Negara: Ukraina

  • Setelan Kalem Putin Meski Diancam Tarif Trump

    Setelan Kalem Putin Meski Diancam Tarif Trump

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi lebih berat termasuk ancaman tarif 100 persen, jika Moskow gagal mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Ukraina. Ternyata, ancaman itu tak berpengaruh terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Putin berniat untuk terus berperang di Ukraina. Sementara, Trump diketahui memberi batas waktu 50 hari terkait kesepakatan damai itu.

    Dilansir Reuters, Rabu (16/7/2025), niat Putin untuk berperang di Ukraina sampai Barat memenuhi persyaratan perdamaian yang dituntut Rusia. Sikap Putin tersebut diungkapkan oleh tiga sumber yang dekat dengan Kremlin yang dikutip oleh Reuters dalam laporannya.

    Tiga sumber itu mengungkapkan, Putin menyakini bahwa perekonomian dan militer Rusia cukup kuat untuk menghadapi tindakan tambahan dari Barat.

    Trump, pada Senin (14/7), menyatakan rasa frustrasi dengan penolakan Putin untuk menyetujui gencatan senjata dan mengumumkan gelombang pasokan senjata ke Ukraina, termasuk sistem rudal darat-ke-udara Patriot.

    Putin Tak Akan Hentikan Perang

    Putin dan Trump pada 2020. (BBC World)

    Putin disebut tidak akan menghentikan perang di bawah tekanan Barat. Setelan santai putin itu diungkap tiga sumber Rusia itu, yang memahami pemikiran tingkat tinggi Kremlin.

    Disebutkan juga bahwa Putin meyakini Rusia dapat bertahan menghadapi kesulitan ekonomi lebih lanjut, termasuk ancaman tarif AS menargetkan pembeli minyak Moskow.

    Selama perang berkecamuk di Rusia tiga tahun terakhir, Rusia diketahui berhasil menghadapi sanksi-sanksi terberat yang dijatuhkan negara-negara Barat.

    “Putin meyakini tidak ada yang serius membahas detail perdamaian di Ukraina dengan dirinya — termasuk Amerika — jadi dia akan terus melanjutkannya sampai mendapatkan apa yang diinginkannya,” kata salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Meskipun sudah beberapa kali melakukan percakapan telepon dengan Trump, dan adanya kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Moskow beberapa waktu lalu, menurut ketiga sumber itu, Putin meyakini belum ada diskusi terperinci tentang dasar rencana perdamaian.

    Persyaratan perdamaian yang diajukan Putin mencakup janji mengikat secara hukum bahwa aliansi NATO tidak akan melakukan ekspansi ke timur Eropa, netralitas Ukraina serta pembatasan Angkatan Bersenjatanya, perlindungan bagi orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina, dan penerimaan atas perolehan teritorial Rusia.

    Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan negaranya tidak akan pernah mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah-wilayah yang kini diduduki pasukan Moskow. Zelensky juga menegaskan Kyiv tetap memiliki hak kedaulatan untuk memutuskan apakah akan bergabung NATO atau tidak.

    Lebih lanjut, salah satu sumber yang mengetahui pemikiran Kremlin menegaskan bahwa Putin menganggap tujuan Rusia jauh lebih penting daripada potensi kerugian ekonomi akibat tekanan Barat, dan sang pemimpin Rusia itu tidak khawatir dengan ancaman AS untuk mengenakan tarif kepada China dan India karena membeli minyak Rusia.

    Halaman 2 dari 2

    (dek/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dua Minggu ke Luar Negeri, Prabowo: Cukup Lama, tetapi Hasilnya Cukup Bagus

    Dua Minggu ke Luar Negeri, Prabowo: Cukup Lama, tetapi Hasilnya Cukup Bagus

    Dua Minggu ke Luar Negeri, Prabowo: Cukup Lama, tetapi Hasilnya Cukup Bagus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    telah rampung melakukan safari ke negara sahabat selama kurang lebih dua minggu.
    Kepala Negara mengakui
    kunjungan kerja
    (kunker) ini cukup lama, namun hasilnya cukup baik.
    “Alhamdulillah, saya tiba kembali di Tanah Air setelah lumayan ya, kalau tidak salah 15 hari. Saya pergi cukup lama, tapi alhamdulillah apa yang kita hasilkan cukup bagus,” kata Prabowo saat mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
    Adapun perjalanan luar negeri Presiden RI dimulai sejak 1 Juli 2025 ke negara Arab Saudi.
    Selepas dari Arab Saudi, ia langsung bertolak ke Brasil, Inggris, Belgia, Perancis, hingga Belarus.
    Di Arab Saudi, Prabowo bertemu dan melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
    Prabowo menyebut pertemuannya di sana sangat produktif.
    “Anda sendiri dengar, pengumuman mereka ya, bukan pengumuman kita, pengumuman mereka. Mereka juga menilai sangat berhasil, banyak kemajuan yang kita capai di beberapa bidang. Mereka meningkatkan investasi di Indonesia,” ungkapnya.
    Menurut Prabowo, perihal Kampung Haji Indonesia juga sempat dibahas.
    Pihak Arab Saudi, lanjutnya, tidak keberatan, namun tetap perlu dilakukan persiapan perencanaan teknis.
    “Saya sudah diberitahu, rencana-rencananya mudah-mudahan lancar,” tambah dia.
    Dari Arab Saudi, Presiden RI Prabowo langsung bertolak ke Brasil untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio Janeiro.
    Prabowo juga melakukan kunjungan resmi bertemu Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.
    Eks Menteri Pertahanan ini mengungkap kesamaan Brasil dan Indonesia adalah negara dengan hutan tropis yang sangat besar atau disebut paru-paru dunia.
    “Kita juga memiliki sumber-sumber alam yang sangat besar. Aneh kita berbicara, Presiden Lula dan saya mengatakan, aneh hubungan dagang kita masih relatif kecil, jadi ini kita ingin tingkatkan,” ucapnya.
    Selama kunjungan Prabowo ke Inggris, ia sempat bertemu sejumlah pejabat untuk membahas soal konflik di Gaza dan Ukraina.
    “Yang di Inggris saya ketemu beberapa pejabat secara informal, tapi kita lobby, kita bahas soal Gaza, soal Ukraina, dan sebagainya,” ungkap Prabowo.
    Dari situ, Prabowo bertolak ke Brussel, Belgia.
    Kepala Negara juga bertemu dengan tokoh Uni Eropa.
    Kedatangan Prabowo ke Brussel ini bahkan menghasilkan terobosan baru soal perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
    Adapun kesepakatan ini dicapai usai proses negosiasi yang alot selama lebih dari 10 tahun terakhir.
    “Jadi barang-barang kita bisa masuk Uni Eropa 0 persen tarif mereka juga, jadi kita sangat ada hubungan simbiosis,” kata Prabowo.
    “Mereka punya teknologi yang bagus, punya sains, punya dana keuangan, kita punya mineral, kita punya komoditas, kita punya pasar, jadi ini simbiosis,” lanjutnya.
    Kemudian, Prabowo juga mengunjungi Prancis untuk menjadi tamu kehormatan dalam acara Hari Nasional Prancis atau Bastille Day.
    Prabowo merasa terhormat lantaran pasukan TNI bisa ikut memimpin defile di Hari Nasional Prancis itu.
    “Mereka memandang kita negara yang sangat penting, saya lakukan juga pembicaraan lama dengan Presiden Macron, membahas banyak masalah, cukup sangat produktif,” lanjutnya.
    Tepat sebelum ke Indonesia, Prabowo juga sempat mengunjungi Minsk, Belarus.
    Dalam kunjungannya itu sekaligus untuk membuka peluang kerja sama.
    “Habis itu saya mampir di Belarus, di Minsk. Belarus butuh banyak komoditas dari kita dan kita juga membahas sama mereka, karena kita butuh pupuk, potas dan sebagainya,” kata Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Prabowo tiba di Tanah Air usai lawatan ke enam negara

    Presiden Prabowo tiba di Tanah Air usai lawatan ke enam negara

    “Alhamdulillah, saya tiba kembali di Tanah Air, setelah lumayan lama, kalau tidak salah 15 hari. Saya pergi cukup lama, tapi alhamdulillah apa yang kita hasilkan cukup bagus,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu sore, usai menyelesaikan lawatan ke enam negara sejak 1 Juli 2025.

    “Alhamdulillah, saya tiba kembali di Tanah Air, setelah lumayan lama, kalau tidak salah 15 hari. Saya pergi cukup lama, tapi alhamdulillah apa yang kita hasilkan cukup bagus,” kata Presiden Prabowo memberi keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

    Berdasarkan pantauan, pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 14.55 WIB, usai melakukan kunjungan ke enam negara, yakni Arab Saudi, Brazil, Inggris, Belgia, Prancis dan Belarusia.

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyambut langsung kedatangan Presiden Prabowo, bersama pejabat lain yakni Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

    Presiden Prabowo yang mengenakan kemeja safari cokelat dan peci hitam langsung menyalami para pejabat yang menyambutnya usai menuruni tangga pesawat. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya turut mendampingi Presiden dalam perjalanan menuju Jakarta.

    Adapun Presiden Prabowo melakukan lawatan ke luar negeri mulai dari Arab Saudi, Brazil, Inggris, Belgia, Prancis dan Belarus selama 15 hari.

    Di Arab Saudi, Prabowo membahas penyelenggaraan haji, dilanjutkan dengan lawatan ke Brazil untuk menghadiri KTT BRICS dan pertemuan bilateral dengan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Usai di Brazil, Presiden melakukan pertemuan informal dengan para pejabat guna membahas situasi di Gaza dan di Ukraina.

    Lawatan Presiden berlanjut ke Brussels, Belgia melakukan pertemuan ekonomi dan bertemu dengan Raja Belgia Philippe.

    Kemudian, lawatan kenegaraan Presiden dilanjutkan ke Paris, Prancis, sebagai tamu kehormatan dalam parade Hari Revolusi Prancis atau Bastille Day 2025 di mana kontingen Indonesia berpartisipasi dalam parade tersebut.

    Tak lupa, Presiden juga memenuhi undangan jamuan makan malam bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Dalam perjalanan dari Prancis menuju Jakarta, Presiden juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ketegangan Dagang Uni Eropa-China Mencuat Jelang KTT Beijing

    Ketegangan Dagang Uni Eropa-China Mencuat Jelang KTT Beijing

    Jakarta

    Peluang tercapainya terobosan untuk meredakan gesekan dagang pada Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa-Cina pekan depan di Beijing tampak kecil, setelah Cina memangkas jadwal pertemuan dari dua hari menjadi satu hari.

    KTT ini awalnya dimaksudkan untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik Uni Eropa-Cina, dan semula dijadwalkan berlangsung di Brussel, Belgia. Namun, Presiden Cina Xi Jinping menolak undangan untuk hadir.

    Kini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa dijadwalkan menemui Xi atau Perdana Menteri Cina Li Qiang di Beijing.

    “Ini menjadi tanda lain terbatasnya kemauan dan ambisi Beijing untuk terlibat dengan Eropa,” kata Alicja Bachulska, peneliti kebijakan Asia di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (ECFR), kepada DW. Ia menambahkan, elite Cina kerap memandang Uni Eropa (UE) sebagai kekuatan menengah dengan pengaruh terbatas dalam negosiasi dagang.

    Keluhan Uni Eropa tidak digubris

    Defisit dagang UE dengan Cina, yang saat ini mencapai €400 miliar atau sekitar Rp6.900 triliun per tahun, merupakan sumber prahara terbesar. Jumlah defisit diperparah oleh terbatasnya akses produsen Eropa ke pasar Cina.

    Perkaranya, kebijakan industri Cina cenderung menguntungkan produsen domestik lewat subsidi besar-besaran, kontrak pemerintah, dan regulasi yang memihak.

    Pejabat UE menyebut kebijakan ini menyebabkan kelebihan kapasitas produksi, yang berujung pada “dumping” kendaraan listrik (EV) murah Cina ke pasar Eropa dan merugikan industri otomotif lokal.

    UE telah memberlakukan tarif hingga 45% pada EV asal Cina, serta menuntut pembatasan produksi dan pembukaan akses pasar yang setara bagi impor dari UE.

    Sebaliknya, Cina mengusulkan penggantian tarif dengan komitmen harga minimum serta konsesi lainnya.

    Pada April lalu, kekhawatiran atas praktik dagang Cina ini mendorong UE membentuk Satuan Tugas Pengawasan Impor untuk melindungi pasar dalam negeri. Gugus tugas ini bisa memicu diberlakukannya bea anti-dumping atau langkah perlindungan lain dari UE.

    Satuan tugas itu mencatat adanya lonjakan ekspor Cina ke UE sebesar 8,2% pada April dibandingkan tahun 2024, yang diduga akibat pengalihan ekspor Cina dari Amerika Serikat (AS) ke UE untuk menghindari tarif Donald Trump.

    Cina membantah telah memberi keuntungan khusus kepada produsen domestik dan sebaliknya menuduh UE melakukan proteksionisme. Beijing membenarkan kebijakannya dengan dalih keamanan nasional dan pembangunan ekonomi.

    Perusahaan Eropa frustrasi atas pembatasan logam tanah jarang Cina

    Saat negosiator UE gagal membuka akses signifikan ke pasar Cina, dominasi Beijing atas pasokan logam tanah jarang, yang merupakan bahan penting untuk teknologi bersih, cip, dan peralatan medis, menjadi sumber konflik besar lainnya.

    Menurut Komisi Eropa, 98% pasokan logam tanah jarang dan magnet tanah jarang UE berasal dari Cina.

    Pembatasan ekspor logam tanah jarang yang diberlakukan Cina tahun lalu itu menyebabkan gangguan rantai pasok dan penghentian produksi di berbagai perusahaan Eropa. Nilai ekspor logam tanah jarang dari Cina ke UE pun anjlok 84% menjadi hanya $15,1 juta (sekitar Rp246 miliar) dalam lima bulan pertama 2025, menurut data bea cukai Cina.

    Pada KTT G7 bulan Juni di Kanada lalu, von der Leyen menuduh Cina melakukan “pemaksaan” dan “pemerasan” terkait pembatasan tersebut. Ia menegaskan, “tidak seharusnya satu negara menguasai 80–90% pasar bahan mentah penting dan produk turunannya, seperti magnet.”

    Pemerintah Cina menolak kritik itu. Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa “pola pikir” Uni Eropa perlu “diseimbangkan kembali.”

    Meski Komisaris Perdagangan UE Maros Sefcovic berhasil menegosiasikan pelonggaran ekspor logam tanah jarang lewat “jalur hijau” bagi beberapa produsen UE, banyak perusahaan tetap mengeluh karena proses persetujuannya terlalu lambat dan menyebabkan gangguan rantai pasok.

    Uni Eropa sendiri telah memiliki anti-koersi untuk memantau pemaksaan ekonomi seperti yang dilakukan Cina. Kini, semakin banyak suara yang mendesak pengambil kebijakan UE untuk bersikap lebih tegas terhadap Beijing, termasuk dengan tarif tambahan, larangan pengadaan, atau langkah lainnya.

    “Kita perlu menyampaikan pesan bahwa Eropa akan bersikap tegas dan memiliki alat seperti ajti-koersi itu, jika situasi memaksa,” kata Bachulska. “Namun, semua itu butuh kemauan politik untuk dijalankan.”

    Masalah Trump, peluang atau jebakan bagi Cina?

    Beberapa pengamat UE melihat aturan tarif Presiden AS Donald Trump, yang mengguncang hubungan trans-Atlantik, sebagai peluang bagi UE untuk mengatur ulang relasi dengan Cina. Karena mengalami hambatan besar dalam perdagangannya dengan AS, kini Cina makin membutuhkan Eropa dan bisa didorong untuk memberi konsesi pada KTT pekan depan.

    “Saya rasa pandangan seperti itu sangat naif,” ujar Bachulska. “Cina sudah memenangkan babak pertama perang dagang dengan AS, dan ada keyakinan kuat bahwa waktu berpihak pada mereka, dalam negosiasinya dengan Uni Eropa.”

    Presiden Xi sedang menggeser arah perekonomian Cina dari pertumbuhan kuantitas menuju “pembangunan berkualitas tinggi” yang mengutamakan teknologi baru, permintaan domestik, keamanan, dan lingkungan.

    Cina juga sudah mulai menantang dominasi teknologi Barat, termasuk di bidang kecerdasan buatan, superkomputer, dan produksi kendaraan listrik. Dalam beberapa bidang seperti teknologi komunikasi 6G, Cina bahkan telah melampaui negara-negara Barat.

    Beberapa analis menilai UE masih meremehkan ancaman ekonomi Cina dan belum mengadopsi pendekatan yang lebih keras untuk melawan praktik dagang yang tidak adil.

    “Ada kecenderungan mengesampingkan isu Cina di Eropa karena terlalu banyak masalah lain,” ujar Bachulska, merujuk pada perang di Ukraina dan sengketa dagang UE dengan Trump. “Cina tampak seperti tantangan yang jauh secara geografis, [tapi] dampak dari kebijakan Cina akan segera dirasakan Eropa.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diancam Trump, Rusia Kembali Serang Ukraina

    Diancam Trump, Rusia Kembali Serang Ukraina

    Kyiv

    Serangan udara Rusia kembali menghantam berbagai wilayah Ukraina pada Rabu (16/7) dini hari waktu setempat. Sedikitnya 12 orang mengalami luka-luka akibat rentetan serangan terbaru Moskow tersebut.

    Serangan Rusia itu dilancarkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan waktu 50 hari kepada Moskow untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina. Jika kesepakatan tidak dicapai sesuai batas waktu, Trump mengancam Rusia dengan tarif sebesar 100 persen.

    Otoritas militer regional Ukraina dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/7/2025), melaporkan bahwa sedikitnya delapan orang mengalami luka-luka akibat serangan udara yang menghantam area Vinnytsia, wilayah Ukraina bagian tengah.

    Tiga orang lainnya, menurut Gubernur Regional Kharkiv Oleg Synegubov dalam pernyataan via Telegram, mengalami luka-luka dalam serangan udara yang menghantam kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

    Satu orang lainnya, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, mengalami luka parah dan sedang berjuang untuk hidupnya setelah serangan rudal dan drone Rusia menghancurkan sebuah bangunan industri di area Kryvyi Rig — yang merupakan kampung halaman Presiden Volodymyr Zelensky.

    “Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah rudal balistik dan 28 drone Shahed secara bersamaan,” sebut Wali Kota Kryvyi Rig, Oleksandr Vilkul, dalam pernyataan via Telegram.

    Dia mengonfirmasi bahwa seorang remaja laki-laki mengalami luka-luka pada bagian perut dan sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.

    Sementara itu, menurut otoritas setempat, sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan lainnya yang menghantam wilayah Ukraina bagian timur pada Selasa (15/7).

    Rusia semakin meningkatkan serangan militernya di tengah kebuntuan perundingan gencatan senjata yang dimediasi AS. Moskow juga mengklaim lebih banyak wilayah di Ukraina bagian timur, sembari menggempur negara itu dengan serangan gabungan yang melibatkan drone, artileri dan rudal.

    Pekan ini, Trump mengatakan dirinya mencapai kesepakatan dengan NATO soal pasokan sistem pertahanan udara dan persenjataan AS ke Ukraina. Dia juga mengancam Rusia dengan sanksi dan tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap pembeli ekspor Moskow, yang sebagian besarnya adalah minyak mentah.

    Tarif sekunder itu menargetkan mitra dagang Rusia yang tersisa — yang tampaknya menjadi upaya melumpuhkan kemampuan Moskow bertahan dari sanksi Barat yang sudah sangat berat.

    Semua langkah keras AS itu diumumkan saat Trump semakin frustrasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak gencatan senjata dan justru semakin mengintensifkan serangan ke Ukraina.

    Dalam tanggapannya, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Kremlin “tidak peduli” dengan ancaman Trump yang disebutnya sebagai “ultimatum teatrikal” itu. Sedangkan Putin tak terpengaruh ancaman Trump dan bertekad terus berperang di Ukraina hingga Barat memenuhi persyaratan perdamaian yang dituntut Rusia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Ancam Tarif 100% Jika Rusia Tak Setop Perang, Putin Gak Ngefek!

    Trump Ancam Tarif 100% Jika Rusia Tak Setop Perang, Putin Gak Ngefek!

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin tak terpengaruh ancaman terbaru yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal sanksi lebih berat, termasuk ancaman tarif 100 persen, jika Moskow gagal mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Ukraina dalam batas waktu 50 hari.

    Putin, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/7/2025), berniat untuk terus berperang di Ukraina hingga Barat memenuhi persyaratan perdamaian yang dituntut Rusia. Sikap Putin tersebut diungkapkan oleh tiga sumber yang dekat dengan Kremlin yang dikutip oleh Reuters dalam laporannya.

    Menurut ketiga sumber tersebut, Putin menyakini bahwa perekonomian dan militer Rusia cukup kuat untuk menghadapi tindakan tambahan dari Barat.

    Trump, pada Senin (14/7), menyatakan rasa frustrasi dengan penolakan Putin untuk menyetujui gencatan senjata dan mengumumkan gelombang pasokan senjata ke Ukraina, termasuk sistem rudal darat-ke-udara Patriot.

    Trump juga mengancam sanksi lebih lanjut terhadap Rusia kecuali kesepakatan damai dicapai dalam waktu 50 hari.

    Tiga sumber Rusia itu, yang memahami pemikiran tingkat tinggi Kremlin, mengatakan Putin tidak akan menghentikan perang di bawah tekanan Barat. Disebutkan juga bahwa Putin meyakini Rusia dapat bertahan menghadapi kesulitan ekonomi lebih lanjut, termasuk ancaman tarif AS menargetkan pembeli minyak Moskow.

    Selama perang berkecamuk di Rusia tiga tahun terakhir, Rusia diketahui berhasil menghadapi sanksi-sanksi terberat yang dijatuhkan negara-negara Barat.

    “Putin meyakini tidak ada yang serius membahas detail perdamaian di Ukraina dengan dirinya — termasuk Amerika — jadi dia akan terus melanjutkannya sampai mendapatkan apa yang diinginkannya,” kata salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

    Meskipun sudah beberapa kali melakukan percakapan telepon dengan Trump, dan adanya kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Moskow beberapa waktu lalu, menurut ketiga sumber itu, Putin meyakini belum ada diskusi terperinci tentang dasar rencana perdamaian.

    Persyaratan perdamaian yang diajukan Putin mencakup janji mengikat secara hukum bahwa aliansi NATO tidak akan melakukan ekspansi ke timur Eropa, netralitas Ukraina serta pembatasan Angkatan Bersenjatanya, perlindungan bagi orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina, dan penerimaan atas perolehan teritorial Rusia.

    Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan negaranya tidak akan pernah mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah-wilayah yang kini diduduki pasukan Moskow. Zelensky juga menegaskan Kyiv tetap memiliki hak kedaulatan untuk memutuskan apakah akan bergabung NATO atau tidak.

    Lebih lanjut, salah satu sumber yang mengetahui pemikiran Kremlin menegaskan bahwa Putin menganggap tujuan Rusia jauh lebih penting daripada potensi kerugian ekonomi akibat tekanan Barat, dan sang pemimpin Rusia itu tidak khawatir dengan ancaman AS untuk mengenakan tarif kepada China dan India karena membeli minyak Rusia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apa Benar Pesawat Saat Ini Lebih Mudah Alami Kecelakaan?

    Apa Benar Pesawat Saat Ini Lebih Mudah Alami Kecelakaan?

    Jakarta

    Pasca serangkaian musibah besar yang menimpa sejumlah penerbangan, para pengguna media sosial mulai berspekulasi, kecelakaan transportasi udara kini lebih sering terjadi.

    Pada 29 Desember 2024, sebanyak 179 orang tewas setelah pesawat Jeju Air mengalami ledakan usai mendarat di Korea Selatan. Sebulan kemudian, helikopter militer dan pesawat penumpang bertabrakan di Washington, DC, yang mengakibatkan 67 orang tewas.

    Baru-baru ini, penerbangan Air India jatuh tak lama setelah lepas landas di Ahmedabad. Dari 261 orang di dalamnya, hanya ada satu penumpang yang selamat.

    Dari jajak pendapat terbatas, survei Associated Press pada Februari mengindikasikan, gambar kecelakaan online yang mengejutkan berdampak pada kepercayaan konsumen Amerika Serikat dalam menggunakan jasa penerbangan.

    Namun, BBC Verify menganalisis data di AS dan di seluruh dunia, terjadi tren penurunan umum dalam kecelakaan udara selama dua dekade terakhir.

    Salah satunya berdasarkan data kecelakaan udara yang disusun Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS hingga akhir Januari tahun ini.

    Dari data tersebut, penurunan kecelakaan udara terjadi di AS dari 2005 hingga 2024, meski jumlah keseluruhan penerbangan sepanjang periode tersebut meningkat.

    Data dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), badan PBB yang memantau insiden udara global, juga mencatat jumlah kecelakaan di seluruh dunia per juta keberangkatan pesawat juga mengalami tren penurunan antara 2005 dan 2023.

    Mengacu pada ICAO, definisi kecelakaan pesawat sangat luas.

    Kecelakaan pesawat tidak hanya mencakup kecelakaan yang mengakibatkan penumpang atau awak pesawat mengalami luka berat atau meninggal dunia, tapi juga insiden pesawat rusak dan perlu diperbaiki, atau hilang.

    Meski terdapat lonjakan peristiwa kecelakaan udara di beberapa tahun, data jumlah kematian akibat kecelakaan udara secara global tetap menunjukkan penurunan pada periode yang sama.

    Salah satunya pada 2014, ada dua peristiwa yang menandai lonjakan signifikan.

    Pertama, terjadi pada Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 berpenumpang 239 orang yang melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, dinyatakan hilang.

    Beberapa bulan setelahnya, Juli 2014, pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak rudal Rusia di atas Ukraina timur dan menewaskan hampir 300 orang.

    Kumpulan data seperti ini cenderung menunjukkan fluktuasi yang tiba-tiba dan besar, ujar Prof. Sir David Spiegelhalter, Profesor Emeritus Statistik di Universitas Cambridge, kepada BBC Verify.

    “Jika menghitung jumlah korban jiwa, alih-alih kecelakaan, data tersebut pasti sangat fluktuatif dan sensitif terhadap satu kecelakaan besar,” ujarnya.

    “Peristiwa acak tidak terjadi secara meratamereka cenderung mengelompok, sehingga kecelakaan pesawat seolah akan tampak saling terkait, padahal sebenarnya tidak.”

    Mengenai serangkaian kecelakaan besar selama beberapa bulan terakhir, Ismo Aaltonen, mengatakan kepada BBC Verify, kecelakaan bukan merupakan indikasi penurunan keselamatan pesawat.

    “Kita mengalami periode ini dengan berbagai jenis kecelakaan, tapi sayangnya tidak bisa diambil kesimpulan apapun karena masing-masing kasus sangat berbeda,” kata Ismo, mantan kepala penyelidik bencana udara Finlandia,.

    Ia mencatat beberapa insiden selama beberapa bulan terakhir tidak dapat diprediksi, misalnya kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan pada Desember yang menjadi sasaran rudal antipesawat Rusia.

    Marco Chan, mantan pilot dan dosen senior di Buckinghamshire New University, mengatakan kepada BBC Verify, meningkatnya kesadaran akan kecelakaan udara semakin didorong karena “kecelakaan semakin banyak diekspos melalui pelantar media sosial”.

    Sebuah video yang beredar di TikTok yang diambil dari film Superman menunjukkan sang pahlawan mencegah jet menabrak stadion. Klip tersebut disertai keterangan: “Pete Buttigieg, setiap hari selama empat tahun terakhir, berdasarkan peristiwa terkini.”

    Cuplikan video viral tersebut menunjukkan musibah penerbangan melonjak sejak mantan menteri transportasi AS itu meninggalkan jabatannya pada Januari.

    Rangkaian insiden dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max juga telah menarik perhatian di media dan media sosial, terutama setelah pintu meledak di tengah penerbangan pada Januari 2024.

    Kekhawatiran yang muncul dari rentetan insiden melibatkan Boeing tersebut menyebabkan beberapa pelanggan memboikot pesawat keluaran Boeing dan harga saham perusahaannya ikut anjlok.

    Pesawat Boeing 737 Max telah mengalami serangkaian insiden dalam beberapa tahun terakhir (Getty Images)

    Menurut para ahli kepada BBC Verify, insiden dan kecelakaan besar semacam ini diselidiki secara menyeluruh oleh pihak berwenang. Detail dan data baru dari kecelakaan dimasukkan ke dalam simulator pelatihan pilot agar mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi skenario serupa di masa mendatang.

    “Jika melihat simulator saat ini, itu cukup canggihnya, wujudnya seperti pesawat sungguhan,” kata Ismo Aaltonen. “Ini benar-benar berbeda dengan ketika saya mulai terbang lebih dari 40 tahun yang lalu.”

    Regulator juga dapat menjatuhkan sanksi atas pelanggaran keselamatan yang meliputi denda, penangguhan lisensi, dan pembatasan operasional. Maskapai penerbangan juga dapat dilarang beroperasi di negara dan area tertentu jika tidak mematuhi standar keselamatan.

    Terlepas dari insiden baru-baru ini, transportasi udara sejauh ini tetap menjadi salah satu bentuk perjalanan teraman.

    Menurut data terbaru dari Departemen Perhubungan AS, lebih dari 95% kematian terkait transportasi di AS pada 2022 terjadi di jalan raya. Kurang dari 1% terkait dengan transportasi udara.

    Apalagi jika melihat angka-angka tersebut dalam hal kematian berdasarkan jarak tempuh, perbandingan dengan keselamatan perjalanan udara menjadi jelas lebih aman.

    Pada 2022, hanya terdapat 0,001 kematian penumpang per 100.000.000 mil di dalam pesawat, dibandingkan dengan 0,54 di dalam kendaraan penumpang. Data ini merujuk pada angka terbaru dari National Safety Council (NSC), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di AS.

    NSC juga merinci probabilitas kematian di AS akibat berbagai jenis kecelakaan dan penyakit.

    Meskipun terdapat risiko kematian yang signifikan akibat berbagai jenis kecelakaan lalu lintas, kemungkinan kematian dalam kecelakaan pesawat dianggap terlalu kecil untuk dihitung.

    Jalan raya di beberapa negara memang lebih membahayakan dibandingkan negara lainnya.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tingkat kematian lalu lintas di jalan di berbagai negara di dunia berdasarkan data 2021. Ada negara-negara paling berbahaya di dunia untuk kecelakaan lalu lintas yaitu Guyana (37,4 kematian per 100.000 orang), Libia (34,0), dan Haiti (31,3).

    Akan tetapi, Ismo Aaltonen memberikan masukan yang jelas pada para pelancong. “Hati-hati saat dalam perjalanan ke bandara,” ujarnya. “Itu merupakan perjalanan paling mengerikan dibandingkan dengan penerbangannya.”

    Artikel ini diterbitkan pada Februari 2025 dan telah diperbaharui seiring kecelakaan udara baru-baru ini.

    BBC

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rupiah melemah seiring ancaman tarif Trump 100 persen ke Rusia

    Rupiah melemah seiring ancaman tarif Trump 100 persen ke Rusia

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring ancaman tarif Trump 100 persen ke Rusia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 15 Juli 2025 – 17:39 WIB

    Elshinta.com – Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap Rusia.

    “Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap Rusia, jika Presiden Vladimir Putin tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari untuk mengakhiri perang di Ukraina,” kata Ibrahin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

    Mengutip Sputnik, Senator AS Lindsey Graham dan Richard Blumenthal mengajukan rancangan undang-undang (RUU) bipartisan yang bertujuan menjatuhkan sanksi primer dan sekunder terhadap Rusia jika Moskow gagal terlibat dalam negosiasi “iktikad baik” atas perdamaian di Ukraina pada April 2025.

    Sanksi itu akan mencakup tarif 500 persen atas barang impor dari negara-negara yang membeli minyak, gas, uranium, dan produk-produk Rusia lainnya.

    Pekan lalu, Trump kembali menyuarakan ketertarikannya terhadap RUU sanksi yang diusulkan Graham, menyatakan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan undang-undang tersebut “dengan sangat matang”.

    Namun, ia menekankan keputusan untuk melanjutkan UU tersebut sepenuhnya berada di tangan Presiden. Salah seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa presiden bersedia menandatangani RUU tersebut, asalkan ia memegang kendali penuh atas implementasi sanksi.

    “Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara keseluruhan, para pedagang mempertimbangkan apakah AS benar-benar akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang terus berdagang dengan Rusia, serta menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian,” kata Ibrahim pula.

    Selain itu, sentimen lain berasal dari perkiraan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait angka inflasi AS lebih tinggi, sehingga membuat bank sentral menunda kebijakan pemangkasan suku bunga.

    Inflasi AS diprediksi naik 0,3 persen dibanding bulan lalu yang membawa inflasi year on year (YoY) meningkat 2,4 persen menjadi 2,7 persen.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah sebesar 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.267 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.250 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini, juga melemah ke level Rp16.281 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.247 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • 11 Juta Orang Hilang di Rusia, Krisis Seks Makin Parah

    11 Juta Orang Hilang di Rusia, Krisis Seks Makin Parah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Krisis populasi tak hanya menghantam negara-negara Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Wabah ‘resesi seks’ ternyata juga kencang di Rusia di tengah perang yang terus berlanjut untuk menginvasi Ukraina.

    Menteri Ketenagakerjaan Rusia Anton Kotyatov mengungkap masalah tentang krisis populasi yang akan berdampak pada ekonomi dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Menurut estimasi kami, pada 2030 kita perlu menambah 10,9 juta orang dalam aktivitas ekonomi,” Kotyakov melaporkan kepada Putin, menurut unggahan dari Kremlin, dikutip dari Business Insider, Selasa (15/7/2025).

    Kotyakov mengatakan angka itu diperlukan untuk mengganti 10,1 juta orang yang akan menyentuh usia pensiun pada 2030. Sementara itu, 800.000 lainnya untuk mengisi kebutuhan pekerjaan-pekerjaan baru.

    Lebih lanjut, ia memperingatkan jika pertumbuhan produktivitas tidak mencapai asumsi yang dibangun dalam perkiraan saat ini, mungkin akan ada “kekurangan personel tambahan” bagi kelangsungan ekonomi Rusia di masa depan.

    Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan di Kremlin yang berfokus pada demografi dan layanan kesehatan. Anggota kabinet Putin membahas upaya-upaya untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk insentif keuangan seperti pembayaran tunai dan keringanan pajak untuk keluarga besar.

    Putin telah memasukkan pertumbuhan populasi sebagai prioritas nasional. Ia mengatakan krisis populasi sangat penting untuk diselesaikan demi mempertahankan etnis Rusia. Salah satu upayanya adalah mendorong agar para perempuan melahirkan 8 anak.

    Pada 2024, kelahiran di Rusia anjlok menjadi 1,22 juta atau mencapai level paling rendah sejak 1999. Sementara itu, angka kematian meningkat 3,3% menjadi 1,82 juta. Total populasi Rusia pada tahun lalu tercatat sebanyak 146 juta.

    Kendati demikian, meningkatkan angka kelahiran bukanlah satu-satunya tantangan Rusia. Perang di Ukraina telah memperparah kekurangan tenaga kerja, dengan cedera dan kematian di medan perang yang mengurangi populasi usia kerja.

    Di saat bersamaan, anak muda Rusia yang berpendidikan ramai-ramai memilih meninggalkan negara konflik tersebut.

    Prospek demografi sangat suram sehingga populasi negara itu dapat berkurang setengahnya pada akhir abad ini, menurut laporan dari Atlantic Council, sebuah lembaga think-tang, pada Agustus 2024.

    Bisnis sudah merasakan dampaknya. Para pemberi kerja makin banyak yang mengandalkan pensiunan dan bahkan remaja untuk mengisi lowongan pekerjaan.

    Kekurangan tenaga kerja telah menaikkan upah dan memicu inflasi, menambah tekanan pada ekonomi yang sudah terdistorsi oleh pengeluaran masa perang.

    Pada akhir 2023, ekonomi Rusia menghadapi krisis. Bahkan bank sentral mewanti-wanti kondisi ekonomi sudah dalam level ‘kepanasan’ akibat perang tiada akhir.

    Bulan lalu, Menteri Ekonomi Rusia Maxim Reshetnikov kembali memperingatkan negara kekuasaan Putin itu sudah di ujung tanduk menghadapi resesi.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rupiah Loyo terhadap Dolar AS Hari Ini 15 Juli 2025 Setelah Trump Kenakan Tarif ke Eropa dan Meksiko – Page 3

    Rupiah Loyo terhadap Dolar AS Hari Ini 15 Juli 2025 Setelah Trump Kenakan Tarif ke Eropa dan Meksiko – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 15 Juli 2025. Hal ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor baru terhadap Uni Eropa dan Meksiko.

    Rupiah ditutup melemah 16 poin terhadap dolar AS (USD), setelah melemah 55 poin di level 16.266 dari penutupan sebelumnya di level 16.250. 

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.260 – Rp16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

    Rupiah melemah menyusul langkah Presiden AS Donald Trump untuk mengenakam tarif impor baru terhadap  Uni Eropa dan Meksiko. 

    Sehari sebelumnya, Presiden Trump juga mengungkapkan akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100% terhadap Rusia jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    “Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara keseluruhan, para pedagang mempertimbangkan apakah AS benar-benar akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang terus berdagang dengan Rusia serta menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian,” papar Ibrahim.

    Ia menyebut, pasar kini fokus pada perkembangan data inflasi indeks harga konsumen AS untuk Juni 2025 yang akan dirilis pada Selasa, 15 Juli 2025 waktu setempat, dan diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang dampak ekonomi dari tarif Donald Trump. 

    Sementara itu, Ketua The Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell memperkirakan tarif mendorong inflasi AS lebih tinggi pada musim panas ini, yang kemungkinan membuat bank sentral menunda kebijakan moneternya hingga akhir tahun.

    Sementara itu, di Asia, ekonomi Tiongkok tumbuh 5,2% year-on-year pada kuartal kedua tahun 2025, sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 5,1%, didukung oleh ekspor yang tangguh dan stimulus pemerintah. 

    “Pertumbuhan yang kuat ini mencerminkan dampak terbatas dari perang dagang AS, karena tarif yang tinggi hanya berlaku,” Ibrahim menyoroti.