Negara: Ukraina

  • Pemimpin Dunia Ramai-ramai Ucapkan Selamat pada Trump

    Pemimpin Dunia Ramai-ramai Ucapkan Selamat pada Trump

    “Selamat yang sebesar-besarnya, sahabat saya @realDonaldTrump, atas kemenangan pemilu bersejarah Anda,” tulis Modi di platform media sosial X. “Seiring dengan keberhasilan Anda di masa jabatan sebelumnya, saya berharap dapat memperbarui kerja sama kita,” tulisnya.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengucapkan selamat kepada Trump atas “kemenangannya yang mengesankan”. Dia berharap kepresidenan Trump akan membuat “perdamaian yang adil di Ukraina lebih dekat.”

    “Saya menghargai komitmen Presiden Trump terhadap pendekatan ‘perdamaian melalui kekuatan’ dalam urusan global. Inilah prinsip yang secara praktis dapat membawa perdamaian yang adil di Ukraina lebih dekat,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan di media sosial.

    Sebelumnya, Trump telah mengklaim “kemenangan yang luar biasa” saat berpidato di depan para pendukungnya pada Rabu (6/11) dini hari waktu setempat, setelah dirinya unggul atas Kamala Harris dalam pilpres. Trump berjanji untuk membantu menyembuhkan Amerika.

    Dalam pidatonya pada Rabu (6/11) dini hari, sekitar pukul 02.30 waktu AS. seperti dilansir CBS News, Rabu (6/11/2024), Trump menyebut dirinya menyongsong “era keemasan Amerika”.

    “Ini adalah kemenangan luar biasa bagi rakyat Amerika yang akan memungkinkan kita untuk menjadikan Amerika hebat kembali,” cetus Trump.

    Kita telah membuat sejarah karena suatu alasan malam ini, dan alasannya adalah karena kita telah mengatasi rintangan yang tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun,” kata Trump kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai.

    (ita/ita)

  • Perang Eropa Makin Ngeri, Pasukan Ukraina Bentrok dengan Tentara Korut

    Perang Eropa Makin Ngeri, Pasukan Ukraina Bentrok dengan Tentara Korut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Ukraina dilaporkan terlibat pertempuran dengan tentara Korea Utara di Oblast Kursk, Rusia, dalam pertempuran pertama yang melibatkan pasukan dari Asia tersebut.

    Hal ini terungkap dari unggahan di Telegram pada Senin (4/11/2024) oleh kepala Pusat Pemberantasan Disinformasi Ukraina, Andriy Kovalenko.

    Berdasarkan laporan intelijen militer Ukraina minggu lalu, sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, telah dikerahkan ke Rusia, dengan beberapa unit sudah berada di wilayah Kursk.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa ia telah memberi tahu Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, bahwa sekitar 3.000 pejuang Korea Utara saat ini berada di “pusat pelatihan Rusia di dekat zona perang.”

    Pekan lalu, Amerika Serikat juga melaporkan bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah ditempatkan di perbatasan dengan Ukraina. Pada Rabu, badan intelijen militer Korea Selatan mengonfirmasi bahwa satu unit awal dari pasukan Korea Utara kemungkinan telah dikirim ke garis depan untuk mendukung upaya perang Rusia melawan Ukraina.

    Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu juga menekankan potensi masalah yang mungkin dihadapi tentara Rusia dan Korea Utara di garis depan, terutama terkait dengan perbedaan budaya dan doktrin perang.

    “Pasukan Rusia dan DPRK hampir pasti akan menghadapi kesulitan interoperabilitas karena tidak pernah melaksanakan latihan militer bersama sebelumnya,” katanya, dilansir Newsweek.

    Seorang ahli dari Brookings Institution, Andrew Yeo, juga menambahkan bahwa perbedaan bahasa, budaya, pelatihan, dan doktrin peperangan antara pasukan Rusia dan Korea Utara dapat mengurangi efektivitas mereka di garis depan.

    Menurut Yeo, tentara Korea Utara memang telah menjalani pelatihan di fasilitas militer Rusia di Timur Jauh, tetapi tantangan-tantangan tersebut akan tetap menjadi hambatan sampai mereka dapat berintegrasi lebih baik dengan unit-unit Rusia.

    Selain itu, Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan memperingatkan bahwa tentara Korea Utara akan menghadapi kesulitan di medan yang tidak dikenal serta metode peperangan yang berbeda, terutama karena mereka tidak diperlengkapi atau dilatih untuk menghadapi pertempuran yang melibatkan drone, yang banyak digunakan dalam konflik saat ini di Ukraina.

    (luc/luc)

  • Peneliti Asing Sebut Latihan Gabungan dengan Rusia Tanda Perubahan Kebijakan LN RI

    Peneliti Asing Sebut Latihan Gabungan dengan Rusia Tanda Perubahan Kebijakan LN RI

    GELORA.CO – Untuk pertama kalinya, Indonesia dan Rusia menggelar latihan angkatan laut pada 4 hingga 8 November 2024. Pengamat asing melihat latihan militer ini menandakan bahwa presiden Prabowo Subianto akan mencari peran lebih besar di panggung dunia sebagai bagian dari perubahan kebijakan luar negeri (LN). 

    Pihak TNI Angkatan Laut menyebutkan, latihan itu berlangsung di Laut Jawa dekat pangkalan angkatan laut di Surabaya. “(Ini) merupakan tonggak sejarah latihan bilateral antara TNI AL dan angkatan laut Rusia,” menurut TNI Angkatan Laut dalam pernyataannya, seperti dikutip dari kantor berita AFP.

    Indonesia telah lama mempertahankan kebijakan luar negeri yang netral dan menolak memihak dalam konflik Rusia-Ukraina atau persaingan AS-China, tetapi Prabowo telah menyerukan hubungan yang lebih kuat dengan Moskow meskipun ada tekanan Barat terhadap Jakarta.

    Pada pidato pelantikan, Prabowo berjanji untuk lebih berani di panggung internasional. Pada bulan Juli ia mengunjungi Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    “Ini adalah bagian dari agenda yang lebih luas untuk meningkatkan hubungan dengan siapa pun, terlepas dari blok geopolitiknya, selama ada manfaat bagi Indonesia,” kata Pieter Pandie, peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengutip AFP.

    Blok ASEAN di Asia Tenggara, di mana Indonesia menjadi salah satu anggotanya, menggelar latihan gabungan dengan Rusia pada 2021, namun Jakarta belum pernah menggelar latihan gabungan sendirian dengan Moskow.

    Jakarta memiliki hubungan dagang senilai miliaran dolar dengan Moskow, tetapi impor senjata utama telah terhenti dalam beberapa tahun terakhir. Ini menyusul sanksi Barat terhadap Rusia setelah negara merebut Krimea pada 2014 dan melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada 2022.

    Meski demikian, Prabowo tetap mempertahankan kesepakatan jet tempur Rusia senilai US$1,1 miliar yang disepakati pada 2018 ketika ia diangkat menjadi menteri pertahanan setahun kemudian, meskipun ada ancaman sanksi AS. Jakarta juga menolak untuk mengalah ketika negara-negara Barat melobi Indonesia untuk tidak mengundang Rusia dari KTT G20 yang diselenggarakannya pada 2022.

    Prabowo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada bulan Juli, kemudian mengumumkan latihan angkatan laut gabungan yang menurut para ahli menunjukkan bagaimana Moskow akan tumbuh dalam arti penting sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang lebih luas.

    Dalam latihan ini Moskow mengirim tiga kapal perang kelas korvet, sebuah kapal tanker sedang, sebuah helikopter militer, dan sebuah kapal tunda. “Mereka menegaskan kembali bahwa kami tidak akan mengasingkan satu atau dua negara di arena geopolitik,” kata Anton Aliabbas, asisten profesor di Sekolah Pascasarjana Diplomasi Paramadina.

    Tujuan Berbeda

    Jakarta dan Moskow memiliki tujuan maritim yang berbeda. Indonesia menghadapi ancaman penyelundupan dan pembajakan sementara Rusia mencari sekutu yang bersedia. 

    Pieter mengatakan, ia memperkirakan latihan tersebut tidak akan semaju latihan tahunan Super Garuda Shield yang diselenggarakan Indonesia bersama AS dan sekutu lainnya. “Saya kira ini merupakan fase pengenalan hubungan militer antara keduanya, terutama di bidang angkatan laut,” katanya.

    Namun, latihan militer tersebut mungkin masih menimbulkan kecurigaan Washington, yang telah mencoba mengisolasi Rusia secara diplomatis. Bagi Prabowo, dengan kegiatan ini dapat mengirim pesan tentang kebijakan barunya di awal masa jabatan kepresidenannya, kata Pieter.

    “Secara historis, AS telah menjadi mitra pilihan untuk latihan militer. Namun … Indonesia telah berupaya untuk mendiversifikasi mitranya,” katanya. “Dan saya pikir ada tren yang lebih besar secara keseluruhan.”

  • Pasukan Putin Menggila, Rusia Rebut Wilayah Baru di Ukraina

    Pasukan Putin Menggila, Rusia Rebut Wilayah Baru di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan militer Rusia menyatakan bahwa mereka berhasil mengambil alih desa Vyshneve di wilayah Donetsk, Ukraina timur, dalam upaya mereka memperluas kendali menuju pusat logistik Pokrovsk. Kabar ini mencuat di tengah upaya Rusia untuk memperkuat posisi di garis depan sepanjang 1.000 kilometer yang membentang di Ukraina timur.

    Laporan dari Staf Umum Ukraina di Facebook menyebutkan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan 19 serangan di sektor Pokrovsk.

    “Dalam menahan tekanan, pasukan pertahanan berhasil memukul mundur serangan musuh,” tulisnya, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (4/11/2024).

    “Pasukan pendudukan berfokus pada desa Promin dan Vyshneve,” imbuhnya.

    Sebuah blog perang populer Ukraina, DeepState, mengonfirmasi bahwa Vyshneve telah jatuh ke tangan Rusia dan melaporkan bahwa pasukan Rusia bergerak menuju desa terdekat.

    DeepState menyebutkan bahwa pasukan Rusia “menjadi aktif di dekat Hryhorivka,” sebuah desa yang terletak di barat Vyshneve menuju Pokrovsk, serta mencoba memasuki desa tersebut melalui jalur rel dan hutan.

    “Untungnya, upaya ini tidak berhasil,” ungkap DeepState.

    Desa Vyshneve terletak di dekat Selydove, sebuah kota besar yang penguasaannya diumumkan oleh militer Rusia pekan lalu. Pada Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan telah merebut dua desa lain di front timur, menunjukkan peningkatan pergerakan pasukan mereka di area tersebut.

    Pasukan Rusia telah fokus untuk menguasai sepenuhnya wilayah Donbas-yang meliputi Donetsk dan Luhansk-setelah upaya mereka untuk merebut ibu kota Kyiv pada awal invasi Februari 2022 tidak berhasil.

    Data sumber terbuka menunjukkan bahwa pada September lalu, pasukan Rusia mencatat kemajuan tercepat sejak Maret 2022, meskipun Ukraina sempat merebut bagian dari wilayah Kursk di Rusia selatan.

    Konflik ini terus memanas, menunjukkan intensitas serangan yang tinggi dan pertempuran sengit di garis depan timur Ukraina, terutama di wilayah strategis seperti Pokrovsk.

    (luc/luc)

  • Ikut Berperang Lawan Rusia, Sukarelawan Taiwan Tewas di Ukraina

    Ikut Berperang Lawan Rusia, Sukarelawan Taiwan Tewas di Ukraina

    Jakarta

    Seorang relawan Taiwan yang bertempur bersama Ukraina di perang melawan Rusia tewas. Ini adalah kematian kedua sukarelawan Taiwan yang ikut bertempur melawan Rusia di Ukraina.

    Dilansir AFP, Minggu (3/11/2024), WN Taiwan yang tewas adalah anggota legiun militer pejuang asing Ukraina. Kementerian Luar Negeri Taiwan menyampaikan duka citanya kepada keluarga korban, tetapi tidak ingin identitasnya diketahui publik.

    Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pihaknya menerima laporan kematian pria tersebut pada hari Sabtu. Kantor perwakilan Taiwan di Polandia lalu memverifikasinya dengan Legiun Internasional Ukraina.

    Sementara itu, belum diketahui lebih lanjut rincian insiden itu.

    Diketahui, pada awal invasi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara terbuka mengundang orang asing ke negaranya untuk bergabung dengan “legiun internasional” yang akan bertempur berdampingan dengan Ukraina melawan Rusia.

    Media Taiwan mengidentifikasi pria itu sebagai Wu Chung-ta. Pria tersebut kembali ke Ukraina pada bulan Juli setelah pulih dari cedera kaki.

    Wu mengatakan kepada media lokal sebelum dia pergi untuk kedua kalinya bahwa keluarganya mendukung keputusannya untuk berperang.

    Selain Wu, ada satu pejuang sukarelawan Taiwan lainnya yang pertama kali tewas di medan perang di Ukraina pada November 2022.

    (yld/gbr)

  • Respons Korut, AS-Korsel Latihan Militer Pakai Pesawat Pengebom

    Respons Korut, AS-Korsel Latihan Militer Pakai Pesawat Pengebom

    Jakarta

    Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan udara gabungan dengan melibatkan pesawat pengebom. Latihan digelar sebagai tanggapan atas uji coba rudal jarak jauh terbaru Korea Utara.

    Dilansir AFP, Minggu (3/11/2024), latihan itu berlangsung tiga hari setelah Pyongyang meluncurkan salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat terkuat dan tercanggihnya, yang menurut para ahli dapat mencapai target di daratan AS.

    Militer Korsel mengatakan latihan tersebut memobilisasi pesawat pengebom B-1B milik AS, jet tempur F-15K dan KF-16 milik Korea Selatan, dan jet F-2 milik Jepang.

    “Latihan tersebut menunjukkan komitmen aliansi ROK-AS untuk pencegahan terpadu yang diperluas sebagai tanggapan atas ancaman nuklir dan rudal yang terus meningkat dari Korea Utara,” kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam siaran pers.

    Selama manuver udara tersebut, jet Korea Selatan dan Jepang mengawal pesawat pengebom strategis AS ke lokasi yang ditentukan di selatan semenanjung Korea.

    “Menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menyerang target simulasi dengan cepat dan akurat,” imbuh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan itu.

    B-1B Lancer adalah pesawat pengebom berat supersonik yang dikenal karena kinerja kecepatan tinggi dengan muatan 75.000 pon (34.000 kilogram) amunisi, termasuk senjata konvensional dan berpemandu presisi.

    Peluncuran ICBM terbaru Korea Utara dikatakan telah terbang lebih tinggi dan lebih jauh daripada rudal sebelumnya, menurut Korea Utara serta militer Seoul dan Tokyo, yang melacaknya secara langsung.

    Kantor Berita Pusat Korea resmi memujinya sebagai “rudal strategis terkuat di dunia,”. Pemimpin Korut Kim Jong Un “menyatakan kepuasan yang luar biasa” atas peluncuran yang sukses tersebut.

    “Korea Utara tidak akan pernah mengubah garis pertahanannya untuk memperkuat kekuatan nuklirnya,” kata kantor berita tersebut.

    Peluncuran tersebut dilakukan di tengah meningkatnya pengawasan internasional atas dugaan pengerahan ribuan pasukan Pyongyang ke Rusia untuk mendukung upaya perang Moskow di Ukraina, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tentara Korea Utara berseragam Rusia akan segera terlibat dalam pertempuran.

    (yld/knv)

  • Pemilu AS Makin Dekat, Apa Dampaknya pada Pasar Keuangan?

    Pemilu AS Makin Dekat, Apa Dampaknya pada Pasar Keuangan?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tidak terasa, pemilu presiden AS sudah semakin dekat, para investor pun sedang dalam mode waspada. Ini mengingat, hasil kebijakan ekonomi Kamala Harris dan Donald Trump yang kontras dapat berdampak signifikan terhadap pasar keuangan.

    Dengan keputusan-keputusan penting yang menyangkut tarif pajak, regulasi, kebijakan energi, dan perdagangan, potensi peningkatan volatilitas pasar tergantung pada siapa yang melenggang ke Gedung Putih dan seperti apa keseimbangan kekuatan baru di Kongres AS nantinya.

    Analis Keuangan Octa Broker, Kar Yong Ang membeberkan perbedaan visi ekonomi para kandidat dan kemungkinan skenario untuk reaksi pasar pasca-pemilu, yang menyediakan wawasan penting bagi trader untuk menavigasi lanskap keuangan yang tidak menentu ke depannya.

    Asal tahu saja, kurang dari seminggu menuju pemilu presiden AS, investor dan trader bersiap menghadapi potensi dampaknya pada pasar keuangan. Meskipun kedua kandidat (Kamala Harris dan Donald Trump) menyatakan ingin mencapai tujuan yang sama khususnya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan basis manufaktur AS, namun pendekatan mereka terhadap kebijakan ekonomi sangatlah berbeda.

    Oleh sebab itu, respon pasar keuangan hampir pasti akan berbeda tergantung siapa yang akhirnya melenggang ke Gedung Putih. Tak hanya itu, penting juga memperhitungkan kemungkinan perubahan dalam dominasi kekuasaan di Capitol Hill, karena 33 dari 100 senator dan seluruh 435 delegasi di DPR juga akan mencalonkan diri kembali pada November ini.

    Foto: Pemilu Amerika Serikat (Dok Ist)

    “Di Octa Broker, kami memutuskan untuk menyampaikan pandangan kami tentang apa yang dapat diharapkan dari pemilu mendatang dan dampak apa yang mungkin terjadi pada pasar keuangan secara umum, juga emas dan dolar AS secara khusus,” ungkap dia dalam keterangan resminya, Minggu (3/11/2024).

    Sebelum memaparkan kemungkinan skenarionya, berikut ini adalah rangkuman visi kebijakan ekonomi Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat Partai Demokrat, dan mantan Presiden Donald Trump, kandidat Partai Republik, dan menggarisbawahi perbedaan utama mereka. Perlu diingat, pembahasan ini akan berfokus secara khusus pada kebijakan ekonomi kandidat yang diperkirakan akan memiliki dampak terbesar pada pasar keuangan dan memengaruhi trader rata-rata.

    Dengan demikian, fokus umumnya adalah pada kebijakan pajak, regulasi, kebijakan energi, kebijakan luar negeri, dan tarif. Artikel ini tidak akan membahas detail kebijakan lainnya, seperti hak aborsi, imigrasi, perumahan, dan kebijakan perawatan kesehatan.

    Perbandingan Kandidat

    Kebijakan pajak

    Harris secara umum mendukung pajak yang lebih tinggi, terutama bagi orang kaya. Ia mendukung usulan untuk meningkatkan tarif pajak penghasilan tertinggi menjadi 39,6% (dari 37%) dan memperkenalkan pajak minimum baru sebesar 25% pada individu dengan kekayaan bersih tinggi yang melebihi US$100 juta, termasuk pada keuntungan modal yang belum terealisasi. Ia juga mengusulkan kenaikan pajak keuntungan modal menjadi 28% (dari 20%) dan kenaikan tarif pajak perusahaan menjadi 28%.

    Penurunan pajak merupakan landasan platform ekonomi Donald Trump. Pada dasarnya ia mendukung penurunan pajak karena alasan ideologis, tetapi juga melihatnya sebagai cara untuk mendorong perusahaan manufaktur agar tetap berproduksi di dalam negeri dan tidak melakukan alih daya produksi ke negara lain. Ia berjanji akan menurunkan tarif pajak perusahaan menjadi 15% (dari 21%) untuk perusahaan yang berproduksi di Amerika Serikat. Trump juga ingin memperpanjang semua pemotongan pajak individu yang diterapkan pada tahun 2017, tetapi diproyeksikan akan berakhir pada tahun 2025.

    Regulasi
    Harris bukanlah pelopor deregulasi. Ia menginginkan pengawasan yang lebih ketat pada industri perbankan dan kemungkinan akan mendukung persyaratan modal baru untuk bank-bank besar. Selain itu, Harris berjanji akan menerapkan ‘larangan pertama kalinya untuk peningkatan harga yang tidak wajar pada pangan dan bahan makanan’. Meskipun Harris memulai karier politiknya di Silicon Valley, ia kini menyerukan peraturan untuk mengatasi bahaya Artificial Intelligence (AI) dan menambah aturan privasi data. Ia tampak mendukung terciptanya pendekatan federal terhadap tata kelola AI.

    Karena alasan ideologis, Trump meyakini regulasi yang lebih ramping dan ingin memangkas birokrasi di bidang AI dan kripto. Partai Republik secara umum berjanji membela hak warga Amerika untuk menambang Bitcoin (BTC) dan mengelola aset digital secara mandiri. Selain itu, mereka menjanjikan kebebasan transaksi digital dari pengawasan dan kontrol pemerintah. Mereka juga berencana membatalkan perintah eksekutif Presiden Biden tentang AI, yang mereka yakini menghambat inovasi.

    Kebijakan energi

    Harris dipandang sebagai pendukung setia energi bersih dan terbarukan. Sebelumnya ia mengadvokasi ‘biaya polusi iklim’ dan mengusulkan penghapusan subsidi federal untuk bahan bakar fosil. Namun, ia telah berulang kali menyatakan tidak mendukung pelarangan rekahan hidraulik dan tetap mendukung ekstraksi minyak dan gas.

    Trump telah berjanji untuk membantu industri minyak dan gas dengan menyetujui jaringan pipa baru serta mengizinkan kembali perekahan hidraulik di tanah federal. Secara umum, Trump bukan merupakan penggemar berat energi terbarukan dan telah mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkan penghentian keringanan pajak untuk pembelian kendaraan listrik.
    Kebijakan luar negeri

    Harris sejalan dengan presiden saat ini, Joe Biden. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mendukung Ukraina ‘selama diperlukan’ dan menyerukan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Harris mendukung kerja sama militer di dalam NATO dan memilih bekerja sama dengan Tiongkok dalam menghadapi tantangan internasional utama.

    Trump mempertahankan pendekatan yang cukup agresif terhadap Tiongkok. Ia menganggap Tiongkok sebagai pesaing strategis dan ingin mengurangi defisit perdagangan bilateral Amerika Serikat yang besar dengan negara tersebut. Trump adalah pendukung setia Israel dan telah mengambil sikap bermusuhan terhadap Iran. Dia berkeinginan menjadi perantara kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina dan sangat tidak mungkin melanjutkan pemberian bantuan militer untuk Ukraina.

    Perdagangan

    Harris mengatakan bahwa pakta perdagangan harus mencakup ketentuan yang melindungi pekerja Amerika dan lingkungan. Ia bukan penggemar tarif baru, tetapi menyarankan bahwa Amerika Serikat harus mengurangi ketergantungan pada perdagangan dengan Tiongkok.
    Trump condong ke arah proteksionisme. Ia secara tegas berjanji untuk ‘menghentikan alih daya produksi dan mengubah Amerika Serikat menjadi negara adikuasa manufaktur’. Ia telah menguraikan rencana untuk tarif luas sebesar 10% hingga 20% untuk hampir semua impor dan tarif sebesar 60% atau lebih untuk barang-barang yang berasal dari Tiongkok. Trump secara terbuka mengatakan bahwa ia akan merundingkan ulang kesepakatan perdagangan bebas Amerika Utara.

    “Ketika Anda bangun pada tanggal 6 November untuk mengecek hasil pemilu presiden AS, ada dua hal yang perlu diingat. Pertama, penting untuk disadari bahwa kemenangan kandidat yang mana pun akan sangat menentukan. Kedua, sangat penting juga untuk memastikan komposisi baru Badan Legislatif,” ujar Kar Yong Ang.

    Menurutnya, jika Harris atau Trump memenangkan suara nasional dengan mayoritas tipis atau Electoral College memberi hasil yang beragam dan tidak pasti, investor mungkin akan merasa gelisah dan volatilitas pasar akan meningkat.

    “Hasil yang bertentangan tidak baik untuk pasar, karena dapat memicu perselisihan di antara pihak-pihak dan menunda keputusan ekonomi penting dalam skenario terbaik dan menyebabkan keresahan sosial serta kekerasan dalam skenario terburuk,” imbuhnya.

    Dia melanjutkan, komposisi DPR dan Senat sama pentingnya karena keduanya akan sangat menentukan keseimbangan kekuasaan dan arah undang-undang.

    Menurut simulasi ABC News, Partai Republik memenangi kendali Senat sebanyak 88 kali dari 100, yang berarti sangat tidak mungkin Partai Demokrat dapat menguasai majelis tinggi Kongres AS. Namun, jika menyangkut DPR, peluangnya adalah 50/50. Jadi, tampaknya masuk akal bila disimpulkan bahwa hanya ada empat skenario potensial dalam pemilu ini (lihat tabel di bawah).

    Skenario 1 dan 2

    Skenario 1 dan 2 mengasumsikan bahwa Kamala Harris yang menjadi Presiden Amerika Serikat berikutnya, tetapi kekuasaan eksekutifnya sangat terbatas atau terbatas sebagian. Apabila Partai Republik menguasai DPR dan Senat, inisiatif kebijakan Harris akan diblokir atau diubah secara substansial.

    Secara keseluruhan, masa jabatan presiden Harris yang berhadapan dengan Kongres yang bermusuhan akan menciptakan lingkungan politik yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi, hal yang tidak disukai para investor. Akibatnya, kinerja ekonomi akan buruk, saham akan turun, dan dolar akan melemah.

    “Pemerintah yang dilumpuhkan oleh disfungsi dan kebuntuan adalah skenario terburuk bagi ekonomi AS secara umum dan dolar AS secara khusus.’Kemungkinan kelumpuhan pemerintah dalam jangka panjang sangat tinggi dalam skenario ini. Pasar saham AS pasti akan terpukul,” kata dia.

    Inisiatif progresif Harris mengenai iklim dan lingkungan jelas akan terhambat, sementara kebijakan fiskal dan ekonomi akan menjadi pokok pertikaian utama, yang akan berujung pada kebuntuan besar dalam anggaran. Pada saat yang sama, masa kepresidenan Harris dapat mengakibatkan penurunan belanja pemerintah, yang akan berdampak pada deflasi, sehingga memicu Federal Reserve (Fed) untuk terus menurunkan suku bunga. Namun, itu juga akan berdampak negatif terhadap dolar AS dalam jangka panjang.

    Sebaliknya, pelemahan greenback mungkin berdampak positif pada komoditas, terutama emas, karena harganya akan lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Faktor bullish lain untuk komoditas secara umum dan emas, khususnya, adalah bahwa konflik di Eropa Timur kemungkinan akan berlarut-larut di bawah pemerintahan Harris, mengingat ia lebih mendukung penyediaan senjata daripada mendorong kesepakatan damai.

    “Secara keseluruhan, saya rasa masa kepresidenan Harris akan disambut dengan reaksi bearish di pasar ekuitas AS, terutama di sektor energi. Perusahaan yang berfokus pada energi terbarukan mungkin berkinerja lebih baik, tetapi tetap akan menurun dalam jangka panjang karena Harris akan kesulitan mendorong agenda lingkungannya. Dolar AS hampir pasti akan sell-off, sementara euro dan yuan Tiongkok akan menguat,” jelasnya.

    Skenario 3 dan 4

    Skenario 3 dan 4 mengasumsikan bahwa Donald Trump yang menjadi Presiden Amerika Serikat, tetapi kekuasaan eksekutifnya akan dibatasi sebagian oleh DPR yang didominasi Demokrat atau, alternatifnya, ia berhasil meraih kemenangan besar dengan Partai Republik mengambil alih kendali penuh atas kedua dewan Kongres.

    Dalam kasus ini, investor kemungkinan akan bersorak (setidaknya dalam jangka pendek) karena Trump berjanji memangkas birokrasi dan menurunkan pajak. Indeks saham akan meningkat, dan dolar dapat menguat. Namun, tetap akan ada risiko jangka panjang yang terkait dengan kebijakan perdagangan Trump.

    “Ketakutan atas keberlanjutan utang AS tentu akan meningkat di bawah kepemimpinan Trump. Ia akan memperpanjang sekaligus memperbesar pemotongan pajak, yang pada dasarnya akan mengakibatkan pelonggaran kebijakan fiskal, dan pada akhirnya akan memaksa Fed untuk bersikap hawkish,” ungkap dia.

    Dia menambahkan, kemenangan telak Partai Republik tentunya merupakan skenario yang paling menguntungkan bagi dolar AS dalam jangka menengah. Pemotongan pajak yang bersifat inflasi akan meningkatkan perekonomian dan berpotensi memaksa Fed untuk menghentikan kampanye pemotongan suku bunga, yang akan mendukung dolar AS versus mata uang lainnya.

    Akan tetapi, defisit AS yang sangat besar kemungkinan akan terus meluas. Reuters memperkirakan bahwa rencana pemotongan pajak Donald Trump akan menambah sekitar $3,6 triliun hingga $6,6 triliun pada defisit federal selama satu dekade.

    Di satu sisi, pemotongan pajak dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi AS, yang seharusnya mendukung harga minyak, terutama mengingat Trump kemungkinan akan memberlakukan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran.

    Di sisi lain, produksi minyak mentah dan gas alam AS dapat meningkat karena pemerintahan Trump kemungkinan akan mendukung perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi bahan bakar fosil.

    Kebijakan perdagangan diperkirakan tidak akan menjadi prioritas utama Trump, tetapi ia mungkin tetap memberlakukan tarif baru pada tahun 2025-2026. Pertama dan terutama, ini akan berdampak negatif pada Tiongkok dan mata uangnya, yuan.

    Pada saat yang sama, kemenangan Trump akan menjadi faktor pendorong utama bagi industri kripto secara umum dan mata uang digital secara khusus. Ia tidak merahasiakan dukungannya terhadap kripto dan bahkan menganjurkan pembentukan cadangan Bitcoin nasional.

    Secara keseluruhan, Yong merasa masa kepresidenan Trump akan disambut dengan reaksi bullish di pasar ekuitas AS, terutama di sektor energi, dan khususnya dalam hasil kemenangan telak. Perusahaan yang berfokus pada energi terbarukan akan berkinerja buruk, bitcoin akan menguat, sementara euro dan yuan Tiongkok akan jatuh.

    “Namun, sebagian dari pasar telah memperhitungkan kemenangan Trump. Oleh karena itu, dalam skenario klasik ‘beli rumor, jual berita’, harga aset yang baru saja saya sebutkan di atas mungkin benar-benar turun segera setelah pemilu, tetapi kemungkinan akan tetap didukung pada tahun 2025,” tandas dia.

    (rah/rah)

  • AS-Rusia di Ambang Perang

    AS-Rusia di Ambang Perang

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini diambang perang. Dua negara itu kini sangat dekat untuk terlibat dalam konflik militer langsung.

    Pernyataan mengenai suasana panas dua negara ini dilontarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sergey mengucapkan itu ketika diwawancara oleh media Turki.

    Laporan wawancaranya pun diterbitkan pada Jumat (1/11) kemarin. Sergey mengatakan bahwa Rusia dan AS sedang di ambang konflik militer.

    “Di bawah presiden saat ini (Joe Biden), yang telah membawa lingkaran Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS ke kesimpulan logisnya, negara-negara kami berada di ambang konflik militer langsung,” katanya kepada harian Hurriyet, tanpa merinci lebih lanjut, dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (2/11/2024).

    Lavrov juga menegaskan konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka. “Tidak akan ada pemenang dalam perang yang sedang berlangsung,” ujarnya.

    Pilpres AS Tak Akan Banyak Pengaruh

    Menurutnya, Pilpres AS yang akan berlangsung minggu depan juga tidak akan terlalu berpengaruh. Menurutnya, apapun hasil Pilpres juga tidak akan mengubah apapun.

    “Siapa pun yang memenangkan pemilihan, kami tidak berpikir kecenderungan anti-Rusia Amerika Serikat dapat berubah,” imbuhnya.

    Meskipun Trump sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa ia menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin, kedua pria itu tidak dekat dan telah mempertahankan hubungan yang sengaja dibuat ambigu.

    Pekan lalu, Putin mengatakan hubungannya dengan Washington akan bergantung pada sikap yang diambil setelah pemilihan presiden. Putin juga menyambut baik pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina sebagai pernyataan yang “tulus”.

    (zap/ygs)

  • Maskapai Dunia Tiba-Tiba Tutup Penerbangan ke China, Ada Apa?

    Maskapai Dunia Tiba-Tiba Tutup Penerbangan ke China, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setidaknya tujuh maskapai dunia yang menutup rute penerbangan ke China. Hal ini terungkap dari laporan situs berita perjalanan Skift.

    Skift mencatat, tujuh perusahaan penerbangan besar itu mundur dalam empat bulan terakhir.

    Dalam laporan Skift yang dilihat CNBC International, Virgin Atlantic dan Scandinavian Airlines, misalnya, menarik diri sepenuhnya dari China. Langkah ini juga mengikuti manuver LOT Polish Airlines asal Polandia dan Qantas asal Australia.

    Di sisi lain, ada juga maskapai yang mengurangi operasionalnya dengan mengurangi jam penerbangan atau menerjunkan armada yang lebih kecil. Di antaranya Lufthansa asal Jerman, British Airways asal Inggris, dan Finnair dari Finlandia.

    Kepala analis di perusahaan pengamat penerbangan OAG, John Grant, mengatakan bahwa manuver ini sangatlah dipengaruhi oleh permintaan perjalanan yang rendah dan biaya yang tinggi. Dari sisi permintaan, masalah ekonomi China, yang belum berperforma optimal pasca pandemi membuat jumlah perjalanan masih lesu.

    “Permintaan masuk dan keluar dari China merupakan masalah besar lainnya. Masalah ekonomi negara itu menggagalkan perjalanan keluar, sementara minat internasional yang lesu untuk mengunjungi China mengurangi kedatangan yang masuk,” kata Grant, dikutip Sabtu (2/11/2024).

    Pada 2019 sebelum pandemi, China menyambut sekitar 49,1 juta pelancong. Sementara untuk kali ini sekitar 17,25 juta orang asing telah tiba di China tahun ini hingga Juli.

    Permintaan yang rendah juga telah mengganggu maskapai penerbangan domestik di China. Grant mengatakan bahwa maskapai penerbangan China akan pulih, tetapi hanya dalam jangka panjang.

    “Namun, ketika maskapai penerbangan terbesarnya merugi US$ 4,8 miliar (Rp 75 triliun) pada tahun 2022 dan tahun lalu ‘hanya’ US$ 420 juta (Rp 6,6 triliun), ketika semua maskapai penerbangan internasional utama memperoleh laba, mereka masih harus menempuh jalan panjang,” tambahnya.

    Sementara itu, masalah biaya operasional yang tinggi datang dari perang Rusia-Ukraina. Moskow, yang menjadi salah satu penghubung China ke Eropa dan Amerika Serikat (AS), kemudian menutup wilayah udaranya bagi pesawat Benua Biru dan Negeri Paman Sam.

    Hal ini memaksa banyak maskapai Eropa untuk terbang pada rute yang lebih jauh untuk mencapai Asia. Penerbangan yang lebih jauh membutuhkan lebih banyak bahan bakar, yang membuat penerbangan menjadi lebih mahal.

    Namun, maskapai penerbangan China tidak diwajibkan tunduk pada larangan wilayah udara Rusia, sehingga mereka dapat terbang pada rute yang sama ke Eropa lebih cepat dan lebih murah daripada maskapai Eropa lainnya.

    “Selain itu maskapai penerbangan harus beroperasi dengan awak pesawat empat orang karena jam kerja yang panjang, padahal, dalam beberapa kasus, mereka dapat menggunakan awak pesawat dua atau tiga orang,” kata Grant.

    “Ketika awak pesawat pendek dan jam kerja terbatas, itu menjadi pengeluaran.”

    Musim dingin ini, maskapai penerbangan yang berbasis di China akan mengoperasikan 82% dari semua penerbangan antara China dan Eropa, naik dari 56% sebelum pandemi. Secara kolektif, maskapai penerbangan China juga telah meningkatkan kapasitas ke Eropa dengan skala yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum pandemi, meskipun pasar masih lesu

    “Maskapai penerbangan China sangat membutuhkan uang tunai dan ingin terlihat kembali normal. Dan, lebih banyak penerbangan sedang dalam proses pembukaan,” tutur Grant.

    “Musim dingin mendatang akan ada sekitar 18 rute baru antara China dan Eropa, yang semuanya berasal dari maskapai penerbangan China. Ini gila, tidak ada permintaan nyata,” ujarnya.

    (fsd/fsd)

  • BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada Oktober 2024 mencapai 0,08%. Jika dilihat berdasarkan komoditas pendorongnya, emas memberikan andil cukup besar.

    “Komoditas yang dominan memberikan kontribusi pada kelompok ini adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,06%,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta,  Jumat (1/11/2024).

    Dia mengatakan, inflasi emas secara year on year (yoy) pada Oktober sebesar 35,82%. Pergerakan harga emas mengalami peningkatan dalam 1 tahun terakhir. 

    Jika melihat kondisi emas pada 2020 sampai 2024, harga emas tertinggi terjadi pada Agustus  2020. Perkembangan inflasi komoditas emas sejalan dengan perekonomian dunia.

    “Jadi ini langsung ditransmisikan dari perkembangan harga emas global. Secara cepat akan ditransmisikan ke dalam harga emas di pasar domestik mengingat harga emas di pasar domestik itu mengacu kepada harga emas internasional,” terang Amalia.

    Amalia mengatakan, kenaikan harga emas terjadi di pasar global karena dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina. Tekanan geopolitik ini membuat orang memilih emas sebagai instrumen investasi.

    “Selain itu, ada tren penurunan suku bunga The Fed, ini juga memacu para investor untuk beralih berinvestasi di komoditas emas,” tutur Amalia.

    Dia mengatakan, jika dikaji berdasarkan kelompok pengeluaran, andil terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,94% dan andil inflasi sebesar 0,06%. 

    Daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, tomat dan lauk dengan andil inflasi 0,02%, serta kopi bubuk minyak goreng, dan telur ayam ras memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.