Negara: Ukraina

  • Awas Perang Baru! Trump Izinkan NATO Tembak Jatuh Pesawat Rusia

    Awas Perang Baru! Trump Izinkan NATO Tembak Jatuh Pesawat Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah negara-negara NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia yang melanggar wilayah udara mereka. Hal ini terjadi setelah pesawat-pesawat Rusia dilaporkan memasuki wilayah negara-negara NATO.

    Trump ditanyai pertanyaan tersebut dalam konferensi pers bersama pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa. Ia mengatakan bahwa ia setuju untuk menembak jatuh pesawat Rusia.

    “Ya, saya setuju,” jawab Trump, dikutip dari RT, Rabu (24/9/2024).

    Estonia, anggota blok militer pimpinan AS di kawasan Baltik, pekan lalu mengklaim bahwa tiga jet MIG-31 Rusia melanggar wilayah udaranya. Moskow membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa pesawat-pesawat itu tidak menyimpang dari jalur penerbangan rutin mereka, dan berargumen bahwa NATO tidak memiliki bukti.

    Tallinn menyerukan konsultasi mendesak dengan anggota blok berdasarkan Pasal 4 NATO, yang memungkinkan anggota untuk melakukan perundingan jika mereka yakin keamanan atau integritas teritorial mereka terancam. Para anggota blok tersebut bertemu di Brussels pada hari Selasa.

    Menurut Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, blok militer pimpinan AS memutuskan apakah akan menembak jatuh pesawat yang melanggar wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan ergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut.

    Awal bulan ini, anggota NATO lainnya, Polandia, menuduh Rusia mengirim setidaknya 19 pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah udaranya, sebuah klaim yang dibantah Moskow sebagai tidak berdasar. Satu-satunya kerusakan akibat insiden tersebut diduga disebabkan oleh rudal yang ditembakkan oleh pesawat F-16 Polandia, yang menghantam sebuah bangunan tempat tinggal.

    Rusia menuding insiden di Polandia merupakan provokasi yang direkayasa untuk melemahkan penyelesaian politik atas konflik Ukraina. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa tuduhan tersebut dilontarkan tanpa bukti sedikit pun.

    Klaim tersebut tidak pernah didukung oleh data yang dapat diandalkan atau argumen yang meyakinkan,” ujarnya kepada wartawan.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Kritik Keras PBB: Jangan Diam Hadapi Krisis Kemanusiaan

    Prabowo Kritik Keras PBB: Jangan Diam Hadapi Krisis Kemanusiaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto melontarkan kritik tajam terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80, Selasa (23/9/2025).

    Menurutnya, PBB tidak boleh tinggal diam menghadapi berbagai krisis kemanusiaan yang terus terjadi di dunia.

    “Setiap hari kita menyaksikan penderitaan: perang, genosida, penyakit, hingga kelaparan. Pertanyaannya, apakah PBB hanya akan diam? Apakah kita hanya akan menjadi saksi?” ujar Prabowo dengan nada tegas.

    Dia menyoroti khususnya tragedi kemanusiaan di Gaza Palestina, Ukraina, Sudan, dan Libya yang hingga kini belum menemukan jalan keluar.

    “Jutaan orang yang tak bersalah menjerit meminta tolong. Mereka bertanya: siapa yang akan menyelamatkan mereka?” katanya.

    Prabowo mengingatkan bahwa mandat utama PBB adalah menjaga perdamaian dan keadilan dunia. Karena itu, lembaga ini harus menunjukkan keberanian dalam bertindak.

    “Tanpa PBB yang kuat, tidak ada negara yang benar-benar aman. Kita semua butuh PBB yang tegas, adil, dan efektif,” tegasnya.

    Presiden Ke-8 RI itu juga memperingatkan agar PBB tidak tunduk pada kepentingan negara-negara besar semata.

    “Jangan sampai organisasi ini kehilangan kredibilitasnya hanya karena keberpihakan. Yang kuat tidak selalu benar, dan yang lemah tidak boleh selamanya menderita,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Prabowo menawarkan solusi konkret: Indonesia siap mengirim hingga 20.000 pasukan penjaga perdamaian ke wilayah konflik di bawah mandat PBB, termasuk Gaza, Ukraina, Sudan, dan Libya.

    “Komitmen kami bukan sekadar kata-kata, tapi aksi nyata,” tandas Prabowo.

  • Segmen Industri Tertekan, Uni Eropa Lobi AS Kurangi Tarif Baja dan Aluminium

    Segmen Industri Tertekan, Uni Eropa Lobi AS Kurangi Tarif Baja dan Aluminium

    Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa (UE) berupaya menghidupkan kembali pembahasan dengan Amerika Serikat untuk memangkas tarif impor baja dan aluminium yang dianggap membebani industri Eropa

    Kepala Perdagangan UE Maros Sefcovic dijadwalkan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer pekan ini di sela-sela pertemuan menteri Asean di Kuala Lumpur. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali pembahasan soal penghapusan atau pengurangan signifikan bea masuk baja dan aluminium asal Eropa.

    Sefcovic mengatakan Komisi Eropa telah mengajukan usulan untuk menetapkan tariff-rate quota dengan tarif rendah bahkan nol persen. 

    “Langkah paling logis adalah menerapkan kuota tarif rendah atau tanpa tarif sama sekali. Namun, hingga saat ini kami belum menerima tanggapan resmi dari AS,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (24/9/2025).

    Menurut dia, isu ini sangat penting bagi industri Eropa sehingga selalu dibawa dalam setiap pembicaraan dengan AS. AS sendiri menyatakan bahwa kebijakan tarif logam ditangani oleh Departemen Perdagangan. Namun, lembaga tersebut belum memberikan komentar resmi.

    Usulan terbaru UE merupakan tindak lanjut dari kesepakatan politik perdagangan dengan AS pada Juli lalu. 

    Berdasarkan kesepakatan itu, AS menetapkan tarif 15% untuk sebagian besar produk UE, sementara UE berjanji menghapus bea masuk barang industri asal AS. Keduanya juga berkomitmen menurunkan tarif 50% terhadap baja dan aluminium asal Eropa.

    Namun, situasi makin rumit setelah AS menambahkan 400 produk baru berbahan baja dan aluminium ke dalam daftar tarif 50% pada Agustus 2025.

    “Kami sedang menyiapkan proposal konkret untuk menyelesaikan masalah ini dan langsung menyampaikannya ke pemerintahan Trump. Sayangnya, belum ada reaksi nyata,” kata Sefcovic.

    Kanselir Jerman Friedrich Merz pekan lalu menyebut solusi atas tarif tinggi baja dan aluminium sudah berada di jalurnya, meski tanpa rincian lebih lanjut. Sejumlah negara anggota UE, termasuk Jerman, sebelumnya mengkritik kesepakatan perdagangan dengan AS. 

    Namun, Komisi Eropa menegaskan bahwa kesepakatan tersebut merupakan pilihan terbaik untuk memberi kepastian bagi industri Eropa sekaligus menjaga kerja sama transatlantik dalam isu strategis seperti keamanan dan pertahanan, khususnya terkait Ukraina.

    Meski demikian, AS belum menunaikan sejumlah komitmen utama dalam kesepakatan tersebut, terutama pemangkasan tarif mobil UE dari 27,5% menjadi 15%.

    Perselisihan baja dan aluminium antara UE dan AS sudah berlangsung sejak Presiden Donald Trump pertama kali mengenakan tarif tinggi pada masa jabatan perdananya. Ketika kembali ke Gedung Putih, Trump mencabut seluruh pengecualian dan kembali menaikkan tarif menjadi 50%.

    Adapun pada 2024, Uni Eropa mengekspor sekitar 3,8 juta ton baja ke AS, turun sekitar 1 juta ton dibandingkan sebelum Trump pertama kali menjabat.

  • Android 6 Bahasa, iOS 19 Bahasa

    Android 6 Bahasa, iOS 19 Bahasa

    Bisnis.com, JAKARTA — WhatsApp resmi meluncurkan fitur baru bernama Message Translations atau terjemahan pesan. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk menerjemahkan teks di dalam percakapan secara langsung.

    “Dengan lebih dari 3 miliar pengguna di lebih dari 180 negara, kami terus berupaya menjaga semua orang tetap terhubung, di mana pun mereka berada,” tulis WhatsApp dalam keterangan resminya pada Rabu (24/9/2025). 

    Namun, pihaknya sadar bahasa kerap menjadi penghalang dalam menyelesaikan sesuatu atau mengekspresikan perasaan. 

    “Karena itu, kami menghadirkan fitur terjemahan pesan agar komunikasi lintas bahasa jadi lebih mudah,” imbuh WhatsApp. 

    Fitur ini dapat digunakan dalam percakapan pribadi, obrolan grup, maupun di Channels. Caranya hanya dengan menekan lama pesan yang ingin diterjemahkan, lalu pilih menu Translate. 

    Pengguna dapat menentukan bahasa asal maupun tujuan terjemahan. Hasil terjemahan juga bisa diunduh untuk digunakan di kemudian hari. Khusus pengguna Android, tersedia opsi untuk mengaktifkan terjemahan otomatis pada seluruh pesan masuk di suatu obrolan, sehingga tidak perlu menerjemahkan satu per satu. 

    WhatsApp menegaskan seluruh proses terjemahan dilakukan langsung di perangkat (on-device), sehingga privasi pengguna tetap terjaga dan bahkan pihak WhatsApp sendiri tidak bisa mengakses isi terjemahan.

    Saat ini, fitur terjemahan pesan mulai digulirkan secara bertahap untuk pengguna iPhone dan Android dengan pilihan bahasa terbatas, dan akan diperluas di masa mendatang. 

    Untuk perangkat Android, fitur ini baru tersedia dalam enam bahasa, yaitu Inggris, Spanyol, Hindi, Portugis, Rusia, dan Arab. 

    Sementara itu, pengguna iPhone dapat menikmati fitur ini dalam lebih dari 19 bahasa sejak awal peluncurannya, mulai dari Arab, Belanda, Inggris (UK dan US), Prancis, Jerman, Hindi, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Mandarin (Tiongkok dan Taiwan), Polandia, Portugis (Brasil), Rusia, Spanyol, Thailand, Turki, Ukraina, hingga Vietnam.

  • Mengerikan! Guru Prancis Ditikam Siswa di Kelas

    Mengerikan! Guru Prancis Ditikam Siswa di Kelas

    Jakarta

    Mengerikan! Seorang guru musik ditikam di wajahnya oleh seorang siswa saat pelajaran berlangsung di sebuah sekolah menengah di timur laut Prancis. Kepolisian telah menangkap tersangka, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun atas aksi penikaman itu.

    Media-media lokal melaporkan bahwa guru tersebut dibawa ke rumah sakit. Tidak disebutkan lebih lanjut mengenai kondisinya.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Rabu (24/9/2025), tersangka ditangkap segera setelah serangan, setelah awalnya melarikan diri dari tempat kejadian, lapor outlet berita lokal Dernieres Nouvelles d’Alsace. Tersangka menikam dirinya sendiri saat penangkapan dan juga telah dibawa ke rumah sakit daerah, lapor media Prancis lainnya, BFM.

    Keamanan di sekolah-sekolah Prancis telah menjadi subjek perdebatan sengit dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juni lalu, Perdana Menteri Prancis saat itu, Francois Bayrou, mengatakan pemerintah akan menguji penambahan gerbang keamanan di sekolah-sekolah setelah seorang asisten sekolah ditikam saat penggeledahan tas.

    Sebelumnya pada tahun 2020, pembunuhan guru Samuel Paty setelah ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas tentang kebebasan berbicara, telah memicu kegemparan politik.

    Elisabeth Borne, Menteri Pendidikan Prancis, menuliskan dalam sebuah unggahan di media sosial X pada hari Rabu (24/9), bahwa unit tanggap darurat telah diaktifkan untuk membantu para siswa dan staf. Dia mengatakan bahwa dirinya akan segera mengunjungi lokasi kejadian.

    Jacky Wolforth, Wali Kota Benfeld, tempat serangan itu terjadi, mengatakan bahwa seluruh siswa dan guru sekolah tersebut telah dievakuasi.

    Lihat juga Video: Pengungsi Ukraina Tewas Ditikam di Kereta AS

    (ita/ita)

  • Afrika Perjuangkan Kursi Tetap Dewan Keamanan di Sidang Umum PBB

    Afrika Perjuangkan Kursi Tetap Dewan Keamanan di Sidang Umum PBB

    Jakarta

    Para pemimpin Afrika yang menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di New York tahun ini datang dengan agenda jelas: memperjuangkan keterwakilan yang lebih besar di organisasi dunia, mendorong perdamaian dan keamanan, serta menggalang sumber daya untuk pembangunan berkelanjutan.

    Tahun ini, UNGA mendapat moto, “Lebih Baik Bersama: 80 Tahun dan Lebih untuk Perdamaian, Pembangunan, dan Hak Asasi Manusia”. Pemimpin Afrika diperkirakan akan menuntut keterwakilan yang mencerminkan meningkatnya relevansi geopolitik Benua Hitam dan mengoreksi marjinalisasi historis yang telah lama terjadi.

    Namun, aspirasi tersebut dibayangi tantangan mendesak dan tuntutan reformasi yang belum terwujud.

    Sidang berlangsung di tengah krisis global dari Gaza hingga Ukraina, dan diwarnai pertanyaan besar soal apakah Amerika Serikat, dengan kebijakan luar negeri Donald Trump, masih siap memegang peran kepemimpinan di dunia.

    Namun konflik di wilayah Sahel dan bagian timur Republik Demokratik Kongo (DRC), misalnya, di mana pemberontak M23 yang didukung Rwanda menguasai wilayah timur, termasuk kota Goma dan Bukavu, kemungkinan tidak akan mendapat perhatian besar di Sidang Umum PBB.

    Tuntutan reformasi menguat

    Tuntutan reformasi terhadap PBB bukan hal baru. Namun tahun ini, pemimpin Afrika kembali menuntut kursi permanen di Dewan Keamanan PBB. Mereka menyebut struktur yang ada saat ini sudah usang dan tidak adil.

    Meski negara Afrika menyumbang besar dalam misi perdamaian PBB dan pembangunan global, representasi di pengambilan keputusan penting tetap minim.

    “Kelima anggota tetap ini pada dasarnya membuat keputusan atas nama lebih dari 85% populasi dunia yang tinggal di negara-negara Selatan Global,” ujar Ramaphosa.

    “Mereka terus menggunakan hak veto untuk melumpuhkan aksi kolektif dan menghalangi respons tepat waktu terhadap krisis, bahkan ketika pelanggaran hukum internasional terjadi secara terang-terangan,” tambahnya.

    Ketimpangan ini, kata Ramaphosa, merusak netralitas dan kredibilitas PBB.

    Jalan terjal kursi tetap

    Namun jalan Afrika menuju kursi tetap di Dewan Keamanan PBB masih panjang dan rumit.

    “Kita tahu bahwa untuk menambah kursi permanen di Dewan Keamanan, perlu ada amandemen Piagam PBB, yang merupakan dokumen dasar pendirian lembaga ini,” kata analis hubungan internasional Michael Kwadwo Nketiah kepada DW. “Amandemen itu memerlukan dukungan dua pertiga dari negara anggota.”

    “Afrika harus bisa meyakinkan semua anggota lain agar menerima ide bahwa Afrika layak mendapatkan kursi tetap di Dewan Keamanan,” ujar Nketiah. “Itu saja sudah menjadi tantangan besar.”

    Bahkan jika Uni Afrika berhasil mendapatkan dukungan dua pertiga dari 193 negara anggota PBB, resolusi tersebut tetap harus diratifikasi oleh lima anggota tetap: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia.

    “Kelima negara ini belum pernah, dan tampaknya tidak akan, bersedia berbagi kekuasaan dengan anggota lain,” tambah Nketiah.

    Desakan pengakuan negara Palestina

    Cyril Ramaphosa menjadi suara paling vokal dari Afrika dalam mengecam kekerasan yang terus berlangsung di Gaza. Dia berulang kali menegaskan bahwa Afrika Selatan tidak akan tinggal diam terhadap perang tersebut.

    Dalam unggahan di platform X pada Senin (22/9), Ramaphosa menulis bahwa Afrika Selatan berkomitmen pada “pembentukan Negara Palestina yang berdampingan secara damai dengan Negara Israel, berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.”

    Pemimpin Afrika lain juga menyampaikan solidaritas terhadap Palestina, dengan membandingkan perjuangan Palestina dan sejarah kolonialisme serta penindasan yang pernah dialami Afrika.

    “Banyak negara Afrika sejak lama sudah mengakui Palestina,” kata Fidel Amakye Owusu, analis keamanan yang fokus pada urusan Afrika dan geopolitik, kepada DW.

    “Apa yang dianggap baru oleh Barat dalam pengakuan Palestina ini, bagi Afrika adalah hal lama,” ujar Owusu. “Kami selalu mengakui Palestina, dan solusi dua negara sudah lama menjadi agenda.”

    Pekan ini, sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Kanada, Portugal, dan Australia menyatakan pengakuan terhadap Negara Palestina.

    Menurut Owusu, Ramaphosa kini mendorong agar Palestina dinaikkan statusnya dari pengamat menjadi anggota penuh PBB – yang menjamin hak suara dan, bila waktunya tiba, membuka jalan untuk duduk di Dewan Keamanan.

    “Tapi itu akan sangat sulit, karena artinya kelima anggota tetap Dewan Keamanan harus menyetujui,” ujarnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Panasnya Pertemuan Trump-Ramaphosa Seusai Singgung Genosida di Afrika

    (ita/ita)

  • Rusia Tegaskan Tak Ada Pilihan Selain Lanjutkan Serangan di Ukraina

    Rusia Tegaskan Tak Ada Pilihan Selain Lanjutkan Serangan di Ukraina

    Moskow

    Kantor kepresidenan Rusia atau Kremlin menegaskan bahwa pihaknya tak punya pilihan selain melanjutkan serangan militer di Ukraina. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayahnya yang diduduki Rusia selama perang.

    Pernyataan terbaru Trump itu menandai perubahan besar dalam sikapnya terhadap Rusia setelah perang berkecamuk selama tiga setengah tahun terakhir. Trump, dalam pernyataannya, juga menyebut perang telah membuat Rusia tampak seperti “macan kertas”, dengan perekonomian yang sedang merosot.

    Dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Rabu (24/9/2025), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak pernyataan “macan kertas” yang dilontarkan Trump, yang tampaknya dimaksudkan untuk menyebut Moskow lemah.

    Peskov membalas komentar Trump itu dengan mengatakan bahwa Rusia lebih diasosiasikan dengan “beruang”.

    “Istilah ‘macan kertas’ digunakan dalam kaitannya dengan ekonomi kita,” ucapnya, menepis komentar Trump.

    “Rusia lebih diasosiasikan dengan beruang. Dan beruang kertas itu tidak ada. Rusia adalah beruang sungguhan,” cetus Peskov.

    Peskov, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki pilihan lainnya selain melanjutkan serangan militer terhadap Ukraina.

    “Kami melanjutkan operasi militer khusus kami untuk memastikan kepentingan kami dan mencapai tujuan (yang ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin),” kata Peskov, menggunakan istilah Moskow untuk menyebut invasi terhadap Ukraina.

    “Kami melakukan ini baik untuk masa kini dan masa depan negara kami. Untuk banyak generasi mendatang. Oleh karena itu, kami tidak memiliki alternatif,” tegasnya dalam wawancara dengan surat kabar Rusia.

    Dalam pernyataannya, Peskov mengakui bahwa perekonomian Rusia — yang melambat setelah tiga tahun pertumbuhan pesat dan inflasi yang membandel — menghadapi beberapa hambatan.

    “Rusia menjaga stabilitas makroekonominya,” ujar Peskov, sembari menambahkan: “Iya, Rusia sedang mengalami ketegangan dan masalah-masalah di berbagai sektor ekonomi.”

    Trump, dalam pernyataan via media sosial miliknya, Truth Social pada Selasa (23/9), mengatakan Ukraina, dengan didukung Uni Eropa, bisa memulihkan perbatasannya seperti sebelum invasi Rusia. Dia juga mencetuskan Kyiv bertindak sekarang saat Moskow menghadapi masalah ekonomi “besar”.

    “Putin dan Rusia berada dalam masalah ekonomi BESAR, dan inilah saatnya bagi Ukraina untuk bertindak,” cetusnya.

    Trump juga mengatakan perang membuat Rusia tampak seperti “macan kertas”, dengan menyebut perang telah memakan dana yang besar untuk Moskow.

    “Rusia telah bertempur tanpa tujuan selama tiga setengah tahun, sebuah perang yang seharusnya hanya membutuhkan waktu kurang dari seminggu bagi kekuatan militer sejati untuk menang. Hal ini membuat Rusia berbeda. Malah, hal ini justru membuat mereka tampak seperti ‘macan kertas’,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Langka, Ekspresi Haru Didit saat Prabowo Berbicara di Sidang Umum PBB

    Langka, Ekspresi Haru Didit saat Prabowo Berbicara di Sidang Umum PBB

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto mendapatkan apresiasi saat menyampaikan pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa pagi waktu setempat atau malam waktu Indonesia.

    Dalam pidato itu Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung perdamaian dunia, dan pentingnya pran nyata PBB dalam menghadapi tantangan dunia saat ini.

    Namun ada satu momen yang langka yang tertangkap kamera. Putra Prabowo, Didit Hediprasetyo, yang turut mendampinginya, tampak berkaca-kaca saat melihat ayahnya berpidato dan mendapat banyak sambutan hangat.

    Momen ini terekam di detik-detik terakhirnya Prabowo memberi pernyataan. Kala itu, ia mengatakan akan mengerahkan 20.000 bahkan lebih putra-putri Indonesia untuk membantu mengamankan perdamaian.

    “Di Gaza atau di tempat lain. Di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan mengambil bagian dari beban,” ujar Prabowo dilihat dalam akun YouTube Sekretaris Presiden, Rabu (24/9/2025).

    “Tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB,” tegasnya disambut tepuk tangan forum.

    Di saat inilah kamera tiba-tiba menyorot ekspresi Didit. Ia tampak memandang haru ke arah depan.

    Disampingnya duduk pula Rosan Roeslani Ketua Daya Anagata Nusantara (Danantara). Ada pula Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai.

    Foto: Didit Hediprasetyo turut mendampingi Presiden Prabowo berpidato di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dari kursi delegasi Indonesia pada Selasa (23/9/2025). Terlihat juga Menlu Sugiono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani. (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

    Prabowo sendiri diketahui bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pemimpin Arab-Muslim di sela-sela Sidang Umum PBB semalam. Pertemuan membahas masa depan Palestina dan upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt membenarkan pertemuan multilateral ini akan melibatkan Indonesia serta Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, dan Pakistan. Dalam pertemuan Trump diketahui juga memuji Prabowo menyebutnya “sahabat” dan mengagumi gayanya “mengetuk tangan di meja”.

    “Saya berkata, ‘Bagaimana kalau berurusan dengannya ketika dia sedang marah?’ Tidak mudah. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” ujar Trump disambut senyum Prabowo.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Yakin Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayahnya dari Rusia

    Trump Yakin Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayahnya dari Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina dapat merebut kembali wilayah yang sudah diduduki Rusia. Untuk itu dia mensyaratkan dukungan waktu, kesabaran, serta bantuan finansial dari Eropa dan NATO.

    Dia juga menyebut Rusia berperang “tanpa arah yang jelas.”

    Pernyataan itu disampaikan Trump usai pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di sela-sela Sidang Umum PBB, Selasa (23/09). Dalam unggahannya di platform media sosial, Truth, Trump mengubah nada retorikanya soal perang Rusia-Ukraina.

    “Setelah memahami secara menyeluruh situasi militer dan ekonomi antara Ukraina dan Rusia, serta melihat masalah ekonomi besar yang kini dihadapi Rusia, saya yakin Ukraina – dengan dukungan Uni Eropa – berada dalam posisi untuk bertempur dan merebut kembali seluruh wilayah Ukraina secara utuh,” tulis Trump.

    Sekitar seperlima wilayah Ukraina saat ini masih berada di bawah kendali Rusia, termasuk Semenanjung Krimea di pesisir Laut Hitam yang direbut pada tahun 2014.

    Sejak invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022, Ukraina sejauh ini telah berhasil merebut kembali sebagian wilayah yang sempat diduduki. Namun selama berbulan-bulan terakhir, pasukan Moskow terus menekan sepanjang garis depan dan meraih sedikit demi sedikit keuntungan taktis.

    Meski demikian, Trump menunjukkan optimisme setelah pertemuannya dengan Zelenskyy.

    Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menanggapi pernyataan Trump dengan sinis. “Jangan terlalu berharap,” katanya singkat.

    Zelenskyy: AS akan paksa Rusia ke meja perundingan

    Trump juga melontarkan kritik tajam terhadap strategi militer Rusia, yang dia anggap tidak efektif. “Rusia dan Putin berada dalam masalah ekonomi besar, dan ini adalah momen yang tepat bagi Ukraina untuk bertindak,” kata dia.

    Dia mengaku mengharapkan yang terbaik bagi kedua negara, dan menyatakan bahwa Amerika akan “terus menyuplai senjata kepada NATO untuk digunakan sesuai keinginan mereka.”

    Presiden Zelenskyy merespons pernyataan Trump dengan menyebut bahwa dirinya percaya Amerika Serikat akan memainkan peran penting dalam mendorong tercapainya perdamaian.

    “Saya baru saja bertemu dengan Presiden Trump, dan kami membicarakan bagaimana membawa perdamaian secara nyata. Kami berdiskusi soal beberapa ide yang baik, dan saya harap itu bisa berhasil,” kata Zelenskyy dalam rapat Dewan Keamanan PBB di New York.

    “Saya berterima kasih atas pertemuan ini, dan kami menantikan langkah konkret dari Amerika untuk mendorong Rusia ke arah perdamaian. Moskow takut pada Amerika dan selalu memperhatikan setiap gerakannya,” tambahnya.

    NATO peringatkan Rusia soal pelanggaran udara

    Perubahan sentimen Trump muncul di tengah meningkatnya provokasi Rusia di perbatasan NATO.

    Bandara Kopenhagen di Denmark menghentikan operasionalnya pada Senin (22/9) lalu setelah mendeteksi adanya drone siluman. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut insiden ini sebagai “serangan paling serius terhadap infrastruktur kritis Denmark sejauh ini.” Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

    “Saya tak mau berspekulasi, tapi seperti yang dikatakan Frederiksen, kami mencatat adanya sejumlah pelanggaran wilayah udara negara-negara sekutu. Saya berpikir tentang Estonia, Polandia, juga Rumania. Ini sudah terjadi. Dan pelakunya adalah Rusia,” ujar Menteri Pertahanan Swedia, Pål Jonson.

    Jonson menegaskan bahwa mendukung Ukraina adalah bagian dari investasi keamanan NATO. “Karena menurut saya, Ukraina saat ini adalah perisai terhadap risiko ekspansi militer Rusia yang lebih jauh,” katanya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Serangan Besar-besaran Rusia ke Zaporizhzhia Tewaskan 1 Orang

    (ita/ita)

  • Trump Mendadak Yakin Ukraina Menang, Rusia Ngamuk Disebut Macan Kertas

    Trump Mendadak Yakin Ukraina Menang, Rusia Ngamuk Disebut Macan Kertas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina mampu merebut kembali seluruh wilayah yang kini masih diduduki Rusia. Pandangan ini menandai perubahan retorika yang tajam, mengingat sebelumnya Trump kerap menyarankan kompromi dengan Moskow.

    Pernyataan itu disampaikan Trump melalui media sosial Truth Social, Selasa (23/9/2025), tak lama setelah bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.

    “Putin dan Rusia sedang menghadapi masalah ekonomi BESAR, dan ini adalah waktu bagi Ukraina untuk bertindak,” tulis Trump.

    “Setelah melihat masalah ekonomi (akibat perang) yang dialami Rusia, saya pikir Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, berada dalam posisi untuk berjuang dan MENANG, merebut kembali seluruh wilayahnya dalam bentuk semula,” imbuhnya.

    Pernyataan itu mengimplikasikan bahwa Trump percaya Kyiv bisa mengusir pasukan Rusia dari sekitar 20% wilayahnya, termasuk Semenanjung Krimea yang telah diduduki Moskow sejak 2014. Jika benar-benar terjadi, itu akan menjadi pembalikan keadaan yang luar biasa dalam konflik hampir satu dekade ini.

    Namun, meski retorikanya berubah, belum ada tanda-tanda bahwa AS akan menindaklanjutinya dengan kebijakan konkret. Zelensky selama kunjungannya ke New York secara terbuka mendesak Washington untuk memberlakukan sanksi baru yang lebih berat terhadap Rusia, tetapi permintaan itu belum mendapat respons.

    Sebelumnya, Trump bahkan pernah menyarankan agar Kyiv mempertimbangkan menyerahkan sebagian wilayahnya demi mencapai perdamaian. Hal itu memicu kekhawatiran di kalangan pejabat Ukraina bahwa Washington tengah menjajaki kesepakatan di balik layar untuk mengakui wilayah yang diduduki Rusia sebagai sah milik Moskow.

    Di Eropa, pernyataan Trump disambut positif. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menilai sikap baru Trump memberi sinyal penting.

    “Pernyataan ini sangat kuat dan belum pernah kita dengar sebelumnya dalam format seperti ini, jadi sangat baik bahwa kini kita memiliki pemahaman yang sama,” kata Kallas.

    Sementara itu, Kremlin pada Rabu (24/9/2025) bereaksi keras terhadap klaim Trump yang menyebut Rusia sebagai “macan kertas”, istilah yang merujuk pada sesuatu yang tampak kuat dari luar tetapi sebenarnya lemah.

    “Rusia tetap menjaga stabilitas makroekonomi,” ujar juru bicara Dmitry Peskov dalam wawancara dengan stasiun radio RBC.

    “Ya, Rusia mengalami ketegangan dan masalah di berbagai sektor ekonomi. Tetapi menyebut Rusia ‘macan kertas’ jelas tidak benar.”

    Peskov menegaskan bahwa meski menghadapi tekanan akibat perang dan sanksi internasional, Moskow tetap memiliki fondasi ekonomi yang tangguh.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]