Negara: Ukraina

  • AS Setujui Paket Bantuan Senjata Rp8 T Buat Ukraina Lawan Rusia

    AS Setujui Paket Bantuan Senjata Rp8 T Buat Ukraina Lawan Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat menyetujui tambahan paket bantuan senjata senilai USD500 juta atau setara Rp8 triliun untuk Ukraina.

    Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Kamis (12/12) waktu setempat.

    Blinken menjelaskan, paket bantuan senjata tersebut meliputi amunisi, sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS), dan rudal antiradiasi berkecepatan tinggi (HARM)

    Paket bantuan senjata ini bakal dikirimkan ke Ukraina dalam waktu dekat tanpa menunggu persetujuan Kongres AS, demikian dikutip Reuters.

    Sebelumnya, AS juga sudah mengirimkan rudal, amunisi, ranjau antipersonel, dan bantuan senjata lainnya untuk militer Ukraina senilai USD725 juta atau Rp11,6 triliun.

    Pengiriman bantuan senjata ini merupakan bentuk komitmen Presiden Joe Biden untuk selalu membantu Ukraina memerangi Rusia.

    Sebab, ia sudah berjanji akan terus menjadi pihak pendukung Kyiv dan Presiden Volodymyr Zelensky hingga ia lengser dari jabatannya tahun depan.

    Rusia sendiri saat ini makin gencar melakukan serangan terhadap Ukraina di wilayah Kursk.

    Mereka kini juga dibantu pasukan Korea Utara untuk memberangus pasukan Ukraina di wilayah tersebut.

    Pasukan Ukraina saat ini juga sudah merebut desa-desa yang berada di wilayah timur Ukraina, wilayah yang berada di dekat perbatasan Rusia.

    Mereka juga kerap menyerang fasilitas-fasilitas energi di negara tersebut.

    Hal ini membuat warga Ukraina terancam mati kedinginan saat musim dingin tiba lantaran tidak bisa menghidupkan penghangat ruangan.

    (gas/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Trump Sebut Keterlibatan Korut di Perang Rusia-Ukraina Bikin Runyam

    Trump Sebut Keterlibatan Korut di Perang Rusia-Ukraina Bikin Runyam

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menyebut keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia vs Ukraina telah membuat situasi di sana semakin pelik.

    Dalam wawancara dengan majalah TIME, Trump menyebut kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia merupakan faktor yang memperumit perang.

    “Ketika Korea Utara terlibat, itu adalah elemen lain yang merupakan faktor yang sangat rumit,” kata Trump dalam wawancara yang diterbitkan Kamis (12/12), seperti dikutip Korea Herald.

    Trump bicara demikian saat mengomentari perkembangan perang Rusia dan Ukraina serta ketidakstabilan kawasan Timur Tengah.

    Pada kesempatan itu, ia memberi sinyal bahwa di bawah pemerintahannya, Korea Utara akan lebih tenang. Sebab, ia memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un.

    “Saya tahu Kim Jong Un, saya akrab dengan Kim Jong Un. Saya mungkin satu-satunya orang yang pernah berurusan dengannya,” ujar Trump.

    Pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden AS, ada spekulasi yang beredar bahwa Trump akan berusaha menghidupkan kembali diplomasi pribadinya dengan Kim Jong Un.

    Kendati begitu, masih belum pasti apakah Pyongyang dapat sejalan dengan Washington karena saat ini Korut menjalin hubungan yang begitu erat dengan Rusia, rival bebuyutan AS.

    Ada spekulasi pula bahwa di bawah kepemimpinan Trump, AS akan mendesak Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia guna mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022 itu.

    Trump juga diduga akan menghentikan pasokan-pasokan militer Washington ke Kyiv.

    Dalam wawancara dengan TIME, Trump sempat mengomentari penggunaan rudal jarak jauh AS oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Ia menegaskan dirinya “sangat tidak setuju dengan penembakan rudal ratusan mil ke Rusia.”

    “Mengapa kita melakukan itu? Kita hanya meningkatkan perang ini dan memperburuknya,” ucapnya.

    Saat ditanya apakah dengan ini AS akan meninggalkan Ukraina, ia membantah. Trump menyatakan dirinya akan menggunakan dukungan AS untuk Ukraina sebagai pengaruh terhadap Rusia dalam merundingkan akhir perang.

    “Saya ingin mencapai kesepakatan. Dan satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan adalah dengan tidak meninggalkan,” pungkas Trump.

    (blq/dna)

  • Trump Kritik Keras Ukraina Pakai Rudal AS Serang Rusia

    Trump Kritik Keras Ukraina Pakai Rudal AS Serang Rusia

    Washington DC

    Kritikan keras dilontarkan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok Washington oleh Ukraina dalam serangan ke wilayah Rusia. Kritikan ini mengisyaratkan perubahan kebijakan pemerintah AS di bawah Trump terhadap Kyiv nantinya.

    “Sungguh gila apa yang terjadi. Ini gila. Saya sangat tidak setuju dengan peluncuran rudal-rudal hingga ratusan mil ke dalam wilayah Rusia,” ucap Trump dalam wawancara dengan majalah TIME, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/12/2024).

    “Mengapa kita melakukan itu? Kita hanya meningkatkan perang ini dan memperburuknya. Hal itu tidak seharusnya dibiarkan untuk dilakukan,” tegasnya.

    Wawancara dengan TIME itu dilakukan sebagai bagian dari penobatan Trump sebagai “Person of the Year” untuk tahun ini.

    Presiden Joe Biden bulan lalu mencabut larangan AS terhadap Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Washington dalam serangan lebih dalam ke wilayah Rusia. Pergeseran kebijakan itu menjadi langkah terbaru Biden untuk mendukung upaya Kyiv mengusir pasukan Rusia yang menginvasi negara tersebut.

    Keputusan tersebut diambil Biden setelah adanya permohonan berulang kali dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Gedung Putih menyebut pengerahan 15.000 tentara Korea Utara (Korut) ke medan pertempuran oleh Rusia sebagai alasan utama mengapa Biden berubah pikiran.

    Trump telah menyatakan keinginannya untuk segera mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir tiga tahun terakhir, namun masih enggan memberikan rincian soal rencananya.

  • Timteng Lebih Pelik dari Rusia-Ukraina, Tapi Mudah Disetop

    Timteng Lebih Pelik dari Rusia-Ukraina, Tapi Mudah Disetop

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menyebut konflik di Timur Tengah lebih rumit dari perang Rusia vs Ukraina, namun juga lebih mudah diselesaikan.

    Dalam wawancara dengan majalah TIME, Trump mengatakan masalah Timur Tengah begitu kompleks karena terus terjadi letusan konflik di berbagai wilayah.

    “Berbagai hal terjadi dengan sangat produktif di Timur Tengah. Saya pikir masalah Timur Tengah akan terselesaikan. Masalah ini lebih rumit daripada Rusia-Ukraina tetapi saya pikir ini lebih mudah diatasi,” kata Trump kepada majalah TIME yang diterbitkan Kamis (12/12).

    Trump berujar konflik Timur Tengah, meski begitu pelik, dapat segera diselesaikan di masa pemerintahannya.

    Saat ditanya mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberinya jaminan bahwa dia akan mengakhiri perangnya melawan Gaza, Trump menepis. Ia enggan membahas itu, namun dirinya percaya Netanyahu tahu apa yang ia inginkan.

    “Saya pikir dia tahu saya ingin peperangan ini berakhir. Saya ingin semuanya berakhir,” kata Trump, seperti dikutip Anadolu Agency.

    Konflik antara Israel dan Palestina belakangan meluas hingga ke Lebanon dan Suriah. Agresi Israel telah melebar ke Lebanon sejak beberapa bulan belakangan dan saat ini mulai merembet ke Suriah.

    Pada Minggu (8/12), rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad tumbang usai pasukan milisi merebut ibu kota Damaskus. Para pakar mengatakan runtuhnya pemerintahan Al Assad berkaitan dengan lemahnya dukungan yang ia terima dari Iran, milisi Hizbullah Lebanon, dan Rusia.

    Iran dan Hizbullah sedang melemah usai digempur Israel. Rusia juga sedang tak berdaya karena serangan-serangan Ukraina yang kini mulai aktif menggunakan senjata canggih Barat.

    Di tengah kondisi rentan Suriah, Israel menyerbu masuk ke perbatasan. Pasukan militer kini merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang sudah ditetapkan batas-batasnya untuk Suriah dan Israel.

    Mengenai situasi kompleks ini, Trump enggan menguraikan lebih lanjut perkembangan yang terjadi di Timur Tengah.

    Ia hanya menegaskan mendukung solusi apa pun yang bisa diambil.

    “Saya mendukung solusi apa pun yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan perdamaian. Ada gagasan lain selain solusi dua negara, tapi saya mendukung apa pun itu, apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan bukan hanya perdamaian, tapi perdamaian yang abadi,” ucapnya.

    Ketika ditanya apakah ia mempercayai Netanyahu, Trump menampik. Ia menegaskan dirinya “tak mempercayai siapa pun.”

    Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan 44.835 warga Palestina. Mayoritas korban perempuan dan anak-anak.

    Warga Palestina saat ini dilanda bencana kemanusiaan parah karena tak mendapat bantuan makanan, air bersih, hingga akses kesehatan buntut blokade Israel.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • 93 Rudal dan 200 Shahed Rusia Meluncur ke Ukraina, F-16 Kiev Keluar Kandang – Halaman all

    93 Rudal dan 200 Shahed Rusia Meluncur ke Ukraina, F-16 Kiev Keluar Kandang – Halaman all

    TRIBUNNNEWS.COM — Angkatan Udara Ukraina meluncurkan sejumlah jet tempur F-16 untuk meredam serangan Rusia pada Kamis (12/12/2024) malam hingga Jumat dini hari.

    Media Ukraina, Strana mengabarkan Rusia kembali melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina sebagai tanggapan atas serangan enam rudal ATACMS buatan AS ke wilayah Rusia pada Rabu sehari sebelumnya.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, militernya mengerahkan jet tempur F-16 buatan AS untuk meredam rudal rudal Rusia tersebut.

    Rusia menurutnya, telah meluncurkan sebanyak 93 rudal dari berbagai jenis dan 200 UAV atau drone Shahed ke wilayahnya.

    Sasaran utama dari rudal dan drone Rusia tersebut adalah fasilitas-fasilitas energi Ukraina.

    Zelensky mengatakan bahwa 81 rudal berhasil ditembak jatuh. Sebanyak 11 di antaranya ditembak oleh jet tempur F-16.

    Akan tetapi sebanyak 12 rudal lolos dari bidikan Ukraina dan sebagian berhasil mengenai sasaran.

    Presiden mengakui sejumlah fasilitas energinya mengalami kerusakan dihantam rudal dan drone. 

    Kerusakan Fasilitas Energi

    DTEK, sebuah perusahaan energi di Ukraina melaporkan kerusakan pada pembangkit listrik termalnya selama serangan rudal.

    “Tidak ada korban jiwa, tetapi peralatan rusak parah,” demikian keterangan DTEK.

    Sementara laporan baru, kerusakan di Ukraina bagian barat terjadi di wilayah Ivano-Frankivsk telah menjadi sasaran serangan paling masif sejak perang skala penuh. OVA melaporkan fasilitas infrastruktur penting telah rusak.

    Menurt OVA, di wilayah Ternopil juga ada “dampak negatif” setelah serangan itu.

    Sementara Ukrinform melaporkan, di distrik Industrialnyi, Kharkiv, sebuah pesawat nirawak kamikaze Rusia menghantam atap sebuah bangunan tempat tinggal.

    Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov melaporkan di Telegram, serangan mengarah ke wilayah permukiman warga.

    Pesawat pengebom strategis Tu-95MS pembawa rudal balistik (RBC Ukraine)

    “Sebuah Shahed menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di distrik Industrialnyi kota itu. Diperkirakan, pesawat itu menghantam atap sebuah bangunan berlantai lima,” tulisnya.

    Menurut wali kota, sejauh ini belum ada laporan korban yang dikonfirmasi.

    Di Kharkiv dan banyak wilayah lain, peringatan udara telah dibunyikan karena segerombolan pesawat nirawak kamikaze Rusia yang masuk.

    Ukrinform juga menyebutkan, penembakan Rusia salah satunya dilakukan dengan pesawat pengebom strategis Tu-95MS.

    Pesawat tersebut diperkirakan membawa rudal jelajah.

    “Pesawat Tu-95MS lepas landas dari lapangan udara Olenya (wilayah Murmansk, Federasi Rusia) telah terekam. Ikuti peringatan terbaru kami, jangan abaikan peringatan udara,” demikian bunyi unggahan di media sosial.

  • Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan

    Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan

    GELORA.CO  — Sirine serangan udara merang-rang di seluruh penjuru Ukraina, Jumat (13/12/2024) pagi atau siang waktu Indonesia. 

    Rusia diperkirakan melakukan aksi pembalasan terhadap serangan Ukraina.

    Media Kiev, Ukrinform mengabarkan dalam breaking newsnya hari ini, Rusia meluncurkan sejumlah besar rudal ke Ukraina.

    Rudal ini meluncur dari satu MiG-31K yang berpotensi membawa rudal Kinzhal.

    Baca juga: Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin

    Pesawat tersebut lepas landas dari lapangan udara Savasleyka, sebelah timur Moskow.

    Angkatan Udara Ukraina mengingatkan kepada warga Ukraina agar semakin berhati-hati karena ancaman Rusia yang bakal kembali menyerang Ukraina.

    Ukrinform mengabarkan, bahwa rudal datang dari utara dan selatan. 

    Peringatan serangan udara telah diumumkan di seluruh Ukraina.

    “Jangan abaikan peringatan udara!” kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.

    Selain rudal, Rusia juga meluncurkan puluhan pesawat nirawak kamikaze ke Ukraina.

    Namun hingga kini belum ada konfirmasi wilayah-wilayah yang terkena serangan dari Rusia tersebut.

    Kewaspadaan Ukraina tersebut muncul setelah Rusia menyatakan segera membalas serangan Ukraina pada Rabu (11/12/2024).

    Pada Rabu kemarin, Ukraina meluncurkan enam rudal taktis angkatan darat (ATACMS) bantuan Amerika Serikat. 

    Target serangan adalah lapangan udara militer di Taganrog, kota pelabuhan di wilayah Rostov, pesisir Laut Azov. 

    “Dua rudal ditembak jatuh oleh awak tempur sistem pertahanan udara Pantsir, sedangkan yang lainnya dibelokkan oleh peralatan perang elektronik,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP. 

    Dikatakan bahwa tidak ada personel militer terluka, tetapi pecahan peluru yang jatuh sedikit merusak kendaraan tempur dan bangunan di dekatnya. 

    “Serangan oleh senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tindakan yang tepat akan diambil,” imbuh . 

    Moskwa bulan lalu meluapkan amarah setelah Washington mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS. 

    Rudal itu dibuat oleh industri pertahanan AS Lockheed Martin dan memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer. 

    Pada 21 November, Rusia meluncurkan rudal hipersonik eksperimental Oreshnik ke Ukraina untuk kali pertama. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya respons terhadap penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Kyiv.

    Pada Kamisnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menembakkan rudal balistik hipersonik ke pusat Ibu Kota Kiev jika Ukraina tidak menghentikan serangannya menggunakan rudal ATACMS atau Stporm Shador buatan Inggris. 

    Sementara Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, Rusia mungkin akan segera membidik Ukraina lagi dengan rudalnya yang baru, Oreshnik. 

    Peringatan AS “didasarkan pada penilaian intelijen bahwa ada kemungkinan Rusia dapat menggunakan rudal Oreshnik dalam beberapa hari mendatang,” kata Singh, dikutip dari kantor AFP

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1024: Mark Rutte Sebut Putin Ingin Hapus Ukraina dari Peta – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1024: Mark Rutte Sebut Putin Ingin Hapus Ukraina dari Peta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1024 pada Jumat (13/12/2024).

    Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengeluarkan peringatan serius tentang ambisi Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang berupaya menghapus Ukraina dari peta.

    Dalam pernyataannya kepada lembaga riset Carnegie Europe, Rutte menekankan bahwa ancaman ini tidak hanya terbatas pada Ukraina, tetapi juga dapat meluas ke negara-negara lain di Eropa.

    “Sudah waktunya untuk beralih ke pola pikir masa perang,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan Rusia menggunakan kawanan pesawat tanpa awak yang dapat menimbulkan dampak fatal di Ukraina dan negara-negara Eropa lainnya.

    Peringatan ini disampaikan Rutte dalam pidato pelantikan sebagai Sekretaris Jenderal NATO, hanya dua bulan setelah ia menjabat sebagai pejabat sipil tertinggi di organisasi tersebut.

    Dengan situasi yang semakin memanas, Rutte meminta semua pihak untuk bersiap menghadapi potensi ancaman yang lebih besar dari Rusia.

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1024:

    Paket Senjata Terbaru dari AS

    Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina pada hari Kamis.

    Paket ini bernilai 500 juta dollar AS, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan resmi.

    Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memberikan dukungan tambahan kepada Ukraina hingga akhir masa pemerintahan Biden.

    “Kami berkomitmen untuk membantu Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia,” ujar Kirby.

    Sebagai bagian dari dukungan ini, Washington juga mengumumkan 10 hari yang lalu bahwa mereka akan mengirimkan bantuan senjata lainnya.

    Paket itu termasuk rudal, amunisi ranjau antipersonel, dan berbagai senjata lainnya, dengan total nilai mencapai 725 juta dollar AS.

    Pemerintahan Biden berusaha untuk memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia sebelum masa jabatannya berakhir pada bulan Januari.

    Setelah itu, presiden terpilih Donald Trump akan mengambil alih kepemimpinan.

    Biden dan timnya berfokus pada upaya untuk memastikan Ukraina mendapatkan dukungan yang diperlukan dalam waktu yang terbatas ini, sebagai bagian dari strategi untuk melawan agresi yang sedang berlangsung.

    Pertahanan Ukraina di Pokrovsk Terus Diuji

    Pertempuran di sekitar Kota Pokrovsk, Ukraina timur, semakin intensif.

    Hal ini disampaikan oleh komandan militer tertinggi Ukraina setelah serangan Rusia yang berlangsung selama berbulan-bulan.

    Analis memperkirakan bahwa pasukan Rusia kini hanya berjarak beberapa kilometer dari Pokrovsk.

    Staf Umum Ukraina melaporkan pada hari Kamis bahwa selama 24 jam terakhir, pasukan Ukraina berhasil menangkis hampir 40 upaya serangan dari Rusia untuk menyerbu pertahanan di sekitar Pokrovsk.

    Pertahanan Ukraina di wilayah Donetsk telah mengalami tekanan yang signifikan sejak awal tahun ini akibat serangan Rusia yang terus-menerus.

    Pokrovsk merupakan salah satu benteng pertahanan utama Ukraina dan juga berfungsi sebagai pusat logistik penting di wilayah Donetsk.

    Keberadaan kota ini sangat strategis bagi pertahanan Ukraina dalam menghadapi agresi militer Rusia.

    Dengan situasi yang semakin memanas, fokus internasional kini tertuju pada kemampuan Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan yang terus berlanjut.

    Ukraina Belum Siap Perundingan dengan Rusia

    Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Kamis (12/12/2024) malam oleh penyiar publik Suspilne, Yermak menyatakan bahwa Ukraina tidak memiliki dua elemen penting yang dibutuhkan untuk memulai dialog: senjata jaminan keamanan dan status internasional yang diinginkan.

    “Belum hari ini,” ujar Yermak ketika ditanya tentang kesiapan Ukraina untuk memulai perundingan.

    Pernyataan ini muncul di tengah pertimbangan terbuka Presiden Volodymyr Zelensky mengenai kemungkinan penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik yang dimulai sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

    Meskipun ada diskusi tentang perundingan, Yermak menegaskan bahwa kondisi saat ini belum mendukung langkah tersebut.

    Dengan situasi yang masih tidak menentu, Ukraina tetap berfokus pada upaya untuk mendapatkan dukungan internasional dan memperkuat posisi pertahanannya sebelum melanjutkan dialog dengan Rusia.

    Kaja Kallas: Gunakan Dana Rusia untuk Mendukung Ukraina

    Miliaran dana negara Rusia yang saat ini dibekukan di Uni Eropa harus dialokasikan untuk membantu Ukraina.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Kaja Kallas, diplomat utama Uni Eropa yang juga merupakan perwakilan tinggi untuk urusan luar negeri dan keamanan.

    Kallas menegaskan bahwa Ukraina memiliki klaim yang sah untuk mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialaminya akibat invasi Rusia.

    Kallas mengilustrasikan pentingnya aset yang dibekukan dengan pernyataan, “Lebih baik memiliki burung kecil di tangan Anda daripada burung besar di atap.”

    Ia menekankan bahwa saat ini Uni Eropa memiliki “burung kecil” tersebut, yaitu aset yang dibekukan, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung Ukraina.

    Usulan Kallas muncul di tengah meningkatnya pertanyaan mengenai cara mendanai Ukraina dalam jangka menengah serta membayar tagihan rekonstruksi yang sangat besar.

    Dengan situasi yang terus berkembang, penggunaan dana yang dibekukan dapat menjadi solusi strategis dalam mendukung Ukraina dan menekan Rusia lebih lanjut.

    Kedepannya, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memastikan bahwa dana tersebut dapat segera dimanfaatkan demi kepentingan Ukraina dan stabilitas regional.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump Bicara Soal Kemungkinan Perang dengan Iran, Apa Katanya?

    Trump Bicara Soal Kemungkinan Perang dengan Iran, Apa Katanya?

    Washington DC

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan “apa pun bisa terjadi” ketika ditanya soal kemungkinan berperang dengan Iran saat dia kembali menjabat nantinya.

    “Apa pun bisa terjadi. Apa pun bisa terjadi. Situasinya sangat fluktuatif,” ucap Trump saat ditanya soal kemungkinan perang melawan Iran dalam wawancara dengan majalah TIME, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/12/2024).

    Trump kemudian menambahkan bahwa menurutnya, hal yang paling berbahaya yang terjadi saat ini adalah Ukraina menembakkan rudal ke Rusia, yang menurutnya merupakan eskalasi konflik besar-besaran.

    Wawancara dengan TIME itu bertepatan dengan penobatan Trump sebagai “Person of the Year” untuk tahun ini.

    Trump memiliki riwayat yang buruk dengan Iran, di mana pada masa jabatan pertamanya, tepatnya tahun 2020 lalu, dia memerintahkan serangan udara AS yang menewaskan jenderal penting Iran, Qassem Soleimani, yang saat itu sedang berada di wilayah Irak.

    Kemudian tahun 2018 lalu, Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian nuklir Iran yang disepakati pendahulunya, mantan Presiden Barack Obama, pada tahun 2015, dan memberlakukan kembali rentetan sanksi ekonomi untuk Teheran yang sebelumnya telah dilonggarkan.

    Perjanjian nuklir itu mengatur pembatasan terhadap kemampuan Iran dalam memperkaya uranium — proses yang dapat menghasilkan material fissile untuk senjata nuklir.

  • Lagi, AS Umumkan Bantuan Militer Rp 8 T untuk Ukraina

    Lagi, AS Umumkan Bantuan Militer Rp 8 T untuk Ukraina

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer terbaru senilai US$ 500 juta (Rp 8 triliun) untuk Ukraina. Bantuan terbaru ini diumumkan saat pemerintahan Washington di bawah Presiden Joe Biden berupaya meningkatkan dukungan untuk Kyiv sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat.

    “Amerika Serikat memberikan paket senjata dan peralatan signifikan lainnya yang sangat dibutuhkan kepada mitra Ukraina, saat mereka mempertahankan diri dari serangan Rusia yang sedang berlangsung,” ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (13/12/2024).

    Bantuan militer terbaru untuk Ukraina itu akan diambilkan dari pasokan militer AS.

    Kemenangan Trump dalam pilpres November lalu telah menimbulkan keraguan untuk masa depan bantuan AS bagi Ukraina. Saat ini, ada peluang terbatas muncul bagi bantuan senilai miliaran dolar AS yang sudah disahkan untuk bisa dicairkan sebelum Trump dilantik bulan depan.

    Partai Republik mengatakan pemerintahan Trump yang akan datang “kemungkinan” akan mengurangi bantuan untuk Ukraina, yang telah didukung secara kuat oleh Washington sejak Rusia menginvasi negara itu tiga tahun lalu.

    Paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina yang diumumkan Blinken pada Kamis (12/12) ini mencakup amunisi bagi peluncur roket HIMARS, amunisi artileri, drone, kendaraan lapis baja dan peralatan untuk melindungi dari serangan kimia, biologi, radiologi dan nuklir, serta peralatan militer lainnya.

    Paket bantuan ini berbeda dengan paket bantuan keamanan lainnya senilai US$ 988 juta dan paket terpisah senilai US$ 725 juta, yang terlebih dulu diumumkan oleh AS pada awal bulan ini.

  • Timteng Lebih Pelik dari Rusia-Ukraina, Tapi Mudah Disetop

    Trump Ingin Perang di Timteng Berakhir, tapi Tak Percaya Netanyahu

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam perbincangan dengan Majalah Time setelah dinobatkan sebagai ‘Tokoh Tahun Ini’ mengaku ingin perang di Gaza berakhir.

    Trump juga berbicara tentang perang di Israel dan Ukraina, serta harapannya untuk kesepakatan penyanderaan. Selain itu, Trump juga membahas soal kemungkinan perang dengan Iran.

    Dalam wawancara dengan Majalah Time, Trump juga ditanya apakah dia percaya bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin perang di Gaza berakhir.

    “Ia (Netanyahu) tahu saya ingin ini (perang) berakhir,” kata Trump. Ketika ditanya apakah ia memercayai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Trump terdiam sejenak sebelum berkata, “Saya tidak memercayai siapa pun.”

    Pria berusia 78 tahun ini juga menjawab mengenai kemungkinan perang dengan Iran. “Apa pun bisa terjadi,” ucap politikus AS dari Partai Republik ini.

    Majalah Time mencatat bahwa Trump sebelumnya membanggakan diri tentang menghindari perang selama masa jabatan pertamanya sebagai Presiden AS, tetapi mengakui bahwa konflik semacam itu mungkin diperlukan selama masa jabatannya yang akan datang, yang akan dimulai pada bulan Januari 2025.

    Berbicara tentang perang Rusia-Ukraina, Trump mengatakan ia bermaksud menjadi penengah sebuah kesepakatan. “Satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan adalah dengan tidak meninggalkan (Ukraina). Apa yang terjadi sungguh gila,” katanya.

    Ia mengkritik Kyiv karena menggunakan rudal buatan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia bulan lalu, tetapi mengurungkan janji kampanye sebelumnya untuk memediasi perjanjian damai dalam waktu 24 jam. “Saya pikir Timur Tengah akan terpecahkan. Saya pikir ini lebih rumit daripada Rusia-Ukraina, tetapi saya pikir ini lebih mudah dipecahkan,” ujar Trump.

    Laporan pada hari Rabu (11/12) merinci kesepahaman yang dicapai Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dengan tim Trump, memastikan kepentingan Israel di Gaza terlindungi setelah kesepakatan penyanderaan, mirip dengan pengaturan dengan Lebanon. Ini kontras dengan keinginan Trump yang diungkapkan untuk “mengakhiri,” perang seperti yang dikatakannya dalam wawancara tersebut.

    Mereka yang terlibat dalam negosiasi dengan Hamas menggambarkan proses tersebut sebagai serius dan optimis, meskipun tidak ada resolusi yang diharapkan dalam waktu dekat. Mungkin butuh waktu dua hingga tiga minggu untuk mencapai keputusan.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]