRICS Multilateral Guarantees yang akan dijalankan melalui New Development Bank. Tujuannya adalah menurunkan biaya pembiayaan dan memperbesar investasi di negara anggota.

    Dalam pernyataan terpisah terkait kecerdasan buatan (AI), para pemimpin menyerukan perlindungan terhadap penyalahgunaan AI, pembatasan pengumpulan data yang berlebihan, dan mekanisme pembayaran yang adil bagi penyedia data.

    Isu iklim dan peran Brasil

    Menjelang COP29 PBB yang juga akan digelar di Brasil, Lula memanfaatkan momentum KTT BRICS untuk menunjukkan komitmen negara-negara berkembang terhadap perubahan iklim. Trump, sebaliknya, dikabarkan memperlambat inisiatif iklim AS.

    Sumber Reuters menyebut bahwa Cina dan UEA menyatakan niat untuk berinvestasi dalam Tropical Forests Forever Facility, skema Brasil untuk konservasi hutan hujan global yang terancam punah.

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jerman Ingin Bikin ‘Perisai Langit’ Cegah Ancaman Drone

    Jerman Ingin Bikin ‘Perisai Langit’ Cegah Ancaman Drone

    Jakarta

    Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt, mengemban tugas pelik: Menghadang ancaman bahaya yang datang dari langit: Drone. Wahana nirawak yang bisa dibeli di toko elektronik pinggir jalan dengan harga terjangkau itu, bisa berubah menjadi momok bagi keamanan.

    Bagi banyak orang, drone hanyalah alat untuk hiburan, bagai bermain layang-layang modern yang melayang dengan gaya kekinian. Dobrindt pun tahu itu. Tapi jika drone terbang tanpa izin di atas markas militer atau bandar udara, maka di sinilah kapabilitas aparat keamanan diuji, terutama Kantor Polisi Kriminal Federal (BKA) Jerman.

    Dalam kunjungannya ke kantor BKA, Dobrindt mendapat kuliah tentang cara kerja drone oleh para ahli Kantor Polisi Kriminal Federal di Berlin.

    Unit khusus perlindungan di garis depan

    BKA punya satuan elite yang melindungi kepala negara Frank-Walter Steinmeier dan seluruh pemerintahan dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz . Satuan khusus ini menggunakan perlengkapan berteknologi tinggi, termasuk kamera drone dan sistem khusus untuk melawan perangkat musuh.

    Ketika Dobrindt dan Wakil Presiden BKA, Sven Kurenbach, menelusuri arsenal yang dimiliki BKA, bayangan perang di Ukraina mengusik pikirannya. “Kita semua mengenal gambaran-gambaran dari agresi Putin: Drone biasa yang diberi bom dengan lakban,” ujar Dobrindt. Pesawat nirawak mungil itu sudah meruntuhkan wilayah-wilayah luas di Ukraina dan menelan banyak korban jiwa, sementara Ukraina juga membalas dengan drone mereka sendiri.

    Risiko tersembunyi dalam ransel

    Namun ancaman tak hanya jauh di medan perang. Di Jerman, Dobrindt ingin aparat mampu menghadapi kemungkinan drone berbahaya. “Bagaimana kita menghadapi kenyataan bahwa hal ini dapat menimbulkan ancaman kapan saja dalam situasi apa pun?”

    Teknologi sekelas film ‘Star Wars’

    Untuk menghadapi ancaman ini, BKA punya teknologi yang tampak seperti di film ‘Star Wars’. Radar mendeteksi drone mencurigakan, lalu pemancar gelombang mengacaukan sinyalnya hingga drone itu membeku di udara, seolah tersihir.

    Seorang ahli dari satuan pengamanan BKA mendemonstrasikan cara kerjanya: Sebuah drone kendali jarak jauh perlahan melayang mendekat, sekitar lima meter di atas tanah. Suaranya mendengung tajam—mirip bunyi kawanan lebah raksasa yang gelisah.

    Jaring langit sebagai senjata terakhir

    Kalau ancaman berlanjut, Jerman punya ‘Sky Wall 100’—senjata yang menembakkan jaring halus ke udara untuk menjebak drone, kemudian menurunkannya dengan parasut.

    Dobrindt tampak sangat terkesan dan menjanjikan dukungan tambahan: “Kami akan terus memperkuat bidang ini.” Itu berarti lebih banyak uang untuk teknologi dan personel. “Tugas kami adalah mengembangkan kompetensi yang juga dapat dimanfaatkan oleh pihak lain.”

    BKA adalah pelopor dalam pertahanan pesawat nirawak, ujarnya dan berterima kasih kepada setiap spesialis dengan jabat tangan atas pekerjaan mereka yang menurutnya “luar biasa”.

    Pertahanan menyeluruh, bukan sekadar militer

    Sang Menteri berbicara soal ‘pertahanan menyeluruh Jerman’—yang meliputi perlindungan militer dan sipil. Tak hanya itu, perlindungan bagi tokoh-tokoh berisiko di luar negeri juga makin diperketat. Karena saat pejabat tinggi bertugas jauh dari tanah air, BKA selalu siap sedia.

    Terutama di wilayah yang tak termasuk dalam kawasan wisata pada umumnya,” kata Dobrindt. Di saat yang bersamaan, ia dikelilingi oleh pasukan khusus berwajah tertutup dengan seragam kamuflase. Pria-pria bertubuh tegap dan bersenjata lengkap itu nyaris tak bisa dibedakan dari tentara.

    SPD dan Partai Hijau ingin mengubah Undang-undang Keamanan Penerbangan

    Partai Sosial Demokrat (SPD) dan Partai Hijau ingin mengubah Undang-undang Keamanan Penerbangan di Jerman. Kepolisian negara bagian federal pada umumnya bertanggung jawab atas pencegahan ancaman dalam negeri. Mereka sebagian besar tidak memiliki peralatan dan kemampuan untuk menembak jatuh pesawat nirawak yang mencurigakan.

    Oleh karena itu, koalisi Partai Sosial Demokrat (SPD) dan Partai Hijau, yang masih bekerja pada awal tahun 2025, ingin mengubah Undang-undang Keamanan Penerbangan.

    Tujuannya adalah agar, bila diperlukan, Bundeswehr bisa dimintai turun tangan ketika polisi kewalahan menghadapi serangan drone, baik dari segi teknologi maupun personel. Namun, karena pemilihan umum Bundestag yang dipercepat pada 23 Februari, rencana revisi undang-undang ini dipeti-eskan.

    BKA tak perlu cemas

    Dalam perjanjian koalisi partai-partai yang kini berkuasa—Uni Kristen Demokrat CDU -Kristen Sosialis CSU dan SPD—pembicaraan soal perubahan undang-undang keamanan udara, tak lagi disinggung-singgung,

    Sebagai gantinya, aparat keamanan di tingkat federal dan daerah akan terus diperkuat. Tampaknya, BKA tak perlu lagi khawatir soal pertahanan terhadap ancaman drone. Menteri Dalam Negeri Dobrindt sendiri sudah berjanji akan memastikan melindungi Jerman dari ancaman drone berbahaya adalah prioritas—dan dia yakin BKA sudah berada di garis depan untuk melindungi langit negeri tersebut.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Percakapan Telepon dengan Putin yang Bikin Trump Tak Senang

    Percakapan Telepon dengan Putin yang Bikin Trump Tak Senang

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump dibuat tidak senang dengan kelakuan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump kesal lantaran percakapan terbaru via telepon terkait perang Ukraina dengan Putin tak ada kemajuan.

    Sebagai informasi, Trump dan Putin sempat saling menjalin komunikasi via telepon pada Kamis (3/7) yang lalu. Mereka berbincang berbagai hal, termasuk perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.

    Komunikasi antara dua kepala negara tersebut merupakan pertama kalinya yang diketahui publik. Sebelumnya, mereka tetap rutin berkomunikasi tanpa diketahui publik.

    Trump dan Putin pun saling memberikan reaksi setelah menjalin komunikasi. Putin tegaskan tetap bertahan dengan tujuannya dan Trump kesal dengan pendirian Putin tersebut.

    Putin Tak Akan Menyerah

    Foto: Putin (via REUTERS/Sergei Karpukhin)

    Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara terkait komunikasi dengan Trump. Putin sempat menegaskan Moskow tidak akan menyerahkan tujuannya di Ukraina.

    “Presiden kami mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu penghapusan akar penyebab yang menyebabkan keadaan saat ini,” kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan.

    “Rusia tidak akan menyerah pada tujuan ini,” lajut dia.

    Meski demikian, Putin memberi tahu Trump bahwa pihaknya akan terus mengambil bagian dalam negosiasi. “Ia juga berbicara tentang kesiapan pihak Rusia untuk melanjutkan proses negosiasi,” imbuh Ushakov.

    “Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut,” kata Ushakov.

    Trump Kesal Tak Ada Kemajuan

    Foto: Trump (REUTERS/Leah Millis)

    Sementara itu, Trump juga buka suara. Berbeda dengan Putin, Trump justru menunjukkan kegeramannya dengan Putin.

    “Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu,” kata Trump kepada wartawan, dilansir AFP, Jumat (4/7).

    Ketika ditanya apakah ia telah bergerak lebih dekat ke kesepakatan untuk mengakhiri perang? Trump menjawab tidak ada perkembanga apapun. “Tidak, saya tidak membuat kemajuan apa pun dengannya sama sekali,” imbuhnya.

    Pandangan Trump terhadap panggilan telepon tersebut sangat suram. Ia pun mengaku frustasi dengan pemimpin Rusia tersebut.

    Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh

    Foto: Trump (REUTERS/Ken Cedeno)

    Tak hanya itu, Trump menyebut sang pemimpin Rusia itu hanya ingin “terus membunuh orang”. Sebagai respons, Trump memastikan akan memperketat sanksi terhadap Rusia.

    “Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin. Dia ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.

    Trump kemudian mengisyaratkan bahwa dirinya mungkin akhirnya siap untuk memperketat sanksi-sanksi terhadap Rusia, setelah menahan diri selama enam bulan terakhir saat dia berupaya keras membujuk Putin untuk mengakhiri perang.

    “Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi,” kata Trump.

    Halaman 2 dari 4

    (maa/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?

    Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dipastikan tidak akan datang dalam pertemuan puncak BRICS di Brazil esok hari, Minggu (5/7/2025).

    Hal ini memicu pertanyaan apakah perluasan negara-negara anggota BRICS telah mengurangi nilai ideologis bagi kedua negara pendiri, China dan Rusia.

    Dikutip dari The Guardian, Xi Jinping kerap menghadiri pertemuan puncak BRICS selama 12 tahun terakhir. Namun, kali ini tidak hadir.

    Tidak ada alasan resmi yang diberikan dan China mengirim perdana menteri, Li Qiang untuk hadir di Brazil esok.

    Sementara itu, Putin tengah menghadapi surat perintah penangkapan pengadilan pidana internasional (ICC). Banyak pihak menduga dia memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan ke Rio de Janeiro sebagai tanda hormat kepada Brazil yang merupakan penanda tangan undang-undang ICC.

    Ini bukan kali pertama Putin tidak hadir di pertemuan BRICS. Sebelumnya pada 2023, dia memutuskan tidak hadir di pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan.

    Saat itu, Presiden Cyril Ramaphosa tidak dapat memberikan jaminan apa pun jika Putin ditangkap di Afrika Selatan. Putin dituduh oleh ICC berperan dalam penculikan dan deportasi puluhan ribu anak-anak Ukraina.

    BRICS, pada perkembangannya, sering sebagai alternatif kelompok negara berkembang untuk mengimbangi kekuatan kelompok negara G7. Dua tahun terakhir, BRICS telah mengalami perluasan pesat baru-baru ini. BRICS, menurut pandangan global, pada prosesnya telah mengencerkan koherensi kapitalisme barat yang diwakili oleh G7.

    Anggota pendirinya adalah Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Namun, kelompok tersebut tahun lalu berkembang hingga mencakup Indonesia, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, negara-negara dalam berbagai tahap pembangunan ekonomi dan dengan berbagai tingkat antagonisme terhadap barat.

    Penambahan tersebut membuat badan tersebut condong ke arah autokrasi, membuat Brazil, Afrika Selatan, dan India merasa tidak nyaman.

    Brazil mengatakan pengelompokan BRICS hanyalah salah satu tanda tatanan dunia baru yang sedang muncul. Berbicara baru-baru ini di Overseas Development Institute, mantan menteri luar negeri Brazil dan duta besar saat ini untuk Inggris, Antonio Patriota, mengatakan kebijakan luar negeri Donald Trump yang mengutamakan Amerika akan mengubah tatanan dunia dari AS sebagai negara adikuasa menjadi dunia multipolar dengan kekuatan yang tersebar lebih merata.

    “AS, melalui kebijakannya, termasuk mengenai tarif dan kedaulatan, tengah mempercepat transisi menuju multipolaritas dengan berbagai cara,” kata Patriota.

    Ia menambahkan bahwa aliansi baru lain kemungkinan akan terbentuk dan akan menantang distribusi kekuasaan saat ini.

    “Sulit untuk membantah saat ini bahwa Eropa sependapat dengan kebijakan AS mengenai perdagangan atau keamanan atau mengenai keberlanjutan demokrasi, misalnya. Jadi, yang dulunya hanya ada satu kutub barat yang unik, kini mungkin ada dua,” tegasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh, Isyaratkan Perketat Sanksi Rusia

    Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh, Isyaratkan Perketat Sanksi Rusia

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya “sangat tidak senang” dengan percakapan telepon terbarunya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perang Ukraina. Trump menyebut sang pemimpin Rusia itu hanya ingin “terus membunuh orang”.

    Trump, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), juga mengisyaratkan Washington akan memperketat sanksi-sanksi untuk Moskow.

    “Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin. Dia ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.

    Trump kemudian mengisyaratkan bahwa dirinya mungkin akhirnya siap untuk memperketat sanksi-sanksi terhadap Rusia, setelah menahan diri selama enam bulan terakhir saat dia berupaya keras membujuk Putin untuk mengakhiri perang.

    “Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi,” kata Trump.

    Dalam pernyataannya, Trump menambahkan bahwa dirinya juga melakukan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (4/7), yang disebutnya sebagai “panggilan telepon yang sangat strategis”.

    Pembicaraan via telepon antara Trump dan Zelensky ini dilakukan saat kekhawatiran meningkat di Ukraina tentang pengiriman bantuan militer AS.

    Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa dirinya dan Trump telah sepakat untuk bekerja guna “memperkuat” pertahanan udara Ukraina, menyusul serangan drone dan rudal terbesar Rusia dalam invasi militer yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

    Trump, dalam pernyataannya, mengatakan dirinya juga telah membahas pengiriman rudal pencegat Patriot ke Ukraina dalam percakapan telepon terpisah dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Jumat (4/7), meskipun dia belum setuju untuk melakukannya.

    Disebutkan oleh Trump bahwa Merz “merasa mereka harus dilindungi”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky-Trump Sepakat Kerja Sama Perkuat Pertahanan Udara Ukraina

    Zelensky-Trump Sepakat Kerja Sama Perkuat Pertahanan Udara Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sepakat bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam memperkuat pertahanan udara Ukraina. Hal ini karena adanya kekhawatiran meningkat di Kyiv yang terus digempur Rusia.

    “Kami berbicara tentang peluang dalam pertahanan udara dan sepakat bahwa kami akan bekerja sama untuk memperkuat perlindungan langit kami,” kata Zelensky di media sosial setelah berbicara melalui telepon dengan Donald Trump, dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025).

    Sebelumnya, Trump juga sempat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon. Dalam pembicaraan keduanya, Putin sempat menegaskan Moskow tidak akan menyerahkan tujuannya di Ukraina.

    Dilansir AFP, Jumat (4/7), keduanya berbicara saat perundingan damai yang dipimpin AS untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina terhenti dan setelah Washington menghentikan beberapa pengiriman senjata ke Kiev. Kremlin mengatakan panggilan telepon itu berlangsung hampir satu jam.

    Trump menyampaikan rasa frustrasinya dengan Moskow dan Kiev karena upaya AS untuk mengakhiri pertempuran tidak membuahkan hasil. Namun, Putin menegaskan tidak akan pernah menyerah dengan Ukraina.

    “Presiden kami mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu penghapusan akar penyebab yang menyebabkan keadaan saat ini,” kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Menggila: Ukraina Membara, 539 Drone & 11 Rudal Gempur Kyiv

    Rusia Menggila: Ukraina Membara, 539 Drone & 11 Rudal Gempur Kyiv

    Sedikitnya 23 orang terluka, termasuk 14 yang dirawat di rumah sakit, dan kerusakan parah terjadi pada infrastruktur kereta api, bangunan, serta kendaraan warga, menurut otoritas Kyiv. Serangan berlangsung lebih dari delapan jam, dalam beberapa gelombang, dengan total 539 drone dan 11 rudal yang diluncurkan ke wilayah Ukraina. (REUTERS/Gleb Garanich)

  • Jenderal Angkatan Laut Rusia Tewas dalam Pertempuran di Perbatasan Kursk

    Jenderal Angkatan Laut Rusia Tewas dalam Pertempuran di Perbatasan Kursk

    JAKARTA – Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas di wilayah Kursk, lapor Gubernur Wilayah Primorye Oleg Kozhemyako melaporkan melalui Telegram.

    Sahabat setia Mayjen Gudkov, Nariman Shikhaliyev, juga tewas, Kozhemyako menambahkan.

    “Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga, sahabat dan sesama prajurit Mikhail Gudkov, Nariman Shikhaliyev, dan semua pejuang lainnya yang tewas di Wilayah Kursk,” tulis gubernur wilayah di Timur Jauh Rusia itu dalam unggahan di Telegram, melansir TASS 3 Juli.

    Menurutnya, Mayjen Gudkov adalah pejuang berkemauan keras yang tidak pernah berhenti mengunjungi posisi pasukan angkatan laut, bahkan setelah ia memangku jabatan wakil panglima tertinggi Angkatan Laut Rusia.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi pada Hari Kamis, Mayor Jenderal Gudkov tewas saat menjalankan misi tempur di wilayah perbatasan Wilayah Kursk pada tanggal 2 Juli.

    Mayjen Gudkov (42) berpartisipasi dalam operasi militer khusus sebagai Komandan Brigade Infanteri Angkatan Laut Terpisah ke-155 sejak tanggal 24 Februari 2022.

    Pada Bulan Maret 2025, ia diangkat menjadi Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Laut Rusia. Presiden Vladimir Putin mengumumkan pengangkatan Mayjen Gudkov dalam pertemuan dengan para pelaut kapal selam bertenaga nuklir Arkhangelsk.

    Kepala negara kemudian menugaskan Mayjen Gudkov untuk memimpin seluruh infanteri angkatan laut dan semua pasukan rudal serta artileri pantai Angkatan Laut.

    Mayjen Gudkov dianugerahi penghargaan militer tertinggi di Kremlin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Bulan Februari lalu, dikutip dari Reuters.

    Saluran Telegram militer Rusia dan Ukraina yang tidak resmi sebelumnya melaporkan, Mayjen Gudkov tewas bersama dengan prajurit dan perwira lainnya, dalam serangan rudal Ukraina ke pos komando di wilayah Kursk Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, dengan rudal HIMARS buatan AS.

    Tewasnya Mayjen Gudkov memperpanjang dafatr jenderal senior Rusia yang tewas sejak perang di Ukraina pecah tahun 2022 lalu.

    Sebelumnya, Mayjen Andrei Sukhovetsky menjadi jenderal senior pertama Rusia yang tewas di medan perang. Ia ditembak sniper di wilayah Kyiv pada 28 Februari 2022.

    Berikutnya ada Mayjen Vladimir Frolov yang dilaporkan juga tewas ditembak sniper pada Bulan April. Setelah ada Mayjen Kanamat Botashev, Letjen Roman Kutuzov, Mayjen Sergei Goryachev, Letjen Oleg Tsokov, Kayjen Vladimir Zavadsky, Mayjen Pavel Klimenko, Letjen Igor Kirillov, serta Letjen Yaroslav Moskalik.

  • Putin Ngamuk, Rusia Tembak 550 Rudal-Drones ke Kyiv Ukraina

    Putin Ngamuk, Rusia Tembak 550 Rudal-Drones ke Kyiv Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) terbesarnya terhadap Ukraina pada Jumat (4/7/2025) malam waktu setempat. Hal ini berlangsung beberapa jam setelah panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sebelumnya kedua pemimpin panas setelah komunikasi berakhir tanpa terobosan apa pun. Putin menegaskan Moskow tidak akan menyerahkan tujuan perangnya di Ukraina sementara Trump mengatakan dia tidak membuat kemajuan apapununtuk mengakhiri perang.

    Mengutip AFP, sumber di ibu kota mendengar pesawat nirawak berdengung di atas Kyiv. Dilaporkan bagaimana ledakan terdengar saat sistem pertahanan udara Ukraina menangkis serangan itu.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan peringatan udara mulai bergema di seluruh negeri. Menurutnya, Rusia menunjukkan bahwa mereka tidak berniat mengakhiri perang dan teror.

    “Semua ini adalah bukti nyata bahwa tanpa tekanan yang benar-benar berskala besar,” tegasnya di laman media sosial.

    “Rusia tidak akan mengubah perilakunya yang bodoh dan merusak,” tambahnya seraya mendesak AS khususnya untuk meningkatkan tekanan pada Moskow.

    Sementara itu, 23 orang terluka dalam serangan Rusia, yang menurut angkatan udara mencakup 539 drone Rusia dari berbagai jenis dan 11 rudal. Seorang perwakilan angkatan udara Ukraina mengatakan kepada media Ukraina bahwa serangan itu adalah yang terbesar dari invasi Rusia.

    “Putin jelas-jelas menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap Amerika Serikat dan semua orang yang menyerukan diakhirinya perang,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga.

    Serangan Rusia meningkat karena kekhawatiran ke Kyiv soal pengiriman bantuan militer AS. Saat ini Paman Sam terus memberi persenjataan yang menjadi kunci kemampuan Ukraina untuk menangkis serangan pesawat nirawak dan rudal.

    Ukraina sebelumnya juga telah meningkatkan serangan pesawat nirawaknya di Rusia, di mana seorang wanita tewas ketika pesawat nirawak Ukraina menabrak sebuah gedung apartemen. Kemarin, Jenderal Putin tewas di Kursk, area perang utama kedua negara.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]