Negara: Ukraina

  • Pertama dalam 1 Dekade, Angka Pengangguran di Jerman Tembus 3 Juta Orang

    Pertama dalam 1 Dekade, Angka Pengangguran di Jerman Tembus 3 Juta Orang

    Berlin

    Menurut Badan Federal Urusan Ketenagakerjaan (BA) angka pengangguran di Jerman telah meningkat melewati ambang batas tiga juta untuk pertama kalinya setelah lebih dari sepuluh tahun.

    Kenaikan ini kian mendesak pemerintah koalisi untuk membuktikan bahwa rencana investasi besar mereka untuk memulihkan ekonomi Jerman dapat membuahkan hasil yang cepat.

    “Ini akan menjadi fokus pemerintah federal,” kata Kanselir Friedrich Merz di sela-sela pembicaraan menteri Prancis-Jerman di Toulon, Prancis selatan, pada hari Jumat. Ia menambahkan bahwa peningkatan pengangguran tersebut “bukanlah sesuatu yang mengejutkan.”

    Bagaimana rincian angkanya?

    Data menunjukkan jumlah pengangguran meningkat pada bulan Agustus sebanyak 46.000 menjadi 3.025.000 jiwa. Tingkat pengangguran naik 0,1 poin menjadi 6,4%.

    Jika data tersebut disesuaikan dengan periode musiman, maka pengangguran di bulan Agustus tercatat menurun sebesar 9.000 jika dibandingkan dengan angka di bulan Juli, lebih baik dari perkiraan. Sebelumnya diperkirakan angka pengangguran di bulan Agustus akan meningkat hingga 10.000 jiwa.

    Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2024, jumlah pengangguran di bulan Agustus 2025 masih meningkat sebesar 153.000.

    Permintaan tenaga kerja juga menurun. Terdapat 631.000 lowongan pekerjaan pada bulan Agustus — 68.000 lebih sedikit dibandingkan tahun 2024.

    Apa arti dari angka-angka ini?

    Pekerjaan paruh waktu meskipun masih tinggi, menurun perlahan sejak awal tahun. Nahles memperkirakan “peningkatan di periode musim gugur di bulan September” akan membantu meredakan situasi, namun tetap memperingatkan angka tiga juta mungkin kembali terlampaui di musim dingin (Desember).

    “Pasar tenaga kerja dipengaruhi kemerosotan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir,” kata Nahles pada hari Jumat(29/8) merespons angka pengangguran yang menembus tiga juta untuk pertama kalinya sejak Februari 2015.

    Jerman telah lama ‘bergulat’ dengan kelemahan ekonomi yang berkepanjangan dan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump menambah risiko negara tersebut memasuki tahun ketiga dengan stagnansi pertumbuhan ekonomi — sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah pascaperang.

    “Ketidakpastian ekonomi global dan perang agresi Rusia terhadap Ukraina masih berdampak pada lemahnya ekonomi,” kata Menteri Ketenagakerjaan Bärbel Bas. “Tantangan ekonomi yang terus berulang, meninggalkan jejaknya di pasar tenaga kerja dan membutuhkan tindakan segera.”

    Apa kata para pengusaha?

    Ketua Asosiasi Pengusaha Jerman, Rainer Dulger, mengatakan bahwa resesi yang hampir tiga tahun terjadi mulai menunjukkan dampaknya terhadap pasar tenaga kerja.

    Ia menyebut angka tiga juta pengangguran sebagai “sebuah aib” dan menyalahkan kelambanan politik, sambil menyerukan “reformasi musim gugur yang sesungguhnya.”

    Ekonomi secara keseluruhan masih stagnan.

    Setelah dua tahun berturut-turut mengalami resesi, PDB kembali menyusut sebesar 0,3% pada musim semi tahun ini. Sektor industri, khususnya, tengah kesulitan menghadapi biaya energi yang tinggi, sementara ekspor tertekan akibat kebijakan tarif AS.

    Para produsen mesin memperingatkan bahwa bisnis mereka di AS berada dalam risiko. Banyak perusahaan merespons situasi ini dengan melakukan PHK.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor : Yuniman Farid

    Lihat juga Video Pramono Buka Job Fair di Jaktim: Masalah Pengangguran Prioritas

    (nvc/nvc)

  • Harga Minyak Hari Ini 30 Agustus 2025, Brent dan WTI Kompak Merosot – Page 3

    Harga Minyak Hari Ini 30 Agustus 2025, Brent dan WTI Kompak Merosot – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia turun pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) karena para pedagang memperkirakan permintaan minyak yang lebih lemah di AS yang merupakan pasar minyak terbesar di dunia. Selain itu, harga minyak juga terpengaruh kemungkinan adanya pergerakan di balik layar menuju kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/8/2025), harga minyak Brent turun 50 sen, atau 0,73% dan ditutup pada harga USD 68,12 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 50 sen atau 0,73% dan ditutup pada harga USD 68,12 per barel. Harga minyak mentah berjangka turun 59 sen atau 0,91% dan ditutup pada USD 64,01 per barel.

    Analis PVM Oil Associates Tamas Varga mengatakan, pasar sebagian mengalihkan fokusnya ke pertemuan OPEC+ minggu depan.

    Produksi minyak mentah telah meningkat dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok tersebut telah mempercepat kenaikan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar, meningkatkan prospek pasokan dan membebani harga minyak global.

    Namun, kata Analis senior di Price Futures Group Phil Flynn, kenaikan tersebut belum masuk ke pasar AS, di mana musim berkendara musim panas berakhir dengan libur Hari Buruh pada hari Senin, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang penurunan permintaan.

    “Pesimisme tentang permintaan, saya tidak melihatnya. Pasokan dari OPEC seharusnya meningkat, tetapi kita tidak melihatnya di Amerika Serikat. Saya pikir situasinya akan tetap ketat,” jelas Flynn.

     

  • Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Pemimpin Uni Eropa Ingin ‘Rangkul’ Moldova dari Cengkraman Rusia

    Jakarta

    Warga Moldova lelah mendengar bagaimana negara mereka dideskripsikan sebagai “negara kecil bekas Uni-Soviet”, “negara termiskin di Eropa”, atau “negara yang terjepit antara Rusia dan Barat”.

    Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Moldova mengerahkan ‘seluruh upaya’ untuk memperbarui citra tersebut.

    Pemerintah mengatakan bahwa, Moldova — yang terletak di antara Ukraina dan Rumania (negara anggota Uni Eropa dan NATO)— adalah calon anggota Uni Eropa, mengorientasikan negaranya ke barat.

    Proyeksi tersebut dikuatkan ketika pada Rabu (27/8) tiga pemimpin Uni Eropa (UE), Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, berjejak di ibu kota Chisinau, demi merayakan hari kemerdekaan bersama presiden Maia Sandu.

    “Alternatif selain Eropa tidak ada. Tanpa UE, Moldova tetap terjebak di masa lalu,” kata Sandu dalam pidatonya. “Kami merasakan hal ini setiap kali bom dijatuhkan di negara tetangga. Perang Rusia di Ukraina menunjukkan setiap hari bahwa Eropa berarti kebebasan dan perdamaian. Rusia-Putin berarti perang dan kematian.”

    Tantangan di luar prediksi, jelang pemilu

    Kanselir Merz mengatakan kepada warga Moldova, fakta bahwa negara tersebut telah memilih jalur menuju UE tidak dapat diremehkan. Namun masih banyak ketidakpastian jelang pemilu.

    Pemerintah pro-Barat Moldova menghadapi tantangan demokrasi fluktuatif – disebabkan frustrasi warga saat menghadapi dampak ekonomi perang di negara tetangga, Ukraina.

    Namun, ada pula faktor lain di luar diprediksi yang berupaya mempengaruhi para pemilih Moldova. Seperti konglomerat buron pro-Rusia, Ilan Shor, yang menjanjikan hingga $3.000 (Rp 49 juta) per bulan kepada orang-orang yang menghadiri protes anti-pemerintah, menurut kantor berita Reuters.

    Shor, yang melarikan diri dari Moldova saat mengajukan banding atas vonis kasus penipuan bank di tahun 2019, mempublikasikan tawarannya dalam sebuah video daring.

    Presiden Maia Sandu menyebutkan upaya tersebut sebagai bagian dari ancaman yang lebih besar terhadap demokrasi Moldova. Ia merinci bentuk-bentuk gangguan lain, termasuk campur tangan pemilu, pendanaan ilegal, kampanye disinformasi, serangan siber, sabotase di tempat pemungutan suara luar negeri, serta upaya memecah belah masyarakat melalui penyebaran kebencian antar komunitas.

    Minggu-minggu yang menegangkan

    Moskow membantah terlibat dalam campur tangan pemilu di Moldova, tetapi para pemimpin Uni Eropa yang berkumpul di Chisinau tetap menaruh curiga.

    “Rusia terus-menerus berusaha merusak kebebasan, kemakmuran, dan perdamaian di Moldova,” ujar Merz seraya memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menarik Moldova ke dalam “lingkup pengaruh” Moskow.

    Victoria Olari, yang memantau disinformasi dan tren daring untuk Lab Penelitian Atlantic Council Digital Forensic mengatakan kepada DW dalam sambungan telepon bahwa ia memperkirakan upaya campur tangan Rusia akan meningkat selama beberapa minggu ke depan.

    Olari, yang tinggal di Chisinau, menggambarkan suasana jelang pemilu “menegangkan” namun juga ada rasa “optimis dan waspada.”

    “Ada tekad nyata rakyat Moldova untuk menjaga kedaulatan mereka,” jelas Olari, menambahkan bahwa kunjungan para pemimpin tinggi Uni Eropa yang menegaskan dukungannya terhadap Moldova telah membangkitkan harapan.

    Mimpi Eropa yang ditangkis Hungaria

    Solidaritas Eropa pada Moldova terasa manis tapi juga pahit— karena jalan ‘berliku’ Moldova untuk bergabung dengan UE.

    Moldova dan Ukraina sama-sama mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2022, setelah invasi besar-besaran Rusia.

    Permohonan aksesi kedua negara disinkronkan dengan reformasi dalam negeri negara tersebut untuk memperkuat undang-undang dan lembaga pemberantasan korupsi. Macron, Merz, dan Tusk memuji kemajuan Moldova dalam hal ini.

    Namun Budapest memveto setiap kemajuan terkait permohonan masuk Ukraina ke UE. Kedekatan Moldova dengan Ukraina berimbas stagnannya posisi Moldova untuk masuk ke Uni Eropa.

    “Pintu menuju Uni Eropa terbuka,” ujar Merz dalam pesan yang meyakinkan pada hari Rabu. “Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa” untuk memajukan perundingan keanggotaan pada musim gugur, tegas Kanselir Jerman tersebut.

    Namun hal ini turut menghadirkan dilema politik bagi para pemimpin UE.

    Risiko ‘menunggu’ terlalu lama

    “Uni Eropa enggan menyerah pada tekanan Hungaria dengan memisahkan hubungan antara Moldova dan Ukraina. Hal ini bisa membuat Ukraina merasa ditinggalkan, terutama di tengah invasi besar-besaran Rusia,” jelas Amanda Paul, peneliti senior di European Policy Centre.

    Namun, jika Moldova “menunggu” terlalu lama di luar pintu Uni Eropa, risiko Moldova jatuh ke dalam pengaruh Rusia semakin besar, hal ini tidak hanya membahayakan keamanan dan stabilitas Moldova, tapi juga akan melemahkan keamanan dan stabilitas Eropa secara keseluruhan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Sorta Caroline
    Editor: Rizki Nugraha.

    Lihat juga Video ‘Trump: Zelensky Tak Sepenuhnya Polos’:

    (ita/ita)

  • Waspada! Rupiah Diprediksi Melemah Menuju Rp 16.400, Ini Faktor Pemicunya – Page 3

    Waspada! Rupiah Diprediksi Melemah Menuju Rp 16.400, Ini Faktor Pemicunya – Page 3

    Adapun kata Ibrahim, tekanan kuat terhadap rupiah salah satunya datang dari dinamika perdagangan global. Pasar mencermati langkah New Delhi yang mendapat tekanan dari Washington untuk mengurangi impor minyak Rusia, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50%. Kebijakan ini dinilai bisa memperlebar ketidakpastian pada perdagangan Asia.

    Selain itu, meningkatnya pasokan energi global juga turut membebani harga komoditas. Produsen minyak utama memutuskan mengurangi sebagian pemotongan sukarela produksi, yang membuat pasokan melimpah dan berpotensi menekan harga. Kondisi ini bisa memengaruhi neraca perdagangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

    “Yang juga membebani pasar adalah meningkatnya pasokan yang masuk ke pasar karena produsen-produsen besar telah menghapus beberapa pemotongan sukarela, yang mengimbangi beberapa faktor pendukung, termasuk fakta bahwa Rusia dan Ukraina telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing,” ujarnya.

     

  • Harga Minyak Mentah Melonjak Usai Drone Rusia Kembali Serang Ukraina – Page 3

    Harga Minyak Mentah Melonjak Usai Drone Rusia Kembali Serang Ukraina – Page 3

    Selain konflik geopolitik, pelaku pasar juga mencermati respons India terhadap tekanan AS untuk menghentikan impor minyak Rusia. Ketegangan meningkat setelah Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50% pada Rabu lalu.

    Meski begitu, para pedagang memperkirakan ekspor minyak Rusia ke India justru akan naik pada September.

    Di sisi lain, harga minyak sempat tertekan akibat ekspektasi permintaan bahan bakar yang lebih rendah usai libur panjang Hari Buruh di AS.

    Pasokan global juga diperkirakan meningkat seiring rencana OPEC+ menambah produksi 547.000 barel per hari pada September.

    “Permintaan yang lebih lemah dan pasokan yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan stok minyak, yang akan membebani kontrak berjangka energi di seluruh segmen. Hal ini sejalan dengan transisi musim panas ke musim gugur, ketika permintaan bensin menurun dan kilang beralih ke produksi bahan bakar musim dingin yang lebih murah,” tulis Ritterbusch and Associates dalam catatannya.

  • Potret Amukan Putin Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Suasana Mencekam

    Potret Amukan Putin Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Suasana Mencekam

    Pemadam kebakaran bekerja di lokasi gedung apartemen yang terkena serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia kembali melancarkan serangan drone dan rudal skala besar terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (28/8/2025). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang, termasuk tiga anak-anak, serta melukai lebih dari 20 orang. (REUTERS/Thomas Peter)

  • Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Rusia Dihantam Krisis Energi, Warga bak Tikus Mati di Lumbung Padi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Rusia, negara eksportir energi terbesar dunia, kini menghadapi ironi. Mengisi penuh tangki bensin makin sulit.

    Krisis bahan bakar melanda berbagai wilayah setelah gelombang serangan drone Ukraina dalam beberapa pekan terakhir melumpuhkan sebagian besar kilang minyak, memicu lonjakan harga dan kelangkaan pasokan di dalam negeri.

    Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di wilayah timur jauh, selatan Rusia, hingga Semenanjung Krimea dilaporkan kehabisan stok. Para pengendara terpaksa beralih ke bensin dengan kadar oktan lebih tinggi yang jauh lebih mahal karena bensin reguler A-95 semakin langka.

    “Kami sudah menunggu berjam-jam, dan tidak ada yang tahu apakah mobil kami benar-benar akan terisi,” kata seorang pengendara di Dalnegorsk, wilayah timur jauh Rusia, yang terekam dalam video viral di media sosial, sebagaimana dikutip The Guardian, Kamis (28/8/2025).

    Menurut analis energi, serangan udara Ukraina sejak awal Agustus telah menghancurkan sekitar 17% kapasitas kilang minyak Rusia atau setara dengan 1,1 juta barel per hari. Serangan paling anyar dilaporkan mengenai pipa minyak Ryazan-Moskow, salah satu jalur utama pemasok bahan bakar ke ibu kota.

    “Serangan ini masif, terkoordinasi, dan berulang. Kilang tidak punya waktu memperbaiki kerusakan sebelum serangan berikutnya datang,” ujar Boris Aronstein, analis independen minyak dan gas.

    Ia menegaskan bahwa kali ini merupakan krisis BBM paling parah yang dialami Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

    Harga grosir bensin A-95, bahan bakar yang paling banyak digunakan di Rusia, melonjak hingga 82.300 rubel per ton, hampir 54% lebih tinggi dibanding Januari lalu. Lonjakan ini menambah beban warga di tengah antrian panjang di SPBU.

    Sebuah kanal otomotif populer di Telegram, The Motorist’s Den, bahkan menyindir, “Rasanya sebentar lagi bensin akan dituang ke gelas sampanye, bukan ke tangki mobil.”

    Ironisnya, krisis ini terjadi di negara yang dikenal sebagai eksportir energi raksasa, dengan minyak mentah diekspor besar-besaran ke India dan China. Namun, sebagian besar kilang Rusia lebih difokuskan untuk produksi ekspor, sementara pasokan dalam negeri nyaris tidak memiliki cadangan penyangga.

    “Produksi domestik hanya cukup menutupi kebutuhan dalam negeri. Begitu ada gangguan, sistem langsung kewalahan,” jelas Aronstein.

    Kondisi makin sulit karena sanksi Barat memutus akses Rusia terhadap teknologi perbaikan kilang, membuat proses pemulihan infrastruktur energi berjalan lebih lambat. Bahkan sebelum serangan terakhir, pemerintah Rusia sudah memperketat larangan ekspor bensin untuk menahan lonjakan permintaan domestik.

    Di Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014, dampaknya lebih buruk. Musim panas yang biasanya penuh wisatawan Rusia kini berubah kacau akibat bandara ditutup karena ancaman drone, sehingga arus wisatawan beralih ke jalur darat dan meningkatkan tekanan terhadap pasokan BBM.

    Kepala administrasi Krimea yang ditunjuk Kremlin meminta warga bersabar. “Harap dimaklumi pembatasan pada bensin oktan 95. Semua langkah stabilisasi harga sedang dilakukan baik oleh pemerintah federal maupun kami. Situasi ini bisa berlangsung hingga sebulan ke depan,” ujarnya.

    Meski begitu, para analis menilai krisis bensin ini belum cukup untuk mengguncang upaya perang Rusia.

    Sergey Vakulenko, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center sekaligus mantan eksekutif Gazprom, mengatakan sebagian besar sektor industri dan militer Rusia masih mengandalkan solar, bukan bensin.

    “Masih jauh sebelum sektor transportasi, pertanian, industri-atau yang terpenting, militer-mengalami kekurangan signifikan,” jelasnya.

    Namun, ia memperingatkan, jika serangan drone berlanjut hingga musim dingin, pemerintah mungkin terpaksa menerapkan sistem penjatahan bensin. “Kalau situasi memburuk, otoritas bisa saja memberlakukan rasionalisasi,” kata Vakulenko.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Perang Tinggal Sejengkal! NATO Buru Kapal Selam Rusia Dekat Armada AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat-pesawat NATO telah menghabiskan hampir seminggu untuk mencari kapal selam Rusia yang dapat mendekati gugus tugas kapal induk AS yang beroperasi di lepas pantai Norwegia. Hal ini diketahui menurut data pelacakan penerbangan dan kapal yang ditinjau oleh Newsweek, Kamis (28/8/2025).

    Dalam pengamatan itu, nampak kehadiran pesawat patroli maritim P-8A Poseidon, atau “pemburu kapal selam” di Laut Norwegia. Operasi ini telah dipimpin oleh Amerika Serikat sejak Minggu dan didukung oleh Inggris dan Norwegia, yang juga mengoperasikan platform perang anti-kapal selam buatan Boeing.

    Operasi harian tersebut tampaknya terkait dengan keberadaan kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia, yang terlibat dalam operasi bersama unit-unit Inggris dan Norwegia di perairan barat Norwegia.

    “Kami bekerja sama untuk memastikan kawasan Euro-Atlantik yang aman dan stabil,” kata gugus tugas kapal induk AS tersebut dalam sebuah unggahan di Facebook, tanpa menyebutkan operasi penyisiran anti-kapal selam untuk kapal-kapal tertentu.

    Penyisiran tersebut, yang terdeteksi pada siaran pesawat dan kapal yang direkam oleh MarineTraffic, Flightradar24, dan platform serupa, bisa jadi merupakan tindakan pencegahan, tetapi mungkin mengindikasikan kemungkinan kemunculan kapal selam Rusia. Surat kabar Express Inggris melaporkan bahwa setidaknya selusin pesawat tempur spesialis NATO telah mencari kapal selam Rusia yang diduga berlayar di dekat kapal induk Angkatan Laut AS sejak Minggu.

    Surat kabar tersebut menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Inggris telah mengonfirmasi bahwa serangan mendadak Angkatan Udara Kerajaan bukanlah latihan. Selain itu, media The Barents Observer Norwegia mengatakan 3 kapal bertenaga nuklir kelas Yasen dari Armada Utara Rusia telah meninggalkan pangkalan mereka pada awal pekan ini.

    “Citra satelit yang dipelajari oleh Barents Observer menunjukkan bahwa per 25 Agustus, ketiga kapal selam serbaguna kelas Yasen dan Yasen-M milik Armada Utara Rusia berada di laut,” tulis surat kabar tersebut.

    “Severodvinsk (K-573), Kazan (K-561), dan Arkhangelsk (K-564) semuanya berpangkalan di Nerpicha. Pangkalan tersebut terletak di fjord Litsa, sekitar 60 kilometer (37 mil) dari perbatasan Rusia dengan Norwegia, dan tidak ada kapal selam yang terlihat di dermaga,” tulis surat kabar tersebut.

    Tutupan awan setelah 25 Agustus membuat studi citra satelit di wilayah tersebut menjadi mustahil. Tidak ada negara NATO di sekitar Laut Utara yang berkomentar mengenai dugaan perburuan kapal selam Rusia.

    Serangan patroli laut di sekitar perbatasan maritim NATO merupakan kegiatan sehari-hari, tetapi penerbangan Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara Inggris baru-baru ini ke wilayah lingkar Utara telah mengalami peningkatan intensitas-lebih dari dua lusin penerbangan sejak akhir pekan.

    Dinamika ini terjadi saat NATO masih dalam ketegangan yang tinggi dengan Rusia. Ini disebabkan manuver Moskow menyerang Ukraina, yang notabenenya diserang saat ingin bergabung dalam aliansi militer Barat itu.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Amukan Putin Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Suasana Mencekam

    Putin Ngamuk Hujani Kyiv dengan Rudal-Drone, Korban Jiwa Berjatuhan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia kembali melancarkan serangan drone dan rudal skala besar di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Rabu malam waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang, termasuk tiga anak-anak, serta melukai lebih dari 20 orang.

    “Empat orang tewas, termasuk dua anak-anak. Lebih dari 20 orang terluka,” kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko melalui Telegram, Kamis (28/8/2025), seperti dikutip AFP.

    Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan jumlah korban luka mencapai 22 orang, termasuk tiga anak. Sementara itu, pihak administrasi militer Kyiv menegaskan serangan dilakukan dengan pola gabungan menggunakan drone dan rudal yang ditembakkan dari berbagai arah.

    “Sayangnya, gaya Rusia dalam serangan mereka cukup khas. Serangan gabungan, dari berbagai arah. Dan sistematis, menargetkan bangunan tempat tinggal biasa,” tulis Kepala Administrasi Militer Kyiv Tymur Tkachenko di Telegram.

    Akibat serangan itu, sejumlah gedung apartemen bertingkat tinggi mengalami kerusakan parah. Dua di antaranya berada di seberang Sungai Dnipro. Di distrik Darnytskyi, pinggiran timur Kyiv, sebuah gedung berlantai lima bahkan sebagian hancur. Tim penyelamat masih berusaha mengevakuasi warga yang terjebak di reruntuhan.

    Tkachenko menambahkan, tim tanggap darurat kini menangani dampak serangan di lebih dari 20 lokasi berbeda di ibu kota.

    “Kebakaran terjadi di sejumlah titik di seluruh kota,” ujarnya.

    Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan apartemen terbakar di lantai atas gedung tinggi dan asap pekat mengepul ke udara.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tegang! Jerman Kerahkan Jet Tempur Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Tegang! Jerman Kerahkan Jet Tempur Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Jakarta

    Tegang! Jet-jet tempur Jerman dikerahkan untuk mencegat sebuah pesawat pengintai Rusia yang terbang di atas Laut Baltik.

    Media Jerman, Deutsche Welle melaporkan bahwa dua jet tempur Jerman, Eurofighter lepas landas dari pangkalan udara Rostock-Laage di Jerman setelah pesawat Rusia tersebut terlihat terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik pada Selasa lalu.

    Dilansir media Independent, Kamis (28/8/2025), pesawat Il-20 milik Rusia tersebut terlihat dengan transponder dimatikan dan tanpa rencana penerbangan yang diajukan. Komando udara NATO memberi perintah untuk mencegat pesawat tersebut.

    Belum jelas berapa lama pesawat pengintai Rusia tersebut berada di wilayah udara tersebut.

    Ini adalah pengerahan kesepuluh pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Jerman di atas Laut Baltik tahun ini, menurut kantor berita dpa. Ini terjadi seiring wilayah Baltik semakin tegang karena pesawat-pesawat pengintai Rusia telah berulang kali terbang dari Kaliningrad untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas militer NATO di pesisir Baltik, khususnya di Polandia, Jerman, Denmark, dan Swedia.

    Surat kabar Jerman, Bild menyebut aksi pesawat pengintai Rusia itu sebagai bagian dari “intimidasi militer Rusia dan taktik pengumpulan intelijen.”

    Kejadian ini terjadi seminggu setelah pesawat-pesawat militer Polandia dan sekutu diaktifkan setelah Rusia melancarkan serangan udara yang menargetkan Ukraina barat, dekat perbatasan dengan Polandia.

    Pesawat-pesawat tersebut dikerahkan untuk menjaga keamanan wilayah udara Polandia, menurut Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia.

    Lihat Video ‘Jerman Setop Kirim Senjata ke Israel Buntut Serangan Tewaskan Jurnalis’:

    (ita/ita)