Negara: Ukraina

  • Menang Telak di Pilpres Rusia, Putin Ejek Sistem Politik AS

    Menang Telak di Pilpres Rusia, Putin Ejek Sistem Politik AS

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menang telak dalam pilpres yang berlangsung selama tiga hari hingga Minggu (17/3) kemarin. Kemenangan Putin dalam mengalahkan tiga kandidat lainnya ini, akan memperkuat cengkeraman atas kekuasaan yang dipegangnya selama beberapa dekade terakhir.

    Ketika ditanya oleh media Amerika Serikat (AS) mengenai kemenangannya tersebut, Putin melontarkan kritikan terhadap sistem politik AS.

    Dalam pidato kemenangannya, seperti dilansir Reuters, Senin (18/3/2024), Putin menyebut kemenangannya dalam pilpres menunjukkan bahwa Rusia sudah benar dalam menentang Barat dan mengirimkan pasukan ke Ukraina.

    Putin juga mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dirinya akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang dia sebut sebagai “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina dan akan memperkuat militer Rusia.

    “Kita mempunyai banyak tugas ke depan. Namun ketika kita melakukan konsolidasi — tidak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menindas kita — tidak ada seorang pun yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka belum berhasil saat ini, dan mereka tidak akan pernah berhasil di masa depan,” tegas Putin.

    Para pendukung kemudian meneriakkan “Putin, Putin, Putin” ketika dia muncul di panggung, dan berteriak “Rusia, Rusia, Rusia” setelah dia menyelesaikan pidato kemenangannya pada Minggu (17/3) waktu setempat.

    Menurut exit poll yang dilakukan lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM), Putin meraup 87, 8 persen suara dalam pilpres tahun ini. Angka tersebut mencetak rekor sebagai hasil tertinggi dalam pilpres Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet.

    Tingkat partisipasi pemilih secara nasional, menurut para pejabat otoritas pemilu Rusia, mencapai 74,22 persen ketika pemungutan suara diakhiri pada Minggu (17/3) waktu setempat. Angka itu melampaui angka tahun 2018 ketika tingkat partisipasi mencapai 67,5 persen.

    Lihat juga Video: Putin Jawab Macron soal Permintaan Gencatan Senjata Selama Olimpiade Paris

    Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, dan beberapa negara lainnya menuduh pemungutan suara dalam pilpres Rusia tidak bebas dan tidak adil karena adanya pemenjaraan terhadap lawan politik dan pemberlakuan sensor yang ketat.

    Kandidat capres dari Partai Komunis Federasi Rusia (CPRF) Nikolai Kharitonov menempati peringkat kedua dengan perolehan suara di bawah 4 persen. Sedangkan capres Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru menempati peringkat ketiga, dan capres Leonid Slutsky dai Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR) ada di peringkat empat.

    Dengan hasil itu berarti Putin, yang kini berusia 71 tahun, akan kembali menjabat selama enam tahun ke depan sebagai Presiden Rusia. Hal tersebut akan membuatnya menggeser Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun terakhir, jika dia menyelesaikan masa jabatannya.

    Sementara itu, saat ditanya oleh jaringan televisi AS, NBC, soal apakah terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden Rusia sudah demokratis, Putin melontarkan kritikan terhadap sistem politik dan peradilan AS.

    “Seluruh dunia menertawakan apa yang terjadi (di Amerika Serikat). Ini sebuah bencana, bukan demokrasi,” sebutnya.

    “… Apakah demokratis jika menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu calon Presiden Amerika Serikat, antara lain dengan menggunakan sistem peradilan?” tanya Putin, merujuk pada empat kasus kriminal yang menjerat capres Partai Republik Donald Trump yang menjadi rival Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat dalam pilpres AS pada November mendatang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hasil Penghitungan Suara Sementara Pemilu Rusia: Putin Menang Telak 87,8%

    Hasil Penghitungan Suara Sementara Pemilu Rusia: Putin Menang Telak 87,8%

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menang telak dalam hasil penghitungan suara sementara kontestasi pemilu Rusia. Putin meraih 87,8% suara, hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet.

    Dilansir Reuters, Senin (18/3/2024), Putin meraih rekor kemenangan telak pasca-Soviet dalam pemilu Rusia pada Minggu (17/3) waktu setempat. Itu memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan dalam kemenangan yang menunjukkan bahwa Moskow benar dalam melawan Barat.

    Putin, mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1999, menegaskan hasil pemilu tersebut harus memberikan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya harus memperhitungkan keberanian Rusia. Hal itu baik dalam perang atau damai.

    Putin berarti akan memulai masa jabatan enam tahun baru yang akan membuatnya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun. Putin meraih 87,8% suara, hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM).

    Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada 87%. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat. Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara lain mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena pemenjaraan lawan politik dan sensor.

    Kandidat komunis Nikolai Kharitonov menempati posisi kedua dengan hanya di bawah 4%, pendatang baru Vladislav Davankov di posisi ketiga, dan ultra-nasionalis Leonid Slutsky di posisi keempat.

    Putin mengatakan kepada para pendukungnya dalam pidato kemenangan di Moskow bahwa ia akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai ‘operasi militer khusus’ Rusia di Ukraina. Putin mengatakan akan memperkuat militer Rusia.

    Pendukungnya meneriakkan ‘Putin, Putin, Putin’ ketika dia muncul di panggung dan ‘Rusia, Rusia, Rusia’ setelah dia menyampaikan pidato penerimaannya.

    Putin menganggap pemilu Rusia berlangsung demokratis. Putin mengatakan protes yang yang dilancarkan oposisi Navalny terhadap dirinya tidak berdampak pada hasil pemilu.

    Dalam komentar pertamanya mengenai kematian Navalny, Putin mengatakan meninggalnya Navalny merupakan ‘peristiwa menyedihkan’ dan menegaskan bahwa dia siap melakukan pertukaran tahanan yang melibatkan politisi oposisi tersebut.

    Lihat juga Video: Putin Jawab Macron soal Permintaan Gencatan Senjata Selama Olimpiade Paris

    (whn/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas Saling Serang Jelang Pilpres Biden Vs Trump Jilid II

    Panas Saling Serang Jelang Pilpres Biden Vs Trump Jilid II

    Washington DC

    Suasana menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) antara Joe Biden versus Donald Trump jilid II mulai memanas. Biden dan Trump saling melontarkan pernyataan yang menyindir bahkan mengolok-olok lawan mereka.

    Joe Biden merupakan Presiden AS petahana. Pria berusia 81 tahun itu bakal menjadi capres dari Partai Demokrat untuk Pilpres AS yang digelar November 2024 mendatang.

    Sementara, Donald Trump merupakan Presiden ke-45 AS. Trump bakal menjadi capres AS dari Partai Republik.

    Jika tak ada perubahan, maka Pilpres AS 2024 akan menjadi pertarungan kedua Biden versus Trump. Pada Pilpres AS 2020, Biden menang melawan Trump yang kala itu berstatus petahana.

    Kini jelang Pilpres AS 2024, kedua tokoh tersebut mulai saling serang. Berikut saling serang Trump dan Biden jelang Pilpres AS:

    Trump Sebut Demokrasi AS Bisa Berakhir Kalau Dirinya Kalah

    Donald Trump mengatakan jika dia tidak memenangkan pemilihan presiden bulan November ini berarti demokrasi AS bisa berakhir. Dia menyebut mungkin tak ada lagi Pemilu di AS jika dirinya kalah.

    Dilansir Reuters, Minggu (17/3/2024), kandidat presiden dari Partai Republik ini menyampaikan hal itu saat berbicara kepada para pendukungnya di Ohio. Dia melontarkan klaim tersebut setelah mengulangi pernyataannya yang tidak berdasar bahwa kekalahannya dalam pemilu tahun 2020 dari Biden adalah akibat kecurangan.

    “Jika kita tidak memenangkan pemilu kali ini, saya rasa tidak akan ada pemilu lagi di negara ini,” kata Trump.

    Jajak pendapat Reuters/Ipsos pekan lalu menunjukkan Biden dan Trump memiliki statistik yang sama dengan pemilih terdaftar. Trump membuka pidatonya di Dayton dengan penghormatan kepada para pendukungnya yang saat ini dipenjara karena melakukan kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.

    Trump memberi hormat dan menyebut mereka ‘patriot’ dan ‘sandera’. Trump belakangan semakin sering menggunakan retorika distopia atau khayalan tentang hal sangat buruk dalam pidato kampanyenya.

    “Jika saya tidak terpilih, ini akan menjadi pertumpahan darah bagi seluruh negeri,” kata Trump di tengah tengah-tengah pidatonya tentang penerapan tarif pada mobil impor dan persaingan asing dalam industri otomotif AS.

    Ketika ditanya apa yang dimaksud Trump, tim kampanyenya merujuk pada sebuah postingan di platform media sosial X yang ditulis oleh seorang jurnalis New York Times, yang mengatakan bahwa komentar ‘pertumpahan darah’ Trump muncul di tengah diskusi mengenai industri otomotif dan perekonomian AS.

    Trump juga mengajak warga kulit hitam dan Hispanik untuk mendukungnya. Trump telah mempersempit kesenjangan dengan Biden dalam jajak pendapat dengan pemilih non-kulit putih. Sebagai informasi, pemilih non-kulit putih merupakan bagian inti dari koalisi kemenangan Biden ketika mengalahkan Trump pada 2020.

    Trump mengutip tema utama kampanyenya, yaitu terlalu banyak imigran ilegal yang melintasi perbatasan AS-Meksiko sejak Biden menjabat.

    “Tidak ada yang lebih dirugikan oleh invasi migran Joe Biden selain komunitas besar Afrika-Amerika dan Hispanik,” kata Trump yang tak mengutip bukti apa pun bahwa imigran gelap telah mengambil pekerjaan warga kulit hitam dan Hispanik di Amerika.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Biden Olok-olok Trump

    Sementara itu, Biden mengolok-olok Trump dengan menyebut Trump sebagai orang yang tak sehat mental. Dilansir AFP, Minggu (17/3), hal itu disampaikan Biden dalam jamuan makan malam media tahunan pada Sabtu (16/3) waktu setempat.

    Biden awalnya menyebut Pilpres AS akan diikuti dua kandidat. Satu kandidat adalah dirinya dan satu kandidat lain adalah orang yang terlalu tua serta tak sehat mental.

    “Seorang kandidat terlalu tua dan tidak sehat secara mental untuk menjadi presiden,” kata politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu di Gridiron Club di Washington.

    “Orang yang satu lagi adalah aku,” sambungnya.

    Biden saat ini tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat dan menghadapi kekhawatiran para pemilih mengenai usianya, yang telah dia coba atasi dengan menyoroti kesalahan verbal Trump yang berusia 77 tahun. Dalam sambutannya, Biden mengecam anggota Partai Republik di Kongres yang telah meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap urusan bisnis putranya.

    Dia mengatakan mereka ‘lebih memilih gagal dalam pemakzulan daripada berhasil dalam hal lain’. Dia juga mengatakan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang duduk di meja utama bersama Biden pada malam Hari St Patrick, ‘melihat ke Kongres dan dia meminta Guinness yang lain’.

    Varadkar dan Biden sama-sama mendorong dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat agar Partai Republik di Kongres berhenti memblokir bantuan militer bagi Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Biden kemudian kembali mengolok-olok Trump.

    Dia mengatakan kampanye pemilu Partai Demokrat akan menunjukkan bagaimana mereka membangun kembali perekonomian AS setelah pandemi COVID-19 ‘tanpa mendorong masyarakat Amerika untuk menyuntikkan pemutih’. Ejekannya itu merujuk pada insiden ketika Trump, sebagai Presiden AS saat itu, bertanya kepada penasihat medis terkemuka apakah korban virus Corona dapat disuntik dengan disinfektan untuk menyembuhkan mereka.

    “Begini, saya berharap ini hanya lelucon, tapi sebenarnya tidak,” ujar Biden.

    “Demokrasi dan kebebasan benar-benar sedang diserang. Putin sedang melakukan gerakan di Eropa. Pendahulu saya tunduk padanya dan berkata, ‘Lakukan apa pun yang Anda inginkan’,” ujarnya.

    “Kami tidak akan sujud, mereka tidak akan sujud, dan saya tidak akan sujud,” sambungnya.

    Biden menambahkan bahwa klaim palsu Trump bahwa dia memenangkan pemilu tahun 2020 dan penyerangan Capitol pada 6 Januari 2021 oleh perusuh pro-Trump menunjukkan adanya ‘racun yang mengalir melalui pembuluh darah demokrasi kita’. Dia mendukung jurnalis yang berulang kali diserang Trump.

    “Anda bukan musuh rakyat. Anda adalah pilar masyarakat bebas mana pun,” ujar Biden.

    Dalam penampilannya sendiri di Gridiron Club enam tahun lalu, Trump bertukar komentar lucu dengan korps pers Washington dan juga bercanda tentang Korea Utara dan gaya kepemimpinannya sendiri. Makan malam di Gridiron diadakan secara tertutup dan tidak boleh berfoto. Para elit Washington hadir untuk bersantai di malam penuh humor yang mencela diri sendiri termasuk para anggota yang berkostum membawakan sebuah lagu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Minta Warga di Wilayah Dicaplok Rusia Abaikan ‘Pemilu Semu’ Putin

    Ukraina Minta Warga di Wilayah Dicaplok Rusia Abaikan ‘Pemilu Semu’ Putin

    Kyiv

    Pemerintah Ukraina meminta warganya yang tinggal di wilayah-wilayah yang dicaplok Rusia untuk mengabaikan apa yang mereka sebut ‘Pemilu semu’. Ukraina menyebut Pemilu itu hanya jalan untuk Vladimir Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia selama 6 tahun lagi.

    Dilansir CNN, Minggu (17/3/2024), Kyiv dan sekutunya menuding pemungutan suara tersebut merupakan upaya lebih lanjut oleh Rusia untuk memberikan kesan legitimasi atas kendalinya di wilayah Ukraina yang dicaplok selama invasi.

    “Warga Ukraina harus menghindari partisipasi dalam lelucon ini dengan segala cara,” kata Menteri Pemerintahan Ukraina Iryna Vereshchuk.

    Dia mengatakan warga Ukraina tidak boleh membantu mengatur pemungutan suara, berkampanye, memberikan suara atau bertindak sebagai pemantau pemilu. Dia memperingatkan bahwa mereka yang melakukan hal tersebut dengan sukarela melanggar hukum Ukraina meskipun partisipasi paksa tidak melanggar hukum.

    “Jangan terlibat dalam kolaborasi, jangan membantu penjajah untuk mengadakan pemilu palsu,” tambah Vereshchuk.

    Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP)

    Pemungutan suara tatap muka telah berlangsung sejak Jumat (15/3). Pada hari Minggu, diperkirakan akan ada jumlah TPS terbesar yang dibuka di Krimea serta wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk yang juga berada di bawah pendudukan Rusia.

    Kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti telah memuat laporan di saluran Telegram-nya yang menunjukkan tim pemilu keliling di Avdiivka, sebuah kota yang direbut oleh pasukan Rusia bulan lalu.

    Saat beberapa orang terlihat memberikan suara mereka, seorang wanita, yang mengatakan bahwa dia adalah seorang Kristen Ortodoks dari Gereja Rusia mengungkapkan rasa terima kasihnya.

    “Kami sudah menunggu ini. Saya sangat senang. Terima kasih banyak telah datang kepada kami,” katanya.

    Saluran Telegram Rusia telah menunjukkan tim Pemilu keliling lainnya di seluruh wilayah pendudukan, termasuk beberapa yang tampak jelas menunjukkan tentara Rusia menemani petugas pemilu saat mereka pergi dari rumah ke rumah.

    Sebuah video dari Luhansk memperlihatkan seorang wanita tua di dalam apartemennya mengisi surat pemilu dan memasukkannya ke dalam kotak suara, sementara seorang pria berseragam tentara berdiri di dekatnya dengan senapan tersandang di dadanya. Para pejabat Ukraina mengatakan taktik intimidasi seperti itu adalah hal biasa dan bertujuan untuk memaksa masyarakat memberikan suara mereka kepada Putin.

    Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP)

    Sementara itu, para pejabat yang dilantik oleh Rusia di wilayah-wilayah pendudukan melaporkan beberapa ledakan di dekat tempat pemungutan suara pada hari Sabtu (16/3). Vladimir Rogov, seorang anggota pemerintahan sipil-militer di Zaporizhzhia, mengatakan sebuah alat peledak rakitan telah diledakkan di luar sebuah gedung yang akan digunakan untuk pemungutan suara di kota pelabuhan Berdiansk. Sebuah tembok rusak tetapi tidak ada korban jiwa.

    Seorang pejabat Ukraina menulis dengan ironis di media sosial ‘Suaranya berisik di Berdiansk…sepertinya ada insiden yang tidak menyenangkan’. Belakangan, pejabat Ukraina yang sama melaporkan penduduk setempat mendengar ledakan kedua di kota tersebut, juga di luar gedung yang dijadwalkan dijadikan sebagai tempat pemungutan suara.

    Di tempat lain, Vladimir Saldo, pemimpin Rusia di Kherson, melaporkan seorang wanita berusia 50 tahun tewas akibat serangan pesawat tak berawak di kota Kakhovka. Saldo menuding serangan itu sebagai ‘upaya untuk mengacaukan situasi di kota selama pemungutan suara’.

    Dia menuduh Ukraina menembaki sebuah bangunan di tempat lain di Kakhovka tempat pemungutan suara berlangsung. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu, katanya.

    Pejabat pemilu Rusia telah mengunggah informasi terbaru tentang apa yang mereka katakan sebagai jumlah pemilih di berbagai wilayah. Di Kherson yang diduduki, angka partisipasi pada hari Sabtu mencapai 77,7%, sedangkan di Donetsk yang diduduki angkanya mencapai 86,5%.

    Ukraina menuding Moskow akan mengarang hasil akhir Pemilu dan menegaskan bahwa mayoritas warga yang hidup di bawah pendudukan Rusia memilih untuk tidak ambil bagian dalam pemilu tersebut.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Joe Biden Olok-olok Trump, Sindir Tak Sehat Mental hingga Suntik Pemutih

    Joe Biden Olok-olok Trump, Sindir Tak Sehat Mental hingga Suntik Pemutih

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengolok-olok calon lawannya di Pilpres 2024, Donald Trump. Dia menyindir Trump sebagai orang yang tak sehat mental.

    Dilansir AFP, Minggu (17/3/2024), hal itu disampaikan Biden dalam jamuan makan malam media tahunan pada Sabtu (16/3) waktu setempat. Dia awalnya menyebut Pilpres AS akan diikuti dua kandidat, satu adalah dirinya dan satu lagi adalah orang yang terlalu tua serta tak sehat mental.

    “Seorang kandidat terlalu tua dan tidak sehat secara mental untuk menjadi presiden,” kata politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu di Gridiron Club di Washington.

    “Orang yang satu lagi adalah aku,” sambungnya.

    Biden dari Partai Demokrat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden di pesta dasi putih tahunan yang dihadiri media dan elit politik AS. Biden saat ini tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat dan menghadapi kekhawatiran para pemilih mengenai usianya, yang telah ia coba atasi dengan menyoroti kesalahan verbal Trump yang berusia 77 tahun.

    Dalam sambutannya, Biden mengecam anggota Partai Republik di Kongres yang telah meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap urusan bisnis putranya, dengan mengatakan bahwa mereka ‘lebih memilih gagal dalam pemakzulan daripada berhasil dalam hal lain’.

    Dia mengatakan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang duduk di meja utama bersama Biden, pada malam Hari St Patrick ‘melihat ke Kongres dan dia meminta Guinness yang lain’. Varadkar dan Biden sama-sama mendorong dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Jumat agar Partai Republik di Kongres berhenti memblokir bantuan militer bagi Ukraina untuk melawan invasi Rusia.

    Ucapannya itu merujuk pada insiden ketika Trump, sebagai Presiden AS saat itu, bertanya kepada penasihat medis terkemuka apakah korban virus Corona dapat disuntik dengan disinfektan untuk menyembuhkan mereka.

    “Begini, saya berharap ini hanya lelucon, tapi sebenarnya tidak,” ujar Biden.

    “Demokrasi dan kebebasan benar-benar sedang diserang. Putin sedang melakukan gerakan di Eropa. Pendahulu saya tunduk padanya dan berkata, ‘Lakukan apa pun yang Anda inginkan’,” ujarnya.

    Memperhatikan bahwa Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, seorang kritikus keras terhadap Rusia, juga hadir di mejanya, dia menambahkan, ‘Kami tidak akan sujud, mereka tidak akan sujud, dan saya tidak akan sujud’.

    Biden menambahkan bahwa klaim palsu Trump bahwa dia telah memenangkan pemilu tahun 2020 dan penyerangan Capitol pada 6 Januari 2021 oleh perusuh pro-Trump, menunjukkan adanya ‘racun yang mengalir melalui pembuluh darah demokrasi kita’. Dia juga mendukung jurnalis yang berulang kali diserang Trump.

    “Anda bukan musuh rakyat. Anda adalah pilar masyarakat bebas mana pun,” ujar Biden.

    Dalam penampilannya sendiri di Gridiron Club enam tahun lalu, Trump bertukar komentar lucu dengan korps pers Washington dan juga bercanda tentang Korea Utara dan gaya kepemimpinannya sendiri.

    Makan malam di Gridiron – diadakan secara tertutup dan tidak boleh berfoto – menampilkan para elit Washington bersantai di malam penuh humor yang mencela diri sendiri termasuk para anggota yang berkostum membawakan sebuah lagu.

    Lihat juga Video: Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Biden Lewat Surat Resmi

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Inggris Pamer Senjata Laser Penghancur Drone

    Inggris Pamer Senjata Laser Penghancur Drone

    Jakarta

    Kementerian Pertahanan Inggris (Ministri of Defence/MOD) memamerkan video dari senjata berbasis laser terbarunya yang bernama DragonFire.

    Dalam video tersebut ditunjukkan sebuah senjata berbasis laser atau laser-directed energy weapon (LDEW), yang berhasil menembak target yang berada di udara saat diuji di Pesisir Skotlandia, Januari lalu.

    Video tersebut menunjukkan kemampuan senjata laser dan MOD menganggap senjata itu punya potensi untuk mengubah kemampuan pertahanan Inggris, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Jumat (15/3/2024).

    Dalam pernyataannya Januari lalu, MOD menyebut senjata tersebut punya akurasi sangat tinggi, bahkan bisa menembak koin kecil secara akurat dari jarak sejauh 1 kilometer. Namun tentunya mereka masih merahasiakan jarak maksimal dari senjata laser ini.

    Tak cuma akurasi tinggi, namun dibanding sistem pertahanan udara lain, DragonFire ini terbilang ekonomis. Pasalnya setiap tembakan lasernya itu hanya berbiaya USD 13. Sebagai perbandingan, misil pertahanan udara yang banyak dipakai saat ini membutuhkan biaya jutaan dolar untuk setiap misilnya.

    MOD juga memamerkan animasi yang menunjukkan sebuah skenario di mana DragonFire ini dipakai di kapal perang Royal Navy dan dipakai untuk menembak kapal kecil dan tiga buah drone, yang menyebabkan satu drone meledak dan dua drone sistem kontrolnya rusak..

    Menurut MOD, DragonFire ini bisa memberikan keuntungan operasional yang sangat signifikan dengan menghadirkan kemampuan pertahanan udara di garis depan, sembari mengurangi biaya amunisi dan mengurangi risiko kerusakan tambahan.

    DragonFire dinilai akan efektif untuk melawan serangan dari drone, utamanya karena saat ini drone banyak dipakai untuk melancarkan serangan dan juga melakukan pemantauan posisi musuh, misalnya di konflik yang terjadi di Ukraina.

    Namun DragonFire juga punya kelemahan, setidaknya menurut analis, yaitu belum diketahui efektivitasnya saat dipakai di kondisi cuaca dengan awan yang tebal.

    (asj/asj)

  • Jelang Pemilu, Putin Serukan Warga Rusia untuk Memilih

    Jelang Pemilu, Putin Serukan Warga Rusia untuk Memilih

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan warga Rusia untuk memberikan suara dalam pemilu yang akan digelar akhir pekan ini. Dalam pemilu ini, Putin yang sudah lama menjabat, berupaya untuk kembali memperkuat kekuasaannya.

    Putin bersiap untuk kembali memenangkan masa jabatan enam tahun lagi pada akhir pekan ini, dalam pemungutan suara yang menurut Kremlin akan menunjukkan bahwa masyarakat sepenuhnya mendukung invasi Rusia terhadap Ukraina.

    “Saya yakin: Anda menyadari betapa sulitnya masa yang dialami negara kita, betapa kompleksnya tantangan yang kita hadapi di hampir semua bidang,” kata Putin dalam pidatonya di hadapan warga Rusia menjelang pemilu.

    “Dan untuk terus menanggapinya dengan bermartabat dan berhasil mengatasi kesulitan, kita perlu terus bersatu dan percaya diri,” imbuh pemimpin Rusia itu, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (14/3/2024).

    Kemenangan dalam pemilu 15-17 Maret mendatang akan memungkinkan Putin untuk tetap berada di Kremlin setidaknya hingga tahun 2030, lebih lama dari pemimpin Rusia mana pun sejak Catherine the Great pada abad ke-18.

    “Biar saya terus terang: partisipasi dalam pemilu hari ini adalah perwujudan perasaan patriotik,” tambah Putin dalam pidatonya.

    Putin juga mengatakan bahwa pemungutan suara juga akan berlangsung di empat wilayah Ukraina yang baru diduduki serta semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014.

    “Para pejuang kita di garis depan juga akan memilih. Mereka, menunjukkan keberanian dan kepahlawanan, membela Tanah Air dan, dengan berpartisipasi dalam pemilu, memberikan contoh bagi kita semua,” ujar Putin.

    Pemilu ini akan digelar di saat tingginya kepercayaan publik terhadap mantan agen KGB tersebut.

    Pasukan Rusia di Ukraina telah meraih kemenangan pertama mereka di medan perang dalam beberapa bula,n dan pengkritik Putin yang paling keras, Alexei Navalny, meninggal di koloni penjara Arktik bulan lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Tangkap 4 Orang yang Diduga Rencanakan Serangan

    Rusia Tangkap 4 Orang yang Diduga Rencanakan Serangan

    Jakarta

    Otoritas Rusia telah menangkap empat orang yang diduga sebagai anggota kelompok paramiliter pro-Ukraina yang merencanakan serangan di wilayah Rusia, termasuk meracuni tentara Rusia.

    Dinas keamanan Rusia, FSB mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa keempatnya ditangkap di kota Saint Petersburg.

    “FSB telah mengakhiri aktivitas ilegal di Saint Petersburg yang dilakukan sel rahasia kelompok paramiliter Ukraina, Korps Relawan Rusia (Russian Volunteer Corps), yang bertindak demi kepentingan badan intelijen Ukraina,” katanya, seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (14/3/2024).

    Keempat warga kota kedua di Rusia itu “berencana untuk meracuni produk makanan dengan zat yang sangat beracun yang dimaksudkan sebagai bantuan kemanusiaan kepada tentara Rusia yang bertempur di Ukraina” kata FSB dalam pernyataannya.

    Keempatnya juga diduga “melakukan pengintaian terhadap infrastruktur penting dan lokasi transportasi… di Saint Petersburg dan wilayah Leningrad untuk kemudian mempersiapkan serangan”, imbuh FSB.

    Rusia minggu ini menghadapi gelombang serangan drone, termasuk di wilayah Leningrad, sekitar Saint Petersburg.

    Korps Relawan Rusia, bersama dengan Legiun Kebebasan Rusia dan Sibir, adalah sekelompok pejuang sukarelawan yang terdiri dari warga negara Rusia yang menentang Kremlin.

    Pejuang sukarelawan tersebut mengatakan pekan ini bahwa mereka telah menyeberang ke Rusia dari Ukraina dan merebut sebuah desa di wilayah Kursk. Otoritas Rusia mengatakan mereka berhasil memukul mundur serangan tersebut.

    Pada hari Rabu, milisi pro-Kyiv mendesak warga sipil untuk meninggalkan kota Belgorod dan Kursk dekat perbatasan Ukraina, dan mengancam akan melakukan serangan besar-besaran terhadap target militer di sana.

    Sebelumnya pada bulan Maret 2023, Korps Relawan Rusia mengaku berada di balik serangan di wilayah perbatasan Rusia di Bryansk, yang menurut pihak berwenang Rusia menyebabkan dua warga sipil tewas.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gabung NATO, Swedia Unjuk Gigi Pesawat Canggih di Perbatasan Rusia

    Gabung NATO, Swedia Unjuk Gigi Pesawat Canggih di Perbatasan Rusia

    Swedia

    Usai resmi bergabung dengan NATO, Swedia langsung unjuk gigi. Angkatan Udara Swedia pekan lalu diketahui melakukan penerbangan pengintaian pertamanya di dekat perbatasan Rusia.

    Menurut pakar Intelijen Open Source intelligence, kedua penerbangan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang penempatan dan aktivitas pasukan dan senjata Rusia di wilayah tersebut.

    Satu penerbangan dilakukan oleh pesawat Gulfstream S102B Korpen GIV-SP Signal Intelligence (SIGINT) Swedia, yang terbang di atas Polandia dekat perbatasan daerah Kaliningrad Rusia dan Belarusia.

    S102B Korpen adalah pesawat Gulfstream IV yang banyak dimodifikasi. Pesawat ini dapat memindai spektrum elektromagnetik untuk menemukan, mengumpulkan, dan mengkategorikan sinyal dari radar, peralatan navigasi, dan sistem senjata.

    Penerbangan kedua dilakukan oleh pesawat radar Saab 340 di atas Laut Baltik. Saab 340 ini adalah pesawat peringatan dini dan kendali udara (AEW&C). Radar yang dipasang mampu melacak kapal, pesawat, dan rudal hingga jarak 190-250 mil saat berada di ketinggian 6 kilometer.

    [Gambas:Twitter]

    Setelah penyerahan dokumen di Washington, Swedia menjadi anggota NATO ke-32. Di tengah meningkatnya kecemasan akan meluasnya agresi Rusia ke negara-negara Baltik, keanggotaan Swedia memberikan cara baru bagi aliansi tersebut untuk menghalangi serangan Rusia.

    Nima Khorrami, analis di Arctic Institute, menilai bahwa keanggotaan Swedia memperluas jangkauan rudal NATO, sehingga lokasi-lokasi strategis di Kaliningrad dan St. Petersburg dapat dijangkau.

    “Hal ini menambah lapisan pencegahan terhadap potensi agresi Rusia, karena pasukan NATO dapat secara efektif merespons ancaman secara real time,” katanya yang dikutip detikINET dari Insider.

    Oscar Jonsson, peneliti di Universitas Pertahanan Swedia, sebelumnya mengatakan Swedia penting dalam hal menerima pasukan NATO jika diperlukan, sulit dibidik pasukan Rusia, dan cukup dekat dengan Kaliningrad untuk meluncurkan kemampuan rudal presisi jarak jauh.

    Rusia sendiri telah lama menuduh NATO berusaha mengepung negaranya. Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan klaim tersebut sebagai bagian dari pembenaran atas invasi Rusia ke Ukraina.

    (fyk/rns)

  • Seruan ‘Bendera Putih’ dari Paus Fransiskus Dijawab Ukraina Ogah Menyerah

    Seruan ‘Bendera Putih’ dari Paus Fransiskus Dijawab Ukraina Ogah Menyerah

    Kyiv

    Ukraina tidak mau menyerah pada Rusia yang menginvasi kedaulatan mereka meski Sri Paus meminta pengibaran bendera putih. Ukraina akan terus melawan.

    Paus Fransiskus telah menyampaikan pernyataannya soal konflik Rusia versus Ukraina yang berlarut-larut memakan korban jiwa. Paus lebih mengutamakan nyawa-nyawa yang harus selamat.

    Dilansir AFP, Minggu (10/3/2024), Paus berusia 87 tahun itu ditanya oleh lembaga penyiaran publik RTS tentang perdebatan di Ukraina mengenai apakah akan menyerah pada invasi Rusia.

    “Saya percaya bahwa yang terkuat adalah mereka yang melihat situasi, memikirkan rakyatnya, dan memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi,” kata Paus Fransiskus dalam wawancara, yang menurut Vatikan dilakukan pada awal Februari.

    “Kata bernegosiasi adalah kata yang berani. Ketika Anda melihat bahwa Anda dikalahkan, bahwa segala sesuatunya tidak berjalan baik, maka milikilah keberanian untuk bernegosiasi,” katanya.

    Dia mengatakan orang-orang mungkin merasa malu tetapi bertanya berapa banyak nyawa yang hilang.

    “Saat ini, misalnya dengan perang di Ukraina, banyak yang ingin menjadi mediator. Turki misalnya,” ujarnya.

    Berbicara mengenai konflik secara umum, termasuk perang Hamas-Israel, Paus Fransiskus menambahkan, “Negosiasi tidak pernah berarti menyerah. Negosiasi adalah keberanian untuk tidak membawa suatu negara ke arah bunuh diri.”

    Halaman selanjutnya, makna bendera putih:

    Makna bendera putih yang diucap Paus

    Direktur Komunikasi Vatikan, Matteo Bruni, kemudian mengeluarkan pernyataan yang berupaya mengklarifikasi kata-kata Paus tersebut.

    Paus Fransiskus menggunakan istilah bendera putih “untuk menunjukkan penghentian permusuhan, gencatan senjata yang dicapai dengan keberanian negosiasi”, kata Bruni dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Vatican News.

    Dia mengulangi seruan Paus untuk “solusi diplomatik dalam mencari perdamaian yang adil dan abadi” di wilayah yang disebut Paus Fransiskus sebagai Ukraina yang “martir”.

    Paus Fransiskus juga ditanyai dalam wawancara tentang perang Israel-Hamas, di mana ia menyalahkan kedua belah pihak.

    “Perang terjadi oleh dua pihak, bukan hanya satu pihak. Yang tidak bertanggung jawab adalah dua pihak yang berperang,” katanya kepada stasiun televisi tersebut.

    Bereaksi atas pernyataan Paus, Ukraina menegaskan sikapnya yang tidak akan menyerah.

    Simak tanggapan Ukraina di halaman selanjutnya:

    Ukraina pantang menyerah

    Ukraina mengecam seruan Paus Fransiskus soal “mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi” dalam perang melawan invasi militer Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky menyebut “mediasi virtual” sedang berlangsung oleh tokoh-tokoh keagamaan. Sedangkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Dmytro Kuleba, dalam tanggapannya, menegaskan Kyiv tidak akan pernah menyerah pada Moskow.

    Zelensky dalam pernyataannya tidak merujuk langsung pada Paus Fransiskus atau komentarnya, namun dia menyebut tokoh-tokoh agama membantu Ukraina.

    “Mereka mendukung kami dengan doa, diskusi, dan tindakan. Ini memang sebuah gereja dengan umatnya. Tidak sejauh 2.500 kilometer, di suatu tempat, mediasi virtual antara seseorang yang ingin hidup dan seseorang yang ingin menghancurkan Anda,” ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Tanggapan lebih jelas disampaikan oleh Kuleba yang dalam pesan media sosial X menyatakan bahwa orang kuat dalam perselisihan apa pun harusnya “berdiri di pihak yang baik daripada berusaha menempatkan mereka pada pijakan yang sama dan menyebutnya sebagai ‘negosiasi’”.

    Ukraine’s President Volodymyr Zelensky attends a press conference during the “Ukraine Year 2024” forum in Kyiv on February 25, 2024, marking the second anniversary of the Russian invasion of Ukraine. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) Foto: AFP/SERGEI SUPINSKY

    Tanggapan lebih jelas disampaikan oleh Kuleba yang dalam pesan media sosial X menyatakan bahwa orang kuat dalam perselisihan apa pun harusnya “berdiri di pihak yang baik daripada berusaha menempatkan mereka pada pijakan yang sama dan menyebutnya sebagai ‘negosiasi’”.

    “Bendera kami berwarna kuning dan biru. Ini adalah bendera yang kami gunakan untuk hidup, mati dan menang. Kami tidak akan pernah mengibarkan bendera lainnya,” tegas Kuleba dalam pernyataan berbahasa Inggris merujuk pada bendera nasional Ukraina.

    Dalam tanggapannya, Kuleba juga menyinggung soal tuduhan bahwa mendiang Paus Pius XII gagal bertindak melawan Nazi di Jerman pada Perang Dunia II silam.

    “Saya mendesak (Vatikan) untuk tidak mengulangi kesalahan di masa lalu, dan mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam perjuangan yang adil untuk hidup mereka,” cetusnya.

    Dalam tanggapan terpisah, pemimpin Gereja Katolik Ritus Timur di Ukraina yang beranggotakan 5 juta jemaat, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk, juga menolak seruan “bendera putih” Paus Fransiskus.

    “Ukraina terluka, tapi belum ditaklukkan! Ukraina sudah kelelahan, tapi akan tetap berdiri dan bertahan! Percayalah, tidak ada seorangpun yang berpikir untuk menyerah,” demikian pernyataan Shevchuk yang dimuat dalam situs resmi gereja.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini