Negara: Ukraina

  • Ulah China Bisa Bikin Satu Dunia Lumpuh Seketika

    Ulah China Bisa Bikin Satu Dunia Lumpuh Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – China kerap meluncurkan inovasi teknologi yang menggemparkan dunia. Beberapa saat lalu, China dilaporkan memiliki alat yang bisa mengancam jaringan komunikasi global. 

    Alat tersebut adalah ‘pemotong’ super canggih yang dikembangkan Pusat Penelitian Ilmiah Kapal China (CSSRC). Kemampuannya bisa memotong kabel bawah laut yang menjadi penopang 95% transmisi data global.

    Perlu diketahui, kabel bawah laut terbuat dari material tangguh seperti baja, karet, dan polimer yang tebal. Kabel bawah laut itu sangat krusial untuk keberlangsungan jaringan komunikasi dan infrastruktur energi di seluruh dunia.

    Sangat sulit untuk menghancurkan Namun, alat pemotong buatan China dikatakan bisa membelah kabel tersebut dengan mudah.

    Alat pemotong China mampu memotong jalur pada kedalaman hingga 4.000 meter atau 2 kali kedalaman infrastruktur komunikasi bawah laut yang ada. Alat ini dirancang untuk diintegrasikan dengan kapal selam berawak dan tak berawak canggih milik China, termasuk seri Fendouzhe (Striver) dan Haidou.

    Mulanya, alat pemotong canggih itu dikembangkan untuk penyelamatan warga sipil dan penambangan bawah laut. Namun, potensi penggunaan ganda alat ini untuk memotong kabel bawah laut menimbulkan kekhawatiran bagi negara lain.

    Misalnya, pemotongan kabel di dekat titik rawan strategis seperti Guam, dapat mengganggu komunikasi global yang menandakan krisis geopolitik, menurut lapor South China Morning Post.

    Sebagai informasi, kabel bawah laut di Guam penting bagi strategi pertahanan rantai pulau kedua militer Amerika Serikat (AS).

    Desain alat pemotong ini berhasil mengatasi beberapa tantangan teknis signifikan yang disebabkan oleh kondisi bawah laut, menurut tim yang dipimpin oleh engineer Hu Haolong.

    Pada kedalaman 4.000 meter, di mana tekanan air melebihi 400 atmosfer, cangkang paduan titanium dan segel yang dikompensasi minyak pada perangkat tersebut mencegah terjadinya ledakan, bahkan selama penggunaan jangka panjang.

    Terbuat dari Berlian

    Mata pisau konvensional tidak efektif terhadap kabel yang diperkuat baja. Untuk mengatasi hal ini, Hu dan timnya menciptakan roda gerinda berlapis berlian berukuran 150 mm (enam inci) yang berputar pada kecepatan 1.600 rpm, menghasilkan tenaga yang cukup untuk menghancurkan baja sekaligus meminimalkan gangguan sedimen laut.

    Dirancang untuk kapal selam dengan sumber daya terbatas, alat ini dilengkapi motor satu kilowatt dan peredam gigi 8:1. Meski sistemnya efisien, namun penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan panas berlebih.

    Alat tersebut dioperasikan oleh lengan robotik dalam jarak pandang hampir nol. Perangkat ini juga dilengkapi teknologi pemosisian canggih untuk memastikan penyelarasan yang tepat.

    Bukti Kekuatan China

    Peluncuran perangkat ini menandai langkah penting seiring upaya China memperluas kehadirannya di infrastruktur bawah laut. Beijing kini mengoperasikan armada kapal selam berawak dan tak berawak terbesar di dunia, dengan kemampuan untuk mengakses semua bagian lautan di dunia.

    Alat pemotong kabel baru China yang dapat dioperasikan dari platform tak berawak yang tersembunyi, memiliki potensi untuk mengeksploitasi kemacetan strategis tanpa perlu muncul ke permukaan.

    Kemampuan ini telah memicu diskusi yang berkembang dalam komunitas penelitian militer, khususnya setelah hancurnya jaringan pipa gas alam dasar laut Rusia oleh oknum tak dikenal selama perang dengan Ukraina.

    Namun, para ilmuwan China bersikeras bahwa alat tersebut, yang telah berhasil memotong kabel setebal 60 mm dalam uji coba di darat, dirancang untuk mendukung “pengembangan sumber daya laut”.

    Pasalnya negara-negara makin terdorong untuk mengalihkan fokus mereka ke arah eksploitasi sumber daya dari laut.

    Terlepas dari tujuan penggunaannya, terobosan baru ini akan makin memungkinkan China untuk meningkatkan kemampuan pengembangan sumber daya lautnya, memajukan ekonomi biru, dan memperkuat statusnya sebagai kekuatan maritim yang sangat penting untuk mencapai tujuan jangka panjang negara tersebut, kata para ilmuwan.

    Beberapa saat lalu, pembangunan ‘stasiun luar angkasa’ sedalam 2.000 meter di dasar Laut Cina Selatan dimulai, yang dirancang untuk menampung sedikitnya enam orang selama sebulan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Macron Minta Ukraina Dilibatkan dalam Pertemuan Trump dengan Putin

    Macron Minta Ukraina Dilibatkan dalam Pertemuan Trump dengan Putin

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia meminta Ukraina dan Eropa harus untuk dilibatkan dalam pertemuan tersebut.

    “Sejak mereka membahas nasib Ukraina, Ukraina harus dilibatkan. Sejak mereka membahas dampaknya terhadap keamanan Eropa, Eropa harus dilibatkan,” kata Macron kepada wartawan setelah pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa selatan di Slovenia dilansir AFP, Senin (20/10/2025).

    Seperti diketahui, Rencana pertemuan itu mencuat setelah percakapan telepon kedua pemimpin, yang diklaim Kremlin, berlangsung “sangat jujur dan penuh kepercayaan”.

    Pembicaraan telepon itu dilakukan di tengah upaya diplomatik dalam penyelesaian perdamaian untuk perang Ukraina, yang mereda selama dua bulan terakhir, setelah pertemuan puncak antara Putin-Trump di Alaska pada 15 Agustus lalu gagal membuahkan hasil yang substansial.

    “Telah disepakati bahwa perwakilan kedua negara akan segera mulai menyelenggarakan pertemuan puncak yang dapat digelar, misalnya, di Budapest,” kata ajudan utama Putin, Yuri Ushakov, saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

    “Itu adalah percakapan yang sangat substantif, dan pada saat yang sama, sangat jujur dan penuh kepercayaan,” sebutnya, sembari menambahkan bahwa percakapan telepon selama 2,5 jam itu merupakan inisiatif Rusia.

    “Vladimir Putin menegaskan kembali pernyataannya bahwa rudal Tomahawk tidak akan mengubah situasi di medan perang, tetapi akan secara signifikan merusak hubungan antara kedua negara kita. Belum lagi prospek penyelesaian damai,” ucap Ushakov.

    (dek/eva)

  • Akademisi: Setahun pemerintahan Prabowo entas kemiskinan di Papua

    Akademisi: Setahun pemerintahan Prabowo entas kemiskinan di Papua

    Prabowo telah menunjukkan komitmen nyata dalam memutus rantai kemiskinan. Tugas kita semua adalah menjaga konsistensi dan mengawal kebijakan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat

    Jakarta (ANTARA) – Akademisi Universitas Papua (UNIPA) Manokwari, Danni Waimbo, mengatakan satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen pengentasan kemiskinan di tanah Papua melalui berbagai program pro-rakyat yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.

    Menurut Danni, kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran sejauh ini mampu menjawab ekspektasi publik, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga bagi kawasan timur Indonesia yang selama ini menghadapi tantangan pembangunan.

    “Arah pembangunan yang dijalankan bersifat inklusif, berorientasi pada kesejahteraan, dan berpihak pada masyarakat kecil,” kata Danni dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

    Dalam satu tahun ini, kata dia, seluruh pihak telah melihat kerja nyata pemerintah, terutama dalam penurunan angka pengangguran, penciptaan lapangan kerja padat karya, serta stabilitas harga bahan pokok.

    Di Papua, berbagai program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Gratis sangat berdampak bagi masyarakat di daerah pedalaman.

    Ia menambahkan keberhasilan Presiden Prabowo juga tercermin dari ketegasan dalam reformasi birokrasi, termasuk melakukan pergantian alias reshuffle kabinet yang tidak tebang pilih terhadap pejabat tidak sejalan dengan semangat pemerintahan bersih.

    Langkah tersebut, sambung Danni, memperlihatkan komitmen Presiden dalam memberantas praktik korupsi dan memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif.

    Dirinya berpendapat pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa merupakan kebijakan brilian yang pro terhadap rakyat.

    “Penyaluran dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke sistem perbankan nasional menjadi langkah nyata untuk menggerakkan ekonomi riil, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat,” tuturnya.

    Dia pun menilai berbagai program unggulan seperti Program Koperasi Merah Putih, MBG, Sekolah Gratis, Magang Berbayar, hingga Bantuan Langsung Tunai merupakan manifestasi nyata dari visi Presiden Prabowo untuk menyejahterakan rakyat secara menyeluruh, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) seperti Papua.

    Disebutkan bahwa masyarakat Papua membutuhkan intervensi langsung dari negara untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan bergizi, pendidikan yang layak, dan akses pekerjaan.

    Berbagai program tersebut, lanjutnya, menjawab kebutuhan itu secara konkret, sehingga jika terus dijalankan dengan konsisten, diyakini kemiskinan di Papua akan berkurang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

    Dalam konteks stabilitas politik dan ekonomi, dirinya juga mengapresiasi langkah Presiden yang tetap menempatkan keamanan nasional dan diplomasi aktif sebagai prioritas.

    “Sikap Indonesia yang bebas dan aktif dalam menyikapi konflik global seperti Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel menunjukkan kepemimpinan yang visioner dan bermartabat di mata dunia”, ucap Danni menegaskan.

    Ke depan, ia berharap pemerintahan Prabowo-Gibran terus memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar pelaksanaan program strategis nasional semakin efisien dan berdampak langsung bagi rakyat.

    Dia menekankan pentingnya menghapus ego sektoral dan mendorong kebijakan yang berorientasi pada kepentingan publik, bukan kepentingan elit.

    Menurutnya, kunci efektivitas pemerintahan adalah koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi antara pusat dan daerah.

    Dengan begitu, dirinya menyarankan agar perencanaan program strategis dilakukan secara bottom-up (bawah ke atas) supaya benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di lapangan, termasuk masyarakat Papua.

    Ia pun optimistis semangat Presiden Prabowo untuk membangun Indonesia dari pinggiran bukan sekadar slogan.

    Untuk itu, satu tahun ini dinilai sebagai fondasi kuat menuju pemerataan kesejahteraan nasional, di mana Papua menjadi bagian penting dari visi Indonesia Maju dan Berdaulat.

    “Prabowo telah menunjukkan komitmen nyata dalam memutus rantai kemiskinan. Tugas kita semua adalah menjaga konsistensi dan mengawal kebijakan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat,” ungkapnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Usulkan Pembagian Donbas untuk Akhiri Invasi Rusia di Ukraina

    Trump Usulkan Pembagian Donbas untuk Akhiri Invasi Rusia di Ukraina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (19/10) mengatakan bahwa Ukraina dan Rusia seharusnya menghentikan pertempuran di garis depan dan mulai bernegosiasi untuk mengakhiri perang, meski artinya harus melepas wilayah timur Donbas yang saat ini berada di bawah pendudukan Moskow.

    “Kami berpikir bahwa yang seharusnya mereka lakukan adalah menghentikan perang di garis tempat mereka berada, garis terdepan, pulang, berhentilah membunuh orang, dan selesai,” kata Trump kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanan dari Florida ke Washington.

    Trump menambahkan bahwa sekitar “78 persen wilayah tersebut telah diambil oleh Rusia,” dan bahwa sisanya “sangat sulit untuk dinegosiasikan.” Ia menegaskan, “Biarkan saja seperti sekarang. Wilayah ini toh sudah terpecah. Mereka bisa bernegosiasi lagi di kemudian hari.”

    Pernyataan itu muncul dua hari setelah pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pada Jumat (17/10). Ketika ditanya apakah ia meminta Zelensky menyerahkan Donbas kepada Rusia, Trump membantah. “Tidak. Kami tidak pernah membicarakannya,” ujarnya.

    Trump diduga desak Zelensky serahkan Donbas

    Namun, Financial Times, mengutip sumber anonim, melaporkan bahwa Trump diduga mendesak Zelensky untuk menyerahkan seluruh wilayah Donbas sebagai bagian dari usulan penghentian perang, langkah yang akan memberikan keuntungan strategis besar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Sebelumnya, wilayah industri Donbas, yang mencakup Donetsk dan Luhansk, menjadi salah satu wilayah paling diperebutkan dalam konflik Rusia-Ukraina karena kaya akan sumber daya alam dan pusat industri berat Ukraina. Wilayah ini memiliki cadangan batu bara, bijih besi, serta infrastruktur pabrik besar yang menjadi tulang punggung ekonomi Ukraina timur, sehingga pendudukan Donbas menjamin kendali terhadap sumber daya strategis.

    Zelensky siap hadiri pertemuan puncak di Budapest

    Presiden Zelensky pada Senin pagi (20/10) mengatakan bahwa ia siap bergabung dengan Trump dan Putin dalam pertemuan puncak yang direncanakan di Budapest, Hungaria, jika mendapat undangan resmi.

    “Jika saya diundang ke Budapest, baik dalam format pertemuan bersama atau diplomasi shuttle, kami akan setuju,” kata Zelensky kepada wartawan di Kyiv.

    Trump dan Putin sebelumnya menyatakan bahwa mereka akan bertemu di ibu kota Hungaria dalam beberapa minggu mendatang. Pertemuan tersebut diharapkan menjadi bagian dari upaya baru Trump untuk menengahi kesepakatan damai guna mengakhiri perang Rusia, Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

    Zelensky kembali ke negaranya pada Minggu malam (19/10), setelah melakukan kunjungan tiga hari ke Washington. Setibanya di Kyiv, ia menegaskan bahwa Ukraina “tidak akan pernah memberikan imbalan apa pun kepada teroris atas kejahatan mereka.”

    “Kami mengandalkan mitra kami untuk menjunjung tinggi posisi ini,” tulis Zelensky di media sosial, merujuk pada koalisi sukarela 33 negara untuk keamanan Ukraina, yang mencakup Inggris, Prancis dan Jerman. Ia mendesak negara sekutu untuk “tidak menuruti atau berusaha menenangkan Rusia” dan menyerukan “langkah-langkah tegas” dari Eropa serta Amerika Serikat.

    Zelensky pulang dengan tangan kosong?

    Zelensky bertolak ke Washington pada Jumat (17/10) untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Kunjungan ini dilakukan setelah lobi selama berminggu-minggu dari Ukraina untuk memperoleh pasokan rudal jarak jauh Tomahawk dari Washington. Namun, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil, karena Trump ingin lebih fokus mencari solusi kebuntuan di Ukraina melalui “terobosan diplomatik baru,” yang diyakini terinspirasi dari kesepakatan damai Gaza sepekan sebelumnya.

    Setelah pertemuan tersebut, Trump menulis di media sosial bahwa pembicaraannya dengan Zelenskyy “sangat menarik dan bersahabat,” namun ia menambahkan, “Saya mengatakan kepadanya, seperti yang juga saya sarankan dengan tegas kepada Presiden Putin, bahwa sudah waktunya untuk menghentikan pembunuhan, dan membuat PERJANJIAN!”

    Sebelumnya, Trump telah memperingatkan Rusia bahwa AS mungkin akan mengirimkan misil Tomahawk ke Ukraina jika konflik tidak segera diselesaikan. Namun, dalam pertemuan itu, ia tidak memberikan jaminan pengiriman senjata dan justru mengusulkan agar Ukraina dan Rusia menghentikan pertempuran di garis depan saat ini, lalu menyelesaikan perselisihan teritorial kemudian, pendekatan yang tidak disambut baik oleh Ukraina.

    Sementara itu, serangan udara Rusia terus menargetkan infrastruktur energi Ukraina, termasuk rumah sakit di Kharkiv yang terpaksa mengevakuasi pasien akibat serangan tersebut. Zelenskyy menekankan kebutuhan mendesak akan sistem pertahanan udara tambahan dari AS dan sekutunya untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting.

    Meskipun ada penurunan signifikan dalam bantuan militer dari AS pada Juli dan Agustus, hingga kini belum ada langkah konkret untuk memenuhi permintaan Ukraina. Secara keseluruhan, meskipun ada upaya diplomatik antara AS dan Ukraina, hasilnya terbatas, sementara kekhawatiran Ukraina mengenai kurangnya dukungan militer signifikan dari AS terus berlanjut.

    Rusia kembali melancarkan serangan terhadap pasokan energi Ukraina pada Jumat malam hingga Sabtu, menyusul pembicaraan di Washington yang bertujuan mengakhiri perang, menegaskan bahwa konflik masih jauh dari selesai.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga video “Israel Serang Gaza, Trump Sebut Gencatan Senjata Masih Berlaku” di sini:

    (ita/ita)

  • Zelensky Bilang Putin Lebih Kuat dari Hamas, Serukan Tekanan AS

    Zelensky Bilang Putin Lebih Kuat dari Hamas, Serukan Tekanan AS

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Donald Trump untuk memberikan tekanan lebih besar kepada Vladimir Putin agar mengakhiri perang melawan Ukraina. Zelensky menyebut presiden Rusia itu lebih kuat daripada Hamas, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada hari Minggu di NBC.

    Dilansir Al Arabiya, Senin (20/10/2025), ditanya dalam acara “Meet the Press” di NBC pada Minggu (19/10) waktu setempat, apakah Trump harus bersikap lebih keras terhadap Putin setelah mempelopori kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Zelensky menjawab dalam bahasa Inggris, “Ya, dan bahkan lebih keras lagi karena Putin memang mirip, tetapi lebih kuat daripada Hamas,” ujar Zelensky.

    Ia menambahkan: “Dan itulah mengapa ada lebih banyak tekanan.”

    Wawancara tersebut ditayangkan setelah Zelensky kembali dari perjalanan ke Washington, di mana ia gagal mengamankan pasokan rudal jarak jauh Tomahawk.

    Zelensky bertemu Trump di Gedung Putih setelah meminta Tomahawk selama berminggu-minggu, berharap untuk memanfaatkan rasa frustrasi Trump yang semakin besar terhadap Putin setelah pertemuan puncak di Alaska gagal menghasilkan terobosan.

    Namun, pemimpin Ukraina itu pulang dengan tangan kosong, sementara Trump mengincar terobosan diplomatik baru berdasarkan kesepakatan damai Gaza pekan lalu.

    Dalam wawancaranya itu, Zelensky juga mengatakan bahwa ia harus diikutsertakan dalam rencana perundingan mendatang di Budapest antara Trump dan Putin.

    “Jika kita benar-benar menginginkan perdamaian yang adil dan abadi, kita membutuhkan kedua belah pihak dalam tragedi ini,” kata Zelensky. “Ya, dia memang penjajah, tetapi Ukraina sedang menderita dan berjuang. Dan, tentu saja, bagaimana mungkin [ada] kesepakatan tanpa melibatkan kami?” cetus Zelensky.

    Rusia telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur sipil Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan ribuan orang kehilangan pemanas dan penerangan seiring mendekatnya musim dingin.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Imigrasi Jakut segera periksa wanita mengaku WNA Ukraina di Pademangan

    Imigrasi Jakut segera periksa wanita mengaku WNA Ukraina di Pademangan

    Jakarta (ANTARA) –

    Seorang wanita yang mengaku sebagai warga negara asing (WNA) asal Ukraina diketahui luntang-lantung di sekitar pertokoan di Jalan Gunung Sahari RT 01 RW 01, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara (Jakut).

    Kasi Inteldakim Kantor Imigrasi TPI Jakarta Utara Widya Anusa Brata mengaku belum mengetahui informasi keberadaan WNA tersebut, namun ia segera mengirimkan personel ke lokasi jika orang tersebut benar warga Ukraina.

    “Kami belum menerima laporan dan kami akan tindaklanjuti,” kata Widya di Jakarta, Senin.

    Sementara itu, petugas Lembaga Musayawarah Kelurahan (LMK) RW 01 Pademangan Barat Dedi Permana mengatakan wanita itu sudah seminggu berada di lokasi tersebut.

    “Info dari petugas Linmas RW 01, wanita itu sudah seminggu berada di lokasi tersebut dan sehari-harinya cuma duduk-duduk, tidur-tiduran,” kata Dedi.

    Dia mengatakan wanita itu mengaku sebagai warga Ukraina kepada petugas Linmas dan sedang menunggu teman prianya yang juga merupakan WNA.

    Menurut Dedi, perempuan itu sedang menunggu teman prianya yang merupakan orang Yaman atau Arab yang tinggal di penginapan di daerah Jakarta Pusat.

    “Dia juga jago ngomong bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” ujar Dedi.

    Selain itu, sambung dia, wanita itu juga sering meminta kepada orang-orang agar dibelikan kuota ponsel dan meminta makan kepada pedagang.

    “Dia minta kuota internet ke orang, infonya buat menelepon teman pria. Dia tidak mengetahui tempat tinggal pria tersebut. Dia telpon, dia nunggu di situ. Dulu katanya pernah janjian ketemu di lokasi tersebut. makanya dia nunggu,” tutur Dedi.

    Kendati demikian, Dedi mengaku belum memeriksa barang-barang dibawa oleh wanita itu beserta identitasnya karena khawatir terjadi kesalahpahaman.

    “Dia bawa buntelan yang dibawa di bahunya, dan rencananya saya mau melaporkannya ke pihak terkait,” ungkap Dedi.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Minyak Jatuh Lebih dari 2%, IEA Prediksi Kelebihan Pasokan – Page 3

    Harga Minyak Jatuh Lebih dari 2%, IEA Prediksi Kelebihan Pasokan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia cenderung stabil pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2025), namun mencatat penurunan mingguan lebih dari 2%. Pelemahan harga minyak ini terjadi setelah Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan adanya potensi kelebihan pasokan (glut)

    Selain itu, harga minyak mentah juga turun karena adanya kabar bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk menggelar pertemuan baru membahas konflik Ukraina.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (18/10/2025), harga minyak mentah Brent naik tipis USD 0,23 atau 0,38% menjadi USD 61,29 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik USD 0,08 atau 0,14% ke USD 57,54 per barel.

    Pertemuan antara Trump dan Putin dijadwalkan berlangsung di Hongaria dalam dua pekan ke depan, menyusul tercapainya gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Langkah ini juga bertepatan dengan kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Gedung Putih, di mana ia meminta tambahan bantuan militer, termasuk rudal jarak jauh Tomahawk buatan AS. Sementara itu, Washington menekan India dan China agar menghentikan pembelian minyak Rusia.

    Menurut Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, meredanya ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina telah mengurangi risiko geopolitik secara signifikan.

    “Kita melihat perdamaian di Timur Tengah, Iran yang kini lebih netral, dan pergeseran di Ukraina — risiko pasar berkurang secara luar biasa,” ujarnya.

     

  • Rusia Murka Drone Ukraina Tewaskan Wartawan Meliput Zona Perang

    Rusia Murka Drone Ukraina Tewaskan Wartawan Meliput Zona Perang

    JAKARTA – Rusia menuntut Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengutuk serangan pesawat nirawak Ukraina yang menewaskan seorang wartawan peliput konflik bersenjata dari zona perang.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mendesak diambilnya langkah-langkah komprehensif untuk mencegah hal serupa di masa mendatang.

    “Kami akan berupaya sekuat tenaga agar lembaga-lembaga internasional memberikan penilaian hukum yang semestinya atas pembunuhan yang disengaja ini dan kejahatan junta Kiev lainnya terhadap warga sipil,” kata Zakharova kepada Tass, Jumat 17 Okotber.

    Zakharova menegaskan organisasi-organisasi internasional terkait harus segera bertindak mengecam serangan Ukraina menewaskan jurnalis perang asal Rusia bernama Ivan Zuyev tersebut. 

    “Mereka yang bertanggung jawab atas kematian jurnalis Rusia tersebut akan diidentifikasi dan pasti akan dihukum,” tegasnya.

    Dia mengajak lembaga-lembaga multilateral terkait, terutama Direktur Jenderal UNESCO, perwakilan OSCE untuk kebebasan media, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, dan organinasi hak asasi manusia transnasional lainnya, memenuhi kewajibannya segera mengutuk kejahatan terbaru rezim Kiev.

    Termasuk, lanjut dia, mengambil langkah-langkah komprehensif untuk mencegah hal serupa di masa mendatang.

    “Kami akan berupaya sekuat tenaga agar lembaga-lembaga internasional memberikan penilaian hukum yang semestinya atas pembunuhan yang disengaja ini dan kejahatan junta Kiev lainnya terhadap warga sipil.” “Mereka yang bertanggung jawab atas kematian jurnalis Rusia tersebut akan diidentifikasi dan pasti akan dihukum,” tegasnya.

    Adapun Ivan Zuyev merupakan wartawan perang media RIA Novosti menjadi korban tewas drone militer Ukraina saat bertugas meliput di wilayah Zaporozhye, Ukraina. Rekan Zuyev, Yury Voitekovich, yang juga menjadi korban terluka parah.

  • Tak Terpengaruh Surat ICC, Hongaria Pastikan Putin Bisa Masuk ke Negaranya Bertemu Trump

    Tak Terpengaruh Surat ICC, Hongaria Pastikan Putin Bisa Masuk ke Negaranya Bertemu Trump

    JAKARTA — Hongaria akan memastikan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memasuki negara itu untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump yang direncanakan di Budapest.

    Trump pada Kamis menyetujui pertemuan kedua mengenai perang di Ukraina yang akan diselenggarakan di ibu kota Hongaria, dengan mengatakan pertemuan tersebut mungkin akan berlangsung dalam dua minggu ke depan.

    Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah berbicara dengan Trump pada Kamis dan juga dengan Putin pada Jumat, 17 Oktober, dengan mengatakan persiapan “sedang berjalan lancar”.

    Pilihan Budapest telah menarik perhatian.

    Putin menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), yang sedang dalam proses meninggalkan Hongaria.

    Moskow membantah tuduhan ICC, sambil menyebut surat perintah tersebut sebagai bukti permusuhan Barat terhadap Rusia.

    “Kami akan memastikan bahwa ia memasuki Hongaria, melakukan negosiasi yang berhasil di sini, dan kemudian kembali ke tanah air,” kata Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto dilansir Reuters.

    “Tidak perlu konsultasi apa pun dengan siapa pun, kami adalah negara berdaulat di sini. Kami akan menerima (Putin) dengan hormat, menjamunya, dan menyediakan persyaratan baginya untuk bernegosiasi dengan presiden Amerika,” sambungnya.

    Orban, sekutu lama Trump yang juga menjalin hubungan dekat dengan Rusia, mengatakan pertemuan itu dapat berlangsung dalam dua minggu ke depan jika menteri luar negeri AS dan Rusia berhasil menyelesaikan masalah yang tersisa pada pertemuan yang direncanakan minggu depan.

    Szijjarto mengatakan tanggal pertemuan dapat didiskusikan setelah pertemuan tersebut.

    Orban, yang sebelumnya berbicara di radio pemerintah, mengatakan pertemuan itu “akan membahas perdamaian” dan jika ada kesepakatan damai, hal itu akan mengarah pada fase baru pembangunan ekonomi di Hongaria dan Eropa.

    Orban mengatakan Eropa harus membuka jalur diplomatiknya sendiri terhadap Rusia. Dia juga kembali menuduh Uni Eropa mengambil apa yang disebutnya “sikap pro-perang” atas Ukraina.

  • Amerika OTW Krisis Serius, Bom Utang hingga Perang Saudara

    Amerika OTW Krisis Serius, Bom Utang hingga Perang Saudara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri hedge fund Bridgewater Associates, Ray Dalio, memperingatkan Amerika Serikat (AS) menuju krisis serius. Dalam sebuah wawancara, Dalio mengatakan hal ini akibat kenaikan utang dan perpecahan politik.

    Seperti rekan-rekan seprofesi lainnya seperti Jamie Dimon dan Jerome Powell, Dalio khawatir akan datang saat di mana jumlah utang yang harus dijual AS melebihi minat pasar untuk membelinya. Ia secara khusus memperingatkan bahwa rasio utang-terhadap-PDB AS yang saat ini berada di sekitar 125 % berisiko memicu “bom utang” (debt bomb) jika investor kehilangan kepercayaan.

    Kondisi ini akan memaksa pembeli utang menuntut premi yang lebih tinggi untuk menjamin imbal hasil. Bahkan, keluar dari pasar sama sekali.

    “Ketika utang dan layanan utang relatif terhadap pendapatan Anda, itu seperti plak di arteri yang kemudian mulai menekan pengeluaran,” ujarnya dikutip Fortune, Jumat (17/10/2025).

    Selain ancaman ekonomi, Dalio juga sangat prihatin terhadap konflik internal di AS. Ia mencatat bahwa AS kini lebih terpecah dibandingkan masa lalu, dengan survei Gallup tahun lalu menunjukkan 80 % warga Amerika percaya negara mereka “sangat terpecah” pada isu-isu utama.

    Pendiri Bridgewater itu memperingatkan bahwa jika gesekan di AS terus berlanjut, kemampuan individu untuk “saling menyakiti” tidak pernah setinggi ini. AS bisa kembali ke masa bak “perang sipil”.

    “Kami berada dalam peperangan. Ada perang finansial, perang uang. Ada perang teknologi, ada perang geopolitik, dan ada lebih banyak perang militer,” katanya.

    “Jadi, kita memiliki semacam perang sipil yang berkembang di AS dan di tempat lain, di mana ada perbedaan yang tidak dapat didamaikan,” jelasnya.

    Bukan Hal Baru

    Kekhawatiran Dalio mengenai ketegangan geopolitik yang dapat meluas menjadi konflik global bukanlah hal baru. Kembali pada tahun 2023, Dalio telah memperingatkan bahwa kemungkinan perang dunia ketiga telah meningkat menjadi 50% setelah invasi Rusia ke Ukraina dan konflik Israel-Hamas.

    Meskipun beberapa pihak menganggap peringatan Dalio berlebihan, kehati-hatiannya terbukti di masa lalu. Terutama ketika Bridgewater mulai memperingatkan risiko besar yang tertanam “dalam sistem” sebelum krisis keuangan 2008.

    Dalam menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan ini, Dalio menekankan pentingnya sejarah.

    “Kapan pun ada hal-hal yang datang yang belum pernah saya lihat sebelumnya, saya benar-benar perlu memahami apakah hal itu terjadi dalam sejarah sehingga saya dapat memahami mekanismenya, itulah mengapa saya mempelajari sejarah,” tambahnya.

    Ia juga menawarkan prinsip pribadinya tentang kekhawatiran. Menurutnya, kekhawatiran merupakan tanda bahwa seseorang telah mengenali atau memahami sesuatu

    “Dalam sejarah kita harus menyadari bahwa semua tatanan harus berakhir, dan kemudian ada tatanan baru, dan ada tantangan. Saya punya prinsip, jika Anda khawatir, Anda tidak perlu khawatir. Dan jika Anda tidak khawatir, Anda perlu khawatir, jika Anda khawatir, maka Anda akan mengurus apa yang Anda khawatirkan dan [mencegahnya] terjadi,” tegasnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]