Negara: Ukraina

  • Potret Putin “Acak-Acak” Ukraina, Hujani Donetsk dengan Rudal

    Potret Putin “Acak-Acak” Ukraina, Hujani Donetsk dengan Rudal

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Prabowo dukung ASEAN cari solusi damai di Myanmar, Thailand-Kamboja

    Prabowo dukung ASEAN cari solusi damai di Myanmar, Thailand-Kamboja

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Prabowo dukung ASEAN cari solusi damai di Myanmar, Thailand-Kamboja
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 19:23 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia mendukung ASEAN untuk mencari solusi damai mengakhiri perang saudara di Myanmar, dan konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja.

    Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu, Presiden Prabowo menyinggung konflik-konflik di kawasan, dan di luar kawasan yang berkontribusi gejolak geopolitik dan geoekonomi global.

    “Kita lihat di kawasan kita sendiri, konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai, walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di (negara-negara) tetangga kita. Belum lagi kita lihat sekarang muncul lagi konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand,” sambung Presiden Prabowo.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menilai dinamika global dan dinamika di kawasan yang saat ini dihadapi Indonesia, terutama setelah 10 bulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, berjalan lebih rumit dibandingkan dengan pada saat periode awal pemerintahan baru berjalan.

    “Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang. Sekarang, tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana, konflik di mana-mana, konflik di Ukraina, konflik di Timur Tengah, Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia,” kata Presiden.

    Presiden melanjutkan ada juga perang India-Pakistan, dan dinamika muncul akibat penetapan tarif oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada banyak negara, termasuk Indonesia.

    Terlepas dari situasi geopolitik dan geoekonomi yang rumit itu, Presiden Prabowo menilai pemerintahan yang dia pimpin dapat tetap fokus bekerja, dan tetap tenang.

    “Kita bergerak sebagai satu tim. Kita negosiasi. Kita berunding. Kita tidak emosional. Kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar. Tugas Pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita, dan keluarga mereka,” ujar Presiden kepada jajarannya.

    Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu siang, didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Sidang Kabinet Paripurna kali ini merupakan yang kedelapan kalinya digelar selama pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran sejak keduanya resmi menjabat pada 20 Oktober 2024. 

    Sumber : Antara

  • Presiden Prabowo pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana

    Presiden Prabowo pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (6/8/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

    Presiden Prabowo pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 16:29 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu siang, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sidang Kabinet Paripurna hari ini merupakan yang kedelapan kalinya digelar selama pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran sejak keduanya resmi menjabat pada 20 Oktober 2024.

    Dalam Sidang Kabinet kali ini, Presiden Prabowo kembali memuji kinerja jajaran Kabinet Merah Putih.

    “Saya merasa saudara-saudara bekerja sebagai satu tim. Saya kira tanpa kerja keras saudara sebagai tim tidak mungkin kita capai apa yang kita capai hari ini. Dalam waktu yang singkat banyak sekali yang kita capai,” kata Presiden Prabowo saat memberi arahan pada Sidang Kabinet Paripurna.

    Presiden Prabowo kemudian juga memuji jajarannya yang tetap tenang dan fokus mengerjakan tugas-tugasnya di tengah situasi ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global.

    Presiden kemudian menyebutkan perang Ukraina-Rusia, genosida di Gaza, aksi militer Israel mencaplok Tepi Barat, konflik bersenjata Thailand-Kamboja, perang saudara di Myanmar, dan juga gejolak ekonomi akibat tarif Amerika Serikat, yang seluruhnya berdampak pada dinamika geopolitik dan geoekonomi di kawasan dan dunia.

    “Kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar. Tugas Pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita, dan keluarga mereka,” sambung Presiden.

    Dalam Sidang Kabinet Paripurna siang ini, jajaran menteri dan wakil menteri yang hadir, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.

    Kemudian, ada pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan Agus Andrianto, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid, dan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.

    Di ruangan Sidang Kabinet Paripurna, ada juga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

    Sumber : Antara

  • Mewariskan Luka Hiroshima dan Nagasaki

    Mewariskan Luka Hiroshima dan Nagasaki

    Jakarta

    Pada Rabu (06/08), Jepang memperingati 80 tahun sejak Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima pada akhir Perang Dunia II, menewaskan hampir 80.000 orang dalam ledakan awal.

    Upacara peringatan yang berlangsung di Hiroshima pada 6 Agustus dan di Nagasaki tiga hari kemudian akan menarik ribuan pengunjung dari seluruh dunia. Namun, jumlah penyintas, yang dikenal sebagai hibakusha, akan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

    Laporan pemerintah yang dirilis bulan Maret mencatat, kini hanya tersisa 99.130 hibakusha yang masih hidup, berkurang 7.695 orang dibanding tahun lalu, seiring dengan usia mereka yang terus bertambah. Rata-rata, para penyintas kini berusia 86 tahun.

    Karena kesaksian langsung tentang satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam perang mulai hilang, museum, organisasi, dan individu mulai mengambil peran untuk menjaga kisah penyintas tetap hidup.

    Menyebarkan kesadaran

    Salah satu “penerus” dari Hiroshima adalah Shun Sasaki, anak berusia 12 tahun yang membantu menyampaikan kisah mengerikan tentang serangan bom dan dampaknya. Sejak Agustus 2021, ia rutin berbicara dengan turis asing tentang berbagai situs bersejarah di Taman Perdamaian Hiroshima.

    “Saat saya kelas satu SD, saya berjalan melewati Kubah Bom Atom dan bertanya-tanya, kenapa bangunan itu masih ada padahal kondisinya rusak parah,” kata Sasaki kepada DW, merujuk pada salah satu bangunan yang masih tersisa setelah bom meledak pada 1945.

    “Saya mencari informasi di internet, lalu saya pergi ke Museum Perdamaian dan belajar soal bom yang dijatuhkan di sini.”

    Tragedi kampung halaman

    “Dia berusia 12 tahun saat bom dijatuhkan dan berada di dalam rumah, sekitar 1,5 kilometer dari pusat ledakan,” katanya. “Dia tidak terbakar karena berada di dalam rumah, tapi terpapar radiasi. Saat dievakuasi, ‘hujan hitam’ jatuh menimpanya.”

    “Hujan hitam” adalah campuran debu, jelaga dari kebakaran akibat bom, dan zat radioaktif yang turun bersama hujan selama beberapa jam setelah ledakan.

    Nenek buyut Sasaki, Yuriko, didiagnosis kanker payudara pada usia 38 dan kanker usus besar pada usia 60, sebelum akhirnya meninggal di usia 69 tahun.

    Sejak kecil, Sasaki sudah terbiasa dengan mainan berbahasa Inggris, dan sudah mampu berkomunikasi dalam bahasa itu sejak usia empat tahun. Kini, ia bahkan lebih suka berbicara dalam bahasa Inggris daripada bahasa Jepang. Hal ini memungkinkannya berbicara dengan para turis asing yang datang ke Hiroshima dengan berbagai prasangka soal apa yang terjadi di kota ini tahun 1945.

    Sasaki menceritakan, bom uranium yang dijuluki “Little Boy” itu meledak hampir tepat di atas Kubah Genbaku, bangunan batu yang kini dikenal sebagai Kubah Bom Atom, dengan kekuatan setara 15 kiloton TNT.

    Hampir semua bangunan hancur dan semua orang tewas dalam radius 1,3 kilometer dari area itu. Jumlah korban jiwa juga meningkat menjadi sekitar 140.000 orang hingga akhir tahun 1945 akibat luka bakar parah hingga penyakit akibat radiasi.

    “Banyak orang mengatakan, mereka datang ke Hiroshima merasa sudah tahu ceritanya dan mengira kotanya hanya rusak parah,” kata Sasaki. “Namun, kemudian mereka mengatakan ternyata belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

    Air mata dan kebenaran

    “Ada juga yang menangis,” kata Sasaki. “Kebanyakan dari mereka sangat terkejut dan semuanya setuju kalau hal ini tidak boleh terulang lagi. Menurut saya, perang terjadi karena banyak orang tidak benar-benar tahu apa yang sesungguhnya terjadi.”

    “Saya pernah memandu seorang pria asal AS, dan dia mengatakan sekarang dia setuju kalau semua senjata nuklir itu harus dilarang,” kenang Sasaki. “Itu membuat saya senang, karena kalau dia pulang dan menceritakan kebenaran tentang Hiroshima ke orang lain, lalu mereka menceritakannya lagi, maka pesan perdamaian akan menyebar luas.”

    “Kita tidak bisa mengubah fakta tentang apa yang terjadi di sini, tapi kita bisa menggunakan kebenaran tentang bom ini untuk mengubah masa depan,” tambah Sasaki.

    Upaya serupa untuk mewariskan pengalaman para hibakusha juga dilakukan di Nagasaki, yang menjadi target bom plutonium “Fat Man” pada 9 Agustus 1945, dan menewaskan hingga 80.000 orang, baik dalam ledakan awal maupun efek jangka panjang seperti leukemia dan penyakit akibat radiasi lainnya.

    “Kita sedang memasuki era di mana para hibakusha tidak lagi bersama kita,” ujar Takuji Inoue, Direktur Museum Bom Atom Nagasaki. “Namun, sebagai kota yang pernah dibom nuklir, kami sangat prihatin dengan meningkatnya risiko penggunaan senjata nuklir, yang diperparah oleh konflik di Ukraina, Timur Tengah, dan berbagai peristiwa mengkhawatirkan lainnya.”

    Kampanye internasional

    Museum Nagasika telah meluncurkan kampanye internasional terbarunya untuk “menyampaikan realitas” dari serangan bom atom dan menyebarkan pemahaman “lintas generasi” mengenai dampaknya.

    “Hiroshima akan selamanya tercatat dalam sejarah sebagai lokasi pertama bom atom,” katanya. “Namun, apakah Nagasaki akan tetap menjadi yang terakhir? Itu tergantung pada masa depan yang kita ciptakan.”

    Pada 6 Agustus 2025 pukul 08.15 pagi, waktu bom pertama meledak di atas Hiroshima, kota itu hening sejenak untuk memberi penghormatan dan mengenang para korban. Di antara pidato yang disampaikan di Taman Perdamaian, ada “Komitmen Anak-anak untuk Perdamaian,” yang dibacakan oleh Shun Sasaki.

    “Saya memang sudah lama ingin berbicara di depan banyak orang, jadi saya senang sekali bisa terpilih,” katanya. “Harapan saya adalah, siapa pun yang tertarik bisa datang ke Hiroshima dan merenungkan arti perdamaian bersama.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Hani Anggraini

    Tonton juga video “Warga Hiroshima Bersiap Peringati 80 Tahun Tragedi Bom Atom” di sini:

    (ita/ita)

  • Arahan lengkap Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna jelang HUT 80 RI

    Arahan lengkap Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna jelang HUT 80 RI

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto, yang didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta dihadiri seluruh jajaran dari Kabinet Merah Putih, mengadakan Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

    Sidang kabinet paripurna yang ke-delapan sejak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dilantik pada 20 Oktober 2024 tersebut membahas sejumlah agenda strategis berkaitan dengan persiapan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus mendatang.

    Berikut arahan lengkap Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna:

    Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang, selamat sejahtera untuk kita sekalian, Shalom, Salve, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

    Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden, Saudara Gibran Rakabuming Raka, saudara-saudara para menteri koordinator, para menteri, para kepala badan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Jaksa Agung, Kepala BIN, Kapolri, Panglima TNI, seluruh anggota Kabinet Merah Putih yang saya banggakan.

    Tentunya sebagai insan yang bertakwa marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Besar, Tuhan maha kuasa bagi umat Islam Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia, kesehatan, kedamaian yang masih diberikan kepada kita dan bangsa kita.

    Saudara-saudara saya kumpulkan saudara-saudara melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna yang ke-8 dalam pemerintahan kita. Ini menjelang sepuluh bulan pertama pemerintahan yang kita jalankan atas mandat dari rakyat Indonesia. Sepuluh bulan ini kita rasakan bersama adalah sepuluh bulan yang sangat penuh dengan karya, dengan kerja, dengan prestasi. Saya sebagai nakhoda, saya sebagai Presiden, saya sebagai pemimpin saudara-saudara, saya sebagai kapten kesebelasan, saya ingin menyampaikan terima kasih atas kerja keras saudara-saudara semuanya, dari hati saya paling dalam saya menyampaikan penghargaan atas kerja keras saudara-saudara.

    Saudara-saudara, kita semua punya pengalaman yang berbeda-beda tapi kita semua punya pengalaman sebagai pemimpin. Dan kita mengerti betapa sulitnya untuk mengkoordinasikan, untuk memberikan, untuk memimpin manusia. Manusia dengan segala keyakinan masing-masing, segala pengalaman, segala pendapat harus kita jadikan satu tim. Saya merasa saudara-saudara sudah bekerja sebagai satu tim. Saya kira tanpa kerja keras saudara sebagai tim, tidak mungkin kita capai apa yang sudah kita capai hari ini. Dalam waktu yang masih singkat, banyak sekali yang telah kita capai. Strategi-strategi yang sudah saya canangkan ternyata mulai terasa dan terlihat bahwa strategi kita benar, kita berada di arah yang benar, kita berada di azimut kompas yang benar.

    Saudara-saudara, waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang. Sekarang tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana, konflik di mana-mana, konflik di Ukraina konflik di Timur Tengah, Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai.

    Kita juga lihat konflik Israel-Iran di mana negara adikuasa pun, ikut. Kita lihat konflik India dan Pakistan. Kita lihat di kawasan kita sendiri konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai, walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita. Belum lagi kita lihat sekarang muncul lagi konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand. Belum lagi kita hadapi kondisi geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang.

    Saya terima kasih dengan tim ekonomi kita. Saya terima kasih saudara-saudara bekerja dengan tim sebagai tim yang baik. Menteri Koordinator Perekonomian dengan timnya dibantu oleh Menteri Keuangan Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, dengan timnya juga, Menteri Investasi semua melaksanakan, Menteri Luar Negeri dengan diplomasinya, kita bergerak sebagai satu tim. Kita negosiasi, kita berunding, kita tidak emosional, kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu, kita telah mencapai satu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini, walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita.

    Saudara-saudara, kita paham dan kita mengerti bahwa kondisi ini akhirnya menguji strategi besar kita, menguji strategi transformasi yang sudah saya canangkan di awal bahkan sebelum saya dilantik sebagai Presiden. Strategi transformasi bangsa yang kita pegang adalah strategi yang berdasarkan realisme yang berdasarkan kondisi nyata, bangsa dan regional dan global. Kondisi nyata ini tidak bisa kita hadapi dengan teori, dengan angan-angan. Idealisme benar, idealisme itu perlu tapi yang utama yang bisa menyelamatkan kita adalah realisme. Kita harus dengan realistis melihat situasi dan kita ambil langkah-langkah.

    Saudara-saudara, sejak lama saya berkeyakinan bahwa apa pun terjadi bangsa kita akan aman kalau kita kuasai pangan kita. Kalau kita bisa amankan pangan kita, kita bisa jamin bahwa kita bisa beri makan kepada rakyat kita setiap hari, setiap Minggu, setiap bulan, setiap tahun. Saya tidak pernah percaya bahwa suatu bangsa bisa merdeka, kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri, tidak ada dalam sejarah manusia. It does not happen. It will not happen. Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia bisa produksi makanannya sendiri. Karena itu produksi pangan bagi saya adalah strategis.

    Selalu bangsa kita diganggu bahkan dirusak melalui pangan. Kalau ada bangsa lain yang ingin merusak kita, dia akan merusak pangan kita. Alhamdulillah dengan langkah-langkah yang cepat dan terus terang saja dengan transisi yang baik antara Presiden Joko Widodo dan saya kita bisa dalam posisi sekarang, produksi pangan kita bisa saya sampaikan berada dalam kondisi yang aman dan kuat.

    Terima kasih kepada semua pihak yang mencapai ini. Ini juga hasil kerja sama, hasil teamwork. Menteri Pertanian dibantu oleh menteri-menteri lain, didorong oleh Menteri Keuangan, dibantu oleh TNI dan Polisi juga Kejaksaan. Karena dalam ekonomi, kita menghadapi pemain-pemain yang punya agenda lain daripada kita. Pemain-pemain di ekonomi ini ada yang niatnya hanya cari keuntungan sebesar-besarnya, tidak peduli rakyat kondisinya kayak apa, bila perlu rakyat dimiskinkan terus agar mereka bisa menghisap kekayaan kita bagaikan menghisap darah, ada, ini namanya realisme.

    Kita bukan anak kecil, kita duduk di sini di kabinet ini, saya sebagai Presiden, Wakil Presiden dan semua kita di sini bukan anak-anak kecil. Kita tidak bisa dibohongi, kita tidak bisa ditipu lagi. Kita ingin baik, kita ingin beri kesempatan kepada semua tapi kita tidak rela rakyat Indonesia dimiskinkan terus.

    Saudara-saudara, alhamdulillah arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah. Nilai tukar petani meningkat dan nanti menteri-menteri akan laporan masing-masing. Ini sebagai pembukaan. Tetapi di sini saya tekankan bahwa strategi kita ternyata berada di arah yang sudah benar.

    Saudara-saudara sekalian, dengan demikian tentunya kita sekarang saya persilakan beberapa menteri untuk melaporkan kondisi di sektor masing-masing. Kita prioritaskan tentunya para menteri sebagai leading sektor, sebagai leading, katakanlah sebagai ketua satgas di bidang masing-masing yang prioritas, pangan, energi, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan kemudian pembangunan SDM, kesehatan, perumahan, saya persilakan Sekretaris Kabinet untuk mengatur laporan masing-masing.

    Terimakasih.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati/Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden yakin strateginya benar karena banyak capaian dalam 10 bulan

    Presiden yakin strateginya benar karena banyak capaian dalam 10 bulan

    Saya kira tanpa kerja keras saudara sebagai tim, tidak mungkin kita capai apa yang sudah kita capai hari ini

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto yakin Strategi Transformasi Bangsa yang dicanangkan sejak awal pemerintahan merupakan strategi yang tepat dan benar, karena selama 10 bulan pemerintah bekerja banyak capaian dan prestasi yang ditorehkan oleh jajaran Kabinet Merah Putih.

    Oleh karena itu, Presiden Prabowo pun berterima kasih kepada jajarannya karena telah bekerja keras, dan bekerja sebagai satu tim.

    “Saya kira tanpa kerja keras saudara sebagai tim, tidak mungkin kita capai apa yang sudah kita capai hari ini. Dalam waktu yang masih singkat, banyak sekali yang telah kita capai. Strategi-strategi yang sudah saya canangkan ternyata mulai terasa, dan terlihat bahwa strategi kita benar. Kita berada di arah yang benar,” kata Presiden Prabowo kepada jajaran Kabinet Merah Putih saat Sidang Kabinet Paripurna, Rabu siang.

    Terlepas dari itu, Presiden Prabowo kemudian menyebutkan gejolak geopolitik dan geo-ekonomi global yang saat ini terjadi pun menguji strategi transformasi Presiden.

    Gejolak geopolitik yang dimaksud Presiden merujuk pada dampak perang dan sejumlah konflik bersenjata yang terjadi di beberapa negara, misalnya perang Ukraina-Rusia, genosida di Gaza, agresi militer Israel di Tepi Barat, perang India-Pakistan, konflik bersenjata Thailand-Kamboja, perang saudara di Myanmar, dan gejolak ekonomi global akibat tarif Amerika Serikat.

    “Kita paham, dan kita mengerti bahwa kondisi ini akhirnya menguji strategi besar kita, menguji strategi transformasi yang sudah saya canangkan di awal, bahkan sebelum saya dilantik sebagai Presiden,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden kemudian menjelaskan Strategi Transformasi Bangsa yang dijalankan oleh pemerintah saat ini merupakan strategi yang berpedoman kepada nilai-nilai realisme, dan kondisi nyata baik di dalam negeri maupun di kawasan, dan dunia.

    “Kondisi nyata ini tidak bisa kita hadapi dengan teori, dengan angan-angan. Idealisme (itu) bener, idealisme itu perlu, tetapi yang utama, yang bisa menyelamatkan kita adalah realisme. Kita harus dengan realistis melihat situasi dan kita ambil langkah-langkah,” sambung Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu siang, didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Sidang Kabinet Paripurna hari ini merupakan yang kedelapan kalinya digelar selama pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran sejak keduanya resmi menjabat pada 20 Oktober 2024.

    Dalam Sidang Kabinet Paripurna siang ini, jajaran menteri dan wakil menteri yang mengikuti pertemuan, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.

    Ada pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan Agus Andrianto, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.

    Di ruangan Sidang Kabinet Paripurna, ada juga Kepala BIN M. Herindra, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kian Mesra, Kapal Perang Rusia-China Patroli Bareng di Asia Pasifik

    Kian Mesra, Kapal Perang Rusia-China Patroli Bareng di Asia Pasifik

    Moskow

    Kapal-kapal perang dari Angkatan Laut Rusia dan China melakukan patroli gabungan di perairan kawasan Asia-Pasifik, menyusul latihan militer terbaru kedua negara yang digelar di perairan Laut Jepang baru-baru ini.

    “Para awak Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) China akan membentuk satuan tugas baru untuk melaksanakan misi patroli gabungan di kawasan Asia-Pasifik,” demikian pernyataan layanan pers Armada Pasifik Rusia, seperti dikutip Interfax dan dilansir Reuters, Rabu (6/8/2025).

    Patroli gabungan itu akan dilakukan setelah Angkatan Laut kedua negara menggelar latihan militer bersama di Laut Jepang pada 1-5 Agustus lalu. Latihan bersama itu mencakup latihan penembakan artileri, latihan misi anti-kapal selam dan pertahanan udara, serta peningkatan operasi pencarian dan penyelamat di laut.

    Selama fase akhir latihan bersama itu, kapal anti-kapal selam milik Rusia, Laksamana Tributs, dan kapal korvet Gromky, bersama dengan kapal-kapal penghancur China, Shaoxing dan Urumqi, melakukan latihan tembak langsung dan para awak berlatih mencari dan melumpuhkan kapal selam tiruan musuh.

    Armada Pasifik Rusia sebelumnya mengatakan bahwa latihan bersama itu bersifat defensif dan tidak menargetkan negara-negara manapun.

    Rusia dan China selama ini menggelar latihan rutin untuk melatih koordinasi antara angkatan bersenjata mereka dan mengirimkan sinyal pencegahan kepada musuh-musuh.

    Kedua negara telah menandatangani kemitraan strategis “tanpa batas” sesaat sebelum Rusia melancarkan invasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, negara tetangganya, pada tahun 2022 lalu.

    Hubungan antara Rusia dan China kini semakin mesra. Pada Mei lalu, Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan ke Moskow dan melakukan pertemuan secara langsung dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin.

    Xi pada saat itu mengatakan kepada Putin bahwa kedua negara harus menjadi “sahabat baja” dalam melawan pengaruh Amerika Serikat (AS). Kedua pemimpin berjanji untuk meningkatkan kerja sama ke level yang baru dan “secara tegas” melawan pengaruh AS.

    Xi dan Putin, dalam pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan di Kremlin, mengatakan akan memperdalam hubungan di semua bidang, termasuk hubungan militer, dan “memperkuat koordinasi untuk secara tegas melawan tindakan Washington yang melakukan ‘dual containment’ terhadap Rusia dan China”.

    Tonton juga Video: Momen Pasukan Rusia-China-Iran Latihan Militer Gabungan di Teluk Oman

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Drone Rusia Nyelonong Masuk, Lituania Minta Bantuan NATO

    Drone Rusia Nyelonong Masuk, Lituania Minta Bantuan NATO

    Jakarta

    Pemerintah Lituania meminta bantuan NATO untuk memperkuat pertahanan udaranya. Ini disampaikan setelah terungkap bahwa sebuah drone militer Rusia yang terbang ke negara Baltik tersebut pekan lalu, ternyata membawa bahan peledak.

    Menteri Luar Negeri Lituania Kestutis Budrys mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan salah satu dari beberapa insiden serupa yang terjadi baru-baru ini. Dia menyebut hal itu sebagai “tanda yang mengkhawatirkan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina meluas ke wilayah NATO”.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (6/8/2025), Budrys mengatakan ia telah menulis surat kepada Sekjen NATO Mark Rutte untuk meminta “tindakan segera untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara di Lituania”, termasuk patroli udara dari sekutu-sekutu NATO negara tersebut.

    Menteri Pertahanan Lituania Dovile Sakaliene mengatakan bahwa negara tersebut sedang membentuk unit-unit lapangan untuk menanggapi ancaman drone serta mengerahkan “unit pertahanan udara yang dilengkapi dengan senjata jarak pendek”.

    Drone Rusia tersebut terbang dari Belarusia, sekutu Rusia, yang bertetangga dengan Lituania, pada 28 Juli dan terlihat terbang di atas sebagian wilayah ibu kota Lituania, Vilnius.

    Drone tersebut akhirnya ditemukan di area latihan militer pada 1 Agustus. Para pejabat Lituania mengatakan mereka yakin itu adalah model drone bernama Gerbera, yang digunakan untuk misi penyerangan dan pengintaian.

    Jaksa Agung Nida Grunskiene mengatakan drone tersebut “membawa alat peledak, yang berhasil dinetralisir oleh spesialis angkatan bersenjata Lituania di lokasi kejadian”.

    “Salah satu teori utama investigasi ini adalah bahwa drone tersebut secara tidak sengaja memasuki wilayah Lituania,” tuturnya.

    “Saya ingin menekankan bahwa teori-teori lain sedang diselidiki secara paralel,” ujar Jaksa Agung Lituania tersebut.

    Kepala Angkatan Udara Lituania Dainius Paskevicius mengatakan bahwa “sekitar dua kilogram bahan peledak ditemukan”.

    Rusia secara rutin menerbangkan rudal dan drone yang ditujukan ke Ukraina di atas Belarusia, yang juga merupakan salah satu titik peluncuran invasi skala penuhnya pada tahun 2022.

    Drone Gerbera lainnya terbang ke Lituania dari Belarusia bulan lalu, menimbulkan kekhawatiran sebelum otoritas kemudian menyatakan drone itu tidak berbahaya.

    “Ini menandai insiden kedua dalam waktu kurang dari sebulan. Pelanggaran wilayah udara serupa juga baru-baru ini dilaporkan oleh sekutu lainnya,” kata Budrys.

    “Ancamannya nyata dan terus berkembang,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Putin Diyakini Tak akan Tunduk Ultimatum Trump

    Putin Diyakini Tak akan Tunduk Ultimatum Trump

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar tidak akan tunduk pada ultimatum sanksi yang akan berakhir Jumat ini dari Presiden AS Donald Trump.

    Putin tetap mempertahankan tujuan untuk merebut empat wilayah Ukraina secara keseluruhan, sumber yang dekat dengan Kremlin mengatakan kepada Reuters.

    Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia dan mengenakan tarif 100% kepada negara-negara pembeli minyaknya—yang terbesar di antaranya adalah China dan India—kecuali Putin menyetujui gencatan senjata dalam perang Rusia di Ukraina.

    Tekad Putin untuk terus maju didorong oleh keyakinannya Rusia sedang menang dan skeptisisme bahwa sanksi AS lainnya akan berdampak besar setelah gelombang sanksi ekonomi berturut-turut selama 3,5 tahun perang, menurut tiga sumber yang mengetahui diskusi di Kremlin.

    Pemimpin Rusia itu tidak ingin membuat Trump marah. Putin menyadari dia mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Washington dan Barat, tetapi tujuan perangnya lebih diutamakan, kata dua sumber tersebut.

    Tujuan Putin adalah untuk sepenuhnya merebut wilayah Ukraina Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, yang diklaim Rusia sebagai miliknya, dan kemudian membicarakan perjanjian damai, kata salah satu sumber.

    “Jika Putin mampu sepenuhnya menduduki keempat wilayah yang diklaimnya untuk Rusia, ia dapat mengklaim bahwa perangnya di Ukraina telah mencapai tujuannya,” kata James Rodgers, penulis buku yang akan segera terbit, “The Return of Russia”.

    Proses perundingan saat ini, di mana negosiator Rusia dan Ukraina telah bertemu tiga kali sejak Mei, merupakan upaya Moskow untuk meyakinkan Trump bahwa Putin tidak menolak perdamaian, kata sumber pertama, seraya menyebut perundingan tersebut tidak memiliki substansi nyata selain diskusi tentang pertukaran kemanusiaan.

    Rusia menyatakan keseriusannya untuk menyepakati perdamaian jangka panjang dalam perundingan tersebut, tetapi prosesnya rumit karena sikap kedua belah pihak sangat berbeda.

    Putin pekan lalu menggambarkan perundingan tersebut sebagai hal yang positif.

    Tuntutan yang dinyatakan Moskow mencakup penarikan penuh Ukraina dari keempat wilayah tersebut dan penerimaan status netral oleh Kyiv serta pembatasan jumlah militernya – tuntutan yang ditolak oleh Ukraina.

    Sebagai tanda mungkin masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan sebelum batas waktu, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, diperkirakan akan mengunjungi Rusia minggu ini, menyusul meningkatnya retorika antara Trump dan Moskow mengenai risiko perang nuklir.

    “Presiden Trump ingin menghentikan pembunuhan, itulah sebabnya ia menjual senjata buatan Amerika kepada anggota NATO dan mengancam Putin dengan tarif dan sanksi yang ketat jika ia tidak menyetujui gencatan senjata,” ujar juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, menanggapi permintaan komentar.

    Trump yang sebelumnya memuji Putin dan menawarkan prospek kesepakatan bisnis yang menguntungkan antara kedua negara, belakangan ini menunjukkan ketidaksabaran yang semakin meningkat terhadap presiden Rusia.

    Trump mengeluhkan apa yang disebutnya “omong kosong” Putin dan menyebut pemboman tanpa henti Rusia di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya sebagai “menjijikkan”.

  • Rusia Akhirnya Lepaskan “Pengaman” Nuklir, Langsung Tunjuk AS-Eropa

    Rusia Akhirnya Lepaskan “Pengaman” Nuklir, Langsung Tunjuk AS-Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia menyatakan pada hari Senin bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium yang diberlakukan sendiri atas pengerahan rudal nuklir jarak menengah berbasis darat. Hal ini terjadi saat Moskow bersitegang dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa lantaran perang di Ukraina.

    Dalam sebuah keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut rencana ini dilakukan karena manuver Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk menempatkan senjata serupa di Eropa dan Asia-Pasifik. Mereka menyebut Washington juga ikut melanggar hal ini sehingga tidak ada dasar Rusia juga menaatinya.

    “Pengerahan tersebut, termasuk aktivitas rudal AS baru-baru ini di Denmark, Filipina, dan Australia, menimbulkan ‘ancaman langsung’ terhadap keamanan Rusia. Kami akan mengambil langkah-langkah ‘teknis-militer’ sebagai tanggapan untuk memulihkan apa yang disebutnya keseimbangan strategis,” tuturnya, dilansir Newsweek, Selasa (5/8/2025).

    “Secara spesifik, sejak 2023, kami telah mencatat preseden transfer sistem Amerika yang mampu meluncurkan rudal jarak menengah berbasis darat ke negara-negara NATO Eropa untuk ‘menguji’ senjata-senjata ini selama latihan yang memiliki fokus anti-Rusia yang jelas.”

    Senin malam, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyalahkan negara-negara NATO atas pencabutan moratorium rudal nuklir jarak pendek dan menengah dan mengatakan Moskow akan mengambil langkah lebih lanjut sebagai tanggapan.

    “Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia tentang pencabutan moratorium pengerahan rudal jarak menengah dan pendek merupakan akibat dari kebijakan anti-Rusia negara-negara NATO,” tulis Medvedev dalam bahasa Inggris di X. “Ini adalah kenyataan baru yang harus dihadapi oleh semua lawan kita. Nantikan langkah-langkah selanjutnya.”

    Ketegangan antara Washington dan Moskow telah mencapai titik didih dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini utamanya terkait dengan upaya pemerintahan Trump untuk merundingkan gencatan senjata dalam perang Rusia melawan negara tetangga Ukraina.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]