Negara: Ukraina

  • Rusia Tak Perlu Senjata Nuklir untuk Bisa Menang di Ukraina

    Rusia Tak Perlu Senjata Nuklir untuk Bisa Menang di Ukraina

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk mengamankan kemenangan di Ukraina. Pernyataan terbaru Putin ini menjadi sinyal terkuat sejauh ini bahwa konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II tidak akan meningkat menjadi perang nuklir.

    Sejak memerintahkan pengerahan pasukan militer Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022, Putin telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa Moskow akan menggunakan senjata nuklir jika diperlukan untuk mempertahankan diri. Komentar Putin itu dianggap Barat sebagai ancaman nuklir.

    Saat menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada Jumat (7/6) waktu setempat, Putin ditanya oleh seorang analis Rusia berpengaruh Sergei Karaganov soal apakah Moskow harus menodongkan “pistol nuklir ke pelipis” negara-negara Barat terkait Ukraina.

    Dia menjawab bahwa dirinya tidak melihat adanya kondisi dan persyaratan untuk menggunakan senjata semacam itu.

    “Penggunaannya (senjata nuklir-red) dimungkinkan dalam kasus luar biasa — jika terjadi ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara. Saya pikir situasi seperti itu tidak akan terjadi. Hal seperti itu tidak diperlukan,” tegas Putin dalam forum tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/6/2024).

    Rusia menganggap Crimea, yang direbut dari Ukraina tahun 2014 lalu, dan empat wilayah Ukraina lainnya sebagai bagian wilayahnya, sehingga meningkatkan kemungkinan serangan nuklir Kyiv tampaknya siap merebut kembali wilayah-wilayah tersebut.

    Ukraina telah meningkatkan serangan drone dan rudal terhadap target-target Rusia, termasuk di Crimea. Kyiv bahkan bersumpah untuk mengusir semua pasukan Rusia dari wilayahnya.

    Putin mengatakan dirinya tidak mengesampingkan perubahan pada doktrin nuklir Rusia, yang menetapkan kondisi dan persyaratan untuk penggunaan senjata semacam itu. Dia juga mencetuskan bahwa jika diperlukan, Moskow bisa menggelar uji coba senjata nuklir, meskipun dia memandang hal itu tidak diperlukan untuk saat ini.

    Perdebatan publik mengenai serangan nuklir dalam forum ekonomi utama Rusia tampaknya menjadi upaya Kremlin untuk mengurangi ketakutan terhadap nuklir, ketika perang di Ukraina mengalami eskalasi menuju apa yang disebut oleh diplomat Rusia dan Amerika Serikat (AS) sebagai fase paling berbahaya.

    Rusia dan AS menguasai hampir 90 persen senjata nuklir dunia.

    Lebih lanjut, Putin mengharapkan dunia tidak pernah menyaksikan konfrontasi nuklir. “Dan kita tidak memerlukan hal itu. Karena Angkatan Bersenjata kita tidak hanya mendapatkan pengalaman, mereka juga meningkatkan efektivitasnya,” sebutnya.

    Pasukan Rusia, menurut Putin, telah bergerak maju di sepanjang garis depan di Ukraina dan berhasil merebut wilayah seluas 880 kilometer persegi sejak awal tahun ini, mencakup 47 desa dan kota setempat.

    Putin juga mengatakan bahwa Rusia telah meningkatkan produksi amunisi lebih dari 20 kali lipat, yang disebutnya melampaui produksi Ukraina dan Barat.

    Doktrin nuklir Rusia yang diterbitkan tahun 2020 lalu menetapkan kondisi di mana seorang Presiden Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir, yakni secara umum sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia “ketika keberadaan negara terancam”.

    “Tapi doktrin ini menjadi alat yang hidup dan kita juga dengan hati-hati mengamati apa yang terjadi di dunia sekitar kita, dan tidak mengecualikan untuk melakukan beberapa perubahan terhadap doktrin ini. Hal ini juga terkait dengan pengujian senjata nuklir,” sebut Putin.

    “Jika diperlukan, kita akan melakukan pengujian. Sejauh ini, belum diperlukan untuk hal ini,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Kanselir Jerman Berniat Permudah Deportasi Kriminal Asal Afghanistan

    Kanselir Jerman Berniat Permudah Deportasi Kriminal Asal Afghanistan

    Jakarta

    Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis (07/06/24) menyampaikan pidato di parlemen Jerman, Bundestag, mengenai situasi keamanan nasional.

    Dalam pidatonya, Scholz membahas tiga topik utama: gugurnya seorang polisi baru-baru ini akibat ditikam oleh seorang pencari suaka, banjir besar yang melanda Jerman bagian selatan pada akhir pekan, dan sikap Jerman dalam perang di Ukraina.

    Scholz mengatakan “meskipun hal-hal tersebut tidak berkaitan, semuanya menjadi perhatian kita.”

    Scholz kecam tindakan anti-demokrasi

    Scholz memulai dengan membahas kematian seorang petugas polisi Jerman pada minggu lalu akibat ditikam oleh seorang warga negara Afganistan berusia 25 tahun. Ia mengatakan bahwa tragedi itu, “mengejutkan hati kita semua.”

    Scholz menyebut apa yang dia gambarkan sebagai ideologi misantropi. “Islam radikal… terorisme… ingin merampas kebebasan kita. Tanpa kebebasan tersebut, kita tidak memiliki demokrasi.”

    Ditujukan kepada keluarga, teman-teman dan terutama rekan-rekan petugas yang gugur, Scholz mengatakan: “Kami mendukung Anda. Kami berdiri di belakang polisi kami.”

    Dia mengatakan undang-undang yang melarang kekerasan semacam itu harus diperketat, dan siapa pun yang membunuh petugas polisi harus dihukum seberat-beratnya.

    Dia kemudian mengecam kecenderungan anti-demokrasi dalam masyarakat Jerman, dan meningkatnya jumlah serangan terhadap politisi akhir-akhir ini oleh warga dari spektrum politik paling kiri dan paling kanan.

    Scholz menegaskan bahwa semua orang di Jerman berhak mendapatkan kebebasan dari rasa takut. “Hal ini berlaku bagi mereka yang sudah tinggal di sini, serta mereka yang baru tiba. Imigran adalah bagian dari masyarakat kami, kami tidak akan membiarkan diri terpecah belah.”

    Dia juga mengecam sebuah pernyataan yang beredar menjelang kejuaraan sepak bola Piala Eropa bahwa tim nasional Jerman punya terlalu banyak pemain yang tidak berkulit putih. Dia marah dan mengatakan, “mereka semua orang Jerman, mereka semua adalah anak kita.”

    Deportasi dinilai penting bagi keamanan nasional

    Dia kemudian membahas masalah kontroversial tentang deportasi migran. Sehubungan dengan serangan di Mannheim, Scholz mengatakan: “muak bahwa seseorang yang mencari perlindungan di Jerman malah melakukan kejahatan.” Ia menambahkan bahwa orang-orang tersebut harus dideportasi.

    Persoalan apakah Jerman harus melanjutkan deportasi ke negara-negara seperti Afghanistan dan Suriah telah jadi perdebatan hangat.

    Scholz juga berjanji untuk memperkuat undang-undang yang memungkinkan migran kriminal dideportasi secara cepat ke negara-negara yang sebelumnya dianggap tidak aman, dengan mengatakan, “Keamanan nasional lebih diutamakan daripada hak individu pencari suaka.”

    Dia juga menyoroti perlunya lebih banyak polisi dan berjanji untuk menolak memberikan paspor Jerman kepada orang-orang yang dikenal sebagai islamis atau antisemit. Dia juga berjanji untuk mengambil sikap “tanpa toleransi” saat harus mendeportasi orang-orang tersebut.

    Banjir perkuat solidaritas Jerman

    Berbicara tentang banjir besar yang melanda Jerman bagian selatan pada akhir pekan, Scholz menyampaikan simpati tulus kepada mereka yang terkena dampak, serta pujian dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menangani situasi yang sangat sulit ini. Mengomentari solidaritas atas bencana ini, ia berkata, “itulah Jerman, kita kuat karena kita bersatu.”

    Scholz juga mengutip fakta bahwa banjir yang terjadi pada akhir pekan lalu merupakan kejadian ketiga cuaca ekstrem yang melanda Jerman sejak awal tahun, dan menyebut hal ini sebagai tanda nyata perubahan iklim. Pernyataan Scholz ini menuai cemoohan dari para anggota kelompok sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).

    Scholz tegur AfD “memalukan”

    Berbicara mengenai Ukraina, Kanselir Scholz menegaskan kembali dukungannya terhadap Ukraina dan berjanji bahwa “perdamaian bukan berarti menyerah” dan bahwa ia menolak “mengizinkan kembalinya perang sebagai kelanjutan politik dengan cara lain.”

    Dalam menyikapi situasi saat ini di Ukraina, Scholz mengecam anggota AfD karena berulang kali menyela pernyataannya secara tidak tepat.

    Dia mengecam perilaku mereka dan mengatakan bahwa kelakuan mereka “memalukan karena hari ini Anda menerima pujian yang besar dari presiden Rusia.” Komentar tersebut muncul menjelang pemilihan parlemen Eropa akhir pekan ini.

    Dia kemudian dengan jelas menyatakan bahwa Rusia sedang mencoba untuk merampok wilayah Ukraina dalam perang yang sudah berlangsung hampir dua setengah tahun. “Jika kita menerima imperialisme ini… maka, terutama saat itu… keamanan kita sendiri akan terancam, begitu pula keamanan seluruh Eropa,” ujarnya.

    Kalimat ini dinyatakan Scholz hanya beberapa hari setelah perubahan haluan dramatis terhadap Ukraina. Scholz mengikuti jejak Washington dengan memberikan izin kepada Kyiv untuk menggunakan senjata Jerman untuk menyerang sasaran militer yang dibenarkan di Rusia.

    Setelah menunjukkan perlunya pertahanan yang kuat untuk mencegah serangan, ia berkata, “Perdamaian memerlukan diplomasi.” Namun, ia mengakui bahwa perdamaian tidak akan terwujud selama Rusia merasa perdamaian bisa terwujud di medan perang. ae/yf (AP, dpa)

    (ita/ita)

  • Ukraina Tembak Jatuh 5 Rudal dan 48 Drone Rusia

    Ukraina Tembak Jatuh 5 Rudal dan 48 Drone Rusia

    Kyiv

    Rentetan serangan rudal dan drone Rusia menghujani sedikitnya sembilan wilayah berbeda di Ukraina pada Kamis (6/6) waktu setempat. Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh lima rudal dan 48 drone dari total 53 drone yang diluncurkan militer Rusia.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/6/2025), pasukan militer Rusia menyerang wilayah Kyiv dengan rentetan drone dan rudal Kh-101/Kh-555, yang memicu kebakaran di salah satu fasilitas industri.

    Layanan darurat dikerahkan untuk memadamkan api di lokasi kebakaran pada Jumat (7/6) pagi waktu setempat. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.

    Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Syniehubov, menyebut serangan drone menghancurkan kaca-kaca jendela di setidaknya tiga gedung permukiman di wilayah tersebut, memicu kerusakan pada sebuah toko dan sebuah kantor pos, serta infrastruktur lokal lainnya.

    Tiga drone di antaranya, sebut Syniehubov, ditembak jatuh dan dihancurkan di wilayah Dnipropetrovsk.

    Gubernur Kirovohrad, dalam pernyataan terpisah, mengatakan serangan itu tidak memicu kerusakan di wilayahnya, setelah militer Ukraina melaporkan telah menembak jatuh satu drone.

    Sementara Gubernur Khmelnytskyi juga melaporkan tidak ada kerusakan di wilayahnya, setelah mengumumkan bahwa Angkatan Udara Ukraina menembak jatuh 11 target di wilayahnya.

    Militer Ukraina, dalam pernyataannya, menyebut tujuh drone ditembak jatuh di wilayah Odesa, bagian selatan negara tersebut. Tiga drone lainnya, sebut militer Ukraina, ditembak jatuh di wilayah Kherson dan dua drone lainnya ditembak jatuh di wilayah Mykolaiv.

    Wakil Menteri Energi Ukraina, Mykola Kolisnysk, menuturkan bahwa serangan-serangan drone itu tidak merusak infrastruktur energi apa pun.

    Rusia semakin sering menargetkan infrastruktur energi Ukraina pada musim semi ini dalam serangan gabungan yang mengakibatkan kerusakan pada kapasitas pembangkit listrik, sehingga memicu pemadaman listrik di seluruh wilayah negara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jerman Janjikan 500 Juta Euro Bantuan Senjata Buat Ukraina

    Jerman Janjikan 500 Juta Euro Bantuan Senjata Buat Ukraina

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengumumkan paket baru dukungan senjata untuk Ukraina senilai €500 juta (sekitar Rp8,8 triliun) dalam kunjungan mendadak ke kota pelabuhan Odesa pada hari Kamis (30/05).

    Paket bantuan terbaru dari Jerman ini diumumkan secara resmi oleh Pistorius bersama Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov.

    Ini adalah kunjungan ketiga Pistorius ke Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada tahun 2022. Kunjungan ini dilakukan menhan Jerman di saat pasukan Ukraina berada di bawah tekanan dari serangan baru Rusia di timur laut, ditambah dengan serangan udara besar-besaran di kota-kota Ukraina.

    Permintaan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dari sekutu Ukraina adalah lebih banyak amunisi untuk sistem pertahanan udara.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Kami akan terus mendukung Anda dalam kampanye defensif ini,” kata Umerov pada pertemuan Kamis malam di Odessa.

    Pistorius menambahkan, beberapa materi sudah siap untuk dikirimkan.

    “Mitra kami harus menyediakan senjata sehingga kami dapat memukul mundur musuh kembali ke luar perbatasan (Ukraina) yang diakui secara internasional,” katanya.

    Apa yang dikirim dalam paket bantuan Jerman?

    Paket bantuan tersebut mencakup amunisi untuk sistem pertahanan udara jarak menengah IRIS-T-SLM, dan rudal SLS jarak pendek.

    IRIS-T SLM dapat menangkal serangan rudal yang mendekat pada ketinggian hingga 20 kilometer dan jarak hingga 40 kilometer. Suku cadang dan barel pengganti untuk sistem artileri juga harus disediakan.

    Selain bertandang ke Ukraina, Boris Pistorius juga mengunjungi Moldova pada hari Jumat (31/05), dan diterima dengan penghormatan militer oleh mitranya dari Moldova, Anatolie Nosati.

    Pistorius dijadwalkan mengunjungi barak yang merupakan bagian dari proyek pembangunan Jerman untuk menjadikan negara itu lebih tangguh dalam menghadapi upaya destabilisasi yang dilakukan Moskow.

    ae/as (AFP, dpa)

    (ita/ita)

  • Ukraina Bombardir Pemukiman Dekat Perbatasan Rusia, 2 Orang Tewas

    Ukraina Bombardir Pemukiman Dekat Perbatasan Rusia, 2 Orang Tewas

    Oktyabrsky

    Angkatan bersenjata Ukraina dilaporkan melakukan penembakan menggunakan peluncur roket ke arah pemukiman warga di Oktyabrsky, Rusia. Imbas penembakan itu, 2 orang dilaporkan tewas.

    Penembakan Ukraina terhadap kota Rusia dekat perbatasan menewaskan dua orang pada hari Sabtu, kata .

    “Angkatan bersenjata Ukraina menembaki pemukiman Oktyabrsky dari peluncur roket. Saya sangat sedih, dua orang tewas: seorang pria dan seorang wanita mengalami banyak luka pecahan peluru yang tidak dapat menyelamatkan nyawa,” kata Gubernur wilayah Belgorod Vyacheslav Gladkov di Telegram, dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024).

    Gubernur mengatakan, berdasarkan informasi awal, 10 orang lainnya terluka akibat pecahan peluru. Termasuk, kata dia, seorang anak laki-laki berusia delapan tahun.

    Sebagai informasi, angkatan bersenjata Ukraina memang secara teratur melepaskan tembakan melintasi perbatasan ke wilayah Belgorod. Wilayah tersebut berbatasan dengan wilayah Kharkiv, tempat Rusia melancarkan serangan pada 10 Mei 2024 silam hingga merebut wilayah tersebut.

    Serangan pada Sabtu (25/5) waktu setempat itu juga membakar salah satu rumah pribadi dan merusak 21 rumah di sekitarnya. Selain itu, satu blok apartemen dan 23 mobil juga hancur.

    (maa/maa)

  • Putin Akan Lakukan Kunjungan ke Korea Utara, Dalam Rangka Apa?

    Putin Akan Lakukan Kunjungan ke Korea Utara, Dalam Rangka Apa?

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengungkapkan bahwa kunjungan resmi Presiden Vladimir Putin ke Korea Utara (Korut) sedang dipersiapkan. Kunjungan Putin ini dimaksudkan untuk memenuhi undangan yang sebelumnya diberikan oleh pemimpin Korut Kim Jong Un.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024), rencana kunjungan itu diumumkan Kremlin saat kedua negara, yang sama-sama berada di bawah sanksi berat dari Barat itu, menjalin hubungan yang semakin dekat sejak Rusia melancarkan invasi militer skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Baru-baru ini, Pyongyang dituduh memasok persenjataan penting ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Tuduhan itu dibantah keras oleh Korut.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam pernyataan kepada kantor berita pemerintah RIA Novosti pada Jumat (24/5) waktu setempat mengatakan bahwa kunjungan resmi Putin ke Pyongyang “sedang dipersiapkan” dengan tanggalnya akan diumumkan kemudian.

    “Presiden Putin mendapatkan undangan aktif untuk kunjungan resmi ke Korea Utara. Kunjungan tersebut sedang dipersiapkan,” ucap Peskov.

    “Kami akan mengumumkan tanggal kunjungan tersebut pada waktunya,” imbunya.

    Laporan intelijen Korea Selatan (Korsel) sebelumnya menyebut Pyongyang telah memasok jutaan peluru artileri penting ke Rusia untuk mendukung serangan-serangan Moskow terhadap Ukraina, dengan imbalan pasokan makanan.

    Ukraina bersama sekutunya, Amerika Serikat (AS), juga menuduh Moskow telah menembakkan rudal-rudal balistik yang dipasok Korut ke wilayah Ukraina.

    Tahun lalu, Kim Jong Un mengunjungi wilayah Rusia untuk melakukan pertemuan puncak dengan Putin di wilayah Timur Jauh. Kunjungan itu bertujuan mempererat hubungan yang lebih mendalam antara kedua negara, di mana sang pemimpin Korut menempuh perjalanan darat ke luar negeri yang jarang dilakukannya.

    Putin terakhir kali mengunjungi Pyongyang tahun 2000 silam, hanya beberapa bulan setelah dia menjabat di Kremlin. Pada saat itu, Putin bertemu langsung dengan mendiang Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.

    Kunjungan Putin ke Korut ini akan menjadi salah satu kunjungan langka, mengingat Presiden Rusia itu telah mengurangi perjalanan ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, baik karena pandemi virus Corona maupun karena Moskow menjadi lebih terisolasi usai menginvasi Ukraina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Warga Jerman Tak Risau Akan Perang, Tapi Haruskah Mereka Khawatir?

    Warga Jerman Tak Risau Akan Perang, Tapi Haruskah Mereka Khawatir?

    Berlin

    Poster pemilu yang menampilkan kandidat-kandidat berwajah muram dengan tulisan-tulisan seperti “keamanan” dan “kekuatan” saat ini tampak di setiap sudut jalan di Jerman.

    Para politisi Jerman tampaknya ingin mempersiapkan warga untuk menghadapi masa-masa berbahaya sejak serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, terutama karena Bundeswehr (angkatan bersenjata Republik Federal Jerman), dianggap tidak mampu menjalankan tugas pertahanan.

    Para pejabat tinggi militer Jerman bahkan telah memperingatkan bahwa angkatan bersenjata Jerman tidak akan mampu memenuhi kewajibannya dalam aliansi NATO, serta tidak akan efektif dalam membela dirinya sendiri.

    Perdebatan belanja pertahanan

    Ini pula lah alasan mengapa Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyerukan tambahan dana untuk Bundeswehr.

    Pada tahun 2022, tepat setelah perang Ukraina pecah, Kanselir Jerman Olaf Scholz sebenarnya telah mengumumkan sebuah “dana khusus” sebesar €100 miliar (setara dengan Rp1.737 triliun) untuk angkatan bersenjata, meski menambah utang baru bagi Jerman.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Namun, Pistorius menginginkan tambahan dana sebesar €6,5 miliar (setara dengan Rp112,9 triliun) untuk militer Jerman dalam anggaran tahun 2025.

    Dalam sebuah opini hukum yang diterbitkan oleh kementeriannya, Pistorius berargumen bahwa kemampuan Jerman untuk mempertahankan diri memiliki status konstitusional yang lebih tinggi daripada “batas utang.”

    Frank Sauer, seorang profesor politik dan keamanan internasional di Universitas Bundeswehr di München, juga meyakini bahwa meski dengan suntikan dana €100 miliar, Bundeswehr masih kekurangan dana.

    Ia menilai bahwa jika tidak ada dana yang lebih besar pada tahun 2026, tentara Jerman hanya akan mampu “mempertahankan operasi yang sedang berlangsung dengan upaya maksimal,” tidak lebih.

    Namun, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner sejauh ini masih menolak memberikan tambahan dana miliaran dolar, dan keputusannya tersebut mendapat dukungan dari Kanselir. Perdebatan panas mengenai belanja pertahanan di level tertinggi itu pun tampaknya tinggal sedikit lagi menuju titik kritis.

    Faktor Trump?

    Namun, seberapa mengancam sebenarnya situasinya?

    Ketua Konferensi Keamanan München, Christoph Heugsen, mengatakan pada bulan Februari lalu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin punya tujuan untuk memulihkan Rusia yang lebih besar di dalam perbatasan bekas Uni Soviet.

    “Jika Putin tidak kalah dalam perang di Ukraina, kita harus memperkirakan bahwa dia akan melanjutkan perang dengan Republik Moldova atau negara-negara Baltik,” demikian prediksi Heusgen.

    Fabian Hoffmann, seorang peneliti strategi nuklir di Universitas Oslo, Norwegia, bahkan mengunggah prediksi yang lebih suram di X (sebelumnya Twitter).

    “Menurut pendapat saya, kita memiliki waktu paling lama dua hingga tiga tahun untuk memulihkan strategi melawan Rusia,” tulisnya di awal tahun ini.

    Sementara dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar baru-baru ini, Pistorius mengatakan bahwa militer Jerman memiliki waktu lima hingga delapan tahun untuk mengejar ketertinggalan.

    Sauer di sisi lain belum melihat adanya ancaman serius terhadap negara anggota NATO. Namun, sebuah skenario di mana Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS, menurutnya dapat membuat situasi menjadi lebih berbahaya. Pasalnya, dalam kampanye pemilunya saat ini, Trump beberapa kali mengatakan bahwa masyarakat Eropa yang belum membayar “tagihan” pertahanan mereka, tidak akan mendapat perlindungan lagi.

    Sauer berpendapat bahwa negara-negara Eropa tidak mampu mengambil alih tugas militer tertentu yang selama ini dilakukan AS. Di saat yang sama, karena kurangnya dukungan Barat, wilayah Ukraina mungkin saja akan menyusut, dan ini artinya perang dimenangkan oleh Rusia.

    “Putin sudah hampir 80 tahun, dan dia sekarang ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan membangun Rusia yang lebih besar,” kata Sauer memperluas skenario hipotesisnya.

    “Mungkin dia akan memutuskan untuk menguji terlebih dahulu apakah hal itu mungkin, dan menyerang satu atau lebih negara-negara Baltik. Dan AS akan berkata: ‘Itu bukan masalah kami. Lagi pula, Anda tidak membayar tagihan Anda, dan kami juga sibuk dengan China’,” tambahnya.

    Pakar keamanan tersebut menggarisbawahi bahwa hal itu mungkin belum tentu terjadi dalam lima tahun ke depan, namun kemungkinannya tetap ada.

    Warga Jerman tidak takut

    Menurut survei YouGov baru-baru ini, hanya sekitar sepertiga warga Jerman (36%) yang percaya bahwa serangan Rusia terhadap wilayah NATO pada tahun 2030 mungkin terjadi, sementara 48% lainnya menganggap hal itu tidak mungkin terjadi.

    Terkait Jerman menjadi sasaran serangan Rusia, hanya 23% yang menganggapnya mungkin, dan sekitar 61% menganggapnya tidak mungkin.

    Sementara itu, hanya 2% yang yakin bahwa Bundeswehr punya posisi yang baik untuk pertahanan nasional, 12% melihat posisinya “cukup baik”, dan 39% yakin mereka tidak siap menghadapi serangan.

    Hasil survei lain yang dilakukan oleh Civey Institute pada bulan Maret juga mengungkap bahwa hanya 30% warga Jerman yang siap mengangkat senjata untuk mempertahankan negara jika terjadi serangan militer, sementara lebih dari 50% tidak mau berperang.

    “Kita hidup di era pergolakan sejarah yang masif,” kata Sauer, seraya menambahkan bahwa hal tersebut masih belum diterima oleh masyarakat Jerman.

    “Perlu waktu untuk mengubah pola pikir kita. Dan kita tidak akan mampu mewujudkan hal tersebut dengan cara paksa, atau hanya dengan beberapa pidato atau headline berita,” tambahnya.

    (gtp/yf)

    (nvc/nvc)

  • Polandia Tetapkan Musim Berburu Mata-mata Rusia

    Polandia Tetapkan Musim Berburu Mata-mata Rusia

    Warsawa

    Invasi di Ukraina pada Februari 2022 menempatkan Polandia di garis terluar pertahanan Uni Eropa. Namun baru sekarang masyarakat menyadari betapa besar ancaman agresi Rusia.

    Penyebabnya, antara lain, adalah sejumlah kebakaran besar yang belakangan marak melanda. Meski belum terbukti, banyak warga yang meyakini agen asing sebagai dalang sabotase.

    “Kami tidak meragukan lagi bahwa dinas rahasia Rusia dan Belarusia sangat aktif di Polandia,” kata Perdana Menteri Donald Tusk, dalam rapat kabinet pada Selasa (21/5).

    Menurutnya, pemerintah saat ini menahan dua belas individu terkait dugaan sabotase atas perintah Rusia. Tusk mengatakan, dinas rahasia Rusia kemungkinan besar juga “ikut andil” dalam peristiwa kebakaran di sebuah pusat perbelanjaan di utara ibu kota Warsawa.

    Insiden kebakaran pada 12 Mei lalu itu menghancurkan 1.400 gerai dan toko yang kebanyakan dimiliki oleh pendatang Vietnam. Api yang tersulut di beberapa tempat sekaligus semakin memperkuat dugaan kesengajaan. “Kami akan periksa,” tandas Tusk.

    Sejumlah peristiwa serupa terjadi berulang kali dalam beberapa pekan silam, entah itu kebakaran di tempat sampah atau di sekolah di tengah ujian nasional. Kegentingan semakin dirasakan ketika hakim Polandia Tomasz Schmydt membelot ke Belarus pada Mei silam dan rajin menyuarakan propaganda melawan pemerintahan demokratis di Warsawa.

    Schmydt diyakini turut membocorkan beragam informasi kepada musuh di timur.

    Tusk canangkan “perisai timur”

    Sebagai reaksi, PM Tusk pekan lalu mengumumkan proyek raksasa mengamankan perbatasan sepanjang 600 kilometer dengan Rusia dan Belarus. Selain rintangan alam seperti sungai, danau atau hutan dan rawa, wilayah perbatasan di Polandia akan diperkuat dengan fortifikasi anti-tank dan beragam teknologi pengawasan. Dia berharap, Uni Eropa akan mengambil alih separuh ongkos pengerjaan.

    Pada Selasa (21/5), dia mengumumkan pembentukan sebuah komisi yang bertugas menyelidiki pengaruh dinas rahasia Rusia dan Belarus di dalam politik Polandia. Komisi tersebut akan dipimpin oleh kepada dinas rahasia SKW, Jaroslav Strozyk, yang banyak dikenal di Eropa.

    Membongkar koneksi Moskow

    Komisi baru di Polandia bertugas membuntuti jejak Rusia dan Belarus pada semua aktivitas pemerintah sejak 2004, termasuk masa pemerintahan bentukan PM Tusk dan antara 2007 dan 2015.

    Namun, meski sang perdana menteri berusaha menampilkan kesan netral, pakar meyakini adalah Partai Hukum dan Keadilan, PiS, pimpinan Jaroslav Kaczynski yang berada dalam bidikan.

    Sorotan terbesar diarahkan kepada Antoni Macierewicz, bekas menteri pertahanan di era PiS, yang melakukan pembersihan di dinas rahasia militer sejak 2006. Aksinya itu dikritik justru melumpuhkan angkatan bersenjata.

    Sebagai Menhan, dia juga dituduh berusaha memperlambat modernisasi militer Polandia dengan membatalkan kontrak pembelian senjata, seperti rudal pertahanan dari Prancis pada tahun 2015.

    Kejanggalan di Kementerian Pertahanan

    “Informasi yang kami kumpulkan semakin mengarah ke sekitar Antoni Macierewicz,” kata Tusk. Hal senada diungkapkan Marek Biernacki, ketua komisi pengawasan dinas rahasia di parlemen Polandia.

    “Banyak keputusannya yang menguntungkan Rusia,” kata dia, Rabu (22/5) kepada stasiun televisi TVN.

    Menurutnya, PiS bukan lagi “partai yang pro-Rusia, melainkan sebuah partai yang sudah disusupi Rusia.”

    Pesan serupa digaungkan partai pemerintah dalam kampanye pemilu legislatif Eropa pada 9 Juni mendatang. “Rusia sudah tiba di sini,” demikian bunyi salah satu iklan kampanye Partai Mimbar Kewarganegaraan, PO.

    Pariwara politik itu ikut mengutip pidato Tusk di parlemen, di mana dia menuduh PiS sebagai “pengkhianat berbayar, budak Rusia.”

    “Tusk membutuhkan kemenangan, untuk mempercepat pengambilalihan kontrol terhadap negara,” tulis Michal Szuldrzynsk, di surat kabar Rzeczpospolita.

    Meski terungkap banyak skandal dan kasus korupsi pada pemerintahan sebelumnya, dukungan terhadap partai Kaczynski tetap tinggi. Jajak pendapat memperkirakan persaingan ketat antara PO dan PiS. Kemenangan PiS yang kesepuluh berturut-turut dalam pemilu akan menjadi tamparan prestise bagi Tusk.

    rzn/yf

    (nvc/nvc)

  • Saling Memuji Antara Putin dan Xi Jinping

    Saling Memuji Antara Putin dan Xi Jinping

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Beijing, China, dan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Dalam pertemuan itu, antara Putin dan Xi Jinping saling melempar pujian.

    Dilansir dari Reuters, Putin tiba di Beijing pada Kamis (16/5), pagi. Kremlin mengharapkan pertemuan Putin dan Xi ini bisa memperdalam kemitraan strategis antara kedua negara yang menjadi rival geopolitik paling kuat Amerika Serikat (AS).

    Diketahui, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 lalu, ketika Putin mengunjungi Beijing hanya beberapa hari sebelum dia mengirimkan pasukan militer Rusia ke Ukraina yang memicu perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

    China menjadi negara pertama yang didatangi Putin usai dilantik kembali menjadi Presiden Rusia hingga 2030. Putin seolah mengirimkan pesan kepada dunia soal prioritas dan kedalaman hubungan personalnya dengan Xi Jinping.

    Putin Tiba di Beijing

    Tayangan televisi dan media pemerintah Rusia menunjukkan Putin tiba di Beijing pada Kamis (16/5) pagi untuk melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari, di mana dia akan bertemu langsung dengan Xi Jinping.

    Televisi lokal Rusia menayangkan momen Putin disambut oleh para pejabat China dan disambut jajaran pengawal kehormatan saat menuruni tangga pesawat.

    Kantor berita Xinhua mengkonfirmasi kedatangan Putin, dalam apa yang disebut oleh media pemerintah sebagai kunjungan kenegaraan dari seorang “teman lama”.

    Kedatangan Putin dan kunjungannya menjadi top trending di platform media sosial China, Weibo, dengan 1,4 juta permintaan pencarian di tengah banyaknya postingan gambar, video dan komentar.

    Putin dan Xi Jinping disebut akan menghadiri malam gala merayakan 75 tahun sejak Uni Soviet mengakui Republik Rakyat China, yang dideklarasikan oleh Mao Zedong tahun 1949 silam.

    Putin juga akan mengunjungi Harbin di China bagian timur laut. Kota Harbin diketahui memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Xi Jinping dan Putin Saling Memuji

    Dalam pertemuan di Beijing, Xi mengatakan kepada Putin bahwa “hubungan China-Rusia tidak hanya demi kepentingan mendasar kedua negara… tapi juga kondusif bagi perdamaian”.

    “China siap bekerja sama dengan Rusia untuk… menegakkan keadilan di dunia,” ucap Xi kepada Putin seperti disampaikan dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China.

    “Hubungan China-Rusia saat ini diperoleh dengan susah payah, dan kedua pihak perlu menghargai dan memeliharanya,” imbuhnya.

    Putin, dalam forum yang sama, mengatakan kepada Xi bahwa hubungan kedua negara “menstabilkan” dunia.

    “Hubungan antara Rusia dan China tidak bersifat oportunis dan tidak ditujukan terhadap siapa pun,” ucapnya seperti terdengar dalam video yang ditayangkan televisi Rusia.

    “Kerja sama kami dalam masalah internasional adalah salah satu faktor yang memicu kestabilan di arena internasional,” cetus Putin.

    Putin tiba di Beijing beberapa jam setelah dia memicu pasukan Rusia yang diklaim mencapai kemajuan di “semua lini” di medan perang di Ukraina, menyusul serangan darat besar-besaran terbaru.

    Xi sendiri baru kembali dari kunjungan ke tiga negara Eropa pekan lalu, dan menegaskan penolakan terhadap kritikan Barat untuk hubungan Beijing dengan Moskow, menikmati impor energi Rusia yang murah dan akses terhadap sumber daya alam yang melimpah, termasuk pengiriman gas yang stabil melalui saluran pipa Power of Siberia.

    Kremlin, pekan ini, mengatakan bahwa kedua pemimpin akan membahas “kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis” serta “mendefinisikan bidang-bidang utama pengembangan kerja sama Rusia-China dan bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional”.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Paramiliter Anti-Putin Gabung Ukraina Lawan Tentara Rusia

    Paramiliter Anti-Putin Gabung Ukraina Lawan Tentara Rusia

    Jakarta

    Kelompok paramiliter Rusia yang anti terhadap Presiden Rusia Vladmir Putin berjuang Bersama Ukraina di Kharkiv. Wilayah tersebut terletak di Timur Laut Ukraina yang merupakan tempat pasukan Moskow membuka front baru pekan lalu.

    “Situasinya sulit, intensitasnya sangat tinggi, terjadi pertempuran hampir setiap sepuluh menit,” kata petugas mortar bernama Winnie, dilansir Reuters, Kamis (16/5/2024).

    Kalompok tersebut merupakan bagian dari Legiun Kebebasan Rusia. Kelompok itu terdiri dari orang Rusia yang menentang Putin dan berjuang untuk Ukraina.

    Ukraina telah mengirim bala bantuan, termasuk legiun dan dua unit lainnya yang terdiri dari warga negara Rusia, untuk memperkuat pertahanannya terhadap serangan darat Rusia ke wilayah utara Kharkiv yang dimulai hampir seminggu lalu.

    Kedua belah pihak saling klaim bahwa lawannya menderita banyak korban dalam perang tersebut. Wakil komandan Legiun Kebebasan Rusia Maksimilian Andronikov, yang juga dikenal dengan nama panggilan Caesar, menyebut pesawat tempur Rusia terus melakukan serangan.

    “Mereka telah memetik pelajaran dari perang, mereka menggunakan taktik yang cukup cerdas,” katanya.

    Salah satunya ialah perluasan penggunaan bom yang dijatuhkan dari pesawat dan biasanya berisi beberapa ratus kilogram bahan peledak atau lebih. Rusia memiliki stok bom yang relatif murah pada era Soviet.

    “Hari ini, empat bom udara berpemandu datang, sekitar 500 meter jauhnya. Saya berada di tanah, dan mulai bergetar, saya terlempar ke atas – dan saya tidak kecil,” kata Winnie.

    Serangan Rusia, yang mengarah ke kota Lyptsi dan Vovchansk di utara kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, dimulai Jumat lalu. Rusia tampaknya mampu mencapai kemajuan beberapa kilometer di beberapa tempat, salah satu kemajuan tercepat yang pernah dicapai kedua belah pihak sejak tahun 2022, tahun pertama invasi skala penuh Rusia.

    Rusia mengirimkan kendaraan lapis baja dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, namun mereka mampu meluncurkan peluru artileri dan drone FPV beberapa kali lebih banyak dibandingkan Ukraina.

    “Kami merasakan defisitnya. Kami memahami dengan baik bahwa jika tidak ada, musuh tidak akan mencapai kesuksesan di sini atau di Donbas,” katanya mengenai ketidakseimbangan artileri, sebuah masalah yang sangat dirasakan oleh Ukraina selama enam bulan terakhir.

    Dia mengecam batasan yang diberlakukan oleh beberapa sekutu Ukraina dalam penggunaan senjata mereka untuk menyerang Rusia, dengan mengatakan bahwa pembatasan tersebut menghambat kemampuan Kyiv untuk melawan di front utara di mana garis pertahanan tersebut berjarak beberapa kilometer dari wilayah Rusia.

    Tentara Ukraina telah lama mengeluhkan pembatasan itu memberi Rusia perisai, sehingga memungkinkan pasukannya melancarkan serangan dari seberang perbatasan tanpa membahayakan logistik mereka.

    (taa/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini