Negara: Ukraina

  • Trump Ganti Gertak Rusia, Bagaimana Reaksi Ukraina?

    Trump Ganti Gertak Rusia, Bagaimana Reaksi Ukraina?

    Washington DC

    Mendadak nada Presiden Amerika Serikat Donald Trump berubah soal invasi Rusia di Ukraina. Tidak lagi menampakkan rasa kagum pada kekuatan otoriter Vladimir Putin, dia malah menulis Ukraina bisa merebut kembali semua wilayahnya, “dan mungkin lebih dari itu,” tulisnya di platform Truth Social.

    Pernyataan mengejutkan itu datang setelah pidato Trump di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, AS, yang juga ditandai pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    “Saya memahami sepenuhnya situasi militer dan ekonomi Ukraina serta Rusia,” tulis Trump.

    “Saya pikir Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, bisa berjuang dan merebut kembali seluruh wilayah dalam bentuk aslinya. Dengan waktu, kesabaran, dan bantuan finansial dari Eropa – terutama NATO – pemulihan wilayah yang menjadi asal mula perang ini bukanlah hal yang mustahil. Kenapa tidak? Rusia sudah berperang tanpa arah selama tiga setengah tahun, perang yang seharusnya bisa dimenangkan oleh kekuatan militer sejati dalam waktu kurang dari seminggu.”

    Trump mengulangi pandangan itu dalam pertemuan lanjutan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dia menyebut Rusia berisiko menjadi “macan kertas”, karena keberhasilan militernya terbatas meski telah menelan banyak korban jiwa. Namun, dia juga mengakui bahwa perang ini kemungkinan masih akan berlangsung lama.

    Zelensky: “Kita lihat nanti”

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut pernyataan Trump dengan optimisme terbatas. Dalam wawancara dengan Fox News, dia menyebut unggahan Trump sebagai kejutan kecil yang menggembirakan.

    “Saya melihat sinyal yang sangat positif bahwa Trump dan Amerika akan berdiri di pihak kami hingga perang usai. Kita akan lihat, tapi semoga Tuhan memberkati ini menjadi kenyataan,” ujarnya.

    Pada Februari lalu, pertemuan keduanya di Oval Office berakhir ricuh di depan kamera. Saat itu, Zelensky mencoba menjelaskan posisi Ukraina dalam mempertahankan diri dengan segala cara dari agresi Rusia, namun akhirnya justru diminta meninggalkan Gedung Putih.

    Kini, Trump justru menyampaikan kekagumannya kepada Zelenksy. “Dia pria pemberani yang berjuang dalam sebuah perang sengit,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih yang dikutip dari akun X milik presiden AS.

    Respons beragam di Ukraina

    Retorika baru Trump menuai berbagai respons dari kalangan politik Ukraina. Penasehat Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menduga perubahan sikap itu karena Trump menyadari bahwa “Putin telah benar-benar menghancurkan reputasinya sendiri.”

    “Trump semula berharap bahwa kedekatannya dengan Putin akan membantunya menemukan solusi untuk konflik besar yang melanda seluruh Eropa. Dia ingin tampil sebagai pemimpin kuat Amerika dalam proses itu. Tapi sekarang dia sadar, itu semua ilusi,” ujar Podolyak kepada Deutsche Welle.

    Dia menyebut hal paling penting dari perubahan retorika ini adalah kesiapan AS menjual lebih banyak senjata ke negara-negara Eropa melalui NATO. “Itu semua harus sampai ke medan tempur,” katanya.

    Podolyak juga berterima kasih atas tekanan AS terhadap Eropa untuk menghentikan sanksi setengah hati terhadap Rusia — yang sudah mencapai 18 paket — dan beralih pada larangan nyata, termasuk sanksi sekunder kepada negara-negara yang masih membeli energi dari Rusia. Menurutnya, tekanan ekonomi adalah satu-satunya cara yang efektif untuk membuat Kremlin menghentikan perang.

    Namun tak semua pihak di Ukraina optimistis. Oleksiy Honcharenko dari oposisi “Solidaritas Eropa” memperingatkan bahwa pernyataan Trump bisa menimbulkan harapan palsu.

    “Itu bukan bantuan nyata. Dia hanya ingin mencuci tangan dari konflik ini. Trump tak bicara soal kemenangan Ukraina. Ia bilang: ‘Urus sendiri dengan Uni Eropa. Semoga sukses.’”

    Anggota fraksinya, Volodymyr Ariev, juga menyarankan rakyat Ukraina agar tidak memupuk ilusi.

    “Posisi Trump pada dasarnya tak berubah. Dia hanya mengulangi yang sudah kita tahu: Ukraina bisa menang kalau punya cukup senjata, dan perang akan terus berlangsung.”

    Ariev menambahkan, baru jika Trump dan Eropa mengirim lebih banyak senjata dan menjatuhkan sanksi berat, barulah bisa dibicarakan perubahan kondisi perang. “Untuk saat ini, kita harus bertahan dan mengandalkan kekuatan pertahanan sendiri.”

    Jaroslav Zhelezniak dari oposisi Partai “Holos” bahkan lebih singkat. “Apa yang baru dari ucapan Trump dan apa artinya bagi kita? Tidak ada. Apa yang bisa kita harapkan setelah ini? Juga tidak ada.”

    Dari kubu pemerintah, nada yang sama terdengar. Danylo Hetmantsev dari Partai “Diener des Volkes” menyebut Trump akhirnya sadar bahwa Rusia tak menginginkan perdamaian. Tapi dia menilai pernyataan Trump soal perang yang akan berlangsung lama adalah skenario buruk.

    “Itu berarti bahkan Trump, yang dulu percaya ia bisa cepat mengakhiri perang dan meraih Hadiah Nobel Perdamaian, kini tak yakin lagi bisa melakukannya,” tulisnya di Telegram.

    Kenapa sekarang?

    Direktur Pusat Riset Sosial “Ukrainian Meridian”, Dmytro Lewus, percaya perubahan retorika Trump adalah hasil dari kerja keras diplomatik Ukraina dan mitra-mitra Eropanya. Kyiv bersikukuh pada posisinya. Kunjungan Zelensky ke Washington bersama para pemimpin Uni Eropa dan NATO disebutnya sebagai keberhasilan Ukraina.

    Rusia juga turut mempengaruhi Trump, menurut Lewus. Meski mendapat berbagai bentuk konsesi, Moskow tetap bersikeras pada posisinya, bahkan menuntut Kyiv menyerah. Sikap arogan Rusia itu, katanya, bisa jadi membuat Trump kecewa.

    Namun Oleksandr Kraiev, pakar Amerika Utara dari Ukrainian Prism, skeptis. “Ini hanya diplomasi burung beo dari Trump. Dia hanya mengulangi apa yang baru-baru ini dia dengar. Dia bertemu delegasi Eropa dan Ukraina, lalu mengatakan apa yang ingin kita dengar. Dalam bukunya pun Trump menulis, katakan pada orang apa yang ingin mereka dengar untuk mencapai kesepakatan.”

    Kraiev menambahkan, Trump saat ini menuntut Eropa memberlakukan sanksi pada China, India, dan negara-negara lain yang berpihak pada Rusia, sementara dirinya sendiri hanya ingin tampil sebagai mediator.

    “Jadi, ini langkah yang benar dan positif, tapi tetap didasari kepentingannya sendiri.”

    Pendapat senada datang dari Taras Beresovets – mantan jurnalis yang kini menjadi perencana strategi politik dan personel militer. Dia menduga retorika baru Trump soal Ukraina lebih berkaitan dengan perubahan taktik Amerika terhadap China.

    “Pernyataan itu lebih merupakan upaya menaikkan taruhan, bukan terhadap Moskow, melainkan terhadap Beijing. Saya yakin parade militer di Tiananmen mengesankan Trump, dan kini ia justru memprovokasi musuh yang sebenarnya dia anggap utama. Karena itu sikapnya berubah. Tapi, bisa jadi dua hari lagi Trump berubah pikiran lagi. Kita tak perlu bereuforia, tapi juga tak perlu putus asa,” tulisnya di Telegram.

    Diadaptasi dari bahasa Ukraina oleh Markian Ostaptschuk
    Disadur oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Macron Sepakat dengan Trump di Sidang PBB, Desak Rusia Akhiri Perang

    (nvc/nvc)

  • Ban Serep Krisis: Mengapa Kamu Wajib Simpan Uang Tunai di Rumah – Page 3

    Ban Serep Krisis: Mengapa Kamu Wajib Simpan Uang Tunai di Rumah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Warga di Eropa disarankan untuk menyimpan sejumlah uang tunai di rumah sebagai persiapan membayar kebutuhan pokok selama masa krisis. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis empat peristiwa besar yang menyebabkan gangguan di Eropa, termasuk pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

    Penelitian yang diterbitkan oleh European Central Bank (ECB) pada hari Rabu menunjukkan adanya lonjakan permintaan konsumen terhadap uang kertas di setiap rangkaian krisis tersebut.

    Dikutip dari CNN, Sabtu (27/9/2025), uang fisik menawarkan kegunaan psikologis dan praktis yang berbeda, demikian temuan studi tersebut, yang judulnya mendesak masyarakat untuk keep calm and carry cash atau (tetap tenang dan bawa uang tunai).

    Uang Tunai sebagai Cadangan

    Temuan ini mendukung pengakuan yang berkembang di kalangan otoritas bahwa uang tunai adalah “komponen penting dari kesiapsiagaan krisis nasional,” tulis para peneliti.

    Sebagai contoh, otoritas di Belanda, Austria, dan Finlandia merekomendasikan rumah tangga untuk menyimpan sekitar USD 82 atau Rp 1,37 juta (estimasi kurs (Rp 16.715 per USD) hingga USD 117 atau Rp 1,95 juta per orang di rumah, atau cukup untuk menutupi kebutuhan penting selama sekitar 72 jam.

    Di Swedia, rekomendasinya adalah menyimpan uang tunai yang cukup untuk membayar kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar setidaknya selama seminggu.

    “Hitung total biaya barang-barang ini setidaknya selama seminggu untuk keluarga. Simpan uang tunai di rumah, dalam denominasi kecil, untuk tujuan perdagangan jika metode pembayaran digital terganggu,” demikian saran resmi mereka.

    ECB menjelaskan daya tarik uang kertas, menyebutkan bahwa di saat stres akut, publik melihat uang tunai sebagai penyimpan nilai yang andal dan alat pembayaran yang tangguh.

    Krisis serupa terjadi pada April lalu, ketika pemadaman listrik besar-besaran melumpuhkan Spanyol dan Portugal, memengaruhi terminal pembayaran dan memaksa banyak toko hanya menerima pembayaran tunai.

    “Uang tunai menyediakan redundansi esensial, ‘ban serep’ , untuk sistem pembayaran. Redundansi ini vital untuk sistem apa pun, karena tidak ada sistem yang sempurna,” tulis penulis studi tersebut.

  • Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan sikap negaranya terhadap perang Ukraina. Hal ini dilakukan setelah eskalasi yang terjadi dengan NATO.

    Dalam sebuah Telegram Publik, Lavrov mengatakan bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang melancarkan perang melawan Rusia. Dikatakan bahwa keduanya “menggunakan Ukraina sebagai proksi”.

    “NATO dan Uni Eropa sedang melancarkan perang melawan Rusia dengan menggunakan Ukraina sebagai proksi dan oleh karena itu, secara aktif berpartisipasi di dalamnya,” ujarnya, dikutip RT, Jumat (26/9/2025).

    Komentar Lavrov ini menyusul klaim Kremlin yang berulang bahwa dukungan militer dan finansial Barat untuk Ukraina merupakan permusuhan langsung terhadap Rusia. Pengumumannya juga muncul di tengah serangan pesawat nirawak yang berulang ke wilayah udara sekutu NATO.

    Selasa, NATO memperingatkan Rusia bahwa mereka siap untuk mempertahankan “setiap jengkal wilayah sekutu”. Ini terjadi setelah Estonia mengatakan bahwa jet tempur Rusia telah melanggar wilayah udaranya pekan lalu.

    Serangan tersebut menyusul insiden serupa di Polandia awal bulan ini. Di mana sekitar 20 pesawat nirawak (drone) dari Moskow memasuki wilayah udara Polandia.

    Baru minggu ini, Denmark melaporkan beberapa insiden drone di titik-titik infrastruktur penting. Laporan muncul berbarengan dengan kemunculan sebuah kapal pendarat Rusia yang ditemukan bersembunyi di lepas pantai Denmark.

    Kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, mengatakan blok militer pimpinan AS itu akan memutuskan apakah bakal menembak jatuh pesawat yang melintasi wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan tergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Masuk Zona Bekas Bencana Nuklir di Jepang, YouTuber Ukraina 6,5 Juta Subscriber Ditangkap

    Masuk Zona Bekas Bencana Nuklir di Jepang, YouTuber Ukraina 6,5 Juta Subscriber Ditangkap

    JAKARTA – Seorang pria YouTuber Ukraina dengan lebih dari 6,5 juta subscriber ditangkap di Jepang setelah melakukan siaran langsung masuk rumah di zona terlarang nuklir Prefektur Fukushima.

    Mengutip AFP, Kepolisian Jepang melaporkan pada Jumat 26 September, YouTuber itu ditangkap di zona terlarang bekas bencana nuklir tahun 2011.

    Ini menjadi insiden terbaru dari serangkaian peristiwa yang melibatkan warga negara asing yang mencoba meraup ketenaran dan berperilaku buruk di Jepang

    Pada Rabu pagi pekan ini, dua warga Ukraina lainnya juga ditangkap karena memasuki rumah kosong di Kota Okuma, Prefektur Fukushima.

    “Petugas polisi menemukan para tersangka berdasarkan informasi yang diberikan oleh seorang warga dan menangkap mereka saat beraksi,” kata petinggi Kepolisian Prefektur Fukushima.

    Siaran TV Asahi menyebutkan ketiga warga Ukraina itu telah ditetapkan jadi tersangka dan mengakui perbuatan masing-masing.

    Dalam siarannya, media televisi di Jepang itu memperlihatkan rekaman yang diambil dari siaran langsung YouTube, di mana mereka memeriksa barang-barang yang tampaknya ditinggalkan oleh penghuninya di zona terlarang nuklir Fukushima.

    Setelah bencana Fukushima, yang dipicu oleh gempa bumi dahsyat dan tsunami susulan, 12 persen wilayah prefektur tersebut ditetapkan sebagai zona terlarang untuk dikunjungi dan ditinggali.

    Sejak bencana itu juga, sekitar 165.000 warga Prefektur Fukushima meninggalkan rumah mereka, baik berdasarkan perintah evakuasi maupun secara sukarela.

    Radiasi yang menyelimuti wilayah tersebut memaksa orang-orang segera meninggalkan Fukushima tanpa membawa barang-barang atau memindahkan perabotan di rumahnya.

  • PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    New York

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberitahu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa pihaknya telah meluncurkan “investigasi menyeluruh” terhadap apa yang diklaim oleh Trump sebagai “triple sabotage” selama kunjungannya ke markas besar badan dunia itu di New York, pekan ini.

    Pemerintah AS telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Rabu (24/9), yang isinya menuntut jawaban atas matinya eskalator yang akan digunakan Trump dan tidak berfungsinya teleprompter, serta sistem pengeras suara yang rusak.

    “Sekretaris Jenderal telah memberitahu Misi Tetap Permanen bahwa beliau telah memerintahkan investigasi menyeluruh, dan beliau menyampaikan bahwa PBB siap bekerja sama dalam transparansi penuh dengan otoritas AS terkait masalah ini untuk menentukan penyebab insiden yang dimaksud oleh Amerika Serikat,” ujar juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025).

    Pernyataan Dujarric itu dirilis pada Rabu (24/9) malam, merespons surat dari pemerintah AS.

    Trump, dalam postingan media sosial yang panjang dan penuh amarah, menggambarkan serangkaian insiden yang dialaminya “sangat mengerikan”. Dia menyerukan penangkapan orang-orang terkait insiden itu, dan mengatakan bahwa Secret Service juga sedang melakukan penyelidikan.

    “Ini bukan kebetulan, ini merupakan triple sabotage di PBB. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri,” tulis Trump dalam pernyataan via akun media sosial Truth Social.

    “Saya menuntut penyelidikan segera,” tegasnya.

    Trump mengalami sejumlah gangguan teknis sebelum dan selama pidato utamanya dalam Sidang Umum PBB, yang dihadiri para pemimpin dunia, pekan ini.

    Rekaman video menunjukkan sang Presiden AS dan Ibu Negara Melania hendak menaiki eskalator di markas besar PBB pada Selasa (23/9), namun tiba-tiba eskalator itu berhenti mendadak dan memaksa mereka untuk menaiki tangga eskalator secara manual.

    Kemudian, ketika memulai pidatonya di Aula Majelis Umum PBB, Trump menyadari teleprompter-nya tidak berfungsi.

    Dia menghabiskan sebagian besar sisa pidatonya untuk mengecam PBB, menuduh badan dunia itu mendanai migrasi ilegal yang mengubah AS dan negara-negara Eropa menjadi “neraka”, dan gagal mendukung upaya perdamaian yang dicetuskannya di Gaza dan Ukraina.

    Meskipun Trump melontarkan candaan soal eskalator yang mati itu, suasana hatinya memburuk sehari kemudian.

    PBB telah secara halus menegaskan bahwa teleprompter dioperasikan oleh Gedung Putih.

    Mengenai eskalator, Dujarric telah merilis pernyataan kepada wartawan pada Rabu (24/9) yang isinya menjelaskan bahwa seorang videografer delegasi AS, yang sedang merekam Trump dan Melania dari anak tangga eskalator bagian atas, secara tidak sengaja mengaktifkan tombol yang membuat anak tangga berhenti.

    Trump juga mengeluhkan sistem pengeras suara, yang diklaim telah dimanipulasi, sehingga pidatonya yang berdurasi satu jam tidak dapat didengar.

    “Sistem suara dirancang agar orang-orang yang duduk di tempat mereka dapat mendengar pidato yang diterjemahkan ke dalam enam bahasa berbeda melalui earphone,” tutur seorang pejabat PBB yang enggan disebut namanya.

    Lihat juga Video: Trump Minta Sekjen PBB Selidiki ‘Sabotase’ Eskalator-Teleprompter

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian di tempat konflik baru seperti Jalur Gaza dan Ukraina jika telah mendapatkan perintah dari Presiden dan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    “Pengerahan pasukan TNI ke wilayah konflik baru seperti Gaza maupun Ukraina harus melalui mekanisme PBB dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. TNI siap jika mendapatkan mandat,” kata Freddy kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Hal tersebut dikatakan Freddy merespons soal komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB yang mendukung penuh terjadinya perdamaian dunia dengan beragam cara, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik.

    Freddy menilai TNI sudah memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal mengirimkan pasukan perdamaian bersama PBB. Beberapa wilayah konflik pun sudah menjadi tempat langganan penugasan pasukan perdamaian Indonesia seperti Lebanon dan Afrika.

    TNI juga beberapa kali mengirimkan bantuan pangan dan logistik ke wilayah Gaza menggunakan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

    Dengan ragam pengalaman tersebut, Freddy memastikan TNI siap mendukung keinginan Prabowo menciptakan perdamaian dunia.

    “TNI pada prinsipnya selalu siap menindaklanjuti setiap kebijakan pemerintah, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan di bawah bendera PBB,” kata Freddy.

    Pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 23 September 2025 di New York, Presiden Prabowo Subianto mendapat kehormatan menjadi pembicara ketiga. Presiden Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua tokoh dunia yang sangat diperhitungkan.

    Penampilan Presiden Prabowo ini mendapat sambutan baik dan menjadi sorotan positif dari komunitas internasional sebagai wujud nyata kiprah Indonesia di panggung dunia.

    Pidato Presiden Prabowo di forum tertinggi PBB tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara yang aktif dan progresif dalam menghadapi isu global. Mulai dari keamanan, pangan, energi, hingga perubahan iklim dan perdamaian dunia.

    Selain pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar sehari sebelumnya. Ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam isu-isu perdamaian yang strategis dan kemanusiaan di tingkat global.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Akhiri Perang atau Cari Perlindungan Bom!

    Akhiri Perang atau Cari Perlindungan Bom!

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melontarkan ancaman terbaru dengan menyebut Kremlin akan menjadi target serangan. Zelensky juga memperingatkan para pejabat Rusia untuk mencari tempat perlindungan bom jika Moskow tidak juga menghentikan invasi terhadap Kyiv.

    “Mereka (para pejabat Rusia-red) seharusnya mengetahui di mana tempat perlindungan bom berada,” kata Zelensky kepada media Axios dalam wawancara terbaru, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025).

    “Mereka membutuhkannya. Jika mereka tidak menghentikan perang, mereka akan membutuhkannya dalam situasi apa pun,” ujar sang Presiden Ukraina tersebut.

    Menanggapi kritikan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemerintahannya atas penangguhan pemilu tanpa batas waktu di Ukraina selama perang berkecamuk, Zelensky menegaskan dirinya tidak akan berupaya untuk tetap berkuasa setelah perdamaian tercapai.

    “Tujuan saya adalah mengakhiri perang (bukan untuk terus mencalonkan diri),” tegas Zelensky.

    Rusia yang telah menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina, terus menghujani area-area sipil dan militer di seluruh negeri dengan bom dan rudal sejak melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022.

    Namun, pasukan Rusia baru menyerang kompleks pemerintahan Ukraina di ibu kota Kyiv untuk pertama kalinya pada September ini.

    Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan menargetkan warga sipil di Rusia karena “kami bukan teroris”.

    Namun dia mengindikasikan bahwa Ukraina berharap untuk mendapatkan senjata AS yang lebih kuat, yang tidak dia sebutkan, untuk mengancam serangan jauh di dalam wilayah Rusia.

    Zelensky, yang dikutip Axios, mengungkapkan bahwa dirinya telah memberitahu Trump di New York pekan ini soal “apa yang kita butuhkan — satu hal”.

    “Jika kami akan memiliki senjata jarak jauh seperti itu dari Amerika Serikat, kami akan menggunakannya,” kata Zelensky dalam cuplikan wawancara yang dirilis Axios.

    Dukungan AS dan Eropa terhadap kemampuan Ukraina untuk melancarkan serangan jarak jauh ke dalam wilayah Rusia seringkali goyah, dengan Washington dan negara-negara Eropa khawatir akan memprovokasi Moskow untuk memperluas konflik.

    Lihat Video ‘Panas! Rusia-Ukraina Saling Melancarkan Serangan Besar’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Bandara Denmark Ditutup Lagi Gegara Penampakan Drone

    Bandara Denmark Ditutup Lagi Gegara Penampakan Drone

    Kopenhagen

    Penampakan drone kembali memaksa penutupan singkat sebuah bandara di Denmark pada Jumat (26/9). Ini insiden kedua yang terjadi dalam beberapa jam, setelah penampakan drone yang disebut Perdana Menteri (PM) Mette Frederiksen sebagai “serangan hybrid” yang mungkin terkait dengan Rusia.

    Drone-drone yang mengudara di atas beberapa bandara di Denmark sejak Rabu (24/9), menyebabkan salah satu bandara ditutup selama berjam-jam, setelah penampakan done lainnya pada awal pekan ini memaksa penutupan bandara Kopenhagen.

    Insiden ini, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), menyusul kejadian serupa di Norwegia, penyerbuan drone di Polandia dan Rumania, serta pelanggaran wilayah udara Estonia oleh jet tempur Rusia, yang meningkatkan ketegangan mengingat invasi Rusia yang terus berlanjut ke Ukraina.

    “Selama beberapa hari terakhir, Denmark telah menjadi korban serangan hybrid,” kata Frederiksen dalam pesan video di media sosial pada Kamis (25/9), merujuk pada bentuk perang non-konvensional.

    Dia memperingatkan bahwa penerbangan drone tersebut “dapat berlipat ganda”.

    Para penyelidik Denmark sejauh ini belum berhasil mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab di balik penampakan drone tersebut.

    Namun Frederiksen menekankan: “Ada satu negara utama yang menjadi ancaman bagi keamanan Eropa, yaitu Rusia.”

    Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, mengatakan dalam konferensi pers bahwa keberadaan drone-drone itu tampaknya merupakan “aksi seorang aktor profesional… operasi yang sistematis di banyak lokasi pada waktu yang hampir bersamaan”.

    Sementara Menteri Kehakiman Rusia, Peter Hummelgaard, menyebut tujuan dari serangan drone itu adalah “untuk menyebarkan ketakutan, menciptakan perpecahan, dan menakut-nakuti kita”. Dia menambahkan bahwa Kopenhagen akan memperoleh kemampuan baru yang ditingkatkan untuk “mendeteksi” dan “menetralisir drone”.

    Rusia, dalam pernyataan pada Kamis (25/9), menyatakan mereka “menolak secara tegas” segala dugaan keterlibatan mereka dalam insiden-insiden drone di Denmark. Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen menyebutnya sebagai “provokasi yang dipentaskan”.

    Lihat juga Video ‘Houthi Serang Israel dengan Drone’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib tim nasional Israel di Piala Dunia FIFA 2026 di ujung tanduk. Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dilaporkan akan menggelar pemungutan suara terkait kemungkinan penangguhan Israel dari kompetisi internasional akibat perang di Gaza.

    Menurut laporan The Associated Press, mayoritas dari 20 anggota komite eksekutif UEFA diperkirakan mendukung langkah tersebut. Jika larangan diberlakukan, Israel praktis tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia yang dikelola UEFA di zona Eropa.

    Seruan agar Israel dilarang dari dunia olahraga meningkat setelah Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa operasi militer Israel di Gaza merupakan tindakan genosida. Panel penasihat PBB bahkan mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Israel.

    “Tim nasional yang mewakili negara-negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran dapat, dan harus, ditangguhkan,” kata panel ahli PBB dalam pernyataan bersama, seperti dikutip Newsweek, Jumat (26/9/2025).

    Pemerintah Israel kemudian menolak tuduhan tersebut. “Laporan itu sepenuhnya didasarkan pada kebohongan Hamas, yang direkayasa dan diulang-ulang oleh pihak lain,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.

    Di sisi lain, tekanan datang dari sejumlah negara Eropa. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menilai ada standar ganda dalam penanganan kasus Israel.

    “Mengapa Rusia diusir setelah invasi Ukraina, tetapi Israel tidak diusir setelah invasi Gaza?” ujarnya dalam rapat kabinet 15 September lalu.

    Presiden federasi sepak bola Norwegia, Lise Klaveness, juga menegaskan, “Kami tidak dapat tetap acuh tak acuh terhadap penderitaan kemanusiaan dan serangan yang tidak proporsional di Gaza.”

    Namun, Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Meksiko dan Kanada, menentang keras rencana itu.

    “Kami pasti akan berupaya sepenuhnya untuk menghentikan segala upaya melarang tim nasional sepak bola Israel dari Piala Dunia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

    Menteri Olahraga Israel, Miki Zohar, mengungkapkan bahwa ia bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan ketua federasi sepak bola Moshe Zuares tengah bekerja intensif untuk melobi UEFA.

    Keputusan UEFA disebut belum pernah terjadi sebelumnya, karena biasanya FIFA yang memimpin proses penangguhan. Jika larangan berlaku, Israel akan bernasib sama dengan Rusia yang ditendang dari Piala Dunia 2022 setelah invasi ke Ukraina.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cara Gunakan Fitur Translate WhatsApp, Pesan Auto Diterjemahkan

    Cara Gunakan Fitur Translate WhatsApp, Pesan Auto Diterjemahkan

    Bisnis.com, JAKARTA – WhatsApp baru saja merilis fitur baru mereka yang dinamakan Message Translations atau terjemahan pesan langsung pada Selasa (23/9).

    Fitur ini diberikan untuk pengguna untuk memudahkan mereka menerima pesan dari bahasa asing. Sehingga saat mengaktifkan fitur ini, pesan dari bahasa asing akan langsung diterjemahkan.

    Pengguna Android dan iOS dapat langsung mengaktifkan fitur ini. Meskipun dukungan kedua platform berbeda.

    Untuk pengguna Android, jumlah bahasa yang didukung hanya ada enam bahasa, yakni Inggris, Spanyol, Hindi, Portugis, Rusia, dan Arab.

    Sedangkan pengguna iOS memiliki dukungan 19 bahasa asing yang dapat diterjemahkan, yakni meliputi Arab, Belanda, Inggris (UK dan US), Prancis, Jerman, Hindi, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Mandarin (Tiongkok dan Taiwan), Polandia, Portugis (Brasil), Rusia, Spanyol, Thailand, Turki, Ukraina, hingga Vietnam.

    Fitur ini dapat digunakan dalam percakapan pribadi, obrolan grup, maupun di Channels. Caranya hanya dengan menekan lama pesan yang ingin diterjemahkan, lalu pilih menu Translate.

    Pengguna dapat menentukan bahasa asal maupun tujuan terjemahan. Hasil terjemahan juga bisa diunduh untuk digunakan di kemudian hari. Khusus pengguna Android, tersedia opsi untuk mengaktifkan terjemahan otomatis pada seluruh pesan masuk di suatu obrolan, sehingga tidak perlu menerjemahkan satu per satu.

    WhatsApp menegaskan seluruh proses terjemahan dilakukan langsung di perangkat (on-device), sehingga privasi pengguna tetap terjaga dan bahkan pihak WhatsApp sendiri tidak bisa mengakses isi terjemahan.

    Cara Aktifkan Fitur Translate atau Terjemahan di WhatsApp

    Untuk mengaktifkan fitur ini, pengguna cukup menekan bubble chat/pesan sedikit lebih lama. Setelah itu akan muncul opsi “Translate/Terjemahan”.

    Anda pun bisa mengatur translate bahasa yang diinginkan. Misalnya dari Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia.

    Namun untuk pengguna Android, fitur terjemahan akan diaktifkan secara otomatis untuk seluruh pesan setelah melakukan pengaturan di setting.

    Sehingga saat muncul pesan dengan bahasa asing, pesan akan secara otomatis diterjemahkan.