Negara: Ukraina

  • 8.000 Tentara Korut Siaga di Kursk, Siap Perang Bantu Putin di Ukraina

    8.000 Tentara Korut Siaga di Kursk, Siap Perang Bantu Putin di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Robert Wood, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 8.000 pasukan Korea Utara yang ditempatkan di wilayah Kursk, Rusia, dan siap bertempur di Ukraina.

    Wood menyampaikan hal ini dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada Kamis (31/10/2024), sekaligus mempertanyakan klaim Rusia terkait ketidakhadiran pasukan Korea Utara.

    “Saya memiliki pertanyaan yang sangat hormat untuk rekan Rusia saya: Apakah Rusia masih berkukuh bahwa tidak ada pasukan Korea Utara di Rusia?” ujarnya, dilansir Reuters.

    Namun, perwakilan Rusia di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara itu tidak memberikan tanggapan.

    Sejak pertama kali menyangkal keberadaan pasukan Korea Utara, Rusia belum secara resmi menanggapi atau mengonfirmasi kehadiran pasukan ini. Korea Utara, setelah bantahan awal, kini justru membela tindakan pengiriman pasukannya sebagai sesuatu yang sah di bawah hukum internasional.

    Selain AS, Inggris, Korea Selatan, dan Ukraina juga menuduh Rusia melanggar resolusi PBB serta Piagam PBB dengan pengerahan pasukan dari Korea Utara, yang selama ini dikenakan sanksi untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik oleh Pyongyang.

    Pada Rabu, Ukraina menyebut tiga jenderal Korea Utara yang diduga sedang mendampingi pasukan negara tersebut di Rusia.

    Dalam sidang tersebut, AS juga menyinggung peran China yang diduga memberikan dukungan signifikan bagi industri pertahanan Rusia.

    “China tidak bisa mengeklaim dirinya sebagai suara perdamaian ketika ia mendukung Rusia dalam perang terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir,” ujar Wood.

    Ia menegaskan bahwa dukungan China memperpanjang konflik yang telah berlangsung sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Sebagai tanggapan, Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang membantah tuduhan tersebut, dengan menegaskan bahwa China tidak menyediakan senjata bagi pihak manapun yang terlibat dalam konflik Ukraina. Geng mengkritik AS dengan menyebut bahwa Washington “memperdagangkan kecemasan, menciptakan musuh, dan memicu konfrontasi.”

    China juga menolak tuduhan adanya bantuan besar-besaran terhadap basis industri pertahanan Rusia, dan menyatakan bahwa AS tengah mengkampanyekan kecemasan serta sanksi yang tidak berdasar terhadap perusahaan-perusahaan China yang dituduh terlibat.

    Adapun Sidang Dewan Keamanan ini diadakan atas permintaan Rusia untuk membahas suplai senjata Barat kepada Ukraina.

    (luc/luc)

  • Ancaman AS ke Korut Jika Nekat Bantu Rusia Bisa Masuk Kantong Mayat

    Ancaman AS ke Korut Jika Nekat Bantu Rusia Bisa Masuk Kantong Mayat

    Badan mata-mata Korea Selatan (Korsel) sebelumnya melaporkan bahwa Korut telah mengirimkan ribuan tentaranya, termasuk pasukan khusus elite, ke Rusia. Otoritas AS, pada Senin (28/10) waktu setempat, melaporkan bahwa 10.000 tentara Korut saat ini sedang berlatih di wilayah Rusia.

    Pyongyang membantah telah mengirimkan pasukannya ke Rusia. Namun Wakil Menlu Korut untuk Urusan Rusia, Kim Jong Gyu, dalam pernyataan via media pemerintah pekan lalu, mengatakan bahwa jika pengerahan pasukan seperti itu dilakukan, maka akan sejalan dengan norma-norma global.
    Korut dan Rusia sama-sama berada di bawah sanksi PBB, dengan Pyongyang karena program senjata nuklirnya dan Moskow karena invasinya ke Ukraina.

    Menhan AS-Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dan Menhan Korsel Kim Yong Hyun, pada Rabu (30/10), kompak menyerukan agar Korut menarik mundur pasukan mereka dari Rusia. Seruan ini disampaikan saat kekhawatiran internasional meluas atas prospek tentara-tentara Korut ikut berperang melawan pasukan Ukraina.

    “Saya menyerukan kepada mereka (Korut-red) untuk menarik pasukan mereka keluar dari Rusia,” ucap Austin saat berbicara di Pentagon, melontarkan seruan serupa dari Menhan Korsel yang berdiri di sebelahnya.

    “Jika tentara Korea Utara bertempur bersama tentara Rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara Ukraina, maka tentara Ukraina berhak membela diri. Mereka menjadi pihak yang berperang, dan Anda memiliki alasan untuk meyakini bahwa… mereka akan terbunuh dan terluka akibat pertempuran,” sebutnya.

    Austin menyebut tentara Korut itu dilengkapi dengan seragam dan senjata militer Rusia.

    Menyampaikan informasi senada, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menyebut pasukan Korut mengenakan seragam militer Rusia dan berbaur dengan unit etnis minoritas untuk menyembunyikan mereka.

    Kim Yong Hyun, yang berbicara melalui penerjemah, menyebut pengerahan pasukan Korut ke Rusia “bisa mengakibatkan peningkatan ancaman keamanan di Semenanjung Korea”.

    Hal itu, menurut Kim Yong Hyun, dikarenakan adanya “kemungkinan besar” bagi Pyongyang untuk meminta transfer teknologi dari Moskow untuk membantu program persenjataannya — termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua dan satelit pengintaian — sebagai imbalan atas pengerahan pasukan mereka.

    (whn/isa)

  • Inflasi Zona Euro Tembus 2% Oktober 2024, Bank Sentral Eropa Lanjut Pangkas Suku Bunga?

    Inflasi Zona Euro Tembus 2% Oktober 2024, Bank Sentral Eropa Lanjut Pangkas Suku Bunga?

    Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi di negara kawasan pengguna mata uang Euro atau zona euro meningkat lebih cepat dari perkiraan. Hal tersebut sesuai dengan target Bank Sentral Eropa dan meningkatkan argumen untuk menurunkan suku bunga secara bertahap.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (31/10/2024), data dari Eurostat menyebut indeks harga konsumen Eurozone naik 2% pada Oktober 2024 secara year on year (YoY), naik dari 1,7% bulan sebelumnya dan melebihi perkiraan analis sebesar 1,9%.

    Penurunan harga energi yang lebih kecil merupakan pendorong utama langkah ini. Inflasi inti yang diawasi dengan ketat, yang tidak termasuk barang-barang volatil, secara tak terduga tetap stabil di angka 2,7%, sementara kenaikan harga pangan terjadi lebih cepat.

    Angka-angka tersebut akan mendukung para pejabat bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang telah memperingatkan penurunan suku bunga yang terlalu besar untuk mendukung perekonomian yang lesu di kawasan tersebut. 

    Investor telah mengurangi spekulasi mengenai pemotongan yang lebih besar untuk menutup tahun 2024, setelah data pertumbuhan pada hari Rabu menunjukkan bahwa blok tersebut berada pada pijakan yang lebih kuat, dengan Jerman menghindari resesi

    Perdebatan di antara para pengambil kebijakan mengenai masa depan semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pekan lalu, beberapa pihak berpendapat bahwa pemotongan setengah poin harus dipertimbangkan pada bulan Desember setelah survei bisnis menunjukkan memburuknya momentum di sektor swasta.

    Sementara itu, beberapa pihak yang lain telah menolak. Anggota Dewan Eksekutif ECB Isabel Schnabel mengatakan pendekatan “bertahap” terhadap pelonggaran moneter tetap tepat, sementara Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan para pejabat tidak boleh terburu-buru mengambil langkah lebih lanjut.

    Pernyataan Nagel mengikuti berita tentang lonjakan inflasi Jerman yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan pada bulan ini. Angka ini mencapai 2,4% dari 1,8% pada bulan September – menyoroti bahwa tantangan masih ada.

    “Tujuannya sudah terlihat, tetapi saya tidak akan memberi tahu Anda bahwa inflasi terkendali. Kita juga tahu bahwa inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, hanya karena efek dasar (base effect),” ujar Presiden ECB, Christine Lagarde kepada Le Monde dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis.

    Sementara itu, faktor lain seperti perang di Timur Tengah dan Ukraina dapat menyebabkan biaya energi dan pengangkutan menjadi lebih tinggi. Lalu ada potensi kembalinya Donald Trump – yang menerapkan paket tarif perdagangan yang drastis – ke Gedung Putih. 

    Sementara itu di Eropa, kenaikan gaji mendorong inflasi di sektor jasa. Pertumbuhan harga di bagian perekonomian tersebut tidak berubah pada bulan Oktober sebesar 3,9%.

    ECB meningkatkan laju penurunan suku bunga pada bulan ini karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan inflasi yang lebih lambat. Pada hari Kamis, Fabio Panetta dari Italia memperingatkan risiko pertumbuhan harga tidak mencapai 2%.

    “Kondisi moneter masih ketat dan diperlukan pemotongan baru,” katanya. “Seiring dengan meredanya inflasi, fokus kita seharusnya tertuju pada kelesuan ekonomi riil: Tanpa pemulihan yang berkelanjutan, risiko inflasi akan terdorong jauh di bawah target.”

    Meskipun biaya energi menjadi hambatan akhir-akhir ini, para pejabat hanya berharap dapat memenuhi target secara berkelanjutan pada tahun depan. Salah satu alasannya adalah ketahanan pasar tenaga kerja di kawasan euro, dengan data terpisah pada hari Kamis menunjukkan bahwa tingkat pengangguran turun ke rekor terendah 6,3% pada bulan Oktober.

  • Jika Tentara Masuk Ukraina, Pulang dalam Kantong Mayat

    Jika Tentara Masuk Ukraina, Pulang dalam Kantong Mayat

    Pyongyang membantah telah mengirimkan pasukannya ke Rusia. Namun Wakil Menlu Korut untuk Urusan Rusia, Kim Jong Gyu, dalam pernyataan via media pemerintah pekan lalu, mengatakan bahwa jika pengerahan pasukan seperti itu dilakukan, maka akan sejalan dengan norma-norma global.

    Korut dan Rusia sama-sama berada di bawah sanksi PBB, dengan Pyongyang karena program senjata nuklirnya dan Moskow karena invasinya ke Ukraina.

    Menhan AS-Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dan Menhan Korsel Kim Yong Hyun, pada Rabu (30/10), kompak menyerukan agar Korut menarik mundur pasukan mereka dari Rusia. Seruan ini disampaikan saat kekhawatiran internasional meluas atas prospek tentara-tentara Korut ikut berperang melawan pasukan Ukraina.

    “Saya menyerukan kepada mereka (Korut-red) untuk menarik pasukan mereka keluar dari Rusia,” ucap Austin saat berbicara di Pentagon, melontarkan seruan serupa dari Menhan Korsel yang berdiri di sebelahnya.

    “Jika tentara Korea Utara bertempur bersama tentara Rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara Ukraina, maka tentara Ukraina berhak membela diri. Mereka menjadi pihak yang berperang, dan Anda memiliki alasan untuk meyakini bahwa… mereka akan terbunuh dan terluka akibat pertempuran,” sebutnya.

    Austin menyebut tentara Korut itu dilengkapi dengan seragam dan senjata militer Rusia.

    Dia juga mengatakan bahwa tentara Korut itu diperkirakan akan mulai bertempur melawan pasukan Ukraina pada November mendatang.

    Kim Yong Hyun, yang berbicara melalui penerjemah, menyebut pengerahan pasukan Korut ke Rusia “bisa mengakibatkan peningkatan ancaman keamanan di Semenanjung Korea”.

    Hal itu, menurut Kim Yong Hyun, dikarenakan adanya “kemungkinan besar” bagi Pyongyang untuk meminta transfer teknologi dari Moskow untuk membantu program persenjataannya — termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua dan satelit pengintaian — sebagai imbalan atas pengerahan pasukan mereka.

    (nvc/idh)

  • Harga Emas Tembus Rekor Termahal Sepanjang Sejarah – Page 3

    Harga Emas Tembus Rekor Termahal Sepanjang Sejarah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu karena ketidakpastian terkait pemilu presiden AS mendorong permintaan aset safe-haven. Sentimen harga emas lainnya, para pelaku pasar juga menantikan data ekonomi sebagai panduan mengenai kebijakan Federal Reserve selanjutnya.

    Dilansir dari CNBC, KAmis (31/10/2024), harga emas spot naik 0,5% menjadi USD 2.788,89 per ons setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi USD 2.789,73 pada sesi perdagangan. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,7% menjadi USD 2.799,90.

    “Kita memiliki pemilu yang akan datang, situasi politik di sini sangat tidak pasti, Fed sedang menurunkan suku bunga, serta adanya potensi ketegangan Rusia dan Ukraina,” kata Daniel Pavilonis, analis senior pasar di RJO Futures.

    “Ada begitu banyak faktor yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi, dan berita-berita negatif saat ini adalah apa yang sedang dicari oleh emas. Langkah selanjutnya kemungkinan mencapai $2.850,” tambah Pavilonis.

    Puncak Pemilu AS

    Musim pemilu presiden AS mencapai puncaknya pada 5 November, dengan persaingan ketat antara mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.

    Emas, yang secara tradisional menjadi aset lindung nilai saat terjadi ketidakstabilan geopolitik, telah melonjak 35% tahun ini dan berada di jalur untuk kinerja tahunan terbaiknya sejak 1979. Suku bunga rendah juga turut mendukung reli harga emas.

    Menurut Dominik Sperzel, kepala perdagangan di Heraeus Metals Germany, harga emas bisa mencapai USD 3.000 pada tahun 2025, didorong oleh kekhawatiran di pasar negara berkembang, arus masuk ETF emas, dan penyesuaian pasar pasca pemilu.

    Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta di AS melonjak 233.000 pekerjaan pada bulan Oktober, melebihi perkiraan, meskipun ada kekhawatiran gangguan sementara akibat badai dan pemogokan. Produk domestik bruto (PDB) AS juga tumbuh dengan laju tahunan sebesar 2,8%.

    Pembuat kebijakan di Federal Reserve diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin minggu depan. Selain itu, pasar juga fokus pada data pengeluaran konsumsi pribadi dan data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada hari Kamis dan Jumat.

  • Harga Emas Tembus Rekor karena Ketidakpastian Global dan Jelang Pertemuan The Fed

    Harga Emas Tembus Rekor karena Ketidakpastian Global dan Jelang Pertemuan The Fed

    Chicago, Beritasatu.com – Harga emas naik ke rekor tertinggi pada Rabu (30/10/2024) karena ketidakpastian Pilpres AS dan menjelang data ekonomi sebagai petunjuk kebijakan Federal Reserve (The Fed).

    Harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi US$ 2.788,89 per ons setelah mencapai posisi tertinggi sepanjang masa di US$ 2.789,73 pada awal sesi. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,7% menjadi US$ 2.799,90.

    “Kita akan menghadapi pemilu, iklim politik di sini sangat tidak menentu, serta Fed memangkas suku bunga . Belum lagi prospek Rusia dan Ukraina,” kata analis strategi pasar di RJO Futures Daniel Pavilonis dilansir CNBC International.

    Dia mengatakan sejumlah hal dapat mendorong harga emas. “Semua berita negatif di luar sana adalah faktor yang sebenarnya dicari emas. Langkah selanjutnya emas mungkin ke US$ 2.850,” kata Pavilonis.

    Pemilihan Presiden AS mencapai puncaknya pada 5 November, dengan jajak pendapat ketat antara mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump dan wakil presiden AS dari Demokrat Kamala Harris.

    Emas, yang secara tradisional menjadi lindung nilai di tengah ketidakstabilan geopolitik, telah melonjak 35% tahun ini, menuju kinerja tahunan terbaiknya sejak 1979. Suku bunga rendah semakin mendukung kenaikan tersebut.

    “Emas dapat mencapai US$ 3.000 pada 2025 di tengah kekhawatiran pasar dan penyesuaian pasar pasca-pemilu,” kata Kepala Perdagangan di Heraeus Metals Jerman, Dominik Sperzel.

    Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja swasta AS melonjak lebih tinggi dari perkiraan sebanyak 233.000 pada Oktober, meskipun ada kekhawatiran gangguan akibat badai dan pemogokan. 

    Adapun produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III 2024 meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,8%.

    Para pembuat kebijakan Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga seperempat poin minggu depan. Pasar juga fokus pada pengeluaran konsumsi pribadi AS dan data penggajian, yang akan dirilis pada Kamis (31/10/2024) dan Jumat (1/11/2024).

    Sementara paladium turun lebih 5% menjadi US$ 1.148,75 per ons setelah mencapai titik tertinggi 10 bulan pada Selasa (29/10/2024). Sedangkan harga perak turun 2,1% menjadi US$ 33,71 per ons dan platinum turun 2,8% menjadi US$ 1.014,62.

  • Korut Tembak Rudal Balistik ke Laut Timur!

    Korut Tembak Rudal Balistik ke Laut Timur!

    Jakarta

    Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke perairan timur laut semenanjung Korea pada hari Kamis waktu setempat. Tembakan diluncurkan setelah pertemuan pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di Pentagon.

    Dilansir dari Yonhap, Kamis (31/10/2024), Militer Korsel tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tembakan rudal Korut. Saat ini, analisis sedang dilakukan.

    Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah kepala pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengutuk pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia di Pentagon.

    Korut terakhir kali menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada tanggal 18 September.

    Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Pimpinan pertahanan AS dan Korea Selatan Korsel menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia. AS menyebut sekitar 10.000 telah dikerahkan untuk melawan pasukan Ukraina.

    AS dan Korsel meyakini pengiriman pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.

    “Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Hadir pula Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sampingnya.

    Sementara itu, Kim mengatakan dia yakin pengerahan pasukan Korea Utara “dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman keamanan di semenanjung Korea.”

    (taa/taa)

  • AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengirimkan 10 ribuan pasukan Pyongyang ke medan tempur membantu Rusia melawan pasukan Ukraina. Merespons hal ini, Pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia.

    Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Rusia dan Korut telah memperdalam aliansi politik dan militer selama perang bergulir. Namun, mengirim pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.

    “Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Hadir pula Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sampingnya.

    Austin mengatakan Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah Rusia menggunakan pasukan tersebut dalam pertempuran.

    Sementara itu, Kim mengatakan dia yakin pengerahan pasukan Korea Utara “dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman keamanan di semenanjung Korea.”

    Hal tersebut lantaran “kemungkinan besar” Pyongyang akan meminta transfer teknologi dari Rusia untuk membantu program persenjataannya “termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian–sebagai imbalan atas pengerahan pasukannya,” katanya.

    Namun dia tidak mengumumkan perubahan pada kebijakan lama Seoul yang melarangnya menjual senjata ke zona konflik aktif termasuk Ukraina. Seperti diketahui, AS dan Ukraina sebelumnya meminta Korsel mempertimbangkan kebijakan tersebut.

    Pentagon mengatakan pada hari sebelumnya bahwa “sejumlah kecil” pasukan Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina telah melakukan serangan darat sejak Agustus.

    Gedung Putih mengatakan bahwa pasukan Pyongyang akan menjadi “target militer yang sah” jika mereka berperang melawan Ukraina.

    Jika pasukan Korea Utara “bertempur bersama tentara Rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara Ukraina, tentara Ukraina berhak untuk membela diri,” kata Austin.

    Mereka akan menjadi “pihak yang berperang bersama, dan Anda punya banyak alasan untuk percaya bahwa… mereka akan terbunuh dan terluka akibat pertempuran,” tambahnya.

    Pyongyang membantah telah mengirim pasukan ke Rusia, tetapi wakil menteri luar negerinya mengatakan bahwa jika pengerahan semacam itu terjadi, itu akan sejalan dengan norma-norma global.

    Korea Utara dan Rusia sama-sama dikenai sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pyongyang dijatuhkan sanksi atas program senjata nuklirnya, sementara Moskow atas perang Ukraina.

    Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui berada di Moskow pada hari Rabu untuk mengadakan pembicaraan “strategis” dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov, sementara Wang Yi selaku diplomat tertinggi untuk Tiongkok, sekutu diplomatik utama Pyongyang, tengah membahas krisis Ukraina dengan wakil menteri luar negeri Rusia di Beijing.

    (taa/taa)

  • Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Utusan Kim Jong Un Tiba di Moskow, Korut Siap Berperang di Ukraina?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son Hui tiba di Rusia pada Selasa (29/10/2024). Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) merilis laporan bahwa Pyongyang mengirimkan pasukan untuk membantu Moskow dalam perang Ukraina.

    Dalam laporan media resmi Rusia, TASS, Choe telah tiba di kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia. Sumber diplomatik mengatakan bahwa ‘besok Choe akan berada di Moskow’.

    Kantor berita Rusia melaporkan Choe akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia. Namun, belum ada informasi terkait siapa pejabat yang akan ditemui Choe di Moskow, sementara Kremlin juga tidak mengkonfirmasi adanya rencana Choe bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

    Ketibaan Choe di Rusia sendiri terjadi saat Washington dan Seoul melaporkan bahwa Korut telah mengirimkan pasukan ke perang Rusia-Ukraina. Aliansi yang dipatroni AS, NATO, mengatakan pada hari Senin bahwa ribuan pasukan Korut bergerak menuju garis depan.

    Pentagon mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa beberapa tentara Korut berada di wilayah Kursk, wilayah perbatasan Rusia tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan besar pada bulan Agustus. Beberapa ribu lagi disebutkan sedang menuju ke wilayah itu.

    “Setiap pasukan Korut yang bertempur dalam perang akan menjadi ‘sasaran yang adil’ untuk serangan Ukraina. Kami tidak akan memberlakukan batasan baru pada penggunaan senjata AS oleh Ukraina jika Korut memasuki pertempuran,” ujar Pentagon dikutip Reuters.

    Di sisi lain, setelah pembicaraan dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada hari Selasa, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa langkah-langkah Korut membawa perang ke babak baru.

    “Perang ini menjadi internasional, meluas melampaui dua negara. Kami sepakat untuk memperkuat pertukaran intelijen dan keahlian, mengintensifkan kontak di semua tingkatan, terutama yang tertinggi, untuk mengembangkan strategi tindakan dan tindakan balasan guna mengatasi eskalasi ini,” tambah Zelensky di X.

    “Yoon memberi tahu Zelensky bahwa jika Korut menerima bantuan dari Rusia dan mampu memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dari keterlibatannya dalam perang, hal itu akan menimbulkan ‘ancaman besar’ bagi keamanan Korsel,” kata kantornya.

    Korsel mengatakan akan mulai memasok senjata ke Ukraina jika pasukan Korut bergabung dalam perang Rusia. Sejauh ini, Presiden Rusia Putin tidak membantah keberadaan pasukan Korut di negara itu.

    Dalam kesempatan yang berbeda, peran apa yang mungkin dimainkan oleh pasukan Korut masih belum jelas. Pentagon mengatakan indikasi awal adalah bahwa Rusia mungkin menempatkan mereka dalam peran infanteri.

    “Kami tetap khawatir bahwa Rusia bermaksud menggunakan tentara-tentara ini dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Kursk,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan.

    Lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan jumlah pasukan Korut yang terlibat ‘membuat ini lebih dari sekadar upaya simbolis’.

    “Namun, pasukan tersebut kemungkinan akan berperan sebagai pendukung dan jumlahnya kurang dari 1% dari pasukan Rusia,” katanya.

    “Rusia sangat membutuhkan tenaga kerja tambahan, dan ini adalah salah satu elemen upaya Rusia untuk mengisi jajaran tanpa mobilisasi kedua,” tambahnya, seraya mencatat kehadiran tersebut dapat bertambah.

    (luc/luc)

  • PCO Buat Akun Resmi Presiden Prabowo dan Republik Indonesia – Page 3

    PCO Buat Akun Resmi Presiden Prabowo dan Republik Indonesia – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto meminta pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dilanjutkan. Namun, RI 1 lebih mendorong penguatan infrastruktur untuk program swasembada pangan.

    Hal tersebut dikatakan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo saat ditanyai soal kelanjutan proyek IKN, usai mengikuti rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

    “Kewajiban PU support pak Presiden swasembada pangan. Berarti support Kementan. Itu dulu yang utama,” kata Dody.

    Dody menyatakan, dirinya mendapat arahan dari Prabowo untuk membantu program swasembada pangan. Khususnya dalam pengadaan komoditas pangan utama semisal beras.

    “Arahannya itu swasembada pangan. Kita ini kekurangan beras loh, yang utama tuh itu. Takutnya nanti Ukraina meledak, Iran meledak, itu kan nanti kita jadi enggak bisa makan. Semua orang kan kalau enggak makan beras seolah-olah enggak makan, jangan lah. Beras itu utama,” bebernya.

    Untuk itu, Kementerian PU akan mendompleng produksi beras lewat infrastruktur di bidang sumber daya air, semisal pembangunan bendungan hingga irigasi.

    “Termasuk swasembada air, otomatis. Kalau support Kementan kan itu irigasi dan seterusnya. Air itu wajib karena kan penyediaan air baku. Jakarta contohnya penurunan muka tanah gara-gara air tanah sering disedot,” imbuhnya.

    IKN Bukan Prioritas

    Kendati begitu, Kabinet Merah Putih Prabowo tidak akan serta merta meninggalkan proyek IKN. Meskipun Dody menekankan swasembada pangan jadi program utama yang bakal pihaknya geluti.

    “Insya Allah langsung. Secepat-cepatnya lah pasti. Tapi pasti yang utama itu (swasembada pangan),” pungkas Dody.