Negara: Ukraina

  • Serangan Rusia Hantam Fasilitas Gas di Poltava Ukraina, 1 Orang Tewas

    Serangan Rusia Hantam Fasilitas Gas di Poltava Ukraina, 1 Orang Tewas

    Kyiv

    Kementerian Energi Ukraina mengatakan serangan Rusia menghantam fasilitas gas di wilayah timur Poltava. Satu orang dilaporkan tewas akibat serangan itu.

    Dilansir AFP, Kamis (4/7/2024), serangan Rusia terhadap fasilitas energi dalam beberapa bulan terakhir telah melumpuhkan produksi listrik Ukraina. Hal ini memaksa pihak berwenang mengimpor pasokan dari luar negeri dan memberlakukan pemadaman listrik.

    Kementerian Energi mengatakan serangan pada hari Rabu (3/7) menghantam fasilitas yang terkait dengan UkrGasVydobuvannya, perusahaan gas terbesar di negara yang dilanda perang tersebut.

    Kementerian Energi mengatakan akibat serangan itu, seorang tukang listrik berusia 49 tahun tewas dan tiga karyawannya terluka. Mereka kemudian segara mendapat perawatan medis.

    Kremlin menyangkal pasukannya menargetkan infrastruktur sipil. Namun Kementerian Pertahanan Rusia telah melaporkan serangan terhadap lokasi energi yang mendukung militer Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta sekutu Kyiv untuk memasok lebih banyak sistem pertahanan udara untuk menggagalkan serangan rudal dan drone Rusia.

    Zelensky mengatakan serangan sistematis Rusia terhadap fasilitas energi telah mengurangi separuh produksi listrik Ukraina dibandingkan tahun lalu.

    (lir/lir)

  • Hubungan Rusia-China Ada dalam Kondisi Terbaik

    Hubungan Rusia-China Ada dalam Kondisi Terbaik

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin memuji hubungan negaranya dengan Cina, mengatakan bahwa hubungan keduanya ada pada “periode terbaik dalam sejarah.”

    Putin dan Presiden Cina Xi Jinping sebelumnya bertemu di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada hari Rabu (3/7), saat menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). Klub keamanan dan pertahanan Eurasia ini dipandang oleh Moskow dan Beijing sebagai instrumen untuk melawan pengaruh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam urusan internasional.

    Selain Rusia dan Cina, India, Iran, Pakistan, dan empat negara Asia Tengah lain, juga menjadi anggota SCO.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga diperkirakan hadir dalam pertemuan puncak SCO tersebut.

    Rusia dan Cina telah memperdalam hubungan politik, militer, dan ekonomi mereka sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Apa isi pernyataan Putin dan Xi?

    Dalam pidato pembukaan saat bertemu dengan Xi, Putin memuji SCO karena “memperkuat perannya sebagai salah satu pilar utama tatanan dunia multipolar yang adil”.

    “Hubungan Rusia-Cina, kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis kami, sedang mengalami periode terbaik dalam sejarah,” kata Putin.

    Sementara itu, Xi menyebut Putin sebagai “teman lamanya” dan mengatakan bahwa hubungan Cina-Rusia berada pada “tingkat yang tinggi.”

    “Dalam menghadapi situasi internasional yang bergejolak dan lingkungan eksternal, kedua belah pihak harus terus menjunjung tinggi aspirasi asli dan persahabatan untuk generasi yang akan datang,” kata Xi.

    Putin juga bertemu Erdogan

    Putin juga bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela-sela pertemuan SCO di Astana.

    Pemimpin Turki itu mengatakan Ankara dapat membantu membangun dasar untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia. Ia menambahkan bahwa perdamaian yang adil bagi kedua belah pihak bukan kemustahilan.

    Menurut pernyataan kepresidenan Turki, Putin dan Erdogan juga membahas perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, serta cara untuk mengakhiri konflik di Suriah.

    Selain bertemu dengan Xi dan Erdogan, Putin juga bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh di sela-sela pertemuan puncak SCO itu.

    mel/gtp (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Sosok Dick Schoof, Mantan Kepala Mata-Mata Jadi PM Belanda

    Sosok Dick Schoof, Mantan Kepala Mata-Mata Jadi PM Belanda

    Jakarta

    Mantan kepala intelijen Belanda, Dick Schoof, resmi dilantik menjadi perdana menteri (PM) pada Selasa (02/07). Dalam pemerintahan koalisinya dia berjanji untuk menerapkan kebijakan suaka dan imigrasi Belanda yang “paling ketat dalam sejarah”.

    Kandidat independen berusia 67 tahun itu menggantikan Mark Rutte, yang akan menjadi sekretaris jenderal NATO berikutnya setelah 14 tahun menjabat PM Belanda.

    Geert Wilders mengalah untuk membentuk koalisi

    Pelantikan Dick Schoof ini dilakukan setelah tujuh bulan digelarnya pemilihan umum (pemilu), di mana PVV (Partai untuk Kebebasan) yang beraliran populis kanan bentukan politisi kontroversial Geert Wilders berhasil menjadi partai terbesar di Belanda.

    Secara umum, pemimpin partai terbesar seharusnya jadi yang paling terfavorit untuk menjadi kandidat PM Belanda. Tetapi Geert Wilders, 60 tahun, politisi anti-Islam dan anti-Eropa tidak menjadi PM demi menenangkan mitra koalisi dari Partai Buruh (BBB), Partai VVD yang liberal-konservatif dan partai baru NSC. Semua pemimpin partai koalisi juga setuju untuk tidak mencalonkan diri sebagai perdana menteri.

    Sebagai gantinya, mereka mengajukan calon independen milih Dick Schoof untuk dilantik oleh Raja Willem-Alexander.

    Schoof bertekad akan menjadi “perdana menteri untuk semua warga Belanda” dan berjanji untuk tidak akan membiarkan dirinya “dikendalikan oleh Tuan Wilders.”

    Schoof juga berjanji untuk menerapkan “kebijakan penerimaan suaka yang paling ketat yang pernah ada di negara ini dan solusi paling komprehensif untuk mengatasi masalah migrasi.”

    Siapa PM Belanda yang baru?

    Sebagai mantan kepala dinas intelijen, Dick Schoof memimpin penyelidikan Belanda atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014 di atas wilayah timur Ukraina yang dikuasai kelompok separatis.

    Semua 298 orang di dalam pesawat, termasuk 196 warga negara Belanda, tewas dalam insiden pesawat yang ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia, yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai militan pro-Moskow.

    Dick Schoof harus mampu mengumpulkan semua pengalaman dan kekuatannya untuk bisa menjaga pemerintahan koalisinya. Pelari maraton amatir di waktu luangnya itu juga harus bisa menahan tekanan publik, yang kemungkinan besar akan dia dapatkan dari Geert Wilders, yang tidak asing lagi dengan pernyataan-pernyataan kontroversial di media sosial.

    “Dia akan memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga konflik ideologis dan pribadinya tetap terkendali, tetapi mengingat pengalamannya yang banyak sebagai kepala lembaga pemerintah, dia akan mampu mempertahankan diri dengan baik,” kata Sarah de Lange, profesor politik di Universitas Amsterdam.

    “Masih harus dilihat bagaimana dia akan bereaksi jika Wilders mencoba untuk menempatkannya di bawah tekanan dengan mengkritiknya di X,” kata Sarah de Lange kepada kantor berita AFP.

    kp/hp (AFP, dpa)

    (ita/ita)

  • Hasil Pemilu di Prancis Ancaman Bagi Poros Paris-Berlin?

    Hasil Pemilu di Prancis Ancaman Bagi Poros Paris-Berlin?

    Jakarta

    Setelah putaran pertama pemilu di Prancis, kekhawatiran di kalangan politik Jerman makin meningkat. Ricarda Lang dari Partai Hijau dan Mario Voigt dari CDU dalam wawancara mengatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kesalahan ketika memutuskan pembubaran parlemen dan pemilu baru.

    Menjelang pemilu, pemimpin partai ultra kanan Rassemblement National (RN) Jordan Bardella mengatakan, sebagai kepala pemerintahan dia tidak akan langsung mengubah apapun dalam hubungan Prancis-Jerman.

    Tapi pakar Prancis dari Berlin Science and Politics Foundation SWP, Ronja Kempin, tidak yakin. RN selalu “sangat kritis terhadap Jerman, terkadang hampir anti-Jerman. Macron dituduh menjual kepentingan Prancis ke Jerman dan mereka ingin membalikkan hal tersebut segera setelah ada opsi untuk berkuasa,” kata Kempin.

    RN juga selama ini menolak proyek pesawat dan tank tempur gabungan Jerman-Prancis, dan menuntut proyek-proyek itu harus diakhiri. Tapi Jordan Bardella sekarang mengatakan bahwa mereka akan menghormati kewajiban internasional Prancis.

    Banyak potensi konflik

    Marc Ringel, direktur Institut Jerman-Prancis di Ludwigsburg, Jerman, juga melihat kesulitan dalam hubungan bilateral, jika benar terbentuk pemerintahan RN di Paris. Pertanyaannya, apakah pemerintah Prancis yang baru akan mematuhi perjanjian-perjanjian bilateral? “Ada banyak ketidakpastian,” kata Marc Riegel.

    Beberapa hal yang ada dalam program pemilu RN memang bisa menjadi sumber konflik dengan Uni Eropa (UE) dan Jerman. Misalnya pengurangan kontribusi Prancis untuk UE, keluarnya Prancis dari pasar listrik UE, penghentian pakta migrasi, atau pembatasan kebebasan bepergian bagi orang asing non-UE. Selain itu, RN juga menuntut dukungan Prancis terhadap Ukraina dikurangi.

    Tapi, bagaimana RN bisa menang besar di Prancis? “Frustrasi umum masyarakat terhadap politik dan semakin meningkatnya perasaan tertinggal. RN telah menyerap ketidakpuasan ini dengan sangat cerdik,” kata Marc Riegel.

    Presiden Macron tolak mundur

    Pemilu putaran kedua yang menentukan akan digelar pada 7 Juli. Para pemimpin blok kiri moderat dan kubu Macron mengatakan mereka akan bekerja sama, dan menarik kandidat mereka di distrik-distrik, di mana kandidat lain memiliki peluang lebih besar demi menghadangkan kubu ultra kanan.

    Tapi kesepakatan untuk menghadang RN mencapai mayoritas absolut belum tentu berhasil. Sekalipun Presiden Emmanuel Macron akan tetap menjadi presiden, karena dia dipilih secara langsung dalam pemilu presiden dan akan berkuasa sampai 2027. Macron juga sudah menyatakan tidak akan mengundurkan diri, sekalipun parlemen nantinya dikuasai oleh kubu lawan.

    Sekalipun RN nantinya gagal mencapai mayoritas absolut setelah pemilu putaran kedua, tidak berarti jalan akan mulus bagi Macron. Karena kemungkinan akan terjadi kebuntuan di parlemen, ketika kekuatan kanan dan kiri saling menghalangi.

    Bagi pemimpin partai RN Jordan Bardella, pemerintahan di bawah kepemimpinannya hanya akan menjadi tujuan sementara. Dalam pemilihan presiden tahun 2027, di mana Macron tidak dapat lagi mencalonkan diri, RN akan mengusung kandidat utama mereka Marine Le Pen untuk menjadi presiden Prancis.

    Jika hal ini terjadi, “kita pasti akan memiliki Eropa yang sangat berbeda,” kata Ronja Kempin. Prancis bahkan bisa saja keluar dari Uni Eropa atau dari mata uang bersama euro. Tapi pengamat politik Marc Riegel, di sisi lain, lebih percaya bahwa Marine Le Pen akan berubah. “Seperti Giorgia Meloni di Italia, Marine Le Pen juga akan tetap berada di Uni Eropa untuk mengubah Uni Eropa, melemahkannya, dan membentuknya kembali menurut ide-ide dia”, katanya.

    (hp/as)

    (ita/ita)

  • Prancis Gelar Pemilihan Parlemen, Kubu Sayap Kanan Disebut Berpotensi Menang

    Prancis Gelar Pemilihan Parlemen, Kubu Sayap Kanan Disebut Berpotensi Menang

    Jakarta

    Prancis menggelar pemungutan suara untuk putaran pertama pemilihan parlemen. Partai sayap kanan pimpinan Marine Le Pen diprediksi mengambil alih kekuasaan dalam sejarah pertama.

    Dilansir AFP, Minggu (30/6/2024), adanya perang Rusia melawan Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga dan harga energi dan pangan jauh lebih tinggi, dukungan terhadap partai National Rally (RN) yang anti-imigrasi dan euroskeptik telah meningkat meskipun Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mencegah kenaikan tersebut.

    Lokasi tempat pemungutan suara dibuka di seluruh daratan Prancis pada pukul 08.00 pagi (06.00 GMT) dan akan ditutup 12 jam kemudian. Pembukaan pemungutan suara ini segera diikuti dengan proyeksi yang biasanya memprediksi hasil dengan tingkat akurasi tertentu.

    Para pemilih di wilayah luar negeri Perancis yang tersebar di seluruh dunia memberikan suara mereka pada awal akhir pekan. Sebanyak sekitar 49 juta orang berhak memilih.

    Cassandre Cazaux, seorang perawat yang memberikan suaranya di wilayah Pasifik Perancis, Kaledonia Baru, di mana ketegangan masih tinggi menyusul kerusuhan mematikan bulan lalu, mengatakan pemilu tersebut ‘menentukan’.

    “Seharusnya dihadiri banyak orang, tapi saya tidak tahu apakah semua orang akan ikut serta dan ikut memilih,” katanya.

    Pemilihan 577 kursi di Majelis Nasional dilakukan melalui proses dua putaran. Bentuk parlemen baru akan menjadi jelas setelah putaran kedua pada 7 Juli.

    Diperkirakan jumlah pemilih akan tinggi dan jajak pendapat akhir menunjukkan RN memperoleh antara 35 hingga 37 persen suara, dibandingkan dengan 27,5 sampai 29 persen yang diperoleh aliansi sayap kiri New Popular Front dan 20-21 persen yang diperoleh kubu tengah Macron.

    Jika RN memperoleh mayoritas absolut, ketua partai Jordan Bardella, anak didik Le Pen berusia 28 tahun yang tidak memiliki pengalaman memerintah, bisa menjadi perdana menteri dalam ‘kohabitasi’ yang tegang dengan Macron.

    Lebih lanjut, berdasarkan sumber pemerintah kepada AFP, pada hari Senin, Macron berencana mengadakan pertemuan pemerintah untuk memutuskan tindakan lebih lanjut.

    “Prancis sedang menuju tahun kekacauan politik dan kebingungan dengan Majelis yang digantung,” kata Mujtaba Rahman, kepala Eropa di Eurasia Group, sebuah konsultan risiko.

    “Tidak ada preseden dalam politik Perancis saat ini yang mengalami kebuntuan seperti ini,” kata Rahman.

    (yld/idn)

  • Rusia Hancurkan 36 Drone yang Diluncurkan Ukraina

    Rusia Hancurkan 36 Drone yang Diluncurkan Ukraina

    Jakarta

    Pasukan Rusia menghancurkan puluhan drone Ukraina di daerah dekat perbatasan. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan akibat insiden itu.

    “Sistem pertahanan udara yang bertugas menghancurkan lima belas UAV di wilayah Kursk, sembilan UAV di wilayah Lipetsk, empat UAV masing-masing di wilayah Voronezh dan Bryansk, serta dua UAV masing-masing di wilayah Oryol dan Belgorod,” kata kementerian itu dalam sebuah unggahan di Telegram, dilansir AFP, Minggu (30/6/2024).

    “Pertahanan udara telah ‘menghancurkan beberapa UAV Ukraina’ dan ‘tidak ada korban jiwa atau kerusakan’,” kata Gubernur Voronezh Aleksandr Gusev mengatakan melalui Telegram.

    Kedua belah pihak telah menggunakan drone, termasuk pesawat yang dapat meledak sendiri dengan jangkauan ratusan kilometer, secara luas selama konflik, yang dimulai pada Februari 2022.

    Ukraina telah meningkatkan serangannya terhadap wilayah Rusia tahun ini. Ukraina menargetkan lokasi energi yang dikatakannya sebagai bahan bakar militer Rusia, serta kota-kota dan desa-desa di seberang perbatasan.

    Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan darat baru yang besar di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina bulan lalu dalam apa yang disebutnya sebagai operasi untuk menciptakan “zona penyangga”. Serangan itu mendorong pasukan Ukraina kembali untuk melindungi wilayah perbatasan Belgorod Rusia dari penembakan.

    (yld/idn)

  • dari Bicara Terbata-bata hingga Isu Seks

    dari Bicara Terbata-bata hingga Isu Seks

    Jakarta

    Presiden Joe Biden melakukan debat pertama capres AS melawan kandidat Partai Republik dan bekas Presiden Donald Trump pada Kamis (27/6) yang disiarkan oleh stasiun televisi CNN di Atlanta, Amerika Serikat. Dalam debat tersebut ada sejumlah hal disorot, dari mulai isu kondisi bicara tak lagi lancar atau terbata-bata hingga kasus seks Trump.

    Dirangkum detikcom, Minggu (30/6/2024), Dilansir AFP, debat capres AS hari ini dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau pukul 09.00 waktu Indonesia bagian barat.

    Trump dan Biden telah menyetujui sejumlah aturan dalam debat capres AS. Salah satunya tidak ada penonton di studio hingga mikrofon akan dimatikan ketika waktu bicara seorang kandidat selesai.

    Debat bertemakan kebijakan luar negeri, imigran, aborsi, pajak, dan ekonomi.

    Berikut ini sejumlah poin debat capres AS antara Biden dan Trump:

    1. Joe Biden Tuai Kritik karena Bicara Terbata-bata

    Joe Biden menuai kritik dari publik Amerika Serikat. Pencalonannya kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) disorot usai publik meragukan kesehatannya.

    Sorotan tajam itu tidak lepas dari penampilan Biden dalam debat calon presiden Amerika Serikat yang digelar di Atlanta pada Kamis (27/6) waktu setempat. Melawan penantangnya, Donald Trump, calon presiden dari Partai Demokrat ini beberapa kali terlihat terbata-bata.

    Biden pun mengakui kekurangan dalam penampilan debatnya pekan ini. Dia mengaku tidak bisa berbicara selancar beberapa tahun ke belakang.

    “Saya tidak berjalan semudah dulu, saya tidak berbicara selancar dulu, saya tidak berdebat sebaik dulu, tapi saya tahu apa yang saya lakukan sekarang — saya tahu bagaimana mengatakan yang sebenarnya,” kata Biden dalam acara kampanye yang dipenuhi para pendukung di North Carolina pada Jumat (28/6) waktu setempat.

    Namun, Biden tidak menyerah. Dia mengaku tetap komitmen memenangkan Pilpres Amerika Serikat tahun ini.

    “Saya tahu yang benar dan yang salah. Saya tahu bagaimana melakukan pekerjaan ini. Saya tahu bagaimana menyelesaikan sesuatu. Saya tahu, seperti yang diketahui jutaan orang Amerika, ketika Anda terjatuh, Anda bangkit kembali.

    Baca halaman selanjutnya.

    2. Trump Sebut AS Tak Lagi Dihormati

    Soal ekonomi, Biden mendapat kesempatan pertama berbicara. Biden mengatakan dia mewarisi kehancuran ekonomi dari rezim sebelumnya. Presiden AS sebelum Biden tentu saja Donald Trump.

    “Apa yang harus dilakukan saat ini adalah berusaha untuk mengembalikan semuanya kembali seperti semula,” kata Biden.

    Trump menilai AS saat ini tidak lagi terlihat sebagai negara adidaya. AS kini sudah turun seperti negara berkembang.

    “Kami tidak lagi dihormati sebagai sebuah negara, mereka tidak menghormati kepemimpinan kami,” kata Trump tentang kepresidenan Biden.

    “Kami seperti negara dunia ketiga.”

    “Di seluruh dunia, kita tidak lagi dihormati sebagai sebuah negara. Mereka tidak menghormati kepemimpinan kita. Mereka tidak lagi menghormati Amerika Serikat.”

    3. Trump ditanya soal Palestina

    Moderator Dana Bash dari CNN bertanya kepada Trump, “Apakah Anda mendukung pembentukan negara Palestina merdeka untuk mendukung perdamaian di kawasan ini?”

    “Saya harus melihatnya,” jawab Trump, sebelum beralih ke pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan dengan negara-negara Eropa.

    Sebagaimana diketahui, Jalur Gaza di Palestina saat ini menjadi sorotan dunia karena agresi Israel. Israel adalah Zionis yang didukung oleh AS.

    Trump belum merinci bagaimana pendekatannya terhadap perang jika terpilih kembali dan bagaimana kebijakannya akan berbeda dari kebijakan Biden. Dia hanya memberikan komentar yang tidak jelas sambil mengkritik Biden dan berargumentasi bahwa serangan 7 Oktober tidak akan terjadi jika dia menjadi presiden.

    Trump juga melontarkan beberapa komentar publik yang kritis terhadap Netanyahu. Dia mengkritik perdana menteri dan badan intelijen Israel karena tidak siap menghadapi serangan itu. Dalam sebuah wawancara pada bulan April, ia mengatakan bahwa Israel perlu “menyelesaikan apa yang mereka mulai” dan “menyelesaikannya dengan cepat,” sambil terus berargumentasi bahwa Israel “kalah dalam perang humas” karena visual yang keluar dari Gaza.

    4. Trump Sebut Biden Lembek Sikapi Perang Ukraina-Rusia

    Isu perang Ukraina versus Rusia menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat calon presiden Amerika Serikat (AS). Donald Trump mengkritik sikap Joe Biden yang dinilai sebagai pemimpin lemah dalam merespons persoalan tersebut.

    “Ini adalah perang yang seharusnya tidak pernah dimulai jika kita punya pemimpin dalam perang ini,” kata Trump dilansir AFP, Jumat (28/6/2024).

    Trump kemudian mengkritik kebijakan ekonomi Biden di perang Rusia-Ukraina. Dia menyoroti gelontoran dana besar Amerika kepada Ukraina.

    “Dia sekarang memberi $200 miliar atau lebih kepada Ukraina, dia memberi $200 miliar. Itu uang yang sangat besar. Saya rasa tidak akan pernah ada pernah seperti itu,” kata Trump.

    5. Biden Sebut Trump Penjahat

    Joe Biden menyindir rivalnya Donald Trump dalam panggung debat capres Amerika Serikat (AS). Biden menyebut Trump sebagai ‘penjahat’ di panggung debat capres.

    “Satu-satunya orang yang berada di panggung ini merupakan penjahat yang dihukum adalah pria yang sedang saya lihat sekarang,” ujar Biden kepada Trump dilansir CNN, Jumat (28/6/2024).

    Dilansir AFP, BBC dan CNN, Trump menjadi mantan Presiden AS pertama yang dinyatakan bersalah dalam kasus pidana. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan New York, Kamis (30/5/2024), juri menjawab ‘Ya’ saat ditanya apakah mereka memutuskan Trump bersalah atas 34 dakwaan.

    Trump dinyatakan bersalah atas masing-masing dari 34 dakwaan memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran yang ditujukan membungkam bintang porno Stormy Daniels. Trump, yang hampir pasti akan mengajukan banding, tidak langsung bereaksi atas pernyataan dewan juri.

    6. Biden Serang Trump soal Kasus Seks Bintang Porno

    Joe Biden selaku capres petahana mengatakan hal yang personal soal Donald Trump, yakni soal skandal Trump dengan bintang porno.

    “Dan pikirkan semua hukuman perdata yang Anda hadapi. Berapa miliaran dolar yang harus Anda tanggung sebagai hukuman perdata karena menganiaya seorang wanita di depan umum? Untuk melakukan berbagai macam hal? Berhubungan seks dengan bintang porno di malam hari – saat istri Anda sedang hamil?” kata Biden di panggung debat, dilansir CNN, Jumat (28/6/2024).

    CNN menyebut ini sebagai ‘serangan personal’ dari Biden di panggung debat. Biden menyebut Trump sebagai ‘alley cat’ atau ‘kucing gang’.

    7. Trump Sebut Biden Seperti Orang Palestina

    Biden menguraikan kembali upaya pemerintahannya dalam mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Dia membanggakan proposal gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera yang ditukar dengan pembebasan tahanan Palestina di Israel, yang juga mengatur “gencatan senjata berkelanjutan dengan persyaratan tambahan”. Proposal itu diumumkan Biden pada akhir Mei lalu.

    Biden menilai Hamas telah menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata tersebut.

    “Satu-satunya yang ingin perang terus berlanjut adalah Hamas. Kami masih berusaha keras agar mereka menerimanya,” ucap Biden seperti dilansir CNN.

    Namun Trump kemudian membantah argumen Biden tersebut. “Israel-lah satu-satunya. Dan Anda harus membiarkan mereka dan membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Dia tidak ingin melakukannya,” ucap Trump.

    “Dia menjadi seperti orang Palestina, tapi hei, jangan menyukainya karena dia orang Palestina yang sangat buruk. Dia orang yang lemah,” cetus Trump merujuk pada Biden dalam argumennya.

    Biden merespons Trump dengan menyebut komentar capres Partai Republik itu sebagai “kebodohan”.

    “Saya tidak pernah mendengar kebodohan sebanyak ini,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 3

    (yld/gbr)

  • Trump Kritik Kepemimpinan Lemah Biden di Konflik Ukraina-Rusia

    Trump Kritik Kepemimpinan Lemah Biden di Konflik Ukraina-Rusia

    Jakarta

    Isu perang Ukraina versus Rusia menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat calon presiden Amerika Serikat (AS). Donald Trump mengkritik sikap Joe Biden yang dinilai sebagai pemimpin lemah dalam merespons persoalan tersebut.

    “Ini adalah perang yang seharusnya tidak pernah dimulai jika kita punya pemimpin dalam perang ini,” kata Trump dilansir AFP, Jumat (28/6/2024).

    Debat capres AS digelar di Atlanta pada Kamis (27/6) waktu setempat. Debat bertemakan kebijakan luar negeri, imigran, aborsi, pajak, dan ekonomi.

    Trump kemudian mengkritik kebijakan ekonomi Biden di perang Rusia-Ukraina. Dia menyoroti gelontoran dana besar Amerika kepada Ukraina.

    “Dia sekarang memberi $200 miliar atau lebih kepada Ukraina, dia memberi $200 miliar. Itu uang yang sangat besar. Saya rasa tidak akan pernah ada pernah seperti itu,” kata Trump.

    Dilansir CNN, di dalam debat Trump juga menilai Amerika kini tidak lagi dianggap sebagai negara adidaya. Amerika, kata Trump, telah menjadi negara berkembang.

    “Kami tidak lagi dihormati sebagai sebuah negara, mereka tidak menghormati kepemimpinan kami,” kata Trump tentang kepresidenan Biden.

    (ygs/dnu)

  • Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mantan Presiden AS Donald Trump bakal menjalani debat perdana Pilpres 2024. Urusan usia hingga perang di Gaza, Palestina, diprediksi akan membuat panas panggung debat.

    Dilansir CNN, Kamis (27/6/2024), debat akan dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau besok pagi waktu Indonesia bagian barat (WIB). Ada sejumlah isu yang diprediksi akan membuat debat Biden versus Trump berlangsung panas.

    Rekam Jejak Biden atau Keluhan Trump

    Trump diperkirakan akan membahas rekam jejak pemerintahan Biden yang telah berjalan empat tahun terakhir. Trump telah berulang kali mencurahkan keluhan pribadinya seperti klaim atas kecurangan Pilpres AS 2020, menyebut kelompok yang menyerbu Capitol AS pada tanggal 6 Januari 2021 sebagai patriot dan mengecam tuduhan kriminal yang dia hadapi di Washington, Florida dan Georgia sebagai dampak politik. Serangkaian keluhan tersebut mungkin dapat membangkitkan semangat para pendukung Trump.

    Para penasihat dan sekutu Trump telah mendesaknya untuk fokus pada isu-isu seperti ekonomi, kejahatan, dan inflasi saat dia berdebat dengan Biden. Kondisi debat tanpa penonton di studio berpotensi membantu Trump tetap berada di jalur yang benar.

    Biden Akan Jawab soal Usia

    Sementara di posisi Biden diprediksi akan menjawab keraguan publik Amerika Serikat perihal usianya yang telah menyentuh 81 tahun. Angka itu membuatnya mencetak rekor sebagai calon presiden tertua yang maju dalam Pilpres AS. Setiap kesalahan langkah, pernyataan yang menyimpang, atau kehilangan pemikiran di panggung debat akan diawasi secara ketat atau bahkan diputarbalikkan oleh Trump yang berusia 78 tahun.

    Biden diyakini berupaya untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat memperkuat kekhawatiran mengenai usianya, sekaligus mengubah pertanyaan mengenai usia menjadi sebuah pertanyaan mengenai pengalaman. Dia telah meminta para pemilih untuk menaruh kepercayaan mereka pada seseorang yang akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya.

    Sikap Trump tentang Aborsi

    Pada 2016, Trump berjanji untuk memberikan sedikit perhatian terhadap aborsi dan hak-hak reproduksi. Banyak kaum konservatif yang skeptis bahwa dia akan berusaha untuk memusnahkan Roe v Wade, sementara sebagian besar kaum liberal percaya bahwa dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan hal tersebut.

    Perang Israel dengan Hamas di Gaza

    Hal ini mungkin tidak dianggap sebagai isu utama bagi para pemilih di sebagian besar jajak pendapat. Namun, momok serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah membayangi kampanye Biden – khususnya, kemampuannya untuk menghidupkan kembali koalisi kiri-tengah yang beragam yang membawanya meraih kemenangan.

    Saat ini, tenda besar tersebut penuh dengan orang-orang dengan pendapat yang sangat berbeda mengenai konflik tersebut dan cara Trump menangani hubungan AS dengan Israel dan pemimpin sayap kanannya, Benjamin Netanyahu. Tidak ada pihak yang mau berkompromi dalam perdebatan dalam negeri, sehingga sulit membayangkan Biden menyenangkan semua pihak di sisi kiri Trump.

    Tim kampanye Biden diyakini telah mengetahui semua hal ini, sehingga akan menarik untuk mendengarkan pesannya dan menganalisis di mana pesan tersebut ditargetkan. Sulit untuk memprediksi apa yang akan Biden fokuskan karena Trump telah melontarkan sejumlah pendapat mengenai perang dan implikasi politiknya.

    Rusia dan Putin

    Kedekatan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bukan sebuah rahasia. Pandangannya mengenai bantuan AS dan NATO ke Ukraina, yang telah melawan invasi Rusia selama lebih dari 2 tahun, agak sulit untuk dijabarkan.

    Namun, apa yang diketahui menunjukkan bahwa pemerintahan Trump, jika menang, akan lebih diterima di Moskow dibandingkan di Kyiv.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (haf/ygs)

  • Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    La Paz

    Dalam hitungan jam, negeri berpopulasi 12 juta jiwa itu menyaksikan tentara menduduki istana negara Bolivia di bawah arahan Jenderal Juan Jose Zuniga, yang menolak diturunkan sebagai panglima militer, dan imbauan Presiden Luis Acre yang meneguhkan pergantian di pucuk pimpinan tentara. Para serdadu akhirnya mundur dari ibu kota setelah diperintahkan panglima militer baru.

    Kudeta yang dilancarkan Zuniga hanya bertahan selama tiga jam. Dia diyakini berkomplot dengan bekas wakil panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador. Keduanya ditangkap dan ditahan atas perintah kejaksaan. Buntutnya, pendukung pemerintah turun ke jalan untuk merayakan tegaknya supremasi sipil. Mereka terlihat mengibarkan bendera negara dan menyanyikan lagu-lagu nasional.

    “Apa tujuan kudeta ini? Tujuannya adalah untuk menjatuhkan otoritas yang terpilih secara demokratis,” kata Menteri Pemerintahan, Eduardo del Castillo kepada wartawan.

    Pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Edmundo Novillo memastikan “situasi telah terkendali,” kata dia dalam jumpa pers, sembari ditemani oleh panglima militer Jose Wilson Snchez. Novillo mengatakan, “Bolivia telah menyintasi sebuah kudeta yang gagal”.

    Kudeta demi ‘demokrasi’?

    Sejak beberapa bulan terakhir, Bolivia didekap kegentingan akibat pertikaian antara Presiden Arce dan sekutunya sendiri, mantan presiden sayap kiri Evo Morales, yang berebut kursi di pucuk partai penguasa. Ketidakstabilan politik menggandakan tekanan di tengah gejolak ekonomi. Barisan pendukung Morales di Kongres, misalnya, mematahkan sejumlah inisiatif Presiden Acre yang ingin menambah utang untuk menghalau krisis.

    Jenderal Zuniga merujuk pada kelumpuhan di Bolivia sebagai dalih kudeta. Kepada wartawan, dia mengklaim telah muak dengan pertikaian politik dan mengambil jalan pintas “untuk memulihkan demokrasi.”

    “Kami mendengarkan tangisan rakyat karena selama bertahun-tahun, para elite telah mengambil alih kendali atas negeri ini,” kata dia, sembari menambahkan betapa para politisi “telah merusak negara. Lihatlah situasi saat ini, ke dalam krisis semacam apa mereka menjebloskan kita.”

    “Presiden mengatakan kepada saya bahwa situasinya memburuk dan kritis. Sangat penting untuk mempersiapkan sesuatu demi menaikkan popularitas saya,” kata dia mengutip Acre.

    Dia bahkan sempat menanyakan, “Apakah harus membawa serta unit kendaraan lapis baja?” yang dijawab sang presiden “Bawalah mereka keluar” dari barak.

    Klaim tersebut dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima, yang menyebut Zuniga berbohong dan harus menjawab tindakannya di muka pengadilan. Kejaksaan dikabarkan sedang mempersiapkan dakwaan dengan ancaman penjara 15 sampai 20 tahun, “karena telah menyerang demokrasi dan konstitusi,” tulis Lima di platform X atau Twitter.

    “Keterlibatan” negara asing?

    Upaya kudeta di Bolivia mengundang kecaman internasional, terutama Rusia yang belakangan menjadi sekutu dekat pemerintahan di Sucre.

    “Kami mengecam keras upaya kudeta militer dan menawarkan dukungan penuh bagi pemerintahan Presiden Luis Acre,” tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow, Kamis (27/6), seperti dilansir kantor berita AFP.

    “Rusia berdiri dalam solidaritas dan persaudaraan dengan Bolivia, mitra strategis kami yang selalu bisa diandalkan.”

    Arce sempat mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg awal bulan ini. Putin memuji “rasa hormat yang kuat” antara kedua negara dan berharap dapat meningkatkan hubungan ekonomi, menurut keterangan pers Kremlin. Kunjungan Acre tergolong langka di tengah isolasi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina.

    Bolivia belum lama ini bersepakat membeli minyak Rusia untuk menutupi kekurangan di dalam negeri. Langkah itu diambil ketika surutnya sumur lama disusul resesi yang mengekang investasi. Padahal, negeri di dataran tinggi Andes itu sejatinya menyimpan cadangan litihium terbesar di dunia, yang sebagian besar dikelola dengan dana investasi dari China dan Rusia.

    Moskow menuduh adanya keterlibatan pihak asing yang ingin mencampuri proses politik di ibu kota Sucre. “Kami memperingatkan terhadap upaya campur tangan asing yang merusak urusan dalam negeri Bolivia dan negara-negara lain, yang telah berulang kali menimbulkan konsekuensi tragis bagi sejumlah negara dan masyarakat, termasuk di kawasan Amerika Latin,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Meski tidak secara langsung, ungkapan tersebut di masa lalu acap dilayangkan terhadap Amerika Serikat, yang punya sejarah panjang memaksakan pergantian politik di Amerika Selatan lewat kudeta. Pada 1971, misalnya, AS mendukung kudeta Jenderal Hugo Banzer terhadap pemerintahan sosialis Bolivia.

    rzn/as (ap,afp,rtr)

    Lihat juga Video: Panglima Militer Bolivia Sebut Kudeta Cuma Settingan-Diperintah Presiden

    (nvc/nvc)