Negara: Ukraina

  • IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` suku bunga The Fed

    IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` suku bunga The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` suku bunga The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 18:35 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap `wait and see` terhadap kebijakan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).

    IHSG ditutup menguat 3,14 poin atau 0,04 persen ke posisi 7.617,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,84 poin atau 0,23 persen ke posisi 805,06.

    “Pelaku pasar menantikan hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sambil mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS The Fed pada Rabu (30/07),” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Dari mancanegara, para pejabat AS dan China menyelesaikan hari pertama dari dua hari perundingan di Stockholm, Swedia, yang bertujuan memperpanjang gencatan tarif setelah batas waktu 12 Agustus 2025, dan membahas cara-cara untuk mempertahankan hubungan dagang sambil menjaga keamanan ekonomi global.

    Ini adalah pertemuan ketiga dalam beberapa bulan terakhir, dengan pertemuan sebelumnya berlangsung di Jenewa, Swiss dan London, Inggris.

    Pada Senin (28/07), Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa tarif menyeluruh global kemungkinan akan berada antara 15 persen hingga 20 persen, yang akan mempengaruhi impor dari negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

    Trump sebelumnya mengumumkan bahwa tarif dasar hanya akan sebesar 10 persen.

    Trump juga berencana untuk memperpendek batas waktu bagi Rusia dari 50 hari menjadi hanya 10 sampai 12 hari saja, dengan hasil akhir berwujud kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi pembalasan ekonomi global.

    Sebelumnya, kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa (UE) telah membangkitkan harapan mengenai perpanjangan gencatan tarif antara AS dan China.

    Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Notes) tenor 10 tahun naik 3 basis poin (bps) menjadi 4,42 persen.

    Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi AS atau Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang akan menjelaskan dampak tarif terhadap perekonomian.

    Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor keuangan yang naik sebesar 1,70 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang baku yang naik masing- masing sebesar 1,49 persen dan 0,88 persen.

    Sedangkan, dua sektor melemah yaitu sektor transportasi & logistik dan sektor properti yang turun sebesar 0,47 persen dan 0,13 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SWID, PTPS, RUIS, PGLI dan JARR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IFII, SOLA, MGLV, OASA, dan BESS.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.739.500 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,89 miliar lembar saham senilai Rp14,10 triliun. Sebanyak 289 saham naik 305 saham menurun, dan 208 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 317,27 poin atau 0,77 persen ke 40.681,00, indeks Shanghai menguat 11,77 poin atau 0,33 persen ke 3.609,71, indeks Hang Seng melemah 37,68 poin atau 0,15 persen ke posisi 25.524,45, dan indeks Straits Times melemah 21,33 poin atau 0,49 persen ke 4.221,20. 

    Sumber : Antara

  • Potret Amukan Terbaru Putin di Ukraina, Hantam Penjara-Belasan Tewas

    Potret Amukan Terbaru Putin di Ukraina, Hantam Penjara-Belasan Tewas

    Foto Internasional

    Potret Amukan Terbaru Putin di Ukraina, Hantam Penjara-Belasan Tewas

    News

    5 jam yang lalu

  • Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Pemerintah Genjot Stimulus Fiskal Jelang Akhir Tahun

    Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Pemerintah Genjot Stimulus Fiskal Jelang Akhir Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terus mengakselerasi konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, hingga investasi lewat sejumlah stimulus sebagai strategi jangka pendek untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso bahwa tantangan global masih menjadi momok untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan eskalasi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina yang belum selesai hingga di Timur Tengah antara Iran-Israel.

    Selain itu, negosiasi dagang atau kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) masih penuh ketidakpastian, termasuk hasil negosiasi tarif negara-negara kawasan dengan Negeri Paman Sam. Apalagi, banyak negara masih bernegosiasi dengan AS.

    “Dampaknya ke ekonomi luar biasa. Terutama urusan supply chain [rantai pasok], urusan logistic cost [biaya logistik], dan urusan banyak hal yang terkait dengan bagaimana komponen harga barang menjadi lebih mahal,” ujar Susiwijono dalam forum Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2025 di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Oleh sebab itu, sambungnya, terjadi perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan perdagangan 2025. Dia mencontohkan IMF yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3% (Januari 2025) menjadi 2,8% (April 2025); inflasi global dari 4,2% (Januari 2025) menjadi 4,3% (April 2025); dan pertumbuhan volume perdagangan global dari 3,2% (Januari 2025) menjadi 1,7% (April 2025).

    Susiwijono menjelaskan dampak gejolak global juga merambat hingga ke perekonomian dalam negeri. Misalnya, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2025 yang baru menyentuh 4,87%, sementara kuartal II/2025 juga diproyeksikan masih berada di angka 4,9%.

    “Mudah-mudahan kuartal III dan IV, banyak kebijakan yang kita dorong, mudah-mudahan bisa, lah, untuk mewujudkan [pertumbuhan ekonomi] sepanjang 2025 di 5,2%,” jelasnya 

    Oleh sebab itu, Susiwijono mengungkap kebijakan fiskal diarahkan ke dua sisi: sisi permintaan (demand) dan sisi penawaran (supply). Keduanya ditempuh melalui program konkret seperti perluasan bantuan sosial, diskon tarif transportasi, serta insentif pajak untuk sektor strategis seperti otomotif dan properti.

    Dia mencontohkan selama semester I/2025, untuk menopang permintaan, pemerintah telah menggelontorkan berbagai bantuan tunai, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan pangan, hingga subsidi upah, hingga stimulus musiman seperti THR, gaji ke-13 untuk memperkuat daya beli masyarakat.

    Pemerintah juga membebaskan PPh bagi sektor padat karya, sebagai insentif agar pelaku usaha tetap menjaga tingkat upah pekerja dan mencegah PHK.

    Di sisi penawaran, insentif fiskal diberikan lewat PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor otomotif dan properti. Pemerintah juga memperluas FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), termasuk skema KUR untuk mendukung pembelian rumah.

    Paruh Kedua 2025 Jadi Kunci

    Susiwijono menjelaskan bahwa semester II/2025 akan menjadi penentu tercapainya target pertumbuhan tahunan. Dalam paparannya, dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus mencapai 5,4% pada semester II/2025 agar target sepanjang tahun (full year) 5,2% bisa tercapai.

    Dia memaparkan kebijakan pendorong ekonomi yang akan digenjot pada semester II/2025 yaitu konsumsi pemerintah, terutama dengan mendorong akselerasi penyerapan belanja kementerian/lembaga (K/L) dengan anggaran besar.

    Apalagi, sambungnya, konsumsi pemerintah terkontraksi pada kuartal I/2025 (-1,38%) secara tahunan. Dia tidak menampik bahwa kontraksi itu akibat kebijakan efisien anggaran, namun kini Kementerian Keuangan akan membebaskan K/L untuk membelanjakan anggarannya.

    “K/L kita balikin untuk mulai punya ruang untuk melakukan aktivitasnya. Nah, tapi jangan dipahami, ‘Wah K/L dikasih duit, suruh belanja,’ bukan gitu. Tapi intinya kita kembalikan pos-pos belanja pemerintah ini supaya tidak kontraksi seperti di periode sebelumnya,” tegasnya.

    Selain itu, pemerintah akan menggenjot investasi mulai dari dorong kinerja Kawasan Ekonomi Khusus, kredit investasi padat karya, perluas program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dari target pembangunan 220.00 menjadi 350.000 unit rumah, implementasi kredit program perumahan, hingga penyerapan program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS).

    Susiwijono juga mengungkapkan pemerintah akan mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli melalui optimalisasi penyerapan program padat karya tunai hingga usulan paket stimulus ekonomi sektor pariwisata jelang liburan Natal dan Tahun Baru.

    “Paket stimulusnya ya masih hampir sama [dengan semester I/2025]. Ada event-event program khusus, ada PPN DTP untuk tiket, dan sebagainya. Strateginya masih kayak yang saya sampaikan tadi,” jelasnya.

  • Pesawat Rusia Diserang, Ribuan Jadi Korban Penerbangan Lumpuh Total

    Pesawat Rusia Diserang, Ribuan Jadi Korban Penerbangan Lumpuh Total

    Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot, menjadi korban serangan siber besar-besaran yang dilakukan kelompok peretas pro-Ukraina.

    Karena kejadian ini lebih dari 50 penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampak, dan menjadikannya insiden siber paling parah terhadap industri penerbangan Rusia sejauh ini.

    Kremlin menyebut situasi ini mengkhawatirkan, dan para anggota parlemen menggambarkannya sebagai peringatan keras bagi Rusia. Jaksa menegaskan gangguan pada maskapai nasional tersebut disebabkan oleh peretasan dan telah membuka penyelidikan pidana.

    Anggota parlemen senior Anton Gorelkin mengatakan bahwa Rusia sedang berada di bawah serangan digital.

    “Kita tidak boleh lupa bahwa perang terhadap negara kita berlangsung di semua lini, termasuk digital. Saya tidak menutup kemungkinan bahwa para ‘hacktivist’ yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden ini adalah kaki tangan negara-negara tidak bersahabat,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (29/7/2025).

    Kelompok Silent Crow dan Belarusian Cyberpartisans mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengaku telah menghancurkan 7.000 server Aeroflot dan mengambil alih komputer pribadi staf, termasuk manajemen senior. Bahkan, mereka mengancam akan membocorkan data pribadi seluruh warga Rusia yang pernah menggunakan Aeroflot.

    Serangan ini memicu kekacauan di Bandara Sheremetyevo, Moskow. Banyak penerbangan tertunda hingga berjam-jam dan para penumpang meluapkan kemarahan di media sosial karena tidak ada informasi yang jelas.

    Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, para pelancong di negara tersebut telah terbiasa dengan gangguan penerbangan, biasanya karena serangan drone yang menutup bandara secara sementara. Namun, serangan siber kali ini dinilai sebagai yang paling merusak sejauh ini, karena melibatkan maskapai nasional dengan skala gangguan yang luas.

    Mantan pilot Aeroflot sekaligus pakar penerbangan, Andrei Litvinov, mengatakan ini adalah bencana serius.

    “Penundaan penerbangan masih bisa ditoleransi, tapi kerugian bagi perusahaan milik negara sebesar ini sangat besar,” ujar Litvinov.

    Ia menambahkan, kalau semua korespondensi dan data internal perusahaan bocor, ini bisa punya konsekuensi jangka panjang. “Dulu drone, sekarang serangan dari dalam,” terangnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lemhannas ingatkan pentingnya ketahanan pangan di tengah geopolitik

    Lemhannas ingatkan pentingnya ketahanan pangan di tengah geopolitik

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengingatkan pentingnya memperkuat ketahanan pangan, yakni kemampuan negara memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri di tengah situasi geopolitik yang sedang bergejolak.

    “Situasi geopolitik global yang dihadap oleh bangsa kita saat ini yang dinilai tidak baik-baik saja, harus kita mitigasi dengan bagaimana kita bisa memperkuat ketahanan nasional kita,” kata Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily saat membuka seminar di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, berbagai konflik di banyak kawasan dunia mengharuskan semua pihak memiliki kewaspadaan nasional, termasuk terhadap potensi yang menimbulkan dampak terhadap ketahanan pangan

    Ia menyinggung gejolak akibat kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump, konflik Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda, konflik di Timur Tengah dan Semenanjung Korea, hingga konflik Thailand-Kamboja baru-baru ini.

    Bagi Lemhannas, memperkuat ketahanan pangan merupakan suatu keniscayaan sebagai bagian dari kebutuhan fundamental masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara. Namun, di tengah kondisi geopolitik yang dinamis, aspek ketahanan pangan akan terpengaruh.

    “Situasi geopolitik yang sangat dinamis itu pasti akan mempengaruhi terhadap ketersediaan rantai pasok global, terutama aspek pangan,” ujarnya.

    Kendati begitu, Ace menilai situasi politik dewasa ini juga dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan tanpa bergantung banyak dengan negara lain.

    “Ini momentum bagi bangsa kita untuk bagaimana kita memperkuat ketahanan pangan kita sehingga ketergantungan kita terhadap, misalnya, impor dari luar negeri terhadap kebutuhan pangan kita bisa disetop,” kata dia.

    Dengan begitu, Ace optimistis apa pun kondisi geopolitik dunia, selagi memiliki ketahanan pangan yang mandiri dan kuat, Indonesia tetap akan kokoh sebagai bangsa.

    Di sisi lain, Lemhannas melalui pendidikan selama sekitar lima bulan terakhir dalam Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N), mendorong isu membangun kemandirian bangsa dengan memperkuat ketahanan pangan.

    Ace menjelaskan para calon pimpinan nasional yang sebagian besar adalah TNI dan Polri itu telah diberikan pengetahuan dan berbagai pandangan terkait ketahanan nasional, khususnya yang berhubungan dengan ketahanan pangan.

    “Kenapa kami mengambil tema ketahanan pangan? Karena isu ketahanan pangan merupakan isu yang sangat fundamental bagi ketahanan nasional kita,” tutur Ace.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • AS Kembali Berdiskusi Setelah 7 Tahun, Bahas Proyek Luar Angkasa

    AS Kembali Berdiskusi Setelah 7 Tahun, Bahas Proyek Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Bakanov tiba di Houston, Amerika Serikat (AS), untuk mengadakan pembicaraan dengan kepala sementara NASA, Sean Duffy pada Selasa (29/07/25).

    Pertemuan tatap muka tersebut menjadi yang pertama kalinya sejak terakhir kali diadakan pada 2018. Bakanov dan Duffy dijadwalkan akan melakukan pembicaraan pada 31 Juli mendatang, menurut kantor berita TASS Rusia.

    “Kami, bersama NASA berencana membahas proyek bersama yang sedang berlangsung,” jelas pihak Roscosmos terkait tujuannya berkunjung ke AS, dilansir Reuters (29/07/25).

    Proyek kerjasama Roscosmos-NASA itu mencakup program lintas penerbangan, perpanjangan masa operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan kerja gugus tugas gabungan Rusia-AS terkait deorbit ISS yang aman, serta pembuangan laut terkendali di masa mendatang.

    Nantinya, Bakanov bersama pejabat NASA akan mengunjungi divisi Johnson Space Center dan fasilitas produksi Boeing untuk pembicaraan dengan pimpinan program luar angkasa perusahaan.

    Selain itu, menjelang peluncuran penerbangan SpaceX Crew-11 NASA, yang dijadwalkan pada 31 Juli, Kepala Roscosmos itu juga akan bertemu dengan awak pesawat ruang angkasa Crew Dragon, yang mencakup kosmonot Rusia, Oleg Platonov.

    Oleg akan tergabung dalam kumpulan kru yang juga terdiri dari tiga astronot lainnya. Mereka adalah perwakilan NASA, Zena Cardman dan Mike Fincke, dan satu astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Kimiya Yui.

    Selama waktu empat astronot tersebut berada di laboratorium yang mengorbit di luar angkasa, mereka akan melakukan penelitian baru untuk mempersiapkan eksplorasi manusia di luar orbit rendah bumi, serta untuk memberi manfaat bagi sesama manusia di Bumi.

    Hubungan Amerika Serikat dan Rusia di sejumlah bidang sudah memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina dilancarkan pada tahun 2022. Namun, kedua negara tersebut masih melakukan kerja sama yang erat di bidang program luar angkasa.

    Pertemuan terakhir antara pimpinan Roscosmos dan NASA terjadi pada Oktober 2018, ketika Direktur Jenderal Roscosmos saat itu, Dmitry Rogozin bertemu langsung dengan Administrator NASA, Jim Bridenstine di Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.

    Pada hari-hari awal setelah Trump kembali menjabat pada Januari, Rusia dan AS bergerak lebih dekat untuk memulihkan hubungan, tetapi Presiden Donald Trump sejak saat itu menjadi tidak sabar dengan Moskow, dengan memberi Rusia waktu 10-12 hari untuk membuat kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun).

  • Maskapai Nasional Ini Lumpuh, Puluhan Penerbangan Dibatalkan

    Maskapai Nasional Ini Lumpuh, Puluhan Penerbangan Dibatalkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai nasional Rusia, Aeroflot, membatalkan lebih dari 40 penerbangan pada Senin (28/7/2025) waktu setempat setelah mengalami kegagalan sistem informasi (TI) yang diduga kuat akibat serangan siber. Kelompok peretas yang menamakan diri Silent Crow mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

    Dalam pernyataan resminya, Aeroflot menyebut bahwa kegagalan sistem ini mengganggu operasional penerbangan secara signifikan. Namun maskapai tidak memberikan penjelasan rinci mengenai penyebab gangguan atau estimasi waktu pemulihan.

    “Para spesialis saat ini sedang berupaya meminimalkan dampak pada jadwal penerbangan dan memulihkan operasi layanan normal,” ujar Aeroflot dalam keterangannya, seperti dikutip Reuters.

    Kelompok Silent Crow, dalam pernyataan yang belum dapat diverifikasi, menyatakan bahwa mereka melancarkan serangan siber tersebut bersama kelompok Cyberpartisans BY dari Belarus. Aksi ini diklaim sebagai bentuk protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

    “Jayalah Ukraina! Hidup Belarus!” tulis kelompok tersebut dalam unggahannya.

    Mereka juga mengklaim telah menembus sistem Aeroflot selama setahun terakhir, menghancurkan 7.000 server, serta mengambil alih komputer milik manajemen senior maskapai. Namun, tidak ada bukti yang disertakan dalam pernyataan tersebut. Selain itu, Silent Crow mengancam akan membocorkan data pribadi seluruh warga Rusia yang pernah menggunakan layanan Aeroflot.

    Dampak dari insiden ini langsung terasa di Bandara Internasional Sheremetyevo, Moskow, dengan antrean panjang dan kekacauan saat para penumpang diminta mengambil bagasi dan meninggalkan terminal. Laporan media lokal Baza menyebut situasi di bandara sangat kacau.

    Penerbangan yang dibatalkan mencakup rute domestik serta internasional ke Minsk, Belarus dan Yerevan, Armenia. Aeroflot telah mengimbau penumpang untuk memantau pembaruan informasi melalui saluran resmi maskapai.

    Sejak pecahnya perang Ukraina pada Februari 2022, gangguan penerbangan di Rusia bukan hal asing, namun biasanya disebabkan oleh penutupan bandara akibat ancaman drone, bukan serangan siber.

    Meski terdampak sanksi internasional dan pembatasan rute penerbangan, Aeroflot masih berada di peringkat 20 besar maskapai dunia berdasarkan jumlah penumpang. Pada 2024, Aeroflot Group mencatatkan lalu lintas penumpang mencapai 55,3 juta orang, menurut data di situs resminya.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan AS, Putin Akui Negara NATO Ini Bikin Rusia Was-was

    Bukan AS, Putin Akui Negara NATO Ini Bikin Rusia Was-was

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika terus meningkat antara Rusia dan pakta pertahanan pimpinan AS, NATO. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kecemasannya terhadap aliansi yang menyokong Ukraina itu.

    Berbicara kepada harian bisnis RBK, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa saat ini Jerman telah menjadi ancaman serius bagi Rusia. Ia menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang menyatakan bahwa pasukan Jerman siap membunuh pasukan Rusia.

    “Jerman kembali menjadi berbahaya,” tambahnya dalam wawancara itu yang juga dikutip oleh Russia Today, Selasa (15/7/2025).

    Jerman merupakan pendukung utama Ukraina dalam perang bersama Rusia. Berlin telah menjadi penyuplai utama persenjataan bagi Kyiv. Langkah ini mendapatkan resistensi dari Rusia yang menyebut hal ini hanya akan memperpanjang konflik.

    Sementara itu, Pistorius menyampaikan komentar keras terhadap Rusia dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Minggu. Ia memuji kesiapan tempur pasukan Jerman dan tekad mereka untuk mengambil tindakan mematikan terhadap pasukan Rusia jika diperlukan.

    “Jika pencegahan tidak berhasil dan Rusia menyerang, apakah itu akan terjadi? Ya,” kata Pistorius. “Tetapi saya sarankan Anda pergi saja ke Vilnius dan berbicara dengan perwakilan brigade Jerman di sana. Mereka tahu persis apa tugas mereka.”

    Jerman Siap Bangun Senjata Nuklir

    Di sisi lain, kepala lembaga nuklir PBB IAEA, Rafael Grossi, mengatakan bahwa dalam situasi saat ini, Jerman dapat mengembangkan senjata nuklirnya sendiri. Ia menyebut Berlin telah memiliki semuanya seperti pengetahuan dan akses teknologi yang diperlukan.

    “Jerman dapat membangun bom nuklir dalam beberapa bulan. Ini hanyalah asumsi hipotetis belaka,” ujarnya dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today.

    Pernyataan Grossi juga muncul di tengah dorongan militerisasi yang lebih luas di antara anggota NATO Eropa. Jerman didesak untuk mendapatkan akses ke persenjataan nuklir Inggris atau Prancis atau bergabung dengan sistem pencegah Eropa yang lebih luas, dengan alasan bahwa ketergantungan pada senjata AS tidak lagi memadai.

    Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Eropa. Moskow menuduh para pejabat Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan anggaran, serta penurunan standar hidup warga negara mereka.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Minyak Sepekan: Emas Hitam Belum Mampu Tembus US$ 70

    Harga Minyak Sepekan: Emas Hitam Belum Mampu Tembus US$ 70

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah pada pekan ini belum berhasil menembus level psikologis US$ 70 per barel. Harga minyak sempat naik hingga 1% sebelum akhirnya merosot di akhir pekan.

    Kepastian akan tarif yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelang batas waktu awal Agustus ini, telah membuat banyak investor khawatir tentang kondisi perekonomian. Akibatnya, komoditas emas hitam ini pun jadi kurang menarik, apalagi jika perekonomian dunia melemah.

    Berikut pergerakan harga minyak mentah sepekan:

    Senin (21/7/2025)

    Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia terkait perang di Ukraina, yang juga menargetkan Nayara Energy India, eksportir produk minyak yang dimurnikan dari minyak mentah Rusia.

    Harga minyak mentah Brent turun 38 sen atau 0,55% menjadi US$ 68,90 per barel, setelah ditutup melemah 0,35%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 30 sen atau 0,45% menjadi US$ 67,04 per barel.

    Selasa (22/7/2025)

    Harga minyak sedikit melemah karena sanksi terbaru Eropa terhadap minyak Rusia diperkirakan akan berdampak minimal pada pasokan. Meski demikian, investor masih mempertimbangkan potensi penurunan pasokan solar.

    Minyak mentah Brent berjangka ditutup turun 7 sen atau 0,1% menjadi US$ 69,21 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup turun 14 sen atau 0,2% menjadi US$ 67,20.

    Rabu (23/7/2025)

    Harga minyak mentah turun tiga sesi berturut-turut karena kesepakatan tarif Amerika Serikat (AS) dengan Jepang membuka lembaran baru membaiknya sentimen perdagangan global.

    Harga minyak mentah Brent berjangka turun 12 sen atau 0,2% menjadi US$ 68,47 per barel pada pukul 09.07 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 14 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 65,17 per barel.

  • Transfer Data Pribadi ke AS Dikhawatirkan Pengaruhi Investasi Data Center di RI

    Transfer Data Pribadi ke AS Dikhawatirkan Pengaruhi Investasi Data Center di RI

    Bisnis,com, JAKARTA  — Kesepakatan dagang yang memperbolehkan pengelolaan data pribadi warga Indonesia oleh Amerika Serikat (AS) menuai kekhawatiran atas nasib investasi data center di Tanah Air. 

    Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), Hendra Suryakusuma mengatakan langkah ini berpotensi menimbulkan konflik dengan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang telah disahkan, sekaligus menciptakan ketidakpastian iklim investasi, khususnya untuk pembangunan data center di Tanah Air.

    Hendra memberi contoh rencana investasi Damac Group yang sebelumnya akan membangun data center berkapasitas 230MW senilai Rp37 triliun di Indonesia. 

    Menurutnya, dengan adanya potensi data Indonesia diproses di luar negeri, investor bisa saja mengurungkan niatnya membangun pusat data di Indonesia.

    “[Investor data center] melihat kabar tersebut stop ah bangun di sini [Indonesia] ngapain juga? Toh data Indonesia akan dibawa ke sana [AS],” tutur Hendra kepada Bisnis, dikutip Minggu (27/7/2025)..

    Selain itu, dia juga menyorot potensi tekanan berat terhadap pemain data center lokal, seperti Biznet, DCI Indonesia, Telkom TDE, dan lainnya. 

    Dengan kemudahan transfer data ke luar negeri, beban komputasi yang semula diharapkan dibangun di Indonesia bisa beralih ke Amerika Serikat. 

    Hal ini bukan hanya melemahkan pasar domestik, tetapi juga menimbulkan risiko teknis seperti naiknya latensi karena server berada di luar negeri, sehingga kualitas akses dan pelayanan digital untuk masyarakat merosot.

    Hendra juga menegaskan perlunya kajian ilmiah mendalam sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan, dengan melibatkan kementerian terkait dan institusi pendidikan yang kompeten di bidangnya. 

    “Keuntungan ekonomi mungkin terasa di awal, tapi dalam jangka panjang, kedaulatan digital dan ketergantungan pada infrastruktur asing akan membayangi,” ujar Hendra.

    Risiko lain yang menjadi perhatian Hendra adalah dampak geopolitik dan keamanan data bagi Indonesia.

    Saat terjadi masalah bilateral, layanan digital vital bisa diputus tiba-tiba. Dia mencontohkan kasus di Rusia waktu perang Ukraina. Saat itu layanan finansial internasional seperti Visa dan Mastercard dihentikan. 

    “Indonesia juga bisa mengalami hal serupa jika terlalu bergantung pada server asing,” kata Hendra.

    Isu keamanan data juga masih menjadi perhatian besar, mengingat kasus kebocoran data di Indonesia yang kerap terjadi. 

    Hendra menekankan, data strategis seperti keuangan, kesehatan, layanan publik, dan pendidikan sebaiknya tetap diproses di dalam negeri demi melindungi industri data center nasional dan keamanan informasi masyarakat.

    Jika kebijakan ini dilanjutkan tanpa mitigasi, Hendra memperkirakan banyak perusahaan besar membatalkan atau memindahkan investasi mereka ke luar negeri. Bahkan pemain lokal yang sudah menempatkan data di Indonesia bisa saja memindahkan seluruh layanannya ke server luar negeri.

    Presiden AS Donald Trump

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang bersejarah antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia di berbagai sektor, termasuk di sektor digital terkait proses pengolahan data pribadi. 

    Di sektor tersebut, Donald Trump lewat keterangan resmi Gedung Putih menyebut AS dan RI menghapus hambatan perdagangan digital dengan berencana merampungkan komitmen mengenai perdagangan digital, jasa, dan investasi.

    Sejumlah komitmen diambil oleh Indonesia. Pertama, memberikan kepastian atas kemampuan memindahkan data pribadi keluar dari wilayah Indonesia ke AS melalui pengakuan bahwa AS memberikan perlindungan data yang memadai menurut hukum Indonesia.